• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD Gugus Gunandar Kabupaten Blor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD Gugus Gunandar Kabupaten Blor"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Kajian Teori

2.1.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning

2.1.1.1Hakikat Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model Pembelajaran Problem Based Learning melibatkan siswa memecahkan masalah dengan menggabungkan konsep dan pengetahuan. Menurut Hosnan (2014: 295) Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah autentik sehingga siswa bisa merangkai pengetahuan, dan mengembangkan keterampilannya sendiri. Menurut Wardani (2010: 27) pembelajaran berbasis masalah menyajikan masalah autentik dan bermakna sehingga siswa dapat melakukan penyelidikan dan menemukan sendiri. Komalasari (2010:58-59) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah menggunakan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari adalah cara membuat siswa berpikir kritis, mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah dan mendapatkan pengetahuan dari mata pelajaran.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebuah model yang diawali dengan pemberian masalah dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dilatih memecahkan masalah dengan menemukan sendiri solusinya.

2.1.1.2Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran Problem Based Learning memiliki karakteristik dasar yaitu adanya masalah, siswa memperdalam pengetahuan untuk memecahkan masalah. Masalah sebagai fokus pembelajaran diselesaikan siswa melalui kerja kelompok. Menurut Tan dan Amir (2010:22) karakteristik model pembelajaran

(2)

kecil; mendemonstrasikan hasil pemecahan masalah. Arends dalam Trianto tr(2014: 42) mengemukakan karakteristik Problem Based Learning: masalah sebagai perangsang; masalah dipilih karena solusinya menuntut siswa untuk menggali banyak subyek; menjelaskan dan mempresentasikan solusi; kolaborasi antar siswa secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.

Dari beberapa pendapat ahli disimpulkan karakteristik model pembelajaran

Problem Based Learning yaitu: masalah adalah perangsang awal untuk memulai proses pembelajaran; masalah yang digunakan berkaitanan dengan dunia nyata; mengutamakan belajar mandiri sehingga siswa membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar; belajar dalam kelompok kecil dan memanfaatkan sumber belajar yang bervariasi; pembelajaran komunikatif, kolaboratif, dan kooperatif.

2.1.1.3Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning

Menurut Hosnan (2014: 301) sintaks model pembelajaran Problem Based Learning yaitu: “orientasi siswa pada masalah; mengorganisasi siswa untuk belajar; penyelidikan individual dan kelompok; mengembangkan dan menyajikan solusi; menganalisis dan mengevaluasi solusi”. Amir (2010: 24-25) mengemukakan sintaks model pembelajaran Problem Based Learning yaitu: “mengklarifikasi masalah dan konsep; merumuskan masalah; menganalisis masalah; menata gagasan secara sistematis; menentukan tujuan pembelajaran; mencari informasi; menguji informasi baru”. Warsono dan Hariyanto (2013: 149) mengemukakan sintaks pembelajaran berbasis masalah yaitu :“Identifikasi suatu masalah; mengaitkan masalah dengan dunia siswa; mengorganisasikan pokok bahasan pada masalah; mendefinisikan pengalaman belajar dalam perencanaan penyelesaian masalah; kolaborasi dengan pembentukan kelompok ; mendemonstrasikan hasil pembelajaran”.

(3)

Tabel 1

Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning

Sintaks/langkah-langkah Penjelasan

1) Merumuskan masalah. Guru menyampaikan tugas / permasalahan, guru menjelaskan informasi / data yang dibutuhkan untuk penyelesaian masalah, guru memberikan motivasi kepada siswa agar bersikap positif dan aktif dalam kegiatan pembelajaran

2) Mengorganisasikan siswa untuk kegiatan belajar.

Guru mengelompokkan siswa secara heterogen, guru memberikan lembar permasalahan kepada setiap kelompok, setiap kelompok dibimbing melakukan diskusi untuk menentukan langkah-langkah penyelesaian masalah.

3) Membimbing

penyelidikan individu atau kelompok untuk pemecahan masalah.

Siswa dibimbing guru untuk mencari informasi / data dari berbagai sumber, guru meminta siswa mengumpulkan informasi / data yang telah dicari pada kelompoknya masing-masing, siswa dibimbing untuk menyelesaikan masalah yang telah ditentukan dengan informasi / data yang

Guru membimbing setiap kelopok membuat laporan berdasarkan lembar permasalahan dengan informasi / data yang telah dimiliki, guru memilih kelompok secara acak untuk mempresentasikan laporan hasil diskusi kelompok masing-masing

5) Melakukan analisis dan penilaian hasil pemecahan masalah.

Guru meminta kelompok yang tidak sedang melakukan presentasi untuk memberikan tanggapan, guru bersama siswa membahas hasil diskusi setiap kelompok, guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang kurang jelas, guru memberikan apresiasi terhadap hasil presetnasi dari masing-masing kelompok.

2.1.2 Model Pembelajaran Project Based Learning

2.1.2.1Hakikat Model Pembelajaran Project Based Learning

(4)

kegiatan belajar hanya berorientasi pada tahap penguasaan materi saja, sehingga pemikiran siswa bertahan pada jangka pendek dan tidak memiliki kemampuan memecahkan masalah. Salah satu pembelajaran yang dapat memberikan perubahan adalah Project Based Learning. Menurut Berenfeld dalam Trianto (2014:43) pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang berfokus pada kreativitas, pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa. Menurut Gaer dalam Wena (2013 :145) model pembelajaran Project Based Learning adalah pembelajaran yang menjadikan kegiatan siswa menjadi pengalaman menarik dan bermakna. Project based learning menurut Hosnan (2014: 321) adalah pembelajaran yang menekankan pada aktivitas memecahkan masalah dengan ketrampilan pembuatan karya dan memecahkan masalah.

Berdasarkan pendapat para ahli disimpulkan model pembelajaran Project Based Learning merupakan kegiatan pembelajaran pembuatan proyek dengan mengutamakan pengalaman memecahkan masalah dan meningkatkan kreativitas.

2.1.2.2Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning

Menurut Hosnan (2014: 321) model pembelajaran Project Based Learning memiliki karakteristik: mengambil keputusan sendiri; merancang proses dalam mencari solusi; berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, serta berkomunikasi; bertanggung jawab mencari dan mengelola informasi yang dikumpulkan; evaluasi secara terus-menerus selama proyek berlangsung; merefleksikan proses maupun hasil; produk akhir dipresentasikan dan dievaluasi.

Buck Institute For Education (BIE) dalam Trianto (2014:49) mengemukakan karakteristik pembelajaran proyek: berfokus pada ide dan gagasan siswa, topik relevan dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari; mendorong kemandirian siswa mengelola tugas/waktu belajar; siswa mampu membuat strategi; mengembangkan kecakapan belajar untuk memecahkan masalah. Menurut Kosasih (2013: 97) model pembelajaran Project Based Learning

(5)

siswa melakukan kegiatan secara kolaboratif/perseorangan dengan memanfaatkan pengalaman dan materi pelajaran; penilaian produk.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan karakteristik pembelajaran berbasis proyek: kegiatan atau karya; ide-ide untuk membuat karya, belajar mandiri dan bekerja sama dalam kelompok untuk membuat produk dengan memanfaatkan pengalaman dan materi pelajaran. Produk yang dihasilkan mencakup aspek kognitif, prikomotor dan afektif.

2.1.2.3Sintaks Model Pembelajaran Project Based Learning

Sintaks model pembelajaran Project Based Learning menurut Sani ( 2013: 226-227):

“Menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang harus dimiliki siswa dan materi ajar yang harus dikuasai; membentuk kelompok dan mengidentifikasi permasalahan terkait tujuan pembelajaran/materi pembelajaran; membuat rancangan karya untuk menjawab pertanyaan; mengerjakan proyek dan memahami konsep terkait materi ajar; menampilkan proyek yang telah dibuat.”

Sintaks model pembelajaran Project Based Learning menurut Warsono dan Hariyanto (2013: 158) “timbulnya masalah dari siswa; memunculkan proyek sebagai alternatif pemecahan masalah; pembelajaran kolaboratif / kooperatif untuk menyelesaikan proyek; hasil pemikiran siswa berupa suatu karya.”

Sintaks model pembelajaran Project Based Learning menurut Trianto (2014: 52-53): “penentuan pertanyaan mendasar; mendesain perencanaan proyek; menyusun jadwal; menguji hasil; mengevaluasi pengalaman.” Dalam penelitian ini menggunakan sintaks berikut :

Tabel 2

Sintaks Model Pembelajaran Project Based Learning

Sintaks/langkah-langkah Penjelasan

1) Menentukan proyek yang akan dikerjakan

Guru menyampaikan proyek yang akan dikerjakan, guru menjelaskan informasi/data yang diperlukan untuk menyelesaikan pembuatan proyek, guru memberikan motivasi kepada siswa agar bersikap positif dan aktif dalam pembelajaran.

(6)

kegiatan dalam penyelesaian proyek

heterogen, guru memberikan lembar tugas berkaitan dengan pembuatan mading kepada setiap kelompok, setiap kelompok diminta berdiskusi mengenai langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam penyelesaian proyek.

3) Menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek

Guru membimbing siswa menyusun dan menyesuaikan jadwal penyelesaian proyek sesuai alokasi waktu pelajaran.

4) Menyelesaikan proyek sesuai rencana dan jadwal bimbingan dan pengawasan guru

Guru membimbing siswa secara berkelompok untuk melakukan kegiatan penyelesaian tugas sesuai langkah-langkah dan rencana yang telah ditentukan sebelumnya, siswa diberi kesempatan siswa mencari informasi / data yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek, siswa mengumpulkan informasi / data yang dicari pada kelompoknya masing-masing, Guru membimbing setiap kelompok untuk menyelesaikan proyek pembuatan mading berdasarkan lembar tugas dengan informasi/data serta bahan yang telah dimiliki oleh masing-masing kelompok. 5) Menyusun dan

melakukan presentasi hasil penyelesaian proyek

Guru membimbing setiap kelompok untuk menyusun dan mempersiapkan hasil majalah dinding, guru memilih kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil pembuatan majalah dinding.

6) Melakukan evaluasi pengalaman belajar dan hasil penyelesaian proyek

(7)

2.1.3 Hasil Belajar Matematika

2.1.3.1Pembelajaran Matematika

Matematika menurut Susanto (2013:183) merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol. Ruseffendi dalam Heruman (2013: 1) mengemukakan matematika merupakan bahasa simbol, ilmu dengan pola teratur dan terstruktur.

Menurut Ali Hamzah dan Muhlisrarini (2014: 49) matematika adalah ilmu logika mengenai bentuk, susunan besaran, dan konsep-konsep hubungan lain.

Dari pendapat beberapa ahli, disimpulkan matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berisi simbol-simbol dan menuntut siswa berfikir secara logis menyelesaikan masalah berkaitan dengan bilangan.

2.1.3.2Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar adalah ukuran untuk mengetahui penguasaan materi yang sudah diajarkan. Indikator untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dengan melakukan pengukuran hasil belajar.

Hasil belajar menurut Susanto (2013: 5) adalah perubahan yang terjadi pada siswa, dalam aspek kognitif, afektif,dan psikomotor. Perubahan diperoleh selama siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar menurut Purwanto (2008 :54) perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan pendidikan. Perubahan terjadi pada siswa dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil belajar menurut Gagne dalam Suprihatiningrum (2013: 37) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa dari belajar. Hasil belajar menurut Supratiknya (2012: 5) merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa.

(8)

2.1.3.3Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Susanto (2013:15-18): 1) kecerdasan yaitu kemampuan siswa berfikir yang mempengaruhi cepat dan lambatnya memecahkan masalah. Alfared Binnet dalam Susanto (2013: 15) membagi kecerdasan dalam 3 aspek kemampuan, yaitu: (a) kemampuan yang digunakan untuk memusatkan pada masalah yang akan diselesaikan; (b) kemampuan untuk menyesuikan diri pada masalah yang dihadapi; (c) kemampuan untuk mengkritik terhadap dirinya sendiri dan masalah yang sedang dihadapi; 2) Kesiapan atau kematangan yaitu tingkat perkembangan siswa. Tingkat kematangan siswa berkaitan dengan minat belajar, jika tingkat kematangan tinggi maka minat juga akan bertambah; 3) Bakat, menurut Susanto (2013:16) bakat yaitu kemampuan untuk mencapai keberhasilan. 4) Kemauan belajar yaitu pendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar; 5) Minat yaitu keinginan yang tinggi terhadaap sesuatu. Jika siswa mempunyai minat belajar yang tinggi maka siswa akan memberikan perhatiannya terhadap apa yang sedang dipelajari; 6) model penyajian materi pelajaran, model yang digunakan dalam pembelajaran harus menarik, sehingga siswa tidak akan mudah bosan; 7) Pribadi dan sikap guru, guru harus selalu memberikan contoh yang baik. Jika kepribadian dan sikap guru aktif dan kreatif, maka siswa akan menirukan; 8) Suasana pengajaran, pembelajaran menyenangkan dan menumbuhkan suasana aktif dapat memberikan nilai lebih dalam pembelajaran; 9) Kompetensi guru, kemampuan guru merupakan kunci untuk mendorong siswa meningkatkan hasil belajarnya; 10) Masyarakat, kepribadian siswa juga dipengaruhi oleh masyarakat disekitarnya.

(9)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dari siswa meliputi kecerdasan siswa, minat dan bakat siswa, motivasi belajar, dan kondisi fisik serta kesehatan siswa, dan faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2.1.3.4Aspek-Aspek Hasil Belajar

Sudijono (2008: 49) membagi hasil belajar menjadi 3 ranah, yaitu: ranah kognitif mencakup kegiatan mental (otak) dengan 6 jenjang proses berpikir yaitu pengetahuan hafalan/ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai, dengan 5 jenjang yaitu penerimaan, penanggapan, penghargaan, pengorganisasian, dan penjatidirian. Ranah psikomotor yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar.

Menurut Hamalik (2003:160) aspek hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Susanto (2013: 6) aspek hasil belajar meliputi pemahaman konsep (kognitif), keterampilan proses (psikomotorik), dan sikap siswa (afektif). Cakupan kemampuan hasil belajar menurut Suprijono (2011: 6): Domain kognitif yaitu hasil belajar meliputi daya ingat, pemahaman, menentukan hubungan, merencanakan, dan menilai. Domain afektif berhubungan dengan sikap siswa dalam menerima, dan memberikan respon. Domain psikomotorik mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, dan intelektual.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli disimpulkan aspek hasil belajar yaitu mencakup 3 ranah: ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik.

2.1.3.5Pengukuran Hasil Belajar

Hasil belajar aspek kognitif diukur dengan teknik tes, aspek sikap dan psikomotor diukur dengan teknik non tes.

(10)

Menurut Purwati, dkk (2008:1-5) tes adalah tugas yang harus dikerjakan / sejumlah pertanyaan yang harus dijawab untuk mengukur pemahaman terhadap materi dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Menurut Purwanti, dkk (2008: 4-5) tes berdasarkan bentuk jawabannya: a) Tes esai yaitu mengemukakan jawaban dalam bentuk tulisan berupa gagasan apa yang telah dipelajari; b) Tes jawaban pendek yaitu memberikan jawaban pendek, dalam bentuk rangkaian kata-kata lepas maupun angka-angka; c) Tes objektif / pilihan ganda yaitu keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes telah tersedia.

Teknik non tes digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. Ada beberapa macam teknik non tes menurut Purwanti (2008: 3-19 ): a) Observasi berkaitan dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar; b) Wawancara adalah cara memperoleh informasi lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek kepribadian; c) Angket merupakan teknik memperoleh informasi berupa data deskriptif; d) Analisa sampel hasilnya berupa informasi mengenai kesalahan/jawaban benar; e) Analisis tugas digunakan untuk menentukan komponen utama dari tugas; f) Checklists dilakukan untuk mengumpulkan informasi dalam bentuk semi terstruktur, yang sulit dilakukan dengan teknik lain dan data yang dihasilkan bisa kuantitatif ataupun kualitatif, tergantung format yang dipergunakan; g) Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya siswa untuk mengetahui minat dan prestasi siswa; h) Komposisi dan presentasi, siswa menulis dan menyajikan karyanya; i) Proyek Individu dan kelompok.

Pada penelitian ini, tes pilihan ganda dinilai tepat digunakan karena dapat mengukur hasil belajar kognitif pada tingkatan sederhana yaitu ingatan, pemahaman dan penerapan.

2.2Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Safitri Ngatiatun, Riyadi, dan Usada (2013) menunjukkan nilai t hitung (2,536) > t tabel

(0,680), ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Simpulan penelitian adalah

(11)

pembelajaran Problem Based Learning lebih baik dari pada menggunakan model pembelajaran konvensional.

Penelitian yang dilakukan oleh Kd. Inten Nathalia, dkk (2015) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional, yang ditunjukkan oleh hasil uji F(A) hitung = 7,13 > Ftabel (α=0,05). Hasil penelitian disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari kemampuan penalaran operasional konkret siswa kelas IV SD Gugus III Kabupaten Klungkung

Penelitian yang dilakukan oleh Pradnyana, P.B., Marhaeni, A.A.I.N., Candiasa, I Made (2013) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dilihat dari (F = 15,438 dan Sig.= 0,000; p < 0,05).

2.3Kerangka Pikir

Kerangka pikir disusun berdasarkan variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu model pembelajaran problem based learning, model pembelajaran

project based learning dan hasil belajar matematika.

Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dituntut dapat memecahkan masalah dengan menemukan sendiri solusinya.

Sedangkan model pembelajaran Project Based Learning merupakan pembelajaran yang menghasilkan sebuah proyek dengan mengutamakan pengalaman dalam memecahkan masalah yang sesuai dengan keadaan lingkungan untuk meningkatkan kreativitas siswa.

(12)

Kelas

Kontrol

Kelompok

kontrol

diberikan

treatment

menggunakan

model

pembelajaran

Problem

Based

Learning

Kelas

Eksperimen

Pretest KD Menjelaskan dan menentukan keliling dan luas persegi, persegi panjang dan segitiga serta hubungan pangkat dua dengan akar pangkat dua.

Soal

Posttest

KD Menyelesaikan

masalah berkaitan dengan keliling

dan luas persegi, persegi panjang,

dan segitiga termasuk melibatkan

pangkat dua dengan akar pangkat

Kempuan

awal kedua

kelompok

Uji beda rata-rata hasil

posttest

apakah ada perbedaan yang

signifikansi antara penggunaan model pembelajaran

Problem Based Learning

dan

Project Based Learning

ditinjau dari hasil belajar Matematika kelas 4 SDNegeri

Kedungjenar

Kelompok eksperimen

diberikan

treatment

menggunakan

model

pembelajaran

Project

Based Learning

Gambar 1 Kerangka Pikir Model Pembelajaran

(13)

2.4Hipotesis Penelitian

Gambar

Tabel 1
Gambar 1 Kerangka Pikir Model Pembelajaran Problem Based Learning dan  Project Based Learning

Referensi

Dokumen terkait

yang belum atau tidak pernah. melakukan hubungan seksual

Drainase saluran terbuka biasanya mempunyai luasan yang cukup dan digunakan untuk mengalirkan air hujan atau air limbah yang tidak membahayakan kesehatan lingkungan dan tidak

This paper aims to report the results of a finite element study of the nonlinear behavior of in-plane and out-of- plane oval cross section toroidal shells under

Dengan demikian pendidikan ditujukan kepada upaya untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar dapat menjadi hamba Allah yang takwa.. Di antara

Sebagai konsewensi dari penerapan Peraturan Daerah tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak-hak Masyarakat Hukum Adat Dayak di Kabupaten Pulang Pisau, masyarakat hukum adat

Peningkatan Hb pada WUS belum menikah dalam penelitian ini juga lebih rendah dibandingkan dengan hasil peneliti lain pada WUS yang juga belum menikah namun tidak

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode Al- Tathbiq dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih tentang materi Thaharoh

Dari kedua tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan perkuatan dengan dinding geser ( shear wall ) dan concrete jacketing pada balok B1 diperoleh hasil