BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pedas dari berbagai lapisan masyarakat, beberapa media massapun ikut mengangkat berita-berita ini sampai ke permukaan.1
Asas Pacta Sunt Servanda, merupakan asas kepastian hukum sebagai
akibat perjanjian. Asas ini dapat disimpulkan dari Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata dinyatakan bahwa: “Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang” Selain itu pada asas ini juga dikatakan bahwa pihak lain (hakim atau pihak ketiga) harus menghormati dan tidak boleh mengintervensi substansi kontrak yang dibuat para pihak, sebagaimana layaknya sebuah
Meningkatnya sorotan masyarakat terhadap profesi kesehatan disebabkan oleh berbagai perubahan, antara lain adanya kemajuan bidang ilmu, perubahan karakteristik masyarakat tenaga kesehatan sebagai pemberi jasa, dan juga perubahan masyarakat pengguna jasa kesehatan yang lebih sadar akan hak-haknya. Bila perubahan tersebut tidak disertai dengan peningkatan komunikasi antara tenaga kesehatan sebagai pemberi jasa dan masyarakat sebagai penerima jasa kesehatan, hal tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman, ketidakpuasan dan konflik antara keduanya. Sorotan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan profesi tenaga kesehatan merupakan suatu kritik yang baik terhadap profesi kesehatan, agar para tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan profesi kesehatannya terhadap masyarakat. Profesi dokter menyadari bahwa kritik yang muncul tersebut hanya merupakan “puncak suatu gunung es” artinya masih banyak kritik yang tidak muncul ke permukaan karena keengganan pasien atau keluarganya untuk menyatakannya.
1
undang. Meski pun di dalam setiap perjanjian terdapat akibat hukum dari sahnya perjanjian, terdapat penyimpangan dari Ayat (2) Pasal 1338 KUHPer, karena adanya hak asasi dari pasien untuk menentukan diri sendiri (the right of self determination), sehingga dokter tidak mempunyai hak untuk memaksa pasien untuk dilakukan pelayanan kesehatan, meski pun dokter tahu kalau tidak dilakukan pelayanan kesehatan akan berakibat fatal bagi pasien. Hubungan hukum antara dokter dan pasien kebanyakan lahir karena perjanjian, hanya sedikit yang lahir karena UU.
Bisa juga karena pasien atau keluarganya menganggap apa yang dialaminya tersebut merupakan sesuatu yang wajar. Sorotan masyarakat terhadap profesi tenaga kesehatan merupakan satu pertanda bahwa pada saat ini sebagian masyarakat belum puas terhadap pelayanan dan pengabdian profesi tenaga kesehatan terhadap masyarakat pada umumnya dan pasien pada khususnya, sebagai pengguna jasa para tenaga kesehatan.
Kesehatan (selanjutnya disingkat UUK) dinyatakan bahwa, “Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh derajad kesehatan yang optimal.”
Dokter sebagai salah satu komponen utama pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting karena terkait langsung dengan pemberian pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan yang diberikan. Landasan utama bagi dokter untuk dapat melakukan tindakan medik terhadap orang lain adalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan kompetensi yang dimiliki, yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Pengetahuan yang dimilikinya harus terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.
Aspek hukum kesehatan, hubungan dokter dengan pasien terjalin dalam ikatan transaksi atau kontrak terapeutik. Masing-masing pihak, yaitu yang memberi pelayanan (medical providers) dan yang menerima pelayanan (medical reveivers) mempunyai hak dan kewajiban yang harus dihormati.
Berbagai upaya hukum yang dilakukan dalam melakukan perlindungan menyeluruh kepada masyarakat sebagai penerima pelayanan, dokter sebagai pemberi pelayanan telah banyak dilakukan, akan tetapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat cepat tidak seimbang dengan perkembangan hukum.2
Berdasarkan uraian di atas maka berkaitan dengan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam perjanjian antara Dokter dengan pasien, tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Analisis Pasal 1338 Kitab
2Ibid
Undang-Undang Hukum Perdata (Pacta Sunt Servanda) dalam Perjanjian Antara Dokter Dengan Pasien.
B. Permasalahan
Dalam setiap penulisan skripsi tentulah ditemukan yang menjadi permasalahan yang merupakan titik tolak bagi pembahasan nantinya. Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kedudukan perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ?
2. Bagaimana asas-asas hukum perjanjian pada perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien kaitannya dengan Pasal 1338 KUHPerdata ?
3. Bagaimana akibat hukum dengan tidak terpenuhinya prestasi pada perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kedudukan perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
2. Untuk mengetahui asas-asas hukum perjanjian pada perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien kaitannya dengan Pasal 1338 KUHPerdata.
D. Manfaat Penulisan
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya serta memiliki kegunaan praktis pada khususnya sehingga bermanfaat secara teoritis dan praktis.
1. Manfaat teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum dalam bidang hukum perjanjian khususnya mengenai perjanjian antara dokter dan pasien, sehingga dapat memberikan manfaat kepada pasien dan dokter mengenai Pasal 1338 KUHPerdata (Pacta Sunt Servanda)
2. Manfaat praktis
a. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembaca, khususnya mengenai perjanjian dan agar masyarakat mengetahui Pasal 1338 KUHPerdata (pacta sunt servanda) dalam perjanjian antara dokter dengan pasien
b. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang cara membuat perjanjian antara dokter dengan pasien
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
yang dimaksud adalah tentang asas-asas, norma, kaidah dari peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian serta doktrin.3
2. Pendekatan penelitian
Di mana tipe penelitian yang dilakukan adalah yuridis normatif dengan pertimbangan titik tolak analisis terhadap KUHPerdata dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan asas kepastian hukum (Pacta Sunt Servanda). Analitis berarti menginventarisir asas-asas dan peraturan-peraturan terkait dengan asas kepastian hukum Pasal 1338 KUHPerdata dan selanjutnya menganalisis asas-asas dan peraturan-peraturan tersebut.
Sehubungan jenis penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif, maka suatu penelitian normatif tentu harus menggunakan pendekatan perundang-undangan, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian.4
Analisis hukum yang dihasilkan oleh suatu penelitian hukum normatif yang menggunakan pendekatan perundang-undangan akan lebih akurat bila dibantu oleh satu atau lebih pendekatan lain yang cocok, guna memperkaya pertimbangan-pertimbangan hukum yang tepat untuk menghadapi problema hukum yang dihadapi.
Pendekatan perundang-undangan digunakan untuk meneliti aturan-aturan baik dalam KUHPerdata maupun perundang-undangan lain yang berkaitan terutama tentang kepastian hukum (Pacta Sunt Servanda) Pasal 1338 KUHPerdata.
5
3
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2010), hal 35.
4
Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia Publishing, 2011), hal 302.
5Ibid
. hal 305
mendukung pendekatan perundang-undangan adalah pendekatan analitis. Menurut Johnny Ibrahim, pendekatan analitis pada dasarnya adalah menganalisis pengertian hukum, asas hukum, kaidah hukum, sistem hukum, dan berbagai konsep yuridis.6
3. Sumber data
Dengan demikian dalam penulisan skripsi ini, konsep yuridis yang dianalisis adalah konsep yuridis tentang kepastian hukum (pacta sunt servanda) Pasal 1338 KUHPerdata.
a. Bahan hukum primer. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif atau mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan.
b. Bahan hukum sekunder yang terutama adalah buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis, dan disertasi hukum, keputusan pengadilan juga jurnal-jurnal hukum termasuk yang on-line.
c. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, sepert kamus hukum, encyclopedia dan lain-lain.7
4. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian normatif dilakukan dengan menggunakan studi pustaka (library research) terhadap bahan-bahan hukum baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier berupa perundang-undangan, literatur, jurnal hukum, kamus hukum, encyclopedia, dan lain-lain. Penelesuran bahan-bahan hukum tersebut dilakukan
6Ibid
.,hal 306
7Ibid
dengan membaca, melihat, mendengarkan, maupun dilakukan dengan penelusuran bahan hukum dengan media internet.8
5. Analisis data
Mengingat data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa bahan hukum, maka pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan.
Bahan hukum yang dikumpulkan dengan studi kepustakaan dianalisis dengan metode yuridis normatif secara kualitatif yang dilakukan dengan beberapa langkah. Pertama, menginventarisir dan mengidentifikasi bahan hukum baik bahan hukum primer sekunder, dan tersier yang relevan. Kedua, melakukan sistematisasi keseluruhan bahan hukum, asas-asas hukum, teori-teori, konsep-konsep, dan bahan rujukan lainnya dengan cara melakukan seleksi bahan hukum kemudian melakukan klasifikasi menurut penggolongan bahan hukum dan menyusun data hasil penelitian secara sistematis yang dilakukan secara logis dengan menghubungkan dan mengaitkan antara bahan hukum yang satu dengan bahan hukum lainnya.9 Ketiga, analisis bahan hukum yang telah dikumpulkan dilakukan menurut cara-cara analisis dan penafsiran gramatikal serta sistematis di mana interpretasi dilakukan dengan menafsirkan undang-undang sebagai bagian dari keseluruhan sistem perundang-undangan dengan menghubungkannya dengan undang-undang lain secara logis/sistematis.10
8Ibid
9
Ibid. hal 181
10
Hadin Muhjad dan Nunuk Nuswardani, Penelitian Hukum Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Genta Publishing, 2012), hal 163
dilakukan secara deduktif yaitu pemikiran dimulai dari hal yang umum kepada hal yang khusus.11
F. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelusuran dan hasil pengamatan yang telah dilakukan baik di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, menemukan judul beberapa judul antara lain :
1. Marius K. Ginting, NIM 8900200016 dengan judul skripsi Profesi dokter dari kemungkinan risiko malpraktek melalui asuransi profesi IDI (Studi di PT. Asuransi Bintang Cabang Medan)
2. Ana Nurbaini Haloho, Nim 900200027 dengan judul skripsi Tanggung jawab dokter dalam hukum gugat perdata terhadap terjadinya kesalahan prefosional (Studi pada IDI Cabang Medan)
3. Febriana L Sitepu, NIM 040200284 dengan judul skripsi Tinjauan Hukum Asuransi Tanggung Gugat Profesi dokter terhadap pasien
4. Sri Andika B. Aldy, Nim 900200249 dengan judul Aspek Hukum Kontrak Terapeutik antara dokter dan pasien menurut Hukum Perdata.
Dalam penelitian skripsi ini penulis mengambil judul tentang Analisis Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Pacta Sunt Servanda) Dalam Perjanjian antara Dokter dengan Pasien. Kajian pada penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya. Penulis mengkaji dan mengambil perumusan masalah tentang Kedudukan Perjanjian Terapeutik Antara Dokter dan Pasien Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pemenuhan Asas-asas Hukum Perjanjian
11
pada Perjanjian Terapeutik Antara Dokter dan Pasien dikaitkan dengan Pasal 1338 KUHPerdata dan Akibat Hukum Timbul yang dari Tidak Terpenuhi Prestasi pada Perjanjian Terapeutik Antara Dokter dan Pasien. Perumusan masalah di atas berbeda dari penulisan skripsi sebelumnya, maka tertarik untuk mengambil judul ini sebagai judul skripsi.
G. Sistematika Penulisan
Pembahasan secara sistematis sangat diperlukan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Untuk memudahkan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per bab yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut BAB I PENDAHULUAN
Berisikan pendahuluan yang merupakan suatu pengantar dari pembahasan selanjutnya yang terdiri dari tujuh sub bab yaitu: latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIA DAN PERJANJIAN
TERAPEUTIK (TRANSAKSI MEDIS) DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Perjanjian Terapeutik berisikan Pengertian Perjanjian Terapeutik; Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan; Dasar Hukum Perjanjian Terapeutik.
BAB III HUBUNGAN HUKUM ANTARA PASIEN DAN DOKTER DALAM UPAYA PELAYANAN MEDIS
Pada bab ini akan membahas mengenai Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Antara Dokter dan Pasien dan Tanggungjawab Hukum Dokter terhadap Pasien serta Hubungan Hukum Antara Dokter Dengan Pasien
BAB IV ANALISIS PASAL 1338 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (PACTA SUNT SERVANDA) DALAM PERJANJIAN ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN
Pada bab ini akan membahas mengenai Kedudukan Perjanjian Terapeutik Antara Dokter dan Pasien menurut Pasal 1338, Asas kebebasan berkontrak, asas kepastian hukum dan asas itikad baik. asas-asas hukum perjanjian pada perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien dikaitkan dengan Pasal 1338 KUHPerdata dan akibat hukum timbul yang dari tidak terpenuhi prestasi pada perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN