• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi berdasarkan fungsi jalan (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Klasifikasi berdasarkan fungsi jalan (2)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

2013-06-13

ARDI DARMAWAN PRIMA PUTRA

0610 4011 1335

6 PJJ A

1. Sebutkan jelaskan dan berikan contoh klasifikasi berdasarkan fungsi

jalan beserta sumbernya ?

Jalan umum menurut fungsinya di Indonesia dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.

Klasifikasi jalan fungsional di Indonesia berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku adalah:

1. Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi secara berdaya guna. Contohnya : Jln.Soekarno Hatta, Jln. Jendral Sudirman, Jln.Kolonel H Burlian.

2. Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Contohnya : Jln.Demang Lebar Daun, Jln.DI Panjaitan, Jln.Kuto

3. Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.Contohnya : Jln.Kemang Manis (utama). Jln.Angkatan 66

4. Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Contohnya : Jln.Kemuning (kemang manis), Jln.lingkungan IV (kemang manis). Sumber :PP tentang jln no 34 th 2006 , PERMEN PU NO.03/PRT/M/2012

2. Sebutkan jelaskan dan berikan contoh klasifikasi jalan berdasarkan

administrasi pemerintahan beserta sumbernya ?

Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum

(2)

1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Contoh : Jln.Lintas timur Kayuagung, Jln.Musi II, Jln.Soekarno Hatta

2. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.Contoh : Jln.Alang-alang lebar

3. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan

ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. Contoh : Jln.Yusuf singadekane (kayuagung), Jln. Sp Padang.

4. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. Contoh : Jln.Veteran, Jln.Srijaya Negara.

5. Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.Contoh : Jln.Kemang Manis, Jln.Kancil Putih.

Sumber :PERMEN PU NO.03/PRT/M/2012 , PP tentang jln no 34 th 2006

3. Sebutkan jelaskan dan berikan contoh klasifikasi

berdasarkan

muatan sumbu beserta sumbernya ?

Distribusi beban muatan sumbu ke badan jalan

(3)

terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan. Pengelompokkan jalan[5] menurut muatan sumbu yang disebut juga kelas jalan, terdiri dari:

1. Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton, yang saat ini masih belum digunakan di Indonesia, namun sudah mulai dikembangkan diberbagai negara maju seperti di Prancis telah mencapai muatan sumbu terberat sebesar 13 ton;

2. Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton, jalan kelas ini merupakan jalan yang sesuai untuk angkutan peti kemas;

3. Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;

4. Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;

5. Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.

Sumber : http://id.m.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_jalan , Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

4. Sebutkan jelaskan dan berikan contoh apa saja yang dapat

menyebabkan berubahnya status pada suatu ruas jalan beserta

sumbernya ?

1. Perubahan status jalan pada suatu ruas jalan dapat dilakukan setelah

terjadinya perubahan fungsi jalan yang diterapkan.

(4)

3. Semakin berkurang peranan jalan, dan atau semakin sempit luas

wilayah yang dilayani.

4. Perubahan status jalan dapat diusulkan pleh penyelenggara jalan

sebelumnya kepada penyelenggara jalan yang akan menerima.

Contoh : Kawasan Jln.Jendral sudirman yang dulunya termasuk jalan

arteri primer menjadi arteri sekunder menurun karena telah dibuat jalan

Musi II sebagai pemecah arus.

Referensi

Dokumen terkait

yang matang menyebabkan 90% dari perdarahan uterus yang tidak normal ini terjadi pada wanita saat dan akhir masa produktif. Anovulasi ini menyebabkan pola menstruasi yang

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Hubungan Stimulasi Motorik Kasar Dengan Perkembangan Anak Balita 3-5 Tahun Di Posyandu Kelurahan

Kondisi dimana hubungan sosial membantu untuk menolong individu merasa lebih baik tentang dirinya, tentang keterampilan dan kemampuannya, dengan ekspresi dari penghargaan positif

9 Prototipe Alat Titik Pengirim Dua 4.7 Pengujian Sistem Alat Pendeteksi Performansi Tujuan utama pengujian alat pendeteksi performansi tanpa monitoring adalah untuk memastikan

Pertanaman pada kondisi kahat P memperlihatkan genotipe 25EC mengeksudasikan asam oksalat dan malat, genotipe 13ED mengeksudasikan asam sitrat, sedangkan genotipe Slamet dan

Pondasi

Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorganisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media dapat meningkatkan efisiensi

Mengingat pengolahan tanah sawah membutuhkan air dalam jumlah besar, yaitu 2,1 l/dt dalam satu hektar dan setelah tanam membutuhkan sekitar 0,8 l/dt dalam satu hektar