• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi Wirausaha Dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kompetensi Wirausaha Dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

(Studi Kasus di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut)

The Influence Of Entrepreneur Competence And Market Orientation On Business Performance

(Case Study In Central Ukm Shoes Cibaduyut)

Skripsi

“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang Strata 1 (S1) Program Studi Manajemen”

Oleh :

Yayan Ruhimat 21208033

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

v

Yayan Ruhimat, “Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut”, di bawah bimbingan : Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si.

Penelitian ini dilakukan pada pemilik atau manager usaha sepatu yang ada di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut. Fenomena yang terjadi adalah terjadi penurunan pendapatan atau keuntungan para pengusaha sepatu di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut sehingga menimbulkan terjadinya penurunan jumlah pengusaha. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha dan orientai pasar terhadap kinerja bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah konsumen yang berjumlah 828 pada periode 2007-2011 dengan sampel sebanyak 100 responden. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi person, analisis jalur, korelasi, koefisien determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan penghitungan statistik dengan bantuan program aplikasi SPSS 18.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja bisnis usaha sepatu di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut secara keseluruhan termasuk dalam kriteria tinggi/baik, namun indikator Financial Competence, dan Human relation competence masih kurang baik. Pengaruh kompetensi wirausaha terhadap orientasi pasar berdampak positif dan signifikan yaitu 53,1%, begitu pula pengaruh kompetensi wirausaha terhadap kinerja bisnis berdampak positif dan signifikan yaitu 29,2%, serta pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis berdampak positif dan signifikan yaitu dengan kontribusi sebesar 34,2%. Kemudian dampak secara secara simultan berdampak positif dan signifikan yaitu 63,4%. Hal ini berarti kompetensi wirausaha dan orientasi pasar mampu mampu meningkatkan kinerja bisnis pengusaha sepatu di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut semakin tinggi/baik.

(5)

iv

Orientation On Business Performance In Central UKM Shoes Cibaduyut”, under the guidance : Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si.

The research was conducted on the owner or manager of a shoes business in central UKM Shoes Cibaduyut. Phenomenon that occurs is a decline in revenues or profits of the entrepreneurs in central UKM Shoes Cibaduyut causing a decline in the number of employers. The purpose of this research was to determine how much influence the entrepreneurial competence andi market orientation on business performance in central shoes Cibaduyut.

The method used in this research is qualitative and quantitative methods. The unit of analysis in this research is the consumer numbered 828 in the period 2007-2011 with a sample of 100 respondents. Statistical test used is the calculation of correlation Person, path analysis, correlation, coefficient of determination, hypothesis testing, and also uses a statistical calculation with the help of an application program SPSS 18.0 for windows.

The results showed that the performance businesses in business Shoe in central UKM shoes Cibaduyut, including the criteria of high, but indicators of Financial Competence, Human relations and competence is still not good. The influence of entrepreneurial competence of market orientation is positive and significant impact 53.1%, as well as the effect of entrepreneurial competencies on business performance and a significant positive impact that is 29.2%, and the influence of market orientation on business performance is positive and significant impact with contributions by 34,2%. Then the impact is simultan positive and significant impact that is 63.4%. This means that the competence of entrepreneur and market orientation are able to improve the business performance of entrepreneurs shoes in central shoes Cibaduyut higher.

(6)

vi Assalamu’allaikum Wr.Wb

Persembahan yang satu, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT. yang senantiasa mencurahkan nikmat dan kasih sayangnya kepada kita

sebagai hamba-Nya. Atas segala rahmat, karunia yang telah diberikan-Nya,

penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.

Penyusunan Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam

mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI

WIRAUSAHA DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP KINERJA BISNIS

SENTRA UKM SEPATU CIBADUYUT”.

Penulis menyadari dari perkembangan ilmu yang dinamis terus

berkembang sehingga menghasilkan ilmu baru yang lebih baik dari saat ini. Masih

banyak kekurangan-kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini. Untuk itu, koreksi

dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis dalam pencapaian

kesempurnaan penyusunanan Skripsi ini.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

(7)

vii

1. Bapak Dr. Ir Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra. SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku dosen penguji skripsi ini

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen dan

selaku Dosen Wali Kelas MN-1 2008 Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing dalam

Penyusunan Skripsi ini.

5. Ibu Trustorini Handayani, SE., Msi, selaku Dosen Spesialisasi Bisnis dan

Dosen Penguji dalam skripsi ini.

6. Seluruh Staff Dosen dan staff sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Ayah dan Ibu tercinta dan keluarga kupanjatkan do’a, semoga segala bantuan,

do’anya dan dorongan yang telah diberikan akan mendapat balasan dan

pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

8. Seseorang yang sangat spesial dan terus memberikan motivasi besar selama

ini, Eneng Riani, SE, terima kasih atas dukungan dan semangat yang

(8)

viii

bantuan, dukungan dan masukan kepada penulis.

10. Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMMA), terimakasih telah menjadi

organisasi yang mampu memberikan banyak pelajaran dan pengalaman yang

berharga bagi penulis.

11. Untuk teman-teman serta sahabat dan keluarga besar HIMMA angkatan

2010-2011 yang telah memberikan kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang

takan pernah terlupakan untuk selamanya.

12. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga kebaikannya dapat dibalas oleh

Allah SWT.

Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini sangat jauh dari

kata sempurna. Keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis

adalah hal yang menjadi kekurangan penulis. Oleh karenanya, kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk perbaikan dikemudian

hari.

Akhirnya penulis panjatkan doa semoga Allah SWT. memberikan Taufik

dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, Agustus 2012

(9)

ix

HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 12

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 12

1.2.2 Rumusan Masalah ... 13

1.3 Maksud dan Tujuan Penenlitian ... 13

1.3.1 Maksud Penelitian ... 13

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 14

1.4 Kegunaan Penelitian... 14

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 15

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 15

1.5 Lokasi dan Tempat Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ...17

2.1.1 Kompetensi Wirausaha ... 17

2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Wirausaha ... 17

(10)

x

2.1.2.1 Pengertian Orientasi Pasar ... 26

2.1.2.2 Ruang Lingkup Orientasi Pasar ... 27

2.1.2.3 Indikator Orientasi Pasar ... 30

2.1.3 Kinerja Bisnis... 32

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Bisnis ... 32

2.1.3.2 Ruang Lingkup Kinerja Bisnis... 34

2.1.3.3 Indikator Kinerja Bisnis ... 37

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 38

2.2 Kerangka Pemikiran ... 41

2.2.1 Keterkaitan Kompetensi Wirausaha terhadap Orientasi Pasar ... 43

2.2.2 Keterkaitan Kompetensi terhadap Kinerja Bisnis... 43

2.2.3 Keterkaitan Orientasi Pasar terhadap Kinerja Bisnis ... 44

2.2.4 Keterkaitan Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar terhadap Kinerja Bisnis ... 44

2.3 Hipotesis ... 45

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 47

3.2 Metode Penelitian ... 47

3.2.1 Desain Penelitian ... 49

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 52

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 57

3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder) ... 57

3.3.3.2 Teknik Penentuan Data (Penentuan Sampel Minimal) 57 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ( Observasi, Kuesioner, Wawancara, Dokumentasi ) ... 59

(11)

xi

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 67

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 67

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 71

3.2.5.3 Penarikan Kesimpulan ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 77

4.1.1 Sejarah Perusahaan... 77

4.1.2 Kondisi Sentra UKM Sepatu Cibaduyut ... 79

4.1.3 Aktivitas Perusahaan ... 81

4.2 Karakteristik Responden ... 82

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 83

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status ... 84

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 85

4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan86 4.3 Analisis Deskriptif ... 86

4.3.1 Analisis Deskriptif Kompetensi Wirausaha ... 87

4.3.2 Analisis Deskriptif Orientasi Pasar ... 95

4.3.3 Analisis Deskriptif Kinerja Bisnis ... 104

4.4 Analisis Verifikatif ... 108

4.4.1 Keterkaitan Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut... 108

4.4.1.1 Analisis Korelasi Antara Kompetensi Wirausaha, Orientasi Pasar dan Kinerja Bisnis ... 108

4.4.1.2 Analisis Jalur Antara Kompetensi Wirausaha Terhadap Orientasi Pasar ... 125

4.4.1.3 Analisis Determinasi Kompetensi Wirausaha Terhadap Orientasi Pasar ... 112

(12)

xii

4.4.1.6 Analisis Determinasi Kompetensi Wirausaha Dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis ... 125 4.4.2 Pengaruh Kompetensi Wirausaha Terhada Orientasi Pasar ...119

4.4.3 Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis... 120

4.4.4 Pengruh Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar

Terhadap Kinerja Bisnis ... 122 4.4.5 Implikasi Manajerial dan Strategi Perusahaan ... 124

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 127 5.2 Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA KUESIONER

(13)
(14)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar,

perekembangan teknologi yang nyata dan mempengaruhi kemampuan suatu

perusahaan untuk bersaing bukan hanya untuk mempertahankan diri. Perubahan

ini juga ditandai dengan semakin banyaknya pihak yang beralih ke dunia usaha

dengan alasan semakin sedikitnya lapangan kerja akibat transformasi teknologi.

Dari waktu ke waktu sektor usaha terutama Usaha Kecil Menengah (UKM) juga

mengalami perubahan dan perkembangan.

Usaha Kecil Menengah UKM merupakan salah satu pendorong yang

signifikan pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di dunia terutama di

negara-negara maju. Negara-negara yang sering dikenal dengan sebutan Newly Industrializing Countries (NICs) seperti Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan adalah contoh dari negara yang memiliki laju pertumbuhan PDB yang tinggi

karena kinerja UKM mereka yang sangat efisien, produktif, dan memiliki tingkat

daya saing global yang tinggi. Begitu pula di Indonesia, UKM telah mendapatkan

perhatian lebih karena pertumbuhannya yang semakin pesat dan merupakan salah

satu pelaku ekonomi yang memiliki peran, kedudukan serta potensi yang sangat

penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan ekonomi baik secara

(15)

membuktikan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai penyelamat bangsa

Indonesia dari krisis moneter yang berkepanjangan.

Perkembangan usaha kecil di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah UKM di Indonesia Tahun 2004-2010

Tahun Jumlah UKM Pertumbuhan Persentase

2004 38.725.960 812.352 2.10%

2005 38.906.774 180.814 0.46%

2006 40.766.742 1.859.968 4.56%

2007 42.390.749 1.624.007 3.83%

2008 43.224.007 833.258 1.93%

2009 47.109.555 3.885.548 8.25%

2010 48.936.480 1.826.925 3.73%

Rata-rata 1.574.696 3.55%

Sumber : www.bps.co.id.

Dari tahun ke tahun UKM yang didalamnya termasuk industri kecil

indonesia semakin meningkat. Rata-rata kenaikan jumlah unit usaha UKM sebesar

3.55 persen atau sebesar 1.574.696 tiap tahunnya. Namun yang paling besar

pengaruhnya terlihat pada tahun 2009 sebesar 8.25 persen atau 3.885.548 dari

47.109.555 unit UKM. Ini membuktikan betapa kuatnya sektor ekonomi UKM

sehingga tetap mengalami pertumbuhan yang sangat pesat meskipun dalam

(16)

Begitu pula dengan pembangunan ekonomi di Jawa Barat, UKM memiliki

peran dalam menyerap tenaga kerja dan menciptaan lapangan pekerjaan. Jumlah

tenaga kerja yang diserap melalui Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

mencangkup industri didalamnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2

Banyaknya usaha, Pekerja, dan nilai Output Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga Menurut Golongan Industri di Jawa Barat, Tahun 2010.

Jenis Industri Banyaknya Usaha

(unit) Banyaknyapekerja (orang) Banyaknya Output (miliar Rp)

(1) (2) (3) (4)

Golongan Industri: 1. Industri sedang

dan besar (%) 2. Industri Kecil

(%)

3. Kerajinan Rumah Tangga

(%) 4. Jumlah IKKR

(%) 21.396 (0.84%) 230.721 (9.01%) 2.307.562 (90.15%) 2.538.283 (99.16%) 4.385.923 (41.71%) 1.761.510 (16.78%) 4.348.548 (41.43%) 6.110.058 (58.21%) 722.360 (91.50%) 34.619 (4.39%) 32.473 (4.11%) 67.092 (8.50%) Jumlah Sektor Industri 20.559.679 (100%) 10.495.981 (100%) 789.452 (100%)

Sumber : www. jabar.bps.go.id.

Berdasarkan tabel 1.2 diatas, terlihat dari banyaknya usaha dan penyerapan

tenaga kerja industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Jawa Barat sangat

menonjol (99.16% dan 58.21%) tetapi besarnya output hanya sebesar 8.5%. Hal

ini jelas dperlukan dorongan dan bantuan dari berbagai pihak untuk terus

mendukung pembangunan serta perkembangan UKM.

Terdapat beberapa keuntungan strategik bagi para pelaku usaha yang

bergerak dibidang usaha kecil menengah tentang pentingnya penilaian kinerja

(17)

tingkat efisiensi dan efektifitas suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Kinerja bisnis sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang

atau kelompok dalam suatu organisasi / perusahaan yang dipengaruhi oleh

berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi / perusahaan dalam periode

waktu tertentu.

Pengukuran kinerja suatu perusahaan sangat berguna untuk

membandingkan perusahaan dengan perusahaan yang sejenis sehingga dapat

dilakukan suatu tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaikinya. Tanpa

perbandingan, tidak akan diketahui apakah kinerja mengalami perbaikan atau

sebaliknya yaitu menunjukan penurunan.

Hasil wawancara pada tanggal 9 Maret 2012 terdapat permasalahan yang

dihadapi dalam UKM Sepatu Cibaduyut dalam penigkatan kinerja adalah

kurangnya respon terhadap kegiatan seperti pelatihan, seminar dan kegiatan lain

yang merupakan program-program yang dilaksanakan UPT Persepatuan

Cibaduyut dalam hal ini yang bertindak sebagai lembaga pemerintah. Berdasarkan

wawancara dengan Jouhari (Staf UPT Persepatuan Cibaduyut) mengatakan sangat

sulit mencari peserta yang mengikuti pelatihan karena kurangnya kesadaran dari

diri masing-masing pengusaha betapa pentingnya mengikuti pelatihan, seminar

dan kegiatan lainnya. Mereka beranggapan banyak menyita waktu dan

beranggapan dengan pelatihan belum tentu mampu menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi. Akibatnya dengan kondisi seperti ini, banyak para pengusaha yang

(18)

keuntungan. Lemahnya motivasi Sentra UKM Sepatu Cibaduyut untuk

berkembang tidak lepas dari kurangnya faktor dukungan yang mampu memaksa

mereka untuk berkembang dan berkompetisi dipasar. Hal ini masih disebabkan

masih lebarnya jarak antara UKM Sepatu Cibaduyut dengan

perusahaan-perusahaan besar, dengan kata lain adalah lemahnya keterkaitan antara Sentra

UKM Sepatu Cibaduyut dengan perusahaan besar karena Sentra UKM sepatu

Cibaduyut belum merupakan pemasok utama bagi perusahaan besar. Hal ini

disebabkan karakteristik Sentra UKM Sepatu Cibaduyut masih terkonsentrasi

pada produk tradisional, dan bukan produk yang dibutuhkan dalam skala besar.

Volume penjualan yang masih sedikit dan pangsa pasar yang relatif kecil menjadi

pertimbangan perusahaan besar sehingga Sentra UKM Sepatu Cibaduyut sulit

bersaing dalam kondisi pasar saat ini, kemampuan bersaing mereka tentunya akan

baik jika mengikuti perkembangan pasar dan mampu membuat produk sesuai

kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu UKM Sepatu Cibaduyut harus terus

berupaya untuk mengembangkan strategi yang efektif guna membangun,

mempertahankan, dan meningkatkan kinerja bisnis, tentunya harus didukung oleh

kompetensi wirausaha yang dimiliki dengan baik.

Kompetensi wirausaha merupakan faktor mendasar yang dimiliki

seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya berbeda dengan

seorang yang mempunyai kemampuan rata-rata.

Sama halnya dengan usaha lainnya, permasalahan yang dihadapi Sentra

UKM Sepatu pada dasarnya meliputi sulitnya pengembangan usaha dikarenakan

(19)

kebanyakan usaha kecil ini juga hanya mengandalkan faktor insting dan

keberuntungan dalam menjalankan usahanya, sehingga ketika usaha berkembang

dan persaingan semakin ketat, tidak ada pembinaan khusus atau kemampuan lebih

untuk menghadapinya. Menurut survei lapangan pada tanggal 9 Maret 2012,

bahwa mayoritas para pengusaha tidak dapat melepaskan kejayaan masa lalu yang

terus dirasakan secara turun-temurun menjalankan aturan bisnis yang sama ketika

Sentra UKM Sepatu Cibaduyut masih berjaya, padahal aturan tersebut sudah tidak

sesuai lagi dengan kondisi pasar saat ini. Disisi lain penggunaan teknologi makin

penting mengingat sampai saat ini proses produksi UKM sepatu Cibaduyut masih

dilakukan secara sederhana dan secara kekeluargaan. Ini mengindikassikan

bahwa penguasaan IPTEK dan Kompetensi wirausaha yang dimiliki masih sangat

terbatas.

Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi UKM Cibaduyut

menurut hasil wawancara pada tanggal 9 Maret 2012 adalah : Pertama,

produk-produk yang dihasilkan oleh Sentra UKM Sepatu Cibaduyut masih biasa-biasa

saja, masih standar, masih hanya mengandalkan satu macam hasil produk yang

mereka anggap bagus dan unggul sehingga terkesan monoton tidak ada pilihan

produk lain. Kedua, pasar yang mereka miliki masih sangat sempit, hanya toko

yang berada disekitar Cibaduyut saja para pengusaha memasarkan produknya,

tidak ada upaya untuk memperluas pasar kedaerah lain maupun pasar luar yang

lebih luas, sehingga sulit untuk memperoleh pangsa pasar dan memperluas pasar

Sentra UKM Sepatu Cibaduyut itu sendiri. Ketiga, para pengusaha masih

(20)

antara keuangan pribadi dan keuangan hasil usaha mereka, tidak jelasnya keluar

masuknya keuangan menjadi sulit membedakan mana uang pribadi dan uang

perusahaan, para pengusaha masih sedikit yang memiliki pembukuan perusahaan

yang baik, sehingga ketika akan melakukan pengajuan permodalan dari lembaga

keuangan dan lembaga individu, sangat kesulitan karena keterbatasan pencatatan

keuangan. Keempat, para pengusaha sulit bekerjasama dengan pengusaha lainnya

baik yang berada disekitar UKM Cibaduyut maupun yang berada diluar

Cibaduyut, ini dikarenakan para pengusaha sangat tertutup pada pihak lain, tidak

ada pertukaran informasi karena para pengusaha merasa takut tersaingi dan takut

kalah jika terjadi persaingan, sehingga sulit melakukan hubungan dengan pihak

lain.

Dari permasalahan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

permasalahan yang dihadapi para Pengusaha Sentra UKM Sepatu Cibaduyut yaitu

: Pertama, masalah yang dihadapi yaitu kelemahan dalam hal pengetahuan tehnik

dan desain produksi (tehnical competence). Kedua, masalah yang dihadapi yaitu dalam hal bagaimana memperoleh pasar dan memperluas pangsa pasar yang

mereka miliki (marketing competence). Ketiga, masalah yang dihadapi yaitu dalam mengelola keuangan, struktur permodalan, dan keterbatasan untuk

memperoleh jalur-jalur permodalan (financial competence). Keempat, masalah yang dihadapi yaitu keterbatasan jaringan usaha, kesulitan menjalin kerjasama

baik antara sesama pengusaha yang berada disekitar Cibaduyut maupun

(21)

Orientasi pasar telah menjadi konsep penting yang menjadi fondasi bagi

praktek pemasaran yang berkualitas. Perusahaan yang memiliki orientasi pasar

akan berusaha memberikan superior value yang tertinggi pada konsumennya. Dengan demikian perusahaan tersebut akan memiliki keunggulan kompetitif

sehingga akan sulit bagi para pesaing untuk merebut pangsa pasarnya.

Budaya pemasaran berorientasi pasar mendukung kebutuhan untuk

mengumpulkan informasi pasar dan secara mengkoordinasi tindakan untuk

memperoleh keuntungan yang kompetitif.

Skala implementasi bisnis mengenai strategi orientasi pasar tergantung

pada tingkat perhatian dan kemampuan organisasi perusahaan kebutuhan

pelanggan dan tindakan kompetitif, dengan demikian organisasi yang berorientasi

akan mampu mempengaruhi kemampuan merespon kebutuhan pelanggan.

Hubungan positif yang terjadi antara orientasi pasar dengan kinerja bisnis

suatu perusahaan dapat dijadikan salah satu upaya untuk menyelesaikan

permasalahan usaha kecil menengah. Karena secara teoritik jika semua usaha

kecil menengah berorientasi pasar maka kinerja usahanya akan meningkat. Dan

apabila kinerja usahanya meningkat, maka usaha kecil menengah akan

menguntungkan, mensejahterakan pengusaha, dan dapat menciptakan lapangan

kerja.

Permintaan yang besar dan cenderung meningkat pada setiap tahunnya

terhadap hasil usaha kecil menengah (UKM) perlu diambil sebagai peluang untuk

mengembangkan suatu usaha yang berbasis potensi lokal. Tapi kondisi dilapangan

(22)

Menurut hasil survei lapangan tanggal 9 Maret 2012, sampai saat ini para

pengusaha masih kesulitan dalam hal memasarkan hasil produksinya. Masih

banyak para pengusaha di UKM Sepatu Cibaduyut menggunakan pemasaran

standar yaitu hanya membuat katalog dan mengandalkan suplai produk ditoko

saja. Selain itu, para pengusaha Sentra UKM Sepatu Cibaduyut tidak peduli

terhadap pelanggan, mereka tidak pernah mencari tahu seperti apa yang

diinginkan pelanggan mereka sendiri, tidak ada interaksi langsung untuk

mempelajari bagaimana melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Selain

itu kesulitan melakukan penelitian untuk pengembangan usaha mereka, itu diakui

oleh koordinator UPT Persepatuan Cibaduyut Wawan Darmawan dimana sangat

sulit untuk melakukan penelitian karena tidak didukung data ril dari perusahaan.

Para pengusaha Sentra UKM Sepatu Cibaduyut seakan tidak peduli atas

perubahan pasar sekarang, tidak ada pembahasan sama sekali strategi yang

berkaitan dengan kondisi pasar oleh lembaga terkait. Mereka tidak peduli akan

informasi-informasi yang menyebar dimedia mengenai informasi yang berkaitan

dengan usahanya, sehingga mereka kalah dari pesaing karena mereka tidak tahu

apa yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi pasar saat ini. Mereka terus

membuat produk tanpa mengetahui keinginan pelanggan, karena mereka lebih

tergantung pada kebijakan internal daripada kebutuhan pasar yang nyata. Tidak

ada respon sama sekali ketika pesaing maju lebih didepan daripada dirinya, tidak

ada koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang terkait, ini sangat berbahaya

dimana pelanggan menginginkan modifikasi suatu produk atau pelayanan yang

(23)

Ini jelas, bahwa permasalahan yang dihadapi Sentra UKM Sepatu

Cibaduyut dalam hal bagaimana mereka menjalankan intelejensi pasar/informasi

pemasaran yang baik. Selain itu, masalah yang mereka hadapi yaitu bagaimana

mereka pendistribusian/penyebaran informasi baik kepada pelanggan maupun

pada pihak-pihak terkait dan yang paling penting adalah bagaimana para

pengusaha yang berada di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut merespon apa yang

sebenarnya diinginkan oleh pelanggan dipasar.

Permasalahan yang dihadapi sentra UKM Sepatu Cibaduyut berdampak

pada pendapatan para pengusaha, dimana pada tahun 2008-2010 pendapatan

pengusaha sepatu mengalami penurunan sebagai berikut:

GRAFIK PENDAPATAN PENGUSAHA SEPATU DI SENTRA UKM SEPATU CIBADUYUT

2008 2009 2010

TAHUN

Gambar 1.1

Grafik Pendapatan Di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut Sumber : UPT Persepatuan Cibaduyut

Gambar 1.1 diatas menggambarkan bahwa pada tahun 2009 pendapatan

pengusaha mengalami penurunan yang cukup besar. Penurunan pendapatan pada

tahun 2009 mencapai angka 7.1%. penurunan pendapatan tersebut juga kembali

terulang pada tahun 2010 sebesar 0.73%.

(24)

Seiring menurunnya pendapatan meurut sumber dari UPT Persepatuan

Cibaduyut, produsen atau pengrajin yang berada disekitar Sentra UKM Sepatu

Cibaduyut juga mengalami penurunan sebagai berikut :

Tabel 1.3

Jumlah Produsen/Pengrajin Sepatu di Cibaduyut (Pengrajin Skala Besar dan Skala Kecil)

Tahun

Jumlah Produsen/Pengrajin Total Produsen/ Pengrajin

Pertumbuhan Skala

Sedang

Skala Kecil dan Rumah Tangga

2005 17 391 408 -

2006 20 540 560 37,25%

2007 43 462 505 -9.82%

2008 35 510 545 7.92%

2009 21 332 353 -35.23%

2010 17 247 264 -25.21%

Sumber : Unit Pelaksana Teknis (UPT) Persepatuan Cibaduyut, di olah.

Dari tabel 1.3 diatas, kita lihat di tahun-tahun terakhir jumlah pengusaha

sepatu di Cibaduyut mengalami penurunan. Walaupun pada tahun 2006 banyak

produsen baru terbukti seiring bertambahnya jumlah produsen sebanyak 560

pengusaha yang terdiri dari 20 pengusaha berskala besar dan 540 berskala kecil.

Namun, peningkatan itu tidak berlangsung lama. Pada tahun-tahun berikutnya

jumlah produsen kembali turun. Pada tahun 2007 turun sebesar 9.82% atau

sebanyak 55 pengusaha. Pada tahun 2008 naik kembali sebesar 7.92% atau naik

40 pengusaha. Penurunan drastis terjadi dimulai tahun 2009 yaitu sebesar 35.23%

atau sebanyak 192 pengrajin yang gulung tikar dibanding tahun sebelumnya

dilanjutkan pada tahun 2010 penurunan terjadi sebesar 25,21% ata 89 pengrajin

dari tahun sebelumnya.

Kondisi usaha sepatu di Cibaduyut yang pada umumnya diusahakan dalam

(25)

sebagai penggerak kemajuan usahanya sangat dominan dalam menentukan

berhasilnya usaha tersebut. Sejumlah penelitian menemukan bahwa kompetensi

wirausaha sangat mempengaruhi perusahaan untuk berorientasi pasar, dan pada

akhirnya implementasi orientasi pasar dapat memperbaiki kinerja bisnis Sentra

UKM Sepatu Cibaduyut.

Maka dari itu, berdasarkan fenomena-fenomena diatas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi Wirausaha

Dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis Sentra UKM Sepatu

Cibaduyut (Studi Kasus di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut Bandung)”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis

mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adanya permasalahan yang sangat kompleks yang dihadapi usaha kecil

menengah (UKM), khususnya Sentra UKM Sepatu Cibaduyut, yaitu

masalah ketersediaan modal, kurangnya kemampuan dalam penguasaan

teknologi, kualitas SDM srta teknik memasarkan produk yang mereka

hasilkan yang masih sangat sederhana.

2. Terjadi penurunan pendapatan ditahun 2009 sebesar 7.1% dan ditahun

2010 sebesar 0.73% dan penurunan pada jumlah produsen di Sentra UKM

(26)

dimulai tahun 2009 yaitu sebesar 35.23% atau sebanyak 192 pengrajin

yang gulung tikar dibanding tahun sebelumnya.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka penulis

ingin menguraikan mengenai hal sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi wirausaha pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

2. Bagaimana orientasi pasar pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

3. Bagaimana kinerja bisnis pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

4. Seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha terhadap orientasi pasar

Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

5. Seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha terhadap kinerja bisnis

Sentra UKM sepatu cibaduyut.

6. Seberapa besar pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis Sentra

UKM sepatu Cibaduyut.

7. Seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha dan orientasi pasar

terhadap kinerja bisnis Sentra UKM sepatu Cibaduyut.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Semakin meningkatnya perkembangan usaha kecil menengah (UKM)

mengakibatkan munculnya persaingan dengan usaha kecil menengah (UKM)

(27)

pasar perusahaan yang diterapkan dalam usaha tersebut harus mampu mendorong

para pengusaha untuk menentukan sikap terhadap perubahan yang terjadi dalam

bisnis. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mencari tingkat

pengaruh kompetensi wirausaha dan orientasi pasar terhadap kinerja bisnis Sentra

UKM Sepatu Cibaduyut.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada maksud penelitian, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kompetensi wirausaha pada Sentra UKM Sepatu

Cibaduyut.

2. Untuk mengetahui orientasi pasar pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

3. Untuk mengetahui kinerja bisnis pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha

terhadap orientasi pasar Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha

terhadap kinerja bisnis Sentra UKM sepatu cibaduyut.

6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi pasar terhadap

kinerja bisnis Sentra UKM sepatu Cibaduyut.

7. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha dan

orientasi pasar terhadap kinerja bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna, tidak hanya bagi aspek teoritis

(28)

1.4.1 Kegunaan Praktis

Bagi Sentra UKM Industri Sepatu Cibaduyut

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengusaha kecil dan

menengah khususnya yang bergerak di subsektor industri untuk

memberikan masukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan

bisnis.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi ilmiah

yang dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan Ilmu manajemen,

khususnya Manajemen Bisnis.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penulis melaksanakan dan

mengadakan penelitian secara langsung dengan mempelajari bagian yang di

observasikan serta untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan oleh

penulis untuk menunjang judul yang diambil.

Dalam memenuhi penelitian ini, penulis melaksanakan penelitian di Sentra

Industri Sepatu Cibaduyut, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(DISPERINDAG) Jawa Barat, Balai Pengembangan Perindustrian, Unit

Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut, Jl. Raya Cibaduyut No. 150, Kota

Bandung. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 4 (Empat) bulan dengan

(29)

Tabel 1.4

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Jadwal Kegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 2 3 4

PenulisanUsulan Penelitian

Penelitian Pendahuluan

Pengumpulan Data

(30)

17 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kompetensi Wirausaha

2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Wirausaha

MenurutEddy Soeryanto Soegoto (2009:5), mengungkapkan bahwa :

“Wirausaha atau Entrepreneur adalah orang yang berjiwa kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan dan menjadikan perusahaan unggul”.

Mangkunegara (2005:113) berpendapat bahwa:

“Kompetensi wirausaha merupakan faktor mendasar yang dimiliki

seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya berbeda

dengan seorang yang mempunyai kemampuan rata-rata”.

Suryana (2006:5) mengemukakan bahwa kompetensi wirausaha diartikan

sebagai “Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu yang langsung

berpengaruh pada hasil karena wirausaha orang yang selalu berorientasi pada

hasil”.

Berdasarkan uraian diatas maka kompetensi wirausaha mengandung arti

kemampuan, keterampilan, ilmu pengetahuan, dan kualitas individu yang meliputi

sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang dimiliki dan diperlukan untuk dapat

bersaing dan menciptakan keunggulan dalam bisnis. Kompetensi wirausaha juga

dapat berarti sebagai suatu kemampuan dalam menentukan atau memutuskan

(31)

sehingga perkembangan usaha yang dikelola oleh perusahaan dapat berkembang

dan diterima oleh masyarakat.

2.1.1.2 Ruang Lingkup Kompetensi Wirausaha

Seperti yang telah dikemukakan, bahwa seorang wirausaha adalah seorang

yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia

adalah seseorang yang memiliki kemampuan (ability) yang bersifat kreatif dan inovatif, mampu menciptakan sesuatu yang berbeda (ability to create the new and different), mampu memulai usaha (start up), mampu membuat sesuatu yang baru (creative), mampu mencari peluang (opportunity), berani menanggung risiko (risk bearing), dan mampu mengembangkan ide dan meramu sumber daya. (Eddy Soeryanto Soegoto, 2009:8).

Karena wirausaha identik dengan pengusaha dan berperan sebagai pemilik

dan manajer, maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi,

menikmati, dan menanggung risiko. Seperti telah disinggung diatas bahwa untuk

menjadi seorang wirausaha pertama-tama yang harus dimiliki modal dasar berupa

ide atau misi dan visi yang jelas, kemauan yang kuat, cukup modal baik uang

maupun waktu, cukup tenaga dan pikiran. Modal-modal tersebut sebenarnya tidak

cukup apabila tidak dilengkapi dengan beberapa kemampuan (ability) atau kompetensi (competency). Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:9) seorang wirausaha harus memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Self Knowledge

Yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan ditekuni.

(32)

Yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan

sukses masa lalu.

3. Practical Knowledge

Memiliki pengetahuan praktis misalnya pengetahuan teknik, desain,

processing, pembukuan, administrasi dan pemasaran. 4. Search skill

Yaitu kemampuan untuk kemampuan dan bereaksi.

5. Forseight

Yaitu berpandangan jauh kedepan.

6. Computation Skill

Yaitu kemampuan berhitung dan kemampuan memprediksi keadaan masa

yang akan datang.

7. Communication Skill

Yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan

dengan orang lain.

Mangkunegara (2005:113) juga mengungkapkan bahwa para pemimpin

perusahaan setidaknya memiliki kompetensi wirausaha sebagai berikut:

1. Pemikiran Strategis

Yaitu kemampuan memahami kecenderungan perubahan lingkungan yang

cepat, peluang pasar, ancaman kompetisi, kekuatan dan kelemahan

perusahaan mereka sendiri, serta sanggup mengidentifikasi respon

(33)

2. Kepemimpinan Perubahan

Yaitu kemampuan mengkomunikasikan visi strategis perusahaan kepada

seluruh pihak yang terkait dan mampu mengalokasikan sumber daya

perusahaan secara optimal untuk mengatisipasi perubahan-perubahan yang

terjadi.

3. Manajemen Hubungan

Yaitu kemampuan membina hubungan dan juga mempengaruhi mitra

usaha terkait misalnya pelanggan, mitra bisnis dan lembaga swadaya

masyarakat.

4. Inovasi dan Kreatifitas Wirausaha

Yakni motivasi untuk memenangkan persaingan melalui penemuan

jasa-jasa, produk-produk dan proses-proses produksi yang baru.

Disamping pengetahuan, wirausaha juga harus memiliki keterampilan

(skill) sebagai bekal kompetensi, untuk menunjang keberhasilan bisnis seperti yang dikemukanan oleh Eddy Soeryanto Soegoto (2009:11) sebagai berikut:

1. Technical Skill

Yaitu keterampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas khusus,

seperti sekretaris, akuntan, auditor dan ahli gambar.

2. Human Relations Skill

Yaitu kemampuan untuk memahami, mengerti, berkomunikasi, dan

(34)

3. Conceptual Skill

Yaitu keterampilan personal untuk berpikir abstrak, untuk mendiagnosis

dan untuk menganalisis situasi yang berbeda, dan melihat situasi luar.

Keterampilan konseptual sangat penting untuk memperoleh peluang pasar

baru dan menghadapi tantangan.

4. Decision Making Skill

Yaitu keterampilan untuk merumuskan masalah dan memilih cara

bertindak untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.

5. Time Management Skill

Yaitu keterampilan dalam mengatur dan menggunakan waktu seefisien

mungkin.

6. Individual Skills and Atittudes

Yaitu keterampilan dan sikap individu.

7. Knowledge Of Business

Yaitu pengetahuan bisnis yang akan dimasuki.

8. Establishment Of Goal

Yaitu kemantapan dalam menentukan tujuan perusahaan.

9. Take Advantages of The Opportunities

Yaitu keunggulan dalam menemukan peluang bisnis.

10. Adapt To The Change

Yaitu kemampuan dalam beradaptasi dengan perubahan.

(35)

2.1.1.3 Indikator Kompetensi Wirausaha

Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:9) seorang entrepreneur harus memiliki kompetensi sebagai berikut:

1. Knowing Your Business

Dia harus mengetahui semua yang terkait dengan aktivitas bisnis yang

akan dilakukan.

2. Knowing The Basic Business Management

Yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara

merangsang usaha, mengorganisasikan dan mengendalikan perusahaan,

termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan

dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis

berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya

perusahaan secara efektif dan efisien.

3. Having The Proper Attitude

Yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya.

Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif

yang sungguh-sungguh dan tidak setengah hati.

4. Having Adequate Capital

Yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya cukup materi, tetapi

juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama

dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang , cukup

tenaga tempat dan mental.

(36)

Yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan, mengatur pembelian,

penjualan, pembukuan, dan perhitungan laba / rugi. Ia harus tau

bagaimana mendapatkan dana dan cara menggunakannya.

6. Managing Time Efficienctly

Yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur,

menghitung, dan menepati waktu sesuai komitmen.

7. Managing People

Yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan, mengerakan

(memotivasi), dan mengendalikan orang dalam menjalankan perusahaan.

8. Satisfying Customer by Providing Hight Quality Product

Yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan

barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.

9. Knowing How to Compete

Yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Ia harus dapat mengungkap

kekuatan (strenght), Kelemahan (Weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) dirinya dan pesaing. Ia harus menggunakan analisis SWOT baik terhadap dirinya maupun terhadap pesaing.

10. Copying With Regulations and Paperwork

Yaitu membuat pedoman / aturan yang jelas / tersurat didalam perusahaan.

11. Tehnical Competence

(37)

dalam bidang teknik produksi dan desain produksi. Ia harus betul-betul

mengetahui bagaiman barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan.

12. Marketing Competence

Yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok,

mengidentifikasi pelanggan, dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Ia harus mengetahui bagaimana menemukan peluang pasar yang spesifik,

misalnya pelanggan dan harga khusus yang belum digarap pesaing.

13. Human relation competence

Yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti

kemampuan berelasi dan menjamin kemitraan antarperusahaan. Ia harus

mengetahui hubungan interpersonal secara sehat.

Sedangkan menurut Suryana (2006:91), berpendapat bahwa untuk

mengukur kompetensi wirausaha terdapat 4 (Empat) kemampuan utama yang

diperlukan untuk mencapai pengalaman yang seimbang agar tercapai keberhasilan

usaha, diantaranya:

1. Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang bangun sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih.

2. Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan

hidup perusahaan.

(38)

4. Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan

antar perusahaan serta harus mengetahui hubungan inter-personal secara

sehat.

2.1.2 Orientasi Pasar

2.1.2.1 Pengertian Orientasi Pasar

Beberapa tahun terakhir orientasi pasar mengalami peningkatan dan

dipandang sebagai elemen kunci untuk mencapai kinerja perusahaan. Orientasi

pasar sangat penting dalam manajemen pemasaran modern. Perusahaan yang

berorientasi pasar dinilai memiliki pengetahuan tentang pasar yang lebih tinggi

serta memiliki kemampuan berhubungan dengan pelanggan lebih baik,

kemampuan ini dipandang mampu menjamin perusahaan untuk memperoleh

keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang kurang

berorientasi pasar.

Para peneliti dalam bidang pemasaran yang dikutip oleh Tim Marknesis

(2009:10) menyatakan bahwa orientasi pasar merupakan seperangkat aktivitas dan

perilaku yang khas (Kohli dan Jaworski, 1990), orientasi pasar merupakan sumber

daya (Hunt dan Morgan, 1995), orientasi pasar merupakan dasar untuk

pengambilan keputusan (Shapiro, 1998), atau orientasi pasar merupakan budaya

organisasi (Day, 1994; Deshpande, et al., 1993; Slater dan Narver, 1995). Slater dan Narver (1995) menyatakan dengan jelas bahwa orientasi pasar merupakan

(39)

organisasional, orientasi pasar memerlukan adanya penelitian untuk memahami

norma dan nilai sehingga mencapai pembelajaran organisasional.

Berdasarkan penjelasan diatas, Tim Marknesis (2009:10) menyimpulkan

bahwa Orientasi Pasar (Market Orientation) merupakan upaya untuk

menerjemahkan filosofi pemasaran kedalam praktik pemasaran.

Sedangkan menurut Fandy Dkk. (2008:85) orientasi pasar (Market Orientation=MO) merupakan ukuran perilaku dan aktivitas yang mencerminkan implementasi konsep pemasaran.

2.1.2.2 Ruang Lingkup Orientasi Pasar

1. Orientasi Pasar dan Kinerja Perusahaan

Konsep teoritis orientasi pasar seperti pada gambar 2.1 memperlihatkan

model determinan orientasi pasar terhadap sukses bisnis, seperti peningkatan

pertumbuhan penjualan, kinerja finansial, dan profitabilitas (Pelham dan Wilson, 1996; Slater dan Narver, 1994; Jaworski dan Kohli, 1993 dalam Ali Hasan

(40)
[image:40.595.134.505.115.324.2]

Gambar 2.1

Konsep Orientasi Pasar dan Determinasi Sukses Bisnis Ali Hasan (2008:13).

Penelitian terhadap perusahaan yang berorientasi pasar menemukan

hasil-hasil yang berkaitan dengan hubungan market oriented dan kinerja bisnis dengan sebuah prediksi positif dengan asumsi bahwa orientasi pasar memberi perusahaan

sebuah pemahaman yang lebih baik mengenai lingkungannya dan pelanggannya.

Kekuatan hubungan antara kinerja dan market oriented dapat berbeda-beda, tergantung pada karakteristik industri, karakterisrik pelanggan, atau jenis

ukuran kinerja yang digunakan. Literatur yang ada pada umumnya mendukung

pendapat bahwa perusahaan yang inovatif dan dikendalikan oleh pasar akan

mengunguli para pesaingnya (Day dan Slater, 1994; Jaworski, 1993 dalam Ali

Hasan, 2008:13).

2. Perusahaan Berorientasi Pasar

Menurut Ali Hasan (2008:14) mengemukakan ada beberapa perusahaan

yang berorientasi pasar, yaitu sebagai berikut:

O

ri

en

tas

i P

as

ar

• Strategi Perusahaan

• Teknologi

• Pengerak utama daya saing perusahaan

Kompetensi Inti Aktivitas-aktivitas Sukses Bisnis

• Intelegensi Pasar

• Budaya Perusahaa

• Posisioning

• Kreativitas tim

• Faktor lainnya

Pengembangan Produk

(41)

1. Produk berdasarkan tuntutan pelanggan, potongan harga, peluncuran

ulang, lebih banyak produk baru.

2. Kekuatan jual lebih besar dengan orientasi penjualan.

3. Pasar akan terus berkembang dan berbeda dari waktu ke waktu.

4. Keinginan untuk mempelajari pasar dengan mengumpulkan lebih banyak

informasi pasar.

5. Market Oriented memerlukan data yang lengkap dan sistematis.

Menurut Ali Hasan (2008:14), model orientasi pasar mencangkup; (1)

orientasi pelanggan; (2) orientasi keuntungan (3) pemasaran terintegrasi, yaitu

integrasi usaha yang dilakukan semua bagian organisasi untuk memuaskan

[image:41.595.116.505.417.693.2]

tujuan-tujuan perusahaan dengan memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan

Gambar 2.2 Model Orientasi Pasar

Sumber: Klaus Grunet dalam buku Ali Hasan (2008:15)

Senior Management Comitment

Risk aversion

Interdepartemental Dynamic

Conflict

Connectedness

Organisational System

Departemntalisation

Formalisation

Centralisation

Reward System

Business Spesific Factors

Relative Cost

Relative Size

Market Level Faktors Growth +

Concentration +

Entry Barriers +

Buyer Power +

Market Orientation

Marketing Competencies

Market Position

Moderators Variable

Market Turbulence

Technological Turbulence

Strength Of competition

(42)

Secara ringkas menurut Fandy Dkk. (2008:94) karakteristik kunci orientasi

pasar bisa dirangkum seperti dalam gambar 2.3. Orientasi pasar membantu pihak

manajemen dalam mengidentifikasi kapabilitas unik dan pelanggan yang tuntutan

nilainya dapat selaras dengan kapabilitas tersebut. Strategi orientasi pasar yang

sukses bakal mengarah pada kinerja superior, sebagaimana yang berhasil

dijalankan oleh sejumlah perusahaan terkemuka seperti Dell Computer, Singapore

Airlines, Tiffany & Company dan Wal Mart. Orientasi pasar merupakan

kombianasi antara budaya komitmen pada nilai pelanggan dan proses penciptaan

nilai superior bagi para konsumen. Untuk itu, dibutuhkan fokus pada pelanggan

(costumer focus), intelejensi pesaing, dan kerjasama serta keterlibatan lintas fungsional.

Gambar 2.3

Karakteristik Orientasi Pasar

Jaworski dalam Ali Hasan (2008:14) mendefinisikan bisnis yang

berorientasi pasar adalah kegiatan pengembangan peran intelijen pemasaran

Kinerja Superior

Orientasi Pasar

Kinerja Superior

(43)

diseluruh organisasi sebagai bagian dari kebutuhan konsumen saat ini dan dimasa

depan, penyebaran intelijen pemasaran pada semua bagian organisasi.

2.1.2.3 Indikator Orientasi Pasar

Indikator-indikator yang dipakai untuk melakukan riset pada perusahaan

yang berorientasi pasar, menurut Ali Hasan (2008:17), dapat dilihat sebagai

berikut:

1. Intelijen Pasar /Informasi Pemasaran(Marketing Inteligence)

Orientasi pasar (Market Oriented) pada dasarnya budaya kerja yang dibedakan satu bisnis dari lainnya agar selalu dapat memberikan nilai terbaik bagi

para pelanggan (Slater dan Narver, 1994 dalam Ali Hasan, 2008:15). Sebuah

bisnis yang memiliki koleksi informasi pasar dan kemampuan memproses yang

baik dapat membuat ramalan bisnis dengan lebih cepat, dan membuat

perubahan-perubahan cepat dipasar dan memahami arti nilai superior bagi pelanggan

(Pelham, 1997 dalam Ali Hasan, 2008:15). Memahami apa yang menjadi

kebutuhan pelanggan adalah sesuatu yang penting. Kegagalan menentukan

kebutuhan pelanggan dimasa kini dan dimasa depan akan mengarah pada

menghasilkan produk dan pelayanan yang tidak memuaskan pelanggan.

2. Pendistribusian / Penyebaran Informasi

Agar kegiatan bisnis yang berorientasi pasar dapat beroperasi secara tepat,

apabila informasi yang dioptimalkan pada tingkat pengembangan sistem informasi

pasar kesemua unit fungsional bisnis lainnya. Kinerja superior dari orientasi pasar

(44)

dan diskusi, mengoptimalkan teknologi informasi, kelompok tugas, pertemuan

langsung, atau posisi penghubung. (Slater dan Narver, 1995 dalam Ali Hasan

2008:16).

Keterbukaan komunikasi antara semua fungsi bisnis akan membantu

dalam merespon kebutuhan pelanggan. Penyebaran informasi penting bagi

suksesnya proses kegiatan bisnis berorientasi pasar, proses penyebaran informasi

akan memainkan peran utama dalam proses pengembangan bisnis berorientasi

pasa

3. Kemampuan Merespon

Kinerja bisnis yang superior hanya dapat dicapai dengan cara merespon

secara kontinu terhadap kebutuhan pelanggan yang senantiasa berubah. Dengan

demikian, pada saat pelaku pasar mengumpulkan informasi pasar, memprosesnya

secara interfungsional yang tepat, yang kemudian dapat mengembangkan rencana

tindakan.

Day (1994) mengatakan bahwa budaya pemasaran berorientasi pasar

mendukung kebutuhan untuk mengumpulkan informasi pasar dan secara

menkoordinasi tindakan untuk memperoleh keuntungan yang kompetitif.

Kohli dan Jaworski, 1990; Narver dan Slater, 1990, menekankan bahwa

skala implementasi bisnis mengenai strategi orientasi pasar tergantung pada

tingkat perhatian dan kemampuan organisasi merespon kebutuhan pelanggan dan

tindakan kompetitif, dengan demikian organisasi yang berorientasi akan mampu

(45)

2.1.3 Kinerja Bisnis

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Bisnis

Dibawah ini beberapa pengertian kinerja bisnis telah dirumuskan oleh

beberapa ahli manajemen menurut Moh. Pandu Tika (2005:121) sebagai berikut:

1. Stoner, 1978 dalam bukunya Management mengemukakan bahwa kinerja bisnis adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan.

2. Bernardin dan Russel 1993, (dalam bukunya Achmad S. Ruby)

mendefinisikan kinerja bisnis pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari

fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu

tertentu.

3. Handoko dalam bukunya Manajemen Personalia dan Sumber Daya

mendefinisikan kinerja sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi

atau menilai prestasi kerja karyawan.

4. Prawiro Suntoro, 1999 (dalam buku Merry Dandian Panji) mengemukakan

bahwa kinerja bisnis adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan

organisasi dalam periode waktu tertentu.

Dari empat definisi kinerja diatas, dapat diketahui bahwa unsur-unsur yang

terdapat dalam kinerja bisnis terdiri dari:

1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan/pegawai

seperti: motivasi, kecakapan, persepsi peranan, dan sebagainya.

(46)

4. Periode waktu tertentu.

Berdasarkan hal-hal diatas, Moh. Pandu Tika (2005:121) mendefinisikan

kinerja suatu bisnis sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau

kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk

mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksudkan disini adalah

pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi

wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Sedangkan

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan/prestasi kerja seseorang atau

kelompok terdiri faktor intern dan ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi

kinerja karyawan/kelompok terdiri kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi,

motivasi, persepsi peran, kondisi keluarga, kondisi fisik seseorang dan

karakteristik kelompok kerja dan sebagainya.

Sedangkan pengaruh eksternal antara lain berupa peraturan

ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh,

kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, dan kondisi pasar.

Pelaksanaan hasil pekerjaan/prestasi kerja tersebut diarahkan untuk

mencapai tujuan bisnis dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian kinerja

bisnis adalah fungsi hasil-hasil peperusahaan yakni pekerjaan/kegiatan yang ada

dalam perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern organisasi dalam

mencapai tujuan yang ditetapkan selama periode waktu tertentu. (Moh. Pandu

(47)

2.1.3.2 Ruang Lingkup Kinerja Bisnis

Ada beberapa fungsi pekerjaan/kegiatan yang terkait dengan kinerja bisnis

menurut Moh. Pandu Tika (2005:122) yaitu strategi perusahaan, pemasaran,

operasional, sumber daya manusia dan keuangan.

1. Strategi Perusahaan

Strategi perusahaan terkait dengan misi perusahaan, strategi bisnis yang

diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan lingkungan bisnis, strategi

bisnis mencangkup perencanaan, implementasi, dan pengawasan.

Menurut Husein Umar dalam Moh. Pandu Tika (2005:122)

komponen-komponen yang dipakai untuk menganalisis strategi perusahaan terdiri dari

dimensi kekuatan bisnis terdiri dari harga produk, jumlah outlet, omzet tiap bulan, potensi penjualan perbulan dan jumlah pengunjung di outlet (tempat penjualan).

Dimensi daya tarik terdiri dari pangsa pasar konsumen dan potensi belanja

konsumen. Dari hasil analisis terhadap komponen-komponen tersebut dapat

ditentukan langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan perusahaan seperti

pengoptimalan alat-alat produksi, besarnya biaya promosi dan sebagainya.

2. Pemasaran

Peran utama dalam manajemen pemasaran antara lain adalah membuat

keputusan mengenai aspek-aspek pemasaran. Menurut Husein Umar dalam buku

Moh. Pandu Tika (2005:123)evaluasi aspek pemasaran diarahkan untuk dapatkan

informasi mengenai faktor tertentu dibandingkan dengan target atau rencana yang

telah ditetapkan sebelumnya, misalnya:

(48)

2. Strategi bersaing yang diterapkan.

3. Kegiatan pemasaran melalui bauran pemasaran.

4. Nilai penjualan.

5. Market Share yang dikuasai perusahaan.

Adapun aspek pasar dilakukan evaluasi mengenai Consumer behavior guna mengetahui:

1. Pengetahuan, kebutuhan, dan keinginan pasar potensial terhadap produk.

2. Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen terhadap produk.

3. Operasional

Hal-hal yang menyangkut operasional dalam kegiatan bisnis antara lain

sebagai berikut:

1. Kualitas Produk, yakni seberapa jauh produk yang dihasilkan perusahaan

bisa bersaing dari segi kualitas.

2. Teknologi yang digunakan, yakni apakah teknologi yang digunakan

perusahaan mengikuti perkembangan dunia pada saat ini atau sudah

ketinggalan zaman. Kondisi ini perlu diperhitungkan sesuai dengan

keinginan pelanggan dan persaingan dengan pihak lain.

3. Kapasitas produksi, yakni seberapa besar kapasitas produksi dari sumber

daya yang ada seperti mesin dan tenaga kerja yang ada. Kapasitas produksi

juga perlu mempertimbangkan pemasaran produk. Adakah produk yang

mempunyai segmen pasar yang tinggi atau rendah.

4. Persediaan bahan baku dan barang jadi, adakah bahan baku tersedia

(49)

merupakan bahan impor. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan.

4. Sumber Daya Manusia

Menurut Husein Umar dalam buku Moh. Pandu Tika (2005:123)beberapa

hal penting dari sumber daya manusia yang perlu dievaluasi antara lain mengenai

produktivitas kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja, pelatihan dan pengembangan,

serta kepemimpinan.

Program pelatihan ditujukan untuk memperbaiki penguasaan berbagai

keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang,

sedangkan pengembangan bertujuan untuk meyiapkan pegawainya memangku

jabatan tertentu dimasa yang akan datang. Program pelatihan dan pengembangan

bertujuan antara lain untuk menutupi gap antara kecakapan karyawan dan permintaan jabatan selain meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan

dalam mencapai sasaran kerja.

5. Keuangan

Menurut J.D Martin et al (1995), bidang studi keuangan yang semula bersifat deskriptif dengan penekanan pada merger, peraturan pemerintah, dan

cara-cara meningkatkan modal, telah berkembang menjadi suatu bidang studi

komprehensif yang mempelajari semua aspek pencarian dan penggunaan dana

secara efisien.

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau

kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya

(50)

bersangkutan. Tujuan ini bersifat garis besar, karena pada praktiknya tujuan itu

senantiasa dipengaruhi keputusan-keputusan dibidang keuangan. Untuk lebih

memahaminya, pertama-tama harus ditelaah apa yang sebenarnya yang disebut

sebagai maksimalisasi laba serta berbagai hambatan dan rintangan yang

menghadangnya. Selanjutnya akan mengalihkan perhatian kepada tujuan

maksimalisasi kekayaan para pemegang saham. Seterusanya akan melihat

perbedaan tujuan ini dengan tujuan memaksimalisasi keuntungan dan mengapa

hal itu selalu mejadi tujuan dari suatu perusahaan.

Sejalan dengan pendapat Marten et al diatas, Husein Umar mengatakan bahwa tujuan mengevaluasi bisnis dari aspek keuangan adalah untuk mengetahui

apakah realisasi investasi telah sesuai dengan yang diharapkan. Analisisnya dapat

ditinjau dari laba dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan,

ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar utang dan

menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus.

2.1.3.3 Indikator Kinerja Bisnis

Kinerja bisnis merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai sebagai hasil

dari usaha yang telah dilakukan oleh seluruh komponen perusahaan. Dalam hal ini

indikator kinerja bisnis diukur dengan pernyataan responden bahwa perubahan

volume penjualan sehingga eksistensi perusahaan selalu terjaga dan tidak

mengalami kebangkrutan. Pernyataan responden bahwa efisiensi dalam

menjalankan usaha selalu dilakukan dan selalu dijaga, sehingga dapat mengetahui

(51)

penjualan selalu meningkat dari waktu ke waktu, sehingga dapat menguasai

pangsa pasar yang lebih banyak dan selanjutnya pernyataan responden yang

menyatakan keuntungan (profit) dalam usaha mereka selalu meningkat dan sebagian besar diinvestasikan untuk kemajuan perusahaan. (Jurnal Penelitian

Wayan Gede Supartha,2009:77).

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini dapat disajikan penelitian

terdahulu sehingga dapat membedakan keoriginalitasan penelitian. Penelitian

terdahulu ini disajikan dalam tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian dan Judul Variabel dan Alat Analisis Subjek Penelitian

Kesimpulan Persamaan Perbedaan

1 Penelitia n Wayan Gede Suparth a. (2009) X1=Kompeten si X2=Motivasi Y=Kinerja Perusahaan Model Analisis: Analisis regresi berganda dan analisis diskriminan. Seluruh Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Kota Denpasar

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa kinerja perusahaan pada UKM dapat dilakukan melalui peningkatan budaya perusahaan UKM, penignkatan motivasi

UKM dan

Kompetensi para pelaku usaha UKM.

Kesamaan pada penelitian ini adalah analisis penelitian yang digunakan. Selain itu, variabel independen dan dependen yang digunakan hampir sama dengan penelitian ini. Penelitian Wayan Gede Supartha, untuk

UKM yang

diteliti yang tersebar di Kota Denpasar(banya k sentra UKM). Sedangkan dalam penelitian ini hanya satu sentra UKM saja.

2 Penelitia n Basuki Rachma t (2006) X1=orientasi pelanggan X2=orientasi pasar X3=inovasi Hotel berbintang tiga yang ada di Indonesia.

Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat pengaruh Terdapat kesamaan dalam meneliti variabel Penelitian Basuki

(52)

Y=kinerja bisnis Alat Analisis: Teknik analisis data model persamaan struktural (strutural equation Modelling/SE M).Pengamb

ilan sampel dengan ( non-probability sampling methods).

Atau secara tidak acak

(non-randomly sampling methods).

yang signifikan positif antara orientasi pasar terhadap kinerja bisnis. yang mempengar uhi variabel dependen(K inerja Bisnis) yaitu, Orientasi Pasar. Penelitian Basuki Rachmat menggunakan Teknik analisis data model persamaan struktural (strutural equation Modelling/SEM) . Sedangkan penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi

berganda.

3 I.D.K.R Ardiana, LA. Brahma yanti, Subaedi. (2010) X1=SDM UKM Y=Kinerja UKM Teknik Analisis: model analisis statistik inferensi yaitu, analisis regresi berganda (simultan). dengan pengambilan sampel menggunakan

non random

sampling secara purposive. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah semua pelaku UKM yang ada di kota Surabaya.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ditemukan bahwa kompetensi yang terdiri dari

pengetahuan, keterampilan

, dan

kemampuan masing-masing memiliki pengaruh yang signifikan. Terdapat kesamaan dalam variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu kompetensi (X1) dan Kinerja (Y), selain itu terdapat kesamaan dalam objek penelitian dan teknis analisis. Perbedaan penelitian dengan penelitian I.D.K.R

Ardiana, LA. Brahmayanti, Subaedi hanya terdiri dua variabel, sedangkan penelitian ini terdiri dari tiga variabel.

4 Suhartin i Karim (2007) X1=Wirausah a Korporasi Y=Kinerja Perusahaan Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa pengaruh menunjukan hubunagn yang sangat erat dan arah hubungannya positif/berba Terdapat persamaan dalam variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini, selain itu data

Perbedaannya yaitu peneliti Suhartini Karim hanya terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel

Gambar

Gambar 2.1 Konsep Orientasi Pasar dan Determinasi Sukses Bisnis
Gambar 2.2 Model Orientasi Pasar
Gambar 2.4 Paradigma Penelitian
Tabel 3.1 Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal-hal tersebut diatas maka tingkat keaktifan atau keikutsertaan kurang sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam tahapan

dari gangguan mahluk halus. biasanya dilakukan pada acara ruwat rumah atau pindah rumah agar tidak menggangu pada saat rumah tersebut akan ditempati. Jika tidak diadakan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa yang pertama, Cor- porate Social Responsibility berpe- ngaruh positif dan

Media massa sendiri dalam kajian komunikasi massa sering dipahami sebagai perangkat- perangkat yang diorganisir untuk berkomunikasi secara terbuka dan pada situasi

ang lain masuk dalam tanah ah itu tidak dipagari... H ak milik atas tanah dari s persekutuan yang membuk itu pengertiannya adalah b mendiami tanah itu berhak dengan ketentuan wajib

[r]

Penyuluhan dilakukan oleh Departemen Kesehatan ataupun tenaga-tenaga profesional yang bergerak di bidang kesehatan yang bekerjasama dengan masyarakat melalui kegiatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa laki-laki di SMA Negeri 1 Kota Solok tahun 2013.. Metode