• Tidak ada hasil yang ditemukan

Human Security dalam Perspektif Keamana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Human Security dalam Perspektif Keamana"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rakhmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Selain itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Rahmi Fitriyanti, M.Si, yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Isu-Isu Global Kontemporer.

Makalah ini berjudul “Human Security dalam Perspektif Keamanan Nasional, Regional, dan Global”. Dalam makalah ini, kami membahas tentang pengertian, jenis-jenis, faktor-faktor, ancaman serta dampak dari konsep human security tersebut. Kami juga menambahkan beberapa studi kasus yang kiranya terkait dengan isu human security.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dalam menambah wawasannya mengenai isu-isu internasional dan studi-studi hubungan internasional, khususnya bagi mahasiswa yang sedang menjalani studi Ilmu Hubungan Internasional. Kami mengharapkan dan menerima respon pembaca berupa kritik dan saran terhadap makalah ini agar dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi di kemudian hari.

Ciputat, 22 Maret 2014 Hormat kami,

Penulis

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan ... 2

D. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II. KERANGKA PEMIKIRAN ... 4

BAB III. PEMBAHASAN A. Pengertian Human Security... 6

B. Jenis-Jenis Human Security ... 10

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Human Security ... 12

D. Ancaman Terhadap Human Security yang Berdampak Lintas-Batas (Transnasional) ... . 12

E. Dampak Ancaman Human Security Bagi Keamanan Nasional, Regional, dan Global ... . 16

BAB IV. KESIMPULAN ... 19

DAFTAR PUSTAKA ... iv

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Human Security merupakan satu dari isu-isu global kontemporer yang menjadi salah satu isu yang sangat serius untuk dibahas, baik di kalangan akademisi, maupun di kalangan para pengambil kebijakan. Pasca Perang Dingin, isu human security baru mulai mendapat perhatian dari masyarakat luas di seluruh dunia setelah sebelumnya mengalami kegagalan di akhir Perang Dunia II.

Human security juga ikut mengalami pergeseran sejalan dengan kemunculannya di dunia internasional. Konsep keamanan dari human security mengalami perubahan dari isu-isu militer dan politik menjadi fokus terhadap permasalahan dan kondisi yang terjadi dalam individu dan masyarakat dan pergeseran dari national security pada masa Perang Dunia I dan II, serta Perang Dingin menjadi human security.

United Nations Development Program (UNDP) dalam Human Development Report 1994 merupakan badan Perserikatan Bangsa-Bamgsa (PBB) pertama yang memperkenalkan konsep human security. Badan PBB berpendapat bahwa konflik yang terjadi saat ini lebih banyak terjadi di dalam negara dibandingan dengan konflik antarnegara.1 Berbeda halnya ketika kita kembali pada masa Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Dingin yang diliputi oleh konflik antarnegara, sehingga masih terpusat pada national security.

Konsep human security lebih bersifat universal. Artinya, konsep keamanan ini tidak hanya terbatas pada sebuah negara saja, namun berlaku untuk umum. Bagi seluruh umat manusia di dunia. Mengingat bahwa ancaman bisa datang kepada siapa saja, tanpa memandang negara mana manusia tersebut berada. Sebuah peristiwa pun dapat dikategorikan sebagai 1Muhibin Raihan Ramadhan, “Human Security”. Jurnal tersedia dalam

http://id.scribd.com/doc/51882487/Human-Security, diunduh pada 20 Maret 2014, Pkl. 19.05 WIB

(4)

human security apabila telah sampai mengancam keamanan nasional suatu negara. Karena dari ancaman keamanan nasional, bukan tidak mungkin akan meluas hingga mencapai lingkup global.

Untuk itulah mengapa human security sangat mendapatkan perhatian di era sekarang ini, bahkan menjadi prioritas utama PBB untuk memberantas segala bentuk ancaman human security yang ada. Di sini, penulis akan menjelaskan betapa pentingnya human security, tidak hanya dalam perspektif keamanan nasional, namun juga keamanan regional dan global. Penulis juga akan memaparkan tentang jenis-jenis human security, faktor-faktor yang memengaruhi human security, ancaman dan dampak terhadap human security, serta beberapa contoh kasus terkait dengan human security.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan konsep human security?

2. Apa saja jenis-jenis dan faktor yang memengaruhi human security? 3. Apa saja ancaman yang muncul terhadap human security yang

berdampak lintas-batas (transnasional)?

4. Bagaimana dampak terhadap ancaman human security bagi keamanan nasional, regional, dan global?

C. Tujuan

Tujuan kami menulis makalah ini adalah agar kami dapat memaparkan lebih jelas mengenai human security dalam perspektif keamanan nasional, regional, dan global. Dan tentunya agar pembaca dapat mengetahui seberapa pentingnya konsep human security dalam isu-isu global kontemporer dan sejarah kemunculannya. Selain itu, pembaca juga dapat menganalisis isu-isu yang berkaitan dengan konsep human security.

(5)

D. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam makalah ini dibagi menjadi empat bab. Bab I merupakan Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penulisan makalah, tujuan penulisan makalah, dan sistematika penulisan.

Selanjutnya merupakan Bab II. Kerangka Teori. Dalam Kerangka Teori, penulis mencoba mengaitkan konsep human security dengan pendekatan hubungan internasional yang relevan dengan konsep dari salah satu isu-isu global kontemporer tersebut.

Bab III merupakan bab pembahasan. Penulis mencoba menjelaskan lebih banyak mengenai konsep human security. Dimulai dari pengertian human security, jenis-jenis human security, faktor-faktor human security, dan dampak serta ancaman dari human security tersebut.

Dan yang terakhir ialah Bab IV yang berisi tentang kesimpulan yang penulis tarik dari bab pembahasan agar dapat lebih mudah dipahami oleh pembaca.

(6)

BAB II

KERANGKA TEORI

Dalam konsep human security, kami menggunakan pendekatan liberal sebagai kerangka pemikiran. Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.2Aktor

utama dari paham liberal adalah individu. Liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu.3 Dari pernyataan

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perhatian dasar liberalisme adalah kemajuan, kebebasan dan kesejahteraan individu.

Kebebasan individu dalam konteks liberalisme berhubungan dengan hak asasi manusia yang merupakan bagian dari human security yang diawali dengan pengesahan United Declaration of Human Rights dan Piagam PBB.

Dilihat dari literaturnya, konsep human security telah didukung dan diimplementasikan dengan baik di negara-negara barat. Para pendukung human security mencotohkan keberhasilannya dalam memenuhi kebutuhan keamanan rakyatnya sebagai bukti positif implementasi pendekatan keamanan baru ini. Di antara negara-negara barat, Kanada dan Norwegia dipandang sebagai contoh terbaik karena kedua negara inilah yang paling berjasa dalam mengembangkan agenda human security di ranah

2 John Stuart Mill, On Liberty and Utilitarianism (New York: Bantam Books, 1993), hal. 12-16.

(7)

Internasional. Kedua negara tersebut menggabungkan

human security dengan human rights, international laws, equitable socio-economic development dan promotion of humanitarian agenda.

Kanada merupakan negara pionir dalam menempatkan human security sebagai salah satu pilar kebijakam luar negeri. Dalam hal ini, politik luar negeri Kanada fokus pada “freedom from pervasive threats to people’s rights, safety or lives” atau lebih dekat pada “freedom from fear”.

Ketika menjadi Dewan Keamanan PBB pada 1990-an, Kanada berinisiatif memasukkan isu-isu kemanusiaan ke ranah high politics. Kanada berharap, PBB lebih terfokus dalam mencegah krisis kemanusiaan, menegakkan mekanisme intervensi yang lebih cepat, memperkuan struktur sosial ekonomi untuk mencegah konflik, dan membangun kembali masyarakat pascaperang.Dengan kata lain konsep human security termasuk dalam bagian pendekatan Canadian approach.

Sejak saat itu, International Commision on Intervention and State Sovereignty (ICISS) mengajukan perdebatan dari “right to interve” ke “responsibility to protect”. Artinya kedaulatan yang dimiliki negara merupakan tanggung jawab yang diberikan untuk melindungi warga negaranya dalam hal genosida, kejahatan perang, pembasmian etnis, dan kejahatan melawan kemanusiaan.

Menguatnya human security di Barat menjadikan konsep ini sebagai doktrin dari pemikiran Eropa yang sebagaimana kita ketahui bahwa Eropa adalah penganut liberal. Selain itu, negara-negara di Asia yang telah menerapkan konsep human security seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, terutama Jepang juga beranggapan

(8)

bahwa gagasan human security merupakan refleksi dari ide-ide demokrasi liberal dan hak asasi manusia.

(9)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Human Security

Pasca berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur terkait dengan perang ideologi, isu-isu internasional tidak lagi berpusat pada isu militer dan politik saja. Ada banyak isu-isu terbaru yang sebelumnya tidak mendapat perhatian, kini mendapatkan perhatian serius dari masyarakat luas dari berbagai kalangan di dunia. Isu inilah yang kemudian disebut dengan isu-isu global kontemporer.

Sejalan dengan hal tersebut, konsep keamanan pun turut mengalami pergeseran yang cukup signifikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pergeseran yang terjadi kurang lebih dipengaruhi dengan munculnya isu-isu global kontemporer.

Pada masa Perang Dunia (PD) I, PD II, dan Perang Dingin, konsep keamanan hanya terpusat pada national security. Mengingat bahwa pada masa itu, masih banyak terjadi perang antarnegara. Sehingga konsep keamanan lebih bersifat state-centric.

Namun konsep national security mengalami pergeseran menjadi sebuah konsep yang tidak lagi terpusat pada negara, melainkan terpusat pada individu dan masyarakat di negara manapun di seluruh dunia. Konsep inilah yang kita kenal sekarang dengan konsep human security.

Konsep human security yang mengemuka pasca Perang Dingin langsung mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, seperti kalangan pengkaji keamanan dan para pengambil kebijakan. Beberapa pengertian mengenai human security mulai dikemukakan oleh berbagai ahli.

(10)

“In policy terms, human security is an integrated, sustainable, comprehensive security from fear, conflict, ignorance, poverty, social and cultural deprivation, and hunger, resting upon positive and negative freedoms.”4

Amitav Acharya dalam karyanya juga menuliskan bahwa human security mempunyai tiga definisi, yaitu:

freedom from fear (as stressed by human rights advocates in Asia and elsewhere), freedom from want (as stressed by some Asian governments such as Japan), and freedom from cruelty and suffering in times of conflict (as stressed by the former Canadian Foreign Minister Lloyd Axworthy).5

Menurut Barry Buzan dalam makalahnya yang berjudul Human Security: What It Means, and What It Entails, mengatakan bahwa:

“keamanan manusia merupakan satu konsep yang problematis, khususnya dijadikan sebagai bagian dari analisis atas keamanan internasional. Bentuk keamanan ini memiliki agenda yang berbeda yang menjadikan sebagai isu keamanan internasional dapat ditemukan dalam pemahaman keamanan militer-politik tradisional. Dalam konteks ini, keamanan bagi suatu negara senantiasa berkaitan dengan kelangsungan hidup. Sementara itu, identitas merupakan kunci dari pemahaman keamanan bagi suatu bangsa”.6

Konsep Human Security pertama sekali berkembang sejalan dengan berdirinya Palang Merah Internasional (International Red Cross) pada 1896. Kemudian pada 1945 melalui “Piagam PBB” konsep human security disahkan dan disusul oleh “Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia” pada 1948.

4 Hans Van Ginkel dan Edward Newman, In Quest of “Human Security”. Jurnal tersedia di

http://www.un.org/News/Press/docs/1999/19991012.dsgsm70.doc.html, diakses pada 19 Maret 2014, pkl. 22.14 WIB.

5 Amitav Acharya, The Nexus Between Human Security and Traditional Security in Asia dalam Human Security in East Asia. Korean: Korean National Commission for UNESCO,

2004, Hijrah S. Har, [jurnal on-line] Pp.8. tersedia di

http://id.scribd.com/doc/112265785/Bahan-Untuk-Human-Security, diakses pada 19 Maret 2014, pkl 22.10 WIB.

6Barry Buzan, “Human Security: What It Means, and What It Entails”, Makalah yang dipresentasikanpadathe 14th Asia Pacific Roundtable on Confidence Building and Conflict

Resolution, Kuala Lumpur, Juni 2000, hal. 1-3.

(11)

Namun sayangnya konsep human security harus mengalami kegagalan pasca PD II yang disusul dengan Perang Dingin. Pada masa ini, konsep national security lebih mendominasi mengingat pada masa itu dunia masih dilingkupi oleh perang antarnegara.

Konsep human security kembali mengemuka pasca Perang Dingin pada awal 1990-an. Hal ini didukung dengan adanya keinginan PBB atas desakan negara-negara dunia ketiga agar PBB lebih berperan aktif dalam mengantisipasi perkembangan isu-isu global kontemporer pasca Perang Dingin.

Pasca Perang Dingin isu yang mengemuka tidak lagi terpusat mengenai militer dan politik. Isu-isu non-militer yang tidak terpikirkan kini menjadi isu yang sangat serius untuk dibahas dan dicari solusinya. Seperti, isu lingkungan, HAM, kesehatan, kemiskinan, dan teknologi.

Keinginan PBB untuk berperan aktif dalam perkembangan human security pasca Perang Dingin ini lalu ditegaskan kembali dalam laporan tentang Pembaharuan PBB bahwa menjelang millennium ketiga, PBB akan lebih berperan, terutama dalam melaksanakan lima misi utama, yaitu:

1. Perdamaian dan keamanan,

2. Masalah-masalah ekonomi dan sosial, 3. Kerjasama pembangunan,

4. Masalah-masalah kemanusiaan, dan 5. Penegakan HAM. 7

Selain itu juga terdapat tujuh element yang termasuk dalam konsep Human Security yaitu :

1) Keamanan Ekonomi (Economic Security) mengacu pada kenikmatan individu atas pendapatan dasar/ basic income, baik melalui pekerjaan yang menguntungkan atau dari jaring pengaman sosial.

7United Nations, Renewing the United Nations, hal. 23-26.

(12)

2) Keamanan Pangan (Food Security) mengacu pada akses individu terhadap makanan melalui aset, pekerjaan, atau penghasilan yang dimilikinya.

3) Keamanan Kesehatan (Health Security) mengacu pada kebebasan individu dari berbagai penyakit dan melemahkan penyakit dan aksesnya kepada perawatan kesehatan.

4) Keamanan Lingkungan (Environmental Security) mengacu pada integritas tanah, udara, dan air, yang membuat manusia betah untuk tinggal/ habitable.

5) Keamanan Pribadi (Personal Security) mengacu pada kebebasan individu dari kejahatan dan kekerasan, khususnya perempuan dan anak-anak.

6) Keamanan Komunitas (Community Security) mengacu pada martabat budaya dan perdamaian antar-komunitas di mana individu hidup dan tumbuh.

7) Keamanan Politik (Political Security) mengacu pada perlindungan terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).8

Berdasarkan Human Development Report 1994 yang dikeluarkan oleh UNDP, definisi konsep keamanan manusia mengandung dua aspek penting:

1. Keamanan manusia merupakan keamanan dari ancaman-ancaman kronis seperti kelaparan, penyakit, dan represi.

2. Keamanan manusia pun mengandung makna adanya perlindungan atas pola-pola kehidupan harian seseorang baik itu di dalam rumah, pekerjaan, atau komunitas dari berbagai gangguan yang datang secara tiba-tiba serta menyakitkan.9

B. Jenis-Jenis Human Security

8 Erwin Ruhiyat, Pengantar Kajian Human Security. Taki-Taki [jurnal on-line]; tersedia di

http://id.scribd.com/doc/114988976/Pengantar-Human-Security, diunduh pada 20 Maret 2014, pkl. 19.07 WIB.

9 UNDP, 1994, hal. 23.

(13)

Lima Dimensi Keamanan dari Realisme menuju Neo-Realisme menurut

Anak Agung Banyu Perwita, yaitu:10 1. The Origin of Threats

Ancaman kontemporer dapat berasal dari lingkup domestik dan global, dimana ancaman yang berasal dari dalam negeri biasanya terkait dengan isu-isu primordial, seperti, etnis, budaya, dan agama.

Sejak tahun 1989 hingga 2004, 90 dari 118 konflik bersenjata yang terjadi di dunia diakibatkan oleh sentimen budaya, agama, dan etnis. Sementara itu, 75% dari pengungsi dunia yang mengalir ke berbagai negara lainnya didorong oleh alasan yang sama (sentimen budaya, agama, dan etnis).

Dalam konteks komunal yang bernuansa agama, Robert A. Seiple dan Dennis R. Hoover menegaskan bahwa “faktor agama semakin berperan dalam hubungan internasional kontemporer. Kegagalan dalam menyikapi faktor agama dalam hubungan internasional akan meningkatkan terjadinya konflik internasional yang mempengaruhi umat manusia dalam menciptakan stabilitas keamanan dan perdamaian internasional”.

2. The Nature of Threats

Secara tradisional, dimensi ini menyoroti ancaman yang bersifat militer. Namun, persoalan keamanan meluas karena juga menyangkut berbagai aspek lain, seperti:

a. Ekonomi, b. Sosial-Budaya, c. Lingkungan Hidup, d. Demokratisasi, e. HAM

Akibatnya, isu-isu global kontemporer makin beragam dengan kehadiran sejumlah isu baru, seperti:

10 Anak Agung Banyu Perwita, Lima (5) Dimensi Keamanan dari Realisme menuju Neo-Realisme, tersedia di http://www.azizfahri.blogspot.com/2011/04/jenis-jenis-human-security.html?m=1, diakses pada 21 Maret 2014, 15.18 WIB.

(14)

a. Konflik SARA,

b. Ketidakamanan ekonomi (Economic Insecurity) c. Degradasi lingkungan termasuk adanya kemungkinan penggunaan senjata pemusnah massal, seperti, senjata nuklir, biologi, dan kimia oleh aktor negara serta aktor-aktor

non-negara.

3. Changing Response

Isu-isu global kontemporer perlu diatasi dengan berbagai pendekatan non-militer, seperti, ekonomi, politik, hukum, dan sosial budaya.

4. Changing Responsibility of Security

Tingkat keamanan yang tinggi sangat tergantung pada seluruh interaksi individu pada tataran global. Tercapainya Human Security tidak hanya tergantung pada negara saja, tetapi juga sangat ditentukan oleh kerjasama transnasional di antara aktor non-negara.

5. Core Values of Security

Nilai-nilai baru dalam tataran individual maupun global yang perlu dilindungi antara lain:

a. Penghormatan pada HAM, b. Demokratisasi,

c. Perlindungan terhadap lingkungan hidup,

d. Upaya memerangi kejahatan lintas-batas (transnational crime), seperti, narkotika, money laundering, dan terorisme.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Human Security

(15)

Berkembangnya konsep human security dalam isu-isu hubungan internasional tidak terlepas dari faktor-faktor yang turut memengaruhi perkembangan human security.

Konsep human security menekankan pada pentingnya sentralitas manusia sebagai individu maupun kelompok dalam seluruh kerangka keamanan. Faktor human security lebih difokuskan pada tataran individu yang membutuhkan:

1. Kepastian atas “Pembangunan yang

Berkelanjutan”

2. Kepastian Hukum

3. Good Governance

4. Keadilan Sosial pada Tingkat Makro11

Persoalan human security akan melemahkan sumber daya manusia. Terutama di negara-negara berkembang yang masih berada dalam masa transisi politik, diliputi berbagai masalah disintegrasi bangsa, krisis ekonomi berkepanjangan, konflik etnis, serta merebaknya korupsi di antara para pejabat pemerintahan, dan aparat penegak hukum. Berbagai persoalan domestic ini juga meningkatkan berbagai ancaman terhadap human security.12

D. Ancaman Terhadap Human Security yang Berdampak Lintas-Batas (Transnasional)

Human security bersifat umum maka dikatakan “transnasional” karena tidak memandang batas negara. Ancaman human security pada tataran domestik dengan adanya gelombang globalisasi sangat berpengaruh pada lingkungan internasional. Hal ini menjadikan ancaman human security sebagai perhatian serius bagi seluruh negara. Semua negara pastinya akan terkena ancaman darinya.

11 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Human Security. Tersedia di

http://azizfahri.blogspot.com/?m=1, diakses pada 21 Maret 2014, pkl. 15.17 WIB

12Ibid.

(16)

Pemberlakuan kerjasama internasional perlu digalang masyarakat dari seluruh elemen negara maupun non-negara demi menciptakan keamanan dalam lingkup domestik, regional, dan internasional.

Keberadaan institusi internasional seperti PBB adalah refleksi dari kerjasama internasional yang digalangkan oleh negara. PBB dibentuk dari tujuan menjaga keamanan dunia, yakni dengan menjawab tantangan atas human security.

Konsep keamanan dalam politik internasional telah berubah, fokus utama pada awalnya adalah keamanan negara ini ada juga fokus terhadap pemenuhan hak-hak dasar manusia seiring adanya terpaan gelombang globalisasi. Tentu saja, strategi pemenuhan hak-hak dasar tersebut tidak menghilangkan tujuan PBB untuk menjaga stabilitas keamanan dunia.

a. Analisa Kasus Ancaman Besar Human Security

Saat ini masyarakat dunia sedang menghadapi setidaknya tiga ancaman besar. Pertama adalah soal keamanan internasional, khususnya krisis di Timur Tengah dan juga sebagian Afrika. Kedua, krisis pangan dan ketiga yaitu permasalahan perubahan iklim (climate changes).

Secara khusus ketiga ancaman ini terdapat di dalamnya faktor-faktor yang menjelaskan secara detail. Faktor seperti ekonomi dan politik mendasari sebab dari kemunculan sebuah isu suatu ancaman yang sedang hangat diperbincangkan sekarang. Pada intinya semua faktor ini dengan secara potensial memunculkan isu-isu kontemporer karena adanya gelombang globalisasi.13

Krisis di Timur Tengah diawali dengan adanya isu faktor ekonomi dan politik yang melanda negara Tunisia dan berakhir kepada runtuhnya rezim pemerintahan Zein Abeden Ben Ali. Krisis ini selanjutnya merambat ke negara Mesir dan Libya sehingga berujung kepada lengsernya para pemimpin diktator pada masing-masing negaranya.

13 Eka An Aqimuddin, PBB dan Tantangan Human Security, Negara Hukum,29 Oktober 2012, [jurnal on-line]. Tersedia di http:///www.negarahukum.com/hukum/pbb-dan-tantangan-human -security.html, diakses pada 20 Maret 2014, 19.00 WIB.

(17)

Ancaman lokal mengenai faktor ekonomi dan politik yang berkaitan dengan human security seperti kurangnya lapangan kerja dan tidak adanya jaringan pengamanan sosial politik sehingga berdampak kepada ancaman keamanan pangan, kesehatan, dan lingkungan.

Ancaman kesehatan yang melanda krisis pangan di Afrika disebabkan faktor ekonomi pula. Terlihat secara kacamata sosial, keberadaan masyarakat di Afrika yang busung lapar menarik para relawan untuk memberikan bantuan.

Human security sekarang adalah sebuah konsep yang telah bergeser kepada level kepentingan untuk memenuhi HAM. Komunitas relawan menjelaskan gambaran kerjasama yang dilakukan dalam ruang lingkup kecil. Adapun demi membela HAM, terdapat organisasi-organisasi besar dalam upayanya membasmi krisis di Afrika, seperti: UNICEF, WHO, dan sebagainya.

Konsep human security masuk dalam bahasan pembelajaran isu-isu global kontemporer dikarenakan konsep ini kini tidak menjelaskan secara tradisional lagi, namun lebih kontemporer dan kompleks. Keterkaitan lingkungan dengan manusia sangat memengaruhi terciptanya keamanan dan perdamaian dunia.

Faktor lingkungan merupakan salah satu penyebab ancaman human security seperti kasus asap di Riau yang menjadi sorotan bagi media-media di Nusantara. Arah jalur angin yang membawa asap Riau menuju Singapura menjadikan negara ini terkena dampaknya dan mengganggu sektor sakral, seperti transportasi, pariwisata, dan sebagainya.

Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat Human Development Report dari United Nations Development Program (UNDP) 1994. Menurut laporan tersebut, ancaman terhadap human security sangat terkait dengan tujuh elemen human security, yaitu: 14

1) Ancaman terhadap keamanan ekonomi: kurangnya lapangan kerja produktif dan menguntungkan, kerja apa adanya, tidak adanya jaringan pengaman sosial yang dibiayai publik.

14Loc.Cit, Erwin.

(18)

2) Ancaman terhadap ketahanan pangan: kurangnya hak makanan/ food entitlements, termasuk kurang akses yang cukup terhadap aset,pekerjaan, dan pendapatan yang terjamin.

3) Ancaman terhadap keamanan kesehatan: penyakit infeksi dan parasit, penyakit pada sistem peredaran darah dan kanker, kurangnya air bersih, polusi udara, kurangnya akses ke fasilitas perawatan kesehatan.

4) Ancaman terhadap keamanan lingkungan: penurunan ketersediaan air, polusi air, menurunnya lahan garapan, deforestasi, desertifikasi, polusi udara, bencana alam.

5) Ancaman terhadap keamanan pribadi: kejahatan dengan kekerasan, perdagangan narkoba, kekerasan dan penyalahgunaan anak-anak dan perempuan.

6) Ancaman terhadap keamanan masyarakat: perceraian, runtuhnya bahasadan budaya tradisional, diskriminasi etnis dan perselisihan, genosida dan pembersihan etnis.

7) Ancaman terhadap keamanan politik: represi pemerintah, pelanggaran hak asasi manusia secara sistematis, militerisasi.

b. Elemen Kunci Untuk Menciptakan Human Security

Terdapat dua elemen kunci yang berpotensi untuk menciptakan human security. Elemen pertama adalah sebuah kemungkinan untuk seluruh umat masyarakat pada suatu negara merasa aman, nyaman, dan damai di tempat mereka berada.

Elemen kedua adalah terjaminnya kenyamanan seluruh masyarakat dengan tanpa adanya diskriminasi hak dan kewajiban meliputi ekonomi, politik, sosial, ekonomi dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara masing-masing. Penjelasan ini merupakan tanggapan dari pendapat yang dikemukakan dalam UNDP 1994.15

15http://www.undp.org/hdro/1994/94.htm, diakses pada 20 Maret 2014, pkl 19. 10 WIB.

(19)

Isu perubahan iklim merupakan agenda terpenting dan tersulit yang harus ditangani oleh PBB. Meski konvensi tentang perubahan iklim United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) telah ada sejak 1992, namun implementasi dari ketentuan tersebut masih sulit terlaksana. Perbedaan kepentingan antara negara maju dan negara berkembang adalah penyebabnya.

Negara-negara berkembang mengharapkan komitmen negara-negara maju untuk mengurangi emisi karbonnya sebagai penyebabnya utama perubahan iklim. Negara-negara maju menuduh negara-negara berkembang berperan besar dalam perubahan iklim karena menghilangkan hutan alami sebagai mekanisme alami penyebab karbondioksida. Pada titik ini, prinsip kerjasama yang berkeadilan harus diutamakan.

Perbedaan sudut pandang inilah yang harus mampu diselesaikan oleh PBB. Sebab pada akhirnya, persoalan human security adalah bagaimana kerjasama internasional atas prinsip keadilan yang dikoordinasi oleh PBB dapat memenuhi hak-hak dasar setiap manusia (individu) di atas kepentingan negara.

Konsep green politic adalah suatu cara di dalam pengambilan kebijakan politik atas bentuk perhatian dari kekuasaan negara. Keadaan keterkaitan lingkungan dan manusia adalah faktor penting dalam menciptakan keamanan dan perdamaian dunia. Green politic yang mencuat pada ruang hubungan internasional haruslah dimaksimalkan potensinya dan tidak hanya menjadi “pajangan” belaka. Mengingat krisis global adalah ancaman buruk bagi ketahanan lingkungan yang akhirnya berujung pada human security.

E. Dampak Ancaman Human Security Bagi Keamanan Nasional, Regional, dan Global

Dalam konsepnya, human security merupakan salah satu masalah yang membutuhkan penyelesaian secara luas, baik regional maupun global. Dalam penyelesaiannya membutuhkan beberapa aktor, baik dari dalam

(20)

maupun luar negaranya, yang bersama-sama dapat menangani ancaman, baik di masa sekarang maupun di masa depan.

Permasalahan seperti perdagangan manusia, merupakan masalah yang tidak dapat ditangani hanya dari dalam negeri saja karena harus melibatkan banyak aktor dan penanganan kasus seperti ini harus dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan pihak di luar negaranya agar tercipta keamanan dalam jangka panjang.

National security bertujuan untuk melindungi kedaulatan negara. Dalam hal ini negara merupakan bagian yang penting dalam national security. Negara dapat melakukan apa saja dengan alasan melindungi keamanan nasional. Dalam konsep human security, aktor utamanya adalah individu.

Menurut konsep ini, individu memegang peranan penting dalam stabilitas kehidupan masyarakat, baik secara nasional, maupun internasional (global). Hal ini disebabkan karena tatanan masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional, terdiri dari individu-individu yang memiliki kebutuhan akan keamanan.

Jadi, jika keamanan setiap individu ini terpenuhi, maka kestabilan kehidupan masyarakat di tingkat yang lebih tinggi bukanlah hal yang tidak mungkin. Namun, tetap saja terdapat ancaman-ancaman yang akan melibatkan individu secara langsung, di antaranya:

1. Ancaman terhadap keamanan ekonomi yang berakibat kurangnya lapangan pekerjaan yang produktif dan menguntungkan sehingga memiliki dampak yang sangat serius, yaitu banyaknya masyarakat miskin yang pengangguran, kejahatan dimana-mana, dan anak-anak yang putus sekolah juga kelaparan yang mengakibatkan busung lapar, kematian, dan lain-lain.

2. Ancaman terhadap keamanan kesehatan dan lingkungan yang berakibat banyaknya kematian dikarenakan lingkungan yang kurang sehat, tidak tersedianya air bersih, polusi udara, kurangnya akses menuj fasilitas kesehatan.

(21)

3. Ancaman terhadap keamanan masyarakat dan pribadi seperti kejahatan dengan kekerasan, penyalahgunaan narkoba, kekerasan dan penyalahgunaan terhadap anak-anak dan perempuan, runtuhnya bahasa dan budaya tradisional, diskriminasi dan perselisihan etnis, genosida, dan pembersihan etnis.

4. Ancaman terhadap keamanan politik di antaranya represi pemerintah, pelanggaran HAM secara sistematis, militeralisasi, dan lain-lain.

Menurut Human Development Report dari United Nations Development Program (UNDP) 1994, ancaman human security menyebarkan efek yang melampaui batas-batas nasional. Ini dikelompokkan menjadi enam area:16

• Pertumbuhan penduduk yang terkait erat dengan kemiskinan global, degradasi lingkungan, dan migrasi internasional.

• Disparitas dalam pendapatan global menyebabkan konsumsi berlebihan dan kelebihan produksi di negara-negara industri dan kemiskinan dan degradasi lingkungan di negara-negara berkembang.

• Peningkatan migrasi internasional sebagai fungsi dari pertumbuhan penduduk, kemiskinan, dan kebijakan-kebijakan negara-negara industri telah memberikan kontribusi terhadap aliran migran internasional seperti juga peningkatan pengungsi dan pengungsi internal.

• Berbagai bentuk kerusakan lingkungan (hujan asam, kanker kulit, dan pemanasan global), berkurangnya keanekaragaman hayati, dan penghancuran lahan basah, terumbu karang, dan hutan temperate serta hutan hujan tropis.

• Perdagangan obat, yang telah berkembang menjadi industri multinasional global.

• Terorisme internasional yang telah menyebar dari Amerika Latin pada tahun 1960 menjadi fenomena global.

16Loc.Cit., Erwin.

(22)

BAB IV

KESIMPULAN

Sejak berakhirnya Perang Dingin, isu-isu non-militer mulai mengemuka dan mendapat perhatian dari masyarakat luas. Tidak hanya itu, isu-isu non-militer juga mulai dikaji oleh berbagai kalangan, seperti civitas academia dan para pengambil kebijakan. Isu non-militer tersebut kemudian lebih dikenal dengan isu-isu global kontemporer karena tidak lagi bersifat tradisional, dan bahkan bersifat lebih kompleks. Salah satu isu global kontemporer tersebut ialah konsep human security.

Konsep human security merupakan sebuah konsep yang lebih luas dan bersifat universal. Disebut universal karena konsep ini lebih terfokus pada kondisi yang terjadi pada individu dan masyarakat. Tidak terbatas pada individu dan masyarakat dalam sebuah negara saja, melainkan seluruh umat manusia yang ada di dunia. Konsep ini jauh berbeda dengan konsep national security yang berkembang pada periode PD I, PD II, dan Perang Dingin dimana keamanan yang dimaksud bersifat state-centric.

Human security pun sangat terkait dengan isu-isu global kontemporer lainnya, seperti isu kesehatan, lingkungan, ekonomi, politik, pangan, kemiskinan, dan khususnya isu mengenai HAM, yang mana isu-isu tersebut mulai mendapat perhatian yang serius pula dari seluruh masyarakat dunia.

Sejalan dengan perkembangan human security pada era sekarang, tentu tidak luput dari ancaman-ancaman terhadap konsep human security ini yang berimbas munculnya dampak-dampak terhadap ancaman konsep human security. Ancaman tersebut tidak terbatas pada sebuah negara saja, tetapi juga lintas-batas (transnasional).

(23)

Dampak dari kebakaran hutan Riau saling berkaitan satu sama lain. Masyarakat Riau yang seharusnya terbebas dari penyakit, kini harus menanggung berbagai penyakit pernapasan karena menghirup asap dari kebakaran hutan. Masyarakat Riau juga mengalami ketidaknyamanan terhadap lingkungan tempat mereka tinggal akibat kebakaran hutan yang terjadi.

Secara jelas diterangkan bahwa keamanan lingkungan berarti mengacu pada kenyamanan manusia di habitat yang ditempatinya. Apabila masyarakat sudah tidak merasa nyaman terhadap habitat mereka, maka sudah jelas itu termasuk ancaman terhadap keamanan manusia.

Human security juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena konsep ini dapat meluas tanpa melihat batas negara dimana ancaman terhadap human security terjadi. Sebagai contoh, masih dalam kasus yang sama pada kebakaran hutan Riau. Kasus kebakaran hutan Riau bahkan meluas hingga ke negeri tetangga Indonesia, seperti Malaysia dan Singapura yang turut merasakan asap kebakaran hutan tersebut. Akibatnya, kebakaran hutan di Riau mendapat kecaman keras dari kedua negara tersebut.

Bukan tidak mungkin hubungan bilateral yang terjalin antara Indonesia dengan kedua negara ini diambang kehancuran apabila pemerintah Indonesia tidak segera bertindak tegas terhadap kebakaran hutan Riau.

Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa konsep human security saat ini semakin berkembang pesat dan bahkan menjadi prioritas utama. Bukan hanya oleh state actor, tapi juga non-state actors. Dan tentunya, dengan isu-isu kemanusiaan yang sedang berlangsung saat ini, konsep human security menjadi agenda utama bagi aktor-aktor internasional dalam menangani kasus yang terkait dengan umat manusia tanpa melihat lintas-batas negara.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Amitav Acharya. The Nexus Between Human Security and Traditional Security in Asia. 2008. Dalam Human Security in East Asia. Korean: Korean National Commission for UNESCO.

http://id.scribd.com/doc/112265785/Bahan-Untuk-Human-Security,

Aqimuddin, Eka An. PBB dan Tantangan Human Security

http:///www.negarahukum.com/hukum/pbb-dan-tantangan-human -security.html, diakses pada 20 Maret 2014.

Barry Buzan, “Human Security: What It Means, and What It Entails”. Kuala Lumpur: the 14th Asia Pacific Roundtable on Confidence Building and Conflict Resolution.2000.

________. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Human Security.

http://azizfahri.blogspot.com/?m=1, diakses pada 21 Maret 2014. Fierke, K. M., Critical Approaches to International Security. Cambridge:

Polity Press, 2007.

Ginkel Hans Van dan Edward Newman. In Quest of “Human Security”.

http://www.un.org/News/Press/docs/1999/19991012.dsgsm70.doc.htm l, diakses pada 19 Maret 2014.

http://www.undp.org/hdro/1994/94.htm

Mill, John Stuart Mill. On Liberty and Utilitarianism. New York: Bantam Books, 1993.

Perwita, Anak Agung B., Lima (5) Dimensi Keamanan dari Realisme menuju Neo-Realisme.

http://www.azizfahri.blogspot.com/2011/04/jenis-jenis-human-security.html?m=1, diakses pada 21 Maret 2014.

Ramadhan, Muhibin Raihan. “Human Security”.

http://id.scribd.com/doc/51882487/Human-Security, diunduh pada 20

Maret 2014.

Ruhiyat, Erwin. Pengantar Kajian Human Security. Jakarta: Taki-Taki.

http://id.scribd.com/doc/114988976/Pengantar-Human-Security, diunduh pada 20 Maret 2014.

Sukarna. Ideologi : Suatu Studi Ilmu Politik. Bandung : Penerbit Alumni, 1981.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan menemukan “B agaimana meningkatkan keunggulan bersaing usaha kecil sektor perdagangan di Kota Surabaya, dengan menguji dan

Keterbatasan dari penelitian ini adalah, mengingat hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja

Dengan adanya Kemajuan dalam bidang teknologi dan peralatan hidup, masyarakat pada saat ini dapat bekerja secara cepat dan efisien karena adanya peralatan yang

Kata kuncinya ada pada model analisis framing pan dan kosicki dan teori penjaga gerbang (Gatekeeper Theory) yang mengatakan dalam penulisan berita dibutuhkan proses seleksi

yaitu program wajib diniyah di sekolah yang dapat membentuk kepribadian.. peserta didik

1) Memberikan informasi kepada pihak sekolah terkait akar permasalahan rendahnya daya saing di SMA Kristen 2 Salatiga. 2) Memberikan masukan kepada pihak sekolah berupa

Dengan penerapan sebuah wawasan entrepreneurship maka akan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat serta UMKM yang sedang berkembang mengingan Entrepreneurship yang

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [The interpretation of the element of “violence or threat of violence’ in the Sexual Violence Articles in the Indonesian Penal Code]”