• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belajar Etika Untuk Pengembangan Mutu Di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Belajar Etika Untuk Pengembangan Mutu Di"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Label : Pengembangan Kepribadian

Pengertian Kepribadian

Kepribadian adalah suatu aspek kejiwaan yang dimiliki seseorang dan

memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Kepribadian terlihat

dalam sikap, perilaku dan tutur bahasa dari individu tersebut. Sikap terbentuk

karena kebiasaan atau pengalaman, oleh karena itu sikap bisa diubah. Sikap

dan perilaku seseorang menggambarkan status yang bersangkutan dalam

kehidupannya di masyarakat. Sikap yang baik dan positif dapat mengantarkan

seseorang menuju gerbang KESUKSESAN, karena sikap tersebut bisa memoles

jiwa dan memacu antusiasme dalam menjalani hidup.

Ukuran kepribadian seseorang juga tergambar dari penampilannya, seperti

cara berpakaian, kebersihan diri, keadaan kesehatan diri, kebiasaan dalam

bertingkah laku (cara duduk, berbicara, berdiri, berjalan, dsb). Selain itu,

caranya bergaul dan bekerja sama dengan orang lain dalam tim kerja juga

memberikan gambaran tentang kepribadian seseorang.

Menggapai SUKSES pribadi dan profesi, merupakan sebuah perjalanan

hidup yang panjang dan penuh cobaan serta kekeliruan. Oleh karena itu,

pengembangan kepribadian menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan.

Dalam mengembangkan kepribadian, dibutuhkan latihan dan penerapan yang

terus-menerus, sehingga menjadi suatu kebiasaan dan dapat dilakukan denngan

baik tanpa menemui kesulitan. Setiap individu yang ingin berhasil dalam

profesinya selalu dituntut untuk terus belajar dan melatih diri dalam bersikap,

berpenampilan, dan berperilaku baik dan prima, sesuai dengan tuntutan

(2)

Sopan Santun Dalam Pergaulan

Orang yang memiliki cita-cita luhur tidak mungkin hidup sendiri dan

mengasingkan diri, melainkan membutuhkan orang lain. Untuk itu, ia perlu

mengembangkan kemampuannya dalam berinteraksi secara baik dengan orang.

Pengembangan kepribadian bisa dilakukan memlalui belajar mengenai tata cara

atau sopan santun dalam pergaulan.

Mempelajari sopan santun dan kebiasaan baik dalam pergaulan bertujuan

untuk memupuk rasa saling menghargai, saling menghormati, saling

menghargai, dan saling menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di mana

kita berada. Dalam pergaulan sehari-hari, manusia tidak lepas dari saling

berkomunikasi dan menegur satu sama lain. Untuk itu, perlu dipelajari

bagaimana cara berbicara, menegur, berkenalan, menelpon, bertamu, dan

menerima tamu yang baik dan benar. Selain itu, kesiapan diri dalam

memelihara kesehatan, cara berpakaian, dsb, perlu juga diperhatikan.

1. Cara Berbicara

a. Ketika berbicara, jangan terlalu banyak menarik perhatian orang

lain dengan banyak kata atau banyak bergerak,

b. Berbicaralah secara singkat dan seperlunnya saja. Jangan

menganggap diri sendiri yang paling penting,

c. Jangan sekali-kali mengatakan jahat atau bodoh kepada siapapun,

karena orang pada umumnya tidak suka dicela, dianggap bodoh, atau jahat,

d. Jangan keliru menyebut nama orang yang diajak bicara. Karenanya,

ingat baik-baik identitas dan pribadi orang lain,

e. Hendaklah berbicara secara jujur dan dan terus terang, walau

mungkin ada kalanya Anda perlu merahasiakan sesuatu demi nama baik

orang lain,

f. Hendaknya pembicaraan disesuaikan dengan keadaan orang yang

(3)

g. Jika berbicara, jangan mengeluarkan kata-kata yang menyinggung

perasaan orang lain, jangan menyindir, berlagak sombong, dan

meremehkan orang lain,

h. Jangan berbicara terlalu keras atau terlalu lembut; berbicaralah

secara jelas dan perlahan,

i. Pada waktu berbicara, pandang mata dan wajah orang yang diajak

bicara; bukan memandang bagian tubuh lain dari lawan bicara,

j. Hendaknya selalu mengucapkan “terimakasih” atas setiap bantuan

yang sudah diterima,

k. Hindari berbisik-bisik dengan pihak ketiga di hadapan orang lain,

karena dapat menyinggung perasaan orang tersebut,

l. Jangan menyela atau megalihkan pembicaraan orang lain, meskipun

pembicaraannya kurang menarik,

m. Jangan tertawa terbahak-bahak sewaktu berbicara dengan orang

lain. Sebaliknya, jangan pula menunjukkan wajah yang wajah yang muram

ataupun bosan.

2. Cara Menegur atau Memberi Hormat pada Orang Lain

a. Bila berjumpa dengan segerombolan kenalan atau teman-teman,

hendaknya kita terlebih dahulu menegur atau memberi hormat kepada

perempuan tertua dari rombongan itu. Sesudah itu baru pada yang lain,

b. Ketika menegur atau memberi hormat, jangan menyimpan tangan di

saku atau meletakkanya di bagian pinggang, karena akan memberi kesan

sombong dan tidak sopan dalam pandangan orang terpelajar.

3. Cara Berkenalan

a. Jika berkenalan dengan seseorang, sebaiknya kita terlebih dahulu

tersenyum, kemudian dengan suara halus meminta untuk berkenalan.

(4)

b. Pada waktu memperkenalkan diri, sebaiknya jangan menyebutkan

pangkat atau gelar,

c. Ketika memperkenalkan seorang perempuan pada laki-laki,

sebaiknya terlebih dahulu menyebutkan nama laki-laki, kemudian baru

nama perempuannya,

d. Waktu berkenalan, hendaknya masing-masing berdiri dan berjabat

tangan. Berjabat tangan yang baik dan sopan adalah erat dan bersemangat

tapi ringkas, jangan terlalu keras dan jangan juga hanya memberikan

ujung-ujung jari seperti tanpa tenaga.

e. Jangan mengulurkan tangan terlebih dahulu pada orang yang lebih

tua atau tinggi kedudukannya, maupun pada seorang perempuan waktu

bertemu atau berpisah. Hendaknya kita menunggu sampai ia mengulurkan

tangannya, kecuali dalam suatu rapat atau pertemuan resmi.

4. Cara Duduk

a. Jangan sekali-kali duduk bersilang kaki, atau menyodorkan telapak

kaki jauh ke depan, ketika menghadapi orang lain,

b. Sikap duduk yang baik adalah :

-Badan tegak lurus,

-Kedua kaki tegak lurus di lantai, atau satu kaki tegak lurus dan kaki

yang lain agak maju sedikit ke depan, namun telapak kaki tetap di

depan.

c. Jika menonton bersama seorang perempuan, sebaiknya ia duduk di

bagian dalam, jangan di bagian luar atau tepi,

d. Jika ada perempuan yang belum mendapatkan tempat duduk, kita

wajib memberikan tempat duduk kepada perempuan tersebut,

e. Jika duduk di kursi, sebaiknya duduki kursi secara keseluruhan,

jangan hanya bagian depannya saja. Bila ada sandaran sebaiknya Anda

(5)

f. Jika pergi ke sebuah jamuan pesta atau pertemuan, hendaknya kita

duduk di tempat yang telah disediakan oleh tuan rumah,

g. Sebelum dan sesudah duduk di kursi, hindari menyeret kursi.

Angkat kursi sedikit sebelum kita duduk, agar tidak menimbulkan suara.

5. Cara Berdiri

a. Berdirilah dengan tegak, jangan membungkuk,

b. Untuk perempuan, kedua kaki lebih rapat, dan kaki kiri dalam

posisi lebih maju; sedangkan bagi laki-laki, kedua kaki merenggang,

c. Letakkan kedua tangan sejajar dengan pinggang (untuk perempuan),

dan di belakang badan (untuk laki-laki),

d. Saat berdiri, pandangan lurus ke depan dengan tenang, mata tidak

melirik ke kanan-kiri.

6. Cara Berjalan

a. Waktu berjalan, hendaknya sikap badan lurus dan tegap, jangan

membungkuk, jangan melangkah besar-besar (melempar kaki terlalu jauh),

atau sebaliknya,

b. Jika berjalan bersama orang tua atau perempuan, laki-laki di

sebelah kiri, jangan di depan atau di belakangnya. Kecuali, jika seorang

suami berjalan bersama dengan istrinya, suami harus di sebelah kanan

istri,

c. Jangan berjalan sambil berbicara dan jangan pula sambil melongo

ke kiri dan kanan atau selalu menunduk ke bawah,

d. Jangan berjalan sambil makan, membetulkan pakaian di jalan atau

sambil membaca buku/surat kabar,

e. Jika melewati orag lain, jangan membelakangi orang tersebut, tapi

(6)

7. Cara Merokok

a. Jangan merokok jika hendak memasuki kantor atau rumah,

b. Jika merokok, abu rokok dibuang di tempat abu yang telah

disediakan (asbak). Sebelum membuang puntung rokok, matikan apinya

terlebih dahulu,

c. Jangan berbicara dengan rokok di mulut,

d. Jangan merokok di tempat umum, apalagi jika Anda sedang

berbicara di depan umum.

8. Cara Makan

a. Jika makan di meja, harus duduk tegak dan jangan membungkuk.

Tangan diletakkan di meja hanya sampai pergelangan saja,

b. Jika makan menggunakan sendok dan garpu, saat menyuap, sendok

jangan diisi terlalu penuh,

c. Hendaknya mengambil makanan sebanyak yang mampu dihabiskan,

d. Bila hendak menyuap lagi, hendaknya makanan yang ada di mulut

sudah habis tertelan,

e. Saat mengunyah makanan, mulut selalu tertutup, dan jangan

sampai berbunyi (berbuyi “cap-cap”). Bila mulut sedang terisi makanan

jangan berbicara atau sendawa,

f. Jika berada di meja makan, jangan menyisir rambut, berbedak,

menggunting kuku, dsb. Jangan sekali-kali mencela makanan yang

dihidangkan orang lain, walau Anda tidak menyukainya,

g. Waktu makan bersama, jangan mengucapkan kata-kata yang

(7)

9. Cara Berpakaian

a. Hendaklah berpakaiaan yang pantas (sesuai dengan tempatnya),

bersih dan rapi, serta sedap dipandang mata,

b. Jika mengunjungi orang yang kurang mampu, jangan mengenakan

pakaian yang mewah, sebab bisa menimbulkan rasa rendah diri dan iri hati

pada orang yang dikunjungi,

c. Sesuaikan warna pakaian dengan warna kulit. Jika warna kulit

bukan putih, jangan mengenakan pakaian yang berwarna tua, misalnnya:

biru tua, merah tua, ungu, dan sebagainya,

d. Warna pakaian yang paling cocok untuk semua warna kulit adalah

putih. Pakaian yang berwarna tua sebaiknya dipakai pada malam hari.

Laki-laki jangan mengenakan pakaian berwarna merah,

e. Jika memakai topi, hendaknya dibuka ketika memasuki ruangan

atau saat memberi hormat,

f. Wewangian sebaiknya hanya dipakai oleh perempuan; bila laki-laki

ingin memakai, cukup oleskan saja pada sapu tangan,

g. Jangan menggunakan pakaian yang terlalu sempit atau terlalu

longgar. Kantong celana jangan diisi samapai mengembung.

10. Cara Bertamu dan Menerima Tamu

a. Jika bertamu, penghormatan terutama ditunjukan pada nyonya

rumah. Demikian pula, ketika mau pulang, jangan samapi lupa untuk

pamit,

b. Bertamu jangan terlalu lama, tidak lebih dari satu jam,

c. Sebaiknya jangan bertamu pada jam-jam sibuk, pada waktu makan,

saat istirahat atau tidur,

d. Jika menginap di rumah orang, sebaiknya jangan pulang larut

(8)

e. Jika tamu datang mengetuk pintu, jangan bertanya “Siapa di luar?”

Langsung bukakan pintu dan persilahkan tamu untuk masuk. Tamu

hendaknya duduk menghadap ke luar rumah dan berada di sisi kanan tuan

rumah,

f. Pemilik rumah hendaknya berusaha agar tamu merasa senang,

jangan menyindir, mengejek, dsb,

g. Sebaiknya sediakan lampu dengan terang yang cukup di ruang

tamu. Lengkapi denga tempat abu rokok, buku bacaan, atau majalah.

11. Cara Memelihara Kebersihan Badan

a. Hendaknya mandi sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari, dan cuci

rambut setiap hari,

b. Gigi hendaknya digosok sekurang-kurangnya pagi dan sore,

sebaiknya setiap kali sesudah makan dan menggunakan pasta gigi.

Biasakan untuk menggosok gigi di waktu malam sebelum tidur,

c. Jangan memelihara kuku panjang, rambut, kumis dan jenggot

panjang (bagi laki-laki), kecuali dirapikan dan dipelihara dengan baik, Untuk

menjaga kesehatan badan, makan dan minum secara teratur, serta tidur

yang cukup.

Pengembangan Kepribadian dalam Berprofesi

Mengaplikasikan hubungan antar manusia yang baik dan benar dalam

menjalankan tugas keprofesian merupakan suatu kewajiban dari seseorang yang

bekerja secara profesional. Untuk itu, dibutuhkan usaha untuk meningkatkan

pemahaman dengan sering melatih diri dalam penerapan cara berkomunikasi

yang efektif melalui hubungan antar manusia.

Beberapa contoh aplikasi yang dapat dilakukan adalah seperti diuraikan

(9)

latihan dan penerapan yang terus-menerus sehingga dapat menjadi suatu

kebiasaan dan mampu dilakukan dengan baik tanpa kesulitan yang berarti.

1. Cara Berinteraksi yang Menyenangkan

a. Memperkenalkan teman saat berkomunikasi.

b. Mengucapkan salam pertemuan.

c. Kurangi menceritakan urusan pribadi.

d. Selalu mengingat nama orang lain.

e. Penampilan selalu menarik.

f. Menjaga kebersihan diri.

g. Harus tampil denga sikap yang wajar dan apa adanya, tanpa

dibuat-buat.

h. Beri kesempatan orang lain untuk bicara.

i. Hindari kebiasaan memotong pembicaraan orang lain.

j. Jadilah pendengar yang baik.

k. Jaga kontak mata.

l. Tunjukkan ekspresi sewajarnya.

m. Cari sisi kesamaan dengan mitra untuk membangun hubungan yang

kuat.

n. Terima orang lain apa adanya dan jangan jadikan orang lain seperti diri

Anda.

o. Dengarkan secara penuh perhatian untuk setiap pendapat, pemikiran,

obsesi, harapan, dan kesulitan orang lain. Dengan demikian, baru

mereka dapat mendengarkan Anda. Hargai orang lain terlebih dahulu

bila Anda ingin dihargai oleh mereka.

p. Selalu menjaga nuansa gembira ketika berinteraksi, jangan telalu serius

(10)

q. Hindari menjadi orang yang perfeksionis atau menjadi orang yang

merasa paling mengetahui segala sesuatu. Orang lain cenderung tidak

menyukai dan tidak merasa nyaman dengan orang semacam ini.

2. Mengembangkan Penampilan dan Kemampuan Berpikir

a. Selalu berpenampilan menarik (pakaian serasi, sopan, sesuai situasi

dan kondisi).

b. Menjaga kebersihan diri (kuku, rambut, badan, dsb).

c. Berupaya mengembangkan kepribadian (banyak bergaul, ikut

organisasi, dsb).

d. Selalu belajar mengendalikan emosi diri.

e. Berpikir positif dan sehat.

f. Berpikir kreatif dan penuh ide.

g. Berpikir senang dan tidak berpura-pura.

h. Mengerti akan arti hidup penuh masalah.

i. Menghindari wajah murung.

j. Memperluas wawasan.

k. Membuka diri untuk bersedia belajar dari orang lain.

3. Mengenal Kelebihan yang Dimiliki

a. Kenali diri sendiri (wajah, rambut, badan, dll).

b. Kenali lingkungan (keluarga, sahabat, dsb).

c. Kenali bakat diri sendiri.

d. Kenali karakter pribadi Anda.

e. Kenali kepandaian diri/apa keahlian Anda.

(11)

4. Mempersiapkan Diri Dalam Berinteraksi

a. Mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan baik dan jujur.

b. Sabar menunggu giliran.

c. Memelihara diri (jasmani dan rohani).

d. Mempersiapkan diri dalam penampilan fisik.

e. Belajar menjadi pendengar yang baik.

f. Mengenali keterbatasan diri, agar mampu mempersiapkan diri untuk

memperbaikinya sebida mungkin.

g. Perbaiki citra diri agar menjadi seorang yang optimis, berani

menghadapi tantangan, berpengharapan besar dan memiliki ambisi positif.

5. Cara Mempererat Persahabatan

Orang yang memiliki sahabat, cenderung menjalani hidup dengan lebih

sehat dan bahagia daripada mereka yang tidak memilikinya. Seringkali

dikatakan, bahwa seorang sahabat lebih berharga daripada emas dan permata.

Jalinlah persahabatan dengan orang lain dan lakukan dengan tulus. Simak

beberapa panduan berikut agar Anda bisa menjalin persahabatan yang

menyenangkan.

a. Memiliki perhatian yang tulus kepada orang lain dan bersikap terbuka.

b. Selalu tersenyum pada orang lain.

c. Berusaha mengingat nama orang, terutama setelah berkenalan.

d. Menjadi pendengar yang baik bagi teman.

e. Berbicara yang bisa menyenangkan dan membuat nyaman orang lain.

f. Menjadikan orang lain merasa bangga dan penting, tanpa menjilat atau

berpura-pura.

(12)

h. Menjadi orang yang siap menolong, memberi bantuan saat diperlukan,

selalu mendengar ketika teman mencurahkan perasaan, menghibur

teman ketika berada dalam kesedihan, menemani ketika ia

membutuhkan, dan mendorong semangatnya ketika ia lemah.

i. Menghormati kebebasan pribadi sahabat Anda.

j. Bila ada konflik, selesaikan segera, jangan dituda-tunda.

k. Menjaga selalu sopan santun dalam berkomunikasi dan menjaga jarak

yang wajar.

l. Mengembangkan empati kepada sahabat.

6. Sikap yang Perlu Dihindari

a. Membentuk klik atau kelompok eksklusif.

b. Menghindari sifat rendah diri.

c. Tidak membandingkan diri dengan orang lain yang bersifat negatif.

d. Suka mengumpat (sumpah serapah).

e. Bersikap menjilat ke pimpinan atau atasan, atau siapapun yang

sekiranya bisa membawa keuntungan pribadi.

f. Memberikan jawaban mengambang.

g. Menunda jawaban.

h. Egois, sombong, dan tidak menghargai pendapat orang lain.

i. Iri dan dengki

j. Tidak bertanggung jawab.

k. Tidak bisa bekerja sama dengan orang lain.

l. Selalu berpikiran negatif pada orang lain.

m. Kikir.

(13)

7. Cara Mengubah Pikiran Orang Tanpa Menimbulkan Rasa Kecewa

a. Mulai dengan memberikan pujian yang ikhlas.

b. Menunjukkan kesalahan orang lain secara tidak langsung.

c. Berbicara tentang kesalahan diri sendiri sebelum menyalahkan orang

lain.

d. Puji kebaikan yang ada dari pendapat orang lain.

e. Beri saran untuk mempertahankan reputasi yang baik, dorong untuk

mengubah yang keliru.

f. Bersikaplah bahwa kesalahan yang dilakukan orang tersebut mudah

diperbaiki.

g. Hindari perdebatan. Bila terjadi perbedaan pendapat, usahakan

untuk mengalah sehingga situasinya tenang dan kondusif.

h. Bersikap adil kepada siapapun agar orang lain percaya pada ide Anda.

8. Menciptakan Pribadi yang Berbudi

Pribadi yang berbudi adalah pribadi yang dikagumi oleh banyak orang.

Kepribadian tersebut terlihat dalam perilaku orang tersebut, dalam

kesehariannya. Contoh pribadi berbudi antara lain: jujur, sopan santun,

sportif, tutur bahasa yang baik, punya rasa humor, suka menolong,

berwawasan luas, penuh kasih sayang, menghargai orang lain, mudah

beradaptasi dengan siapa saja, tepat waktu, disiplin, dsb. Ada beberapa kunci

untuk bisa menjadi seseorang yang berbudi, semuanya bisa diupayakan dan

dimiliki oleh diri sendiri, dengan cara menerapkan hal-hal berikut :

a. Membekali diri dengan ketaqwaan kepada Tuhan (dalam ajaran

agamanya masing-masing).

b. Memiliki kecerdasan intelektual, untuk bisa menjadi modal dalam

pembentukan akhlak pribadi yang baik.

(14)

d. Membiasakan diri untuk disiplin, sabar, dan memiliki daya juang yang

tinggi.

e. Memiliki komitmen dan integritas yang tinggi.

f. Memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

g. Mau menyelami perasaan orang lain.

h. Mau menerima penilaian orang lain dengan melihat dari segi positifnya,

dan bukan menganggapnya sebagai suatu hinaan.

i. Mau memaafkan kesalahan orang lain.

j. Sanggup mengendalikan emosi.

k. Sabar, bijaksana, dan bisa menganalisis suatu keadaan.

l. Berusaha untuk sopan, tertib dalam bergaul.

m.Berusaha memberikan kritik yang membangun secara sopan dan tidak

menyakitkan hati.

n. Menyatakan simpati dan pujian atas keberhasilan orang lain.

9. Kewajiban dalam Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah amanah (kepercayaan) yang tidak bisa lepas dari

prinsip-prinsip etika moral. Faktor etika dan moral ini sangat menentukan

pembinaan kepemimpinan. Prinsip-prinsip moral yang harus dipegang oleh

seorang pemimpin adalah sebagai berikut:

a. Beriman dan bertaqwa.

b. Mempunyai kelebihan jasmani dan rohani (kuat fisik dan mentalnya).

c. Memiliki ilmu pengetahuan.

d. Berani berbuat benar dan bertanggung jawab, serta mengambil

keputusan penting yang diperlukan.

e. Jujur.

(15)

g. Penyantun dan pengasih.

h. Ikhlas dan rela berkorban.

i. Tekun dan sabar.

j. Adil.

---

Sumber diambil dari buku “Etika dan Profesi Gizi”, (Bachyar Bakri, SKM.,

M.Kes. dan Annasari Mustafa, SKM., M.Sc.). Terbitan GRAHA ILMU, Yogyakarta,

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa hal yang dihasilkan dari penelitian ini adalah teridentifikasinya aspek-aspek yang berpengaruh dalam penentuan lokasi kampung budaya, yaitu keberadaan adat

Pengelompokan Berdasarkan Nilai Investasi (NI) Pengelompokan berdasarkan nilai investasi dengan menghitung jumlah pemakaian dikalikan harga rata-rata obat selama periode

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 190 24 Meningkatnya pencegahan dan pengendali-an serta pe- nanggulangan korban bencana dan bahaya kebakaran Penguatan

Berdasarkan hasil penelitian, semakin banyak penambahan serat ampas tebu maka tekstur kertas akan semakin kasar dikarenakan serat yang terdapat pada ampas tebu lebih

siklus, yaitu siklus satu dan siklus dua yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data meliputi: 1) tes

Dari data tersebut, maka dibutuhkan blower hisap dengan ketentuan tidak boleh melebihi kapasitas dari producer gas yang dihasilkan oleh reaktor ataupun kapasitas blower

Perusahaan membutuhkan perencanaan strategik untuk pengembangan sumber daya teknologi informasinya dengan beberapa alasan (Jogiyanto, 2006) diantaranya adalah (1)

6 Keberadaan tugas polisi tersebut telah sesuai dengan Pasal 14 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia