• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER IV TAHUN 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER IV TAHUN 2016/2017"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER IV

TAHUN 2016/2017

MATA KULIAH HUKUM ACARA PERDATA

Disusun oleh

MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN

NPM. 151000126

KELAS D

UNIVERSITY Muh_Nur_Jamal

D070AF70

16jamal

muh.jamal08

081223956738 muh.nurjamaluddin

(2)

Silakan follow ya

   muh.jamal85@yahoo.com muhnurjamaluddin.blogspot.co.id mnurjamaluddin.blogspot.co.id creativityjamal.blogspot.co.id muh.jamal1608@gmail.com SAAT INI

Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 28, Gang Senang Raharja, RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,

Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia ASAL

Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,

Provinsi Jawa Barat, Indonesia

(3)

Renungan

Ya Tuhan, saya lupa

Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya Ingat:

Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa? Ya Tuhan, karena saya lupa

Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku

Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini

Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini Ingat:

Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui? Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu? Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik

Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang lainnya

Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini Ingat:

Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku? Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku? Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia

Dan juga kebahagiaan di akhirat

Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan Ingat:

Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat

(4)

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG FAKULTAS HUKUM

Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261 UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2016/2017

MATA KULIAH : HUKUM ACARA PERDATA HARI, TANGGAL : SENIN, 5 JUNI 2017

KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G / IV

WAKTU : 90 MENIT

DOSEN : TIM DOSEN

SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK

KASUS POSISI

Pada pertengahan tahun 2013, Tn, Rudiana, yang seorang pengusaha di bidang jasa bangunan telah bertemu dengan Tn, Supriadi, yang merupakan seorang pedagang kelontong di sekitar daerah Cijerah Kota Bandung. Dalam pertemuan tersebut, terungkap niat dari Supriadi yang berencana membangun toko di atas tanah milik istrinya. Singkat cerita, antara Rudiana dengan Supriadi telah sepakat untuk menjalin kerja sama pembangunan sebuah bangunan toko. Kesepakatan itu dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama yang ditandatangani di atas materai pada tanggal 17 September 2013, yang disaksikan oleh Krisnawardhana (Adik Rudiana) dan Suprihatin (istri Supriadi). Di dalam Perjanjian Kerjasama tersebut antara lain disebutkan:

- Rudiana akan melaksanakan pekerjaan membangun sebuah bangunan toko di atas tanah milik Supriadi, dengan bangunan berukuran 15 X 6 meter sesuai denah dan spesifikasi sebagaimana terlampir.

- Seluruh pekerjaan termasuk semua bahan bangunan yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Rudiana.

- Tenggang waktu pekerjaan adalah 3 bulan.

- Harga pekerjaan dan bangunan tersebut disepakati seharga Rp. 150.000.000,- dengan pembayaran dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, Supriadi membayar 60 % pada saat dimulainya pekerjaan oleh Rudiana, sedangkan sisanya akan dibayar kemudian pada saat bangunan toko selesai dikerjakan dan diserahterimakan oleh Rudiana kepada Supriadi.

(5)

Pada tanggal 17 Desember 2013, Rudiana telah menyelesaikan pekerjaannya dan menyerahkan bangunan toko tersebut kepada Supriadi. Namun, pada saat itu Supriadi belum bisa membayar sisa harga bangunan, dengan alasan uangnya sudah dipakai terlebih dahulu untuk belanja keperluan dan barang dagangan untuk mengisi toko tersebut. Sehingga ia meminta penundaan waktu pembayaran selama tiga bulan. Pada pertengahan Maret 2014, Rudiana menyuruh adiknya yang bernama Krisnawardana untuk menagih kepada Supriadi, namun dijawabnya pada saat itu ia belum mempunyai uang. Selanjutnya, Supriadi berjanji akan membayar lunas bulan dua kedepan. Setelah tiba waktu yang diperjanjikan, ternyata ia tidak juga membayar kepada Rudiana, bahkan selanjutnya sulit untuk ditemui, hanya penjaga toko yang ada dan mengatakan Supriadi sedang belanja atau sedang pergi keluar kota.

Atas peristiwa tersebut, kemudian Rudiana mengajukan gugatan terhadap Supriadi, melalui Pengadilan Negeri Klas I.A Bandung sebagaimana Register Perkara Nomor: 76/PDT.G/2014/PN.BDG. Akhirnya, pada hari Rabu, tanggal 15 Oktober 2014, Pengadilan Negeri Klas I.A Bandung telah menjatuhkan putusan atas perkara tersebut, yang amar putusannya berbunyi sebagai berikut:

M E N G A D I L I Dalam Provisi:

- Menolak permohonan provisi yang diajukan Penggugat; Dalam Eksepsi:

- Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya; Dalam Pokok Perkara:

1. Mengabulkan gugatan Penguggat untuk sebagian;

2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan terhadap sebidang tanah seluas 200m2 yang terletak di Jalan Cijerah Kav. 17 Kota Bandung, sesuai Sertipikat Hak Milik Nomor 234/Kel. Cijerah atas nama Suprihatin;

3. Menetapkan sah menurut hukum Perjanjian Kerjasama Tertanggal 17 September 2013, antara penggugat dengan tergugat;

4. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan ingkar janji (wanprestasi) terhadap Penguggat;

5. Menghukum Tergugat membayar kerugian atas sisa pekerjaan sebesar Rp. 60.000.000,- kepada Penguggat;

6. Menghukum Tegugat membayar uang paksa (dwangsom) kepada Penggugat sebesar Rp. 100.000,- setiap hari keterlambatan dalam menjalankan putusan ini, terhitung sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde);

(6)

7. Menghukum Turut Tergugat supaya tunduk dan mematuhi putusan ini;

8. Menghukum tergugat membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp. 705.000,- 9. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya.

Petunjuk:

Kasus Posisi di atas dapat dijadikan acuan dalam menjawab soal-soal dibawah ini: 1. Soalnya, yaitu:

a. Sebutkan alat-alat bukti yang ditentukan dalam pasal 164 HIR, dan sebutkan pula alat bukti lain yang selain disebutkan dalam pasal tersebut!

Jawaban:

Berdasarkan ketentuan pasal 164 HIR dan 284 Rbg serta pasal 1886 KUHPerdata, yaitu: 1) alat bukti tertulis;

2) alat bukti saksi;

3) alat bukti persangkaaan; 4) alat bukti pengakuan; 5) alat bukti sumpah;

6) dalam praktik masih terdapat satu macam alat bukti lagi yang sering dipergunakan, yaitu pengetahuan hakim.

Merujuk pada perkara di atas bahwa terdapat beberapa alat bukti yang dapat diajukan yaitu alat bukti tertulis yaitu berupa surat perjanjian kerjasama yang ditandatangani di atas materai pada tanggal 17 September 2015 yang termasuk dalam kategori akta dibawah tangan yang dibuat oleh para pihak dan tidak dihadapan notaris sehingga dasar hukumnya yaitu Pasal 286 Rbg.

b. Apakah alasan pembentuk undang-undang, bahwa keluarga sedarah dan keluarga semenda menurut keturunan yang lurus dari salah satu pihak yang berperkara tidak boleh didengar sebagai saksi?

Jawaban:

Karena pembuat undang-undang tidak yakin, bahwa mereka itu, meskipun disumpah akan membantu atau tidak akan membantu keluarganya yang dapat merugikan pihak lawannya. Selain itu pula untuk menghindari keberpihakan keluarga sedarah dan keluarga semenda menurut keturunan yang lurus sehingga perkara dapat diselesaikan secara objektif tanpa ada penilaian subjektif dari saksi keluarga.

(7)

Merujuk pada perkara di atas bahwa Krisnawardhana (Adik Rudiana) dan Suprihatin (Istri Supriadi) tidak dapat menjadi saksi karena meraka merupakan keluarga sedarah dan keluarga semenda menurut keturunan yang lurus sebagaimana tercantum dalam pasal 145 ayat (1) HIR.

c. Sebutkan siapakah yang karena martabatnya, pekerjaanya dan jabatannya boleh mengundurkan diri sebagai saksi, sebutkan dasar hukumnya!

Jawaban:

Berdasarkan pasal 146 ayat (3) HIR bahwa semua orang yang karena kedudukan pekerjaan atau jabatannya yang sah, diwajibkan menyimpan rahasia; tetapi semata-mata hanya mengenai hal demikian yang dipercayakan padanya. Jadi, karyawan yang masih bekerja di perusahaan yang menjadi salah satu pihak dalam pengadilan boleh mengundurkan diri dari

kewajiban sebagai saksi.

d. Jelaskan dengan singkat perbedaan antara keterangan seorang saksi dan seorang saksi ahli! Jawaban:

Keterangan saksi ialah keterangan seseorang yang dialami secara langsung, didengar, dan dilihat sendiri oleh saksi, keterangan tersebut harus juga menyebutkan tentang sebab akibat yang diketahuinya itu, bukti saksi diatur dalam pasal 168-172 HIR, sedangkan seorang saksi ahli adalah seorang yang ditunjuk atau diangkat oleh pengadilan untuk memberikan lebih terang penjelasan dalam pemeriksaan dan pengamatan persidangan atas permintaan kedua belah pihak maupun karena jabatannya.

Berdasarakan perkara di atas bahwa Krisnawardhana (Adik Rudiana) dan Suprihatin (Istri Supriadi) tidak dapat menjadi saksi, walaupun dia telah dijadikan saksi dalam perjanjiaan tersebut karena meraka merupakan keluarga sedarah dan keluarga semenda menurut keturunan yang lurus sebagaimana tercantum dalam pasal 145 ayat (1) HIR.

e. Jelaskan dengan singkat apakah yang dimaksud dengan “Unus testis nullus testis” dan “Testimonium de Auditu”!

Jawaban:

Unus Testis Nullus Testis artinya satu saksi bukanlah saksi merupakan asas yang menolak

kesaksian dari satu orang saksi saja. Dalam hukum acara perdata, keterangan seorang saksi saja tanpa dukungan alat bukti lain tidak boleh dipercaya atau tidak dapat digunakan sebagai dasar bahwa dalil gugatan secara keseluruhan terbukti.

(8)

Kemudian Testimonium de Auditu yaitu kesaksian atau keterangan karena mendengar dari orang lain. Pada prinsipnya testimonium de auditu tidak dapat diterima sebagai alat bukti. Sebagaimana bahwa mengenai saksi diatur dalam pasal 164 HIR, 283 RBg, 145 dan 146 HIR. Dalam perkara tersebut, saksi yang dimiliki oleh pihak penggugat adalah saudara Krisnawardhana, yang merupakan adik kandungnya sendiri. Dan saksi yang dimiliki oleh pihak tergugat adalah Suprihatin, yang merupakan istri dari tergugat sendiri. Berdasarkan asas

nemo testis indoneus in proria causa maka saksi-saksi tersebut tidak dapat dimintai

keterangan atau kesaksiannya dalam persidangan. Hal tersebut juga diatur dalam pasal 145 ayat (1) HIR.

2. Soalnya, yaitu:

a. Menurut sifatnya dalam Hukum Acara Perdata dikenal tiga macam putusan akhir. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat ketiga sifat putusan tersebut!

Jawaban:

1) Putusan condemnatoir adalah putusan yang bersifat menghukum pihak yang kalah untuk memenuhi prestasi. Hak perdata penggugat yang dituntutnya terhadap tergugat, diakui kebenarannya oleh hakim. Sesuai dengan amar putusan di atas, yaitu:

1) Menghukum tergugat membayar biaya sisa pekerjaan sebesar Rp. 60.000.000,- kepada Penggugat.

2) Menghukum Tergugat membayar uang paksa (dwangsom) kepada penguggat sebesar Rp. 100.000,- setiap hari keterlambatan dalam menjalankan putusan ini, terhitung sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde).

3) Menghukum Turut Tergugat supaya tunduk dan mematuhi putusan ini.

2) Putusan constitutief adalah putusan yang menciptakan suatu keadaan hukum yang baru. Misalnya, putusan yang membatalkan suatu perjanjian, menyatakan pailit, memutuskan suatu ikatan perkawinan, dan sebagainya. Sesuai dengan amar putusan di atas, yaitu: a) Menyatakan sah dan berharga atas sita jaminan terhadap sebidang tanah seluas

200m2, yang terletak di Jalan Cijerah Kav.17 Kota Bandung, sesuai Sertipikat Hak Milik Nomor 234/Kel. Cijerah atas nama Suprihatin (Turut Tergugat).

3) Putusan declaratoir adalah putusan yang menyatakan suatu keadaan sebagai suatu keadaan yang sah menurut hukum. Misalnya, perjanjian antara penggugat dan tergugat dinyatakan sah menurut hukum dan sebagainya. Sesuai dengan amar putusan di atas, yaitu:

(9)

b) Menetapkan sah menurut hukum Perjanjian Kerjasama Tertanggal 17 September 2015, antara Penguggat dan Tergugat.

c) Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan ingkar janji (wanprestasi) terhadap Penggugat.

b. Kecuali putusan akhir, dalam Hukum Acara Perdata dikenal pula putusan yang bukan putusan akhir atau putusan sela. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat putusan sela yang Saudara ketahui, minimal 3 (tiga)!

Jawaban:

1) Putusan preparatoir adalah putusan persidangan mengenai jalannya pemeriksaan untuk melancarkan segala sesuatu guna mengadakan putusan akhir. Misalnya, putusan untuk menolak pengunduran pemeriksaan saksi.

2) Putusan interlocutoir adalah putusan yang isinya memerintahkan pembuktian. Misalnya putusan untuk memeriksa saksi atau pemeriksaan setempat. Karena putusan ini menyangkut masalah pembuktian, maka putusan interlocutoir akan memengaruhi putusan akhir.

3) Putusan incidentieel adalah putusan yang berhubungan dengan insident, yaitu peristiwa yang menghentikan prosedur peradilan biasa. Putusan ini pun belum berhubungan dengan pokok perkara, seperti putusan yang membolehkan seseorang ikut serta dalam suatu perkara (vrijwaring, voeging, dan tussenkomst).

4) Putusan provisioneel adalah putusan yang menjawab tuntutan provisi, yaitu permintaan pihak yang berperkara agar diadakan tindakan pendahuluan guna kepentingan salah satu pihak sebelum putusan akhir dijatuhkan. Misalnya dalam perkara perceraian, sebelum perkara pokok diputuskan, istri minta dibebaskan kewajiban untuk tinggal bersama dengan suaminya.

3. Pada dasarnya Putusan Pengadilan baru dapat dieksekusi apabila putusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap (in kracht van gewijsde).

a. Jelaskan kapan putusan itu mempunyai kekuatan hukum yang pasti! Jawaban:

Berdasarkan penjelasan Pasal 195 HIR bahwa putusan perdata yang telah berkekuatan hukum tetap yaitu putusan yang tidak dapat dilakukan upaya hukum lagi, maksudnya putusan itu harus benar-benar telah dapat dijalankan, telah memperoleh kekuatan pasti, artinya semua upaya hukum untuk melawan keputusan itu sudah dipergunakan, atau tidak dipergunakan

(10)

karena lewat waktunya, kecuali kalau putusan itu dinyatakan dapat dijalankan dengan segera, walaupun ada perlawanan, banding atau kasasi.

b. Jenis putusan akhir manakah yang menurut sifatnya dapat dieksekusi? Jawaban:

Jenis putusan condemnatoir yaitu putusan yang bersifat menghukum pihak yang kalah untuk memenuhi prestasi. Hak perdata penggugat yang dituntutnya terhadap tergugat, diakui kebenarannya oleh hakim. Sesuai dengan amar putusan di atas, yaitu:

1) Menghukum tergugat membayar biaya sisa pekerjaan sebesar Rp. 60.000.000,- kepada Penggugat.

2) Menghukum Tergugat membayar uang paksa (dwangsom) kepada penguggat sebesar Rp. 100.000,- setiap hari keterlambatan dalam menjalankan putusan ini, terhitung sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap (Inkracht van gewijsde).

3) Menghukum Turut Tergugat supadaya tunduk dan mematuhi putusan ini.

c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan putusan Uit Voerbaar bij Vooraad dan sebutkan dasar hukumnya!

Jawaban:

Uit Voerbaar bij Vooraad merupakan suatu putusan pengadilan yang bisa dijalankan terlebih

dahulu, walaupun terhadap putusan tersebut dilakukan upaya hukum Banding, Kasasi atau Perlawanan oleh pihak Tergugat atau oleh pihak Ketiga yang dirugikan. Putusan uitvoer baar

bij voorrrad dapat dijatuhkan dalam putusan pengadilan tingkat pertama dan/atau pengadilan

tingkat kedua. Adapun dapat dikabulkannya uitvoerbaar bij voorraad dan provisionil menurut Surat Ederan Ketua Mahkamah Agung RI No. 3 Tahun 2000 adalah:

1) Gugatan didasarkan pada bukti surat autentik/tulis tangan yang tidak dibantah kebenarannya oleh pihak Lawan.

2) Gugatan hutang-piutang yang jumlahnya sudah pasti dan tidak dibantah.

3) Gugatan tentang sewa-menyewa tanah, rumah, gudang, dimana hubungan sewa-menyewa telah habis atau Penyewa melalaikan kewajibannya sebagai penyewa yang baik.

4) Pokok gugatan mengenai tuntutan harta gono-gini dan putusannya telah inkracht van

gewijsde.

5) Dikabulkannya gugatan provisionil dengan pertimbangan hukum yang tegas dan jelas serta memenuhi pasal 332 Rv.

(11)

6) Pokok sengketa mengenai bezitsrecht.

Kemudian terdapat dalam Surat Edaran (SEMA) No. 4 tahun 2001 tentang Putusan Serta-Merta yang isinya menekankan bahwa sebelum putusan serta-merta dapat dijalankan pihak Pemohon Eksekusi diwajibkan membayar uang jaminan yang nilainya sama dengan nilai barang/objek eksekusi agar tidak menimbulkan kerugian pada pihak lain. Apalagi kalau yang akan dieksekusi itu sebuah bangunan yang mempunyai nilai sejarah yang mana bangunan tersebut harus dilestarikan keberadaannya dan pihak Pemohon Eksekusi bermaksud akan membongkar bangunan bersejarah tersebut yang akan digantikan dengan bangunan baru sesuai dengan rencananya.

4. Soalnya, yaitu:

a. Apa yang dimaksud dengan Upaya Hukum? Jawaban:

Menurut Sudikno Metokusumo bahwa upaya hukum adalah suatu upaya yang diberikan oleh undang-undang bagi seseorang maupun badan hukum dalam hal tertentu untuk melawan putusan hakim sebagai suatu tempat bagi pihak-pihak yang tidak puas atas adanya putusan hakim yang dianggap tidak memenuhi rasa keadilan, tidaklah sesuai dengan yang diinginkan, karena hakim itu juga seorang manusia yang bisa secara tidak sengaja melakukan kesalahan yang dapat menimbulkan salah mengambil keputusan atau memihak kepada salah satu pihak.

b. Sebut dan jelaskan secara lengkap, apa saja macam-macam upaya hukum? Jawaban:

1) Upaya hukum biasa adalah upaya hukum yang dipergunakan bagi putusan yang belum memiliki hukum tetap. Upaya hukum biasa yaitu:

a) Perlawanan/verzet adalah suatu upaya hukum terhadap suatu putusan di luar hadirnya pihak tergugat (disebut putusan verstek) yang terdapat dalam pasal 129 HIR. Verzet tersebut dapat dilakukan pada tenggang waktu atau tempo 14 hari (termasuk juga hari libur) setelah suatu putusan verstek tersebut telah diberitahukan dan disampaikan kepada pihak tergugat karena pihak tergugat tidak menghadiri persidangan. Syarat-syarat verzet yaitu dalam Pasal 129 ayat (1) HIR:

 keluarnya suatu putusan verstek;

 jangka waktu untuk mengajukan perlawanan ialah tidak boleh lewat dari empat belas hari dan jikalau adanya eksekusi tidak boleh lebih dari delapan hari;

(12)

 verzet tersebut dimasukan dan juga diajukan kepada Ketua PN di dalam wilayah hukum dimana pihak penggugat telah mengajukan gugatannya tersebut.

b) Banding ialah suatu upaya hukum yang dilakukan bilamana ada salah satu pihak yang tidak puas terhadap suatu putusan Pengadilan Negeri. Yang berdasar pada Undang-undang No. 4 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang-undang Pokok Kekuasaan Kehakiman dan juga pada Undang-undang No. 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan. Permohonan banding tersebut harus diajukan dan ditujukan kepada panitera Pengadilan Negeri yang telah menjatuhkan putusan (pasal 7 Undang-undang No 20 Tahun 1947). Urutan banding bedasarkan pada Pasal 21 Undang-undang No. 4 Tahun 2004 jo. pasal 9 Undang-undang No. 20 Tahun 1947 yang mana mencabut ketentuan dari pasal 188-194 HIR, ialah:

 adanya pernyataan ingin banding;

 panitera membuat suatu akta banding;

 telah dicatat dalam register induk perkara;

 pernyataan banding harus telah diterima oleh pihak terbanding paling lama empat belas hari sesudah suatu pernyataan banding tersebut dibuat;

 pihak pembanding juga dapat membuat suatu memori banding, terbanding juga bisa mengajukan suatu kontra memori banding.

c) Kasasi, bedasarkan pada pasal 29 dan 30 Undang-undang No. 14 Tahun 1985 jo. Undang-undang No. 5 Tahun 2004 kasasi ialah suatu pembatalan putusan atas suatu penetapan pengadilan dari semua lingkungan peradilan pada tingkat peradilan akhir. Dalam Putusan yang diajukan dalam putusan kasasi ialah merupakan putusan banding. Adapun alasan yang dipergunakan dalam permohonan kasasi yang ditentukan di dalam pasal 30 Undang-undang No. 14 Tahun 1985 jo. Undang-undang No. 5 Tahun 2004, yaitu:

 tidak berwenang (baik itu merupakan kewenangan absolut maupun kewenangan relatif) untuk melampaui batas suatu wewenang;

 salah menerapkan ataupun melanggar hukum yang berlaku;

 lalai dalam memenuhi syarat-syarat yang telah diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang dapat mengancam kelalaian dengan batalnya suatu putusan yang bersangkutan atau berkaitan.

(13)

2) Upaya hukum luar biasa adalah suatu upaya hukum dilakukan atas putusan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dan juga dalam asasnya upaya hukum ini tidaklah menangguhkan eksekusi. Yang di dalamnya mencakup antara lain:

a) Perlawanan pihak ketiga (denderverzet) terhadap sita eksekutorial terjadi bilamana dalam putusan pengadilan yang telah merugikan kepentingan dari pada pihak ketiga, oleh karenanya pihak ketiga itu bisa mengajukan perlawanan atas suatu putusan tersebut. Bedasarkan di dalam Pasal 378-384 Rv dan pasal 195 ayat (6) HIR. Dapat dikatakan sebagai upaya hukum luar biasa oleh pada dasarnya suatu putusan tersebut hanya mengikat para pihak yang berperkara saja (antara pihak penggugat dan pihak tergugat tersebut) dan tidak mengikat kepada pihak ketiga (akan tetapi di dalam hal ini hasil putusan tersebut juga akan mengikat orang lain atau pihak ketiga, oleh karenanya dapat dikatakan luar biasa). Denderverzet tersebut diajukan ke Pengadilan Negeri yang telah memutus suatu perkara pada tingkat pertama pengadilan.

b) Peninjauan kembali (request civil) adalah apabila terdapat hal-hal ataupun keadaan yang ditentukan oleh undang-undang, terhadap suatu putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap dan dapat dimintakan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung di dalam perkara perdata dan pidana oleh para pihak-pihak yang memiliki kepentingan [pasal 66-77 undang No. 14 Tahun 1985 jo. Undang-undang No. 5/2004]. Adapun alasan dalam peninjauan kembali menurut pasal 67 Undang-undang No. 14 Tahun 1985 jo. Undang-undang No. 5 Tahun 2004, ialah:

 adanya novum atau disebut bukti baru yang diketahui setelah perkaranya diputus yang telah didasarkan kepada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana yang telah dinyatakan palsu;

 apabila setelah suatu perkara diputus, ditemukannya surat-surat bukti yang memiliki sifat yang menentukan pada waktu perkara diperiksa tidak bisa ditemukan;

 apabila setelah dikabulkannya hal yang tidak dituntut atau lebih daripada yang telah dituntut tersebut;

 bilamana mengenai sesuatu bagian dari suatu tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan terlebih dahulu sebab-sebabnya;

 bilamana dalam satu putusan terdapat kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan hakim yang nyata.

(14)

Batas tenggang waktu di dalam pengajuan seratus delapan puluh hari setelah putusan memiliki kekuatan hukum tetap bedasarkan dalam Pasal 69 Undang-undang No. 14 Tahun 1985. Mahkamah Agung telah memutus suatu permohonan dalam peninjauan kembali dalam tingkat pertama dan juga terakhir bedasarkan dalam Pasal 70 Undang-undang No. 14 Tahun 1985.

c. Apa perbedaan prinsip dari masing-masing upaya hukum tersebut? Jawaban:

Upaya hukum biasa ialah perlawanan terhadap putusan perstele, banding, kasasi, upaya hukum ini pada umumnya adalah menangguhkan pelaksanaan putusan, kecuali apabila putusan tersebut dijatuhkan dengan ketentuan didasarkan pasal 180 HIR, sedangkan upaya hukum luar biasa adalah terjadi perlawanan pada pihak ketiga dan dalam Peninjauan Kembali (request civiel) yang tidak menangguhkan eksekusi.

d. Apakah sebabnya dikatakan bahwa kasasi merupakan upaya hukum biasa sedangkan Peninjauan Kembali merupakan upaya hukum luar biasa? Jelaskan!

Jawaban:

Kasasi dapat dikatakan sebagai upaya hukum luar biasa oleh pada dasarnya suatu putusan tersebut hanya mengikat para pihak yang berperkara saja, sedangkan peninjauan kembali dapat dikatakan sebagai upaya hukum luar biasa pada dasarnya suatu putusan tersebut akan mengikat orang lain atau pihak ketiga atau semua pihak yang berperkara, oleh karenanya dapat dikatakan luar biasa.

e. Jelaskan perbedaan prinsipil antara Banding dengan Kasasi! Jawaban:

Banding ialah suatu upaya hukum yang dilakukan bilamana ada salah satu pihak yang tidak puas terhadap suatu putusan Pengadilan Negeri yang harus diajukan dan ditujukan kepada panitera Pengadilan Negeri yang telah menjatuhkan putusan, sedangkan kasasi ialah suatu pembatalan putusan atas suatu penetapan pengadilan dari semua lingkungan peradilan pada tingkat peradilan akhir yang bisa dilakukan tanpa melewati banding terelebih dahulu.

(15)

5. Soalnya, yaitu:

a. Pada hakikatnya putusan hakim adalah merupakan isi dari seluruh perkara. Sebutkan secara sistematis apa yang harus dimuat dalam putusan tersebut! Sertakan pula dasar hukumnya? Jawaban:

Susunan isi putusan, yaitu:

1) Kepala putusan, setiap putusan pengadilan harus mempunyai kepala putusan yang berbunyi: “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kepala putusan memiliki kekuatan eksekutorial kepada putusan pengadilan. Pencantuman kata-kata “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam putusan pengadilan oleh pembuat undang-undang juga dimaksudkan agar hakim selalu menginsafi, bahwa karena sumpah jabatannya ia tidak hanya bertanggung jawab pada hukum, diri sendiri, dan kepada rakyat, tetapi juga bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana diatur dalam pasal 224 HIR atau pasal 258 RBg.

2) Identitas pihak-pihak yang berperkara, dalam putusan pengadilan identitas pihak penggugat, tergugat dan turut tergugat harus dimuat secara jelas, yaitu nama, alamat, pekerjaan, dan sebagainya serta nama kuasanya kalau yang bersangkutan menguasakan kepada orang lain. Diatur dalam pasal 184 HIR atau 195 RBg. 3) Pertimbangan (alasan-alasan), dalam putusan pengadilan terhadap perkara perdata

terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu:

a) Pertimbangan tentang duduk perkaranya (feitelijke gronden), adalah bukan pertimbangan dalam arti sebenarnya, oleh karenanya pertimbangan tersebut hanya menyebutkan sesuatu yang terjadi didepan pengadilan. Seringkali dalam praktiknya gugatan penggugat dan jawaban tergugat dikutif secara lengkap, padahal dalam pasal 184 HIR/pasal 195 RBg menentukan bahwa setiap putusan pengadilan dalam perkara perdata harus memuat ringkasan gugatan dan jawaban dengan jelas.

b) Pertimbangan tentang hukumnya (rechtsgronden), adalah pertimbangan atau alasan dalam arti yang sebenarnya, pertimbangan hukum inilah yang menentukan nilai dari suatu putusan pengadilan, yang penting diketahui oleh pihak-pihak yang berperkara dan hakim yang meninjau putusan tersebut dalam pemeriksaan tingkat banding dan tingkat kasasi.

4) Amar putusan, dalam gugatan penggugat ada yang namanya petitum, yakni suatu yang dituntut atau diminta supaya diputuskan oleh hakim. Jadi amar putusan (diktum) itu adalah putusan pengadilan yang merupakan jawaban terhadap petitum dalam gugatan penggugat. Diatur dalam pasal 178 ayat (2), (3) HIR atau pasal 189 ayat (2) dan (3) RBg.

(16)

Dalam Hukum Acara Perdata hakim wajib mengadili semua tuntutan, baik dalam konvensi maupun rekonvensi, bila tidak dilakukan putusan tersebut harus dibatalkan sebagaiman terdapat dalam SEMA Nomor 104 K/Sip/1968.

b. Uraikan pemahaman saudara tentang EKSEKUSI dengan menyertakan dasar hukumnya. Sebutkan bagaimana tahapan/prosedur untuk melaksanakan eksekusi dari putusan tersebut! Jawaban:

Eksekusi adalah hal menjalankan putusan pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde). Dalam praktik Peradilan dikenal dua macam eksekusi yaitu pertama eksekusi riil atau nyata sebagaimana yang diatur dalam Pasal 200 ayat (11) HIR, Pasal 218 ayat (2) RBg dan Pasal 1033 Rv yang meliputi penyerahan, pengosongan, pembongkaran, pembahagian, dan melakukan sesuatu, dan yang kedua eksekusi pembayaran sejumlah uang melalui lelang atau executorial verkoop sebagaimana tersebut dalam Pasal 200 HIR dan Pasal 215 RBg. Adapun tahapan untuk melaksanakan eksekusi, yaitu:

1) Permohonan eksekusi, mengajukan permohonan eksekusi yang diajukan langsung ke Ketua Pengadilan Negeri dengan melampirkan fotokopi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, meliputi putusan Pengadilan Negeri, dan/atau putusan Pengadilan Tinggi, dan/atau Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pihak yang berhak mengajukan permohonan eksekusi adalah pihak yang dinyatakan “menang” dalam putusan, baik itu pribadi atau melalui kuasa hukumnya dengan disertai surat kuasa khusus.

2) Pembayaran panjar, permohonan eksekusi diajukan ke Kepaniteraan Perdata, dalam hal ini yang menerima permohonan eksekusi adalah Panitera Muda (Panmud) Perdata. Selanjutnya Pemohon membayar biaya panjar eksekusi sesuai dengan yang telah ditentukan, dan dibuatkan bukti setor. Dan pemohon eksekusi menyerahkan bukti penyetoran tersebut kepada petugas/kasir yang berada di bagian Kepaniteraan Perdata Pengadilan dan kasir tersebut selanjutnya mengeluarkan tanda bukti pembayaran berupa SKUM (Surat Kuasa Untuk Membayar).

3) Aanmaning (teguran), ketentuan Pasal 207 ayat (2) Rbg, menyebutkan bahwa 8 hari setelah aanmaning

dilakukan, dan termohon eksekusi tidak mengindahkan teguran tersebut, maka sudah dapat dilaksanakan eksekusi.

(17)

4) Eksekusi, setelah termohon eksekusi dipanggil secara patut ternyata tidak hadir dengan alasan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, maka dalam praktiknya biasanya dipanggil 1 kali lagi dan jika tidak hadir, maka Ketua Pengadilan dapat langsung mengeluarkan penetapan eksekusi terhitung sejak tergugat tidak memenuhi panggilan, dengan perintah berupa penetapan (beschikking) dan ditujukan kepada panitera atau juru sita untuk pelaksanaannya.

5) Pelaksanaan eksekusi, isi perintah, agar menjalankan eksekusi sesuai amar keputusan. Eksekusi dilakukan oleh panitera/juru sita (pas 109 RBg/pasal 197 HIR). Dalam pelaksanaannya, panitera/juru sita dibantu oleh 2 (dua) orang saksi (210 RBg) atau pasal 197 ayat (6) HIR. Eksekusi dilaksanakan ditempat objek/barang berada. Membuat berita acara dengan ketentuan memuat:

 barang/jenis yang dieksekusi;

 letak/ukuran yang dieeksekusi;

 hadir/tidak hadirnya tereksekusi;

 penegasan/pengawasan barang;

 penjelasan non bevinding bagi yang tak sesuai dengan amar putusan;

 penjelasan dapat/tidaknya dijalankan;

 hari/tanggal, jam, bulan dan tahun pelaksanaan;

 diserahkan kepada pemohon eksekusi;

 berita acara ditanda tangani oleh pejabat pelaksana eksekusi panitera/juru sita, dua saksi yang membantu pelaksanaan eksekusi, dan bila perlu melibatkan kepala desa/lurah setempat atau camat dan termohon eksekusi;

 kepala desa/lurah atau camat dan termohon eksekusi secara yuridis formal tidak diwajibkan menanda tangani berita acara, namun untuk menghindari hal-hal yang mungkin timbul dibelakang hari sebaiknya keduanya harus diikutkan;

 memberitahukan isi berita acara eksekusi 209 r.bg/pasal 197 ayat (5) hir. pemberitahuan ini dapat dilakukan dengan cara memberikan copy salinan berita acara tersebut.

(18)

c. Mengacu pada tugas Kunjungan Sidang Saudara, uraikan dengan singkat dan jelas, salah satu acara persidangan dalam tahapan sidang perkara perdata di pengadilan!

Jawaban:

Dalam hal ini MNJ akan menguraikan persidangan pergantian nama, yaitu:

1) Majelis hakim membuka persidangan dengan menyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

2) Majelis hakim menghadirkan pihak berpekara, dalam hal ini yaitu permohonan ganti nama.

3) Kemudian majelis hakim menanyakan identitas Pemohon, dalam hal ini yaitu Windi Permana Putra, S.E.

4) Selanjutnya, majelis hakim menanyakan alasan Pemohon mengganti nama.

5) Pemohon menyampaikan bahwa nama Windi Permana Putra tekesan untuk perempuan sehingga Pemohon ingin menggantinya dengan Muhammad Permana Putra.

6) Majelis hakim memberikan saran agar Pemohon tidak mengganti namanya atas dasar bahwa nama merupakan pemberian orang tua yang harus dihargai.

7) Majelis hakim menyuruh Pemohon untuk menghadirkan saksi, karena Pemohon tidak dapat menghadirkan saksi, maka persidangan dilanjutkan minggu depan.

8) Hakim menutup sidang supaya minggu selanjutnya Pemohon menghadirkan saksi yaitu Ibunya.

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK: Pada zaman yang telah modern ini masyarakatnya mulai melupakan budaya setempat dan lebih condong kepada budaya luar dengan alasan budaya setempat sudah ketinggalan zaman

memprensentasikan sikap etis yang k*ntekstual- Orang Kristen harus tetap bertahan dan memiliki sikap etis yang dilandasi dengan kebenaran +irman &llah-.. K*mpr*mi bukan

Pada tempat pertunjukan dibiarkan terbuka tanpa dinding untuk menerapkan filosofi Didik Nini Thowok yang akrab dengan masyarakat dan untuk menyelaraskan ruang luar dengan ruang

Ilmu Kedokteran Jiwa juga sebagai guru, yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing, memberikan pengetahuan, dorongan, masukan-masukan yang sangat berharga

aegypti meupakan hal *an- pentin- sekali untuk menin-katkab kewaspadaan wabah D7D "en-ukuan kepadatan  populasi dilakukan den-an aa su3ei la3a "ada

beberapa impak telah berjaya diperoleh iaitu penurunan imej sinar-x anggota kaki daripada 40.18% kepada 7.95%, penjimatan kos pembelian alat cegah gerak kaki sebanyak RM23,316.00,

Nilai 0,36 pada variabel bukti langsung (X1) adalah bernilai positif sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi bukti langsung yang diberikan Rumah Sakit, maka

 untuk menjamin objektivitas dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja..  objektif;