• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN II: TEORI SEKTOR PUBLIK - Bagian II Teori Sektor Publik2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAGIAN II: TEORI SEKTOR PUBLIK - Bagian II Teori Sektor Publik2"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN II: TEORI SEKTOR PUBLIK

Dosen:

Ferry Prasetyia, SE, M.App Ec (Int)

Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...ii

I. PENDAHULUAN... 1

II. PENGERTIAN ... 2

III. EFISIENSI EKONOMI ... 3

IV. PARETO OPTIMAL ... 3

4.1 Pasar vs Pemerintah ... 5

4.2 Ekuitas ... 6

4.3 Efisiensi dan Ekuitas ... 6

V. AKTIVITAS PEMERINTAH ... 7

5.1 Birokrasi ... 7

5.2 Budget Setting ... 10

5.3 Kekuatan Monopoli ... 11

5.4 Korupsi ... 12

5.5 Lembaga Pemerintah ... 13

5.6 Penyebaran Biaya ... 16

5.7 Pengeluaran Pemerintah ... 17

5.8 Defisit Pemerintah dan Pengeluaran Bunga ... 21

5.9 Penerimaan Pemerintah ... 22

VI. SUMBER KEGAGALAN PASAR ... 23

6.1 Persaingan Tidak Sempurna ... 23

6.2 Barang Publik dan Eksternalitas ... 24

6.3 Kegagalan Institusi ... 25

6.4 Kegagalan Informasi ... 25

VII. PERTUMBUHAN SEKTOR PUBLIK ... 26

7.1 Perkembangan Model ... 26

(3)

7.3 Hukum Baumol... 28

7.4 Efek Ratchet ... 31

VIII. KESIMPULAN ... 33

IX. STUDI KASUS ... 35

X. PERTANYAAN ... 38

(4)

I. PENDAHULUAN

Sektor publik menganalisis tentang kegiatan ekonomi pemerintah.

Tujuan pembahasan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana pemerintah

mengalokasikan sumberdaya. Hal ini melibatkan analisis baik pengeluaran

pemerintah dan cara pemerintah meningkatkan pendapatan untuk

pengeluaran mereka. Tujuan lain adalah membangun kerangka kerja yang

menganalisis kegiatan apa yang dilakukan pemerintah dan bagaimana cara

mendanai kegiatan tersebut.

Untuk memahami sektor publik, kita tidak hanya memahami

bagaimana pemerintah mengalokasikan sumber daya, tetapi juga

bagaimana membuat keputusan politik melalui kebijakan sektor publik.

Dengan memahami teori sektor publik, kita dapat memahami kegiatan yang

dilakukan pemerintah dan kegiatan yang akan lebih baik jika dilakukan oleh

sektor swasta.

Studi tentang sektor publik, dapat dibagi menjadi dua kategori.

Pertama, jenis barang apa yang dihasilkan oleh sektor publik. Sektor

swasta melakukan kegiatan yang baik dalam memproduksi barang dan

jasa, tetapi untuk barang dan jasa lainnya, seperti perlindungan polisi,

pertahanan nasional, sekolah dan jalan mereka tidak dapat dengan baik

melakukan pekerjaan tersebut, kegiatan ini cenderung dilakukan oleh

pemerintah. Mengapa? Apakah ada karakteristik yang terkait dengan

barang-barang tersebut sehingga sulit untuk diproduksi oleh pihak swasta?

Kategori kedua adalah studi tentang cara pemerintah meningkatkan

pendapatan untuk mendanai pengeluarannya. Pemerintah dapat

meningkatkan pendapat melalui pungutan pajak, pinjaman, dan lain

sebagainya. Selain itu, pemerintah dapat membebankan biaya terhadap

barang atau jasa yang mereka hasilkan, misalnya pembebanan biaya tol.

Dalam pembahasan ini, akan dijelaskan mengenai teori sektor publik

yang terdiri atas beberapa sub bab. Pertama, pengertian barang publik

yang dibagi menjadi dua, yaitu barang publik murni dan tidak murni. Kedua,

efisiensi ekonomi. Ketiga, syarat optimal dari suatu sektor publik. Keempat,

aktivitas pemerintah dalam birokrasi, penerimaan dan pengeluaran

pemerintah. Kelima, sumber kegagalan pasar yang disebabkan adanya

(5)

Keenam, pertumbuhan sektor publik yang mencakup hukum dan teori yang

dikemukakan oleh beberapa ekonom.

II. PENGERTIAN

“Publik” berasal dari bahasa Latin publicus yang artinya “dewasa”,

dalam konteks ekonomi adalah penyampaian gagasan yang berkaitan

dengan masyarakat (Webster, 1942, halaman 2005). Dalam bahasa Inggris

“publik” berarti milik warga, bangsa, atau masyarakat luas yang

dipertahankan atau digunakan oleh orang atau masyarakat secara

keseluruhan. (Webster, 1995, halaman 895).

Jadi yang dimaksud dengan sektor publik adalah segala sesuatu

yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang

atau jasa kepada publik yang dibiayai dengan pajak atau pendapatan

negara yang lain yang diatur melalui hukum.

Rivalry

Barang privat adalah barang yang dapat disediakan melalui sistem

pasar sehingga menyebabkan alokasi sumber – sumber ekonomi secara

efisien. Dalam mendapatkan barang privat ini diperlukan persaingan dan

pengecualian. Contohnya sepatu dan mobil.

Monopoli alamiah adalah keadaan di mana pasar akan barang

atau jasa terlalu kecil atau investasi yang dibutuhkan sangat besar

sehingga skala ekonomi yang efisien baru terjadi pada tingkat produksi

yang besar. Dalam mendapatkan barang ini terjadi tindakan pengecualian

namun tanpa persaingan. Contohnya adalah jalan tol dan jembatan tol.

Common resources adalah suatu barang atau jasa yang

(6)

barang ini diperlukan persaingan namun tidak ada sistem pengecualian.

Contohnya adalah laut.

Barang publik adalah barang milik pemerintah yang dibiayai

melalui anggaran belanja negara tanpa melihat siapa yang melaksanakan

pekerjaannya. Barang publik memiliki dua karakteristik, yaitu non – rivalry

dan non – excludability. Yang termasuk barang publik ialah pertahanan

nasional, udara, ramalah cuaca, dan lain sebagainya.

III. EFISIENSI EKONOMI

Secara umum pasar telah melakukan tugasnya dengan baik untuk

mengalokasikan sumber daya. Efisiensi ekonomi dari suatu pasar

persaingan secara ideal yang dijelaskan untuk memberikan standar yang

tidak efisien terhadap pasar dapat diukur. Kekuatan di dunia nyata yang

dapat menyebabkan pasar untuk mengalokasikan sumber daya yang

kurang efisien lebih banyak daripada pasar persaingan yang ideal.

Beberapa masalah terkait sumber daya yang dialokasikan secara

tidak efisien, seperti masalah polusi udara dan air. Hal tersebut terjadi

karena polusi tidak memiliki insentif yang biayanya akan dilimpahkan

kepada orang lain, sedangkan polusi tersebut memiliki insentif untuk

menghasilkan dalam jumlah besar yang tidak efisien. Polusi adalah produk

dari suatu produksi dan terlalu mahal untuk menghilangkan semua polusi.

Kadang – kadang pasar tidak efisien karena pasar tidak mampu

menyediakan insentif yang cukup untuk menghasilkan barang pada sektor

swasta. Contohnya adalah pertahanan nasional. Masalah eksternalitas dan

barang publik muncul karena hak properti atas sumber daya yang langka

dan berharga kurang jelas. Kadang – kadang hak properti merupakan

solusi yang lebih mudah daripada hak kekayaan, dan solusi lain yang lebih

sesuai.

IV. PARETO OPTIMAL

Pareto optimal adalah alokasi sumber daya yang tidak dapat

diperoleh dengan baik oleh individu tanpa adanya orang lain yang

lebih buruk. Model efisiensi ini menimbulkan asumsi yang sangat

(7)

• Sebuah pasar yang lengkap untuk semua yang terkait dengan

masa depan dan untuk semua resiko.

• Tidak ada eksternalitas dalam fungsi utilitas konsumen atau

fungsi produksi suatu perusahaan.

• Harga pasar diketahui dengan pasti dan semua pasar harus

memiliki informasi yang sempurna.

• Konsumen memaksimalkan utilitasnya dan kurva indiferennya

berdasarkan tingkat pertukaran marjinal.

Kondisi yang diperlukan untuk mencapai Pareto optimal ada

dua, yaitu :

• Efisiensi dalam konsumsi terjadi ketika kurva indiverens seorang

konsumen bersinggungan dengan garis anggaran atau budget

line. Dalam keadan ini seorang konsumen akan mendapatkan

tingkat kepuasan tertinggi dengan biaya paling sedikit yang perlu

dikeluarkan.

• Efisiensi dalam produksi terjadi ketika seorang produsen dapat

menghasilkan sebuah produk dengan anggaran seminimal

mungkin namun dapat menghasilkan produk tersebut secara

maksimal.

Diagram Kotak Konsumen

(8)

Diagram diatas diperoleh dengan membalikkan kurva indiverens

pada 2 orang konsumen. UA untuk konsumen A dan UB untuk konsumen B.

Titik C dan D dimana seoarang konsumen tidak dapat meningakatkan

kepuasannya tanpa menyebabkan kepuasan konsumen lain berkuarang

disebut pareto optimum. kondisi pareto optimum terjadi sepanjang garis OA

dan OB yang disebut dengan garis kontrak.

Y merupakan pakaian dan X merupakan makanan. Diagram di atas

berguna untuk menganalisis alokasi makanan dan pakaian yang didapat

masing – masing konsumen. Pada titik E kurva indeferens A (UAE)

berpotongan dengan kurva indeferens B (UBE), di mana individu A

memperoleh pakaian sebanyak OAYA unit sedangkan B mendapatkan

pakaian sebanyak OBYB unit. Pada titik E, A mendapatkan makanan

sebanyak OAXA unit sedangkan B mendapatkan makanan sebanyak OBXB

unit. Titk E bukan merupakan titik optimum, sebab dengan mengubah

kombinasi makanan dan pakaian, kedua konsumen (A dan B) dapat

memperoleh kepuasan yang lebih tinggi.

Pada titik C, konsumen A mempunyai lebih sedikit pakaian dan

lebih banyak makanan dibandingkan di titik E, akan tetapi kepuasan A di

titik C lebih besar dati pada kepuasan A di titik E oleh karena titik C terletak

pada kurva indiferens yang lebih tinggi UA(C). Pada titik C kepuasan B tidak

berubah dibandingkan pada titik E.

4.1 Pasar vs Pemerintah

Selain persyaratan dasar untuk kegiatan ekonomi yang

teroganisir, ada situasi lain di mana intervensi dalam perekonomian

berpotensi dapat meningkatkan kesejahteraan. Situasi di mana

intervensi dapat berlaku, bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu:

mereka yang terlibat dalam kegagalan pasar dan yang tidak terlibat

dalam kegagalan pasar.

Ketika kegagalan pasar terjadi, ada sebuah pendapat yang

mempertimbangkan apakah intervensi akan bermanfaat? Misalnya

jika suatu kegiatan ekonomi mengaslkan eksternalitas, sehingga

terjadi perbedaan antara sektor swasta dan biaya sosial serta hasil

kompetitif yang tidak efisien. Dalam hal ini negara perlu melakukan

(9)

yang perlu diperluas untuk kegagalan pasar adalah hubungan

tentang keberadaan barang publik dan persaingan tidak sempurna.

Penekanan dalam campur tangan pemerintah, sebenarnya

tidak akan selalu menguntungkan. Sektor publik memiliki kemampuan

untuk memperbaiki permasalahan ekonomi yang tidak apat dicapai.

Salah satu peran ekonomi publik yakni untuk menentukan luas

yang diinginkan sektor publik dan batas-batas intervensi sebuah

negara. Misalnya, jika kita tahu bahwa sebuah pasar akan mengalami

kegagalan sehingga tidak menjadi efisien karena keterbatasan

informasi, untuk membangun campur tangan pemerintah yang baik

perlu diketahui apakah subjek pemerintah untuk keterbatasan

informasi yang sama dapat mencapai hasil yang lebih baik.

4.2 Ekuitas

Selain kegagalan pasar, intervensi pemerintah juga dapat

dipengaruhi oleh perekonomian yang memiliki kesenjangan

pendapatan, kesempatan atau kekayaan. Hal ini dapat terjadi jika

perekonomian itu efisien pada pengertian yang sempit. Tingkat

kesejahteraan perekonomian akan ditingkatkan melalui kebijakan

pemerintah untuk mengurangi kesenjangan.

Dalam kasus kegagalan pasar dan kebijakan kesejahteraan,

kebijakan intervensi mengacu lebih dari sekedar penerimaan. Hal

inilah yang menjadi alasan kegagalan ekonomi yang seharusnya

untuk mencapai hasil yang optimal harus dipahami dan kebijakan

yang diambil harus dirancang.

4.3 Efisiensi dan Ekuitas

Ketika menentukan kebijakan ekonomi, pemerintah menghadapi

dua tujuan yang bertentangan. Dua tujuan yang bertentangan

tersebut mengacu pada aktivitas organisasi ekonomi sehingga

penggunaan terbaik dibuat untuk sumberdaya ekonomi. Hal ini

merupakan segi efisiensi dari bentuk kebijakan. Untuk tingkatan yang

bermacam – macam, pemerintah juga mengacu pada keuntungan

dari aktivitas ekonomi yang didistribusikan secara agak baik. Hal ini

(10)

Kesulitan yang dihadapi pemerintah adalah pertentangan antara

ekuitas dan efisiensi. Kebijakan yang efisien sangat tidak adil,

sedangkan kebijakan yang adil dapat menimbulkan penyimpangan

yang signifikan. Mengingat fakta ini, tantangan untuk pembuatan

kebijakan adalah untuk mencapai keadilan dan efisiensi. Di mana

perdagangan dilakukan oleh pemerintah yang harus ditempatkan itu

bergantung pada kepentingan relatif yang diberikan untuk keadilan

yang lebih daripada efisiensi.

Ada satu catatan akhir yang cukup baik untuk ditambahkan yang

mengacu pada argumen – argumen yang digunakan dalam

pembahasan ini. Sebuah penyederhanaan umum adalah untuk

mengasumsikan seorang konsumen tunggal atau semua konsumen

yang serupa. Begitu pula keadaan maupun persoalan yang tidak

dapat disalurkan, sehingga beberapa kebijakan yang

direkomendasikan berasal dari sesuatu yang hanya berhubungan

dengan efisiensi dan tidak ada hubungannya dengan keadilan.

Alasan untuk meneruskan langkah ini yaitu hal tersebut biasanya

memperbolehkan banyak analisis yang lebih sederhana untuk

dilakukan dan untuk kesimpulannya lebih tepat. Ketika

menginterpretasi atau menafsirkan kesimpulan yang berhubungan

dengan rekomendasi kebijakan yang praktis, dasar – dasarnya tidak

pernah diabaikan.

V. AKTIVITAS PEMERINTAH

5.1 Birokrasi

Kata birokrasi muncul dari Prancis pada abad ke-18. Saat ini

istilah birokrasi memiliki banyak arti. Dalam arti luas, birokrasi

menunjukkan struktur formal yang besar dan susunan prosedural dari

organisasi besar yang kompleks. Dalam konteks ini, birokrasi tidak

terbatas pada pemerintah tetapi juga mencakup organisasi-organisasi

swasta dan nirlaba besar seperto Wal-Mart, Texaco dan United Way.

Istilah birokrasi, bagaimana pun juga digunakan terutama yang

(11)

Pandangan birokrat adalah bahwa mereka semata-mata

didorong oleh keinginan untuk melayani kebaikan bersama. Mereka

mencapai hal tersebut dengan melakukan usaha pemerintah dengan

cara yang paling efisien tanpa kepentingan politik atau kepentingan

pribadi. Ini adalah gambaran idealis dari birokrat sebagai pelayan

masyarakat yang melakukan tugasnya tanpa pamrih. Ada

kemungkinan bahwa pandangan seperti itu mungkin benar tetapi

tidak ada alasan mengapa birokrat harus berbeda dengan individu

lainnya. Dari perspektif ini, sulit untuk menerima bahwa mereka tidak

tunduk dengan motivasi untuk mementingkan diri sendiri.

Analisis teoritis birokrasi dimulai dengan asumsi bahwa

birokrat yang pada kenyataannya dimotivasi oleh memaksimalkan

utilitas pribadi mereka. Jika mereka bisa, mereka akan menggunakan

kekuasaannya dan mempengaruhi posisi mereka yang dapat

memberikan mereka pendapatan lebih. Tapi, karena sifat peran

mereka, mereka menghadapi kesulitan dalam mencapai hal ini. Tidak

sama seperti posisi individu di sektor swasta, mereka tidak dapat

memanfaatkan pasar untuk meningkatkan pendapatan. Sebaliknya,

mereka berusaha untuk mendapatkan utilitas dari mengejar tujuan

yang tidak berupa uang.

Sebuah teori birokrasi yang kompleks dapat mencakup banyak

faktor yang mempengaruhi pemanfaatan seperti patronase,

kekuasaan dan reputasi. Oleh karena itu birokrat dapat dimodelkan

sebagai tujuan untuk memaksimalkan ukuran biro mereka untuk

mendapatkan manfaat besar yang tidak berupa uang dan sebagai

(12)

Kurva Birokrasi yang Berlebih

Sumber: Hindriks (halaman 40)

Misalkan Y menunjukkan output dari biro seperti yang diamati

oleh pemerintah. Untuk Y output, biro diberi anggaran B (Y) dimana

B’(Y) merupakan turunan pertama dari B (Y) yang artinya B’(Y)

adalah marginal budget. Biaya produksi output ditunjukkan oleh C(Y)

dengan C’(Y) merupakan turunan pertama dari C(Y) adalah marginal

cost. Output yang efisien terjadi Y* dimana area anggaran sama

dengan area biaya ( segitiga kiri sama dengan segitiga kanan ). Jelas

dari gambar tersebut bahwa ukuran pemerintah berlebihan dimana

hal itu ditentukan oleh pilihan birokrat.

Model sederhana diatas menunjukkan bagaimana mengejar

tujuan pribadi oleh birokrat dapat menyebabkan ukuran berlebihan

untuk birokrasi. Ukuran yang berlebihan hanyalah sebuah inefisiensi

karena uang dihabiskan untuk biro yang tidak menghasilkan nilai

yang memadai. Birokrasi memiliki kekuatan yang besar karena

memiliki akses terhadap informasi, keahlian yang luas dalam

berbagai bidang dan kemampuan untuk menggunakan diskresi

(13)

5.2 Budget Setting

Perspektif alternatif atas birokrasi dapat diperoleh dengan

mempertimbangkan proses yang berbeda dalam penetapan

anggaran. Selanjutnya dalam sistem pemerintahan, anggaran akan

ditentukan setiap tahun dalam rapat kabinet. Rapat ini menerima

usulan anggaran dari masing-masing departemen dan

mengalokasikan anggaran pusat atas dasar ini. Penyediaan sebuah

model anggaran menggabungkan poin ini kemudian menentukan

bagaimana anggaran departemen berkembang dari waktu ke waktu.

Sebuah proses yang sederhana dari bentuk ini dapat

dinyatakan sebagai berikut.

βc

t+1=[1+α]βt

dimana α > 0. Aturan tersebut merupakan metode mekanis

langsung untuk memperbarui anggaran tahun sebelumnya. Hal ini

tentu saja tanpa ada dasar dalam efisiensi. Rapat kabinet kemudian

mengambil tawaran ini dan proporsional mengurangi mereka untuk

mencapai alokasi akhir. Anggaran yang telah ditetapkan kemudian

sebagai berilut:

βt+1 = [1 −γ] βct+1 = [1 −γ] [1+α]βt.

Pernyataan di atas memberikan gambaran tentang perubahan

anggaran dari waktu ke waktu.

Hal ini dapat dilihat bahwa jika α > γ, maka anggaran akan

tumbuh dari waktu ke waktu. Perkembangannya berhubungan

dengan kebutuhan, sehingga terdapat banyak kemungkinan

pengeluaran akhirnya akan menjadi berlebih walaupun awalnya

dimulai pada tingkat yang dapat diterima. Ketika α < γ anggaran akan

turun dari waktu ke waktu. Meskipun kedua kasus tersebut sangat

mugkin terjadi.

Bentuk dari model ini dapat dengan mudah bisa diperluas

untuk memasukkan dinamika yang lebih kompleks. Model penentuan

anggaran sebagai proses secara keseluruhan untuk menentukan

(14)

alternatif penting tentang bagaimana sektor publik benar-benar dapat

berfungsi. Bahkan jika kenyataan itu tidak cukup jelas, penalaran

semacam ini tidak dimasukkan ke dalam model konteks yang

didasarkan pada asumsi bahwa pemerintah telah melakukan

efisiensi.

5.3 Kekuatan Monopoli

Hal yang paling dasar dari ekonomi adalah bahwa keseimbangan

pasar ditentukan melalaui interaksi antara permintaan dan

penawaran sehingga terjadi keseimbangan harga. Dengan tidak

adanya campur tangan dari kekuatan monopoli, keseimbangan akan

tercapai secara efisien. Dengan alasan yang sama, jika dalam

penyediaan barang oleh sektor publik tanpa ada kandungan

kekuatan monopili maka efisiensi akan muncul. Sayangnya, hal

tersebut tidak mungkin tercapai. Pertama, sektor publik bisa dijadikan

sebagai sebuah monopoli dalam penyediaan barang dan jasa.

Kedua, kekuatan monopoli yang dibiarkan terus menerus dapat

mengambil pasar ( menguasai ).

Pada umumnya, monopolis memaksimalkan labanya ( profit )

dengan membatasi jumlah tingkat outputnya dibawah jumlah tingkat

output yang kompetitif, jadi kekuatan monopoli akan cenderung

memberikan intervensi pemerintah yang terlalu sedikit dibandingkan

sebaliknya. Ini akan menjadi sebuah argumen karena didukung oleh

fakta bahwasannya pemerintah dapat memilih untuk tidak

menjalankan kekuatan monopoli. Jika ingin mencoba untuk mencapai

efisiensi, maka pemerintah tidak akan melakukannya. Selanjutnya,

semenjak pemerintah tidak bisa mengikuti sebuah kebijakan

mengenai keuntungan maksimal, itu mungkin sebenarnya

memanfaatkan posisi monopolisnya untuk memasok output. Hal ini

kembali ke analisis model birokrasi.

Ide untuk mendapatkan pasar ( menguasai pasar ) sangatlah

menarik dan ditimbulkan oleh sifat dari barang yang disediakan

sektor publik. Daripada menjadi pasar barang standar, banyak

diantara mereka yang merumitkan diri di alam dan tidak sepenuhnya

mengerti dengan yang dikonsumsinya itu. Contoh barang alam

(15)

tersebut, konsumen mungkin tidak cukup mengerti mengenai produk

ini, maupun apa yang terbaik untuk mereka. Fitur tambahan dari

komoditas sektor publik adalah bahwa permintaan tidak ditentukan

oleh konsumen dan diungkapkan lewat pasar. Melainkan melainkan

diserahkan kepada spesialis seperti guru dan dokter. Selanjutnya,

spesialis yang lainnya yang sama bertanggung dalam penetapan

tingkat pasokan. Dalam penegertian ini, mereka bisa dikatakan

mengambil pasar.

Konsekuensi dari mengambil pasar adalah bahwa spesialis dapat

mengatur jumlah tingkat output untuk pasar sesuai dengan

pemenhan tujuan mereka. Tentu saja, sebagian besar akan

mendapatkan manfaat dari perluasan profesi mereka, hal ini

memberikan mekanisme ke arah untuk memasok lebih dari tingkat

output.

5.4 Korupsi

Korupsi muncul sebagai penyimpangan moral, hal tersebut

konsekuensi pejabat pemerintah yang menggunakan kekuasaan

mereka untuk keuntungan pribadi. Korupsi mengubah alokasi

sumberdaya jauh dari produktif terhadap rent – seeking pendudukan.

Rent – Seeking mencoba mendapatkan kembali atas apa yang dinilai

memadai oleh pasar. Keuntungan monopoli adalah salah satu

contoh, namun konsep ini lebih luas. Korupsi bukan hanya

redistribusi (mengambil kekayaan orang lain untuk memberikannya

kepada beberapa kepentingan khusus) tetapi juga dapat memiliki

efisiensi biaya yang sangat besar. Pejabat yang melakukan korupsi

memiliki tindakan yang berani dari efek pertumbuhan ekonomi.

Bentuk terpenting dari korupsi di kebanyakan negara ialah

peraturan persaingan. Hal ini menjelaskan bahwa pemerintah dengan

sengaja menciptakan peraturan yang mengharuskan pengusaha

membayar suap. Karena meningkatkan biaya kegiatan produktif,

korupsi menyebabkan berkurangnya efisiensi. Kerusakan akibat

korupsi sangat besar, ketika beberapa pejabat pemerintah bertindak

secara bebas untuk menciptakan hambatan dalam kegiatan ekonomi

sehingga masing – masing penjabat pemerintah dapat

(16)

mengapuskan hambatan yang mereka (pejabat pemerintah) ciptakan

sendiri. Ketika pengusaha menghadapi semua hambatan regulasi

tersebut, akhirnya para pengusaha berhenti dan atau pindah ke

ekonomi yang tersembunyi (underground economy) untuk

menghindari peraturan yang diciptakan oleh para pejabat pemerintah.

Dengan demikian menurut pandangan ini, korupsi sangat merugikan.

Bagaimana mungkin korupsi dapat memberikan peran yang positif

untuk sistem korupsi berbasis suap ini? Salah satu kemungkinan

bahwa penyuapan adalah seperti mekanise dalam lelang untuk

mendapatkan sumber penggunaan dana yang tertinggi. Misalnya,

korupsi yang mirip dengan pengadaan lelang kontrak untuk para

pengusaha yang mampu membayar suap tertinggi.

Namun, ada beberapa masalah berkaitan dengan sistem berbasis

suap. Pertama, kepedulian terhadap akhir yang baik. Suap

merupakan tindakan berbahaya. Dengan membiarkan terjadinya

penyuapan, akan menghancurkan banyak niat baik dari para

pendukung sistem. Kedua, larangan menhukum seseorang yang

bertindak jujur. Kejujuran pemerintah dapat digunakan sebagai tolak

ukur yang digunakan untuk menilai kinerja para pejabat pemerintah

menjadi lebih oportunistik. Ketiga, mustahil untuk mengoptimalkan

atau bahkan mengelola kegiatan yang penyimpang, seperti

penyuapan.

5.5 Lembaga Pemerintah

Informasi yang tidak sempurna memungkinkan pemerintah untuk

tumbuh lebih besar dengan meningkatkan beban pajak. Hal tersebut

dapat mencerminkan penyalahgunaan kekuasaan oleh birokrat yang

serakah. Pertanyaan utama yang dapat timbul adalah bagaimana

cara pemerintah mengatur insentif yang bisa untuk mendorong

pemerintah bekerja lebih baik untuk biaya yang kurang dan sesuai

(17)

Kurva government agency

Sumber: Hindriks (Intermediate Public Economics) hal 44

c lG adalah biaya unit yang rendah sedangkan chG adalah

biaya unit yang tinggi. Keuntungan kotor untuk publik adalah G yang

ditunjukkan oleh fungsi b(G) yang meningkat dan cekung.

Keuntungan bersih adalah w(G, t) = b(G) − t, dimana t adalah biaya

yang dibayarkan kepada pemerintah untuk barang publik. Jumlah

barang publik yang dipilih tergantung kepada biaya unit dari

pemerintah. Keuntungan untuk pemerintah dari penyediaan barang

publik adalah perbedaan antara biaya dan harga, jadi saat harga

adalah ci maka keuntungannya adalah ti - ciGi.

Apabila diasumsikan jika masyarakat tidak bisa mengamati

apakah pemerintah memiliki biaya cl atau ch. Pemerintah bisa

mendapatkan keuntungan dengan kesalahan penggambaran biaya

untuk umum: misalnya dapat dengan membesarkan biaya dengan

menambahakan pengeluaran yang bermanfaat bagi pemerintah tapi

tidak bagi umum. Saat biaya tinggi, pemerintah tidak dapat

melebih-lebihkan. Saat biaya rendah, pemerintah lebih baik berpura-pura

untuk biaya yang tinggi untuk mendapatkan biaya th untuk jumlah Gh

dari barang publik bukan t untuk memproduksi Gl. kesalahan pada

(18)

Untuk menghilangkan godaan pembayar pajak harus

membayar jumlah tambahan r > 0 kepada pemerintah lebih dari biaya

ketika pemerintah berpura-pura memiliki biaya rendah, ini disebut

sewa informasi. Karena biaya pemerintah benar-benar tinggi

sehingga tidak dapat mengembangkan biaya, masyarakat membayar

sebesar th = chGh ketika pemerintah melaporkan biaya tinggi. Jika

biaya yang dilaporkan adalah rendah, para pembayar pajak menuntut

jumlah Gl dari barang publik yang didefinisikan oleh b’(Gl) = cl dan

membayar pemerintah tl= clGl+ r di mana r adalah penerimaan

tambahan pemerintah bisa membuat kalau berpura-pura memiliki

biaya tinggi. Untuk memberikan pemerintah dengan biaya rendah

hanya pendapatan yang cukup untuk mengimbangi godaan untuk

berpura-pura memiliki biaya yang lebih tinggi perlu bahwa r = [ch - cl]

Gh. Ini adalah sewa yang dibutuhkan untuk mendorong kejujuran dari

biaya dan memiliki penyediaan barang publik sama dengan ketika

masyarakat sepenuhnya diinformasikan.

Adalah mungkin bagi para pembayar pajak untuk mengurangi

kelebihan pembayaran dengan menuntut bahwa pasokan biaya

pemerintah yang tinggi kurang dari itu dengan informasi yang

lengkap. Asumsikan bahwa biaya rendah dengan probabilitas pl dan

tinggi dengan probabilitas ph= 1-pl. Dengan memaksimalkan subjek

manfaat yang diharapkan kepada pemerintah untuk memberitahu

kebenaran, dapat ditunjukkan bahwa kejujuran dapat diperoleh

dengan biaya setidaknya oleh menuntut jumlah Gh dari pelayanan

publik yang didefinisikan oleh :

Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan informasi yang

lengkap. Distorsi dari kuantitas yang diminta dari biaya pemerintahan

yang tinggi hasil dari argumen sederhana manfaat biaya. Ini adalah

manfaat dari mengurangi sewa, yang sebanding dengan perbedaan

biaya [ch – cl], dan probabilitas bahwa pemerintah adalah dari jenis

biaya rendah pl, terhadap biaya memaksakan distorsi dari kuantitas

(19)

Oleh karena itu jika pemerintah benar-benar adalah biaya

rendah itu tidak perlu diberikan pajak yang tinggi, tetapi untuk

menghilangkan godaan bagi pembayar pajak inflasi biaya harus

untuk memberikan pemerintah hanya cukup sewa sebagai

penghargaan untuk melaporkan dengan jujur ketika biaya pelayanan

publik rendah. Kemampuan pemerintah untuk menggambarkan

biayanya karena itu memungkinkan untuk memperoleh harga sewa

dan dapat mendistorsi tingkat penyisihan.

5.6 Penyebaran Biaya

Penjelasan terakhir yang diberikan untuk kemungkinan

pemerintah yang berlebihan adalah masalah sumber daya yang

umum. Pemikirannya adalah bahwa pengeluaran pemerintah

tersebar sedangkan perbendaharaan memiliki tanggung jawab untuk

memperoleh pendapatan yang cukup untuk menyeimbangkan

anggaran secara keseluruhan. Setiap pengeluaran pemerintah yang

memiliki pengeluaran prioritas sendiri, dengan pertimbangan

beberapa hal untuk prioritas lain, hal tersebut dapat dipenuhi secara

lebih baik dengan menghabiskan anggaran secara keseluruhan. Ini

adalah masalah sumber daya umum, seperti beberapa perusahaan

minyak yang membuka kolam bawah tanah atau jaring nelayan di

danau. Dalam semua kasus itu mengarah pada tekanan berlebih

pada sumber daya umum. Dari perspektif ini sebuah komite dengan

otoritas pengeluaran akan memiliki rasa jauh lebih baik dari

kesempatan biaya dana publik, dan dapat lebih baik membandingkan

manfaat dari usulan alternatif, dari pada otoritas yang dihabiskan

pada kenyataannya. Kecenderungan terhadap federalisme dan

devolusi saat ini memperburuk masalah kolam umum. Alasan

dasarnya adalah bahwa setiap daerah bisa memaksakan proyek

yang biayanya dibagi oleh semua kabupaten lain, sehingga mereka

mendukung proyek – proyek dengan ukuran lebih tinggi dari mereka

jika mereka harus menutupi biaya penuh.

Masalah tersebut juga dapat ditelusuri sampai ke tingkat

individu. Pertimbangkan layanan layanan seperti pensiun, perawatan

(20)

kereta api. Jelas bahwa untuk layanan publik, dan sebenarnya

pemerintah tidak mengenakan biaya marjinal penuh kepada

pengguna secara langsung, tapi mensubsidi kegiatan ini sebagian

atau seluruhnya dari penerimaan pajak. Ada ekuitas yang

mengkhawatirkan di balik fakta ini. Tetapi kemudian juga alam,

bahwa pengguna yang tidak menanggung biaya penuh akan lebih

mendukung pelayanan publik dari mereka, jika mereka harus

menutupi biaya penuh. Argumen yang sama berlaku dalam arah yang

berlawanan ketika merenungkan beberapa pemotongan belanja

publik: kontributor yang diminta untuk membuat kelonggaran yang

terkonsentrasi dan mungkin diorganisir dengan mencoba

mempengaruhi manfaat per kapita yang tinggi dari kelanjutan

pemberian pelayanan publik tertentu. Sebaliknya penerima manfaat

dari pengurangan belanja publik, para pembayar pajak menyebar

dengan taruhan per kapita yang kecil. Hal ini membuat kemungkinan

kecil bahwa mereka dapat menawarkan dukungan yang

diselenggarakan untuk reformasi. Singkatnya, banyak layanan publik

dicirikan oleh pemusatan manfaat bagi sekelompok kecil pengguna

atau penerima dan penyebaran biaya ke kelompok besar pembayar

pajak. Hal ini mengakibatkan kecondongan terhadap permintaan

terus – menerus untuk belanja publik yang lebih banyak.

5.7 Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah meliputi semua konsumsi pemerintah.

Komponen terbesar dari pengeluaran pemerintah adalah redistribusi.

Program pemerintah redistribusi terbesar adalah Jaminan Sosial.

Pemerintah membiayai pengeluarannya melalui pajak, pinjaman, dan

penciptaan uang baru. Pajak Pemerintah memiliki pengaruh yang

besar terhadap perekonomian karena mereka membuat lebih dari

sepertiga pendapatan nasional. Tapi pemerintah juga banyak

mempengaruhi melalui peraturan. Pengeluaran rutin digunakan untuk

pemeliharaan dan penyelenggaraan pemerintah yang meliputi

belanja pegawai, belanja barang, pembayaran bunga utang, subsidi

dan pengeluaran rutin lainnya. Selain itu pengeluaran pembangunan

digunakan untuk membiayai pembangunan di bidang ekonomi, sosial

(21)

Sebagai contoh, komposisi dari seluruh belanja daerah provinsi

yang dialokasikan pada tahun 2012 relatif merata. Dari sebesar

Rp174 triliun anggaran belanja daerah seluruh provinsi,

24,14%nya dialokasikan untuk Belanja barang dan jasa atau

senilai dengan Rp42 triliun. Porsi ini merupakan porsi terbesar

dari alokasi belanja daerah Provinsi. Alokasi terbesar berikutnya

adalah belanja pegawai yang mencapai Rp35,52 triliun atau sebesar

20,4% dari total belanja daerah Provinsi. Tidak jauh berbeda

dengan belanja pegawai, belanja transfer antar pemda juga

dialokasikan cukup tinggi. Dalam APBD TA 2012 ini, porsi

belanja transfer mencapai 20,09% dari total belanja daerah Provinsi

atau sebesar Rp34,95 triliun. Sementara itu, belanja modal

dialokasikan sebesar Rp31,81 triliun sedangkan sebesar Rp26,9

triliun dan Rp2,8 triliun dialokasikan masing-masing untuk belanja

hibah dan belanja lainnya.

Sumber: Subdit DKD, Dit. EPIKD. DJPK – Kemenkeu, diolah.

Jika komposisi belanja daerah di Provinsi relatif merata

tidak demikian dengan komposisi belanja daerah di Kabupaten

maupun Kota. Lebih dari separuh anggaran dialokasikan untuk

belanja pegawai. Total belanja pegawai untuk Kabupaten

mencapai Rp174,66 triliun atau sebesar 50,6% dari total belanja

daerah Kabupaten sedangkan untuk Kota, total belanja pegawainya

mencapai 52,4% dari total belanja daerah atau sebesar Rp45,36

triliun. Selanjutnya adalah belanja modal, dengan alokasi

sebesar Rp83,73 triliun untuk Kabupaten dan Rp18,96 triliun untuk

(22)

Sumber. Subdit DKD, Dit. EPIKD. DJPK – Kemenkeu, diolah.

Salah satu yang membedakan komposisi belanja antara

Kabupaten dan Kota adalah pada komponen belanja transfer antar

pemda dimana porsi belanja ini relatif lebih besar pada Kabupaten

daripada di Kota. Di Kabupaten porsinya mencapai 3,7% dari total

belanja daerah Kabupaten atau sebesar Rp12,74 triliun sedangkan di

Kota alokasinya hanya sebesar 0,4% dari total belanja daerah Kota

atau hanya sebesar Rp346 miliar.

Tabel

RINGKASAN APBN DAN RAPBN-P 2012 (miliar rupiah)

URAIAN APBN RAPBN-P

Selisih terhadap

APBN A. Pendapatan Negara dan Hibah 1.311.386,7 1.344.476,8 33.090,1

I. Penerimaan Dalam Negeri 1.310.561,6 1.343.651,7 33.090,1

1. Penerimaan Perpajakan 1.032.570,2 1.011.737,9 (20.832,3)

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 277.991,4 331.913,8 53.922,4

II. Penerimaan Hibah 825,1 825,1 0,0

(23)

I. Belanja Pemerintah Pusat 964.997,3 1.058.318,4 93.321,2 A. Belanja K / L 508.359,6 535.087,6 26.728,0

B. Belanja Non K / L 456.637,7 523.230,8 66.593,1

a. Pembayaran Bunga Utang 122.217,6 117.785,4 (4.432,2)

b. Subsidi 208.850,2 273.155,6 64.305,4

1) Subsidi Energi 168.559,9 230.432,5 61.872,6

BBM, LPG dan BBN 123.599,7 137.379,8 13.780,2

Listrik 44.960,2 93.052,7 48.092,5

2) Subsidi Non Energi 40.290,3 42.723,1 2.432,8

Pangan 15.607,1 20.926,3 5.319,2

c. Belanja Lain-lain 28.529,7 42.535,0 14.005,3

Kompensasi Pengurangan

Subsidi Energi

0,0 25.565,1 25.565,1

II. Transfer Daerah 470.409,5 476.263,7 5.854,2

1. Dana Perimbangan 399.985,6 405.839,8 5.854,2

2. Dana Otonomi Khusus dan

Penyesuaian

70.423,9 70.423,9 0,0

C. Keseimbangan Primer (1.802,4) (72.319,9) (70.517,5) D. Surplus / Defisit Anggaran ( A-B ) (124.020,0) (190.105,3) (66.085,3) % DefisitTerhadap PDB (1,53) (2,23) (0,70) E. Pembiayaan ( I+II ) 124.020,0 190.105,3 66.085,3

I. Pembiayaan Dalam Negeri 125.912,3 194.531,0 68.618,7

1. Perbankan Dalam Negeri 8.947,0 60.561,6 51.614,6

SAL 5.056,8 56.173,7 51.116,9

2. Non Perbankan Dalam Negeri 116.965,3 133.969,4 17.004,1

Surat Berharga Negara 134.596,7 159.596,7 25.000,0

Dana Pengembangan

Pendidikan Nasioal

(1.000,0) (7.000,0) (6.000,0)

II. Pembiayaan Luar Negeri ( Neto ) (1.892,3) (4.425,7) (2.533,4)

(24)

5.8 Defisit Pemerintah dan Pengeluaran Bunga

Sebagai pengeluaran pemerintah yang telah tumbuh,

pendapatan tidak terus meningkat dan menghasilkan substansial

defisit anggaran. Tingkat pembayaran bunga adalah fungsi dari dua

faktor yaitu jumlah hutang dan tingkat bunga yang harus dibayar.

Sementara itu, anggaran belanja negara dalam RAPBN-P

tahun 2012 direncanakan mengalami perubahan dari pagu semula

sebesar Rp 1.435.406,7 miliar dalam APBN tahun 2012 menjadi Rp

1.534.582,1 miliar atau mengalami peningkatan Rp 99.174,4 ( 6,9

persen ). Perubahan anggaran belanja negara tersebut berasal dari

perubahan anggaran belanja pusat dan transfer ke daerah. Belanja

pemerintah pusat direncanakan mengalami perubahan menjadi Rp

1.058.318,4 miliar, meningkat sebesar Rp 93,321,2 miliar ( 9,7

persen ) dari pagu semula dalam APBN 2012 sebesar Rp 964,997

miliar. Transfer ke daerah diperkirakan mengalami perubahan dari

Rp470.409,5 miliar dalam APBN tahun 2012 menjadi Rp476.263,7

miliar, yang berarti mengalami peningkatan Rp5.854,2 miliar atau

sekitar 1,2 persen. ( lihat tabel ).

Dengan rencana peningkatan pendapatan negara dan hibah

sebesar Rp33.090,1 miliar (2,5 persen) yang disertai dengan

peningkatan belanja negara sebesar Rp99.175,4 miliar (6,9 persen),

maka sebagai konsekuensinya, defisit anggaran akan meningkat

sebesar Rp66.085,3 miliar, dari yang diperkirakan sebelumnya

sebesar Rp124.020,0 miliar (1,53 persen terhadap PDB), menjadi

Rp190.105,3 miliar (2,23 persen terhadap PDB).

Peningkatan defisit anggaran dalam RAPBN-P 2012

direncanakan akan dibiayai dari peningkatan pembiayaan dalam

negeri sebesar Rp68.618,7 miliar, dari rencana semula sebesar

Rp125.912,3 miliar dalam APBN 2012 menjadi sebesar Rp194.531,0

miliar, sedangkan pembiayaan luar negeri neto akan mengalami

perubahan minus Rp2.533,4 miliar, dari sebesar minus Rp1.892,3

miliar menjadi sebesar minus Rp4.425,7 miliar. Perubahan rencana

pembiayaan dalam negeri pada tahun 2012 tersebut terutama

berasal dari: (a) peningkatan pemanfaatan dana saldo anggaran lebih

(25)

Rp5.056,8 miliar menjadi Rp56.173,7 miliar; (b) penambahan

penerbitan surat berharga negara neto sebesar Rp25.000,0 miliar,

dari rencana awal sebesar Rp134.596,7 miliar menjadi Rp159.596,7

miliar; dan (c) penambahan dana pengembangan pendidikan

nasional sebesar Rp6.000,0 miliar, dari Rp1.000,0 miliar menjadi

Rp7.000,0 miliar.

5.9 Penerimaan Pemerintah

Sumber utama penerimaan pemerintah yang paling penting dan

paling teratur adalah pajak. Perpajakan secara tradisional dikaitkan

dengan studi keuangan publik. Dalam menerapkan kebijakan

anggaran baik anggaran defisit maupun anggaran surplus, tidak

terlepas dari peran pajak sebagai sumber pendapatan utama. Dalam

penerapan anggaran surplus, pemerintah dapat meningkatkan pajak

khususnya pajak penghasilan atau pajak tidak dinaikkan tapi

pengeluaran pemerintah dikurangi. Begitu juga dalam penerapan

anggaran defisit, pemerintah dapat menurunkun tingkat pajak

sehingga konsumsi masyarakat dapat meningkat dan gairah usaha

juga meningkat.

Sebagai akibat perubahan perubahan pokok-pokok kebijakan

fiskal, dalam RAPBN-P 2012, pendapatan negara dan hibah

diperkirakan mencapai Rp1.344.476,8 miliar, atau mengalami

peningkatan sebesar Rp33.090,1 miliar (2,5 persen), dari yang

semula direncanakan dalam APBN tahun 2012 sebesar

Rp1.311.386,7 miliar. Peningkatan pendapatan negara tersebut

berasal dari peningkatan PNBP sebesar Rp53.922,4 miliar (19,4

persen), dari target semula sebesar Rp277.991,4 miliar dalam APBN

2012 menjadi Rp331.913,8 miliar. Di lain pihak, penerimaan

perpajakan diperkirakan mengalami penurunan Rp20.832,3 miliar

(2,0 persen) dari rencana semula Rp1.032.570,2 miliar dalam APBN

tahun 2012 menjadi Rp1.011.737,9 miliar. Selanjutnya, penerimaan

hibah diperkirakan sama dengan target APBN 2012 sebesar Rp825,1

miliar. ( Lihat Tabel ).

Jadi ketika memeriksa penerimaan dari sisi anggaran

pemerintah, penekanan pada pajak, biaya pengguna menjadi

(26)

menaikkan pendapatan yang dapat juga untuk membiayai

pengeluaran. Namun pemerintah juga dapat meningkatkan

pendapatnnya melalui pinjaman dan menjual outputnya. Contohnya

seperti ketika tol dibebankan biayanya pada pengguna jalan tol

tersebut sehingga ketika memasuki tol para pengguana jalan tol

harus membayar sejumlah biaya.

VI. SUMBER KEGAGALAN PASAR

Kegagalan pasar terjadi ketika kondisi pareto optimum tidak tercipta.

Artinya, konsumen tidak bisa lagi menyeimbangkan tingkat pertukaran

marginal (TPM), sedangkan produsen menawarkan barang untuk dijual

dengan harga lebih tinggi dari biaya marjinal. Kegagalan pasar banyak

terjadi di negara berkembang. Di perekonomian negara berkembang,

jumlah barang dan pasar faktor produksi dalam keadaan yang tidak

seimbang menyebabkan inefisiensi dalam alokasi sumber daya. Dalam

kebanyakan kasus, harga pasar tidak mencerminkan biaya produksi

marjinal.

6.1 Persaingan Tidak Sempurna

Persaingan tidak sempurna adalah salah satu penyebab

kegagalan pasar. Dalam pasar ini, struktur perusahaan menghadapi

kurva permintaan miring ke bawah untuk produknya. Pendapatan

marjinal menyimpang dari pendapatan rata-rata dan harga tidak lagi

sama dengan biaya marjinal.

Dalam kejadian ini, monopoli perusahaan menetapkan harga

yang melebihi biaya marjinal, untuk memaksinalkan keuntungan. Hal

ini menyebabkan output yang jauh lebih rendah daripada yang

dihasilkan oleh perusahaan yang bersaing secara sempurna,

beroperasi di bawah kondisi biaya yang sama.

Pengoperasian monopoli dikatakan tidak efisien karena

menyebabkan kurang optimalnya alokasi sumber daya. Monopoli

alamiah dan perusahaan lain yang mengalami penurunan biaya

rata-rata melalui berbagai output merupakan sumber kegagalan pasar.

Sebuah monopoli alamiah dapat memperbaiki outputnya

(27)

perusahaan mencoba untuk memproduksi barang dengan harga

yang sama dengan biaya marjinalnya, maka perusahaan akan

menderita kerugian yang harus dibiayai oleh pungutan pajak atau

diskriminasi harga.

Kecenderungan yang sama untuk harga yang menyimpang dari

biaya marjinal terlihat dalam pasar oligopoli dan multinasional

corporations (MNC) di negara berkembang. Oligopoli adalah struktur

pasar yang ditandai dengan adanya beberapa perusahaan. Meskipun

setiap perusahaan memiliki kekuatan pasar, perubahan harga oleh

satu perusahaan akan berpengaruh terhadap perusahaan lain.

6.2 Barang Publik dan Eksternalitas

Barang publik adalah barang milik pemerintah yang dibiayai

melalui anggaran belanja negara tanpa melihat siapa yang

melaksanakan pekerjaannya.

Barang publik adalah barang dan jasa yang memiliki 2

karakteristik, yaitu non-rivalry dan tidak dapat dikecualikan. Yang

termasuk Barang publik adalah pertahanan, taman nasional, ramalan

cuaca, dan sebagainya. Non-rivalry dalam konsumsi menunjukkan

bahwa satu orang yang mengkonsumsi suatu barang tidak

mengurangi kegunaan barang tersebut kepada orang lain. Tidak

dapat dikecualikan berarti bahwa tidak mungkin untuk mengecualikan

setiap orang untuk mendapatkan manfaat dari barang tersebut

selama barang tersedia. Kedua kondisi ini menyiratkan bahwa pasar

tidak akan mampu menyediakan barang atau jasa secara efisien,

karena sistem pasar mengecualikan orang yang tidak bisa membayar

untuk mendapatkan barang yang diinginkan.

Eksternalitas terjadi bila aktivitas seorang pelaku ekonomi

mempengaruhi utilitas atau produksi lain tanpa kompensasi. Efek

eksternal yang bermanfaat dikenal sebagai eksternalitas positif.

Disekonomis eksternal atau eksternalitas negatif adalah efek

eksternal yang merugikan. Barang publik seperti penelitian kesehatan

yang didanai publik dan pendidikan merupakan eksternalitas positif.

Polusi adalah contoh umum eksternalitas negatif. Pasar atau sistem

harga tidak dapat mencerminkan biaya-biaya eksternal dan manfaat.

(28)

mendorong terjadinya eksternalitas positif atau mengatur

eksternalitas negatif.

6.3 Kegagalan Institusi

Gillis, Perkins dan Roemer (1992) telah mengidentifikasi bahwa

kegagalan institusi sebagai penyebab utama kegagalan pasar di

negara berkembang. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa

sebuah lembaga atau institusi yang kurang berkembang tidak akan

bisa maksimal dalam memenuhi permintaan pasar, sehingga

kegagalan pasar dengan mudah terjadi.

Gillis, Perkins dan Roemer. (1992: 540) juga menganggap

kegagalan institusi sebagai penyebab kerusakan lingkungan di

negara berkembang. Mereka berpendapat bahwa meskipun

pemerintah memiliki hak milik atas sebagian besar kawasan hutan di

negara berkembang, mereka tidak mampu menegakkan peraturan di

bidang ini. Hutan menjadi sumber daya milik umum. Situasi seperti ini

menyebabkan kerusakan yang luas kawasan hutan. Mekanisme

pasar tidak dapat mengatur penggunaan sumber daya milik umum.

kegagalan pasar Ini terkadang dikenal sebagai "tragedi of commons".

6.4 Kegagalan Informasi

Jika konsumen tidak mempunyai informasi yang akurat tentang

harga pasar atau kualitas produk, maka sistem pasar tersebut tidak

akan berjalan secara efisien. Kekurangan informasi ini dapat

memberikan insentif kepada produsen untuk menawarkan terlalu

banyak produk tertentu dan terlalu sedikit produk lainnya. Di sisi lain,

beberapa konsumen mungkin tidak akan membeli produk meskipun

mereka akan memperoleh keuntungan, sementara konsumen lain

membeli produk yang mengakibatkan mereka lebih dirugikan.

Dua jenis kegagalan informasi yang utama adalah masalah

moral hazard dan adverse selection. Jenis pertama adalah masalah

moral hazard. moral hazard menjadi penyebab utama kegagalan

pasar, kegagalan ini membuat pasar tidak bisa memberikan informasi

sebanyak yang diharapkan oleh konsumen.

Adverse selection terjadi pada asuransi ketika perusahaan

(29)

tinggi dan individu berisiko rendah berdasarkan informasi yang

tersedia untuk dia. Perusahaan asuransi bisa saja melakukan

pemilihan yang salah, dan mungkin perlu untuk merancang premi

yang berbeda dalam upaya untuk mengatasi faktor risiko yang

berbeda. Kegagalan Informasi juga dapat terjadi di pasar saham

dimana terdapat insider trading yang merupakan strategi untuk

meminimalkan resiko, dapat mencegah pasar dari mencapai alokasi

yang efisien di antara pedagang. Insider trading terjadi ketika

sekelompok individu yang istomewa memiliki akses ke informasi

saham pasar yang pedagang lain tidak memiliki.

VII. PERTUMBUHAN SEKTOR PUBLIK

7.1 Perkembangan Model

Dasar dari teori ini adalah perubahan struktur pembangunan

sektor publik. Proses pembangunannya berawal dari industrialisasi

hingga selesai. Model ini menghubungkan perkembangan

pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi

yang dibedakan antara tahap awal, tahap menengah, dan tahap akhir

(lanjut).

Pada tahap awal pengembangan dipandang sebagai tahap

industrialisasi dimana masyarakat melakukan urbanisasi yaitu

bergerak dari pedesaan ke daerah perkotaan. Untuk mencapai atau

menyelesaikan tahap ini, ada persyaratan yang cukup signifikan dari

pemerintah untuk infrastruktur dalam pengembangan kota. Peran

untuk mencapai infrastruktur yang diinginkan menentukan jumlah

pengeluaran pemerintah demi tercapainya hal tersebut.

Pada tahap menengah pembangunan, investasi pemerintah

tetap diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, selain

itu peran sektor swasta semakin besar. Peranan pemerintah tetaplah

besar pada tahap menengah, karena seiring dengan perkembangan

dari sektor swasta menyebabkan pemerintah menyediakan barang

dan jasa publik yang sangat banyak dan berkualitas. Pada tahap ini

(30)

Akhirnya dalam tahap pengembangan ekonomi yang lebih

lanjut pemerintah tidak menyediakan pengeluaran infrastruktur untuk

mengkoreksi kegagalan pasar. Aktivitas pmerintah lebih ditekankan

untuk pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas sosial, seperti

kesehatan, keamanan, dan pendidikan.

Model pengembangan ekonomi ini memiliki kelemahan yaitu

lebih ditekankan pada diskripsi daripada penjelasan.

7.2 Hukum Wegner

Wagner mengemukakan suatu teori berdasarkan

perkembangan pengeluaran pemerintah terhadap PDB yang juga

didasarkan pada pengamatan di negara-negara Eropa, Jepang, dan

Amerika. Inti dari hukum Wagner yaitu jika dalam suatu

perekonomian pendapatan per kapita meningkat maka penegeluaran

pemerintah juga meningkat.

Dasar teori ini terdiri dari 3 komponen. Yang pertama, bahwa

pertumbuhan mengakibatkan peningkatan yang kompleks. Hal ini

jelas diperlukan undang-undang yang baru dan hukum yang lebih

terstruktur untuk mengatur hal tersbut. Hal ini jelas tersirat dalam

pengeluaran sektor publik.

Dasar yang kedua, dengan adanya urbanisasi dan

meningkatnya eksternalitas. Selanjutnya komponen terakhir yang

mendasari hukum Wagner adalah Wagner berpendapat

bahwasannya barang yang dipasok olek sektor publik memiliki

pendapatan tinggi karena mengandung elastisitas permintaan.

Pertumbuhan yang meningkatkan pendapatan menyebabkan

peningkatan permintaan sektor publik.

Kelemahan dari teori ini adalah Wagner hanya memusatkan

(31)

Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah menurut Wagner

Sumber : Mangkoesubroto halaman 172

Berdasarkan diagram diatas, kenaikan pengeluaran

pemerintah mempunyai bentuk eksponensial yang ditunjukkan oleh

kurva 1 bukan seperti yang ditunjukkan oleh kurva 2. Kurva 2 adalah

pengeluaran pemerintah yang wajar sehingga bentuk kurvanya

adalah linier, seperti untuk pengeluaran belanja pegawai atau

pengeluaran rutin lainnya yang sifatnya tetap tiap tahunnya.

Sedangkan kurva 1 mempunyai bentuk yang eksponensial disebakan

oleh pengeluaran yang tidak wajar. Maksudnya adalah pengeluran

yang tidak tetap tiap tahunnya atau pengeluaran yang diluar dugaan.

Contohnya adalah saat pelaksanaan pemilihan umun presiden yang

dilaksanakan 5 tahun sekali. Sehingga pada tahun dilaksanakannya

pemilihan presiden tersebut pengeluaran pemerintah meningkat yang

menyebabkan kurva menjadi berbentuk eksponensial.

7.3 Hukum Baumol

Hukum Baumol diawali dari observasi terhadap sifat teknologi

produksi di sektor publik. Hipotesis dasar dari hukum ini adalah

teknologi dari sektor publik merupakan kegiatan padat karya terhadap

sektor swasta. Persaingan di pasar persaingan tenaga kerja

memastikan bahwasannya biaya tenaga kerja di sektor publik

berhubungan dengan sektor swasta. Namun, di sektor swasta ketika

biaya kerja relatif meningkat atau tinggi mungkin sektor swasta akan

mengganti modal kerjanya. Kemajuan teknologi di sektor swasta

(32)

kelemahan dari teori ini adalah tidak mempertimbangkan aspek

permintaan dan penawaran atau proses politik.

Model Baumol membagi ekonomi menjadi dua sektor, yaitu

sektor progresif dan non-progresif. Sektor progresif dikarakteristikkan

dengan peningkatan kumulatif produktivitas per jam kerja, yang

timbul dari skala ekonomi dan perubahan teknologi. Dalam sektor

non-progresif, produktivitas tenaga kerja meningkat lebih lambat

daripada sektor progresif. Hasil Baumol tergantung pada perbedaan

produktivitas antara dua sektor. Tapi tidak berarti bahwa peningkatan

produktivitas dalam sektor non-progresif selalu nol.

Adanya perbedaan produktivitas disebabkan oleh input

tenaga kerja dalam produksi barang sektor non-progresif. Pada

sektor progresif, tenaga kerja merupakan instrumen utama untuk

mencapai produk akhir. Sebaliknya pada sektor non-progresif, tenaga

kerja adalah produk akhir itu sendiri. Dalam kasus sektor progresif,

model dapat disubtitusikan untuk tenaga kerja tanpa mempengaruhi

sifat produk. Dalam sektor non-progresif, jasa tenaga kerja termasuk

bagian produk yang di konsumsi, mengurangi tenaga kerja akan

mengubah produk yang dihasilkan.

Sektor non-progresif meliputi industri jasa seperti layanan

pemerintah, restoran, industri kerajinan dan kesenian, karena jasa

bersifat padat karya dalam produksinya. Peningkatan produktivitas

dimungkinkan dalam layanan ini. Misalnya perubahan teknologi akan

meningkatkan efisiensi, kualitas dan produktivitas penyediaan

layanan publik.

Dalam sektor progresif, diasumsikan bahwa peningkatan

produktivitas tenaga kerja sama dengan peningkatan tingkat upah per

jam. Sehingga biaya satuan sektor progresif akan terus konstan dari

waktu ke waktu.

Hipotesa Baumol tentang pertumbuhan produktivitas yang

tidak seimbang untuk menjelaskan penambahan sektor publik dapat

dinyatakan sebagai berikut. Pertama, jika rasio output sektor publik

(33)

tenaga kerja harus dialihkan dari sektor swasta ke sektor publik.

Kedua, bahwa pengeluaran penuh sektor publik yang lebih banyak

digunakan pada upah dan gaji akan naik lebih cepat daripada

pengeluaran sektor swasta.

Sumber:http://www.tutorsonnet.com/homework_help/macro_economics/pr

icing_exercises_and_policies/sales_optimisation_model_under_oligopoly_firm_a

ssignment_help_online_tutoring.htm

Pengertian TR ( total revenue ) dan TC ( total cost ) adalah

pendapatan agregat dan biaya agregat. Sesuai dengan penjelasan dalam

ilmu ekonomi, keuntungan agregat yaitu selisih positif antara pendapatan

agregat (TR) dengan biaya agregat (TC) pada tingkat produktivitas yang

beragam, sehingga nantinya kurva keuntungan agregat akan terlihat

berbeda tidak sejajar dengan kurva TR maupun TC pada tingkat

produktivitas yang beragam.kemudian TR dan TC tidak akan sejajar

karena setiap tingkat produktivitas mengakibatkan perubahan dalam TR

dan TC.

Jika seandainya industri menginginkan untuk mengoptimalkan

penjualannya maka akan membuat produktivitas pada PW sebab pada

(34)

PW sudah mencapai keuntungan yang minimum tetapi tingkat yang lebih

besar adalah OR yang membutuhkan produktivitas yang besar.

Pendapatan penjualan optimasi OC lebih besar dari produktivitas

keuntungan optimasi OR.

OP menunjukkan keuntungan agregat minimum kemudian PX

adalah garis keuntungan minimum. Pada titik E bisa dikatakan sebagai

hasil yang mungkin untuk mencapai optimal produktivitasnya karena garis

PX memotong TP. Pada tingkat produktivitas OS, industri akan mencapai

atau memiliki pendapatan agregat yang tinggi yaitu SA1 tetapi kurang dari

pendapatan agregat yang maksimum yaitu titik SA2. Perlu dicatat bahwa

untuk dapat memperoleh keuntungan minimum OP setidaknya garis PX

harus berpotongan dengan kurva TP.

7.4 Efek Ratchet

Model efek ratchet mengembangkan interaksi politik dengan

arah yang berbeda. Mereka menganggap bahwa kebijakan

pemerintah merupakan penghabisan dana negara. Sebaliknya,

asumsi bahwa masyarakat tidak mau untuk membayar pajak.

Pendapatan negara yang tinggi berasal dari pajak, sehingga

sebagian masyarakat menolak untuk membayar pajak karena mereka

tidak mendapatkan manfaat dari pengeluaran mereka.

Model ratchet berpendapat bahwa pajak memungkinkan

pemerintah untuk meningkatkan pengeluaran dengan persetujuan

dari para pembayar pajak untuk memenuhi kebutuhan belanja

negara.

Aspek terakhir dari pendapat ini adalah tingkat pengeluaran

tidak akan kembali ke tingkat semula setelah masa penolakan pajak.

Beberapa alasan dalam penarikan pajak oleh pemerintah. Pertama,

pembayar pajak bisa menjadi terbiasa dengan tingginya tingkat

pengeluaran dan melihat ini sebagai kewajiban. Kedua, hutang yang

dapat timbul selama periode penolakan pajak harus segera

dibayarkan, sehingga membutuhkan pendanaan. Ketiga, janji yang

dibuat pemerintah kepada wajib pajak selama periode penolakan

harus dipenuhi.

Prediksi model efek ratchet adalah pengeluaran akan tetap

(35)

peristiwa eksternal. Ketika peristiwa tersebut terjadi ini akan

(36)

VIII. KESIMPULAN

Pada pembahasan ini telah dijelaskan tentang beberapa teori sektor

publik. Setiap penjelasannya memiliki poin - poin yang mencakup di dalam

teori sektor publik namun tidak ada yang meyakinkan sama sekali. Hal

tersebut dapat dikatakan adil bahwa teori sektor publik memberikan

sebagian pengetahuan dan memiliki beberapa bagian dari kebenaran.

Beberapa cerita gambaran yang dijelaskan bersama suatu komponen yang

penuh, termasuk dampak atau efek roda bergerigi, efek pendapatan,

proses politik, teknologi produksi dan birokrasi, akan lebih banyak yang

berlaku dalam kehidupan masyarakat pada khususnya.

Model birokrasi adalah model yang terutama menarik sekali sejak

model tersebut menunjukkan bagaimana analisis ekonomi dapat

diaplikasikan untuk apa yang ditunjukkan oleh masalah non-perekonomian.

Dalam mengaplikasikan hal tersebut, perekonomian menghasilkan

kesimpulan menarik yang mana para pelaku ekonomi memiliki kesangsian

terhadap efisiensi pemerintah. Hal tersebut mengilustrasikan bagaimana

metode pertimbangan perekonomian dapat diaplikasikan untuk memahami

pengeluaran dari pandangan pertama sebuah masalah non-perekonomian.

Pertanyaan yang selalu nampak dari pemerintah yang telah

berkembang terlalu besar itu sulit untuk dijawab. Alasannya adalah bahwa

pemerintah itu yang melengkapi pasar dan juga saingan dari pasar itu

sendiri. Sebagai induk pertama, pemerintah bersaing dengan banyak bisnis

yang kelihatannya untuk menggaji orang - orang yang memiliki

kemampuan atau berbakat. Kemungkinannya bahwa yang terbaik dan

yang paling cerdas menjadi pegawai negeri sipil dan politisi publik,

sedangkan hal tersebut lebih baik daripada seorang pengusaha, yang

dianggap oleh banyak orang sangat berharga di mata masyarakat karena

mereka terlihat sebagai penyedia kemampuan mereka untuk memperoleh

kekayaan dari hal lain dari pada menciptakan sesuatu. Ketika masyarakat

membayar pajak, mereka mempunyai sedikit uang untuk dikeluarkan pada

barang dan jasa lain yang disediakan oleh pasar. Demikian juga ketika

pemerintah meminjam uang, pemerintah bersaing dengan perusahaan -

perusahaan yang kelihatannya sedang meningkatkan modalnya. Di

beberapa sektor seperti perawatan kesehatan dan pendidikan, pelayanan

(37)

yang sama, pemerintah juga menyediakan pelengkap yang dapat

digunakan secara penuh kepada setiap aktivitas bisnis dengan

menyediakan infrastruktur utama dan peraturan sipil. Setiap bisnis

tergantung pada tujuan pemerintah seperti perlindungan jiwa dan properti,

sebuah jaringan transportasi, pengadilan sipil, mata uang yang stabil, dan

sebagainya. Tanpa hal - hal tersebut, masyarakat tidak dapat menjalankan

bisnisnya. Akhirnya apakah sebuah aktivitas yang termasuk dalam sektor

publik atau sektor privat merupakan aktivitas yang ditentukan sendiri.

Seperti dalam arsitektur, fungsinya memberi kesan pada bentuknya.

Misalnya, pada pendidikan di mana tujuannya bermacam - macam (melek

huruf, kemampuan kejuruan, kewarganegaraan, persamaan hak dalam

kesempatan, persiapan untuk hidup) dan tidak dapat diukur secara tepat

sekali dan beberapa pelaku ekonomi termasuk orang tua, pekerja, siswa,

guru, pembayar pajak, kemungkinan dapat bersaing dalam hal

kesukaannya. Hal tersebut tidak jelas bahwa pasar dengan fokus pikiran

tunggal dapat mengatasi secara cukup dengan semua aspek tersebut, dan

resiko pasar yang dapat membuat berat sebelah sebuah aktivitas ke arah

dimensi yang perkaranya lebih untuk pembuatan laba. Contohnya,

mengajarkan berbagai kemampuan kepada banyak siswa mungkin

bertentangan dengan mengajarkan hal yang sama kepada paling sedikit

satu siswa. Di Amerika program voucher sedang menciptakan lebih banyak

kompetisi dari skolah swasta tetapi untuk mayoritas populasi, sekolah

negeri umum meninggalkan penyuplai monopoli. Hasil bersih dari

perubahan pasar dapat dengan baik mengganggu masyarakat secara

keseluruhan. Singkatnya, Hal tersebut berpotensi terhadap pemerintah

untuk melangkah atau mengambil tindakan ketika pasar mengalami

(38)

IX. STUDI KASUS

Jawa Pos, Senin 07 Mei 2012

Swadaya Tambal Jalan Berlubang

TRENGGALEK - Ribuan warga Munjungan bergotong-royong memperbaiki jalan utama Munjungan – Kampak kemarin (6/5).

Kegiatan tersebut dilakukan warga secara swadaya. Seluruh elemen

masyarakat ambil bagian dalam kegiatan itu. Diantaranya, sopir,

anggota TNI, polisi, PNS, dan anggota gerakan pemuda.

Sekitar pukul 08.00 mereka berada di jalan yang hendak

diperbaiki. Jalan ditambah dengan semen. Kegiatan tersebut

dilakukan di jalan Desa Besuki. Ada enam titik yang diperbaiki. Setiap

titik berada di tanjakan atau tikungan tajam.

Bukari, 43, koordinator kegiatan tersebut, menyatakan bahwa

tidak ada paksaan dalam kegiatan itu. Dana, material, dan tenaga

berasal dari swadaya warga Munjungan. “ tujuan kami adalah

memperbaiki jalan. Semuanya dilakukan atas kemauan warga

Munjungan.”

Bukari menerangakan, kegiatan tersebut merupakan yang kedua.

Kegiatan pertama dilakukan minggu lalu dengan tiga titik yang

berbeda. “Pertama, jalan berlubang ditutup dengan batu. Kemudian,

campuran semen, pasir, dan coral digunakan sebagai penutupnya.

Untuk sementara, separuh jalan dulu ditambal. Setelah itu kering,

dilanjutkan separuh jalan sisanya sehingga jalan masih bisa dilewati

kendaraan,” jelasnya.

Sukadji menuturkan, karena jalan rusak, waktu tempuh

Trenggalek – Kampak – Munjungan menjadi lebih lama. Jika jalan

bagus, jarak Trenggalek – Munjungan bisa ditempuh dalam 1 – 1,5

jam. “ selama oni waktu tempuhnya dua jam dan kadang lebih.

Bahkan ada ibu yang melahirkan di jalan lantaran terlambat dibawa ke

RSUD,” katanya.

Sukadji berharap, Pemkab Trenggalek segera merealisasikan

(39)

ANALISA KASUS

Telah dibicarakan bahwasannya pemerintah harus campur tangan

dalam perekonomian untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber ekonomi

karena sistem pasar tidak dapat melaksanakan alokasi sumber-sumber

ekonomi secara efisien. Bentuk campur tangan pemerintah ialah barang

publik. Barang publik dihasilkan untuk menunjang pertumbuhan dalam

perekonomian, seperti jalan, keamanan, kesehatan, dan sebagainya.

Artinya, pemerintah menghasilkan barang publik untuk menunjang

kenyamanan masyarakat untuk berkembang.

Tapi nyatanya hal ini menyimpang dari pernyataan diatas. Melihat

berita yang telah terjadi pada warga Munjungan, Trenggalek, respon

pemerintah terhadap barang publik yang rusak sangatlah terlambat.

Padahal jalan tersebut selalu menjadi lalu lalang masyarakat sekitar.

Justru keterlambatan tersebut masyarakat sekitar beserta TNI, Polisi, dan

PNS secara inisiatif memperbaiki jalan tersebut dengan iuran mayarakat

sekitar. Bila dipandang secara mendalam hingga sampai masyarakat

Munjungan memperbaiki jalan rusak tersebut dengan iuran sendiri tanpa

ada campur tangan dari pemerintah dapat dipastikan masyarakat sangat

membutuhkan jalan tersebut rapi dan tidak berlubang dan dapat

diperkirakan pula manfaat jalan di Munjungan berperan besar dalam

perekonomian maupun sosial.

Jelas ini semua merupakan hal yang kurang di dalam model

pembangunan ekonomi. Pada model pembangunan yaitu tahap awal

perkembangan, pemerintah menyediakan prasarana seperti pendidikan,

kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya. Kemudian, pada tahap

menengah dikarenakan peran sektor swasta sudah semakin besar

sehingga memerlukan barang publik yang berkualitas, contohnya jalan.

Jalan di daerah Munjungan yang rusak mengakibatkan eksternalitas.

Eksternalitas tersebut diakibatkan jalan di daerah Munjungan tersebut

sering terjadi longsor dan dilalui oleh kendaraan berat dan aspalnya tidak

kuat menahan beban berat sehingga jalan tersebut retak hingga berlubang.

Lubang inilah yang mengganggu kenyamanan bagi masyarakat sekitar.

Permasalahannya ialah pemerintah belum mampu menyelesaikan tahap

menengah tetapi langsung meloncat menuju tahap akhir pembangunan.

(40)

dan mengurangi akibat negatif dari eksternalitas. Contohnya jalan di

daerah Munjungan tersebut. Perbaikan barang publik yang rusak dinilai

sangatlah lama hingga menganggu kenyamanan masyarakat pengguna

jalan tersebut.

Berdasarkan dengan teori hukum Wagner bahwasannya apabila

pendapatan masyarakat meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah

juga meningkat. Dengan menggunakan analisa berikut berarti jika

pemerintah ingin GNP naik maka pemerintah harus mampu menciptakan

barang publik yang berkualitas untuk menunjang kenyamanan dalam

perekonomian. Intinya, pemerintah harus cepat dalam merespon

kerusakan jalan di daerah Munjungan agar aktivitas kegiatan

(41)

X. PERTANYAAN

1. Konsumsi yang menunjukkan bahwa konsumsi satu orang tidak

mengurangi kegunaan barang dari orang lain adalah ... .

a. Non-excludability

b. Non-rivalry

c. Excludability

d. Rivalry

2. Di bawah ini merupakan ciri-ciri dari pasar oligopoli, kecuali ... .

a. Produk yang dijual bersifat homogen

b. Adanya sifat saling ketergantungan

c. Terdapat banyak penjual dan pembeli

d. Penggunaan iklan yang intensif

3. Masalah kegagalan informasi pada perusahaan asuransi di mana

mereka tidak dapat membedakan antara konsumen berisiko tinggi

dan yang berisiko rendah menurut informasi yang mereka peroleh

adalah ... .

a. Moral hazard

b. Insider tranding

c. Adverse selection

d. Informasi yang terbatas

4. Bila pendapatan per kapita meningkat, pengeluaran pemerintah pun

akan meningkat, merupakan asumsi dari hukum ... .

a. Wegner`s law

b. Baumol`s law

c. Rostow & Musgrave

d. Peacock & Wisemann

5. Model ini membangun interaksi politik dengan arah yang berbeda.

Mereka berasumsi jika pilihan pemerintah adalah menghabiskan

uang. Tetapi di sisi lain publik tidak mau membayar pajak, padahal

pengeluaran yang tinggi didapat dari pajak. Asumsi tersebut

merupakan model dari ... .

a. Wegnes`s law

b. Baumol`s law

c. A political model

(42)

6. Salah satu kelemahan dari hipotesisnya adalah tidak

mempertimbangkan aspek permintaan, penawaran, ataupun proses

politik. Merupakan hipotesis dari ... . (Baumo`s law).

7. Perkembangan ekonomi menyebabkan pungutan pajak yang

semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah dan

meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran

pemerintah juga meningkat ... . (Peacock and Wisemann).

8. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis kegagalan informasi!

(43)

I. KATA KUNCI

1. Non – rivalry (tidak bersaing) adalah konsumsi seorang individu yang

menunjukkan bahwa konsumsi satu orang tidak mengurangi

kegunaan barang dari orang lain.

2. Non – excludability (tidak dikecualikan) adalah barang publik yang

tersedia dimasyarakat disediakan oleh pemerintah, rumah tangga

tidak dapat dikecualikan untuk mengkonsumsi, kecuali dengan biaya

terbatas.

3. Oligopoli adalah struktur pasar yang ditandai dengan adanya

beberapa perusahaan.

4. Moral hazard adalah masalah yang diciptakan oleh informasi

asimetris yang terjadi setelah transaksi terjadi . Moral hazard terjadi

saat satu pihak terisolasi dari resiko, maka ia dapat bertindak

berbeda dengan yang seharusnya jika ia terancam mendapatkan

resiko sepenuhnya.

5. Adverse selection adalah masalah yang ditimbulkan oleh informasi

asimetris sebelum transaksi terjadi.

6. Efek pengalihan adalah adanya suatu gangguan sosial yang

menyebabkan suatu aktivitas swasta dialihkan pada aktivitas

pemerintah.

7. Efek inspeksi adalah aktivitas pemerintah yang terlihat setelah

terjadinya perang.

8. Concentration effect adalah gangguan sosial yang menyebabkan

terjadinya konsentrasi kegiatan ke tangan pemerintah dan sebagian

kegiatan ekonomi yang tadinya dilaksanakan oleh pihak swasta.

9. Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah

variabel dengan perubahan variable lainnya.

10. Birokrat adalah anggota dari suatu birokrasi yang menjalan

tugas-tugas administrasi dari sebuah organisasi yang seringkali merupakan

cerminan atas kebijakan organisasinya.

11. Patronase adalah dukungan, pemberdayaan, pemberian, dan sering

berupa bantuan finansial yang diberikan oleh sebuah organisasi

kepada organisasi lain atau orang lain.

12. Kosolidasi adalah peleburan dua perusahaan atau lebih menjadi satu

Gambar

Tabel RINGKASAN APBN DAN RAPBN-P 2012

Referensi

Dokumen terkait

Mursalat Kulap. Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Indonesia Masa Pergerakan Nasional Melalui Penulisan Buku Nani Wartabone dalam Pergerakan Nasional di Gorontalo untuk

(8) Fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang

memperhatikan penjelasan guru tentang bagian-bagian dari alat musik melodis pianika; siswa bersama-sama mempersiapkan alat musik melodis dilanjutkan tanya jawab tentang

Sementara itu jajaran pimpinan yang lain juga tampak gagah dan anggun dengan kostum baju daerah, diantaranya Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Dr Drajat

Berdasarkan hasil validasi ketiga validator tersebut, booklet yang berisi informasi keanekaragaman tumbuhan paku ( Pteridophyta ) di kawasan Air Terjun Kapas Biru

dengan responden dan lokasi yang berbeda sehingga dapat diketahui juga pengaruh pengetahuan, penyuluhan, ketersediaan obat, PMO, dan efek samping OAT terhadap ketaatan pasien

Berdasarkan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah, tata cara evaluasi rancangan peraturan

Konsep dasar pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah