• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Etika dan Tanggung Jawab Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Etika dan Tanggung Jawab Sosial"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Etika dan Tanggung Jawab Sosial

1. Pengertian Etika

Etika adalah aturan mengenai prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang mengatur perilaku seseorang atau kelompok mengenai apa yang benar dan yang salah. Etika menyusun standar mengenai apa yang baik atau buruk dalam melaksanakan dan membuat keputusan. Etika berhubungan dengan nilai-nilai internal yang merupakan bagian dari budaya perusahaan dan membentuk keputusan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial sehubung dengan lingkungan eksternal. Suatu masalah etika ada dalam situasi ketika tindakan seseorang atau organisasi dapat merugikan atau menguntungkan orang lain.

Banyak perusahaan dan individu mendapat kesulitan karena memiliki pandangan sederhana bahwa pilihan yang mereka miliki hanya diatur oleh undang-undang atau pilihan bebas. Suatu pilihan yang lebih baik adalah dengan mengenali bidang etika dan menerima nila-nilai moral sebagai kekuatan yang besar yang dapat mengatur perilaku baik di dalam maupun di luar perusahaan. Karena prinsip-prinsip etika dan tanggung jawab sosial makin dikenal luas, perusahaan dapat menggunakan kode etik dan budaya perusahaan mereka untuk mengatur perilaku, dengan demikian dapat menghapuskan kebutuhan akan undang-undang tambahan dan menghindari masalah-masalah pilihan yang tak terkekang.

(2)

2. Penyimpangan Tempat Kerja

Penyimpangan tempat kerja adalah perilaku tidak etis yang melanggar norma-norma organisasi mengenai benar dan salah. Jenis-jenis penyimpangan di tempat kerja antara lain:

1) Penyimpangan produksi adalah perilaku tidak etis yang merusak mutu dan jumlah hasil produksi. Contohnya: pulang lebih awal, beristirahat lebih lama, sengaja bekerja lamban, dan mebuang sumber daya.

2) Penyimpangan hak milik adalah perilaku tidak etis terhadap harta milik organisasi. Contohnya: menyabit peralatan, menerima pengembalian, menipu jumlah jam kerja, mencuri dari perusahaan A.

3) Penyimpangan politik adalah perilaku tidak etis yang menggunakan pengaruh seseorang untuk merugikan orang lain di perusahaan. Contoh: menunjukkan pilih kasih, menyebarkan kabar angin, menuduh rekan kerja, bersaing tanpa manfaat. 4) Penyerangan pribadi adalah sikap bermusuhan atau memyerang orang lain.

Contoh: pelecehan seksual, perkataan kasar, mencuri dari rekan kerja, dan membahayakan rekan kerja.

3. Kriteria Untuk Pembuatan Keputusan yang Etis

Hampir semua dilema etika melibatkan suatu konflik antara kebutuhan sebagian dan keseluruhan individu versus organisasi atau organisasi versus masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Para manajer yang menghadapi jenis pilihan etis yang sulit sering memanfaatkan suatu pendekatan normatif yang berdasarkan norma dan nilai-nilai untuk membimbing perbuatan keputusan mereka. Etika normatif menggunakan beberapa pendekatan untuk menggambarkan nilai-nilai acuan dalam pembuatan keputusan yang etis. Empat di antaranya yang relevan bagi para manajer adalah pendekatan manfaat, pendekatan individualisme, pendekatan hak-hak moral, dan pendekatan keadilan.

(3)

akan diambil terhadap semua pihak, dan memilih salah satu yang memberikan kepuasan optimal bagi mayoritas orang. Karena penghitungan sesungguhnya dapat menjadi sangat rumit, usaha penyederhanaan dianggap layak.

b. Pendekatan individualisme menyatakan bahwa suatu tindakan adalah bermoral jika tindakan tersebut mendukung kepentingan jangka panjang individu yang akhirnya mengarah pada kebaikan yang lebih besar. Para individu menghitung manfaat jangka panjang terbaik yang mereka peroleh sebagai ukuran dan keberhasilan sebuah keputusan. Dalam teori ini, di mana setiap orang mengejar tujuan pribadi, kebaikan yang lebih besar pasti akan timbul karena orang-orang belajar saling mengakomodasi kepentingan jangka panjang masing-masing.

c. Pendekatan hak-hak moral menegaskan bahwa manusia mempunyai hak-hak asasi dan kemerdekaan yang tak dapat diambil oleh keputusan seorang individu. Maka sebuah keputusan yang benar secara etika adalah keputusan-keputusan yang tidak melanggar hak asasi dari mereka yang dipengaruhi oleh keputusan-keputusan tersebut.

(4)

4. Langkah Praktis Untuk Pengembalian Keputusan Yang Etis

Perusahaan dapat meningkatkan kemungkinan memperoleh karyawan yang lebih beretika dengan menyelenggarakan tes kejujuran terbuka dan tes kejujuran berdasarakan kepribadian kepada semua pelamar kerja. Tes kejujuran terbuka atau langsung adalah tes tertulis yang memperkirakan kejujuran karyawan dengan cara bertanya langsung kepada pelamar kerja apa pendapat atau perasaan mereka tentang pencurian atau tentang hukuman terhadap perilaku yang tidak etis. Tes kejujuran berdasarkan kepribadian adalah tes tertulis yang secara tidak langsung menilai kejujuran karyawan dengan cara mengukur sifat kejiwaannya seperti ketergantungan dan ketelitian.

Banyak perusahaan besar sekarang telah mempunyai kode etik perusahaan. Akan tetapi, kode-kode yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan beretika tersbeut, harus diberitahukan ke dalam maupun ke luar organisasi. Dalam hal menyediakan peraturan umum, kode etik juga harus menyiapkan petunjuk khusus dan praktis. Pelatihan etika bertujuan untuk membuat karyawan sadar akan masalah etika, menjadikan etika sebagai faktor serius, dipercaya dalam keputusan organisasi, dan melatih karyawan akan suatu model praktis dari pengambilan keputusan yang etis. Faktor terpenting dalam mencipkatan iklim etika bisnis adalah contoh pribadi yang ditunjukkan oleh manajer perusahaan, keterlibatan manajemen dalam program etika perusahaan, sistem pelaporan yang mendorong pengaduan untuk melaporkan kemungkinan pelanggaran etika, dan hukuman yang adil tetapi konsisten terhadap para pelanggar.

5. Pengaruh Pada Pengambilan Keputusan Yang Etis

(5)

Ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan yang etis, yaitu: intensitas etika dari keputusan, perkembangan moral dari manajer, dan prinsip-prinsip etika yang digunakan untuk memecahkan persoalan.

5.1. Intensitas Etika dari Keputusan

Intensitas etika adalah kuat jika keputusan menghasilkan akibat yang luas, pasti, pengaruh seketika, dam jika kita dekat secara fisik dan kejiwaan dengan mereka yang terkena dampak dari keputusan tersebut. Intensitas etika tergantung kepada enam faktor, yaitu:

1) Besarnya akibat adalah jumlah kerugian atau keuntungan yang dihasilkan dari suatu keputusan etika.

2) Kesepakatan sosial adalah kesepakatan apakah perilaku yang baik dan benar.

3) Kemungkinan akibat adalah kesepakatan di mana sesuatu akan terjadi dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain.

4) Kesiapan sementara adalah waktu di antara tidakan dengan akibat yang ditimbukannya.

5) Kedekatan akibat adalah jarak sosial, kejiawaan, budaya, atau fisik abatara pengambil keputusan dengan orang yang terkena dampak dari keputusannya.

6) Konsentrasi akibat adalah total kerugian atau manfaat yang dihasilkan oleh suatu tindakan terhadap rata-rata orang.

5.2. Pengembangan Moral a. Manajer

Perliaku pribadi adalah salah satu hal penting dalam tahap pengembangan moral. Ada tiga tingkat dalam tahap pengembangan moral, yaitu prakonvensional, konvensional dan pascakonvensional.

(6)

menghindari konsekuensi pribadi yang dapat mengganggu. Dalam konteks sebuah organisasi, tingkat ini dapat dikaitkan dengan para manajer yang menggunakan gaya kepemimpinan otokratis atau paksaan, dimana para karyawan diorientasikan untuk penyelesaian tugas sebaik-baiknya.

Ditingkat konvensional orang-orang belajar menyesuaikan harapan-harapan akan perilaku yang baik seperti yang didefinisikan oleh rekan kerja, keluarga, teman dan masyarakat. Kolaborasi kelompok kerja dalah cara yang disukai untuk mencapai organisasi dan para manajer yang menggunakan sebuah gaya kepemimpinan yang mendorong hubungan interpersonal dan kerjasama.

Pada tingkat pascakonvensional, atau prinsip, individu-individu dibimbing oleh suatu rangkaian nilai dan standar internal dan bahkan tidak akan mematuhi peraturan atau perundang-undangan yang melanggar prinsip-prinsip ini. Nilai-nilai internal menjadi lebih penting daripada perkiraan nilai lainnya yang menonjol.

b. Organisasi

Nilai-nilai yang diterapkan dalam organisasi adalah penting, terutama saat kita memahami bahwa hampir semua orang berada ditingkat kedua dari pengembangan moral, yang artinya mereka percaya bahwa tugas mereka adalah memenuhi kewajiban dan harapan orang lain.

Riset telah menunjukan bahwa nilai-nilai sebuah organisasi sangat mempengaruhi perilaku karyawan dan pembuat keputusan. Secara khusus, budaya perusahaan berfungsi untuk memberi tahu karyawan keyakinan mengenai dan perilaku yang didukung oleh perusahaan dan yang tak akan ditolerir. Budaya dapat diuji untuk melihat jenis tanda-tanda etika yang diberikan kepada karyawan.

(7)

legal dan profesional, serta kepemimpinan dan proses keputusan, juga dapat memiliki pengaruh pada nilai-nilai etika dan pembuatan keputusan oleh manajer.

5.3. Prinsip-Prinsip Pengambilan Keputusan yang Etis

Prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang etis, menurut Pofesor Larue Hosmer, sejumlah prinsip etika yang berbeda dapat digunakan untuk mengambil keputusan bisnis, antara lain: kepentingan prinadi jangka panjang, kebijaksaan pribadi, perintah agama, peraturan pemerintah, manfaat bersama, hak perorangan, pemerataan keadilan.

1) Prinsip kepentingan pribadi jangka panjang adalah prinsip etika dimana manajer tidak perlu melakukan tindakan apapaun yang bukan menyangkut kepentingan jangka panjang prindai atau organisasi manajer.

2) Prinsip kebiasaan pribadi adalah prinsip etika yang berkeyakinan bahwa anda tidak boleh melakukan apapun yang tidak jujur, tidak terbuka, tidak tulus dan tidak suka dilaporkan di surat kabar maupun televisi.

3) Prinsip perintah agama adalah prinsip etika yang berkeyakinan bahwa manajer janganlah melakukan tindakan yang tidak baik dan tidak menciptakan sikap bermasyarakat, sikap di mana setiap orang bekerja bersama mencapai tujuan yang diterima masyarakat.

4) Prinsip peraturan pemerintah adalah prinsip etika yang menghendaki agar manajer tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum, karena hukum mewakili standar moral minimal.

5) Prinsip manfaat bersama adalah prinsip etika yang menyatakan bahwa manajer tidak boleh melakukan perbuatan yang tidak menghasilkan kebaikan lebih besar kepada masyarakat. Sebaliknya lakukanlah apa yang mencipatakan kebaikan terbesar kepada jumlah masyarakat. 6) Prinsip hak perorangan dalah prinsip etika yang meyakinkan bahwa

manajer tidak boleh melakukan perbuatan yang melanggar hak orang lain yang telah disepakati.

(8)

merugikan bagi kelompok terkecil di antara kita: yang miskin, tidak berpendidikan dan pengangguran.

6. Pengertian Tanggung Jawab Sosial

Definisi formal dari tanggung jawab sosial adalah kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan yang berperan dalam mewujudkan kesejahterahan masyarakat.

Walaupun definisinya cukup jelas, tanggung jawab sosial dapat menjadi sebuah konsep yang sulit untuk dicerna, karena setiap orang mempunyai keyakinan yang berbeda mengenai tindakan apa yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Yang membuat masalah semakin buruk, tanggung jawab meliputi serangkaian masalah, banyak di antaranya membingungkan, sehubungan dengan benar atau salah.

7. Kriteria Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab sosial dapat dibagi ke dalam beberapa kriteria, yaitu tanggung jawab ekonomi, tanggung jawab hukum, tanggung jawab etika, dan tanggung jawab diskresioner.

a. Tanggung Jawab Ekonomi

Kriteria pertama dalam tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab ekonomi. Institusi bisnis, diatas segalanya, adalah unit ekonomi dasar. Tanggung jawabnya adalah menghasilkan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dan memaksimalkan laba bagi pemiliknya serta pemegang saham. Tanggung jawab ekonomi, sampai batas ekstrim, disebut pandangan memaksimalkan laba.

b. Tanggung jawab legal

(9)

c. Tanggung jawab etika

Tanggung jawab etika meliputi perilaku yang tidak perlu disusun dalam undang-undang dan boleh tidak melayani kepentingan ekonomi langsung perusahaan. Para pembuat keputusan organisasi harus bertindak atas dasar kesetaraan, keadilan, dan tidak memihak, menghormati hak-hak individu, dan memberikan perlakuan yang berbeda hanya jika relevan dengan tujuan dan tugas organisasi. Perilaku yang tidak etis timbul ketika keputusan memungkinkan individu atau perusahaan mendapat keuntungan dengan mengorbankan masyarakat.

d. Tanggung jawab diskresioner

Tanggung jawab diskresioner adalah murni suka rela dan dituntun oleh keinginan sebuah perusahaan untuk memberi kontribusi sosial yang tidak diperintahkan oleh ekonomi, undang-undang, atau etika. Aktivitasnya meliputi kontribsi amal yang murah hati yang tidak mendapat balasan bagi perusahaan dan memang tidak diharapkan. Tanggung jawab diskresioner adalah kriteria tertinggi dari tanggung jawab sosial, karena berada di atas harapan sosial untuk memberi kontribusi bagi kesejahteraan komunitas.

8. Peran Kepada Siapa Organisasi Bertanggung Jawab

(10)

suatu kelompok yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan dan dapat mempengaruhi pandangan umum tentang perilaku tanggung sosial.

9. Tindakan Perusahaan Terhadap Tuntutan Sosial

Para ilmuwan manajemen telah mengembangkan sebuah skala tindakan tanggapan yang digunakan perusahaan ketika mereka menghadapi sebuah masalah sosial. Tindakan-tindakan ini adalah obstruktif, defensif, akomodatif, dan proaktif.

a. Obstruktif

Perusahaan yang menerapkan respon obstruktif menolak semua tanggung jawab, menolak keabsahan dari bukti-bukti pelanggaran, dan memunculkan upaya-upaya untuk merintangi penyelidikan. Tindakan obstruktif ini merupakan tindakan dengan tingkatan yang paling rendah.

b. Defensif

Respon defensif artinya bahwa perusahaan mengakui beberapa kesalahan yang berkaitan dengan ketelanjuran atau kelalaian. Perusahaan memangkas kerugiannya dengan mempertahankan dirinya, tapi tidak obstruktif. Para manajer defensif pada umumnya percaya bahwa “hal ini terjadi, tapi bukan kesalahan siapapun”.

c. Akomodatif

Respon akomodatif artinya perusahaan menerima tanggung jawab sosial atas tindakannya, meskipun mungkin hal itu dilakukan karena tekanan eksternal. Perusahaan yang menerapkan tindakan ini mencoba untuk memenuhui tanggung jawab ekonomi, legal dan etika. Jika kekuatan-kekuatan di luar menerapkan tekanan, para manajer setuju untuk membatasi aktivitas-aktivitas yang dapat dipertanyakan secara etika. Perusahaan sering menyewa seorang konsultan etika untuk membantu mereka membersihkan tindakan mereka dan memperbaiki citra publik mereka.

d. Proaktif

(11)

masyarakat dan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan tanpa bujukan atau tekanan dari para pihak yang berkepentingan.

Keobstruktifan cenderung muncul di perusahaan-perusahaan yang tindakannya hanya berdasarkan pertimbangan ekonomis. Organisasi-organisasi defensif bersedia bekerja dalam undang-undang tertulis. Organisasi-organsasi akomodatif menjawab tekanan etika. Organisasi-organisasi proaktif menggunakan tanggung jawab diskresioner untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas.

10. Mengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Para manajer harus mengambil langkah-langkah aktif untuk memastikan bahwa perusahan berdiri dengan dasar etika. Metode menejemen untuk membantu organisasi supaya lebih bertanggung jawab meliputi kepemimpinan dengan contoh, kode etik, struktur etika dan mendukung orang yang mengungkapkan penyimpangan.

a. Kepemimpinan Dengan Contoh

Dalam sebuah studi kebijakan dan praktik etika di perusahaan-perusahaan yang sukses dan etis seperti Boeing, Xerox, tidak ada yang lebih jelas daripada peranan penting para manajer puncak. Para pemimpin menyusun etika organisasi melalui tindakan mereka sendiri. Para pemimpin membuat komitmen pada nilai-nilai etika dan membantu orang lain di seluruh organisasi untuk mewujudkan dan mencerminkan nilai-nilai itu.

b. Kode etik

(12)

mengandung bahasa yang umum mengenai tanggung jawab perusahaan, kualitas produk dan perilaku terhadap karyawan. Pernyataan yang berdasarkan kebijakan umumnya memberi garis besar prosedur yang akan digunakan dalam situasi etika tertentu. Situasi-situasi ini dapat mencakup praktik pemasaran, konflik kepentingan, pengamatan undang-undang, informasi hak milik, pemberian politik, dan kesempatan yang sama.

c. Stuktur etika

Struktur etika mengambarkan sistem, posisi dan program yang beragam yang dapat diambil sebuah perusahaan untuk mengimplementasikan perilaku yang etis. Komite etika adalah sebuah kelompok eksekutif yang ditunjuk untuk mengawasi etika perusahaan. Komite itu memberikan keputusan atas masalah etika yang dipertanyakan. Ombudsman etika adalah seseorang petugas yang diberikan tanggung jawab untuk menyelidiki keluhan-keluhan pelangaran etika dan juga member tahu manjemen puncak mengenai potensi-potensi pelangaran etika.

d. Pengungkapan penyimpangan

Penyikapan oleh seorang karyawan mengenai praktik ilegal, tak bermoral, atau tidak sah yang dilakukan oleh organisasi disebut pengungkapan penyimpangan. Sampai derajat tertentu, usaha untuk membuat sebuah perusahaan bertanggung jawab tergantung pada individu-individu yang bersedia untuk mengungkapkan jika mereka mendeteksi adanya aktivitas yang ilegal, berbahaya, atau tidak etis. Para pengungkap sering melaporkan tindakan tercela kepada orang luar, seperti agen peraturan, senator, atau reporter suratkabar. Namun untuk menjadi pengawal etika yang efektif, perusahaan harus memandang pengungkapan sebagai manfaat bagi perusahaan dan membuat usaha-usaha yang berdedikasi untuk melindungi para pengungkap.

(13)

Banyak perusahaan terbaik sekarang menyadari bahwa suskes dapat diukur dengan banyak cara, yang tidak semuanya muncul dalam laporan keuangan. Namun, hubungan antara etika dan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan dengan kinerja keuangannya menjadi perhatian baik bagi para manajer maupun ilmuwan manajemen dan telah menciptakan sebuah peradaban yang seru. Salah satu hal yang diperhatikan oleh manajer adalah apakah menjadi warga negara yang baik akan membawa dampak buruk bagi kinerja-bagaimanapun program etika membutuhkan uang. Sejumlah studi telah dilakukan untuk menentukan apakah peningkatan etika dan respon sosial meningkatkan atau menurunkan performa keuangan. Misalnya James Burke, membuat daftar nama perusahaan yang dikenal akan standar etika yang tinggi. Dalam periode 1950-1990, Burke menemukan bahwa nilai pasar perusahaan yang ada di daftar tersebut tumbuh sebesar 11.3% per tahun. Dengan demikian, dapat diketahui suatu indikasi bahwa penggunaan sumberdaya bagi etika dan tanggung jawab sosial tidak merugika perusahaan.

Perusahaan-perusahaan maju menyadari bahwa integritas dan kepercayaan adalah elemen yang penting dalam menopang hubungan bisnis yang sukses dan menguntungkan. Meskipun melakukan hal yang benar tidak selalu menguntungkan dalam jangka pendek, hal itu mengembangkan suatu tingkat kepercayaan yang tak dapat dibeli dengan uang dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

12. Etika dan Tanggung Jawab Sosial Masa Kini.

 PT Coca Cola Bottling Indonesia melalui Coca Cola Foundation melakukan

serangkaian aktivitas yang terfokus pada bidang-bidang: pendidikan, lingkungan, bantuan infrastruktur masyarakat, kebudayaan, kepemudaan, kesehatan, pengembangan UKM, juga pemberian bantuan bagi korban bencana alam .

 Astra Group, melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra menyebutkan bahwa

(14)

universitas, penerjemahan dan donasi buku-buku teknik, program magang dan pelatihan kewirausahaan di bidang otomotif.

 PT Bank Central Asia, Tbk berkolaborasi dengan PT Microsoft Indonesia

menyelenggarakan pelatihan IT bagi para guru SMP dan SMA negeri di Tanggamus, Lampung. Pelatihan ini sebagai pelengkap dari pemberian bantuan pendirian laboratorium komputer untuk beberapa SMP dan SMA di Gading Rejo, Tanggamus yang merupakan bagian dari kegiatan dalam program Bakti BCA.

Sukses tidaknya program tanggung jawab perusahaan sangat bergantung pada kesepakatan pihak – pihak berkepentingan. Pihak – pihak yang berkepentingan yang terlibat dalam proses produksi tindakannya disatu sisi dapat mendukung kinerja perusahaan tapi disisi lain dapat menjadi pengganggu karena setiap pihak mempunyai kriteria tanggung jawab yang berbeda yang disebabkan perbedaan kepentingan.

Daftar Pustaka

William, Chuck. 2001. Manajemen 1st edition. Jakarta: Salemba Empat.

Daft, Richard L. 2000. Manajemen Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Anonim. http://www.othe.org/ilmu-pengetahuan/ekonomi/2112/etika-dan-tanggung-jawab-sosial-masa-kini/. (Diakses 7 Maret 2015)

Anonim. http://wiliiamlia.blogspot.com/2013/12/tanggung-jawab-sosial-dan-etika-dalam.html?m=1. (Diakses 7 Maret 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai-nilai etika terungkap dalam aturan-aturan maupun hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur bagaimana seseorang harus bersikap dan berperilaku dalam

Etika normatif berbicara mengenai norma – norma yang menuntun tingkah laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagai

Maryani dan Ludigdo (2001) mendefinisikan etika sebagai seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,

Etika dapat lagi menjadi dua bagian yaitu etika perangai dan etika moral, yang dimaksud dengan etika perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan perangai manusia yang hidup

Etika dan Tanggung Jawab Sosial.

Dasar pemikiran yang melandasi penyusuanan etika profesional setiap profesi adalah kebutuhan proses tersebut tentang kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa

 Etika politik juga bertujuan untuk mempertahankan prinsip moral yang digunakan mengatur politik di dalam masyarakat, memberikan aturan dalam pemberian wewenang agar tetap sesuai