• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK POSITIF SEORANG WIRAUSAHA YANG ME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DAMPAK POSITIF SEORANG WIRAUSAHA YANG ME"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK POSITIF SEORANG WIRAUSAHA YANG MEMILIKI KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PADA KESUKSESAN INOVASI PRODUK DAN KINERJA BISNIS

Elia Ardyan1* Olivia T. Putri1 STIE Surakarta1

Email: ardyan.sbs@gmail.com1*

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah: (1) menguji pengaruh kompetensi kewirausahaan pada kinerja bisnis, (2) menguji pengaruh kompetensi kewirausahaan pada kesuksesan inovasi produk, dan (3) menguji pengaruh kesuksesan inovasi produk pada kinerja bisnis. Sampel penelitian ini adalah 270 Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) yang tersebar di Eks Karesidenan Surakarta (Karanganyar, Sragen, Sukoharjo, Klaten, Solo dan Boyolali). Analisis yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Struktural Equation Modeling (SEM). Untuk mengolah data menggunakan Amos versi 21. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa (1) kompetensi kewirausahaan berpengaruh positif dan signiikan pada kesuksesan inovasi produk, (2) kompetensi kewirausahaan berpengaruh positif dan signiikan pada kinerja bisnis, dan (3) kesuksesan inovasi produk berpengaruh positif tetapi tidak signiikan pada kinerja bisnis.

Kata kunci: kompetensi kewirausahaan, kesuksesan inovasi produk, dan kinerja bisnis.

PENDAHULUAN

Di Indonesia, Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) mengalami perkembangan yang pesat. Pada tahun 2015, jumlah UMKM di Indonesia berkisar 3,67 juta UMKM (diolah dari BPS, 2016). Perkembangan ini disebabkan karena iklim usaha yang mulai membaik. Kebijakan yang diberikan pemerintahan mulai berpihak pada pelaku UMKM akan mampu meningkatkan kesuksesan UMKM tersebut (Lee, Ahn, & Han, 2006; Mouriuchi & Takahashi, 2016). UMKM yang berkembang akan memperbanyak aktivitas kewirausahaan di indonesia. Salah satu yang menginspirasi pertumbuhan ekonomi di negara berkembang adalah aktivitas ekonomi (Harper, 1991).

Kompetensi menjadi salah satu faktor penting yang menjadi daya saing yang dimiliki oleh UMKM. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, para pengusaha dibutuhkan untuk menjadi baik kompeten di bidang yang berbeda seperti sikap, intelektual, perilaku dan manajerial sejak proses bisnis dianggap sangat penting hari ini (Wichramaratne, Kiminami, & Yagi, 2014). Kesuksesan sebuah bisnis ditentukan oleh kompetensi yang ada di dalam bisnis tersebut (Mitchelmore & Rowley, 2010). Kompetensi

yang dimiliki oleh wirausaha (entrepreneurial competency) pada dasarnya merupakan hubungan antara kompetensi dan daur hidup bisnis (Baum, Locke, & Smith, 2001; Bird, 1995). Kompetensi akan mampu meningkatkan peningkatan inovasi, keunggulan bersaing (Meutia & Ismail, 2012) dan kinerja (Day & Wensley, 1988).

(2)

Tujuan penelitian ini adalah: (1) menguji pengaruh kompetensi kewirausahaan pada kinerja bisnis, (2) menguji pengaruh kompetensi kewira-usahaan pada kesuksesan inovasi produk, dan (3) menguji pengaruh kesuksesan inovasi produk pada kinerja bisnis.

TELAAH LITERATUR

Kompetensi Kewirausahaan

Bird (1995) menunjukkan bahwa kompetensi

kewi-rausahaan dideinisikan sebagai karakteristik yang

mendasari seperti pengetahuan khusus, motif, sifat, gambar diri, peran sosial dan keterampilan yang menghasilkan kelahiran usaha, kelangsungan hidup dan / atau pertumbuhan. Man et al. (2002)

dideinisikan kompetensi kewirausahaan sebagai

kemampuan total pengusaha untuk melakukan peran pekerjaan berhasil. Ada konsensus umum bahwa kompetensi kewirausahaan dilakukan oleh individu, yang memulai dan mengubah bisnis me-re ka. Johnson dan Winterton (1999) mengamati bahwa berbagai keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah perusahaan kecil secara kualitatif maupun kuantitatif berbeda dari yang diperlukan dalam organisasi yang lebih besar. Hal ini setidaknya sebagian karena; dalam konteks kewirausahaan fokusnya adalah pada individu (Hunt dan Meech, 1991).

Berbagai penelitian menunjukkan keberagaman kompetensi kewirausahaan. Huck and McEwen (1991) menemukan jenis kompetensi kewirausaan pada wirausa-wirausaha di Jamaika. Kompetensi yang dimiliki oleh pengusaha jamaika antara lain adalah perencanaan dan penganggaran serta kompetensi di bidang pemasaran. Chandler (1992) melihat kompetensi kewirausahaan dalam bentuk

kemampuan mengudentiikasi dan memprediksi

peluang. Man and Lau (2005) melihat kompetensi wirausaha di Hongkong disimpulkan dalam beberapa kompetensi,seperti kompetensi melihat peluang, mengorganisasikan, menjalin hubungan, membuat komitmen, dan membuat konseptual dengan baik. Wichramaratne et al. (2014) menyimpulkan bahwa kompetensi kewirausaan ada 5 jenis, yaitu kompetensi melihat peluang, kompetensi mengorganisasi, kom-petensi membuat strategi, komkom-petensi menjalin hu-bungan, dan kompetensi membuat komitmen.

Kesuksesan Inovasi Produk

Seorang pemimpin atau wirausaha harus mampu menciptakan budaya inovasi (Leavy, 2005). Seorang wirausaha harus mampu membuat lingkungan kerja yang mampu menciptakan hal-hal yang kreatif (Amabile, Conti, Coon, Lazenby, & Herron, 1996). Kekuatan inovasi merupakan salah satu pendorong kesuksesan perusahaan di masa yang akan datang (Cook, 1998). Strategi inovasi akan sangat berguna pada saat kondisi tidak pasti (Lynn & Akgun, 1998).

Inovasi memiliki link yang kuat untuk kebaruan atau kreativitas, konsep kualitas seperti standardisasi, toleransi rendah dan sistematis prosedur mematuhi (Wang & Wang, 2012).

Di dalam sejarah inovasi di dalam pemasaran, Christian (1963) menemukan ada 3 jenis inovasi yaitu inovasi kreatif, inovasi adaptif, dan inovasi administratif.Inovasi kreatif berarti melakukan apa yang belum pernah dilakukan sebelumnya baik pada produk, jasa ataupun metodenya. Inovasi adaptif

berarti kombinasi atau modiikasi dari elemen

dengan cara yang baru.Inovasi administratif berartu meningkatkan hasil operasi di dalam seting yang

dikenal di dalam efektiitas administrasi.

Produk baru memiliki tingkat inovasi yang berbeda-beda. Berbagai penelitian tentang tingkat inovasi menjelaskan tentang berbagai jenis inovasi, seperti inovasi radikal, inovasi inkremental, inovasi moderat atau benar-benar produk baru (Garcia & Calantone, 2002; Herrmann, Gassmann, & Eisert, 2007; Janssen, Stoopendaal, & Putters, 2015; Souto, 2015; Un, 2010; Utterback & Abernathy, 1975). Inovasi radikal cenderung melakukan inovasi dalam skala yang besar sedangkan inovasi inkremental melakukan inovasi dalam skala kecil. Inovasi moderat berkaitan dengan skala inovasi yang sedang. Kategori terakhir adalah benar-benar produk baru, berarti baik dari sisi produk ataupun proses yang digunakan untuk menghasilkan produk adalah benar-benar baru.

Kinerja Bisnis

(3)

dari pangsa pasar, prosentase, penjualan produk baru pada total penjualan (Tajeddini, Trueman, & Gretchen, 2006). Voola, Casimir, Carlson, and Agnihotri (2012) dan Cambra-Fierro, Hart, Mur, and Redondo (2011) memasukkan loyalitas sebagai ukuran kinerja se-dangkan Jaworski and Kohli (1993) memasukkan komitment organisasi sebagai ukuran kinerja.

HIPOTESIS

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Pada Kinerja Bisnis

Studi dari kesuksesan bisnis di UKM secara umum dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok besar (Ahmad, Ramayah, Wilson, & Kummerow, 2010). Pertama menyoroti peran faktor eksternal dalam menentukan keberhasilan, sedangkan yang kedua menekankan aspek internal UKM, khususnya, variabel organisasi dan karakteristik pengusaha. Pada faktor internal, keterampilan manajerial dan pe rencanaan membuat bisnis menjadi sukses (Fang, Qureshi, McCole, & Ramsey, 2008). Covin and Slevin (1991) menjelaskan bahwa komptensi yang dimiliki sumber daya suatu bisnis akan mam pu meningkatkan kesuksesan sebuah bisnis. Kemam-puan, keterampilan, dan pengetahuan yang di-miliki oleh wirausaha akan mampu meningkatkan ke suksesan usaha yang dibangun. Dari penjelasan tersebut, diusulkan hipotesis sebagai berikut:

H1: Kompetensi kewirausahaan berpengaruh

positif dan signiikan pada kinerja bisnis.

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Pada Kesuksesan Inovasi Produk.

Bird (1995) mendeinisikan kompetensi kewira­

usahaan merupakan karakteristik yang dimiliki wira usaha seperti pengetahuan tertentu, motif, ciri-ciri, self image, peran sosial dan keterampilan yang menghasilan kelahiran, bertahan hidup, dan bertumbuh. Kompetensi kewirausahaan akan mem-buat seorang wirausaha mampu memunculkan ide-ide baru dan segar di dalam bisnis. Ide-ide-ide baru tersebut akan dapat direalisasikan dalam bentuk pro-duk atau jasa yang baru. Kompetensi akan mampu meningkatkan suksesnya inovasi produk. Karak-teristik dan keterampilan yang dimiliki seorang wirausahalah yang memampunya untuk berinovasi. Kompetensi manajerial telah menjadi salah satu kunci perusahaan dalam pengembangan produk baru (Mu, Peng, & Tan, 2007). Peneliti lain menjelaskan

ada satu kemampuan yang harus dimiliki agar mam-pu meningkatkan inovasi. Kemammam-puan itu adalah kemampuan mengabsorb (Chen, Lin, & Chang, 2009). Dari penjelasan tersebut, diusulkan hipotesis sebagai berikut:

H2: Kompetensi Kewirausahaan berpengaruh

positif dan signiikan pada kesuksesan inovasi

produk.

Pengaruh Kesuksesan Inovasi Produk Pada Kinerja Bisnis

Salah satu tujuan melakukan inovasi adalah agar bisnis sukses (Christian, 1963). Kompetensi pengetahuan tentang pasar merupakan salah atu kompetensi yang mampu meningkatkan keunggulan produk baru (Li & Calantone, 1998). Seorang wirausaha harus memiliki kompetensi dalam memperoleh informasi

pasar. Efektiitas dari informasi pasar inilah yang

akan membuat tingkat kesuksesan produk baru akan meningkat (Hart, Tzokas, & Saren, 1999). Boer and During (2001) melihat bahwa ada beberapa kunci aktivitas-aktivitas di dalam manajemen ino-vasi, antara lain formulasi sasaran, mendesain dan mengorganisasikan proses, mengubah sasaran dan lain lainnya.Apabila kira mampu melakukan aktivitas-aktivitas tersebut maka tingkat inovasi di dalam perusahaan akan meningkat. Kemampuan perusahaan untuk melakukan inovasi akan sangat berpengaruh pada kinerja (Calantone, Cavusgil, & Zahao, 2002; Koellinger, 2008). Peneliti lainnya menjelaskan bahwa inovasi sangat berpengaruh pada kinerja (Ardyan, 2016; Ardyan, Rahmawan, & Isstianto, 2015; Jenny, 2005; Liao, Wang, Chuang, Shih, & Liu, 2010; McDermott & Prajogo, 2012; Vaccaro, Parente, & Veloso, 2010). Dari penjelasan tersebut, diusulkan hipotesis sebagai berikut:

H3: Kesuksesan inovasi produk berpengaruh

positif dan signiikan pada kinerja bisnis

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dan Sampel

(4)

Tabel 1. Deinisi Operasional

Variabel Indikator Sumber Indikator Skala Pengukuran

Kompetensi Kewirausahaan

1. mampu mengidentiikasi

peluang usaha

2. mudah untuk menjalin hubungan/

jejaring

3. mampu berpikir inovasi dengan

mudah

Diadopsi dari Chandler (1992); Izquierdo,

Deschoolmeester, and Salazar (2005); Wichramaratne et al. (2014)

7 poin skala likert (1=sangat tidak setuju; 7=sangat setuju

Kesuksesan Inovasi Produk

1. Menghasilkan produk baru di pasar

2. Menawarkan ide baru ke pasar

3. Menghasilkan produk kreatif

Diadopsi dari Bao, Sheng, and Zhou (2012); Zhang and Wu (2013)

7 poin skala likert (1=sangat tidak setuju; 7=sangat setuju

Kinerja Bisnis 1. Pertumbuhan penjualan 2. Pertumbuhan pangsa pasar 3. Pertumbuhan laba

Diadopsi dari Zheng, O’Neill, and Maorrison (2009); Morgan (2012);Carey (2015)

7 poin skala likert (1=sangat tidak setuju; 7=sangat setuju

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta. Dari 600 kuesioner hanya 270 yang dapat diolah, sehingga

respon rate penelitian ini adalah 45%. Tehnik peng-ambilan sampel menggunakan purposive sampling, dimana sampel diambil berdasarkan syarat-syarat tertentu. Syarat tertentu tersebut antara lain: (1) memiliki karyawan minimal 3 orang, (2) UMKM sudah berdiri minimal selama 3 tahun, (3) mau mengisi kuesioner.

Analisis

Analisis yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Struktural Equation Modeling (SEM). Untuk mengolah data menggunakan Amos versi 21.

HASIL

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas di dalam penelitian ini menggunakan AVE dan faktor loading. Syarat lolos uji validitas adalah nilai AVE dan faktor loading harus diatas

0,5. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai AVE dan nilai faktor loading sudah diatas 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen sudah valid.

Uji Reliabilitas di dalam penelitian ini meng-gunakan Cronbach Alpha dan Composite Reliability. Syarat instrumen dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha dan Composite Reliability lebih dari 0,6. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha dan Composite Reliability sudah diatas 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen sudah reliabel/ handal.

Responden yang mengisi kuesioner sebagian besar adalah laki-laki (67,5%). Tingkat pendidikan tingkat SMA sebesar 33,2%, S1 sebesar 62,2% dan sisanya memiliki pendidikan S2 dan S3 (4,6%). Sebagian besar usaha bergerak di bidang kuliner (55,4%) sisanya bergerak di bidang fashion, makanan ringan, retail, dan lain-lainnya (45,6%).

Deinisi Operasional

(5)

Model Fit

Penelitian ini menguji apakah model sudah it dengan data yang ada. Ukuran model it di dalam penelitian

ini adalah NFI, RFI, IFI, TLI, CFI, dan GFI. Cut off tiap-tiap ukuran adalah diatas 0,90. Di dalam

penelitian ini, model it sudah sesuai dengan yang

dipersyarakan (NFI =0,959, RFI=0,938, IFI=0,966, TLI=0,949, CFI=0,966, dan GFI=0,905). Maka

dapat disimpulkan bahwa model sudah it dengan

data.

Pengujian Hipotesa

Hipotesa 1 di dalam penelitian ini adalah kompetensi

kewirausahaan berpengaruh positif dan signiikan

pada kinerja bisnis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi kewirausahaan berpengaruh

positif dan signiikan pada kinerja bisnis (B=1,157;

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesa

Hipotesis Hasil Keterangan

H1: Kompetensi Kewirausahaan à Kinerja Bisnis B=1,157; p<0,05 Hipotesis diterima

H2: Kompetensi Kewirausahaan à Kesuksesan Inovasi

Produk B=1,157; p<0,05 Hipotesis diterima

H3: Kesuksesan Inovasi Produk à Kinerja Bisnis B= 0,117; p=0,130 Hipotesis ditolak

Gambar 2. Hasil Uji SEM

p<0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 diterima.

Hipotesa 2 di dalam penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan berpengaruh positif dan

signiikan pada kesuksesan inovasi produk. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi

kewirausahaan berpengaruh positif dan signiikan

pada kesuksesan inovasi produk (B=1,157; p<0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 diterima.

Hipotesis 3 di dalam penelitian ini adalah ke-suksesan inovasi produk berpengaruh positif dan

signiikan pada kinerja bisnis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesuksesan inovasi produk

berpengaruh positif tetapi tidak signiikan pada

kinerja bisnis (B= 0,117; p=0,130). Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 ditolak.

(6)

Pembahasan

Kompetensi yang spesiik merupakan bagian pen­

ting yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia

di dalam bisnis. Kompetensi yang spesiik dan unik

akan mampu menjadi daya saing bisnis. Di dalam penelitian ini menemukan bahwa kompetensi ke-wira usahaan mampu berpengaruh positif dan

sig-niikan baik pada kesuksesan inovasi produk ataupun

kinerja bisnis. Di dalam penelitian ini, kom petensi kewirausahaan difokuskan pada 3 indikator, yaitu

mampu mengidentiikasi peluang, mudah untuk

menjalin hubungan/jejaring, dan mampu berpikir

inovasi. Pertama, mengidentiikasi peluang. Seorang wirausaha yang mampu mengidentiikasi peluang

di pasar akan mengakibatkan wirausaha tersebut mampu menyerap dan memahami segala informasi, pengetahuan dan peluang-peluang untuk membuat produk yang dibutuhkan oleh pasar. Pemahaman tentang peluang inilah yang akan membuat wirausaha mampu mengembangkan produk nya agar lebih inovatif dan diterima di pasar. Kedua, mudah untuk menjalin hubungan/jejaring. Membangun jejaring ataupun menjalin hubungan baik dengan konsumen, mitra bisnis, atau pesaing membuat wirausaha membangun co creation. Co creation inilah yang akan membuat UMKM mampu menghasilkan produk-produk inovatif dan baru di pasar. Ketiga, mampu berpikir inovasi. Kemampuan untuk berpikir inovasi akan membuat wirausaha mampu membuat ide-ide kreatif dan inovatif. Wirausaha harus mampu membuat ide kreatif menjadi produk kreatif.

Di dalam penelitian ini, kesuksesan inovasi

produk berpengaruh positif tetapi tidak signiikan

pada kinerja bisnis. Hal ini dimungkinakan karena produk yang inovatif harganya lebih mahal. UMKM cenderung memiliki pangsa pasar kalangan menengah ke bawah. Semakin produk inovatif dan unik, maka harganyapun juga akan semakin mahal. Indikasinya karena UMKM belum mampu memproduksi produk secara masal. Banyak UMKM masih menggunakan cara manual atau tradisional. Misalnya, Batik. Batik yang dibuat secara manual dan memiliki model yang unik, biasanya akan mahal. Banyak konsumen akan lebih cenderung membeli batik Cap dibandingkan dengan Batik Tulis.

Implikasi manajerial di dalam penelitian ini adalah: (1) seorang wirausaha harus benar-benar berinvestasi pada kompetensi, baik kompetensi wirausaha tersebut ataupun karyawannya. Di dalam

penelitian ini menjelaskan bahwa kompetensi kewirausahaan akan mampu meningkatkan secara signigikan kesuksesan inovasi produk dan kinerja bisnis. Cara investasi bisa dengan menyekolahkan karyawan, training, dan lain-lainnya. (2) gunakan tehnologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesuksesan inovasi produk tidak mampu

meningkatkan kinerja bisnis secara signiikan. Di­

mungkinkan karena cara proses produksi masih manual atau tradisional. Wirausaha harus mau ber-investasi pada tehnologi. Dengan menggunakan tehnologi diharapkan akan menurunkan biaya produksi.

KESIMPULAN

Ada tiga hasil yang dapat disimpulkan di dalam penelitian ini, antara lain: (1) kompetensi

kewira-usahaan berpengaruh positif dan signiikan pada

ke suksesan inovasi produk, (2) kompetensi

kewira-usahaan berpengaruh positif dan signiikan pada

kinerja bisnis, dan (3) kesuksesan inovasi produk

berpengaruh positif tetapi tidak signiikan pada

kinerja bisnis.

Keterbatasan penelitian ini adalah khususnya untuk usaha mikro, inovasi produk masih sangat terbatas dan jarang dilakukan. Oleh sebab itu, saran untuk penelitian yang akan datang obyek penelitian disarankan menggunakan industri kreatif agar mampu memperlihatkan sisi inovasi produk.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kami sampaikan kepada mahasiswa STIE Surakarta yang membantu penyebaran kuesioner baik di Karanganyar, Sragen, Sukoharjo, Klaten, Solo dan Boyolali.

DAFTAR PUSTAKA

(7)

Amabile, T. M., Conti, R., Coon, H., Lazenby, J., & Herron, M. (1996). Assesing the work environment for creativity. The Academy of

Management Journal, 39(5), 1154-1184. Ardyan, E. (2016). Market sensing capability and

SMEs performance: The mediating role of product innovativeness success. Business & Economics Review, 25(2), 1-18.

Ardyan, E., Rahmawan, G., & Isstianto, S. (2015). Membangun modal sosial dan kesuksesan berinovasi untuk meningkatkan kinerja UKM

Batik. Paper presented at the Seminar Nasional UNIBA, Surakarta.

Bakar, A. S., Sulaiman, M., & Osman, I. (2014). Exploring the relationship between busines factor and performance in the Malaysian halal biotechnology SMEs context. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 121, 243-252.

Bao, Y., Sheng, S., & Zhou, K. Z. (2012). Network-based market knowledge and product innovativeness. Market Letters, 23(1), 309-324.

Baum, J. R., Locke, E. A., & Smith, K. G. (2001). A multidimentional model of venture growth. Academy of Management Journal, 44(2), 292-303.

Bird, B. (1995). Toward a Theory of Entrepreneurial Competency. Advance in Entrepreneurship,.

Boer, H., & During, W. E. (2001). Innovation, What Innovation? A Comparison Between Product, Process And Organisational Innovation. International Journal of Technology Management, 22(1), 83-107.

Boyatzism, R. E. (1982). The Competent Manager:

A Model for Effective Performance. New York, NY: Wiley.

Calantone, R. J., Cavusgil, S. T., & Zahao, Y. (2002).

earning orientation, irm innovation capability, and irm performance. Industrial marketing Management, 31(6), 515-524.

Cambra-Fierro, J. J., Hart, S., Mur, A. F., & Redondo, Y. D. (2011). Looking for Performance: How Innovation and Strategy May Effect Market Orientation Models. Innovation: Management, Policy & Practice, 13(2), 154-172.

Carey, P. J. (2015). External accountants’ business advice and SME performance. Paciic Accounting Review, 27(2), 166-188.

Chandler, a. D. (1992). Organizational Capabilities and the Economic History of the Industrial Enterprise. The Journal of Economic Perspective, 6(3), 79-100.

Chen, Y.-S., Lin, M.-J. J., & Chang, C.-H. (2009). The positive effects of relationship learning and absorptive capacity on innovation performance and competitive advantage in industrial markets. Industrial marketing Management, 38, 152-158.

Christian, R. C. (1963). Innovate for Success. Journal of Marketing, 27(2), 78-79.

Cook, P. (1998). The creativity advantage - is your organization the leader of the pack? Industrial

and Commercial Training, 30(5), 179-184. Covin, J. G., & Slevin, D. P. (1991). A conceptual

model of entrepreneurship as irm behavior. Entrepreneurship Theory and Practice, 16(1), 7-26.

Day, G. S., & Wensley, R. (1988). Assessing Advantage: A Framework for Diagnosing Competitive Superiority. Journal of Marketing,

52(April), 1-20.

Fang, Y., Qureshi, I., McCole, P., & Ramsey, E. (2008). Relationship quality and online customer

retention: the contingent role of e-commerce

institutional mechanism effectiveness. Paper presented at the Proceedings Pre-ICIS WeB 2008 7th workshop on e-business: designing e-business systems: markets, services and networks, Paris.

Garcia, R., & Calantone, R. J. (2002). A critical look at technological innovation typology and innovativeness terminology: A literature review. Journal of Product Innovation Management, 19(2), 110-132.

Harper, M. (1991). The role of enterprise in poor countries. Entrepreneurship, Theory and Practice, 15(4), 7-11.

Hart, S., Tzokas, N., & Saren, M. (1999). The Effectiveness of Market Information in Enhancing New Product Success Rate. European Journal of Innovation Management,

(8)

Herrmann, A., Gassmann, O., & Eisert, U. (2007). An empirical study of the antecedents for radical product innovations and capabilities for transformation. Journal of Engineering and Technology Management, 24(1-2), 92-120. Huck, J., & McEwen, T. (1991). Competencies

needed for small business success: Perceptions of Jamaican entrepreneurs. Journal of Small

Business Management, 29(4), 90-93.

Izquierdo, E., Deschoolmeester, D., & Salazar, D. (2005). The importance of competencies for

entrepreneurship: A view from entrepreneur

and. Paper presented at the International of Entrepreneurship 2005, Spanyol.

Janssen, M., Stoopendaal, A. M. V., & Putters, K. (2015). Situated novelty: Introducing a process perspective on the study of innovation. Research

Policy, 44(10), 1974-1984.

Jaworski, B., & Kohli, A. (1993). Marketing orientation: Antecendents and consequences. Journal of Marketing, 57(July), 53-70.

Jena, S., & Sahoo, C. K. (2014). Improving managerial performance: a study on entrepreneurial and leadership competencies. Industrial and

Commercial Training, 46(3), 143-149.

Jenny, D. (2005). Knowledge management,

innovation and irm performance. Journal of

Knowledge Management, 9, 101.

Koellinger, P. (2008). The relationship between

technology, innovation, and irm performance:

Empirical evidence from e-business in Europe. Research Policy, 37(8), 1317-1328.

Leavy, B. (2005). A leader’s guide to creating an innovation culture. Strategy & Leadership, 33(4), 38-45.

Lee, H. Y., Ahn, H., & Han, I. (2006). Analysis of trust in the e-commerce adoption. Paper presented at the the 39th Hawaii International Conference on System Sciences, Big Island, HI.

Li, T., & Calantone, R. J. (1998). The Impact of Market Knowledge Competence on New Product Advantage: Conceptualizationand Empirical Examination. Journal of Marketing,

62(4), 13-29.

Liao, C. C., Wang, H. Y., Chuang, S. H., Shih, M. L., & Liu, C. C. (2010). Enhancing knowledge

management for R&D innovation and irm

performance: An integrative view. African

Journal of Business Management, 4, 3026-3038.

Lynn, G. S., & Akgun, A. E. (1998). Innovation strategies under uncertainty: a contingency approach for new product development. Engineering Management Journal, 10(3), 11-17.

Man, T. W. Y. (2006). Exploring the behavioural patterns of entrepreneurial learning. Education+Training, 48(5), 309-321.

Man, T. W. Y., & Lau, t. (2005). The Context of Entrepreneurship in Hong Kong. Journal of Small Business and Enterprise Development, 12(4), 464-481.

McDermott, C. M., & Prajogo, D. I. (2012). Service innovation and performance in SMEs. International Journal of Operations &

Production Management, 32(2), 216-237. Meutia, & Ismail, T. (2012). The Development

of Entrepreneurial Social Competence And Business Network to Improve Competitive Advantage And Business Performance of Small Medium Sized Enterprises: A Case Study of Batik Industry In Indonesia. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 65, 46-51.

Mitchelmore, S., & Rowley, J. (2010). Entrepreneurial Competencies: A Literature Review and Development Agenda. International Journal of Entrepreneurial Behavior & Research, 16(2), 92-111.

Morgan, N. A. (2012). Marketing and Business Performance. Journal of the Academy of

Marketing Science, 40, 102-119.

Mouriuchi, E., & Takahashi, I. (2016). Satisfaction trust and loyalty of repeat online consumer within the Japanese online supermarket trade. Australasian Marketing Journal(Maret), 1-11. doi: 10.1016/j.ausmj.2016.02.006

Mu, J., Peng, G., & Tan, Y. (2007). New product development in Chinese SMEs : Key success factors from a managerial perspective. International Journal of Emerging Markets,

2(2), 123-143.

(9)

SME performance. Industrial Management & Data System, 108(9), 1182-1199.

Souto, J. E. (2015). Business Model Innovation and Business Concept Innovation as the context of Incremental and Radical Innovation. Tourism

Management, 51, 142-155.

Tajeddini, K., Trueman, M., & Gretchen, L. (2006). Examining the Effect of Market Orientation On Innovativeness. Journal of Marketing Management, 22, 529-551.

Un, C. A. (2010). An Empirical Multi-Level Analysis for Achieving Balance Between Incremental and Radical Innovations. Journal of Engineering and Technology Management, 27, 1-19.

Utterback, J. M., & Abernathy, W. J. (1975). A Dynamic Model of Process and Product Innovation. The International Journal of

Management Science, 3(6), 639-656.

Vaccaro, A., Parente, R., & Veloso, F. M. (2010). Knowledge management tools, inter-organizational relationships, innovation and

irm performance. Technological Forecasting & Social Change, 77, 1076-1089.

Voola, R., Casimir, G., Carlson, J., & Agnihotri, M. A. (2012). The effects of market orientation, technological opportunism, and e-business adoption on performance: A moderated mediation analysis. Australasian Marketing Journal, 20, 136-146.

Wang, Z. W., & Wang, N. (2012). Knowledge

sharing, innovation and irm performance.

Expert System with Application, 39(10), 3899-8908.

Wichramaratne, A., Kiminami, A., & Yagi, H. (2014). Entrepreneurial Competencies and Entrepreneurial Orientation of Tea Manufacturing Firms in Sri Lanka. Asian Social

Science, 10(18), 50-62.

Zhang, J., & Wu, W.-P. (2013). Social capital and new product development outcome: The mediating role of sensing capability in Chinese high-tech

irms. Journal of World Business, 48, 539-548. Zheng, C., O’Neill, G., & Maorrison, M. (2009).

Enhancing Chinese SME performance through innovative HR practices. Personnel Review,

Gambar

Tabel 1. Deinisi Operasional
Gambar 2. Hasil Uji SEM

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode bermain puzzle terhadap kemampuan cuci tangan anak tunagrahita digunakan uji

keseragaman dan pendalaman pengetahuan mereka terhadap persoalan kasus- kasus illegal logging sebagai kasus-kasus yang khusus, memerlukan tidak saja sosilisasi untuk

19)Menggugat dan / atau mennuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata satu

Gabungan dua metode berpikir deduktif dan induktif disebut metode ilmiah (Suriasumantri, 2007). Metode ilmiah menjawab masalah dengan dua metode berpikir, yaitu metode

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu terdapat pengaruh dari konsumsi vitamin C terhadap kadar malondialdehyde (MDA) pada

Kecamatan Jetis merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Letak Kecamatan Jetis 10 Km sebelah utara dari pusat Pemerintahan Kabupaten Mojokerto.

penelitian diketahui penerapan e-tendering dan penerapan e-purchsing merupakan model variabel yang tepat dan akurat dalam menjelaskan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa