HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN
PERFORMANSI PEMUSIK TRADISIONAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Ida I Dewa Ayu Intan Hapsari Pramesti Putri
079114112
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
iv
MOTTO
JANGAN LIHAT BERAPA KALI KAMU TERJATUH
TAPI LIHATLAH BERAPA KALI KAMU MAMPU UNTUK
BANGKIT SETELAH TERJATUH
(Ecka Inspirate)
Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu, Dan sehabis itu yang kamu perlu Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, Tangan yang akan berbuat lebih banyak berbuat dari biasanya, leher yang
v
Persembahanku Kepada :
Tuhan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Terima kasih atas anugerah, berkat, dan selalu memberikan jalan yang terbaik kepada Hamba-Mu ini
Ajik (dr. I Dewa Putu Pramantara ) dan Mamah (Hartati) yang tercinta
Yang telah sabar menghadapi anakmu ini, selalu mendukung dan memberi support, doa, serta restunya, aku tahu bahwa kalian sayang padaku
Sayang (Putu Eka Adi Saputra) yang selalu mendukungku, mendoakan, dan selalu ada disaat suka dan dukaku
vii
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN
PERFORMANSI PEMUSIK TRADISIONAL
Ida I Dewa Ayu Intan Hapsari Pramesti Putri
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan performansi pemusik tradisional. Subjek penelitian adalah 54 mahasiswa dan mahasiswi jurusan Etnomusikologi, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta angkatan 2012 keatas. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan performansi pemusik tradisional, dan sebaliknya. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah Skala Kecerdasan Emosional dalam model Likert dan Skala Performansi Pemusik Tradisional dalam model Graphic Rating Scale. Skala Kecerdasan Emosional memiliki koefisien alpha cronbach sebesar 0,919 dan skala performansi pemusik tradisional memiliki koefisien alpha cronbach sebesar 0,944. Uji asumsi yang digunakan adalah uji normalitas dan uji linearitas. Hasil menunjukan bahwa data memiliki distribusi normal namun tidak memiliki hubungan yang linear antara performansi pemusik tradisioanal dan kecerdasan emosional pada mahasiswa dan mahasiswi jurusan Etnomusikologi (p = 0,721). Oleh karena itu, hipotesis yang berbunyi ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan performansi pemusik tradisional, ditolak.
viii
RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE AND
PERFORMANCE OF TRADITIONAL MUSICIAN
Ida I Dewa Ayu Intan Hapsari Pramesti Putri
ABSTRACT
The aim of this research is to identify the relation between emotional intelligence and performance of the traditional musician. The subjects of the research are 54 students of Ethnomusicology, Faculty of Performance Art, Institut Seni Indonesia Yogyakarta from the year 2012 and the following years. The hypothesis stated that there is a positive relation between emotional intelligence and performance of the traditional musician and vice versa. The method used to collect the data for this research is Emotional Intelligence Scale in Likert model and Performance of the traditional Musician in Graphic Rating Scale Model. Emotional Intellegence scale has 0,919 alpha cronbach coeficient and Performance of the Traditional Musician scale has 0,944 alpha cronbach coeficient. The assumption test used is the test of normality and linearity test. The result reveals that the data has a normal contribution but does not have linear relation between the performance of the traditional musician and emotional intelligence toward the Ethnomusicology’s students (p= 0,721). Therefore, the hypothesis which stated there is a positive relation between emotional intelligence and performance of the traditional musician is rejected.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas anugerah dan kesempatan-Nya kepada penulis, sehingga pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan sebuah gelar Sarjana Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi yang berjudul “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Performansi Pemusik Tradisional “ ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pada perkembangan psikologi musik saat ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang terlibat dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis. Oleh karena itu, dengan seala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat, kasih sayang, dan ujian hidup yang Beliau berikan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
2. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikoloi Universitas Sanata Dharma, atas dukungan dan perhatiannya terhadap penulis dan teman-teman angkatan 2007 lainnya yang menempuh penulisan skripsi ini.
xi
4. P. Henrietta P.D.A.D.S., M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang bersedia memberikan waktu luangnya dan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini serta memberikan inspirasi dan pengetahuan atas skripsi ini.
5. Victorius Didik Suryo Hartoko, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang bersedia membimbing selama proses penyusunan skripsi penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia memberikan dan membagi ilmu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.
7. Semua karyawan di Psikologi Universitas Sanata Dharma khususnya kepada Mas Gandung, Mas doni, Mas Mudji, dan Pak Gie yang telah memberikan pelayanan selama penulis menempuh studi di Jurusan ini, serta karyawan Perpustakan USD yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan kepada penulis dalam mencari informasi dan wawasan yang dibutuhkan
8. Ajik dan mama, yang sudah mau bersabar menghadapi dan menerima keadaan penulis sampai akhirnya penulisan ini selesai, dan juga dukungan kalian baik itu secara materiil maupun moril.
9. Adik-adikku, khususnya Mirah dan Agung yang selalu sabar dan memberikan doa serta dukungannya.
xii
11.Yang terkasih dan tersayang, Putu Eka Adi Saputra, yang selalu mendukung dan memberikan motivasi, serta selalu ada disaat suka maupun duka. I Love You sayang, adanya kamu, aku bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
12.Keluarga Putu Eka Adi Saputra, Kakek, Nenek, Bapak, Mamak, Dekyu, yang memberikan doa, dorongan dan dukungannya, serta selalu menanyakan perkembangan skripsi penulis.
13.Keluarga besar Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, khususnya Babe Kliwir, Pak Amir, Kak Eli, dan teman-teman mahasiswa Etnomusikologi yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dan berpartisipasi dalam skripsi ini.
14.Teman-teman terbaik : Rani dan Kople yang bersedia meluangkan waktu, tempat dan tenaganya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, tanpa adanya kalian, skripsi ini gag ada apa-apanya guys!!
15.Teman-teman angkatan 2007, terutama Anton, Reno, Ve, Eva, yang selama ini selalu memberikan support dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini 16. Teman-teman Jurusan Etnomusikologi : Ricad, Rizky gendut, Daniel, Ongky.
Terima kasih karena kalian memberikan perhatian dan selalu mendukung serta mendoakan kelancaran proses penyusunan skripsi ini.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix
xiv
2. Manfaat Praktis ... 10
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Performansi Pemusik Tradisional ... 11
1. Pengertian Seni Musik Tradisional... 11
2. Pengertian Performansi Pemusik Tradisional ... 12
3. Aspek-aspek Performansi Pemusik Tradisional ... 13
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Performansi Pemusik tradisional... 14
B. Kecerdasan Emosional ... 15
1. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 15
2. Komponen Kecerdasan Emosional ... 18
3. Pengaruh atau Dampak Kecerdasan Emosional ... 19
C. Dinamika Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Performansi Pemusik Tradisional ... 21
D. Hipotesis ... 25
2. Performansi Pemusik Tradisional ... 27
D. Subjek Penelitian ... 28
E. Metode Pengumpulan Data... 29
F. Validitas dan Reliabilitas ... 33
1. Validitas ... 33
2. Seleksi Aitem ... 33
3. Reliabilitas ... 36
G. Metode Analisis Data ... 37
xv
2. Uji Hipotesis ... 38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Pelaksanaan Penelitian ... 40
B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 41
C. Deskripsi Data Penelitian ... 43
D. Analisis Data Penelitian ... 46
1. Uji Asumsi ... 46
2. Uji Hipotesis ... 49
E. Pembahasan ... 49
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 54
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Aitem Skala Kecerdasan Emosi ... 31
Tabel 2 Aitem Skala Performansi Pemusik Tradisional ... 32
Tabel 3 Hasil Seleksi Aitem Skala Kecerdasan Emosi ... 35
Tabel 4 Data Usia Subjek Penelitian ... 42
Tabel 5 Data Jenis Kelamin Subjek Penelitian ... 42
Tabel 6 Data Angkatan Subjek Penelitian ... 43
Tabel 7 Data Teoretis dan Empiris ... 44
Tabel 8 Uji one sample t test variabel kecerdasan emosi ... 44
Tabel 9 Uji one sample t test variabel performansi pemusik tradisional ... 45
Tabel 10 Uji Normalitas... 46
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Kecerdasan Emosional ... 58
Lampiran 2 Skala Performansi Pemusik Tradisional ... 66
Lampiran 3 Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala Kecerdasan Emosional ... 69
Lampiran 4 Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala Performansi Pemusik Tradisional ... 72
Lampiran 5 Uji Normalitas ... 77
Lampiran 6 Uji Linearitas ... 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kesenian di negara Indonesia sangat melekat pada semua masyarakat tanah air yang sudah lama tinggal di Indonesia. Berbagai macam kesenian dari sabang sampai merauke memiliki ciri khas tersendiri. Tidak hanya kesenian modern saja yang diminati oleh masyarakat, tetapi kesenian tradisional juga masih dikagumi oleh masyarakat Indonesia (Ferri, 2011). Kesenian tradisional yang sampai saat ini masih populer dan memiliki daya tarik, salah satunya adalah musik.
Musik tradisional memiliki karakteristik khas yakni, syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat (Ferri, 2011). Seni tradisional inilah yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya. Hampir di seluruh wilayah Indonesia mempunyai musik tradisional yang khas. Untuk lebih mengenal musik tradisional, dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok yaitu Instrumen musik perkusi yaitu instrumen yang teknik permainannya dipukul seperti gamelan, kendang, talempong, dan kulintang. Kedua, Instrumen musik gesek yaitu instrumen yang menggunakan teknik permainan di gesek seperti rebab. Ketiga, instrumen musik tiup yaitu instrumen yang menggunakan teknik permainan tiup dan yang terbuat dari bambu seperti suling (Martiati, 2011).
Berbagai musik tradisional dibawakan oleh pelaku seni atau yang lebih dikenal dengan istilah pengrawit. Dengan adanya musik tradisional yang bermacam-macam di setiap daerahnya, seorang pengrawit atau kelompok pengrawit memiliki kekhasan dalam menampilkan musik tradisional daerahnya. Penampilan tersebut dinilai dengan cara bagaimana pengrawit atau kelompok pengrawit membawakan lagu atau instrumen dengan baik sehingga sampai ke telinga penonton atau penikmat musik tradisional (Markus, 1996 dalam Djohan, 2011).
Bahkan suatu performansi seni sering ditafsirkan sebagai ungkapan emosi dan hasrat sang pelaku seni terhadap orang lain serta berusaha agar orang itu tertarik sehingga dapat menerima dan memahami maksud pelaku seni tersebut. Sebuah pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur yaitu waktu, tubuh si seniman, hubungan seniman dengan penonton (Parjokarto, 2012). Oleh karena itu, performansi pemusik tradisional adalah suatu pengungkapan kreativitas yang berbasis pada nilai-nilai estetika dan etika yang dituangkan oleh pelaku seni yang dapat memainkan segala macam alat musik tradisional dan membawakan lagu-lagu sesuai dengan karakter musik tradisional.
musik ugal/ giying dalam instrumen Bali. Etika yang tidak baik adalah sikap pengrawit dalam membawakan alat musik yang tidak sesuai dengan rambu/ budaya yang dibawakan. Pada musik tradisional Batak Toba, sebelum seorang pemusik dapat mempertunjukkan musiknya, harus memenuhi syarat-syarat sebagai pemusik Batak Toba (pargonsi). Seperti mengetahui adat-istiadat masyarakat Batak dan penerapannya dalam masyarakat, memiliki berkat kepintaran khusus dalam memainkan alat musik yang diberikan kepada seseorang sejak dalam kandungan, dan melalui proses belajar serta diberikan sahala oleh Sang Pencipta. Selain itu, irama dan tempo yang dibawakan oleh pengrawit menentukan musik yang akan di dengar oleh penonton (Bandem, 1986).
Unsur yang terakhir adalah estetika atau keindahan. Estetika merupakan efek yang ditimbulkan dari teknik dan penjiwaan sesuai dengan perannya yang dapat dinikmati dan menimbulkan respon oleh si penikmat. Oleh karena itu, estetika atau keindahan lah yang termasuk dalam menentukan suatu pertunjukan itu baik atau buruk. Gamelan bali memiliki banyak instrumen di dalamnya, saat pengrawit-pengrawit menempati alat musik yang sudah ditentukan, disaat itulah pengrawit menunjukan teknik, sikap tubuh, dan memberikan rasa sehinga menimbulkan efek kepada penikimat gamelan Bali (Bandem, 1986).
Seni Indonesia Yogyakarta. Ujian Penciptaan 3 merupakan salah satu mata kuliah di jurusan Etnomusikologi pada minat penciptaan. Ujian tahap ketiga ini adalah menguji kreativitas mahasiswa membuat komposisi musik dengan menggabungkan dua alat musik tradisi yang berbeda. Syarat untuk bisa melanjutkan ke tahap ketiga ini, mahasiswa harus lulus ujian penciptaan 1 dalam hal arransemen musik dan ujian penciptaan 2 yaitu membuat komposisi musik baru dengan menggunakan alat musik tradisi bawaan.
Ujian penciptaan 3 ini berlangsung pada tanggal 20 Januari 2013. Sebelum berlangsungnya ujian, komposer bersama dengan para pengrawit melakukan proses latihan terlebih dahulu selama 2 minggu, kelompok pengrawit yaitu mahasiswa berlatih menghafal musik gamelan Bali yang dipadukan dengan salah satu alat musik Arab yaitu Rebana dengan durasi 12 menit. Musik tersebut merupakan musik yang memiliki irama yang dinamis. Saat latihan para pengrawit berusaha untuk biasa mengingat nada-nada dan menghafal ketukan dengan alat musik mereka masing-masing untuk disatukan menjadi suatu musik yang indah. Mereka berkonsentrasi, mengajukan pertanyaan kepada komposer jika terjadi kesalahan, dan terkadang terlihat bosan saat materi lagu yang diberikan terlalu sulit dengan waktu latihan yang lama.
grogi, mereka saling bertanya tentang nada-nada yang harus mereka ingat, dan mengatakan bahwa mereka takut jika nanti salah ketika pentas.
Selesai breafing, para pengrawit maju, dan duduk di hadapan alat musik yang sudah mereka kuasai. Ketika pentas berlangsung, terlihat beberapa pengrawit menunjukkan ekspresi wajah ragu-ragu dengan senyum yang sedikit, tidak ada interaksi dengan penonton, dan cenderung sering menghadap alat musik. Dalam memainkan alat musik pun, beberapa pengrawit memberikan ketukan yang terlalu cepat dibeberapa part lagu di awal dan terdengar salah mengambil nada yang seharusnya serta tidak sesuai tempo. Hal ini diperkuat dengan pendapat beberapa penonton yang mendengar musik yang dimainkan oleh para pengrawit tersebut. Terdapat beberapa kekurangan seperti ekspresi atau pembawaan yang kurang dan kurangnya kesiapan materi lagu oleh beberapa pemain. Fenomena ini menunjukkan bahwa performansi dalam suatu pertunjukan dari pelaku atau kelompok seni dinilai dari ketiga unsur dalam pertunjukan yaitu teknik permainan, estetika, dan etika serta bagaimana mengendalikan emosi agar musik terdengar indah dan pesan dari musik tersebut sampai ke penonton (Bandem, 1986).
dari motivasi, kepuasan, kecemasan, sikap, dan citra diri (Blumberg & Pringle dalam Jewell & Siegall, 1990).
Keterlibatan emosi merupakan salah satu hal yang menentukan performansi pengrawit. Keterlibatan emosi inipun dapat berpengaruh terhadap ekspresi yang memiliki peran penting dalam suatu pertunjukkan. Hal ini dikarenakan ekspresi ketika bermusik dapat menyampaikan arti musik kepada pendengar. Ekspresi pengrawit terlihat dari pembawaan mereka ketika pertunjukan berlangsung yaitu dari bagaimana pengrawit memainkan alat musiknya dengan baik dan mengikuti tempo dengan benar sehingga musik itu dapat mengalir membawa pesan. Jika nada yang dibawakan keras dan dengan tempo yang cepat, pengrawit menunjukan bahwa musik tersebut membawa pesan keceriaan dan ketegangan. Sebaliknya, jika nada yang dibawakan pelan dengan tempo yang lambat, pengrawit menunjukan bahwa musik tersebut membawa kesedihan dan kelembutan (Bandem, 1986). Emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam individu. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku manusia (Prawitasari, 1995 dalam Djohan, 2011). Kemampuan untuk mengelola emosi ini disebut dengan kecerdasan emosional.
ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, membedakan kepuasan dan mengatur suasana hati. Goleman (2002) membagi kecerdasan emosi menjadi lima komponen yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial.
Beberapa penelitian berikut ini berkaitan dengan kecerdasan emosi dan performansi. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan yang berjudul “ Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosi terhadap Kinerja Karyawan “ dengan subjek karyawan PT. BRI Cabang Bijai, menunjukan bahwa uji F variabel bebas ( kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional) mendapatkan hasil positif. Hal ini berarti variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (kinerja karyawan). Melalui pengujian koefisien korelasi diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara Keecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional terhadap kinerja karyawan memiliki hubungan yang positif.
emosional dan kinerja perawat dikorelasikan dengan menggunakan Spearman Rho dengan nilai r=0.840, dan p=0.000(p<0.05).
Beberapa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan emosi memiliki hubungan positif terhadap performansi kerja atau kinerja. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena melihat karakteristik khusus dari pekerjaan dan kekhasan pemusik tradisional. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat hubungan antara kecerdasan emosional dengan performansi pemusik tradisional.
B. Masalah penelitian
Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adalah “ Adakah hubungan antara kecerdasan emosional dengan performansi kerja pemusik tradisional? “
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecerdasan emosional dengan performansi kerja pemusik tradisional.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Performansi Pemusik Tradisional 1. Seni Musik Tradisional
Musik dapat didefinisikan sebagai sebuah cetusan ekspresi atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Asal kata musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousike yang diambil dari nama dewa dalam mitologi Yunani kuno yaitu Mousa yakni yang memimpin seni dan ilmu (Balai Pustaka, 1994). Tradisional berasal dari kata Traditio (latin) yang berarti kebiasaan yang sifatnya turun temurun. Kata tradisional itu sendiri adalah sifat yang berarti berpegang teguh terhadap kebiasaan yang turun temurun (Salim dan Salim, 1991, dalam Soedarsono, 2010). Kebiasaan yang diwariskan mencakup berbagai nilai budaya, meliputi adat istiadat, sistem kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian dan sistem kepercayaan.
berbagai unsur-unsur di dalamnya bersifat kolot, kuno atau ketinggalan jaman. Namun, musik tradisional adalah musik yang bersifat khas dan mencerminkan kebudayaan suatu etnis atau masyarakat. Musik tradisional baik itu kumpulan komposisi, struktur, idiom atau instrumentasinya serta gaya maupun elemen-elemen dasar komposisinya, seperti ritme, melodi, modus atau tangga nada, tidak diambil dari repertoire atau system musical yang berasal dari luar kebudayaan suatu masyarakat pemilik music yang dimaksud. Musik tradisional adalah musik yang berakar pada tradisi masyarakat tertentu, maka keberlangsungannya dalam konteks masa kini merupakan upaya pewarisan secara turun temurun masyarakat sebelumnya bagi masyarakat selanjutnya.
Dari penjelasan-penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa seni musik tradisional merupakan seni budaya warisan nenek moyang di daerah tertentu yang mengandung unsur-unsur yang bersifat kolot, kuno, dan kumpulan komposisi, struktur, maupun instrumennya bagi masyarakat selanjutnya.
1. Performansi Pemusik Tradisional
memahami maksud pelaku seni tersebut. Sebuah pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur yaitu waktu, tubuh si seniman, hubungan seniman dengan penonton.
Kesenian tidak pernah terlepas dari pelaku seninya. Pelaku seni adalah seseorang yang pekerjaannya melakukan kegiatan seni ( menari, bermain alat musik ) atas sebuah kesenian yang telah diciptakan oleh seorang seniman ( menciptakan dan melahirkan sebuah karya seni ). Dalam performansi musik tradisional, pelaku seni yang berperan penting dalam terlaksananya suatu pertunjukan adalah pemusik tradisional. Pemusik tradisonal adalah seseorang yang dapat memainkan segala macam alat musik tradisional dan membawakan lagu-lagu sesuai dengan karakter musik tradisional tersebut (Seusetyo, 2003). Pemusik tradisional biasa disebut dengan pengrawit atau penabuh.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa performansi pemusik tradisional adalah suatu pengungkapan kreativitas yang berbasis pada nilai-nilai estetika dan etika yang dituangkan oleh pelaku seni yang dapat memainkan segala macam alat musik tradisional dan membawakan lagu-lagu sesuai dengan karakter musik tradisional.
2. Aspek Performansi Pemusik Tradisional
1. Teknik permainan adalah kemampuan dalam memainkan alat musik (pukul, gesek, dan tiup) dengan teknik yang benar sesuai dengan perannya masing-masing (melodis, ritme, dan dinamika) dalam mewujudkan aspek musikal komposisi yang dimainkan/ disajikan.
2. Etika atau susila yakni sikap pengrawit memainkan alat musik dalam konteks afektif yang disajikan.
3. Estetika atau keindahan merupakan efek yang ditimbulkan dari teknik dan penjiwaan/ emosi yang diberikan sesuai dengan perannya yang dapat dinikmati dan menimbulkan respon oleh si penikmat.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Performansi Pemusik Tradisional
Hal-hal yang mempengaruhi hasil performansi pelaku seni menurut Blumberg & Pringle dalam Jewell & Siegel, 1990, adalah :
1. Kesempatan seperti alat, tindakan rekan kerja, peraturan, dan waktu.
2. Kapasitas yang terdiri dari usia, keterampilan, intelegensi, keterlibatan emosi, kepribadian, keterampilan motorik, tingkat pendidikan, stamina, dan tingkat energi.
3. Kemauan yang terdiri dari motivasi, kepuasan, kecemasan, sikap, dan citra diri.
tradisional (pengrawit) (Wawancara, 18 Agustus 2011). Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Kemampuan pengrawit dalam hal kognitif seperti, tafsir garap instrument, ketepatan pemilihan cengkok dan variasinya.
2. Kemampuan psikomotorik yaitu keterampilan pengrawit dalam memainkan instrument alat musiknya contoh : Gamelan
3. Kemampuan afektif adalah kemampuan pengrawit dalam berperilaku dan bersikap baik pada saat bermain alat musik maupun tidak
4. Pengalaman pemusik, karena saat memainkan gamelan, pengrawit tidak hanya menabuh atau memberi energy pada instrument, tetapi selalu mengikuti perasaan dan suara hati
5. Proses latihan, karena sebelum adanya pertunjukan, pengrawit mengikuti proses untuk dapat memainkan alat musiknya dengan baik dan menghafal nada-nada lagu yang akan dibawakan.
A. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian Kecerdasan Emosional
orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional mencakup kemampuan-kemampuan yang berbeda, tetapi saling melengkapi, dengan kecerdasan akademik (academic intelligence), yaitu kemampuan-kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ. Ditambahkan juga bahwa kecerdasan emosional menentukan potensi kita untuk mempelajari keterampilan-keterampilan praktis yang didasarkan pada lima unsurnya : kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri, empati, dan kecakapan dalam membina hubungan dengan orang lain.
Walgito (2003) berpendapat bahwa emosi merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian dan berkaitan dengan perasaan yang kuat. Emosional mengakibatkan sering terjadinya perubahan perilaku.
Bar-On (dalam Goleman, 2000) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan social yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dari tekanan lingkungan. Howes dan Herald mengatakan pada intinya, kecerdasan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi.
Sedangkan menurut Cooper dan Sawaf (1998), kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut pemilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energy emosi dalam kehidupan sehari-hari.
Salovey dan Mayer (2005) berpendapat bahwa kecerdasan emosional adalah kualitas emosional yang penting bagi keberhasilan, yaitu meliputi empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, menyesuaikan diri, memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat. artinya bahwa kecerdasan emosional merupakan kualitas untuk mengenali emosi pada diri sendiri kemudian emosi tersebut dikelola dan digunakan untuk memotivasi diri sendiri dan memberi manfaat dalam hubungannya dengan orang lain sehingga individu akan dapat membangun hubungan yang produktif dan meraih keberhasilan secara optimal sekalipun individu tersebut sedang menghadapi masalah.
2. Komponen Kecerdasan Emosional
Goleman (2002 : 513-514) membagi kecerdasan emosional kedalam 5 komponen yaitu :
1. Kesadaran diri
Yakni mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri. Selain itu, kesadaran diri juga berarti menetapkan tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. 2. Pengaturan diri
Yakni menguasai emosi diri sedemikian sehingga berdampak positif, kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya sesuatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
3. Motivasi
Yakni menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun seseorang menuju sasaran. Motivasi membantu seseorang mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
4. Empati
5. Keterampilan sosial
Yakni dapat menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan social, berinteraksi dengan lancer, menggunakan ketrampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, dan menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim.
3. Pengaruh atau dampak kecerdasan emosi
Pada performansi, terutama pengrawit, sering melibatkan emosi dalam membawakan sebuah lagu untuk menyampaikan pesan yang terkandung di dalamnya. Mereka yang berkecimpung dalam dunia musik mengakui bahwa komposisi musik tidak mungkin dipisahkan dari gejolak perasaan penciptanya ( Djohan, 2008).
Di satu sisi, musik dianggap sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan, dan sisi lain musik dianggap dapat menggugah perasaan pendengarnya. Karena kedekatannya dengan kehidupan manusia, maka kajian tentang musik hampir selalu terkait dengan kajian tentang perilaku manusia (Sloboda & O’Neill, 2001 dalam Djohan, 2011).
1. Faktor pendengar
Ekspresi dan emosi hanya akan bermakna bila seseorang memiliki pengertian yang sama dengan orang yang meresponnya. Pemilihan beberapa karakter khusus (teknik, instrument, dan penjiwaan) agar pengrawit dapat mengkomunikasikan dan menyampaikan emosi dalam sebuah lagu kepada pendengar dimaksudkan agar penyaji dan pendengar benar-benar dapat mengenali ekspresi “kedalaman lagu”, “pengalaman”, atau “keindahan” (Djohan, 2008).
2. Faktor individu
Karakter emosi lebih mudah dikenali melalui pertujukan musik yang ekspresif (Djohan, 2008). Seorang pengrawit memiliki peran untuk dapat menyampaikan pesan dari lagu yang dibawakannya dengan ekspresi untuk menunjukan emosi selain teknik. Sebuah penelitian dalam bidang ini dengan berbagai keterbatasan yang ada dilakukan di
B. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERFORMANSI PEMUSIK TRADISIONAL
Kecerdasan emosional menurut Goleman (2001) merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Sedangkan menurut Cooper dan Sawaf (1998), kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi.
Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi mampu mengenali atau mengendalikan emosi dirinya dengan baik. Kemampuan seseorang untuk mengenali sesuatu pada lingkungannya, membuatnya mampu menempatkan dirinya dan dapat diterima oleh lingkungannya. Sebagaimana pengrawit dalam sebuah pertunjukan. Salah satu unsur pengrawit untuk dapat menampilkan pertunjukan yang baik adalah etika (tata susila, ekspresi, dan penjiwaan). Lingkungan pertujukan yang membuat pengrawit berada dalam posisi dimana dia diharapkan mampu menyalurkan emosi dan mengekspresikan suatu lagu agar dapat diterima oleh pendengar.
membawakan emosi yang terkandung dalam karya tersebut sehingga pesan karya sampai ke penonton. Diakui pula bahwa musik dapat menjadi perantara untuk menyampaikan perasaan selain mengkomunikasikan dan membangkitkan serangkaian emosi (Djohan, 2008).
Kecerdasan emosional pengrawit dalam mengendalikan emosi maupun menyampaikan ekspresi emosionalnya, adalah cara komunikasi pengrawit kepada pendengar. Jika komunikasi sudah terjadi, akan ada analisis ekspresi dan komunikasi yang lebih mendalam, dalam arti pengrawit tersebut menyampaikan pesan sedih atau riang dalam karya yang dibawakannya. Pada akhirnya pesan yang disampaikan oleh pengrawit dalam sebuah pertunjukan baru dapat dicerna dengan interpretasi yang tepat oleh pendengarnya.
Skema Hubungan antara Kecerdasan emosi dan
- Pengrawit memiliki teknik permainan yang baik diimbangi dengan estetika yang baik serta etika dan susila (penjiwaan dan ekspresi) yang baik pula. - Pengrawit dapat mengendalikan
dan menyampaikan pesan karya music yang baik pula.
- Pengrawit memiliki teknik permainan yang kurang baik, dengan estetika yang kurang baik pula, serta etika dan susila
(penjiwaan dan ekspresi) yang kurang baik.
- Pengrawit mengendalikan dan
D. HIPOTESIS
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009). Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan performansi pemusik tradisional.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Penelitian ini memiliki dua variabel yang diidentifikasikan sebagai berikut :
C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki seseorang pemusik tradisional dalam mengenali dan mengelola perasaan diri sendiri atau orang lain, menerapkan dengan efektif informasi dan energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari sehingga individu akan dapat membangun hubungan yang produktif, serta dapat menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi sehingga berhasil dalam mengatasi tuntutan serta memandu pikiran dan tindakan.
Kecerdasan emosional diukur dengan menggunakan skala kecerdasan emosional yang disusun berdasarkan lima aspek(Golemen, 2002) , yaitu :
1. Kesadaran diri 2. Pengaturan diri 3. Motivasi 4. Empati
5. Keterampilan sosial
Skor yang tinggi menunjukan bahwa subjek memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, sebaliknya skor rendah menunjukan bahwa subjek memiliki kecerdasan emosional yang rendah.
2. Performansi Pemusik Tradisional
dituangkan oleh pelaku seni yang dapat memainkan segala macam alat musik tradisional dan membawakan lagu-lagu sesuai dengan karakter musik tradisional.
. Variabel ini diukur dengan skala performansi pemusik tradisional yang terdiri dari tiga aspek, yaitu :
A. Teknik permainan
B. Estetika atau keselarasan C. Etika atau susila
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek maka semakin baik pula performansi pemusik tradisional. Demikian sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek penelitian maka semakin rendah pula performansi pemusik tradisional.
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Etnomusikologi, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan karakteristik :
1. Mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan pementasan di dalam kampus maupun diluar kampus.
Teknik pemilihan subjek yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik pemilihan sekelompok subjek yang didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2007).
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penyebaran skala, yaitu skala kecerdasan emosi dan skala performansi pemusik tradisional. Penggunaan skala dalam penelitian ini didasarkan atas karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi yang dikemukakan oleh Azwar (2002).
Modifikasi skala Likert meniadakan kategori yang berada pada titik tenga, dimana pada sebelumnya dengan lima tingkat (Hadi, 2007) yaitu : " sangat setuju", "setuju", "netral", "tidak setuju", dan "sangat tidak setuju". Hal ini dilakukan karena kategori netral memiliki arti ganda, selain itu adanyajawaban netral menimbulkan (central tendency effect) yaitu kecenderungan menjawab ketengah. Serta maksud dari kategorisaasi " sangat setuju", "setuju", "tidak setuju", dan "sangat tidak setuju" untuk melihat kecenderungan pendapat responden kearah setuju atau kearah ketidaksetujuan.
1. Skala Kecerdasan Emosi
kecerdasan emosi adalah metode summated rating, dengan menggunakan skala Likert yang terdiri atas empat kategori jawaban yaitu: " sangat setuju", "setuju", "tidak setuju", dan "sangat tidak setuju". Penyusunan skala kecerdasan emosi menggunakan bentuk pilihan respon yang memperlihatkan tingkat kesetujuan, dimana subjek menanggapi setiap aitem pernyataan dan memilih satu dari empat respon yang tersedia meliputi " sangat setuju", "setuju", "tidak setuju", dan "sangat tidak setuju". Pelaksanaan pengambilan data dilakukan dengan menunggu subjek pada saat mengisi skala kecerdasan emosi yang diberikan. Cara pemberian skor pada aitem pernyataan dalam skala kecerdasan emosi ini dengan didasarkan pada empat kategori jawaban yaitu :
a. Favourabel
Sangat setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak setuju (TS) = 2, Sangat tidak setuju (STS) = 1
b. Unfavourabel
Sangat setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Tidak setuju (TS) = 3, Sangat tidak setuju (STS) = 4
Tabel 1
Aitem Skala Kecerdasan Emosi
Variabel Favourabel Unfavourabel Jumlah
1 Kesadaran diri 20, 27, 35, 36 6, 16, 21, 25 8 2. Mengatur emosi diri 1, 18, 30, 32 22, 26, 37, 39 8 3. Memotivasi diri 17, 23, 28, 38 4, 8, 10, 40 8 4. Memahami perasaan
orang lain
9, 12, 19, 31 2, 1, 13, 33 8 5. Menjalin interaksi sosial 14, 24, 29, 34 3, 5, 7, 15 8
Jumlah 40
2. Skala Performansi Pemusik Tradisional
Skala performansi pemusik tradisional, berpedoman pada I Made Bandem (1986). Metode yang digunakan dalam penilaian terhadap performansi pemusik tradisional adalah metode graphic rating scale. Pengambilan data yang dilakukan dengan graphic rating scale yaitu metode penilaian performansi dimana para pekerja digolongkan dalam jenjang yang disesuaikan dengan banyaknya dimensi yang telah dipercaya memiliki relevansi dengan kesuksesan pekerjaan tersebut (Smither,1994).
dimana yang menilai tingkat performansi pemusik tradisional yaitu senior pemusik atau dosen yang mengajarkan kemampuan pemusik itu sendiri. Jenjang yang digunakan berkisar 1 sampai 5 yang menunjukan penilaian antara " Sangat memuaskan ", " Memuaskan ", " Baik ", " Cukup baik " sampai " Kurang memuaskan ".
Kriteria dalam penelitian ini adalah semakin tinggi skor yang diperoleh, dapat dikatakan subjek memiliki performansi yang semakin baik.
Tabel 2
Aitem Skala Performansi Pemusik Tadisional
Variabel Jumlah
1 Teknik Permainan 5, 6 2 2. Estetika 3, 4 2 3. Etika 1, 2 2
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Validitas
Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi ditunjukan untuk melihat sejauh mana item-item dapat mewakili komponen dalam keseluruhan kawasan isi subjek yang ingin diukur. Validitas yang diukur dengan pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional atau profesional judgement oleh dosen pembimbing, yaitu dengan melakukan evaluasi untuk memeriksa kualitas item sebagai dasar untuk seleksi (Azwar, 2007). Untuk memenuhi validitas isi, suatu skala harus komprehensif isinya dan hanya memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Oleh karena itu, blue print skala yang memberikan gambaran mengenai isi skala dan menjadi acuan serta pedoman untuk berada dalam lingkup yang benar, bila dilakukan dengan cara yang baikakan mendukung validitas isi skala (Azwar,2007).
2. Seleksi Item
konsistensi antara item tersebut dengan skala secara keseluruhan, maka semakin tinggi daya beda yang dimiliki (Azwar,2005).
Koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 – 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin baik daya diskriminasi aitem maka koefisien korelasinya semakin mendekati anka 1,00. Sebaliknya, koefisien yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif mengindikasikan bahwa aitem tersebut tidak memiliki daya diskriminasi. Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item
total menggunakan batasan r ix ≥ 0,30. Batasan tersebut digunakan karena item
yang koefisian korelasinya minimal 0,30 memiliki daya diskriminasi yang memuaskan. Aitem yang memiliki harga r ix kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah (Azwar,1999).
menyelamatkan salah satu aitem sehingga komposisi pada setiap aspek seimbang.
Setelah melalui proses penyeleksian kedua, maka ditetapkan jumlah aitem yang tidak lolos adalah 10 aitem. Jadi jumlah aitem yang lolos adalah 30 aitem.
Tabel 3
Hasil Seleksi Aitem Skala Kecerdasan Emosi
No Aspek Kecerdasan Emosi
Nomor Aitem Bobot Jumlah
total Favourable Unfavourable
1 Kesadaran diri (20), 27, 35, (36) 6, 16, 21, 25 20% 6 2 Mengatur emosi diri 1, 18, 30, (32) 22, 26, 37, (39) 20% 6 3 Memotivasi diri 17, (23), (28), 38 4, 8, 10, 40 20% 6 4 Memahami perasaan
oran lain
(9), 12, 19, 31 2, 1, (13), {33} 20% 6 5 Menjalin interaksi
sosial
14, 24, (29), 34 3, 5, 7, (15) 20% 6
Keterangan :
( ) = aitem yang gugur { }= aitem yang diselamatkan
Untuk skala performansi pemusik tradisional, tidak dilakukan seleksi aitem dikarenakan korelasi item total pada aitem-aitem skala performansi diatas 0, 30. Hal ini menunjukan bahwa daya diskriminasi aitem-aitem skala performansi yang memuaskan dan dapat langsung dipergunakan.
3. Reliabilitas
0,05), sehingga dapat diartikan bahwa hasil rater-rater tersebut memiliki kesepakatan yang tinggi dan dapat dipilih salah satu untuk disatukan dengan hasil alat ukur kecerdasan emosi.
Reliabilitas alat ukur merupakan ketepatan pengukuran atau sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Kata lain reliabilitas adalah konsistensi dan stabilitas. Reliabilitas dicari dengan menggunakan koefisien alpha cronbach. Pendekatan ini memiliki nilai praktis dan efisiensi yang tinggi karena hanya dilakukan satu kali percobaan pada satu kelompok subjek (Azwar, 2007). Nilai reliabilitas dianggap memuaskan apabila mendekati 0,900. Pada penelitian ini, hasil alat ukur kecerdasan emosi memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,919 dan hasil dari salah satu alat ukur rater performansi pemusik tradisional memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,944, sehingga dapat diartikan bahwa kedua alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang baik.
G. METODE ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menetahui normal tidaknya sebaran atau distribusi data yang diperoleh. Uji normalitas dilakukan dengan mengunakan teknik one sample Kolmogrov-Smirnov test. Kenormalan distribusi data dapat dinilai dari KS-Z dengan asymp.sig lebih besar dari 0,05 (p>0,05).
b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui pola hubungan linier atau tidak antara variabel bebas dan variabel tergantungnya. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan test of liniearity. Linier tidaknya variabel-variabel penelitian dapat dilihat dari nilai hitung dan nilai signifikansi (p<0,05).
2. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara kecerdasan emosi dengan performansi pemusik tradisional. Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment
(Azwar,2003). Semua perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Program For Sosial Service)
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN 1. Perijinan
Penelitian ini diawali dengan surat ijin untuk mengadakan penelitian sebagai syarat skripsi yang berjudul Hubungan antara Kecerdasan Emosi dan Performansi Pemusik Tradisional dari Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tanggal 7 mei 2014. Surat ijin ditujukan kepada Ketua Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian mengenai kecerdasan emosi dan performansi pemusik tradisional dilaksanakan di Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2014 sampai 8 Mei 2014. Proses pengambilan data skala kecerdasan emosi ini dilakukan mulai dari pagi sampai siang hari, dimana para subjek adalah mahasiswa-mahasiswi jurusan Etnomusikologi di luar jam perkuliahan. Jumlah subjek yang mengisi skala sebanyak 54 orang. Peneliti meminta bantuan senior/ mahasiswa angkatan atas untuk memberikan skala dan memperkenalkan subjek-subjek penelitian kepada peneliti. Pada hari kedua, peneliti menyebarkan skala performansi pemusik tradisional kepada 2 dosen yang sering menilai performansi mahasiswa baik saat perkuliahan praktek maupun saat mahasiswa berpartisipasi dalam suatu pertunjukan seni. Pelaksanaan penelitian ini, peneliti memakai tryout terpakai yang akan digunakan sebagai data penelitian mengingat keterbatasan waktu penelitian.
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN
telah ditentukan oleh peneliti. Subjek terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berusia antara 18 tahun hingga 31 tahun.
Tabel 4
Data Usia Subyek Penelitian
Usia Jumlah
18 - 22 39 23 - 26 12 27 - 31 3
Total 54 orang
Tabel 5
Data Jenis Kelamin Subyek Penelitian
Jenis kelamin Jumlah
Laki - laki 45 Perempuan 9
Tabel 6
Data Angkatan Subyek Penelitian
Angkatan Jumlah
2008 - 2010 9 2011 - 2012 45
Total 54 orang
C. DESKRIPTIF DATA PENELITIAN
Peneliti melakukan perbandingan antara mean teoritis dan mean empiris pada data yang diperoleh. Jika mean empiris lebih besar daripada mean teoritis maka dapat disimpulkan bahwa subyek penelitian memiliki kecerdasan emosi dan performansi pemusik yang tinggi. Sebaliknya, bila mean empiris lebih kecil daripada mean teoritis maka dapat disimpulkan bahwa subyek penelitian memiliki kecerdasan emosi dan performansi pemusik yang rendah.
Tabel 7
Data Teoritis dan Empiris
Variabel N P SD
Mean Teoritis Mean Empiris Min Mak. Mean Min Mak. Mean Kecerdasan
emosi 54 .000 12.383 30 120 75 55 112 82.91 Performansi
pemusik .000 4.748 6 30 18 14 30 24.59
Tabel 8
Uji one sample t test variabel kecerdasan emosi
One-Sample Test
Test Value = 75
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Tabel 9
Uji one sample t test variabel performansi pemusik tradisional
One-Sample Test
Test Value = 18
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
totalpf 10.202 53 .000 6.593 5.30 7.89
D. ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Berdasarkan pada hasil analisis Kolmogrov-Smirnov
menggunakan SPSS 16.0 for windows, diperoleh nilai p untuk skala kecerdasan emosi sebesar 0,200. Hal ini menunjukan bahwa data pada variabel kecerdasan emosi berdistribusi normal, dikarenakan nilai p > 0,05. Sedangkan dengan skala performansi pemusik yang memiliki nilai p sebesar 0,001 menunjukan bahwa data pada variabel performansi memiliki distribusi tidak normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p < 0,05.
Tabel 10
Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
totalke .098 54 .200*
b. Uji Linearitas
Hasil uji linearitas menunjukan nilai signifikansi pada uji linearitas sebesar 0,721. Karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel kecerdasan emosi dan performansi pemusik tradisional tidak terdapat hubungan yang linear.
Tabel 11
Hasil Uji Linearitas
F Sig.
totalpf *
totalke
Between
Groups
(Combined) .900 .615
Linearity .131 .721
Deviation from
Linearity
.924 .587
Within Groups
ScatterPlot
2. Uji Hipotesis
Pada penelitian ini, uji hipotesis tidak dilakukan karena hasil menunjukkan bahwa data tidak linear. Oleh karena itu, pengujian korelasi
Product Moment Pearson tidak dapat digunakan.
E. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan data yang tidak linear. Uji linearitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0, 721. Hal ini menunjukkan bahwa, tidak ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan performansi pemusik tradisional.
bahwa tidak terdapat titik temu antara kedua variabel pada penelitian ini, karena variabel performansi pemusik tradisional yang kurang dikhususkan pada aspek yang ingin diteliti yaitu estetika atau keindahan sebagai bentuk ekspresi emosi seseorang.
Menurut Susetyo (2009), performansi pemusik tradisional dilihat dan dinilai dari hal-hal yang disajikan secara utuh dan dinikmati langsung oleh masyarakat pendukungnya, yaitu bentuk komposisi dan bentuk penyajiannya. Bentuk komposisi suatu pertunjukan musik meliputi ritme melodi, harmoni, struktur bentuk analisa musik, syair, tempo, dinamik ekspresi, instrumen, dan aransemen. Sedangkan bentuk penyajian suatu pertunjukan musik meliputi urutan penyajian, tata panggung, tata rias, tata busana, tata suara, tata lampu, dan formasi (Susetyo, 2009).
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan performansi pemusik tradisional, ditolak. Uji linearitas menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak linear dengan nilai signifikansi 0,721. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan performansi pemusik tradisional.
B. Saran
Setelah melaksanakan penelitian dan melihat hasil yang didapatkan, maka peneliti menyarankan :
54
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. (2002). Analisis Regresi : Teori, Kasus, dan Solusi (Edisi II). BPFE : Yogyakarta
Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi II). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bandem, I Made. (1986). Prakempa Sebuah Lontar Gambelan Bali. Denpasar : Akademi Seni Tari Indonesia
Cooper R.K dan Sawaf. A (1998). Executive EQ Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta : Gramedia
Djohan. (2008). Psikologi Musik. Yogyakarta: Kanisius
Djohan. (2011). Respon Emosi Musikal. Yogyakarta : Gramedia
Balai Pustaka (1994). Ensiklopedi Nasional, Jilid VII., PT. Cipta Adi Pustaka, Jakarta
Goleman, Daniel. (2000). Kecerdasan Emosional : Mengapa EQ Lebih Penting Daripada IQ. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Daniel. (2001). Kecerdasan Emosional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Daniel. (2002). Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Hadi. (2004). Statistik 2. Jilid dua. Yogyakarta : Andi Yogyakarta
Hartono. (2010). Perkembangan Estetika Musikal Seni Karawitan Jawa dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Pendukungnya. Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Jaya, Hanriansyah (2013, 22 Juni). Reliabilitas Inter Reter. Diunduh 17 Maret 2014 dari
http://hanriansyahjaya.wordpress.com/2013/06/22/reabilitas-inter-reter/
Martiati, Lucy. (2011). Eksistensi Kesenian Rabab dalam Satu Budaya Minangkabau.
Jurnal Seni Artistika, Vol 1 No 1, p36-53.
Mumpuni, Putrining Sekar P.N. (2011). Hubungan Antara Kulaitas Tidur dan Performansi Kerja Pada Wanita yang Berkeluarga. Tugas Akhir Program Sarjana, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. (Tidak diterbitkan)
Nugroho, Ferri Cahyo (2011, 27 Juni). Pengertian Musik Tradisional – Pendidikan Seni
Budaya. Diunduh 20 Desember 2013 dari
http://pendidikansenibudaya.wordpress.com/2011/06/27/pengertian-musik-tradisional/
Parjokarto. (2012). Pengertian Seni Pertunjukan.Diunduh 20 Desember 2013 dari
http://id.shvoong.com/humanities/arts/2254754-pengertian-seni-pertunjukan/#ixzz29Rd9OmKW
Prestisa, Galuh & Seusetyo, Bagus (2013). Bentuk Pertunjukan dan Nilai Estetika Kesenian Tradisional Terbang Kencer Baitussolikhin di Desa Bumijawa Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Jurnal Seni Musik 2, Vol. 1.
Purwadi. (2009). Diktat Seni Karawitan 1. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta Salovey, Peter & Mayer, John D. ( 2009). Emotional Intelligence. Baywood Publishing Santosa. (2008). Menggagas Komunikasi Musikal dalam Pertunjukan Gamelan. Jurnal
Ilmu Komunikasi, Vol. 5, Nomor 1.
Sudarmanto, Bambang (2006, 14 September). Kinerja Seni Pertunjukan. Diunduh 20 Desember 2013 dari http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2200167-pengertian-kinerja/#ixzz29Rm2FH1S
Soedibyo, Pauline Larissa. (2012). Pemgaruh Kecerdasan Emosional Pada Performansi Penjualan. Skripsi (Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Syadat, Anwar. (2012, 15 September). Penilaian Kinerja Karyawan. Diunduh 10 April 2014 dari http://anwarbook.blogspot.com/2011/12/penilaian-kinerja-karyawan.html
Artikel Kecerdasan Emosional – Pengertian, Definisi dan Unsur-unsurnya pertama kali diterbitkan dunia psikologi pada 19 November 2008. Diunduh 8 Maret 2013 dari
LAMPIRAN 1
SKALA PENELITIAN
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh :
Dewa Ayu Intan
079114112
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, Mei 2014
Responden yang terhormat,
Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan untuk menyelesaikan tugas akhir saya, perkenalkan saya mahasiswa Psikologi meminta kesediaan Saudara untuk berpartisipasi mengisi skala penelitian ini guna menyelesaikan tugas akhir saya sebagai seorang mahasiswi. Oleh karena itu, saya mohon saudara untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini. Skala ini terdiri dari 40 butir pernyataan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi.
Tidak ada jawaban yang salah karena setiap orang memiliki jawaban yang berbeda-beda. Karena itulah, isilah setiap pernyataan sesuai dengan apa yang paling anggap benar dan paling sesuai dengan diri anda. Kesungguhan anda dalam menjawab kuesioner ini akan sangat membantu dalam penelitian ini. Semua jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda untuk mengisi skala penelitian ini.
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini dengan suka rela dan tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu, demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawban yang saya berikan adalah murni dari apa yang saya alami dan bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan penggunaan jawaban yang saya berikan tersebut sebagai data untuk memperlancar penelitin ilmiah ini. ..., ... ... 2014
Petunjuk Pengisian
Pada lembar selanjutnya terdapat beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat kemudian jawablah setiap pernyataan sesuai dengan kondisi teman-teman dengan cara memberi tanda silang (x) pada pilihan jawaban yang teman-teman pilih.
Adapun pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju apabila pernyataan sangat sesuai dengan keadaan teman-
teman.
S : Setuju apabila pernyataan sesuai dengan keadaan teman-teman.
TS : Tidak Setuju apabila pernyataan tidak sesuai dengan keadaan teman-
teman.
STS : Sangat Tidak Setuju apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan
keadaan teman-teman.
Apabila teman-teman ingin mengganti jawaban, maka berilah tanda sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya, kemudian berilah tanda silang (x) pada jawaban pengganti.
Jawablah setiap pernyataan sesuai dengan keadaan teman-teman. Setelah selesai mengerjakan, silahkan periksa kembali. Jangan ada jawaban yang terlewati. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Saya merasa berguna bagi orang lain SS S TS STS
Nama Lengkap : ……….
Usia : ……….
NO PERNYATAAN JAWABAN
1. Saya mampu mengendalikan amarah saya dengan baik
SS S TS STS 2. Saya sulit mengetahui apa yang orang lain
butuhkan ketika sedang menghadapi masalah
SS S TS STS 3. Saya kesulitan mengembangkan topik
pembicaraan dengan orang lain
SS S TS STS 4. Saya berhenti berusaha ketika saya
mengalami kegagalan
SS S TS STS 5. Saya tidak senang berelasi dengan orang lain SS S TS STS 6. Saya tidak tahu apa yang saya rasakan saat ini SS S TS STS 7. Saya merasa panik bila berhadapan degan
orang yang mudah tersinggung
SS S TS STS 8. Saya sering merasa melakukan pekerjaan
yang membuang waktu dan tidak berguna
SS S TS STS 9. Saya mengerti bahwa setiap orang memiliki
keinginan yang berbeda-beda
SS S TS STS 10. Saya mudah frustasi bila menghadapi tekanan
yang saya rasa berat
SS S TS STS 11. Saya sulit mengetahui perasaan orang lain
terhadap saya
SS S TS STS 12. Saya mengerti apa yang orang lain rasakan,
ketika menghadapi permasalahan yang berat
SS S TS STS 13. Saya tidak peduli bagaimana ekspresi orang
lain ketika saya sedang berbicara
SS S TS STS 14. Saya mampu mempertahankan hubungan
yang baik dengan orang lain
SS S TS STS 15. Saya hanya diam ketika topik pembicaraan
berubah menjadi tidak menarik
SS S TS STS 16. Saya sulit untuk mengerti apa yang saya
rasakan saat ini
mengalami kegagalan
18. Saya mampu mengabaikan gangguan yang membuat saya merasa tidak nyaman
SS S TS STS 19. Saya mengetahui ketika perasaan seseorang
berubah secara tiba-tiba
SS S TS STS 20. Saya tahu emosi apa yang sedang terjadi pada
diri saya
SS S TS STS 21. Saya sulit memahami perasaan yang saya
alami
SS S TS STS 22. Saya sulit menangani ketegangan yang sedang
saya rasakan
SS S TS STS 23. Saya yakin akan menjadi orang sukses di
kemudian hari
SS S TS STS 24. Walaupun berbicara dengan orang yang baru
saya kenal, saya tetap tenang dan tidak canggung
SS S TS STS 26. Saya merasa sulit mengatasi kesedihan yang
saya rasakan
SS S TS STS 27. Saya menyadari apa yang saya rasakan saat
ini
SS S TS STS 28. Saya selalu tekun melaksanakan tugas meski
banyak hambatan yang harus dilalui
SS S TS STS 29. Saya mudah mendapatkan kepercayaan dari
orang lain
SS S TS STS 30. Saya mampu menguasai diri saya sendiri SS S TS STS 31. Saya dapat memahami ketakutan seseorang
ketika menghadapi kesulitan
SS S TS STS 32. Saya tetap tenang bahkan dalam situasi yang
terkadang membuat orang lain tidak nyaman
SS S TS STS 33. Saya merasa sulit untuk peka terhadap
perasaan yang dialami orang lain
SS S TS STS 34. Saya cepat menyesuaikan diri bila keadaan
berubah
SS S TS STS 35. Saya tahu apa yang saya rasakan saat ini SS S TS STS 36. Saya menyadari setiap kali perasaan saya
berubah
SS S TS STS 37. Saya sulit menahan perasaan yang muncul
secara tiba-tiba
SS S TS STS 38. Saya tidak pernah menyerah menghadapi
kesulitan karena pasti ada jalan keluarnya
Periksalah kembali jawaban Teman-teman,
Jangan ada yang terlewatkan
..TerimaKasih..
meredam kemarahan saya
40. Saya lebih sering dipengaruhi perasaan takut gagal daripada pengharapan
LAMPIRAN 2
Petunjuk Pengisian
Pada lembar ini, terdapat beberapa pernyataan. Bacalah baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan pendapat anda tentang seberapa baik kemampuan performansi mahasiswa dalam bermusik. Berilah tanda lingkaran (O) pada salah satu angka yang bergerak dari 5 - 1. Semakin kecil angka yang Anda silang, maka semakin kurang kemampuannya dalam performansi bermusik. Sebaliknya semakin besar angka yang Anda silang maka semakin baik kemampuan dalam hal performansi. Pilihan jawaban dengan alternatif jawaban sebagai berikut :
1. Skor 1 = Kurang Memuaskan
2. Skor 2 = Cukup Baik
3. Skor 3 = Baik
4. Skor 4 = Memuaskan
5. Skor 5 = Sangat Memuaskan
NO PERNYATAAN JAWABAN
1 Kemampuan menyatukan teknik dan penjiwaan yang diberikan pada suatu komposisi musik sesuai dengan perannya
5 4 3 2 1
2 Kemampuan menciptakan efek/ respon kepada penikmat dari teknik dan penjiwaan yang sesuai dengan perannya
5 4 3 2 1
3 Kemampuan mengemban tugas secara afektif sesuai
dengan komposisi yang dibawakan 5 4 3 2 1
4 Kemampuan bersikap (sikap menabuh, duduk, cara memainkan ) dengan benar saat memainkan alat musik yang sesuai dengan rambu/ budaya yang dibawakan
5 4 3 2 1
5 Kemampuan memainkan alat musik dengan teknik
6 Kemampuan memainkan alat musik sesuai dengan perannya masing-masing dalam mewujudkan aspek musikal komposisi yang dimainkan
5 4 3 2 1
Mohon periksa kembali jawaban anda,
jangan sampai ada yang terlewati....
LAMPIRAN 3
Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala
v20 109.43 194.400 .226 .909
Merah : seleksi menggunakan daya beda 0.30
Abu-abu : seleksi aitem yang sengaja digugurkan untuk menyeimbangan
koefisien r ix dan α
Kuning : seleksi aitem yang diselamatkan untuk menyeimbangkan koefisien r ix
LAMPIRAN 4
Reliabilitas dan Seleksi Aitem
Skala Performansi Pemusik
53 28 21 54 24 18
Correlations
data1 data2
data1 Pearson Correlation 1 .535**
Sig. (2-tailed) .000
N 54 54
data2 Pearson Correlation .535** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 54 54
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
v1 20.46 17.008 .881 .961 .910
v2 20.50 17.160 .869 .960 .912
v3 20.69 16.446 .864 .781 .910
v4 20.69 16.974 .829 .737 .915
v5 20.74 16.573 .829 .765 .915
LAMPIRAN 5
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
totalke .098 54 .200* .985 54 .738
totalpf .169 54 .001 .898 54 .000
a. Lilliefors Significance Correction
LAMPIRAN 6
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
totalpf * totalke -.051 .003 .760 .578
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
totalpf * totalke Between Groups (Combined) 691.004 32 21.594 .900 .615
Linearity 3.152 1 3.152 .131 .721
Deviation from Linearity 687.852 31 22.189 .924 .587
Within Groups 504.033 21 24.002
LAMPIRAN 7
One-Sample Test
Test Value = 75
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
totalke 4.693 53 .000 7.907 4.53 11.29
One-Sample Test
Test Value = 18
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
totalpf 10.202 53 .000 6.593 5.30 7.89
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
totalke 54 55 112 82.91 12.383
totalpf 54 14 30 24.59 4.748