• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PERUSAHAAN DALAM MEMBIAYAI AKTIVITAS PERUSAHAAN Studi Kasus Pada PDAM Tirta Pakuan, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS RASIO LIKUIDITAS UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PERUSAHAAN DALAM MEMBIAYAI AKTIVITAS PERUSAHAAN Studi Kasus Pada PDAM Tirta Pakuan, Bogor"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING

Volume 8 No. 1, April 2008 : 44 - 50

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS UNTUK MENGUKUR

KEMAMPUAN PERUSAHAAN DALAM MEMBIAYAI

AKTIVITAS PERUSAHAAN

Studi Kasus Pada PDAM Tirta Pakuan, Bogor

Oleh:

Nusa Muktiadji* dan Dini Trisnawati

*Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

ABSTRACT

The goal of this research is to find out liquidity ratio analysis of a company, its activities, and how to finance its activities. The researchers utilize descriptive analysis method, that is research of of matters in the form of facts of a population. Data analysis technique used here is ratio analysis, and liquidity ratio is smooth ratio, fast ratio, and cash ratio on smooth ratio. Activity ratio used here is rotation ratio of commerce debt, rotation ratio of total assets, and rotation of work capital.

The outcome of this research shows that the company, in carrying out its activities during 2002 – 2005, got increase on commerce debt rotation, but smooth debt increased as well caused by interest of long term debt which had been overdue. And overall, during 2002 – 2005 its performance was good, except its stock rotation got decrease. The analysis result shows that the company in carrying out its activities must be accelerated to compensate for long term debt that had been overdue and the company has to increase its selling by looking for new customers and new spring source.

Keywords: Liquidity ratio; Financing activities

PENDAHULUAN

Dalam menghadapi situasi bisnis yang kompetitif setiap perusahaan dituntut untuk mengerahkan seluruh sumber daya yang dimilikinya secara optimal agar dapat meningkatkan kemampuan bersaing. Bagi suatu perusahaan dalam manajemen pemasaran usaha yang dilakukan selain menciptakan mutu produk yang baik harus didukung oleh pemasaran produk yang lebih luas serta kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang terus tumbuh. Sedangkan dalam manajemen keuangan usaha yang dilakukan dalam

mencakup kesehatan keuangan perusahaan, masalah-masalah yang dihadapi serta penyebab-penyebabnya dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perusahaan untuk itu agar dapat meningkatkan efektivitas manajemen, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pengarahan maupun pengendalian. Salah satu cara untuk mendeteksi kesehatan suatu perusahaan dan untuk mengetahui likuid atau ilikuid suatu perusahaan perlu dilakukan analisa terhadap laporan keuangan yaitu dengan menggunakan analisis rasio keuangan.

Analisis rasio keuangan merupakan salah satu cara yang digunakan oleh bagian keuangan

(2)

Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 8 No. 1, April 2008

45

memburuknya kondisi atau kesehatan perusahaan yang dapat mengganggu dan membuat terhentinya aktivitas perusahaan pada masa-masa berikutnya, serta analisis rasio keuangan juga dapat digunakan untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan baik secara keseluruhan dan mendetail dari waktu ke waktu. Dalam menganalisis rasio keuangan dapat dilakukan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas suatu perusahaan untuk dijadikan sebagai dasar perencanaan dimasa yang akan datang.

Tehnik yang digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut likuid atau ilikuid perlu dilakukan analisa rasio terhadap rasio likuiditas. Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya atau hutang jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid” serta memiliki alat pembayaran berupa aktiva lancar yang lebih besar dari hutang lancar. Sebaliknya bila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban hutang jangka pendek berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “ilikuid”.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, yaitu penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tehnik

penganalisaan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan analisa rasio, yaitu rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar, rasio cepat, rasio kas atas hutang lancar dan rasio aktivitas yang digunakan adalah rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan, rasio perputaran hutang dagang, rasio perputaran total aktiva dan rasio perputaran modal kerja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Bagaimana Analisa Rasio Likuiditas dalam membiayai Aktivitas perusahaan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Setelah menganalisis rasio likuiditas dan mengukur tingkat perputaran atau aktivitas pada PDAM Tirta Pakuan, selanjutnya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis rasio perbandingan atau komparatif. Analisis rasio perbandingan yang digunakan yaitu analisis time-series, analisis time-series adalah dengan mengevaluasi kinerja perusahaan dengan cara membandingkan hasil rasio keuangan pada periode yang satu dengan periode yang lainnya dalam perusahaan yang sama. Tujuan dilakukan analisis rasio perbandingan ini adalah untuk mengetahui sebab-sebab masalah yang timbul setelah dilakukan penelitian pada rasio keuangan apakah sebab dari baik-buruk atau tinggi-rendahnya rasio tersebut. Adapun analisis rasio perbandingan sebagai berikut:

Tabel 1. Analisa Komparatif antara Rasio Lancar dengan Aktivitas pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2002 – 2005

Tahun

Analisa Rasio

Likuiditas Analisa Rasio Aktivitas Rasio Lancar R.P. Piutang R.P. Persediaan R.P. Hutang R.P. Total Aktiva R.P. Mdl Kerja 2002 64 6 kali 55 kali 34 kali 0,43 kali 4,45 kali 2003 69 8 kali 52 kali 38 kali 0,42 kali 4,31 kali 2004 85 7 kali 83 kali 51 kali 0,57 kali 4,31 kali 2005 70 9 kali 60 kali 89 kali 0,62 kali 5 kali

(3)

Keterangan.

1. Tahun 2002 dari rasio lancar sebesar 64% dan aktivitas yang dilakukan selama setahun yaitu perputaran piutang 6 kali, perputaran persediaan 55 kali, perputaran hutang usaha 34 kali, kemudian perputaran total aktiva 0,43 kali dan perputaran modal kerja 4,45 kali.

2. Tahun 2003 rasio lancarnya naik menjadi sebesar 69% dan aktivitas yang dilakukan selama setahun yaitu perputaran piutangnya naik menjadi 8 kali, perputaran persediaannya turun menjadi 52 kali, perputaran hutang usahanya naik menjadi 38 kali, kemudian perputaran total aktivanya tetap yaitu 0,42 kali dan perputaran modal kerjanya turun menjadi 4,31 kali.

3. Tahun 2004 rasio lancarnya naik menjadi sebesar 85% dan aktivitas yang dilakukan selama setahun yaitu perputaran piutangnya turun menjadi 7 kali, perputaran persediaannya naik menjadi 83 kali, perputaran hutang usahanya naik menjadi 51 kali, kemudian perputaran total aktivanya naik menjadi 0,57 kali dan perputaran modal kerjanya tetap yaitu 4,31 kali. 4. Tahun 2005 rasio lancarnya turun menjadi

sebesar 70% dan aktivitas yang dilakukan selama setahun yaitu perputaran piutangnya naik menjadi 9 kali, perputaran persediaannya turun menjadi 60 kali, perputaran hutang usahanya naik menjadi 89 kali, kemudian perputaran total aktivanya naik menjadi 0,62 kali dan perputaran modal kerjanya naik menjadi 5 kali.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 R.P.Piutang R.P.Persediaan R.P.Hutang Usaha

Gambar 1. Analisa Komparatif antara Rasio Lancar dengan Aktivitas pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

Tahun 2002 – 2005

Tabel 2. Analisa Komparatif antara Rasio kas atas Hutang Lancar dengan Aktivitas pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2002 – 2005

(4)

Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 8 No. 1, April 2008

47

2002 8 6 kali 55 kali 34 kali 0,43 kali 4,45 kali 2003 13 8 kali 52 kali 38 kali 0,42 kali 4,31 kali 2004 24 7 kali 83 kali 51 kali 0,57 kali 4,31 kali 2005 12 9 kali 60 kali 89 kali 0,62 kali 5 kali Keterangan

1. Tahun 2002 dari rasio tunai/kas atas hutang lancar sebesar 8% dan aktivitas yang dilakukan selama setahun yaitu perputaran piutang 6 kali, perputaran persediaan 55 kali, perputaran hutang usaha 34 kali, kemudian perputaran total aktiva 0,43 kali dan perputaran modal kerja 4,45 kali. 2. Tahun 2003 rasio kas atas hutang lancarnya

naik menjadi sebesar 13% dan aktivitas yang dilakukan selama setahun yaitu perputaran piutangnya naik menjadi 8 kali, perputaran persediaannya turun menjadi 52 kali, perputaran hutang usahanya naik menjadi 38 kali, kemudian perputaran total aktivanya tetap yaitu 0,42 kali dan perputaran modal kerjanya turun menjadi 4,31 kali.

3. Tahun 2004 rasio kas atas hutang lancarnya naik menjadi sebesar 24% dan aktivitas

yang dilakukan selama setahun yaitu perputaran piutangnya turun menjadi 7 kali, perputaran persediaannya naik menjadi 83 kali, perputaran hutang usahanya naik menjadi 51 kali, kemudian perputaran total aktivanya naik menjadi 0,57 kali dan perputaran modal kerjanya tetap yaitu 4,31 kali.

4. Tahun 2005 rasio kas atas hutang lancarnya turun menjadi sebesar 12% dan aktivitas yang dilakukan selama setahun yaitu perputaran piutangnya naik menjadi 9 kali, perputaran persediaannya turun menjadi 60 kali, perputaran hutang usahanya naik menjadi 89 kali, kemudian perputaran total aktivanya naik menjadi 0,62 kali dan perputaran modal kerjanya naik menjadi 5 kali. -20 0 20 40 60 80 100 2002 2003 2004 2005 R.P.Piutang R.P.Persediaan R.P.Hutang Usaha R.P.T.Aktiva R.P.Mdl Kerja R.Tunai/Kas atas Hutang Lancar

Gambar 2. Analisa Komparatif antara Rasio Kas atas Hutang Lancar dengan Aktivitas pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

Tahun 2002 – 2005

Tabel 3. Analisa Komparatif antara Rasio Cepat dengan Aktivitas pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2002 – 2005

(5)

Tahun

Analisa Rasio

Likuiditas Analisa Rasio Aktivitas Rasio Cepat R.P. Piutang R.P. Persediaan R.P. Hutang R.P.Total Aktiva R.P.Mdl Kerja 2002 59 6 kali 55 kali 34 kali 0,43 kali 4,45 kali 2003 63 8 kali 52 kali 38 kali 0,42 kali 4,31 kali 2004 80 7 kali 83 kali 51 kali 0,57 kali 4,31 kali 2005 65 9 kali 60 kali 89 kali 0,62 kali 5 kali Keterangan :

1. Tahun 2002 dari rasio cepat sebesar 59% dan aktivitas yang dilakukan selama setahun yaitu perputaran piutang 6 kali, perputaran persediaan 55 kali, perputaran hutang usaha 34 kali, kemudian perputaran total aktiva 0,43 kali dan perputaran modal kerja 4,45 kali.

2. Tahun 2003 rasio cepatnya naik menjadi sebesar 63% dan aktivitas yang dilakukan selama setahun yaitu perputaran piutangnya naik menjadi 8 kali, perputaran persediaannya turun menjadi 52 kali, perputaran hutang usahanya naik menjadi 38 kali, kemudian perputaran total aktivanya tetap yaitu 0,42 kali dan perputaran modal kerjanya turun menjadi 4,31 kali.

3. Tahun 2004 rasio cepatnya naik menjadi sebesar 80% dan aktivitas yang dilakukan selama setahun yaitu perputaran piutangnya turun menjadi 7 kali, perputaran persediaannya naik menjadi 83 kali, perputaran hutang usahanya naik menjadi 51 kali, kemudian perputaran total aktivanya naik menjadi 0,57 kali dan perputaran modal kerjanya tetap yaitu 4,31 kali. 4. Tahun 2005 rasio cepatnya turun menjadi

sebesar 65% dan aktivitas yang dilakukan selama setahun yaitu perputaran piutangnya naik menjadi 9 kali, perputaran persediaannya turun menjadi 60 kali, perputaran hutang usahanya naik menjadi 89 kali, kemudian perputaran total aktivanya naik menjadi 0,62 kali dan perputaran modal kerjanya naik menjadi 5 kali.

(6)

Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 8 No. 1, April 2008 49 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2002 2003 2004 2005 R.P.Piutang R.P.Persediaan R.P.Hutang Usaha R.P.T.Aktiva R.P.Mdl Kerja R.Cepat

Gambar 3. Analisa Komparatif antara Rasio Cepat dengan Aktivitas pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2002 – 2005 Dari hasil penelitian pada analisis

komparatif dalam tabel 4.3.1, 4.3.2 dan 4.3.3 pada tahun 2002 – 2005 menunjukkan bahwa antara rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas atas hutang lancar dengan tingkat perputaran atau aktivitas yang paling baik adalah ditahun 2005 karena tingkat perputarannya paling baik dari yang lainnya akan tetapi tingkat perputaran persediaan mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan pada kas. Jadi tingkat perputaran atau aktivitas yang dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan pada umumnya sebagian aktivitasnya ditopang oleh kas.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil analisa ternyata kas memegang peranan penting dan bukan ditentukan oleh piutang atau persediaan. Ini menandakan bahwa PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebagian besar aktiva lancarnya ditopang oleh kas.

2. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran hutang dagang/usaha semakin cepat akan tetapi hutang lancar semakin naik ini disebabkan oleh bunga hutang jangka panjang yang jatuh tempo.

3. Dari hasil penelitian PDAM Tirta Pakuan dalam melakukan aktivitasnya dari tahun 2002 – 2005 pada umumnya yang mulai menunjukkan perbaikan adalah ditahun 2005 karena tahun 2005 perputarannya paling baik dari yang lainnya, sedangkan dalam mengelola perputaran persediaan dari tahun 2002 – 2005 perputarannya mengalami penurunan.

4. Dari hasil analisa komparatif dari rasio lancar, rasio kas atas hutang lancar dan rasio cepat pada tahun 2002 -2005 setiap tahun rasionya meningkat dan aktivitas yang dilakukan pada tahun 2002 – 2005 dari perputaran piutang, perputaran hutang dagang, perputaran total aktiva dan perputaran modal kerja setiap tahunnya meningkat akan tetapi pada perputaran persediaan mengalami penurunan.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan

Perencanaan Keuangan Perusahaan.

Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Budi Rahardjo, 2003. Laporan Keuangan

Perusahaan. Penerbit: Gajah Mada

Univercity Press, Yogyakarta.

Dewi Astuti, 2004. Manajemen Keuangan

Perusahaan. Penerbit: Ghalia Indonesia,

Jakarta.

Farah Margaretha, 2005. Teori dan Aplikasi

Manajemen Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek. Penerbit: PT. Grasindo

Widiasarana Indonesia, Jakarta.

G. Sugiyarso dan F. Winarni, 2006. Manajemen

Keuangan (Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Moral

serta Pengukuran Kinerja Perusahaan).

Penerbit: Media Pressindo, Yogyakarta. Van Horne James C, dan Wachowicz Jr John

M, 2005. Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan. Edisi 12. Penerbit: Salemba

Empat, Jakarta.

Kasmir dan Jakfar, 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 1. Penerbit: Prenada Media, Bogor.

Kuswadi, 2006. Memahami Rasio-rasio Keuangan

Bagi Orang Awam. Penerbit: PT. Elex

Media Komputindo, Jakarta.

Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian, 2001.

Manajemen Keuangan Satu. Edisi 3.

Penerbit: PT. Prenhallindo, Jakarta. Sofyan Syafri Harahap, 2001. Analisa Kritis

Atas Laporan Keuangan. Penerbit: PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sutrisno, 2005. Manajemen Keuangan Teori Konsep

dan Aplikasi. Edisi 4. Ekonisia, Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Analisa Komparatif antara Rasio Lancar dengan Aktivitas   pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2002 – 2005
Gambar 1. Analisa Komparatif antara Rasio Lancar dengan  Aktivitas   pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Tabel 3. Analisa Komparatif antara Rasio Cepat dengan Aktivitas   pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2002 – 2005
Gambar 3. Analisa Komparatif antara Rasio Cepat dengan Aktivitas   pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun  2002 – 2005  Dari  hasil  penelitian  pada  analisis

Referensi

Dokumen terkait

Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya. Masyarakat dan Pemangku

Henry Ford, produsen mobil, termasuk yang pertama sukses penawar untuk kontrak udara, memenangkan hak pada tahun 1925 untuk membawa surat dari Chicago ke

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kombinasi perlakuan waktu aplikasi pada fase berbunga dengan konsentrasi NAA 150 ppm dan 200 ppm dapat meningkatkan jumlah buah

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Cummulative Virtual Water (CVW) berdasarkan konsumsi makanan antara Karangturi siswa SMA, untuk menetapkan perbedaan Cummulative

Tabel I Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7...13 Tabel II Algoritma penatalaksanaan hipertensi berdasarkan JNC 7 ...18 Tabel III Pemberian Antihipertensi pada Pasien dengan

Pengaruh dari harga Solidity dapat dijelaskan sebagai berikut : Dengan Solidity yang semakin tinggi akan menyebabkan luasan sudu atau jumlah sudu rotor bertambah sehingga torsi

Akan tetapi berdasarkan penjelasan Pasal 12 B Ayat (1) Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi yang dimaksud dengan gratifikasi secara singkatnya adalah pemberian

Karyawan tidak mencapai dari mayoritas target, namun men- demonstrasikan Nilai-nilai Inti dan Kompetensi Sierad sesuai standar yang telah ditetapkan. Karyawan tidak mencapai dari