• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 54 Sedangkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 54 Sedangkan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Paradigma Penelitian

Paradigma adalah cara pandang atau kerangka berpikir berdasarkan fakta atau gejala hasil interpretasi. Kuhn mendefinisikan paradigma merujuk pada teori yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah.54 Sedangkan Harmon mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas.55

Paradigma adalah seperangkat asusmsi tersurat dan tersirat yang menjadi gagasan-gagasan ilmiah (Ihalauw,2004). Paradigma bukan masalah benar atau salah, melainkan lebih memberikan manfaat atau kurang bermanfaat sebagai sebuah cara pandang terhadap sesuatu. Dalam uraian yang lebih sederhana paradigma penelitian merupakan sudut pandang peneliti dalam memandang realitas yang diteliti. Sudut pandang penelitian akan berimplikasi pada pendekatan, prosedur, asumsi dan teori yang dipilih.56

54

Reza A.A Wattimena. Filsafat dan Sains Sebuah Pengantar. Jakarta: PT. Grasindo. 2008 hal 95.

55 Lexy. J. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006

hal 49.

56 Sugeng Pujileksono. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang : Kelompok Intrans

(2)

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini yakni paradigma pos-positivistik. Paradigma pos-positivistik merupakan paradigma penelitian dengan karakteristik sebagai berikut :57

1. Paradigma pos-positivistik menganggap bahwa penelitian tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai pribadi peneliti sendiri. Peneliti perlu memasukkan nilai-nilai sebagai pendapatnya sendiri dalam menilai realita yang diteliti. Dengan hal itu maka peneliti dapat lebih memandang suatu realita secara kritis.

2. Paradigma ini lebih bersifat kualitatif.

3. Realita yang diteliti berada di luar dan peneliti berinteraksi dengan objek penelitian tersebut. Jarak hubungan antara peneliti dengan objek lebih dekat.

4. Tujuan penelitian paradigma ini sama dengan positivistik yaitu untuk mengetahui pola umum yang ada dalam masyarakat.

Seperti diusulkan kaum positivis, aliran ini juga memandang bahwa secara epistemologis hubungan antara periset dan objek yang diteliti tidak dapat dipisahkan. Namun, aliran ini menambahkan pendapatnya bahwa suatu kebenaran tidak mungkin bisa ditangkap apabila periset berada di belakang layar, tanpa terlibat dengan objeknya secara langsung58.

Peneliti menggunakan paradigma pos-positivistik, karena peneliti ingin mengetahui realita yang terjadi pada menurunnya dukungan publik terhadap BPJS Ketenagakerjaan sehingga organisasi membuat sebuah kampanye edukasi “Tanya

57 Ibid. Hal 28

(3)

Saya” untuk melakukan komunikasi masif dengan khalayak. Dengan paradigma ini peneliti dapat berinteraksi dengan objek yang diteliti yaitu pelaksanaan program kampanye “Tanya saya” melalui pengamatan dan terlibat secara langsung dalam penelitian di kegiatan Kompas Karir Fair 2015.

3.2 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Menurut Gay metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.

Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga berkehendak mengadakan akumulasi data dasar.59

Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu kejadian sejelas mungkin tanpa ada pengakuan terhadap objek yang diteliti. Ditinjau dari variabelnya, penelitian deskriptif ialah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi).60

59 Mahi M. Hikmat. Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra.

Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011 hal 44.

(4)

Metode deskriptif lebih banyak digunakan oleh para peneliti karena beberapa alasan. Pertama, metode ini telah digunakan secara luas dan lebih banyak segi dibandingkan metode-metode penelitian lain. Kedua metode ini banyak memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberian informasi keadaan mutakhir dan dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang berguna untuk pelaksanaan percobaan. Ketiga metode ini dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan-keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu.

Keempat, data yang dikumpulkan melalui metode ini dianggap sangat bermanfaat dalam membantu untuk menyesuaikan diri atau dapat memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Kelima metode ini membantu untuk mengetahui bagaimana cara mencapai tujuan yang diinginkan. Dan terakhir karena metode ini dapat digunakan dalam berbagai masalah yang ada.61

Penelitian deskriptif bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada informasi mengenai gejala sosial seperti yang dimaksudkan dalam suatu permasalahan penelitian namun belum memadai. Penelitian deskriptif menjawab pertanyaan apa dengan penjelasan yang lebih terperinci mengenai gejala sosial seperti yang dimaksudkan dalam suatu permasalahan penelitian yang bersangkutan.62 Penelitian deskriptif dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain.63

61 Mahi M. Hikmat. op.cit., hal 44.

62 Manasse Malo dan Sri Trsinoningtias. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Pusat Antar

Universitas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia. 1986 hal 28.

(5)

3.3 Metode Penelitian

Metode pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.

Menurut Strauss dan Corbin dalam Ruslan qualitative research (riset kualitatif) merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya.64

Dikaitkan dengan permasalahaan penelitian, maka jenis penelititan deskriptif merupakan metode yang tepat, dimana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin berasal dari wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan memo dan dokumen resmi lainnya.65

Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.66

Menurut Nazir dalam Prastowo penelitian deskriptif adalah ditinjau dari jenis masalah yang diteliti, teknik dan alat yang digunakan dalam penelitian.67 Di

64 Rosady Ruslan. Metode Penelitian : Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. 2006 hal 212

65 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2006, hal.

11

66 Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2007

hal 24

(6)

sisi lain, Ruslan berpendapat penelitian deskriptif adalah menggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu.68

Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif, karena peneliti memahami bahwa penelitian kualitatif terfokus pada kualitas dan dengan desain deskriptif akan menghasilkan data deskriptif yang diuraikan dengan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang serta melalui gambaran pelaksanaan suatu kegiatan dan bukan berupa angka. Melalui metode penelitian ini, peneliti berharap dapat mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan dari program humas yang diselenggarakan pada suatu organisasi melalui kampanye PR dalam mengedukasi masyarakat.

3.4 Subyek Penelitian

Ada dua cara yang dilakukan dalam mencari sumber informasi yaitu melalui key informan dan informan.

Menurut Ruslan key informan adalah orang utama yang merupakan kunci diharapkan menjadi narasumber informasi atau informan kunci dalam suatu penelitian.69

Key informan dalam penelitian ini adalah Bapak Nugraha Pramana Putra,

selaku Humas di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsotek. Alasan pemilihan Beliau sebagai key informan dalam penelitian ini, karena perannya sangat penting dalam merencakan, mengkonsep dan menjalankan program

68 Ruslan., op.cit., hal 12 69 Ruslan., op.cit., 267

(7)

kehumasan yang dilakukan oleh institusi. Beliau juga dapat memberikan informasi yang mendalam seputar pelaksanaan program kampanye ”Tanya Saya” yang sudah dilangsungkan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek khususnya pada pelaksanaan di Kompas Karir Fair 2015.

Menurut Moleong, Miles, dkk dalam Ardianto informan adalah orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai narasumber selama proses penelitian.70

Informan dalam penelitian adalah pihak eksternal, terdiri dari dua orang

narasumber, khususnya masyarakat yang terlibat dalam kampanye “Tanya Saya” yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek di Kompas Karir Fair 2015 pada pelaksanaan di Balai Kartini yaitu Bapak Agil Ichsan P Sukamto dan Bapak Ahmad Salam Hafidz. Pemilihan kedua informan karena partisipasinya pada Kompas Karir Fair 2015 sebagai pencari kerja disana.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.5.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, diantaranya melalui wawancara. Menurut Ruslan wawancara merupakan “salah

70 Elvinaro Ardianto. Metode Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.

(8)

satu teknik pengumpulan data dalam metode survei melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap responden (subjek)”.71

Bungin dalam Ardianto berpendapat, wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.72

Di sisi lain, Moleong memberikan pengertian wawancara adalah “percakapan dengan maksud tertentu”.73

Menurut Kriyantono ada 4 jenis wawancara diantaranya yaitu, wawancara pendahuluan, wawancara terstruktur (structured interview), wawancara semi struktur (semistructured interview), dan wawancara mendalam (depth interview).74

Ardianto memberikan pengertian, wawancara mendalam (intensive atau

depth interview) adalah teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara

bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.75

Peneliti memahami wawancara adalah suatu kegiatan pengumpulan data melalui tanya jawab dengan nara sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui bagaimana reaksi responden tentang suatu masalah yang tengah diteliti.

71 Rosady Ruslan. Metode Penelitian : Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada. 2006 hal 23

72 Ardianto., op.cit., hal 163

73 Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2006

hal 135

74 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media

Group. 2012 hal 100

(9)

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam

(depth interview) dengan melakukan wawancara secara intensif dan

berulang-ulang kepada Key Informan dan Informan.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari organisasi atau instansi berupa dokumen-dokumen, observasi, buku literatur dan buku Public Relations serta laporan dari BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek yang berhubungan dengan penelitian ini.

Ardianto76 berpendapat observasi atau pengamatan adalah “kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit”.

Menurut Indriantoro dan Supomo dalam Ruslan observasi yaitu “proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek (benda-benda) atau kejadian yang sistematika tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti”.77

Menurut Spradley78 dalam Ruslan, keterlibatan observasi atau tingkat partisipasi dipergunakan pada penelitian, antara lain sebagai berikut :

76 Elvinaro Ardianto. Metode Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.

Bandung : Simbiosa Rekatama Media. 2010 hal 165

77 Rosady Ruslan. Metode Penelitian : Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada. 2006 hal 34

(10)

a. Participant Observation (Pengamatan Partisipasi)

Yaitu peneliti melakukan observasi dengan cara melibatkan diri atau menjadi bagian lingkungan sosial (organisasi) tengah diamati.

b. Nonparticipant Observation (Pengamatan Nonpartisipasi)

Yaitu melakukan observasi pengumpulan data dan informasi tanpa melibatkan diri, atau tidak menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati.

c. Passive Observation (Pengamatan Pasif)

Pengamat hanya bersikap pasif dalam mengamati dan hanya merekam data atau informasi apa yang sedang terjadi pada peristiwa tersebut tanpa diketahui pihak lain.

d. Active Participant Observation (Pengamatan Aktif)

Pengamat yang aktif memiliki peran dalam situasi lingkungan sosial tertentu.

e. Moderat Observation (Pengamatan Moderat)

Yaitu apabila si peneliti mempertahankan adanya keseimbangan antara sebagai orang dalam (insider) dan pihak luar (outsider), atau berinteraksi antara pengamat dengan partisipan.

Peneliti memahami observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mengamati suatu subjek atau objek dalam lingkungan sosial atau organisasi, melalui keterlibatan langsung maupun tidak langsung.

(11)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik Participant

Observation atau pengamatan partisipasi dimana peneliti juga terlibat dalam

kegiatan kampanye ”Tanya Saya” yang sudah berlangsung di Balai Kartini dalam acara Kompas Karir Fair 2015 tanggal 24 s.d. 25 April 2015 lalu.

Bungin79 berpendapat “metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan daya yang digunakan salam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data historis”. Sedangkan Sugiyono80 menyatakan bahwa sokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya menumental dari seseorang.

Dalam penelitian ini, periset juga menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data berupa gambar kegiatan pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015 oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan dan sumber lain dari media pemberitaan online.

3.6 Definisi Konsep

Guna memberikan batasan konsep yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan program kampanye ”Tanya Saya” pada Kompas Karir Fair 2015 dalam mengedukasi masyarakat di wilayah Jakarta Selatan oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan. Peneliti memberikan batasan atau definisi konsep sebagai berikut :

79 Burhan Bungin.Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana. 2008 hal 121

(12)

3.6.1 Pelaksanaan Program Public Relations

Pelaksanaan dapat diartikan juga sebagai implementasi atau dalam konsep Cutlip merupakan proses mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication

and Action). Penerapan konsep ini pada penelitian yaitu apa prinsip

pengaplikasian teori ke dalam praktik, antara lain membingkai pesan, semantik, simbol, rintangan dan stereotip, memasukkan semua ke dalam kampanye, menyebarkan pesan, dan mempertimbangankan kembali proses. Penjabarannya dalam pelaksanaan program kampanye ”Tanya Saya” pada Kompas Karir Fair 2015 adalah sebagai berikut :

1. Langkah pertama Humas dalam membentuk atau mewacanakan pesan didasari adanya permasalahan transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan, sehingga dibuatlah program kampanye ”Tanya Saya” sebagai media sosialisasi.

2. Proses pemilihan kata yang menjadi slogan kepada masyarakat, khususnya untuk kegiatan kampanye ”Tanya Saya” pada Kompas Karir Fair 2015. 3. Penggunaan simbol yang sesuai dan mencerminkan ciri khas organisasi

pada pelaksanaan program kampanye ”Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015.

4. Rintangan dan stereotip yang menjadi hambatan dalam pelaksaan pelaksanaan program kampanye ”Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015. 5. Memastikan bahwa semua unsur sudah dimasukkan ke dalam kampanye. 6. Prose penyebaran pesan dalam kampanye ”Tanya Saya” di Kompas Karir

(13)

7. Kriteria ketujuh adalah mempertimbangkan kembali proses mengenai narasumber atau komunikator yang kredilitas

3.6.2 Edukasi

Edukasi atau mengedukasi adalah serangkaian upaya untuk memberikan nilai tambah kepada sasaran dan untuk mengubah sikap serta perilaku masyarakat. Jika dikaitkan dengan penelitian ini konsep tersebut berkaitan dengan pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2016 yang memiliki tujuan untuk mengedukasi masyarakat di wilayah Jakarta Selatan. Hal tersebut juga berkaitan dengan tujuan kampanye yang dijalankan yaitu sebagai offer

information and public education.

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Patton81 yang dikutip oleh Moleong, mendefinisikan analisis data sebagai suatu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.

Analisis data dilakukan secara kualitatif-deskriptif yaitu menganalisis informasi yang didapat melalui wawancara mendalam, kepustakaan, dan studi dokumen. Hasil analisis akan dijelaskan berdasarkan pendapat peneliti tentang apa dan bagaimana pelaksanaan program kampanye edukasi “Tanya Saya” pada Kompas Karir Fair 2015 dalam mengedukasi masyarakat di wilayah Jakarta Selatan oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek.

(14)

Analisis deksriptif menghasilkan data deskriptif berupa penggambaran dan juga pemaparan mengenai data-data yang dihasilkan melalui wawancara dan observasi selama penelitian dilakukan. Data yang didapat akan dianalisis yaitu meliputi pembahasan tentang data yang telah diperoleh serta kesesuaian dengan tujuan penelitian. Peneliti terlebih dahulu akan mengolah hasil wawancara ke dalam bentuk hasil laporan wawancara secara tertulis untuk dijadikan sebagai bahan analisis.

Teknik analisis data yang digunakan dalam mendeskripsikan data yang diperoleh dilakukan dengan beberapa tahapan antara lain sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah memilih data yang penting dan kurang penting. Data yang sudah direduksi kemudian disusun secara berurutan guna mendapatkan rancangan awal penelitian. Data tersebut berasal dari data primer melalui wawancara mendalam dan data sekunder melalui observasi partisipan dan dokumentasi.

2. Interpretasi Data

Interpretasi data adalah kegiatan penafsiran data yang kemudian dianalisis dan dikaitkan dengan tema dan tujuan penelitian yang dilakukan. Interpretasi ini dilakukan setelah data terkumpul, peneliti menentukan makna yang terdapat dalam hasil penelititan agar dapat dijabarkan secara sistematis.

(15)

3. Penyajian Data

Proses penyajian data dilakukan dengan mengikuti karakteristik karya ilmiah yaitu sistematis dan berurutan sesuai petunjuk pada buku panduan. Bahasa penyampaian dalam hasil penelitian merupakan bahasa yang logis dan rasional, bersifat empiris bisa diamati oleh indera manusia, dan penyajiannya disampaikan dalam bahasa sederhana yang mudah dipahami. 4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan analisis data terakhir yang bertujuan untuk merangkum tema atau permasalahan yang diangkat.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil perhitungan perpindahan panas pada rectangular duct dengan cara mengetahui temperatur pada tiap node antara

Tugas Akhir yang berjudul “Analisis dan Implementasi Klasifikasi Data Menggunakan Soft Decision Tree - ID3 (SDT - ID3)” ini merupakan teknik induksi pohon keputusan

Apabila nilai yang didapatkan pada bab sebelumnya kurang dari 75, maka akan muncul soal dengan tingkat kesulitan rendah seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.17.

Tetanus dapat terjadi pada orang yang belum diimunisasi, orang yang diimunisasi sebagian, atau telah diimunisasi lengkap tetapi tidak memperoleh imunitas yang cukup

Isi liputan berita mencakup informasi terkait pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi, apa tujuan kolaborasi, apa dampaknya, tindak lanjut yang akan dilakukan dan

Hasil pengujian terhadap hipotesis 1 yang telah dilakukan pada Bab IV menunjukkan bahwa kualitas produk sebagai variabel bebas memiliki pengaruh positif yang

Pada tanaman kelapa sawit muda, jumlah bunga jantan lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betina, tetapi perbandingan tersebut akan berubah sesuai dengan

Pencadangan ataupun penetapan suatu daerah menjadi kawasan ekowisata bertujuan untuk mengharmonisasikan antara kebutuhan ekonomi masyarakat dengan keinginan untuk