• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pengaruh Fluktuasi Kenaikan BBM Terhadap Penjualan Pedagang Pasar Tradisional Perumnas Simalingkar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pengaruh Fluktuasi Kenaikan BBM Terhadap Penjualan Pedagang Pasar Tradisional Perumnas Simalingkar"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar Tradisional

2.1.1. Pengertian Pasar Tradisional

Pasar secara umum diartikan sebagai tempat bertemunya pembeli dan

penjual untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu

ekonomi,pasar berkaitan dengan kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas sebuah

pasar adalah adanya kegiatan transaksi atau jual beli. Para konsumen datang ke

pasar untuk berbelanja dengan membawa uang untuk membayar harganya (Kotler,

2005).

Menurut Winardi (2005) pasar adalah tempat di mana pembeli dan penjual

barang tertentu berhubungan satu sama lain dan di mana terjadi hubungan tukar

menukar, daerah perniagaan., pasar adalah sekelompok pernbeli tertentu, pasar

adalah pembeli serta penjual barang tertentu dan pasar adalah suatu daerah di

mana secara ideal harga-harga pada waktu tertentu adalah sama untuk semua

pembeli dan penjual. Dengan kata lain, pasar merupakan suatu tempat bagi

manusia dalam mencari keperluan sehari-harinya.

Belshaw dalam Suprapto ( 2004) menyatakan bahwa pasar adalah tempat

yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomis, kebudayaan, politis dan

lain-laina, tempat pembeli dan penjual (atau penukar tipe lain) saling bertemu untuk

(2)

perdagangan dapat dibedakan tempat perbelanjaan tradisional terdiri dari pasar

tradisional, toko-toko, warung, dan lain-lainnya.

Menurut Peraturan Presiden RI No. 112 tahun 2007, pasar adalah area

tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut

sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat

perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar tradisional adalah pasar yang

dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik

Negara dan/atau Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta

berupa tempat usaha yang berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/

dikelola oleh pedagang kecil, menengah, koperasi dengan usaha skala kecil,

modal kecil dan melalui proses jual beli barang dagangan dengan tawar menawar.

Pasar tradisional adalah pasar umum yang menjual barang-barang

kebutuhan sehari-hari dan secara resmi diakui oleh pemerintah. Pasar tradisonal

adalah pasar yang kegiatan para penjual dan pembelinya dilakukan secara

langsung dalam bentuk eceran dalam waktu sementara atau tetap dengan tingkat

pelayanan terbatas (Indrakh, 2007)

Pasar tradisional adalah satu bentuk pasar nyata dimana barang yang

diperjualbelikan bisa dipegang oleh pembeli, dan memungkinkan terjadinya tawar

menawar secara langsung antara penjual dan pembeli. Barang yang diperjual

belikan di pasar tradisional biasanya adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Pasar tradisional menyediakan barang/komoditas yang beraneka macam/jenis

seperti beras, sayur, ikan, daging, dan lain sebagainya serta tidak spesifik.

(3)

dapat dikategorikan sebagai pasar lokal, karena hanya menjangkau daerah tertentu

yang luas cakupannya adalah sempit

Pasar tradisional merupakan pasar yang paling sederhana karena tidak

terdapat peraturan yang ketat selain aturan antar pedagang saja. Hal inilah yang

memudahkan masuk keluarnya para penjual ke dalam pasar tradisional. Aturan

pasar tradisional tersebut sangat memungkinkan pedagang yang berbeda untuk

menjual komoditas yang sama, misalnya sayur, ikan ataupun bahan-bahan dapur,

karenanya pasar tradisional dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk pasar

persaingan sempurna. Kelonggaran hukum dan peraturan pasar tradisional

tersebut dapat memberi dampak tersendiri, baik itu negatif maupun positif bagi

penjual maupun pembeli. Salah satunya adalah mudahnya akses penjual untuk

masuk dalam pasar disamping harga relatif lebih murah (Moersid, 2003)

Menurut Kotler dan Keller (2007:12), pasar tradisional adalah tempat

secara fisik di mana para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli dan

menjual barang. Secara fisik, pasar tradisional terdiri dari kios-kios atau gerai,

los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.

Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa

ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan

lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.

Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak

(4)

2.1.2. Karakteristik Pasar Tradisional

Pasar tradisional dicirikan oleh organisasi pasar yang sederhana, tingkat

efisiensi dan spesialisasi yang rendah, volume barang relative kecil, bentuk

bangunan yang apa adanya, terkesan sempit, kotor, berlakunya sistem harga

luncur, dan interaksi berlangsung secara real Ciri-ciri tersebut menunjukkan

bahwa pasar tradisional masih cenderung kearah kegiatan ekonomi yang

subsistensi (Moersid, 2003:3).

Menurut Peraturan Menteri No.20 tahun 2012 tentang pengembangan

pasar tradisional, yang menjadi ciri-ciri pasar tradisional adalah sebagai berikut:

1). Pasar tradisional dimiliki, dibangun dan atau dikelola oleh pemerintah daerah.

2). Adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli.

Tawar menawar ini adalah salah satu budaya yang terbentuk di dalam pasar.

Hal ini yang dapat menjalin hubungan sosial antara pedagang dan pembeli

yang lebih dekat.

3). Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.

Meskipun semua berada pada lokasi yang sama, barang dagangan setiap

penjual menjual barang yang berbeda-beda. Selain itu juga terdapat

pengelompokan dagangan sesuai dengan jenis dagangannya seperti kelompok

pedagang ikan, sayur, buah, bumbu, dan daging

4). Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal.

Barang dagangan yang dijual di pasar tradisional ini adalah hasil bumi yang

(5)

diambil dari hasil bumi dari daerah lain yang berada tidak jauh dari daerah

tersebut namun tidak sampai mengimpor hingga keluar pulau atau negara

Beberapa potensi dan ciri pasar tradisional antara lain adalah:

1). Kemampuan pasar tradisional dalam menyerap komoditi lokal dari kawasan

sekitarnya.

2). Berfungsi sebagai supplier untuk berbagai input pertanian, perumahan, serta

kebutuhan pokok masyarakat secara luas.

3). Pasar tradisional memiliki segmentasi pasar tersendiri, yang membedakannya

dari pasar modern.

4). Para pedagang yang beroperasi di pasar umumnya kaum wanita sehingga

sangat bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha untuk kaum wanita,

dalam arti wanita umumnya memiliki keunggulan dibandingkan dengan pria

dalam melayani konsumen.

5). Potensi pasar akan semakin penting karena market turn over yang cukup cepat

dengan sistem pembayaran tunai (Moersid, 2003:6).

Kekuatan pasar tradisional dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya

harganya yang lebih murah dan bisa ditawar, dekat dengan permukiman, dan

memberikan banyak pilihan produk yang segar. Kelebihan lainnya adalah

pengalaman berbelanja yang luar biasa, dimana kita bisa melihat dan memegang

secara langsung produk yang umumnya masih sangat segar. Akan tetapi dengan

adanya hal tersebut bukan berarti pasar tradisional bukan tanpa kelemahan.

(6)

Kelemahan itu antara lain adalah kesan bahwa pasar terlihat becek, kotor,

bau dan terlalu padat lalu lintas pembelinya. Ditambah lagi ancaman bahwa

keadaan sosial masyarakat yang berubah, di mana wanita di perkotaan umumnya

berkarir sehingga hampir tidak memiliki waktu untuk berbelanja ke pasar

tradisional (Moersid, 2003).

Selain kelemahan-kelemahan di atas, faktor desain dan tampilan pasar,

atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi

pengeluaran, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan

ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi

persaingan dengan pasar modern (Moersid, 2003)

Moesri (2003) karakteristik pasar tradisional dan pasar modern dapat

ditinjau dari beberapa aspek, yaitu dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1. Karakteristik Pasar Tradisional dan Pasar Modern

No Karakteristik Pasar Tradisional Pasar Modern 1 Pengelolaan Dikelola oleh pemerintah kota

(Dinas/PD.Pasar)

Terdiri dari unit-unit usaha kecil yang dimiliki

2 Organisasi Ada koperasi pedagang pasar Ada manajemen pengelolaan yang jelas

Gang antar kios terlalu sempit Fasilitas parkir tidak memadai

(7)

rumah tangga sehari-hari - Umumnya barang yang dijual lebih segar dan bervariasi - Harga relative lebih murah, dapat ditawar - Penataan barang seadanya

pasar tradisional, tapi barang tahan lama lebih menonjol - Mutu penjual dan pembeli -Terjadi proses tawar-menawar

Interaksi antara penjual dan pembeli terbatas - Transaksi bersifat ekonomis dan efisien 6 Waktu kegiatan Pada umumnyadimulai dari

pukul 06.00 s.d 18.00 Wib

Dimulai rata-rata dari pukul 09.00 s.d. 22.00 Wib

7 Mekanisme perolehan komoditas

Diperoleh melalui pasar induk Memiliki akses langsung ke produsen

8 Lokasi Tumbuh tanpa perencanaan,

lokasi ditempat-tempat yang strategis dan mudah dijangkau

Strategi lokasi dipertimbangkan dengan matang Sumber : Moesri (2003)

2.1.3. Komponen Pasar Tradisional

Pasar tradisional merupakan institusi ekonomi yang memiliki unsur dan

peran sentral dalam berbagai kegiatan ekonomi dalam rangka pemenuhan

kebutuhan masyarakat setempat dan sekitarnya (Linda; 2006)

Menurut Fuad (2006), beberapa komponen pasar tradisional adalah seperti

berikut :

a. Pedagang

Pedagang pasar adalah pihak ketiga yang melakukan kegiatan dengan

menjual atau membeli barang dan atau jasa yang menggunakan pasar sebagai

tempat kegiatannya. Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang

(8)

sendiri dengan konsumen untuk membeli dan menjualnya dalam partai kecil atau

per satuan (Sugiharsono dkk,2000:45)

Menurut UU Nomor 29 Tahun 1948, Pedagang adalah orang atau badan

membeli, menerima atau menyimpan barang penting dengan maksud untuk di

jual diserahkan, atau dikirim kepada orang atau badan lain, baik yang masih

berwujud barang penting asli, maupun yang sudah dijadikan barang lain

(Widodo,2008:285-286)

Pedagang adalah orang atau institusi yang memperjualbelikan produk atau

barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut

Widodo (2008), dalam aktivitas ekonomi pedagang dibedakan menurut jalur

distribusi yang dilakukan, yaitu:

1) Pedagang distributor (tunggal) yaitu pedagang yang memegang hak distribusi

satu produk dari perusahaan tertentu.

2) Pedagang (partai) besar yaitu pedagang yang membeli suatu produk dalam

jumlah besar yang dimaksudkan untuk dijual kepada pedagang lain.

3) Pedagang eceran yaitu pedagang yang menjual produk langsung kepada

konsumen.

b. Pembeli

Pembeli atau konsumen pasar adalah semua golongan yang datang dengan

tujuan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya dengan harga murah

dan dengan pelayanan langsung

c. Penunjang

Penunjang pasar yaitu: pemerintah sebagai pemberi izin berdirinya dan

beroperasinya pasar, pihak swasta pedagang penyewa tempat, pelaksana

(9)

tempat, pengelola kebersihan, pengelola distribusi barang dan stabilitas harga

serta bank memperlancar kegiatan ekonomi

2.1.4. Fasilitas Pasar Tradisional

Menurut Swastha (2004) fasilitas fisik pasar tradisional secara garis besar

terdiri dari 1) Fasilitas fisik dan 2) Fasilitas non fisik

2.1.4.1. Fasilitas fisik pasar tradisional

a. Elemen utama

Salah satu elemen utama yang terdapat pada pasar yaitu ruang terbuka.

Area ini biasanya digunakan sebagai tempat los-los pedagang non permanen atau

area parkir liar yang mulai marak muncul pada saat ini. Elemen utama yang

lainnya yaitu ruang tertutup. Ruang tertutup yang dimaksud adalah ruangan yang

tertutup atap namun tidak tertutup sepenuhnya oleh dinding atau penyekat

ruangan lainnya. Contohnya seperti toko, kios, los, dasaran, kamar mandi, dan

gudang.

b. Elemen penunjang

Contoh elemen-elemen penunjang pada pasar tradsional yaitu area

bongkar muat barang dagangan, dan pos penjaga.

c. Elemen pendukung

Beberpa elemen pendukung yang ada di pasar adalah pusat pelayanan

kesehatan, penitipan anak, pelayanan jasa, kantor pengelola pasar, koperasi pasar,

tempat ibadah seperti mushola atau masjid.

d. Pencapaian

(10)

f. Jaringan utilitas.

g. Areal parkir

h. Fasilitas sosial

Fasilitas sosial seringkali terlupakan pada pasar tradisional saat ini. Salah

satu contoh sederhana fasilitas sosial yang dapat diaplikasikan pada pasar

tradisional yaitu teras yang dapat digunakan sebagai interaksi sosial.

2.1.4.2. Fasilitas non fisik pasar

Selain fasilitas fisik yang terdapat pada pasar tradisional, ada pula fasilitas

non-fisik yang terdapat pada pasar tradisional seperti pengelolaan pasar,

pelayanan dan pengawasan kesehatan dan kelengkapan komoditi yang tersedia

dalam pasar.

2.2. Penjualan

2.2.1. Pengertian

Pembeli didefinisikan sebagai orang yang datang ke lokasi tertentu dengan

maksud untuk membeli suatu barang atau jasa. Seorang pembeli yang ingin

membeli barang perlu mengetahui terlebih dahulu harga setiap barang yang

ditawarkan. Pembeli dapat memilih barang yang dibutuhkan sesuai dengan

kualitas yang diinginkannya dan dana yang tersedia. Harga dalam hal ini adalah

jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk

memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang

(11)

Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan

menentukan bagi perusahan dalam mencapai sebuah tujuan perusahan yaitu

memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Menurut

Stanton (2005) penjualan adalah proses menjual, padahal yang dimaksud

penjualan dalam laporan laba-rugi adalah hasil menjual atau hasil penualan (sales)

atau jualan. Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk

barang dagang yang dijual, baik secara tunai maupun kredit. Sedangkan menurut

Kusnadi (2009:19), menjelaskan bahwa : penjualan (sales) adalah sejumlah uang

yang dibebankan kepada pembeli atas barang atau jasa yang dijual.

Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standard Akuntansi No 23 paragraf 2

(2009) menyatakan bahwa “penjualan barang meliputi barang yang diproduksi

perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali seperti

barang dagang yang dibeli pengecer atau lainnya. Sedangkan menurut Mulyadi

(2008:202), penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam

menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya

transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau

pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.

Dari penjelasan di atas dapat disimpukan bahwa penjualan adalah suatu

proses pembuatan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian

(penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan berdasarkan harga yang telah

disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait baik dibayar secara tunai maupun

(12)

2.2.2 Jenis dan Bentuk Penjualan

Menurut Basu Swasta dalam buku Manajemen Penjualan terdapat

beberapa jenis penjualan yang biasa dikenal dalam masyarakat diantaranya adalah

(Kotler, 2005: 112-113):

1. Trade Selling

Penjualan yang terjadi bilamana produsen dan pedagang besar

memperhasilkan pengecer untuk berusaha memperbaiki distribusi produk

mereka. Hal ini melibatkan kegiatan promosi perdagangan, persediaan dan

produk yang baru, jadi titik beratnya adalah para penjual melalui penyalur

bukan pada penjualan ke pembeli akhir.

2. Missionary Selling

Penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli

barang dari penyalur perusahaan.

3. Technical Selling

Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasihat

kepada pembeli akhir dari barang dan jasa.

4. New Business Selling

Berusaha membuka transaksi baru dengan membuat calon pembeli menjadi

pembeli seperti halnya yang dilakukan perusahaan asuransi.

5. Responsive Selling

Setiap tenaga penjual diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap

permintaan pembeli melalui Roote driving and Retaining, jenis penjualan ini tidak akan menciptakan penjualan yang besar, namun akan terjalin hubungan

pelanggan yang baik yang menjurus pada pembelian ulang.

Menurut Mulyadi (2008: 204) terdapat berbagai macam transaksi

(13)

1. Penjualan secara tunai

Penjualan yang bersifat “Cash and Carry” dimana penjualan setelah terjadi kesepakatan harga antara penjual dengan pembeli, pembeli langsung

menyerahkan pembayaran secara tunai dan biasa langsung dimiliki pembeli.

2. Penjualan kredit

Penjualan non cash dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan. 3. Penjualan secara tender

Penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memenuhi permintaan pihak pembeli yang membuka tender.

4. Penjualan ekspor

Penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang

mengimpor barang yang biasanya menggunakan fasilitas Letter of Credit (LC).

5. Penjualan secara konsiyasi

Penjualan barang secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjualan

apabila barang tersebut tidak terjual maka akan dikembalikan pada penjual.

6. Penjualan secara grossir

Penjualan yang dilakukan tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui

pedagang perantara yang menjadi perantara pabrik atau importir dengan

pedagang eceran.

2.2.3. Fungsi dan Tujuan Penjualan

Menurut Mulyadi (2008:205) fungsi penjualan meliputi aktivitas -

aktivitas yang dilakukan oleh penjual untuk merealisasikan penjual seperti

berikut:

1. Menciptakan permintaan.

2. Mencari pembeli.

3. Memberikan syarat-syarat penjualan.

(14)

Pada umumnya, para pengusaha mempunyai tujuan utama yaitu

mendapatkan laba semaksimal mungkin dan dapat mempertahankan atau bahkan

berusaha meningkatkannya untuk jangka waktu yang lama. Tujuan tersebut dapat

direalisasikan apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang telah

direncanakan oleh perusahaan. Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan

umum dalam penjualan, yaitu:

1. Mencapai volume penjualan tertentu.

2. Menentukan laba tertentu.

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Penjualan

Dalam kenyataanya sebuah kegiatan penjualan sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar, beberapa faktor tersebut antara

lain (Kotler, 2005: 117-118):

a. membiayai usaha-usaha untuk mencapai target penjualan.

b. Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target

penjualan.

1. Kondisi Kondisi dan Kemampuan Pasar

Disini penjual harus dapat meyakinkan pembeli agar berhasil mencapai

sasaran penjualan yang diharapkan untuk maksud tertentu, penjual harus

memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan yaitu :

a. Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan.

b. Harga pokok.

c. Syarat penjualan seperti pembayaran, perantaraan garansi dan

sebagainya.

2. Kondisi Pasar

(15)

a. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar

pemerintah atau pasar internasional.

b. Kelompok pembeli dan segmen pasarnya.

c. Daya beli.

d. Frekuensi pembeliannya.

e. Keinginan dan kebutuhan.

3. Modal

Apakah modal kerja perusahaan mampu untuk mencapai target penjualan

yang dianggarkan seperti untuk :

c. Kemampuan untuk membiayai penelitian pasar yang dilakukan.

4. Kemampuan Organisasi Perusahaan

Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian

penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil, dimana masalah

penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi-fungsi lain.

2.3. Fluktuasi Harga Bahan Bakar Minyak

2.3.1. Harga

Menurut Kotler (2002 : 195) harga adalah : “Nilai yang dipertukarkan

konsumen untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian, penggunaan tau

kepemilikan barang dan jasa”. Menurut bayangan orang-orang harga adalah uang

yang dibayarkan atas suatu barang atau layanan jasa yang diterima. Biasanya sang

penjual menetapkan harga berdasarkan pada kombinasi barangsecara fisik

ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan secarasingkat

dapat dikatakan bahwa harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan

(16)

2.3.2. Fluktuasi Harga

Fluktuasi adalah lonjakan atau ketidaktetapan segala sesuatu yang bisa

digambarkan dalam sebuah grafik. Naik turunnya harga (fluktuasi) dan tingkat

harga dari produk-produk pertanian dilihat dari kenyataan-kenyataan yang

berlangsung di masyarakat, dengan adanya patokan harga dari pemerintah telah

dapat dikendalikan dengan baik, dimana naik dan turunnya itu serta tingkatannya

hanya berkisar di antara harga patokan tersebut.

Menurut Yohanes (2007:4) fluktuasi adalah perubahan naik atau turunya

suatu variabel yang terjadi sebagai akibat dari mekanisme pasar. Secara

tradisional fluktuasi dapat diartikan sebagai perubahan nilai. Berdasarkan uraian

tersebut dapat penulis simpulkan bahwa fluktuasi adalah suatu perubahan variabel

tertentu yang umumnya terjadi karena mekanisme pasar. Perubahan itu dapat

berupa kenaikan atau penurunan nilai variabel tersebut.

Penilaian yang dirasakan setiap konsumen terhadap suatu barang dan jasa

yang mereka terima tidak sama, banyak faktor yang dapat mempengaruhinya.

Persepsi konsumen terhadap suatu harga dapat mempengaruhi keputusannya

dalam membeli suatu produk. Oleh karena itu setiap produsen akan berusaha

memberikan persepsi yang baik terhadap produk atau jasa yang mereka jual.

Menurut Hawkins, Nothesbaugh dan Best (2007), persepsi adalah : “sebuah

proses yang diawali dengan pemaparan konsumen dan perhatikan terhadap

rangsangan pemasaran dan berakhir dengan penafsiran oleh konsumen”. Terdapat

2 (dua) faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap kewajaran suatu harga.

(17)

terhadap perbedaaan harga antara harga yangditawarkan terhadap harga dasar

yang diketahui.

Menurut Kanuk, (2000) faktor lain yang mempengaruhi persepsi terhadap

kewajaran suatu harga adalah price references yaitu dimiliki oleh pelanggan yang didapat pengalaman sendiri (internal price) dan informasi luar iklan dan pengalaman orang lain (external references prices).

Pada saat pemprosesan informasi harga secara kognitif terjadi, konsumen

dapat membuat perbandingan antara harga yang ditetapkan dengan harga atau

rentang harga yang telah terbentuk dalam benak mereka untuk produk tersebut.

Harga dalam benak konsumen yang digunakan untuk melakukan perbandingan ini

disebut internal reference price (harga referensi internal). Referensi harga internal pada dasarnya bertindak sebagai penuntun dalam mengevaluasi apakah harga

yang ditetapkan dapat diterima konsumen atau tidak. Kotler menjelaskan

faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :

1) Perhatikan Selektif

Orang-orang mungkin lebih memperhatikan stimulasi yang berhubungan

dengan kebutuhan saat ini, stimulasi yang kalau diantisipasi serta stimulasi

yang besar dalam kaitannya dengan ukuran normal.

2) Distorsi Selektif

Menjelaskan kecenderungan orang untuk mengolah informasi menjadi suatu

pengertian pribadi

(18)

Orang-orang akan melupakan kebanyakan dari hal, yang mereka pelajari

dancenderung mempertahankan informasi yang mendukung pendirian dan

kepercayaan mereka.

Rangkuti (2009 : 104) menyatakan bahwa “Persepsi mengenai harga diukur

berdasarkan pesepsi pelanggan yaitu dengan cara menanyakan kepada pelanggan

variabel-variabel apa saja yang menurut paling penting dalam memilih sebuah

produk”. Persepsi harga sering diidentikkan dengan persepsi kualitas dan persepsi

biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk

Menurut Rosyidi (2009:291) Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan

komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi.

Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan-perubahan biaya

operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung

terkoreksi. Secara sederhana tujuan investasi adalah untuk maksimisasi

kemakmuran melalui maksimisasi keuntungan, dan investor selalu berusaha

mananamkan dana pada investasi portofolio yang efisien dan relatif aman.

Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat kecil

pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan

terjadi kenaikan pada pos-pos biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara

keseluruhan dan mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi yang akhirnya

akan menaikkan harga jual produk. Multiple efek dari kenaikan BBM ini antara

lain meningkatkan biaya overhead pabrik karena naiknya biaya bahan baku,

ongkos angkut ditambah pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang

(19)

dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak tersebut akan memperberat beban

hidup masyarakat yang pada akhirnya akan menurunkan daya beli masyarakat

secara keseluruhan. Turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan tidak

terserapnya semua hasil produksi banyak perusahaan sehingga secara keseluruhan

akan menurunkan penjualan yang pada akhirnya juga akan menurunkan laba

perusahaan.

Menurut Rosyidi (2009:291) : kenaikan harga BBM berdampak pada

meningkatnya inflasi. Dampak dari terjadinya inflasi terhadap perekonomian

nasional adalah sebagai berikut :

1. Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di

masyarakat,

2. Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam masyarakat,

3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau

tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang

positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan

pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan

mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat

terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau

dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,

menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat

dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri

(20)

mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan

terpuruk dari waktu ke waktu.

Sementara dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang merasa dirugikan

dan ada juga yang diuntungkan. Golongan masyarakat yang dirugikan adalah

golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan

hartanya dalam bentuk uang, dan para kreditur. Sementara golongan masyarakat

yang diuntungkan adalah kaum spekulan, para pedagang dan industriawan, dan

para debitur.

Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas

ekonomi suatu wilayah negara atau daerah. Yang mana tingkat inflasi

menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung

dari indeks harga konsumen (IHK). Dengan demikian angka inflasi sangat

mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan disisi lain

juga mempengaruhi besarnya produksi dari suatu barang dan jasa (Rosyidi,

2009:187).

Walaupun dampak kenaikan harga BBM tersebut sulit dihitung dalam

gerakan kenaikan inflasi, tetapi dapat dirasakan dampak psikologisnya yang relatif

kuat. Dampak ini dapat menimbulkan suatu ekspektasi inflasi dari masyarakat

yang dapat mempengaruhi kenaikan harga berbagai jenis barang/jasa. Ekspektasi

inflasi ini muncul karena pelaku pasar terutama pedagang eceran ikut terpengaruh

dengan kenaikan harga BBM dengan cara menaikkan harga barang-barang

dagangannya. Dan biasanya kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok

(21)

Perilaku kenaikan harga barang-barang kebutuhan masyarakat setelah

terjadi kenaikan harga beberapa jenis BBM seperti premium (bensin pompa),

solar, dan minyak tanah dari waktu ke waktu relatif sama. Misalnya, dengan

naiknya premium sebagai bahan bakar transportasi akan menyebabkan naiknya

tarif angkutan. Dengan kenaikan tarif angkutan tersebut maka akan mendorong

kenaikan harga barang-barang yang banyak menggunakan jasa transportasi

tersebut dalam distribusi barangnya ke pasar. Demikian pula dengan harga solar

yang mengalami kenaikan juga akan menyebabkan kenaikan harga barang/jasa

yang dalam proses produksinya menggunakan solar sebagai sumber energinya

(Rosyidi, 2009:187).

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian sejenis sebelumnya telah dilakukan oleh Djoko Suseno,

Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta tahun 2010 dengan judul

Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak, Telepon dan Tarif Dasar Listrik

terhadap Perekonomian Indonesia dan membuktikan bahwa kenaikan harga BBM,

telepon dan tarif dasar listrik memberi dampak terhadap perekonomian Indonesia

terutama terhadap kenaikan harga bahan bahan pokok.

Penelitian terdahulu juga telah dilakukan oleh Hendri, 2005, Universitas

Terbuka dengan judul Kajian Dampak Ekonomi Kenaikkan Harga Bahan Bakar

Minyak (Bbm) Pada Kesejahteraan Masyarakat Desa Versus Kota dan secara

kuantitatif membuktikan bahwa ada penurunan daya beli masyarakat baik dari

(22)

daya beli ini berkisar antara 40% sampai dengan 64%. Kalau dilihat lebih lanjut

penurunan daya beli masyarakat pedesaan lebih banyak sekitar 10% dibandingkan

dengan masyarakat perkotaan. Penurunan daya beli ini lebih dirasakan pada

masyarakat dengan tingkat pengeluaran yang rendah yaitu sekitar 59% sampai

dengan 64% untuk masyarakat pedesaan dan sekitar 54% untuk masyarakat

perkotaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dampak kenaikan harga BBM ini

lebih dirasakan masyarakat pedesaan golongan pengeluaran atau pendapatan

rendah. Temuan ini telah diuji dan hasilnya adalah signifikan bahwa ada

perbedaan antara daya beli masyarakat Desadan Kota setelah ada kenaikan harga

BBM.

2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 1 (satu) variabel bebas yakni fluktuasi harga

BBM dan 1 (satu) variabel terikat Y (penjualan)

1). Variabel bebas (independent) fluktuasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yakni tanggapan responden atas naik turunnya harga BBM yang ditetapkan

Pemerintah per November 2014.

2) Variabel terikat (dependent) adalah penjualan pedagang tradisional di pasar tradisional Perumnas Simalingkar Medan, yakni gambaran perkembangan

penjualan para pedagang di pasar tradisional Perumnas Simalingkar Medan

setelah fluktuasi harga BBM.

(23)

Fluktuasi harga BBM

Penjualan Pedagang tradisional berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

2.6. Hipotesis

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang hubungan

logis antara dua variabel atau yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif sehingga

dapat diuji kebenarannya (Sekaran dalam Sinulingga,2011).

Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut di atas, hipotesis penelitian ini

adalah : Terdapat pengaruh fluktuasi harga BBM terhadap tingkat penjualan

Gambar

Tabel 2.1. Karakteristik Pasar Tradisional dan Pasar Modern

Referensi

Dokumen terkait

memukulnya. Hal seperti ini tidak hanya terjadi ketika jam istirahat saja, ketika jam pelajaran berlangsungpun anak laki-laki juga mengganggu temannya yang sedang

Hasil penelitian berupa model pendidikan dan pelatihan (diklat) yang secara efektif dapat membekali pengusaha toko kelontong untuk mengimplementasikan gaya kepemimpinan transaksional

Penelitian yang dilakukan menunjukkan fraksi daun salam yaitu n- heksan, etil asetat dan etanol air dengan dosis masing-masing 200 mg/kgBB memiliki pengaruh dalam

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui interaksi pengaruh tepung usus ayam sebagai pengganti tepung ikan dalam pembuatan pakan buatan dan

Pada tahap ini dilakukan perhitungan persediaan dan pemesanan dari suku cadang yang terpilih, sehingga didapatkan total biaya yang harus dikeluarkan oleh

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan alat analisis SEM dapat diketahui bahwa indikator yang paling dominan dari variabel gaya kepemimpinan

If the properties of the material undergoing solidification and of the various parts of the system, such as the mold wall and the insulation, are given along with the

5. Susunlah satu model rencana pelaksanaan pembelajaran untuk satu standar kompetensi/kompetensi dasar pada mata pelajaran yang anda kuasai atau