PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK JAKARTA
TESIS
Oleh
ELI SAFRIDA
067017031/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK JAKARTA
T E S I S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ELI SAFRIDA
067017031/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
Nama Mahasiswa : Eli Safrida
Nomor Pokok : 067017031
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak)(Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,M.Sc)
Telah Diuji pada
Tanggal: 17 September 2008
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak
Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak
2. Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.
3. Drs. Rasdianto, MA, Ak.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: “Pengaruh Struktur Modal
Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh
siapapun sebelumnya.
Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara
benar dan jelas.
Medan, 17 September 2008
Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan periode penelitian tahun 2004 sampai dengan tahun 2006, berjumlah 151 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling berjumlah 45 perusahaan. Teknik pengujian data adalah dengan menggunakan regresi linear sederhana untuk menguji secara parsial dan regresi linear berganda untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikansi alpha 5%.
Hasil penelitian ini membuktikan secara parsial bahwa struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan membuktikan bahwa struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
ABSTRACT
The objective of this research is to examine the impact of capital structure and growth of company to firm value at manufacturing business in Jakarta Stock Exchange.
The population in research is all manufacturing business which listed in Jakarta Stock Exchange, at a period time of 2004 to 2006, amounting to 151 company. Sample choice by using purposive sampling method amount to 45 company. Technique test of data is by using simple linear regression to test by parsial and multiple linear regression to test by simultan, by level significant alpha 5%.
Result of test by parsial that capital structure have an effect on negatively and significant to firm value, growth of company have an effect on negatively but not significant to firm value. Result of research by simultan that capital structure and growth of company negatively and significant to firm value.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tiada habis-habisnya, penulis panjatkan kepada
penguasa jagat alam yaitu Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
pada akhirnya penulis berhasil menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh
Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta” sebagai salah satu persyaratan
pemenuhan untuk memperoleh gelar Magister Sains (MSi) pada Program Studi
Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam
penyusunan tesis ini, oleh karena itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A.(K)., selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., MSc, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, selaku Ketua Program Magister
Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai
pembanding utama penulis dalam menyusun tesis ini.
4. Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak, selaku dosen pembimbing utama yang telah
banyak membantu dalam mengarahkan, membimbing dan memberikan saran
5. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan
saran-saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.
6. Drs. Rasdianto, MA, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis didalam menyusun tesis ini.
7. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah
banyak memberikan saran-saran kepada penulis didalam menyusun tesis ini.
8. Khoiruddin, MA dan Fauziah S.Ag, selaku kepala MTs. Tanah Terban Aceh
Tamiang, yang telah banyak memberikan dispensasi waktu kepada penulis.
9. Seluruh Staf Pengajar MTs. Tanah Terban Aceh Tamiang.
10.Ayahanda tercinta (Safari) dan Ibunda tercinta (Hj.Fatimah) yang telah
memberikan dukungan material dan moril dengan penuh kasih sayang kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.
11.Sunaryo, S.Ag dan Fatimah, S.Ag, telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.
12.Adik-adikku tercinta (Yuslina, A.Md., Halimatun Sakdiah, M.Yusuf).
13.Seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
14.Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan XI yang telah memberikan
dukungan, perhatian, dan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis.
15.Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh
penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan masukan-masukan
dan saran yang sifatnya membangun. Namun demikian besar harapan penulis, tesis
yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 17 September 2008
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Eli Safrida
2. Tempat / Tanggal Lahir : Simpang IV Upah, 23 Februari 1981
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Staf Pengajar
5. Orang Tua
a. Ayah : Safari
b. Ibu : Fatimah
6. Alamat : Jl. Medan-B.Aceh Dusun Lingkungan Ampera
No.127 Simpang IV Kecamatan Karang Baru
Aceh Tamiang (24476)
7. No HP : 085275536399
8. Pendidikan
a. Sekolah Dasar : MIS Simpang IV Upah, lulus tahun 1993
b. Sekolah Menengah Pertama : MTs. Ulumul Qur’an Langsa, lulus tahun 1996
c. Sekolah Menengah Umum : MA. Ulumul Qur’an Langsa, lulus tahun 1999
d. Universitas : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………..…………... vii
ABSTRACT………..…………. viii
KATA PENGANTAR... ix
RIWAYAT HIDUP... xii
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR ...xviii
DAFTAR LAMPIRAN...xix
BAB I PENDAHULUAN……….……... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian…..……….…………... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian..……….……….. 7
1.3 Tujuan Penelitian……….……….. 7
1.4 Manfaat Penelitian……….……… 8
1.5 Originalitas Penelitian………..……….. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS…... 10
2.1 Tinjauan Teori ……..………... 10
2.1.1 Teori Struktur Modal…………...…… 10
2.1.2 Trade-Off Theory... 11
2.1.3 Struktur Modal dan Nilai Perusahaan……… 13
2.1.5 Market To Book Ratio……….………... 16
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu….………... 17
2.3 Kerangka Konseptual………...……… 24
2.4 Hipotesis Penelitian………. 25
BAB III METODE PENELITIAN………...…... 26
3.1 Desain Penelitian……….………… 26
3.2 Populasi dan Sampel……….……….……….. 26
3.3 Variabel Penelitian………..……….………… 27
3.3.1 Klasifikasi Variabel……….…………. 27
3.3.2 Definisi Operasional……….………… 28
3.3.2.1 Nilai Perusahaan (Y).……….…….………... 28
3.3.2.2 Struktur Modal (X1)………..…………..………… 28
3.3.2.3 Pertumbuhan Perusahaan (X2)…….……….…………. 28
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian……….………….. 29
3.5 Prosedur Pengambilan Data……….……… 29
3.6 Model dan Teknik Analisis Data………. 30
3.6.1 Statistik Deskriptif……….……… 30
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik……….……….…… 30
3.6.2.1 Uji Normalitas………..………. 30
3.6.2.2 Uji Autokorelasi………..……….. 32
3.6.2.3 Uji Multikolinearitas………..………... 34
3.6.3 Pengujian Hipotesis……….. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….……… 39
4.1 Hasil Penelitian………..……….. 39
4.1.1 Statistik Deskriptif………..……….. 39
4.1.2 Teknik Pengujian Data………..……… 44
4.1.2.1Uji Normalitas………..……… 44
4.1.2.2 Uji Autokorelasi……….………. 52
4.1.2.3Uji Multikolinearitas………..………….. 53
4.1.2.4Uji Heterokedastisitas………..……… 53
4.1.3 Pengujian Hipotesis... 54
4.2 Pembahasan………..……… 61
4.2.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai perusahaan... 61
4.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan... 68
4.2.3 Pengaruh Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan……….. 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 73
5.1 Kesimpulan……….. 73
5.2 Keterbatasan………. 75
5.3 Saran……….……….75
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1 Proses Pengambilan Sampel... 27
2 Definisi Operasional Variabel... 29
3 Bentuk Transformasi Data... 32
4 Statistik Deskriptif Sebelum Dilakukan Transformasi... 40
5 Statistik Deskriptif Setelah Dilakukan Transformasi... 42
6 Uji Normalitas Skewness dan Kurtosis... 44
7 Uji Statistik Kolmogorov - Smirnov (Sebelum Dilakukan Transformasi).... 45
8 Uji Statistik Kolmogorov - Smirnov (Sesudah Dilakukan Transformasi)... 48
9 Uji Autokorelasi...………...………... 52
10 Uji Multikolinearitas……….……….……….…... 53
11 Nilai R Square Hipotesis 1……….……….………..…………..55
12 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 1……….55
13 Model Hipotesis 1……….. 56
14 Nilai R Suare Hipotesis 2……….………….. 57
15 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 2………...…………. 57
16 Model Hipotesis 2………..……….58
17 Nilai R Square Hipotesis 3……….……… 59
18 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 3………...…………. 59
20 Pengamatan Hutang, Ekuitas, Aktiva... 66
21 Pengamatan Piutang Dagang, Persediaan, Aktiva Tetap, Penjualan,
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1 Kerangka Konseptual Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta….…... 24
2 Histogram Struktur Modal…………...………....… 46
3 Histogram Pertumbuhan Perusahaan... 46
4 Histogram Nilai Perusahaan...47
5 Histogram Struktur Modal (X1)... 49
6 Histogram Pertumbuhan Perusahaan (X2)... 49
7 Histogram Nilai Perusahaan (Y)... 50
8 Normalitas P-P Plot... 51
9 Kurva Uji Autokorelasi... 52
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 Nama Perusahaan Yang Dijadikan Sampel Penelitian…………... 81
2 Data Total Hutang, Total Ekuitas Dan Total Aktiva Perusahaan………….. 82
3 Data Closing Price, Jumlah Lembar Saham Dan Equity Pershare
Perusahaan Manufaktur………...83
4 Perhitungan Variabel Sampel Perusahaan Manufaktur Periode
Penelitian Tahun 2004-2006 Di Bursa Efek Jakarta... 84
5 Ringkasan Daftar Piutang Dagang, Jumlah Persediaan, Aktiva Tetap,
Penjualan Perusahaan Manufaktur... 85
6 Ringkasan Daftar Hutang Lancar, Hutang Tidak Lancar, Laba Ditahan
dan Laba Operasi Perusahaan Manufaktur………...…...86
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan yang sangat mempengaruhi nilai
perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan
depresiasi. Sumber dana eksternal perusahaan berasal dari kreditur pemenuhan
kebutuhan dana yang berasal dari para kreditur merupakan hutang bagi perusahaan.
Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri.
Saat ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, ada
pendapat bahwa untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, maka sektor riel harus
digerakkan, meskipun masih banyak hambatan yang dialami oleh perusahaan, salah
satunya yang paling penting adalah pendanaan. Dunia usaha mengalami kemunduran
yang diakibatkan oleh banyaknya lembaga-lembaga keuangan yang mengalami
kesulitan keuangan sebagai akibat dari adanya kemacetan kredit pada dunia usaha
tanpa memperhitungkan batas maximum pemberian kredit dimasa lalu oleh
perbankan dan masalah kelayakan kredit yang disetujui. Upaya mengantisipasi
kondisi tersebut, maka manajer keuangan perusahaan harus berhati-hati dalam
menetapkan struktur modal perusahaan, dengan adanya perencanaan yang matang
dalam menentukan struktur modal yang diharapkan perusahaan dapat meningkatkan
Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai
perusahaan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan. Semakin tinggi nilai
perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pemilik perusahaan.
Penggunaan kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai
perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari
pertumbuhan perusahaan yang juga terkait dengan ukuran perusahaan. Artinya
perusahaan yang besar dan memiliki tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik
relatif lebih mudah untuk mengakses ke pasar modal. Kemudahan ini
mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana dari
hutang melalui pasar modal, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan
perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga
hutang jika menggunakan hutang untuk menjalankan operasional perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, mengkaitkan struktur modal dengan pertumbuhan perusahaan dan
nilai perusahaan menjadi relevan.
Weston dan Brigham (1985:174) mengartikan bahwa struktur keuangan
(financial leverage) merupakan cara aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai/ dibiayai; hal
ini seluruhnya merupakan bagian kanan neraca, sedangkan struktur modal (capital
structure) merupakan pembiayaan pembelanjaan permanen perusahaan, yang terutama berupa hutang jangka panjang, saham preferen/ prioritas dan modal saham
biasa, tetapi tidak semua masuk kredit jangka pendek. Jadi struktur modal dalam
Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar baik dalam memperoleh maupun
menggunakan dana harus didasarkan pada efesiensi dan efektifitas. Efesiensi
penggunaan dana berarti bahwa berapa pun dana yang ditanamkan dalam aktiva harus
dapat digunakan seefesiensi mungkin untuk menghasilkan tingkat keuntungan
investasi yang maksimal. Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan
pengendalian penggunaan aktiva dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap, agar dana
yang tertanam dalam masing-masing unsur aktiva tersebut disatu pihak tidak terlalu
kecil jumlahnya, sehingga tidak dapat mengganggu likuiditas dan kelanjutan usaha,
dan di lain pihak tidak terlalu besar jumlahnya sehingga menimbulkan pengangguran
dana. Oleh karena itu, pengalokasian dana harus didasarkan pada perencanaan yang
tepat, sehingga dana yang menganggur menjadi kecil. Efesiensi penggunaan dana
secara langsung dan tidak langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat
keuntungan yang dihasilkan dari investasi.
Manajer keuangan harus bijaksana dalam menjalankan fungsi penggunaan dana
yang selalu dituntut untuk mencari alternatif investasi kemudian dianalisis dan hasil
analisis tersebut harus dapat diambil keputusan alternatif investasi mana yang akan
dipilih. Dengan kata lain, manajer harus mengambil keputusan investasi.
Menurut trade off theory manajer dapat memilih rasio utang untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1978) berpendapat bahwa nilai perusahaan
akan tercermin dari harga pasar saham. Jensen (2001) menjelaskan bahwa untuk
diperhatikan, tetapi juga semua sumber keuangan seperti hutang, warran, maupun
saham preferen.
Fama dan French (1998) berpendapat bahwa optimalisasi nilai perusahaan yang
merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui fungsi manajemen keuangan,
dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan
keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan.
Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan
ditambah nilai pasar hutang (Helfert, 1997: 335). Dengan demikian, penambahan dari
jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai
perusahaan. Diperkirakan berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya: keputusan pendanaan, kebijakan
deviden, keputusan investasi, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, ukuran
perusahaan. Dimana, beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh
terhadap nilai perusahaan yang tidak konsisten. Nilai perusahaan adalah nilai laba
masa yang akan datang yang diekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga
yang tepat (Winardi, 2001: 23).
Teori struktur modal menjelaskan pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi
pemegang saham (harga pasar ekuitas) dan/ atau ekspektasi nilai total perusahaan
(harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar hutang, atau ekspektasi harga pasar
Pertumbuhan (Growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri
dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang
sama (Machfoedz, 1996: 108).
Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh hasil positif
dalam artian pemantapan posisi di peta persaingan, menikmati penjualan yang
meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar.
Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang
diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang
diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian penting karena dapat merupakan sumber
berita negatif yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan,
mengembangkan dan membangun kecocokan kualitas dan pelayanan dengan harapan
konsumen. Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki
untuk secara optimal memberikan kontribusinya. Agar pertumbuhan cepat tidak
memiliki arti pertumbuhan biaya yang kurang terkendali, maka dalam mengelola
pertumbuhan, perusahaan harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan
pada pengendalian biaya (Susanto, 1997: 185-187).
Penelitian tentang struktur modal yang mempengaruhi nilai perusahaan telah
banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa peneliti tersebut adalah Sugihen (2003)
menemukan bukti bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung negatif terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan pada fakta empiris dalam penelitiannya menjelaskan
disebabkan oleh faktor eksternal (kurs valuta asing dan suku bunga) yang tidak dapat
dikontrol oleh perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa apabila pengaruh eksternal
ini kembali normal, maka perusahaan akan kembali membaik, dan nilai pasar ekuitas
ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Wahyudi dan Hartini (2004) yang membuktikan bahwa Keputusan pendanaan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi keputusan investasi dan kebijakan
deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasnawati (2005) membuktikan bahwa Kebijakan deviden secara langsung
mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung keputusan investasi
mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan deviden dan keputusan pendanaan.
Solihah dan Taswan (2002) menemukan bukti bahwa kebijakan hutang
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini konsisten dengan temuan Modigliani and Miller pada tahun 1963 bahwa
dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Sriwardany (2006) menemukan bukti bahwa struktur modal mempunyai
pengaruh negatif terhadap perubahan harga saham, yang memberi arti bahwa jika
kebijaksanaan struktur modal perusahaan lebih banyak menggunakan hutang maka
akan terjadi penurunan harga saham, sedangkan pertumbuhan perusahaan mempunyai
pengaruh yang langsung terhadap harga saham.
Modigliani-Miller (1976) melalui model adanya pajak penghasilan terdapat
dan pajak perseorangan. Dalam pendekatan Modigliani-Miller kondisi adanya pajak
penghasilan perusahaan benar, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena
penggunaan hutang yang semakin besar. Tetapi harus diketahui bahwa nilai sekarang
financial distress dan nilai sekarang agency costs dapat mengakibatkan turunnya nilai
perusahaan yang memiliki leverage. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
struktur modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan
perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penurunan hutang yang
semakin besar (Sartono, 2001: 242).
1.2Rumusan Masalah Penelitian
Dari latar belakang diatas, peneliti mencoba meneliti dengan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada
2. Untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
3. Untuk menguji pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara
bersama-sama terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Jakarta.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini merupakan pelatihan intelektual yang
diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai pengaruh struktur modal
dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan.
2. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi penelitian ini diharapkan akan
melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada dibidang akuntansi untuk
kemajuan dan pengembangan ilmiah dimasa yang akan datang.
3. Bagi manajemen, penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi
terutama manajer keuangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam penentuan struktur modal dan pertumbuhan perusahaan yang dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
1.5Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan reflikasi dari peneliti Euis Soliha dan Taswan (2002)
dengan judul pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan serta beberapa
faktor yang mempengaruhinya. Periode penelitian tahun 1993-1997 pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan 95 sampel. Variabel dependen dalam
penelitiannya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan harga pasar perlembar
saham terhadap nilai buku ekuitas perlembar saham, sedangkan variabel independen
dalam penelitiannya adalah kebijakan hutang, insider ownership, profitabilitas, dan
ukuran perusahaan.
Penelitian ini peneliti menggunakan variabel dependen nilai perusahaan yang
diukur dengan market to book ratio sedangkan variabel independen struktur modal
sebagai kebijakan penggunaan hutang yang diukur dengan debt to equity ratio dan
menggantikan variabel independen yang lain yang telah diteliti oleh peneliti terdahulu
dengan pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan perubahan total aktiva saat ini
dari total aktiva tahun sebelumnya terhadap total aktiva tahun sebelumnya. Dengan
argumentasi bahwa umumnya untuk perusahaan yang berskala besar diprediksi
memiliki pertumbuhan perusahaan yang baik, sehingga peneliti tertarik untuk
menguji kembali dengan judul pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Periode penelitian tahun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1Tinjauan Teori
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen didalam mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal
tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana kedua
golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang. Dengan
demikian maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur financial.
Struktur financial mencerminkan perimbangan baik dalam artian absolut maupun
relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang)
dengan jumlah modal sendiri (Riyanto, 1999:22).
Struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur
keuangan jangka panjang perusahaan. Tidak seperti debt ratio atau leverage ratio
yang hanya menggambarkan target komposisi hutang dan ekuitas dalam jangka
panjang pada suatu perusahaan (Arifin, 2005:77)
2.1.1 Teori Struktur Modal
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan kebijakan deviden
dipegang konstan. Dengan kata lain, jika perusahaan menggantikan sebagian modal
perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Dengan kata lain,
seandainya perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti bahwa
tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik. Tetapi
kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan
diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang akan memaximumkan
nilai perusahaan adalah struktur modal yang terbaik (Husnan, 2004: 263).
Teori struktur modal adalah teori yang menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan
perusahaan dalam menentukan bauran antara hutang dan ekuitas yang bertujuan
untuk memaximumkan nilai perusahaan. Setiap keputusan pendanaan mengharuskan
manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari
sumber-sumber dana yang akan dipilih .
Sumber pendanaan didalam perusahaan dibagi kedalam dua kategori, yaitu
sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal. Sumber pendanaan
internal dapat diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi aktiva tetap sedangkan
sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh dari para kreditur yang disebut dengan
hutang.
2.1.2 Trade-Off Theory
Pada tahun 1958 Modigliani dan Miller (MM) menunjukkan bukti bahwa nilai
suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal, bukti tersebut dengan
berdasarkan serangkaian asumsi antara lain, tidak ada biaya broker (pialang), tidak
tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan, semua investor mempunyai
informasi yang sama, EBIT tidak dipengaruhi oleh biaya hutang. Dengan hasil
tersebut menunjukkan kondisi-kondisi di mana struktur modal tidak relevan, MM
juga memberikan petunjuk agar struktur modal menjadi relevan sehingga akan
mempengaruhi nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2001: 31).
Pada tahun 1963 MM menerbitkan makalah lanjutan yang melemahkan asumsi
tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan
pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran dividen kepada pemegang
saham tidak dapat dikurangkan. Hasil penelitiannya mendorong perusahaan untuk
menggunakan hutang dalam struktur modal. Kesimpulan ini diubah oleh Miller ketika
memasukkan efek dari pajak perseorangan, Miller berpendapat bahwa investor
bersedia menerima pengembalian atas saham sebelum pajak yang relatif rendah
dibandingkan dengan pengembalian atas obligasi sebelum pajak (Brigham dan
Houston, 2001: 32).
Hasil-hasil MM yang tidak relevan juga tergantung pada asumsi tidak adanya
biaya kebangkrutan. Perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan
akuntansi yang sangat tinggi, dan mereka juga sulit untuk menahan pelanggan,
pemasok dan karyawan. Bahkan, kebangkrutan sering memaksa suatu perusahaan
untuk melikuidasi atau menjual hartanya dengan harga dibawah harga seandainya
perusahaan beroperasi. Biaya yang terkait dengan kebangkrutan, yaitu: (1)
proftabilitas terjadinya, (2) biaya-biaya yang akan timbul bila kesulitan keuangan
menghadapi biaya kebangkrutan yang lebih besar sehingga harus menggunakan lebih
sedikit hutang daripada perusahaan yang stabil (Brigham dan Houston, 2001: 33).
Teori trade-off dari leverage adalah teori yang menjelaskan bahwa struktur
modal yang optimal ditemukan dengan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan
dengan hutang (perlakukan pajak perseroan yang menguntungkan) dengan suku
bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham dan Houston, 2001: 34).
Biaya dari hutang dihasilkan dari (1) peningkatan kemungkinan kebangkrutan yang
disebabkan oleh kewajiban hutang yang tergantung pada tingkat risiko bisnis dan
risiko keuangan. (2) biaya agen dan pengendalian tindakan perusahaan. (3) biaya
yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi lebih banyak tentang
prospek perusahaan daripada investor (Sriwardany, 2006: 16).
Jika pendekatan Modigliani dan Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan
perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang
yang semakin besar. Tetapi perlu diingat bahwa nilai sekarang dari financial distress
dan nilai sekarang agency cost dapat mengakibatkan menurunnya nilai perusahaan
yang memiliki leverage (Sartono, 2001: 246)
2.1.3 Struktur Modal dan Nilai Perusahaan
Teori trade-off menjelaskan bahwa (dengan asumsi titik target struktur modal
belum optimum) peningkatan rasio hutang pada struktur modal akan meningkatkan
nilai perusahaan sebesar tarif pajak dikali dengan jumlah hutang. Solihah dan Taswan
positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
konsisten dengan temuan Modigliani and Miller pada tahun 1963 bahwa dengan
memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan. Hasnawati (2005) dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Driffield,
et.al (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap leverage (DAR) dan nilai perusahaan
(Tobin’Q) di Indonesia, Korea, Malaysia. Dan tidak signifikan di Thailand.
Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada dibawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Dan sebaliknya, setiap jika posisi struktur modal berada diatas titik optimal maka
setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu,
dengan asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan
trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan.
2.1.4 Pertumbuhan Perusahaan dan Nilai Perusahaan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya
dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya
agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan
manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara
teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana
untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka
semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang
sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik
digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya
penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada
prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001:248).
Kallapur dan Trombley (1999) Realisasi pertumbuhan perusahaan diproksikan
dengan nilai pertumbuhan perusahaan yang meliputi pertumbuhan aktiva dan ekuitas.
Aktiva perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan
investasi pada masa lalu. Aktiva didefinisikan sebagai sumber daya yang mempunyai
potensi memberikan manfaat ekonomis pada perusahaan dimasa yang akan datang.
Sumber daya yang mampu menghasilkan aliran kas masuk (cash inflow) atau
mengurangi kemampuan kas keluar (cash outflow) bisa disebut sebagai aktiva.
Sumber daya tersebut akan diakui sebagai aktiva perusahaan memperoleh hak
penggunaan aktiva tersebut sebagai hasil transaksi atau pertukaran pada masa lalu dan
manfaat ekonomis masa mendatang bisa diukur, dikuantifikasikan dengan tingkat
ketepatan yang memadai.
Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan
operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha
maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi
perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu
perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan
investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari investasi
yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik.
Sriwardany (2006) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai
pengaruh langsung dan positif terhadap perubahan harga saham, yang artinya bahwa
informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan direspon positif oleh investor,
sehingga akan meningkatkan harga saham. Dari trade-off theory tersirat makna
bahwa pertumbuhan perusahaan secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan.
Stulz (1990) menemukan bukti bahwa perusahaan yang menghadapi kesempatan
pertumbuhan yang rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan nilai
perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang
tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negatif dengan nilai perusahaan. Oleh
karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan sangat tergantung pada
keberadaan kesempatan pertumbuhan.
2.1.5 Market To Book Ratio
Market To Book Ratio adalah rasio dari nilai pasar perlembar saham biasa atas nilai buku perlembar ekuitas. Nilai buku perlembar ekuitas mencerminkan nilai
ekuitas pemilik yang tercatat pada neraca perusahaan, dan mencerminkan klaim
perlembar saham mencerminkan kinerja perusahaan di masyarakat umum, dimana
nilai pasar pada suatu saat dapat dipengaruhi oleh pilihan dan tingkah laku dari
mereka yang terlibat dipasar, suasana psikologis yang ada dipasar, sengitnya perang
pengambilalihan, perubahan ekonomi, perkembangan industri, kondisi politik, dan
sebagainya (Helfert,1997:290).
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Bukti penelitian empiris yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti tentang
pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Wahyudi dan Hartini (2004) melakukan penelitian tentang Implikasi struktur
kepemilikan terhadap nilai perusahaan: dengan keputusan keuangan sebagai variabel
intervening. Sampel penelitiannya dipilih dengan menggunakan metode purposive
sampling terhadap perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2003 dengan tahun 2002 sebagai komperasinya, kecuali untuk perusahaan perbankan
dan lembaga keuangan lainnya serta perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah
Republik Indonesia. Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur
dengan price book value (harga pasar perlembar saham atas nilai perlembar saham),
sedangkan variabel independen terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan deviden.
Untuk melihat pola hubungan yang mengungkap pengaruh seperangkat variabel
terhadap variabel lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Pola
bahwa Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap keputusan investasi
dan keputusan pendanaan tetapi tidak pada kebijakan deviden, Struktur kepemilikan
intitusional tidak berpengaruh terhadap keputusan keuangan maupun nilai
perusahaan, Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi
keputusan investasi dan kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan
baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan.
Shin dan Stulz (2000) meneliti dengan judul firm value, risk, and growth
opportunities. Penelitian yang dilakukannya membahas tentang perubahan risiko ekuitas perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penelitiannya dimulai dengan
perusahaan yang tercatat di COMPUSTAT periode 1965 sampai dengan tahun 1992.
variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins’Q,
sedangkan variabel independennya adalah risiko yang diukur dengan stock return dan
pertumbuhan perusahaan diukur dengan volatilitas equity. Risiko terdiri dari
systematic equity risk dan unsystematic equity risk serta total equity risk dan data
diperolehnya pada CRSP database. Hasilnya menunjukkan bahwa perubahan
systematic equity risk berhubungan positif terhadap perubahan nilai perusahaan.
Perubahan unsystematic equity risk berhubungan negatif terhadap perubahan nilai
perusahaan. Hubungan negatif antara perubahan total equity risk terhadap perubahan
nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan pertumbuhan pada
perusahaan kecil akan mengurangi dampak yang merugikan dari peningkatan risiko
terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan
pertumbuhan pada perusahaan besar maka perusahaan tersebut dapat dengan mudah
akses ke pasar modal dan skala ekonomi dari risiko manajemen.
Driffield, et.al (2007) melakukan penelitian dengan judul How Does Ownership
structure affect capital structure and firm value. Periode sample penelitian dimulai
tahun 1994 sampai dengan tahun 1998. variabel dependennya adalah leverage yang
diukur dengan debt to asset ratio (DAR) dan nilai perusahaan diukur dengan
menggunakan rasio Tobins’Q, sedangkan variabel independennya adalah stuktur
kepemilikan. Dalam penelitiannya menggunakan variabel kontrol yang berfungsi
untuk mengontrol hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independen,
variabel kontrol tersebut terdiri dari ukuran perusahaan (log total asset), umur
perusahaan, investasi dan kesempatan pertumbuhan (meliputi pertumbuhan penjualan
berdasarkan tahun sebelumnya dan modal yang dikeluarkan untuk saham sebagai
investasi perusahaan) dalam melakukan penilaian perusahaan, diversifikasi sebagai
pengklasifikasian perusahaan . Hasilnya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap leverage (DAR) dan nilai perusahaan
(Tobin’Q) di Indonesia, Korea, Malaysia. Dan tidak signifikan di Thailand.
Hasnawati (2005) meneliti dengan judul Implikasi Keputusan Investasi,
Pendanaan, dan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Penelitiannya bertujuan untuk
menguji pengaruh keputusan keuangan (keputusan investasi, keputusan pendanaan,
kebijakan deviden) terhadap nilai perusahaan. Periode penelitiannya adalah tahun
Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan
price book value, sedangkan variabel independennya adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden. Penelitiannya mengungkapkan
pengaruh secara langsung maupun tidak langsung antara variabel independen
terhadap variabel dependen, dengan menggunakan Structural Equation Model
(SEM). Hasilnya menunjukkan bahwa secara parsial keputusan investasi, pendanaan
dan kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, Kebijakan
deviden secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung
keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan deviden dan
keputusan pendanaan.
Solihah dan Taswan (2002) meneliti dengan judul pengaruh kebijaksanaan
hutang terhadap nilai perusahaan serta beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Perusahaan yang menjadi populasinya adalah seluruh perusahaan manufaktur yang go
publik sejak tahun 1993 sampai dengan 1997. Sampel dipilih dengan menggunakan
metode purposive sampling dengan jumlah 95 sampel. Variabel dependennya adalah
nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan price book value, sedangkan
variabel independennya terdiri dari kebijakan hutang, insider ownership, profitabilitas
perusahaan dan ukuran perusahaan. Untuk melihat pola hubungan yang
mengungkapkan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Pemodelan dilakukan dengan
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan
temuan Modigliani and Miller pada tahun 1963 bahwa dengan memasukkan pajak
penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai
perusahaan. Insider Ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Dengan demikian, temuannya mengindikasikan bahwa insider ownership
merupakan insentif bagi peningkatan kinerja perusahaan. Profitabilitas yang
meningkat juga akan meningkatkan nilai perusahaan. Jika terjadi pada perusahaan
yang berukuran besar maka menjadi konsisten dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Namun demikian insider harus diwaspadai sebab akan sangat berani mengambil
risiko dalam kebijakan hutang demi tercapainya nilai perusahaan.
Sugihen (2003) meneliti dengan judul pengaruh struktur modal terhadap
produktivitas aktiva dan kinerja keuangan serta nilai perusahaan industri manufaktur
terbuka di Indonesia. Perusahaan yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1995 sampai dengan
tahun 2000. sampel dipilih dengan menggunakan kriteria penentuan sampel, jumlah
sampel dalam penelitiannya adalah 98 perusahaan. Variabel dependennya terdiri dari
produktivitas aktiva yang diukur dengan menggunakan sales to asset ratio (SAR),
nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan market to book value of equity
(MVE) dan market to book ratio (MBR), kinerja keuangan diukur dengan
menggunakan return on asset (ROA) dan basic earning power (BEP), sedangkan
variabel independennya terdiri dari struktur modal diukur dengan menggunakan
dengan menggunakan account receveivable turnover (ART) dan inventory turnover
(ITO) dan fixed asset turnover (FAT), aktivitas operasi diukur dengan menggunakan
gross profit margin (GPM) dan operating profit margin (OPM) dan net profit margin
(NPM). Untuk melihat pola hubungan yang mengungkapkan pengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Pemodelannya dilakukan dengan Structural Equation Model (SEM) terdiri
dari measurement model (model pengukuran) dan structural model (model
structural). Proses analisis jalur dalam penelitiannya menggunakan program aplikasi
AMOS versi 4,01. Hasilnya menunjukkan bahwa struktur modal secara langsung
tidak berpengaruh positif terhadap aktivitas investasi, struktur modal secara langsung
berpengaruh positif terhadap aktivitas operasi, struktur modal secara tidak langsung
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel produktivitas aktiva melalui
aktivitas investasi, struktur modal secara tidak langsung berpengaruh positif
signifikan terhadap variabel kinerja keuangan melalui aktivitas operasi, produktivitas
aktiva secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan,
produktivitas aktiva secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, kinerja keuangan secara langsung berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan, struktur modal berpengaruh tidak langsung negatif
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini berlawanan dengan prediksi tradeoff
theory.
Sriwardany (2006) meneliti dengan judul pengaruh pertumbuhan perusahaan
pada perusahaan manufaktur Tbk. Perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari
tahun 2000 sampai dengan tahun 2004, sifat dari penelitiannya adalah sensus (semua
populasi dijadikan sampel, dengan demikian perusahaan yang diteliti dalam
penelitiannya adalah 156 perusahaan. Variabel dependennya adalah perubahan harga
saham, variabel independennya adalah pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan
menggunakan Tobins’Q, variabel interveningnya adalah kebijaksanaan struktur
modal yang diukur dengan menggunakan debt to asset ratio (DAR). Untuk melihat
pola hubungan baik secara langsung maupun tidak langsung antara variabel
independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan bantuan program
SPSS. Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh
yang positif terhadap perubahan harga saham, hal ini berarti bahwa informasi tentang
adanya pertumbuhan perusahaan akan direspon positif oleh investor, sehingga akan
meningkatkan harga saham. Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang
negatif terhadap kebijaksanaan struktur modal, yang memberi arti bahwa jika
perusahaan akan melakukan pertumbuhan maka manajer akan menetapkan struktur
modal yang lebih banyak menggunakan ekuitas dari pada hutang. Struktur modal
mempunyai pengaruh negatif terhadap harga perubahan harga saham, yang memberi
arti bahwa jika kebijaksanaan struktur modal perusahaan lebih banyak menggunakan
hutang maka akan terjadi penurunan harga saham. Pertumbuhan perusahaan
2.3 Kerangka Konseptual
Gambar 1. Kerangka Konseptual Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta
Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada dibawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Dan sebaliknya, setiap jika posisi struktur modal berada diatas titik optimal maka
setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu,
dengan asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan
trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal
eksternal. Biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada
biaya untuk penerbitan surat hutang, yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak
mengandalkan hutang. Shin dan Stulz (2000) dalam penelitianya menunjukkan hasil
bahwa Hubungan negatif antara perubahan total equity risk terhadap perubahan nilai
1
H
Struktur Modal (X1):
DER
Nilai Perusahaan (Y):
MBR
2
H
3
H
Pertumbuhan Perusahaan (X2):
perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan pertumbuhan pada
perusahaan kecil akan mengurangi dampak yang merugikan dari peningkatan risiko
terhadap nilai perusahaan. Hubungan positif antara perubahan total equity risk
terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan
pertumbuhan pada perusahaan besar maka perusahaan tersebut dapat dengan mudah
akses ke pasar modal dan skala ekonomi dari risiko manajemen. Sriwardany (2006)
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Pertumbuhan perusahaan mempunyai
pengaruh yang positif terhadap perubahan harga saham. Dalam trade-off theory
mengasumsikan bahwa semakin besar penggunaan rasio hutang dalam struktur modal
akan meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, berdasarkan asumsi tersebut
adanya hubungan antara tingkat pertumbuhan perusahaan dengan nilai perusahaan.
Dengan demikian berdasarkan asumsi diatas, maka dalam penelitian ini berasumsi
sederhana bahwa adanya hubungan antara struktur modal dan pertumbuhan
perusahaan terhadap nilai perusahaan.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3.Struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menguji hipotesis, maka desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal. Desain kausal berguna
untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2000 :63)
3.2 Populasi dan Sampel
Penentuan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory, jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar dari tahun 2003 sampai tahun 2006 adalah 151 perusahaan.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 perusahaan. Penentuan sampel
dalam penelitian ini berdasarkan pada metode purposive sampling, dimana sampel
perusahaan dipilih berdasarkan pada kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan
untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
1.Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sesuai dengan
pengklasifikasian Indonesian Capital Market Directory.
2.Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dari tahun
3.Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ekuitas positif dalam laporan
keuangan periode penelitian dari tahun 2004-2006
4.Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai perubahan aktiva yang positif pada
periode penelitian dari tahun 2004-2006.
Tabel 1. Proses Pengambilan Sampel
No Karakteristik Sampel Ket
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar dari tahun 2003-2006 di Bursa
Efek
151
2 Perusahaan manufaktur yang tidak berturut-turut mengeluarkan laporan
keuangan per 31 Desember 2003 - 31 Desember 2006
10
3 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki nilai ekuitas positif dalam
laporan keuangan periode penelitian dari tahun 2004-2006
21
4 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki nilai perubahan aktiva
positif pada periode penelitian dari tahun 2004-2006
75
Jumlah Sampel Penelitian (Perusahaan) 45
Sumber: Data Diolah
3.3Variabel Penelitian
3.3.1 Klasifikasi Variabel
Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai variabel dependen adalah nilai
perusahaan (Y). Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur
3.3.2 Definisi Operasional Variabel
3.3.2.1 Nilai Perusahaan (Y)
Nilai perusahaan diukur dengan Market to Book Ratio (MBR). Market to Book
Ratio adalah perbandingan antara harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku ekuitas perlembar saham (Brigham and Gapenski, 1988: 780).
share per value Book
share per price Market
MBR =
3.3.2.2Struktur Modal (X1)
Struktur modal merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan
terhadap total ekuitas perusahaan. Struktur Modal diukur dengan Debt to Equity Ratio
(DER). Debt to Equity Ratio adalah suatu upaya untuk memperlihatkan, dalam format
lain, proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan
digunakan sebagai ukuran peranan hutang (Helfert, 1997: 98-99).
Equity Total
Debt Total DER=
3.3.2.3Pertumbuhan Perusahaan (X2)
Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan total aktiva.
Pertumbuhan perusahaan adalah selisih total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode
1
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Data tersebut diperoleh dengan cara studi
dokumentasi yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dari
3.6 Model dan Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan
model regresi. Untuk dapat melakukan analisis dengan model regresi, data harus good
and fit. Penilaian good and fit dianalisis dengan uji kualitas data. Adapun uji kualitas data terdiri dari statistik deskriptif dan asumsi klasik.
3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik ini digunakan untuk memberikan gambaran profil data sampel. Penelitian
ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-rata, deviasi standar,
minimum, dan maksimum.
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik
Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi
cukup sering dalam mencocokkan model prediksi kedalam sebuah model yang telah
dimasukkan ke dalam serangkaian data. Masalah ini sering disebut dengan pengujian
normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedasitas.
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi dalam
penelitian, antara variabel dependen dengan variabel independen keduanya memiliki
atau mendekati normal. Cara mendeteksi normalitas adalah dengan pengamatan
melalui nilai residual. Cara lain adalah dengan melihat distribusi dari
variabel-variabel yang akan diteliti. Jika variabel-variabel tidak berdistribusi secara normal (menceng
kekiri atau menceng kekanan) maka hasil uji statistik akan terdegradasi. Normalitas
suatu variabel umumnya dideteksi dengan grafik atau uji statistik sedangkan
normalitas nilai residual dideteksi dengan metode grafik. Secara statistik ada dua
komponen normalitas yaitu skewness dan kurtosis. Skewness berhubungan dengan
simetris distribusi. Skewed variabel (variabel menceng) adalah variabel yang nilai
mean-nya tidak di tengah-tengah distribusi. Sedangkan kurtosis berhubungan dengan
puncak dari suatu distribusi. Jika variabel terdistribusi secara normal maka nilai
skewness dan kurtosis sama dengan nol (Ghozali, 2001:27-28). Normalitas variabel
dideteksi juga dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan cara
melihat nilai probabilitas signifikan yang bernilai diatas nilai 0.05 maka data
berdistribusi normal dan selain itu juga dengan metode grafik histogram data.
Jika data tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan transformasi agar
menjadi normal. Untuk menormalkan data harus diketahui terlebih dahulu bagaimana
bentuk grafik histogram dari data yang ada apakah moderate positive skewness,
subtansial positive skewness, severe positive skewness dengan bentuk L dan sebagainya. Dengan mengetahui bentuk grafik histogram data, maka dapat ditentukan
bentuk transformasinya. Berikut ini bentuk transformasi yang dapat dilakukan sesuai
Tabel 3. Bentuk Transformasi Data
Bentuk Grafik Histogram Bentuk Transformasi
Moderate Positive Skewness SQRT (x) atau akar kuadrat
Subtansial Positive Skewness LG10(x) atau logaritma 10 atau LN
Severe Positive Skewness dengan bentuk L 1/x atau inverse
Moderate negative skewness SQRT (k-x)
Subtansial Negative Skewness LG10 (k-x)
Severe Negative Skewness dengan bentuk L 1/(k-x)
Sumber: Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS
Dimana k adalah konstanta yang berasal dari setiap skor dikurangkan sehingga
skor terkecil adalah 1 (Ghozali, 2001: 32). Setelah dilakukan transformasi data maka,
normalitas data dilihat kembali dengan menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov dan dilanjutkan dengan melihat metode grafik histogram data. Normalitas
nilai residual dilihat dengan menggunakan metode grafik normalitas P-P Plot dengan
aturan melihat sebaran data yang mengikuti garis diagonal maka data berdistribusi
normal atau mendekati distribusi normal.
3.6.2.2 Uji Autokorelasi
Pada asumsi OLS didapati kesepakatan bahwa persamaan regresi yang terbentuk
tidak boleh ada autokorelasi. Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota
dalam runtut waktu (time series) atau antara space data cross section
Cara mendeteksi adanya gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai
Durbin-Watson. Asumsi penggunaan analisis DW ini jika digunakan untuk autokorelasi
tingkat pertama dan model regresi yang ada mempunyai intercept (constant) serta
tidak terdapat variabel lagi. Penggambilan keputusan bila menggunakan uji DW
adalah sebagai berikut:
a. Nilai DW terletak di antara du dan 4-du maka autokorelasi sama dengan nol, dan
dapat diartikan tidak ada autokorelasi. du < DW < 4-du.
b. Nilai DW terletak di bawah lower boud (dl), maka akan mempunyai koefisien
korelasi lebih besar dari nol dan memiliki autokorelasi positif.
c. Nilai DW > (4-dl), maka koefisien korelasi kurang dari nol, sehingga memiliki
autokorelasi negatif.
d. Nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau terletak
antara (4-du) dan (4-dl) sehingga hasilnya tak dapat disimpulkan.
Cara untuk mengatasi autokorelasi adalah banyak cara salah satunya adalah
dengan menggunakan metode Hidrent-Lu, yaitu jika menemukan autokorelasi yang
positif atau negatif dari model yang ditelitinya maka dapat menggunakan dimulai
dari -0.9, -0.8,…, 0.8, 0.9. Untuk setiap nilai yang di coba, dilakukan proses
transformasi yang diikuti dengan perhitungan regresi yang bersangkutan. Dari setiap
hasil regresi kemudian diperoleh dan yang terbaik adalah melihat jumlah kuadrat
3.6.2.3 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan fenomena situasi dimana ada korelasi antara
variabel independen satu dengan yang lainnya. Konsekuensi praktis yang timbul
sebagai akibat adanya multikolinearitas ini adalah kesalahan standar penaksir
semakin besar dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar
sehingga mengakibatkan diperolehnya kesimpulan yang salah. Dalam asumsi klasik
OLS (ordinary least square) diterangkan bahwa tidak ada multikolinearitas yang
sempurna antar variabel independen. Jika terdapat nilai korelasi di antara variabel
independen adalah satu maka koefisiennya: (a) Koefisien untuk nilai-nilai regresi
tidak dapat diperkirakan (b) Nilai standard error dari setiap koefisien regresi menjadi
nilai yang tak terhingga (Arief, 2006:23).
Cara mendeteksi adanya gejala multikolinearitas adalah dengan menggunakan
metode Varian Inflation Factor (VIF). Adapun kriteria yang digunakan dalam
pengujian metode VIF ini adalah jika VIFj > 10 terjadi multikolinearitas yang tinggi
antara variabel independen dengan variabel independen lainnya (Hakim, 2004: 301).
Cara mengatasi multikolinearitas adalah: (a) Transformasi variabel. Jika terlihat
pada model awal dengan adanya gejala multikolinieritas maka dapat dilakukan
transformasi variabel yang bersangkutan ke dalam bentuk logaritma natural atau
bentuk-bentuk transformasi lainnya, sehingga nilai t hitung yang dihasilkan secara
individu variabel independen dapat secara signifikan mempengaruhi variabel terkait,
(b) Meningkatkan jumlah data sampel. Dengan adanya peningkatan jumlah data
dan akan diperoleh model yang benar-benar bisa menaksir koefisien regresi secara
tepat (Arief, 2006:30-31).
3.6.2.4 Uji Heterokedastisitas
Langkah ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi yang kita
miliki mengandung perbedaan variansi residu dari kasus pengamatan satu kasus ke
kasus pengamatan yang lainnya. Jika variansi residu dari kasus pengamatan satu ke
kasus pengamatan yang lainnya mempunyai nilai tetap maka disebut
homokedastisitas dan jika mempunyai perbedaan maka disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki homoskedastisitas dan
bukan memiliki heteroskedastisitas.
Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
grafik plot antara nilai residu variabel dependen (SRESID) dengan nilai prediksi
(ZPRED) (Santoso, 2006: 251). Dasar analisisnya: (a) Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. (b) Jika tidak
ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Cara untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas adalah: (a) Melakukan
transformasi dalam bentuk membagikan model regresi asal dengan salah satu variabel
independen yang digunakan dalam model ini. (b) Melakukan transformasi log (Arief,
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menguji apakah struktur
modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Teknik
statistik yang digunakan adalah regresi linier.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan model regresi sederhana diterapkan
untuk hipotesis 1 dan 2, karena hanya menguji pengaruh secara parsial antara
:
a Konstanta
: 1
b Koefisien Regresi Struktur Modal
: 2
b Koefisien Regresi Pertumbuhan Perusahaan
: 1
X Struktur Modal
: 2
X Pertumbuhan Perusahaan
:
ε Standard Error
Apabila nilai koefisien struktur modal yang diukur dengan debt to equity rasio
(DER) signifikan, maka akan menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien pertumbuhan perusahaan yang diukur
dengan perubahan total aktiva yang signifikan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
antara pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Pengujian hipotesis 1 apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier sederhana. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat Formulasi Hipotesis:
H1: b1≠ 0, struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan
2. Menentukan Tingkat Signifikansi.
Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata ( ) 5%.
3. Dasar pengambilan keputusan
a. -value < 0.05, maka H1 berpengaruh
Pengujian hipotesis 2 apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier sederhana. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat Formulasi Hipotesis:
H2: b2≠ 0, pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
2. Menentukan Tingkat Signifikasi.
Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata ( ) 5%.
3. Dasar pengambilan keputusan
a. -value < 0.05, maka H2 berpengaruh
b. -value > 0.05, maka H2 tidak berpengaruh
Pengujian hipotesis 3 struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi
linier berganda. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Membuat Formulasi Hipotesis:
H3 : b3 ≠ 0, struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
2. Menentukan Tingkat Signifikansi
Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata ( ) 5%.
3. Dasar pengambilan keputusan
a. -value < 0.05, maka H3 berpengaruh
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan, penelitian
ini menghasilkan berbagai hal terkait dengan masalah yang diajukan pada bagian
awal. Hasil statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum terhadap data yang
digunakan dalam penelitian ini. Sebelum melakukan pengujian hipotesa melalui
pengujian model, penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap
kualitas data yang digunakan. Pengujian ini digunakan untuk menjamin terpenuhinya
asumsi yang diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model regresi.
4.1.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang
dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan
gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif difokuskan kepada