• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanenbaum, Andrew S.(2011 : 2) mendefinisikan jaringan komputer sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanenbaum, Andrew S.(2011 : 2) mendefinisikan jaringan komputer sebagai berikut:"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

7

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

2.1.1 Jaringan Komputer

Tanenbaum, Andrew S.(2011 : 2) mendefinisikan jaringan komputer sebagai berikut:

Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer yang saling berhubungan menggunakan suatu teknologi. Dua buah komputer dikatakan saling terhubung jika mereka dapat saling bertukar informasi. Hubungan dapat dilakukan melalui kawat tembaga (copper wire), fiber optic, microwaves, infrared, dan communication satellites juga dapat digunakan. Hubungan umumnya terjadi untuk membuat sebuah jaringan yang besar, seperti internet sebagai contoh jaringan besar yang paling dikenal dari sebuah jaringan.

Masih sering terjadi kesalahpahaman di dalam literatur antara jaringan komputer dengan sistem yang terdistribusi. Perbedaan utamanya adalah di dalam sistem yang terdistribusi, sebuah personal computer yang menampilkan penggunanya sebagai sebuah sistem yang bersangkut paut. Biasanya model sistem tersebut langsung berhubungan dengan user. Sering kali lapisan dari software pada bagian sistem operasi yang disebut juga dengan middleware bertanggung jawab dalam penerapan model ini. Contoh paling umum dari penerapan sistem ini adalah World Wide Web, yang dijalankan melalui internet dimana semuanya terlihat seperti sebuah dokumen (Web page).

Pada dasarnya, sebuah sistem yang terdistribusi adalah sistem software yang dibangun di atas sebuah jaringan. Software ini memberikan gambaran tentang sangkut paut dan kejelasannya dari sebuah sistem. Selain itu, perbedaan antara jaringan dan sistem terdistribusi berada di software (khususnya sistem operasi), bukan di hardware.

(2)

2.1.2 Klasifikasi Jaringan Komputer

Jaringan komputer dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok yang biasa digunakan, yaitu Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), Wide Area Network (WAN).

Local Area Network (LAN)

Local Area Network adalah suatu jaringan komunikasi yang saling menghubungkan berbagai jenis perangkat dan menyediakan suatu pertukaran data diantara perangkat perangkat tersebut (Stallings, William. 2004. P466). Local Area Networking umumnya memiliki cakupan yang kecil. Biasa dipakai dalam menghubungkan jaringan dalam sebuah gedung seperti kantor atau tempat kost.

Gambar 2. 1 Jaringan Local Area Networking

Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network adalah jaringan yang biasanya mencakup area metropolitan yaitu sebuah area yang biasanya lebih besar dari LAN tetapi

(3)

lebih kecil dari WAN, misalnya antar wilayah suatu provinsi (Lammle. 2005: P670). Metropolitan Area Networking juga dapat menghubungkan beberapa LAN menjadi suatu bagian jaringan yang lebih besar. Cakupan geografis dari MAN tidak menghubungkan area geografis yang berbeda

Gambar 2.2 Jaringan Metropolitan Area Network

Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network mencangkup area geografis yang luas, biasanya negara atau benua. WAN terlihat seperti sebuah jaringan kabel LAN yang besar tetapi ada beberapa perbedaan yang melampaui sebuah kabel panjang. (Tanenbaum. 2011: 23-24). Biasanya sebuah jaringan dapat disebut WAN saat sebuah node harus menggunakan layanan jarak jauh.

(4)

Gambar 2.3 Jaringan Wide Area Network

2.1.3 Topologi Jaringan Komputer

Menurut Nathan J. Muller (p55), sebuah network dapat dianggap reliable pada saat jaringan tersebut dapat berjalan dengan baik saat sedang terjadi kesalahan atau sebuah situasi kritis. Setiap topologi jaringan memiliki situasi kritikal yang berbeda-beda. Kehandalan sebuah jaringan bergantung pada keadaannya dan kesesuaiannya dengan aplikasi tertentu.

1. Topologi Star

Topologi star adalah topologi yang memiliki keunggulan dalan ketersediaan link. Dalam topologi star, semua network devices (nodes) atau LAN segment tersambung pada sebuah central hub. Sehingga apabila terjadi kegagalan komunikasi pada suatu node, node lainnya akan tetap bersambung dengan baik. (Muller 2009:55)

(5)

Gambar 2.4 Topologi Star

2. Topologi Ring

Dalam hal kehandalan, topologi ring memiliki kelemahan bagi kedua nodes nya yang tersambung. Topologi ring membuat segmen dimana satu nodes tersambung dengan dua nodes lain yang terdekat nya. Jadi dalam pertukaran data, setiap nodes saling tersambung dalam pengiriman transmisi data. Apabila terjadi kesalahan pada media transmisi di sebuah nodes, maka nodes lain akan ikut terkena dampak dari kegagalan transmisi tersebut. (Muller 2009:56)

(6)

Gambar 2.5 Topologi Ring

3. Topologi BUS

Topologi bus membuat jaringan secara seri dengan sebuah kabel sebagai backbone nya. Topologi bus juga merupakan topologi yang memiliki tingkat kehandalan yang rendah. Ketika sebuah jaringan dalam nodes mengalami kegagalan maka semua jaringan akan terkena dampaknya.

( Muller 2009:56)

(7)

4. Topologi Mesh

Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links). Topologi mesh digunakan ketika dibutuhkan jaringan yang tidak boleh kesalahan sedikitpun dalam komunikasi, contohnya sistem kontrol pembangkit tenaga nuklir. (Muller 2009:57)

Gambar 2.7 Topologi Mesh

2.1.4 OSI (Open Systems Interconnection) Model

Didirikan pada tahun 1947, International Standarts Organization (ISO) adalah organisasi multinational yang dibuat untuk menciptakan kesepatan standar international. Sebuah standar ISO yang mencangkup semua aspek jaringan komunikasi adalah Open Systems Interconnection (OSI) model. Hal itu pertama kali dikenalkan pada tahun 1970an. (Forouzan, Behrouz A. 2010. 20)

(8)

Open System adalah sebuah protocol yang menghubungkan dua sistem yang berbeda untuk saling berkomunikasi dengan didasari oleh sebuah arsitektur. Tujuan dari OSI model adalah untuk menunjukan bagaimana cara menghubungkan dua sistem yang berbeda tanpa mengubah konfigurasi dasar sebuah perangkat keras atau lunak. OSI model bukan sebuah protocol, OSI model adalah sebuah desain sistem jaringan yang menghubungkan semua jenis sistem komputer. OSI layer terdiri dari tujuh lapisan yang saling berhubungan. (Forouzan, Behrouz A. 2010. 21)

. Gambar 2.9 OSI Layer

Physical Layer - Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau token ring), topologi jaringan, dan pengkabelan. Selain itu, pada level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card(NIC) berinteraksi dengan media kabel atau nirkabel. Layer physical berkaitan langsung dengan besaran fisik seperti listrik, magnet, gelombang, Data biner dikodekan berbentuk sinyal yang dapat ditransmisi melalui media jaringan.

(9)

Data Link Layer - mengubah physical layer menjadi link yang dapat dipercaya. Data Link membuat physical layer mejadi seolah-olah tidak ada kerusakan pada lapisan selanjutnya (network layer) juga mengkoordinasi bits menjadi frame. Pada level ini terjadi error correction, flow control, pengalamatan perangkat keras (MAC Address), dan menentukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti bridge dan switch layer 2 beroperasi.

Network Layer - network layer betanggung jawab memindahkan sebuah paket dari awal hingga tujuannya, berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan melakukan routing melalui internetworking dengan menggunkan router dan switch layer-3. Pada layer ini dilakukan juga proses deteksi error dan transmisi ulang paket-paket yang error.

Transport Layer - layer bertanggung jawab pada setiap proses yang dilalui dalam pengiriman pesan hingga sampai ke tujuan tanpa ada kesalahan, memecah data menjadi paket paket data serta memberikan nomor urut setiap paket sehingga dapat disusun kembali setelah diterima. Paket yang diterima dengan sukses akan diberi tanda (acknowledgement). Sedangkan paket yang rusak atau hilang ditengah jalan akan dikirim ulang.

Session Layer - session layer adalah sebuah lapisan yang memegang kontrol dari interaksi antar sistem mulai dari pembuatan, pengembangan, dan sikronisasi hubungan.

Presentation Layer - menangani bagian sintaksis dan sematik dari informasi yang terjadi antara dua sistem yaitu translasi, enkripsi, dan kompresi data yang hendak ditrasnmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.

(10)

Application Layer - berfungsi sebagai antarmuka (penghubung). Memungkinkan pengguna baik itu manusia maupun peranti lunak untuk mengakses jaringan. (Forouzan, Behrouz A. 2010. 24-28)

2.1.5 MAC Address

MAC Address (Media Access Control Address) adalah sebuah alamat jaringan yang diimplementasikan pada lapisan data-link dalam tujuh lapisan model OSI, yang merepresentasikan sebuah node tertentu dalam jaringan. MAC address merupakan alamat yang unik yang memiliki panjang 48-bit (6 byte) yang mengidentifikasikan sebuah komputer, interface dalam sebuah router, atau node lainnya dalam jaringan.

MAC Address mengizinkan perangkat-perangkat dalam jaringan agar dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Dalam sebuah komputer, MAC address ditetapkan ke sebuah kartu jaringan (network interface card/NIC) yang digunakan untuk menghubungkan komputer yang bersangkutan ke jaringan. Network interface card adalah sebuah kartu yang dapat ditancapkan ke dalam sebuah slot dalam motherboard komputer yang berfungsi sebagai penguhubung dari komputer ke sebuah jaringan komputer.

MAC Address umumnya tidak dapat diubah. MAC address dibuat sangat unik, 24 bit pertama dari MAC address merepresentasikan siapa pembuat kartu tersebut, dan 24 bit sisanya merepresentasikan nomor kartu tersebut. Setiap kelompok 24 bit tersebut dapat direpresentasikan dengan menggunakan enam digit bilangan heksadesimal, sehingga menjadikan total 12 digit bilangan heksadesimal yang merepresentasikan keseluruhan MAC address.

Agar antara komputer dapat saling berkomunikasi satu dengan lainnya, frame-frame jaringan harus diberi alamat dengan menggunakan alamat Layer-2 atau MAC address. Tetapi, untuk mempermudah komunikasi pada jaringan,

(11)

digunakanlah alamat layer-3 yang merupakan alamat IP yang digunakan oleh jaringan TCP/IP. (Lewis, Wayne. 2008. 42)

2.1.6 TCP/IP

Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) diciptakan oleh Departemen Pertahanan Amerika (DARPA) karena mereka menginginkan jaringan yang dapat bertahan dalam kondisi apapun, sekalipun perang nuklir. Department of Defense (DOD) menginginkan jaringan yang dapat mengirimkan paket pada setiap saat, dalam kondisi apapun, dari satu titik ke titik lainnya. Dari keinginan tersebut lahirlah TCP/IP (DoD model), dimana menjadi standar pertumbuhan internet. Model TCP/IP Memiliki 4 layer: Layer Application, Layer Transport, Layer Internet, dan Layer Network Access. Seperti yang diketahui bahwa model TCP/IP dan model OSI mempunyai konsep yang sama, tetapi masing-masing mempunyai jumlah layer dengan nama yang berbeda. (Lammle, Todd. 2013. 88-89)

(12)

1. Layer Application menjelaskan sebuah protokol untuk aplikasi komunikasi dari node ke node dan mengontrol tampilan pengguna

2. Layer Transport bertanggung jawab untuk komunikasi antara aplikasi. Layer ini membuat aliran informasi data yang dapat dipercaya dan mungkin menyediakan pemeriksaan error. Data dibagi kedalam beberapa paket yang dikirim ke internet Layer dengan sebuah header. Header mengandung alamat tujuan, alamat sumber dan checksum. Checksum diperiksa oleh mesin penerima untuk melihat apakah paket tersebut ada yang hilang pada rute. 3. Layer Internetwork ini menghubungkan paket dari transport Layer ke

seluruh jaringan. Layer ini menentukan alamat pengguna dengan memberikan alamat IP(internet protocol) dan menggunakan algoritma routing untuk menentukan kemana data dikirim.

4. Layer Networks Access adalah level yang paling bawah dari susunan TCP/IP. Pada layer ini dilakukan pertukaran data antara pengguna dengan jaringan. Layer network access ini memungkinkan penentuan alamat perangkat keras dimana datagram dikirim ke atau dari phisycal network. (Lammle, Todd. 2013. 90)

2.1.7 Perangkat Jaringan

Perangkat jaringan adalah alat-alat yang digunakan sebagai penghubung dalam sebuah jaringan untuk berbagi data, berbagi informasi, memperluas jaringan, dan fungsi-fungsi jaringan lainnya.

a. Switch

Switch bekerja seperti hub, menghubungkan beberapa segmen dari sebuah jaringan secara bersamaan, tetapi dengan tiga perbedaan signifikan – switch mengetahui frame (data digital) dan memperhatikan asal dan tujuan MAC address dari frame tersebut begitu juga dengan port yang menerima frame tersebut. Hub tidak melakukan hal tersebut. Hub hanya mengirim semua yang

(13)

mereka terima dari satu port ke semua port lainnya. (Lammle, Todd. 2012. 120-121)

Jadi jika sebuah switch mengetahui bahwa tujuan akhir sebuah frame terdapat pada sebuah segmen yang terhubung melalui port yang berbeda dari port pengirim, switch tersebut hanya akan mengirimkan frame keluar dari port dimana tujuan tersebut berada. Jika switch tidak bisa melacak tujuan akhir dari frame, switch akan mengirimkan frame ke semua port yang terhubung dengannya kecuali kepada port pengirim.

Cara kerja switch (Lammle, Todd. 2012. 304-307) :

Pengenalan alamat (Adrress Learning)

Ketika sebuah alat transmisi menerima sebuah frame, switch tersebut menyimpan alamat frame ke dalam MAC address table, yang berfungsi sebagai pengingat dimana sebuah alat pengirim berada. Switch tersebut kemudian tidak mempunyai pilihan kecuali mengirim frame tersebut ke semua jaringan melalui semua port kecuali port pengirim karena switch tidak mengetahui alamat tujuan frame.

MAC address table merupakan tabel yang dibuat sendiri oleh switch dengan menyimpan MAC address dari sebuah perangkat yang terhubung melalui port nya. Setelah menyimpan MAC address tersebut ke dalam tabel, switch sekarang mengetahui jalur untuk mengirim ke perangkat tersebut. (Lewis, Wayne. 2008. 51)

Ketika sebuah alat transmisi lain menjawab frame yang disebar tersebut dan mengirimkan fame kembali, kemudia switch akan mengambil MAC address dari pengirim tersebut dan menyimpan dalam databasenya, selain itu menyimpan kembali alamat port yang mengirim kembali frame tersebut. Karena sekarang switch tersebut sudah mempunyai MAC address dari pengirim frame tersebut, kedua alat transmisi tersebut sekarang bisa membuat koneksi point-to-point. Switch tidak perlu menyebar frame ke semua port seperti sebelumnya karena

(14)

sekarang frame tersebut dapat dikirim hanya kepada alat yang sudah diketahui tersebut. Hal inilah yang membuat switch lebih baik dari hub, karena pada hub, semua frame dikirim keluar melalui semua port setiap saat – apapun alasanya. Ini dikarenakan hub hanya mampu menerima, menyimpan, dan mengirim data.

Pengambilan keputusan (Forward/Filter Decisions)

Ketika sebuah frame sampai pada switch, alamat tujuan dibandingkan dengan MAC database dan switch membuat keputusan pengiriman. MAC database adalah kumpulan informasi yang berisi alamat MAC (MAC address) yang didata pada sebuah switch. Jika alamat tujuan sudah diketahui (berada pada MAC database), frame hanya akan keluar melalui jalan keluar yang sudah ditentukan. Switch tidak akan mengirimkan frame keluar melalui jalan lain kecuali tujuannya.

Seperti pada bagian sebelumnya, jika alamat tujuan tidak terdapat pada MAC database, maka frame tersebut akan disebar melalui semua port kecuali port pengirim. Dan jika media lain menjawab frame yang disebar tersebut, MAC database akan diperbaharui dengan tambahan alamat tujuan yang baru.

Jadi pada dasarnya, jika server mengirim semua frame pada sebuah jaringan LAN, switch akan menyebarkan frame tersebut ke semua port kecuali port pengirim.

(15)

b. Router

Router adalah sebuah perangkat jaringan yang digunakan untuk menghubungkan atau memisahkan banyak segmen jaringan secara bersamaan, Penggabungan banyak segmen jaringan menjadi satu disebut dengan internetwork. Sebuah router dapat dikonfigurasi sedemikian rupa untuk membuat keputusan tentang jalan yang terbaik untuk membawa data sebuah jaringan ke tujuannya. Router menggabungkan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan jalur terbaik ini berdasarkan pada kegunaan sebuah data. (Lammle, Todd. 2012. 121)

Router dapat dikonfigurasikan seolah-olah seperti sebuah komputer dengan menggunakan operating sistemnya yang cukup kompleks, seperti contohnya Cisco’s IOS. Dan dikarenakan kompleksitas dan flesibilitasnya, mereka dapat dikonfigurasikan dengan fungsi perangkat jaringan lainnya dengan hanya mengkonfigurasi kegunaan perangkat lain kedalam perangkat lunak router. (Lammle, Todd. 2012. 122)

Router mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari protokol OSI layer. Dalam IT, routing dapat diartikan sebagai proses pengambilan sebuah paket dari satu perangkat dan mengirimnya melalui sebuah jaringan ke perangkat lainnya pada jaringan yang berbeda. Proses kerjanya dengan menggunakan alamat jaringan dari tujuan untuk mengirim atau menerima paket melalui jaringan yang sudah di routing, kemudian perangkat keras dari pengguna digunakan untuk menyambungkan pengiriman paket dari router ke alamat tujuan. (Lammle, Todd. 2012. 254-255)

(16)

Untuk dapat melakukan routing, sebuah router harus mengetahui beberapa informasi seperti (Lammle, Todd. 2012. 255) :

• Alamat tujuan pengiriman

• Router yang terhubung langsung

• Semua router lain pada jaringan yang tidak terhubung langsung dengan router tersebut (remote networks)

Jalur terbaik ke setiap router di remote networks

Router mempelajari tentang remote networks dari router lain atau dari administrator. Router kemudian membuat routing table (sebuah map yang berisi jaringan internetwork) yang menjelaskan bagaimana menemukan remote networks tersebut. Jika sebuah jaringan sudah terhubung langsung (menggunakan kabel) dengan router, maka router sudah mengetahui bagaimana jalur ke jaringan tersebut. (Lammle, Todd. 2012. 255)

Jika sebuah jaringan tidak terhubung langsung, router harus menggunakan salah satu dari dua cara untuk menghubungkannya. Salah satunya disebut dengan static routing, dimana akan membutuhkan banyak pekerjaan karena membutuhkan seseorang untuk memasukkan informasi semua lokasi jaringan ke dalam routing table. Cara lainnya dalah dynamic routing.

Pada dynamic routing, sebuah protocol pada router berkomunikasi dengan protocol yang sama yang sedang berjalan pada router lain. Router tersebut kemudian saling berbagi informasi mengenai jaringan lain yang mereka ketahui dan menaruhnya pada routing table mereka. Jika terjadi perubahan pada sebuah jaringan, protocol dynamic routing ini secara otomatis akan memberitahu semua router mengenai hal tersebut. Jika digunakan static routing, administrator bertanggung jawab untuk mengetik semua perubahan ke semua router.

(17)

2.1.8 Pengalamatan Jaringan

Lammle, Todd (2013.120) menjelaskan pengalamatan jaringan sebagai berikut:

Pengalamatan jaringan memberikan identitas unik pada setiap jaringan. Setiap mesin pada jaringan yang sama mempunyai alamat jaringan sebagai bagian dari alamat IP. Contohnya pada alamat IP 172.16.30.56, 172.16 adalah alamat jaringan tersebut.

Node address yang adalah alamat unik pada setiap mesin yang ada di sebuah jaringan. Bagian dari alamat ini harus unik karena mereka membedakan mesin-mesin yang ada. Contohnya pada alamat IP 172.16.30.56, 30.56 adalah node address.

Perancang internet memutuskan untuk membuat kelas pada jaringan berdasarkan besarnya jaringan. Untuk jaringan dengan jumlah sedikit dan mempunyai banyak sekali nodes, mereka menciptakan jaringan kelas A. Kemudian mereka membuat kelas C, untuk jaringan yang kecil dengan jumlah node yang sedikit. Kemudian diantara kelas yang besar dan kecil tersebut dibuatlah kelas B.

(18)

(Lammle, Todd. 2013. 120-124)

Class A

IP kelas A dibuat untuk network yang berskala besar dimana IP kelas A dapat menampung 16.777.214 host per network dan terdapat 128 network didalamnya. IP Kelas A diawali dengan octet 0 dimana 8 bit octet pertama mewakili network address dan 24 bit sisa mewakili host address.

Range dari IP kelas A adalah 1.0.0.0 – 126.255.255.255. Untuk IP 127.0.0.0 tidak dapat digunakan karena sudah dipesan untuk Inter-process Communication di dalam perangkat jaringan.

Class B

IP Kelas B digunakan untuk network skala sedang sampai skala besar dengan jumlah host yang dapat mencapai 65.534 hosts per network dan terdapat 16.384 network didalamnya. IP kelas B memiliki range dari 128.0.0.0 – 191.255.255.255 dengan default subnet mask yaitu 255.255.0.0 dimana 2 octet awal mewakili network address dan 2 octet sisanya mewakili host address.

Class C

IP Kelas C digunakan untuk network skala kecil yang dapat menampung 254 hosts dan 2.097.152 network didalamnya dengan default subnet mask yaitu 255.255.255.0. 3 octet awal mewakili network address dan 1 octet sisanya mewakili sebagai host address. Range ip kelas C dari 192 – 223.

Class D

IP Kelas D digunakan untuk kepentingan multicast, dimana pengirim dapat mengirimkan paket berupa datagram hanya ke suatu group network tertentu. Range IP kelas D dimulai dari 224.0.0.0 – 239.255.255.255.

(19)

Class E

IP Kelas E digunakan untuk keperluan eskperimental dan penelitian yang disiapkan untuk masa yang akan mendatang. Range dari IP Kelas E adalah 240.0.0.0 – 255.255.255.254.

2.1.9 NAT

Network Address Translation (NAT) awal mulanya dibuat untuk mengurangi IP address yang berlebihan dengan memungkinkan beberapa private IP address untuk di representasikan oleh public IP address yang lebih sedikit. Karena NAT sangat membantu dalam mengurangi public IP addresss yang dibutuhkan dalam sebuah jaringan, akan sangat mudah jika ada penggabungan skema internal IP addressing yang sama antara dua perusahaan. (Lammle, Todd.2013. 542)

NAT dibagi menjadi 3 bagian (Lammle, Todd.2013. 544) :

 Static NAT – NAT tipe ini dibuat untuk memungkinkan pemetaan antara address local dan address global IP. Perlu diperhatikan bahwa pada static NAT diperlukan satu IP address internet untuk setiap pengguna pada jaringan.

 Dynamic NAT – NAT ini memberikan kemampuan untuk pemetaan pada IP lokal ke IP global melalui sekumpulan IP global. Router tidak harus dikonfigurasi secara statis untuk pemetaan IP address saat akan menggunakan static NAT, tetapi harus mempunyai IP address untuk semua yang akan mengirim dan menerima paket melalui internet pada waktu yang bersamaan.

 Overloading NAT – ini adalah konfigurasi NAT yang paling umum. Perlu diketahui overloading NAT adalah bentuk lain dari dynamic NAT yang memetakan beberapa IP address lokal pada satu IP address global menggunakan alamat port yang berbeda. NAT overload juga dikenal

(20)

dengan nama lain Port Address Translation (PAT). PAT memungkinkan anda menghubungkan ribuan pengguna ke internet dengan hanya menggunakan satu IP address global.

2.1.10 Bandwidth

Bandwidth adalah lebar bidang frekuensi yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Mahanta, Devajit (2013 : 2) mengatakan bahwa bandwidth dalam jaringan komputer mengacu pada kecepatan transfer data yang didukung oleh koneksi jaringan atau interface. Bandwidth biasa dihitung dalam bits per second(bps).

Bandwidth dapat berarti juga sejumlah data yang ditransmisikan melalui sebuah saluran komunikasi dalam sebuah jangka waktu tertentu. Selain itu bandwidth dapat juga diartikan jumlah informasi yang dapat ditransmisikan pada jaringan dalam waktu tertentu. Di dalam lingkup jaringan kecil atau LAN, bandwidth lebih sering dikenal sebagai kecepatan hubungan atau koneksi antar komputer yang saling terhubung.

2.1.11 Throughput

Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam suatu hari menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang mendownload suatu file. (Dewo,2005,P2 ).Throughput walau pun memiliki satuan perhitungan yang sama dengan bandwidth, tetapi throughput lebih pada menggambarkan bandwidth yang sebenarnya (aktual) pada suatu waktu tertentu dan pada kondisi dan jaringan internet tertentu yang digunakan untuk mendownload suatu file dengan ukuran tertentu

(21)

2.2 Teori Khusus 2.2.1 Mangle

Mikrotik menggunakan mangle untuk beberapa pekerjaan. Menandai data dengan menggunakan koneksi, paket, atau jalur routing adalah pekerjaan dari sistem mangle. Kunci utama dari mangle adalah data yang cocok atau kecocokan data. (Burgess, Dennis M. 2009. 151-152)

Prerouting

Prerouting adalah peraturan mangle yang paling umum. Data akan diproses ketika melalui router, tapi yang lebih penting, data akan ditandai sebelum proses routing terjadi. Jadi penandaan akan diberikan pada data sebelum ditentukan jalur routing yang akan diambil oleh data tersebut.

Postrouting

Postrouting biasanya digunakan untuk paket yang akan meninggalkan router yang ingin dimangle. Kebalikkan dari prerouting, pada postrouting data akan ditandai setelah proses routing terjadi. Sistem mangle ini baik digunakan ketika terjadi perubahan pada paket setelah melalui proses routing.

2.2.2 Marking

Ketika menggunakan mangle, salah satu kuncinya adalah marking. Digunakan untuk menandai data untuk digunakan di fasilitas RouterOS lainnya. RouterOS akan menggunakan marking untuk mengidentifikasi trafik. Dikarenakan marking ini hanya digunakan untuk menandai pada RouterOS, marking tidak akan keluar dari router. Dua tipe marking yang paling sering digunakan adalah Packet Marks dan Routing Marks. (Burgess, Dennis M. 2009. 152-153)

Packet Marks

Ketika data pada sistem queue akan diidentifikasi, akan digunakan packet marks untuk menandai data tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk menandai trafik data untuk fasilitas RouterOS lainnya.

(22)

Untuk mengidentifikasi paket, akan digunakan mangle untuk mencocokan data. Ketika data sudah cocok maka paket dapat ditandai. Ini akan memberikan jejak virtual hanya pada bagian dalam sistem RouterOS.

Routing Marks

Routing Marks memungkinkan kita untuk menandai data saat sedang berjalan. Data yang dicocokan dapat mempunyai routing marks dan packet marks secara bersamaan. Seperti juga packet marks, data akan dicocokan dan kemudian akan diberikan tanda pada paket itu. Routing marks mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi trafik pada routing di RouterOS.

2.2.3 Layer 7 Filters

Layer 7 Filters atau yang biasa disebut dengan Layer 7 Protocol adalah sebuah metode yang digunakan untuk mencari pola atau pattern pada sebuah paket data yang melewati TCP/UDP. Umumnya, ketika mengidentifikasi trafik data digunakan port, protocol, IP address, dll. Tetapi terdapat beberapa aplikasi dan data yang menggunakan tipe data lain, contohnya beberapa instant messenger menggunakan TCP port 80 untuk berhubungan dengan servernya, sedangkan port 80 adalah port yang umumnya digunakan untuk trafik website HTTP. Jika kita melakukan penyaringan dengan protokol lain, tentu akan sangat susah dan hampir mustahil untuk menemukan paket data tersebut. Inilah yang membedakan layer 7 filters pada RouterOS dengan filter pada RouterOS lainnya, umumnya pada filter lain, paket data hanya diidentifikasi berdasarkan 40bits pertama dari data tersebut atau berdasarkan TCP header data yang berisi IP address pengirim, IP address tujuan, dan port yang digunakan. Dan TCP header data tersebut hanya merupakan 2% dari total keseluruhan data, itulah yang menyebabkan proses filtering ini dapat berjalan dengan cepat. Tetapi pada layer 7 filters, keseluruhan isi dari paket tersebut dilihat dan diidentifikasi, dan hal inilah yang membuat layer 7 filter dapat melakukan penyaringan atau pengidentifikasian data secara spesifik. (Burgess, Dennis M. 2008. 162-164)

(23)

2.2.4 HTB (Hierarchial Token Bucket)

Mikrotik menggunakan sebuah sistem yang dinamakan HTB atau Hierarchial Token Bucket untuk mengatur semua queue dan kontrol bandwidth didalam RouterOS. HTB adalah sistem yang memungkinkan untuk mengontrol kapan data dapat di transmisikan. Sistem HTB ini menggunakan struktur queue dengan membuat tiga HTB queue yaitu Global-In, Global-Total, Global-Out. Seringkali data yang masuk dari LAN ke WAN atau sebaliknya tidak dapat dikontrol, tetapi dengan metode ini semua aspek pengiriman data dapat dikontrol melalui sistem RouterOS.

HTB mempunyai dua batasan, limit batasan terendah dan limit batasan tertinggi atau yang disebut dengan CIR(Committed Information Rate) dan MIR(Maximum Information Rate). CIR atau limit batasan terendah di RouterOS dapat diartikan sebagai batasan jumlah bandwidth terendah yang didapat. Hal inilah yang dapat dijanjikan sebagai kecepatan minimal kepada pengguna. MIR atau batasan limit tertinggi dapat diartikan sebagai batasan tertinggi dari bandwidth yang didapat oleh penggguna pada kondisi dimana ada bandwidth yang tidak terpakai. (Burgess, Dennis M. 2009. 249)

Ketika sebuah paket melalui router, paket tersebut akan melalui tiga queue global dari HTB dan juga melewati tampilan interface dari HTB queue. Jadi ketika sebuah data melewati router, ia melewati empat bagian dari HTB queue. Data yang masuk ke router hanya akan melewati queue Global-In dan Global-Total, jadi data tersebut hanya akan melalui dua queue. Kemudian data akan keluar melalui queue Global-Out, Global-Total, dan queue interface HTB. Berikut adalah gambarannya :

(24)

Gambar 2.12 jalur paket HTB

Pada gambar diatas dapat dilihat proses kerja sebuah paket data dalam sistem HTB. Ketika sebuah paket akan melewati router, paket tersebut masuk melalui input interface atau tampilan awal kemudian menuju pada ConnTrack (ConnectionTrack) dimana jalur masuk menuju proses routing akan ditandai. Setelah itu paket akan melalui tahap prerouting mangle dimana setiap paket ditandai sesuai dengan kebutuhan penggunaannya. Selanjutnya paket akan melewati global-in queue, pada tahap ini setiap paket yang masuk akan melakukan queue atau antrian sebelum paket tersebut dirouting. Setelah melewati global-in queue, proses routing sebuah paket akan ditentukan pada routing decision, jika tujuan dari paket tersebut sudah diketahui, paket akan langsung diteruskan melalui forward mangle, jika tujuan paket belum diketahui maka paket tersebut akan melalui input mangle untuk dirouting pada local-process, setelah itu paket keluar melalui output mangle menuju ke tahap postrouting mangle dimana paket diberikan tanda sebagai paket yang sudah melalui proses routing. Kemudian paket melakukan antrian keluar atau queue pada global-out queue dan keluar menuju ke interface queue, yaitu antrian paket terakhir sebelum paket tersebut selesai diproses dan keluar pada output interface.

(25)

HTB mempunyai bentuk struktur hierarkial queue, artinya HTB mempunyai queue yang merupakan parent dari queue lainnya, dan queue yang merupakan parent dari parent lainnya. Yang dimaksud dengan parent adalah saat sebuah queue memiliki satu child atau queue yang membawahinya, maka queue tersebut disebut dengan parent. Sedangkan yang dimaksud dengan child queue adalah sebuah queue yang memiliki parent dan tidak memiliki queue lain yang berada di bawahnya. Namun tidak peduli berapapun banyaknya parent queue yang ada atau berapapun banyaknya level dari parent queue tersebut, semua child queue diperlakukan dengan sama. Trafik jaringan terjadi hanya pada child queue, parent queue hanya berguna untuk mendistribusikan trafik tersebut. Tetapi tentu saja child queue tidak dapat menerima bandwidth lebih besar daripada parent queuenya. Berikut adalah gambarannya :

Gambar 2.13 Struktur hierarki HTB

Pada gambar 2.13 diatas dapat dilihat bahwa “All-download” merupakan parent queue yang memiliki dua child queue yaitu “VIPs-download” dan “Other-download”, tetapi karena “VIPs-download” memiliki dua child queue juga yaitu “VIP2-download”

(26)

dan “VIP1-download”, maka “VIPs-download” disebut juga sebagai parent queue. Trafik download pada jaringan diatas hanya terjadi pada child queue yaitu “Other-download”, ”VIP2-“Other-download”, dan ”VIP1-download” dengan jalur distribusi melalui parent yang memiliki tingkat tertinggi dan batasan kecepatan download tiap child yang tidak dapat melebihi parent dari masing-masing child .

2.2.5 Queue

Burgess, Dennis M. (2009. 252-260) mengatakan Queue dapat diartikan sebagai wadah, merupakan kelas yang menampung objek dari kelas khusus. Elemen dari kelas khusus diletakkan pada bagian belakang dari queue dan akan keluar dari bagian depan. Queuing digunakan saat trafik meninggalkan router menuju interface fisik atau menuju ke interface virtual (global-in, global-out, dan global-total). Masing-masing virtual interface tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Global-in merupakan queue dari paket data yang diterima router dan akan melalui proses routing . Global-in menampilkan informasi semua trafik yang diterima semua interface router sebelum melalui paket filter. Global-in queuing dieksekusi setelah mangle dan dst-nat

b. Global-out merupakan queue dari paket data yang sudah melalui proses routing dan akan meninggalkan router. Global-out menampilkan informasi semua trafik yang keluar dari interface router. Queue yang ada disini akan mengatur padatnya trafik sebelum meninggalkan router.

c. Global-total merupakan queue yang akan dilalui sebuah paket data setelah melewati Global-in queue dan sebelum masuk pada Global-Out queue. Global-total menampilkan informasi semua trafik yang keluar dan masuk interface router. Jika queuing ini diimplementasikan maka akan membatasi total kecepatan pada kedua arah. Sistem queueing ini dapat beroperasi dengan cara drop packet, data tidak akan berpengaruh pada paket TCP karena setiap paket yang di drop akan dikirim ulang.

Ada beberapa macam queue. RouterOS mensupport empat macam queue, yaitu FIFO, RED, SFQ, dan PCQ. Burgess, Dennis M. (2009. 320-330)

(27)

FIFO Queue

Queue FIFO atau First-In-First-Out melakukan persis seperti namanya, paket yang masuk pertama kali masuk dalam queue akan dikeluarkan sebagai paket yang pertama juga. FIFO queue tidak mengatur paket yang masuk ke router berdasarkan proritas. Ada dua FIFO queue di RouterOS, yaitu byte dan paket. Mereka berdua bekerja dengan cara yang sama, hanya saja yang satu bekerja pada paket data, yang satu bekerja pada byte sebuah data.

Gambar 2.14 FIFO Queue

Cara bekerja FIFO queue sebenarnya mudah, saat sebuah data masuk, data tersebut melalui sebuah queue, queue diumpakan seperti sebuah air dalam wadah dengan sebuah saluran masuk dan saluran pembuangan. Saat sebuah data masuk ke dalam wadah ini, wadah ini mengeluarkan pembuangan dengan aliran yang sudah anda tentukan secara konstan atau stabil. Jadi ketika wadah tersebut memiliki saluran pengeluaran data sebesar 1 Mega, maka itulah yang disebut dengan max-limit. Saat sebuah data masuk kedalam wadah, ia akan mengeluarkannya kembali, tetapi terkadang

(28)

data yang masuk lebih cepat daripada data yang dikeluarkan. Yang kemudian terjadi adalah wadah tersebut akan menjadi penuh, inilah yang disebut sebagai queue size atau kapasitas queue. Jika sebuah queue memiliki kapasitas sebanyak 10 paket data, maka saat ada 10 paket data yang masuk, queue tersebut sudah penuh. Saat paket data datang terus menerus, pengeluaran hanya dapat dilakukan sebanyak max-limit, kemudian akhirnya wadah tersebut tumpah karena terlalu penuh. Paket data yang tumpah tersebut, pada kasus ini disebut dengan dropped. Sekarang saat ada paket data yang hilang, disinilah TCP/IP melakukan tugasnya dengan memperlambat kecepatan masuknya data yang akhirnya kecepatan data yang masuk akan berbeda tipis dengan kecepatan data max-limit yang keluar. FIFO queue adalah sifat dasar dari hampir semua queue, dan dalam pembuatan simple queue atau queue tree akan ditemukan banyak queue yang menerima dan mengeluarkan data secara bersamaan.

Kelebihan FIFO queue :

• Sederhana dan prosesnya cepat, banyak digunakan untuk membatasi dan mengatur bandwidth secara sederhana.

Kelemahan FIFO queue :

• Tidak dapat digunakan pada trafik jaringan yang padat, karena akan sering terjadi dropped pada banyak paket.

• Hanya menyediakan dua prioritas data, data masuk dan data keluar. RED Queue

RED atau Random Early Detection Queue bekerja seperti FIFO queue, dengan satu pengecualian. RED memberikan kemungkinan bahwa paket yang dikirim mungkin diambil secara acak dari queue. Hal ini dikarenakan pada saat pengiriman paket melalui router, paket memenuhi queue yang menyebabkan queue menjadi lambat, dan pada saat yang bersamaan mencoba untuk menambah kecepatannya lagi. Dengan kemungkinan mengeluarkan data secara acak, diharapkan RED dapat mengambil data secara acak meskipun queue belum terisi penuh. Berikut adalah gambarannya :

(29)

Gambar 2.15 RED Queue

Cara kerja RED queue dilakukan dengan mengatur kapasitas rata-rata dari queue menggunakan minimum dan maximum threshold. Threshold dapat diartikan dengan banyaknya kemampuan sebuah queue menampung paket data. Cara kerja RED queue pertama dengan melakukan perhitungan kapasitas rata-rata dari queue yang ada, kemudian paket dieksekusi dengan tiga kondisi yaitu :

Saat kapasitas rata-rata queue lebih rendah dari minimum threshold, maka paket tersebut akan dimasukkan dalam antrian atau queue.

Saat kapasitas rata-rata queue lebih tinggi dari maximum threshold, maka paket tersebut akan di drop atau dibuang.

Saat kapasitas rata-rata queue lebih tinggi dari minimum threshold dan lebih rendah dari maximum threshold, maka sistem akan melakukan perhitungan kemungkinan apabila paket tersebut membuat kapasitas queue menjadi penuh, jika kemungkinannya kecil maka paket akan dimasukkan ke dalam queue, jika kemungkinannya besar maka paket tersebut akan di drop.

Kelebihan dari RED Queue :

• Proses kerjanya cepat

• Baik digunakan pada trafik jaringan yang padat karena paket akan berlebihan akan di dropped sebelum terjadi kepadatan trafik.

(30)

Kekurangan dari RED Queue :

Tidak banyak digunakan karena penggunaan fitur random nya tidak banyak diperlukan dalam penggunaan sehari-hari.

SFQ Queue

Sistem pada SFQ atau Stochastic Fairness Queuing mengambil keuntungan dari prioritas, limit terendah dan limit tertinggi dari queue. SFQ bekerja dengan menggunakan algoritma hashing dan round-robin pada saat mengimplementasikannya dengan membagi trafik yang digunakan menjadi 1024 bagian yang selanjutnya melakukan pengulangan (round-robin) dalam setiap bagian tersebut. Algoritma hashing adalah perhitungan untuk membagi trafik yang dibutuhkan berdasarkan banyaknya jumlah subqueue, sedangkan round-robin dilakukan untuk membatasi jumlah byte sebuah data yang dapat dikirimkan sebuah subqueue sebelum dilakukan pengiriman oleh subqueue selanjutnya dalam sekali pengulangan. Subqueue adalah jalur trafik yang dimiliki oleh sebuah queue. Walaupun queue ini memakan banyak waktu karena prosesnya yang cukup lama, queue ini bagus untuk prioritas trafik karena dengan sistem queue ini, kecepatan data dapat dijamin. Berikut adalah gambarannya :

(31)

Saat sebuah paket memasuki sebuah queue, akan dilakukan perhitungan jumlah subqueue dengan algoritma hashing, setelah diketahui jumlah subqueue maka akan dilakukan round-robin untuk mengatur jumlah byte data yang didapat setiap subqueue dalam sekali perputaran sebelum dilakukannya algoritma hashing selanjutnya.

Kelebihan dari SFQ Queue :

• Dapat digunakan pada trafik yang padat untuk menjamin bahwa seorang user mendapatkan bandwidth yang diperlukan dengan pengaturan prioritas.

Kekurangan dari SFQ Queue :

Tidak dapat melakukan limitasi bandwidth.

• Membutuhkan komputer dengan performa yang cukup tinggi.

PCQ Queue

Per-Connection Queuing adalah queue type pada mikrotik dengan penggunaan yang spesifik. PCQ merupakan pengembangan dari SQF tanpa penggunaan algoritma hashing dan merupakan satu-satunya queue type yang dapat melakukan limitasi. Queue ini dibuat untuk mendistribusi trafik pada jaringan yang besar dengan cukup mudah dan mampu untuk membatasi setiap subqueue yang ada. PCQ bekerja dengan beberapa sistem pembagian atau yang disebut dengan PCQ Classifier untuk membagi subqueue yaitu destination address, destination port, source address dan source port. Setiap subqueue yang dibuat pada dasarnya adalah FIFO queue. Pada implementasinya, intinya adalah pembatasan limit tertinggi untuk setiap IP address atau pembagian jumlah bandwidth dengan semua IP secara merata. Berikut adalah gambarannya :

(32)

Gambar 2.17 PCQ Queue

Paket yang masuk dalam PCQ dibagi sesuai dengan kelompoknya berdasarkan PCQ classifier (destination address, destination port, source address dan source port) kemudian paket tersebut masuk dalam subqueue sesuai dengan pembagiannya dengan sistem FIFO queue pada setiap subqueue tersebut, jadi paket yang pertama masuk merupakan paket yang pertama keluar. Semakin banyak proses pembagian paket yang dibuat, semakin banyak pula jumlah subqueue yang terbentuk. Jumlah kapasitas paket setiap subqueue dapat diatur pada konfigurasi PCQ limit dan kapasitas seluruh queue dapat diatur pada konfigurasi PCQ total limit dengan pembagian kecepatan sesuai dengan banyaknya subqueue yang dibuat.

Dalam penggunaan PCQ queue, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Ada dua batasan pada PCQ queue, yaitu max-limit yang menunjukan keseluruhan queue bandwidth dan pcq-rate. PCQ-rate adalah laju yang diberikan ke setiap subqueue. Jika pcq-rate dibiarkan kosong atau nol, maka tidak akan ada batas pada queue. Hal ini membuat max-limit pada PCQ queue terbagi rata sesuai dengan jumlah pengguna. Tetapi jika contohnya pcq-rate kita isi dengan 128kbps, maka setiap pengguna tidak dapat melebihi batasan kecepatan yang diberikan. Berikut adalah gambarannya :

(33)

Gambar 2.18 PCQ-rate

Pada gambar 2.18 dapat dilihat bahwa saat dilakukan pengaturan PCQ queue dengan bandwidth maksimum yang dimiliki adalah 512Kpbs, jika pcq-rate dibiarkan kosong atau nol, maka jumlah bandwidth akan terbagi sesuai dengan jumlah user. Jika jumlah user yang online hanya satu, user tersebut akan mendapat kecepatan penuh (512Kbps), saat ada dua user yang online maka bandwidth akan terbagi dua sehingga setiap user mendapatkan kecepatan 256Kbps, begitu pula jika ada tujuh user yang online, bandwidth akan terbagi tujuh sehingga setiap user hanya mendapatkan kecepatan sebesar 73Kbps.

Tetapi jika pcq-rate diisi dengan contoh 128Kbps, itu menandakan bahwa setiap user tidak akan mendapat bandwidth lebih dari 128Kbps. Saat ada dua user yang online, meskipun bandwidth yang tersedia ada 512Kbps, tetapi bandwidth yang didapat setiap user tidak akan bisa melebihi jumlah pcq-rate (128Kbps), sehingga kedua user tersebut hanya akan mendapatkan bandwidth 128Kbps.

Dalam penggunaan PCQ, terdapat teknik multiple PCQ, yaitu membuat dan menggunakan beberapa aturan PCQ queue secara sekaligus untuk penggunaan user yang berbeda-beda dengan. Perbedaannya dengan simple queue adalah queue ini tidak

(34)

mengindentifikasi trafik berdasarkan IP address tetapi menggunakan mangle untuk menandai trafik berdasarkan kelompoknya. (Burgess, Dennis M. 2009 : 340-341)

Kelebihan dari PCQ Queue :

Dapat melakukan limitasi bandwidth.

Dapat membagi bandwidth secara merata sesuai jumlah user.

Satu queue dapat mengatur ratusan user atau pengguna.

• Proses kerjanya cepat. Kekurangan dari PCQ Queue :

Membutuhkan konfigurasi yang cukup rumit untuk membagi berdasarkan classifier.

Queue Tree

Queue Tree adalah implementasi dari HTB (Hierarchial Token Bucket). Queue tree hanya bekerja pada satu arah, jadi diperlukan pembuatan dua queue untuk mengontrol trafik secara dua arah, satu untuk arah naik dan satu untuk arah turun. Didalam queue tree, semua queue diproses pada waktu yang bersamaan, jadi queue tree jauh lebih cepat daripada simple queue. Suatu hal yang dapat dilakukan queue tree tetapi tidak dapat dilakukan pada simple queue adalah double-queuing (penggandaan queue). Dengan menggunakan itu pada sistem mangle, paket dapat ditandai dan diproses pada queue tree tanpa perlu menandainya secara dua kali. Selain itu, dapat juga dilakukan pengaturan multiple-parent queue pada queue tree dengan pengaturan parent utamanya berada pada interface mikrotik dan pengaturan dilakukan dengan parent dianggap sebagai interface saat data akan keluar. Perlu diketahui bahwa saat ada simple queue yang memiliki trafik yang sama dengan queue tree, simple queue akan mengambil trafik tersebut sehingga queue tree tidak dapat dijalankan, dikarenakan simple queue selalu diproses terlebih dahulu daripada queue tree.

(35)

Kelebihan dari Queue Tree :

Dapat membuat beberapa parent queue.

Dapat menandai sebuah paket data menggunakan mangle dan memproses paket tersebut berdasarkan queuenya.

Dapat melakukan limitasi bandwidth dan skala prioritas. Kekurangan dari Queue Tree :

Jika ada trafik yang sama pada simple queue, trafik tersebut akan berjalan pada simple queue dan tidak dapat dijalankan pada queue tree.

• Membutuhkan konfigurasi yang cukup rumit.

Simple Queue

Simple Queue dibuat dengan menyediakan satu queue untuk invidual dan beberapa IP address. Konfigurasi paling mudah adalah pada simple queue dengan menaruh IP address dari pengguna yang ingin dikontrol bandwidthnya dan mengatur batas limit terendah dan tertingginya. Simple queue pada dasarnya membuat antara satu sampai tiga queue, diantaranya global-total queue, global-in queue atau global-out queue. Ketiga queue ini sebenarnya terbuat pada queue tree hanya saja kita tidak dapat melihatnya. (Burgess, Dennis M. 2009. 330)

Kelebihan dari Simple Queue :

Dapat melalukan limitasi bandwidth dan prioritas.

• Konfigurasinya mudah. Kekurangan dari Simple Queue :

Prosesnya lebih lama dari queue tree, karena pada simple queue untuk menuju ke queue dengan urutan 99, harus menjalankan proses sampai queue ke 98 terlebih dahulu.

(36)

IP yang ingin diatur harus dimasukkan secara satu per satu.

2.2.6 Bandwidth Management

Menurut Mahanta, Devajit dalam artikelnya (A Study of Bandwidth Management in Computer Networks, 2013) menjelaskan bahwa Bandwidth Management kurang lebih seperti ekonomi, karena kompleksitas tentang bagaimana cara bekerjanya berada diluar logika sederhana. Bandwidth internet bukan merupakan sebuah spectrum; traffic alirannya adalah satu bit per satuan waktu. Untuk mendapatkan transmisi data yang dapat diandalkan dalam jaringan komputer dan internet, dasarnya adalah manajemen dan kontrol bandwidth. Tanpa bandwidth management, pengguna tidak akan mampu menangani semua bandwidth yang tersedia pada jaringan . Ini akan menjadi mustahil untuk membedakan antara berbagai trafik jaringan, dan juga akan sulit untuk mengontrol pengguna atau aplikasi yang memiliki prioritas pada jaringan. Aplikasi yang membutuhkan kuantitas dan kualitas layanan tertentu mungkin tidak dapat bagian dalam hal ketersediaan bandwidth , sehingga membuat beberapa aplikasi berjalan buruk karena bandwidth yang tidak tepat alokasinya.

Bandwidth Management memberikan beberapa manfaat diataranya : a. Pemakaian applikasi dengan lebih cepat.

b. Mengurangi kepadatan traffic pada jaringan. c. Mempercepat dan memaksimalkan traffic. d. Pengendalian yang lebih baik pada jaringan.

Bandwidth Management bekerja dengan memilah traffic jaringan yang keluar dan ke dalam classes melalui aplikasi dan jenis layanannya. Bandwidth Management mengurangi kemacetan lalu lintas pada jaringan dan meningkatkan kecepatan transfer data dan penanganan seluruh bandwidth.

Darmawan, Erristhya (Bandwidth Manajemen Queue Tree vs Simple Queue, 2012) menjelaskan bahwa manajemen bandwidth dengan menggunakan simple queue menghasilkan throughput yang lebih besar daripada manajemen bandwidth dengan

(37)

menggunakan queue tree. Delay yang dihasilkan dari menggunakan simple queue lebih besar daripada menggunakan queue tree. Fitur simple queue menghasilkan persentase packet loss yang lebih besar daripada queue tree. Jika dibandingkan dengan simple queue dimana semua paket akan diurutkan terlebih dahulu sehingga harus melewati setiap queue yang ada sebelum paket menuju komputer yang dituju, pada queue tree semua paket melewati trafik secara bersamaan tanpa harus diurutkan terlebih dahulu, oleh karena itu simple queue menghasilkan delay yang lebih lama. Simple queue mengatur aliran paket data secara bidirectional (dua arah) baik unduh maupun unggah, sedangkan queue tree hanya mengatur aliran data secara directional (satu arah) sehingga dapat menambah queue untuk interface (unduh atau unggah) secara terpisah.

Afdhal, Taufik A. (Pengaturan Pemakaian Bandwidth Menggunakan Mikrotik Bridge, 2010) menjelaskan bahwa Pengaturan bandwidth dengan Mikrotik mampu memberikan hasil yang lebih baik, dibandingkan dengan jaringan yang tidak menggunakan Mikrotik. Dari pengujian dengan membagi bandwidth sama rata dapat diketahui bahwa dengan penggunaan Mikrotik client dapat menerima bandwidth 15,8 % lebih baik dibandingkan tidak menggunakan Mikrotik, dari pengujian dengan membagi bandwidth berbeda dapat diketahui bahwa penggunaan Mikrotik, client dapat menerima bandwidth 17,5 % lebih baik dibandingkan tidak menggunakan Mikrotik. Berdasarkan perhitungan standar deviasi dapat diketahui bahwa pengaturan pemakaian bandwidth dengan menggunakan Mikrotik lebih kecil, artinya proses pertukaran data lebih stabil bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan Mikrotik. Penggunaan Mikrotik tidak hanya dapat mengatur penggunaan bandwidth yang sama, tetapi juga bisa mengoptimalkan penggunaan bandwidth dengan mengaturnya sedemikian rupa sebagaimana yang diinginkan.

2.2.7 Mikrotik RouterOS

MikroTik RouterOS™ merupakan sistem operasi yang berbasis Linux. Diperuntukkan khususnya sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. MikroTik routerOS dapat digunakan intuk menjadikan

(38)

komputer menjadi sebuah router network yang handal, mencakup berbagai fitur lengkap dimana salah satunya adalah bandwidth management. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai

2.2.8 MikroTik RouterBoard

MikroTik RouterBoard adalah router embedded produk dari mikrotik. Routerboard seperti sebuah PC mini yang terintegrasi karena dalam satu board tertanam prosesor, ram, rom, dan memori flash. Routerboard menggunakan os RouterOS yang berfungsi sebagai router jaringan, bandwidth management, proxy server, DHCP, DNS server dan bisa juga berfungsi sebagai hotspot server.

2.2.9 Sistem Lisensi Mikrotik

Mikrotik bukanlah perangkat lunak yang gratis jika anda ingin memanfaatkannya secara penuh, dibutuhkan lisensi dari MikroTikls untuk dapat menggunakanya alias berbayar. Mikrotik dikenal dengan istilah Level pada lisensinya. Tersedia mulai dari Level 0 kemudian 1, 3 hingga 6, untuk Level 1 adalah versi Demo Mikrotik dapat digunakan secara gratis dengan fungsi-fungsi yang sangat terbatas. Tentunya setiap level memilki kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan harganya, Level 6 adalah level tertinggi dengan fungsi yang paling lengkap. Secara singkat dapat digambarkan jelaskan sebagai berikut:

• Level 0 (gratis); tidak membutuhkan lisensi untuk menggunakannya dan penggunaan fitur hanya dibatasi selama 24 jam setelah instalasi dilakukan. • Level 1 (demo); pada level ini dapat digunakan sebagai fungsi routing

standar saja dengan 1 pengaturan serta tidak memiliki limitasi waktu untuk menggunakannya.

(39)

• Level 3; sudah mencakup level 1 ditambah dengan kemampuan untuk menajemen segala perangkat keras yang berbasiskan Kartu Jaringan atau Ethernet dan pengelolan perangkat wireless tipe klien.

• Level 4; sudah mencakup level 1 dan 3 ditambah dengan kemampuan untuk mengelola perangkat wireless tipe akses poin.

• Level 5; mencakup level 1, 3 dan 4 ditambah dengan kemampuan mengelola jumlah pengguna hotspot yang lebih banyak.

• Level 6; mencakup semua level dan tidak memiliki limitasi apapun.

2.2.10 Fitur-Fitur Mikrotik a. Address List

Pengelompokan IP Address berdasarkan nama. b. Bridge

Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling.

c. Firewall dan NAT

Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MSS.

d. ISDN

mendukung ISDN dial-in/dial-out dengan banyak otentikasi. e. M3P

MikroTik Protokol Paket Packer untuk wireless links dan ethernet. f. Monitoring / Accounting

Laporan Traffic IP, log, statistik graph yang dapat diakses melalui HTTP.

g. NTP

Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.

(40)

Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS proxy; transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.

i. Routing

Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4. j. SDSL

Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan.

k. Simple Tunnel

Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP). l. Tool

Gambar

Gambar 2. 1 Jaringan Local Area Networking
Gambar 2.2 Jaringan Metropolitan Area Network
Gambar 2.3 Jaringan Wide Area Network
Gambar 2.4 Topologi Star
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

• Guru memberikan bimbingan bagi siswa yang belum mampu menyebutkan kegiatan kerjasama yang mencerminkan makna bersatu dalam keberagaman di sekolah dan

Berdasarkan permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi kebutuhan pema- kai adalah sistem yang dapat menyampaikan mate- ri dengan cara yang menarik (melalui gambar,

Selain daripada itu, terdapat juga strategi bertimbang rasa menggunakan ibu jari berbanding jari telunjuk untuk menunjukkan seseorang atau sesuatu

Sustainability Report dapat didefinisikan sebagai laporan yang tidak hanya memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari

Menyediakan bantuan peralatan dan fasilitas yang diperlukan bagi pelaksanaan program, serta menyediakan tenaga ahli asing yang memiliki keahlian yang tidak

Pernyataan Al- Sya’rawi Ini cocoknya diterapkan di negara-negara Arab, di mana perempuan (istri) masih menjadi tanggungjawab laki-laki (suami). 538 H) berpendapat bahwa

Untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus meningkat dan kondisi ketersediaan sumber air baku yang semakin menurun perlu direncanakan pemenuhan kebutuhan air

Berdasarkan Perda Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 5 Tahun 2001 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja 15 kecamatan dalam Kabupaten Timor Tengah Selatan,