Komposisi jenis dan ukuran ikan petek (Famili Leiognathidae)
di Perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara
[Species composition and size of pony fishes, Family Leiognathidae in Kendari Bay, Southeast Sulawesi]
Asriyana
1,, M.F. Rahardjo
2, Djamartumpal F. Lumban Batu
2, Endi S. Kartamihardja
3 1Jurusan Perikanan, FPIK Universitas Haluoleo2Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, FPIK-IPB
3Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan, BALITBANG KP Jurusan Perikanan, FPIK Universitas Haluoleo
Kampus Hijau BumiTridharma Anduonohu Kendari 93232 e-mail: yanasri76@yahoo.com
Diterima: 18 Februari 2011; Disetujui: 5 April 2011
Abstrak
Penelitian tentang komposisi jenis dan ukuran ikan petek dilakukan sejak Agustus 2009 sampai Juni 2010 pada tiga zo-na di perairan Teluk Kendari. Koleksi ikan dilakukan dengan jaring insang percobaan (dengan ukuran mata jaring ber-beda ¾, 1, 1 ¼, 1 ½, dan 2 inci) dan alat seser (Ø 1 meter dan ukuran mata jaring 0,04 inci). Pada penelitian ini berhasil diinventarisasi 10 jenis Famili Leiognathidae dari enam genera yaitu Gazza (1 jenis), Leiognathus (4 jenis), Nuchequula
(1 jenis), Photopectoralis (1 jenis), Eubleekeria (1 jenis), dan Secutor (2 jenis). Berdasarkan jumlah individu ternyata
Nuchequulablochii (39,72%) dan E. splendens (33,95%) merupakan jenis dominan pada Zona I, Secutor indicius pada Zona II (38,75%), dan N. blochii (20,50%) dan E. splendens (25,10%) pada Zona III. Frekuensi kehadiran famili Leiog-nathidae selama penelitian bervariasi, E. splendens merupakan penghuni tetap perairan Teluk Kendari (100%) sedang-kan Photopectoralis bindus dan L. dussumieri merupakan jenis yang jarang ditemukan (18,18%). Sebaran ukuran dan frekuensi kehadiran mengindikasikan bahwa ikan petek menggunakan perairan Teluk Kendari sebagai daerah asuhan dan pembesaran.
Kata penting: daerah asuhan, ikan petek, komposisi jenis, Leiognathidae, Teluk Kendari, ukuran.
Abstract
Research on species composition and size of pony fish was carried out from August 2009 to June 2010 at three zone in Kendari Bay, Southeast Sulawesi. Fish collection by experimental gillnets (with different mesh sizes ¾, 1, 1¼, 1½, and 2 inch) and seser (Ø 1 metre and mesh size 0.04 inch). Ten species of Leiognathidae were collected during research. There was six genera of Leiognathidae namely Gazza (1 species), Leiognathus (4 species), Nuchequula (1 species),
Photopectoralis (1 species), Eubleekeria (1 species), and Secutor (2 species). Based on number of fish, N. blochii
(39.72%) and E. splendens (33.95%) were dominant species on zone I (39.72%), Secutor indicius on zone II (38.75%), and N. blochii (20.50%) and E. splendens (25.10%) on zone III (25.10%). Based on frequency of occurrence during study, E. splendens was resident species (100%), while Photopectoralis bindus and L. dussumieri were rarely (18.18%). Size range and frequency of fish occurrence indicated that Kendari Bay used as nursery ground for pony fish.
Keywords: Kendari Bay, Leiognathidae, nursery ground, pony fish, size, species composition.
Pendahuluan
Teluk Kendari merupakan perairan semi
tertutup yang dikelilingi oleh daratan kota Ken-dari. Perairan ini merupakan tempat pertemuan
antara air tawar dan laut atau peralihan antara
perairan tawar dan perairan laut. Jika dilihat dari
kondisi tersebut, perairan Teluk Kendari dapat
digolongkan sebagai perairan estuari. Habitat
es-tuari relatif lebih subur (produktif) sehingga
ha-bitat ini menjadi daerah asuhan yang baik bagi
larva udang, ikan, dan kerang, bahkan ada
jenis-jenis ikan yang menjadikan estuari sebagai
habi-tat sepanjang hidupnya (Costa & Bruxelas, 1989; Matić-Skoko et al., 2005; Pombo et al., 2005).
Ikan petek merupakan ikan demersal yang
menjadi salah satu penyusun komunitas ikan di
perairan Teluk Kendari (Asriyana et al., 2009).
Ikan yang termasuk dalam Famili Leiognathidae
ini memiliki nilai cukup ekonomis sehingga
dalam jumlah besar. Pemanfaatan yang tidak
ra-sional dan tidak terkendali akan berdampak pada
ekosistem. Dampak tersebut menyebabkan
peru-bahan terhadap kelimpahan, produktivitas, dan
struktur komunitas seperti perubahan dominasi
jenis, spektra ukuran, dan hasil tangkapan yang mengakibatkan menipisnya sediaan dan akhirnya
populasi ikan ini punah. Walaupun secara alami
ikan ini memiliki laju pertumbuhan dan
perema-jaan yang relatif tinggi (Novitriana et al., 2004),
namun tingkat kematian alami ikan ini juga
cu-kup tinggi (Pauly, 1977). Mengingat peranan
penting ikan petek dalam menunjang fungsi dan
struktur ekosistem di perairan Teluk Kendari,
maka dilakukan penelitian mengenai komposisi jenis dan ukuran ikan petek di perairan ini.
Tuju-an penelitiTuju-an ini adalah untuk menjelaskTuju-an
kom-posisi jenis dan ukuran ikan petek di perairan
Te-luk Kendari dan hasilnya diharapkan menjadi
in-formasi yang berguna dalam upaya pengelolaan
sumber daya ikan petek di perairan Teluk
Ken-dari.
Bahan dan metode
Penelitian dilakukan dari Agustus 2009
sampai Juni 2010 di perairan Teluk Kendari.
Zo-na penelitian ditentukan secara horisontal
berda-sarkan kedalaman perairan Teluk Kendari
(Gam-bar 1), yaitu:
Zona I, perairan bagian barat. Zona ini ba-nyak menerima masukan air tawar dari
empat sungai besar (Mandonga, Kadia,
Wanggu, dan Kambu). Selain itu juga zo-na ini mendapat masukan bahan organik
dan sedimentasi. Bahan organik berasal
dari permukiman penduduk, pertambakan,
kegiatan pertanian yang terdapat di
sepan-jang beberapa sungai besar dan kecil.
Se-dimentasi cukup tinggi di daerah ini yang
berasal dari hasil aktivitas penambangan
pasir di sekitar aliran Sungai Wanggu dan
Kambu. Kedalaman maksimal di zona ini
adalah 5 meter.
Zona II, perairan bagian tengah, dengan kedalaman sekitar 5-10 meter.
Zona III, perairan bagian timur. Zona ini berada dekat mulut teluk sehingga lebih banyak dipengaruhi oleh masuknya air
la-ut dari luar Teluk Kendari. Selain itu
dae-rah ini relatif dalam dengan kedalaman 10
sampai 20 meter.
Pengambilan contoh dilaksanakan selama
sebelas periode dengan selang waktu satu bulan
satu kali dan setiap periode dikerjakan dalam
waktu tiga hari. Contoh ikan diperoleh dengan
menggunakan jaring insang percobaan yang ter-buat dari bahan nilon monofilamen dengan
pan-jang 30 m untuk setiap ukuran mata jaring yaitu
¾, 1, 1 ¼, 1 ½, dan 2 inci guna menangkap ikan
ukuran dewasa. Ukuran juwana ditangkap
meng-gunakan alat seser berdiameter 1 meter bermata
jaring 0,04 inci. Semua ikan yang tertangkap
awetkan dalam larutan formalin 10% dan
di-identifikasi di Laboratorium Dasar Fakultas
Peri-kanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Haluoleo, Kendari. Contoh ikan diidentifikasi menurut
Car-penter & Niem (1999a,b; 2001a,b), Peristiwady
(2006), dan Froese & Pauly (2010). Setiap jenis
yang telah teridentifikasi dipisahkan berdasarkan
zona pengambilannya.
Komposisi jenis digunakan untuk melihat
dominasi komposisi ikan yang tertangkap dan
di-hitung dengan menggunakan rumus (Brower et
al., 1990):
Gambar 1. Letak zona penelitian di perairan Teluk Kendari
Frekuensi kehadiran ikan ditentukan
de-ngan menggunakan rumus (Brower et al., 1990):
Ket.: Rf = frekuensi relatif suatu jenis (%); Ni = freku-ensi kehadiran jenis ke-i selama penelitian; N = jumlah total frekuensi semua jenis
Pengamatan gonad ikan contoh diawali
dengan pembedahan rongga perut ikan petek.
Se-lanjutnya diamati sepasang gonad untuk melihat
tingkat kematangan gonadnya secara morfologi
berdasarkan bentuk, ukuran, warna, dan
peng-isian gonad dalam rongga tubuh seperti tertera
pada Tabel 1 (Novitriana et al., 2004).
Hasil
Selama penelitian ditemukan 10 jenis ikan petek dari tiga genera. Jumlah ikan yang
tertang-kap bervariasi pada setiap zona. Zona I
berjum-lah 433 ekor yang meliputi tujuh jenis, Zona II
sebanyak 160 ekor yang meliputi sembilan jenis,
dan Zona III sebanyak 239 ekor yang meliputi 10
jenis. Sebaran panjang dan bobot masing-masing
jenis tertera pada Tabel 2. Tabel ini menunjukkan
bahwa ikan petek di perairan Teluk Kendari
ber-variasi, namun memiliki rata-rata kisaran ukuran yang relatif kecil, terutama jenis Gazza minuta,
Photopectoralis bindus, Eubleekeria splendens,
Leiognathus dussumieri, L. equulus, dan L.
leu-ciscus.
LOKASI PENELITIAN
Tabel 1. Morfologi ovarium ikan petek (L. equulus) pada setiap tingkat kematangan (Novitriana et al. 2004)
TKG Morfologi
I Awal Pertumbuhan
Ovarium bewarna putih kekuningan dan permukaan licin. Ukuran ovarium relatif kecil dan ber-bentuk bulat dan oval dan tunggal. Butir telur belum terlihat oleh mata biasa. Ovarium berada di ujung posterior di dekat anus.
II Berkembang
Ukuran ovarium lebih besar dan bewarna kekuningan. Ovarium berbentuk bulat oval. Di bagian anterior ovarium berbentuk lekukan pendek. Telur belum terlihat jelas oleh mata biasa. Diamater telur berkisar antara 36-468 µm. Di bagian tengah dari kedua sisi lateral terdapat titik merah bakal pembuluh darah.
III Dewasa
Ovarium berwarna kuning terang. Butir telur mulai terlihat oleh mata biasa dengan diamater ber-kisar antara 36-540 µm. Pembuluh darah sudah tampak jelas di kedua sisi lateral ovarium. Ovarium menempati hampir seperempat rongga tubuh di ujung posterior di dekat anus.
IV Matang
Ovarium bertambah besar ukurannya dan bewarna kuning kemerahan. Jumlah pembuluh darah le-bih banyak daripada ovarium pada TKG III. Butir telur terlihat jelas karena selaput gonad transpa-ran, diamater berkisar antara 36-816 µm. Ovarium menempati hampir sepertiga rongga perut dan mendesak usus ke bagian depan. Bentuk ovarium bulat oval dengan lekukan yang jelas di bagian anterior, menandakan bahwa pasangan organ menyatu.
V Salin
Ovarium mengempis di bagian posteriornya, terdapat pada ikan yang sudah selesai memijah.
Tabel 2. Jumlah hasil tangkapan, kisaran panjang dan bobot ikan petek di setiap zona selama penelitian
Jenis
I II III
Jumlah (ekor)
Panjang (cm)
Bobot (g)
Jumlah (ekor)
Panjang (cm)
Bobot (g)
Jumlah (ekor)
Panjang (cm)
Bobot (g)
G. minuta 1 9,2 9,7 5 5,9-9,2 4,2-12,6 14 7,2-10,2 5,6-11,8
P. bindus - - - 2 6,7-8,4 6,3-7,5
N. blochii 172 4,5-11,9 4,0-31,4 26 6,4-10,5 4,8-15,5 49 5,2-11,0 3,5-17,4
L. dussumieri - - - 7 7,6-10,1 5,9 -15,3 2 9,5-9,6 10,0-11,9
L. equulus 9 8,0-11,3 8,1-26,8 1 10,4 12,4 2 7,6-9,7 6,8-14,0
L. fasciatus 3 5,5-7,8 3,5-6,3 8 6,2-7,1 3,4-5,6 36 4,8-9,4 1,6-13,1
L. leuciscus - - - 3 9,7-10,4 11,9-16,2 7 8,2-10,6 7,4-14,7
E. splendens 147 5,3-11,7 3,3-22,9 22 6,7-10,6 5,0-19,8 60 5,7-11,0 2,1-17,7
S. ruconius 61 5,6-10,0 2,8-17,0 25 5,1-9,7 1,9-11,5 35 3,4-9,9 1,1-15,7
S. indicius 40 6,7-9,8 3,6-10,3 62 5,8-9,8 3,2-11,3 33 7,0-10,3 3,0-18,8
Total 433 160 239
Dominasi jenis ikan petek di setiap zona
bervariasi. Berturut-turut Zona I didominasi oleh
jenis Nuchequula blochii (39,72%) dan E.
splen-dens (33,95%), Zona II didominasi oleh S.
indi-Frekuensi kehadiran ikan petek selama
penelitian diungkapkan pada Gambar 3.Jenis E.
se-Tahap perkembangan gonad ikan petek
yang tertangkap di perairan ini tertera pada
Gam-bar 4. Hal ini sesuai dengan kisaran ukuran ikan
petek yang ditemukan, TKG juga menunjukkan
bahwa ikan petek didominasi oleh TKG II.
Gambar 2. Komposisi jenis ikan petek yang tertangkap berdasarkan zona di perairan Teluk Kendari
Gambar 3. Frekuensi kehadiran jenis ikan petek selama penelitian di perairan Teluk Kendari
0% 20% 40% 60% 80% 100%
I II III
K
om
po
si
si
j
en
is
Zona
G. minuta P. bindus N. blochii L. dussumieri L. equulus
L. fasciatus L. leuciscus L. splendens S. ruconius S. indicius
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
F
re
kue
n
si
ke
h
adi
ra
n
Bulan
G. minuta P. bindus N. blochii L. dussumieri L. equulus
Gambar 4. Persentase tingkat kematangan gonad ikan petek di perairan Teluk Kendari
Pembahasan
Jumlah total ikan petek yang tertangkap
selama penelitian adalah 832 ekor yang terbagi
dalam enam genera yaitu Gazza (1 jenis),
Leiog-nathus (4 jenis), Nuchequula (1 jenis),
Photo-pectoralis (1 jenis), Eubleekeria (1 jenis), dan
Secutor (2 jenis) (Tabel 1). Famili Leiognathidae yang ditemukan di perairan ini mempunyai
kisaran panjang total yang lebih rendah daripada
panjang maksimum (sekitar 15 cm) yang pernah
ditemukan di perairan pantai utara Jawa Tengah
(Badrudin, 1988); Teluk Labuan, Banten (Sjafei
& Saadah, 2001); pesisir Mayangan, Subang
(Novitriana et al., 2004); perairan barat Sumatera
(Wedjatmiko, 2007); Froese & Pauly (2010).
Kondisi ini menunjukkan bahwa ikan petek di perairan ini berada dalam ukuran anakan dan
jelang-dewasa (subadult) sehingga diduga
anggo-ta Famili Leiognathidae menggunakan perairan
Teluk Kendari sebagai daerah asuhan dan
pem-besaran.
(1977) mencatat 20 jenis, sedangkan di perairan
Teluk Kendari sendiri tercatat 10 jenis ikan
pe-tek. Jumlah jenis ikan petek terutama dari genera
Leiognathus di perairan ini lebih rendah diban-dingkan yang ditemukan di perairan barat
Suma-tera (Wedjatmiko, 2007). Di perairan Teluk
Ken-dari hanya ditemukan tujuh jenis sedangkan di perairan barat Sumatera lebih banyak yaitu 10
jenis. Hal tersebut diduga berkaitan dengan
kon-disi spesifik perairan dan daerah penyebaran
seti-ap jenis ikan petek.
Jumlah jenis ikan petek yang ditemukan
di zona I lebih sedikit (7 jenis) dibandingkan
zo-na lainnya (9 dan 10 jenis). Hal ini diduga
ber-kaitan dengan kemampuan organisme dalam
me-noleransi perubahan salinitas perairan. Zona I merupakan daerah muara dengan salinitas rendah
yaitu10‰ (Asriyana et al., 2009), sehingga
ha-nya jenis ikan oligostenohalin dan eurihalin yang
mampu beradaptasi. Ikan yang bersifat
poliste-nohalin akan mengalami tekanan (stress) akibat
0% 20% 40% 60% 80% 100%
F
re
kue
n
si
eri yang sama sekali tidak ditemukan di Zona I selama penelitian berlangsung. Kondisi tersebut
mengindikasikan bahwa ketiga jenis ikan
terse-but merupakan jenis yang tidak toleran terhadap
salinitas rendah. Odum (1998) menyatakan
bah-wa biota yang hidup di daerah estuari adalah bio-ta yang mempunyai toleransi yang tinggi
terha-dap perubahan lingkungan yang besar, yang
di-empat sungai besar (Mandonga, Kadia, Wanggu,
dan Kambu) dan Zona III yang banyak
dipenga-ruhi oleh masuknya air laut, sehingga hanya ikan
petek yang bersifat eurihalin yang dapat hidup di
wilayah ini. Kondisi ini diduga merupakan
pe-nyebab rendahnya jumlah individu yang ditemu-kan di Zona II dibandingditemu-kan zona lainnya.
Berdasarkan komposisi jenis ikan petek di
setiap zona (Gambar 2), N. blochii dan E.
splen-dens merupakan jenis dominan di perairan dan terdapat di semua zona penelitian. Hal ini
mem-perlihatkan bahwa kedua jenis tersebut
merupa-kan jenis dengan tingkat toleransi yang besar
ter-hadap perubahan lingkungan sehingga
mempu-nyai penyebaran yang lebih luas dibandingkan dengan jenis petek lainnya. Selanjutnya juga
ter-lihat bahwa Zona III memiliki jumlah jenis yang
lebih beragam dibandingkakan zona lainnya. Hal
ini berkaitan dengan letak Zona III yang berada
di sekitar mulut teluk yang berhubungan
lang-sung dengan laut, sehingga jenis ikan petek yang
menghuni daerah ini selain terdiri atas ikan yang
eurihalin, juga jenis polistenohalin. Selain itu
pe-rubahan salinitas di zona ini relatif tetap sehingga
jenis ikan stenohalin tersebut mampu
menoleran-si keadaan ini (Asriyana et al., 2009). Keadaan
ini juga ditemukan di perairan estuari Tagus
Por-tugal (Costa & Bruxelas, 1989; Kennish, 2000),
estuari Pantan (Matić-Skoko et al., 2005), dan Laguna Ria de Aveiro, Portugal (Pombo et al.,
2005).
Frekuensi kehadiran ikan petek selama
penelitian diungkapkan pada Gambar 3.Jenis E.
splendens terlihat dominan (100%) ditemukan
selama penelitian seperti yang ditemukan di
per-airan Laut Jawa (Meniek et al., 1988), sedangkan
jenis yang jarang ditemukan adalah jenis P.
bin-dus dan L. dussumieri (18,18%). Hal ini menun-jukkan bahwa E. splendens adalah penghuni
tetap perairan Teluk Kendari yang menghabiskan
seluruh siklus hidupnya di perairan ini. Tidak
berbeda dengan perairan Teluk Kendari, ikan
pe-tek E. splendens di Teluk Labuan Banten juga
merupakan penghuni tetap di perairan tersebut
(Sjafei & Saadah, 2001). Hal ini didasarkan pada
frekuensi kehadiran ikan setiap bulan dan dite-mukannya ikan tersebut dalam keadaan matang
gonad (TKG I sampai V) (Sjafei & Saadah,
2001).
Adapun jenis petek lainnya menggunakan
perairan ini sebagai daerah asuhan dan
pembesar-an. Kondisi ini didukung oleh tersedianya daerah
makanan dan pembesaran di sekitar Zona I.
Zo-na I merupakan daerah muara sungai yang
ba-nyak ditumbuhi mangrove. Komunitas mangrove yang dijumpai di Teluk Kendari didominasi oleh
jenis Rhizophora stylosa, Avicennia sp.,
Brugu-iera sp., dan Xylocarpus sp. khusus di lokasi muara Sungai Wanggu, Kambu, dan Kadia
vege-tasi mangrove yang dominan dijumpai adalah R.
stylosa dan Avicennia sp. yang berasosiasi de-ngan Nypa fructicans (Asriyana, 2004). Adanya
terlindung dari gelombang laut dan predator
de-ngan bersembunyi pada bagian akar mangrove.
Hal ini menarik perhatian juwana dan ikan-ikan
kecil untuk menjadikan wilayah ini sebagai
dae-rah asuhan dan pembesaran, seperti yang
dilapor-kan oleh Wang et al. (2009) di Teluk Dongzhai-gang, China; dan Green et al. (2009) di perairan
rawa paya, United Kingdom. Selain itu
partikel-partikel serasah yang dihasilkan tumbuhan
mang-rove merupakan sumber makanan bagi biota
per-airan, yang menggunakan daerah ini sebagai
ha-bitat, daerah asuhan, dan pembesaran.
Gonad ikan petek yang umumnya berada
dalam tahap perkembangan (TKG II) (Gambar 4)
memperkuat dugaan bahwa perairan Teluk Ken-dari digunakan oleh sebagian besar anggota
Fa-mili Leiognathidae pada stadia jelang-dewasa
(subadult). Berdasarkan hal tersebut maka dapat
dinyatakan bahwa perairan Teluk Kendari
meru-pakan daerah asuhan dan pembesaran bagi Famili
Leiognathidae. Secara keseluruhan perairan
Te-luk Kendari merupakan wilayah yang produktif,
namun paling mudah mendapat gangguan dari berbagai aktivitas manusia maupun proses-proses
alamiah. Sebagai wilayah yang produktif,
perair-an ini menyediakperair-an habitat bagi sejumlah spesies
ikan untuk berlindung dan tempat mencari makan
maupun sebagai tempat pembesaran, seperti
hal-nya yang ditemukan di perairan lain (Costa &
Bruxelas, 1989; Tongnunui et al., 2002; Matić
-Skoko et al., 2005; Pombo et al., 2005).
Simpulan
1. Di perairan Teluk Kendari ditemukan
sepu-luh jenis ikan petek Famili Leiognathidae
dari enam genera (Gazza, Leiognathus,
Nu-chequula, Photopectoralis, Eubleekeria dan
Secutor).
2. Dominansi jenis sangat tinggi ditemukan
pa-3. Eubleekeria splendens merupakan penghuni
tetap perairan Teluk Kendari, sedangkan
je-nis lainnya menggunakan perairan ini
seba-gai daerah asuhan dan pembesaran.
4. Ikan yang tertangkap umumnya berukuran
anakan dan berada dalam keadaan belum matang gonad sehingga memperkuat dugaan
bahwa perairan Teluk Kendari digunakan
se-bagai daerah asuhan dan pembesaran.
Persantunan
Penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada Janti S.Pi, Yuliana S.Pi,
Eka Susanti S.Pi, Andi Fatima S.Pi, dan
Norma-yanti S.Pi yang telah banyak membantu di la-pangan dan analisis di laboratorium.
Daftar pustaka
Asriyana. 2004. Distribusi dan makanan ikan tembang (Sardinella fimbriata Val.) di per-airan Teluk Kendari. Tesis. Sekolah Pasca-sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.95 hlm.
Asriyana, Rahardjo MF, Sukimin S, Lumban Ba-tu DTF, Kartamihardja ES. 2009. Keaneka-ragaman ikan di perairan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara. Jurnal Iktiologi Indo-nesia, 9(2):97-112.
Badrudin. 1988. Parameter stok dan potensi pe-nangkapan ikan petek (Leiognathidae) di perairan pantai utara Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Perikanan Laut, 47:87-95.
Brower JE, Zar JH, Ende CNV. 1990. Field and Laboratory Methods for General Ecology. 3rd edition. WMC Brown Comp. Publ. Du-buque. Iowa. 237 p.
Carpenter KE & Niem VH (eds.). 1999a. FAO species identification guide for fishery pur-poses. The living marine resources of the Western Central Pacific. Volume 3 Batoid fishes, chimaeras and bony fishes part 1 (Elopidae to Linophrynidae). Rome, FAO. pp. 1397-2068.
pur-fishes part 2 (Mugilidae to Carangidae). Rome, FAO. pp.2069-2790.
__________________________. 2001a. FAO species identification guide for fishery pur-poses. The living marine resources of the Western Central Pacific. Volume 5 Bony fishes part 3 (Menidae to Pomacentridae). Rome, FAO. pp.2791-3379.
__________________________. 2001b. FAO species identification guide for fishery pur-poses. The living marine resources of the Western Central Pacific. Volume 6 Bony fishes part 4 (Labridae to Latimeriidae), es-tuarine crocodiles, sea turtles, sea snakes and marine mammals. Rome, FAO. pp. 3381-4218.
Costa MJ & Bruxelas A. 1989. The structure of fish communities in the Tagus Estuary, Por-tugal, and its role as a nursery for commer-sial fish species. Scientia marina, 53(2-3): 561-566.
Effendie MI. 1979. Metoda biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112 hlm.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 1974. FAO species identification sheets for fish-ing purposes. Vol. 3. Roma.
Froese R & Pauly D. Editors. 2010. FishBase. World Wide Web electronic publication. www.fishbase.org. [15 Oktober 2010]. Green BC, Smith DJ, Earley SE, Hepburn LJ,
Underwood GJC. 2009. Seasonal changes in community composition and trophic structure of fish populations of five salt marshes along the Essex coastline, United Kingdom. Estuarine, Coastal and Shelf Sci-ence,85(2):241-246.
Matić-Skoko S, Peharda M, Pallaoro A, Frani-čević M. 2005. Species composition, sea-sonal fluctuations, and residency of inshore fish assemblages in the Pantan Estuary of the Eastern Middle Adriatic. Acta Adriat., 46(2):201-212.
Meniek D, Pawarti, Duto N. 1988. Laju tangkap, sebaran dan kelimpahan musim ikan petek (Leiognathus splendens Cuv. 1829) di Pan-tai Utara Jawa. Jurnal Penelitian Perikanan Laut, 46:55-59.
Novitriana R, Ernawati Y, Rahardjo MF. 2004. Aspek pemijahan ikan petek Leiognathus equulus, Forssk. (Fam. Leiognathidae) di pesisir Mayangan Subang, Jawa Barat. Jur-nal Iktiologi Indonesia, 4(1):7-13.
Odum EP. 1998. Dasar-dasar ekologi. (Terje-mahan Samingan T & Srigandono B). Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 697 hlm.
Pauly D. 1977. The Leiognathidae (Teleostei): A hypothesis relating their mean depth occur-rence to the intensity of their countershad-ing biolumscin. Mal. Rex Indonesia, 19: 137-146.
Peristiwady T. 2006. Ikan-ikan laut ekonomis penting di Indonesia; Petunjuk identifikasi. LIPI Press. Jakarta. 270 hlm.
Pombo L, Elliott M, Rebelo JE. 2005. Environ-mental influences on fish assemblage distri-bution of an estuarine coastal lagoon. Ria de Aveiro. Portugal. Scientia Marina, 69(1):143-159.
Sjafei DS & Saadah. 2001. Beberapa aspek bio-logi ikan petek, Leiognathus splendens (Cu-vier, 1829) di perairan Teluk Labuan, Ban-ten. Jurnal lktiologi Indonesia,1(1):13-17.
Tongnunui P, Ikejima K, Yamane T, Horinouchi M, Medej T, Sano M, Kurokura H, Taniu-chi T. 2002. Fish fauna of the Sikao Creek mangrove estuary, Trang, Thailand. Fish-eries Science, 68:10-17.
Wang M, Huang Z Shi F, Wang W. 2009. Are vegetated areas mangroves attractive to ju-venil and small fish? The case of Dongzhai-gang Bay, Hainan Island, China. Estuarine, Coastal and Shelf Science, 85: 208-217.