(Studi Kasus di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut)
The Influence Of Entrepreneur Competence And Market Orientation On Business Performance
(Case Study In Central Ukm Shoes Cibaduyut)
Skripsi
“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang Strata 1 (S1) Program Studi Manajemen”
Oleh :
Yayan Ruhimat 21208033
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
Yayan Ruhimat, “Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut”, di bawah bimbingan : Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si.
Penelitian ini dilakukan pada pemilik atau manager usaha sepatu yang ada di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut. Fenomena yang terjadi adalah terjadi penurunan pendapatan atau keuntungan para pengusaha sepatu di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut sehingga menimbulkan terjadinya penurunan jumlah pengusaha. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha dan orientai pasar terhadap kinerja bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah konsumen yang berjumlah 828 pada periode 2007-2011 dengan sampel sebanyak 100 responden. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi person, analisis jalur, korelasi, koefisien determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan penghitungan statistik dengan bantuan program aplikasi SPSS 18.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja bisnis usaha sepatu di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut secara keseluruhan termasuk dalam kriteria tinggi/baik, namun indikator Financial Competence, dan Human relation competence masih kurang baik. Pengaruh kompetensi wirausaha terhadap orientasi pasar berdampak positif dan signifikan yaitu 53,1%, begitu pula pengaruh kompetensi wirausaha terhadap kinerja bisnis berdampak positif dan signifikan yaitu 29,2%, serta pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis berdampak positif dan signifikan yaitu dengan kontribusi sebesar 34,2%. Kemudian dampak secara secara simultan berdampak positif dan signifikan yaitu 63,4%. Hal ini berarti kompetensi wirausaha dan orientasi pasar mampu mampu meningkatkan kinerja bisnis pengusaha sepatu di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut semakin tinggi/baik.
iv
Orientation On Business Performance In Central UKM Shoes Cibaduyut”, under the guidance : Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si.
The research was conducted on the owner or manager of a shoes business in central UKM Shoes Cibaduyut. Phenomenon that occurs is a decline in revenues or profits of the entrepreneurs in central UKM Shoes Cibaduyut causing a decline in the number of employers. The purpose of this research was to determine how much influence the entrepreneurial competence andi market orientation on business performance in central shoes Cibaduyut.
The method used in this research is qualitative and quantitative methods. The unit of analysis in this research is the consumer numbered 828 in the period 2007-2011 with a sample of 100 respondents. Statistical test used is the calculation of correlation Person, path analysis, correlation, coefficient of determination, hypothesis testing, and also uses a statistical calculation with the help of an application program SPSS 18.0 for windows.
The results showed that the performance businesses in business Shoe in central UKM shoes Cibaduyut, including the criteria of high, but indicators of Financial Competence, Human relations and competence is still not good. The influence of entrepreneurial competence of market orientation is positive and significant impact 53.1%, as well as the effect of entrepreneurial competencies on business performance and a significant positive impact that is 29.2%, and the influence of market orientation on business performance is positive and significant impact with contributions by 34,2%. Then the impact is simultan positive and significant impact that is 63.4%. This means that the competence of entrepreneur and market orientation are able to improve the business performance of entrepreneurs shoes in central shoes Cibaduyut higher.
vi Assalamu’allaikum Wr.Wb
Persembahan yang satu, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT. yang senantiasa mencurahkan nikmat dan kasih sayangnya kepada kita
sebagai hamba-Nya. Atas segala rahmat, karunia yang telah diberikan-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.
Penyusunan Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI
WIRAUSAHA DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP KINERJA BISNIS
SENTRA UKM SEPATU CIBADUYUT”.
Penulis menyadari dari perkembangan ilmu yang dinamis terus
berkembang sehingga menghasilkan ilmu baru yang lebih baik dari saat ini. Masih
banyak kekurangan-kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini. Untuk itu, koreksi
dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis dalam pencapaian
kesempurnaan penyusunanan Skripsi ini.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
vii
1. Bapak Dr. Ir Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra. SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku dosen penguji skripsi ini
3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen dan
selaku Dosen Wali Kelas MN-1 2008 Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing dalam
Penyusunan Skripsi ini.
5. Ibu Trustorini Handayani, SE., Msi, selaku Dosen Spesialisasi Bisnis dan
Dosen Penguji dalam skripsi ini.
6. Seluruh Staff Dosen dan staff sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7. Ayah dan Ibu tercinta dan keluarga kupanjatkan do’a, semoga segala bantuan,
do’anya dan dorongan yang telah diberikan akan mendapat balasan dan
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
8. Seseorang yang sangat spesial dan terus memberikan motivasi besar selama
ini, Eneng Riani, SE, terima kasih atas dukungan dan semangat yang
viii
bantuan, dukungan dan masukan kepada penulis.
10. Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMMA), terimakasih telah menjadi
organisasi yang mampu memberikan banyak pelajaran dan pengalaman yang
berharga bagi penulis.
11. Untuk teman-teman serta sahabat dan keluarga besar HIMMA angkatan
2010-2011 yang telah memberikan kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang
takan pernah terlupakan untuk selamanya.
12. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga kebaikannya dapat dibalas oleh
Allah SWT.
Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini sangat jauh dari
kata sempurna. Keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis
adalah hal yang menjadi kekurangan penulis. Oleh karenanya, kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk perbaikan dikemudian
hari.
Akhirnya penulis panjatkan doa semoga Allah SWT. memberikan Taufik
dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandung, Agustus 2012
ix
HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 12
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 12
1.2.2 Rumusan Masalah ... 13
1.3 Maksud dan Tujuan Penenlitian ... 13
1.3.1 Maksud Penelitian ... 13
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 14
1.4 Kegunaan Penelitian... 14
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 15
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 15
1.5 Lokasi dan Tempat Penelitian ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ...17
2.1.1 Kompetensi Wirausaha ... 17
2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Wirausaha ... 17
x
2.1.2.1 Pengertian Orientasi Pasar ... 26
2.1.2.2 Ruang Lingkup Orientasi Pasar ... 27
2.1.2.3 Indikator Orientasi Pasar ... 30
2.1.3 Kinerja Bisnis... 32
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Bisnis ... 32
2.1.3.2 Ruang Lingkup Kinerja Bisnis... 34
2.1.3.3 Indikator Kinerja Bisnis ... 37
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 38
2.2 Kerangka Pemikiran ... 41
2.2.1 Keterkaitan Kompetensi Wirausaha terhadap Orientasi Pasar ... 43
2.2.2 Keterkaitan Kompetensi terhadap Kinerja Bisnis... 43
2.2.3 Keterkaitan Orientasi Pasar terhadap Kinerja Bisnis ... 44
2.2.4 Keterkaitan Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar terhadap Kinerja Bisnis ... 44
2.3 Hipotesis ... 45
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 47
3.2 Metode Penelitian ... 47
3.2.1 Desain Penelitian ... 49
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 52
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 57
3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder) ... 57
3.3.3.2 Teknik Penentuan Data (Penentuan Sampel Minimal) 57 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ( Observasi, Kuesioner, Wawancara, Dokumentasi ) ... 59
xi
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 67
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 67
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 71
3.2.5.3 Penarikan Kesimpulan ... 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 77
4.1.1 Sejarah Perusahaan... 77
4.1.2 Kondisi Sentra UKM Sepatu Cibaduyut ... 79
4.1.3 Aktivitas Perusahaan ... 81
4.2 Karakteristik Responden ... 82
4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83
4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 83
4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status ... 84
4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 85
4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan86 4.3 Analisis Deskriptif ... 86
4.3.1 Analisis Deskriptif Kompetensi Wirausaha ... 87
4.3.2 Analisis Deskriptif Orientasi Pasar ... 95
4.3.3 Analisis Deskriptif Kinerja Bisnis ... 104
4.4 Analisis Verifikatif ... 108
4.4.1 Keterkaitan Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut... 108
4.4.1.1 Analisis Korelasi Antara Kompetensi Wirausaha, Orientasi Pasar dan Kinerja Bisnis ... 108
4.4.1.2 Analisis Jalur Antara Kompetensi Wirausaha Terhadap Orientasi Pasar ... 125
4.4.1.3 Analisis Determinasi Kompetensi Wirausaha Terhadap Orientasi Pasar ... 112
xii
4.4.1.6 Analisis Determinasi Kompetensi Wirausaha Dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis ... 125 4.4.2 Pengaruh Kompetensi Wirausaha Terhada Orientasi Pasar ...119
4.4.3 Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis... 120
4.4.4 Pengruh Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar
Terhadap Kinerja Bisnis ... 122 4.4.5 Implikasi Manajerial dan Strategi Perusahaan ... 124
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 127 5.2 Saran ... 129
DAFTAR PUSTAKA KUESIONER
1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar,
perekembangan teknologi yang nyata dan mempengaruhi kemampuan suatu
perusahaan untuk bersaing bukan hanya untuk mempertahankan diri. Perubahan
ini juga ditandai dengan semakin banyaknya pihak yang beralih ke dunia usaha
dengan alasan semakin sedikitnya lapangan kerja akibat transformasi teknologi.
Dari waktu ke waktu sektor usaha terutama Usaha Kecil Menengah (UKM) juga
mengalami perubahan dan perkembangan.
Usaha Kecil Menengah UKM merupakan salah satu pendorong yang
signifikan pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di dunia terutama di
negara-negara maju. Negara-negara yang sering dikenal dengan sebutan Newly Industrializing Countries (NICs) seperti Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan adalah contoh dari negara yang memiliki laju pertumbuhan PDB yang tinggi
karena kinerja UKM mereka yang sangat efisien, produktif, dan memiliki tingkat
daya saing global yang tinggi. Begitu pula di Indonesia, UKM telah mendapatkan
perhatian lebih karena pertumbuhannya yang semakin pesat dan merupakan salah
satu pelaku ekonomi yang memiliki peran, kedudukan serta potensi yang sangat
penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan ekonomi baik secara
membuktikan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai penyelamat bangsa
Indonesia dari krisis moneter yang berkepanjangan.
Perkembangan usaha kecil di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah UKM di Indonesia Tahun 2004-2010
Tahun Jumlah UKM Pertumbuhan Persentase
2004 38.725.960 812.352 2.10%
2005 38.906.774 180.814 0.46%
2006 40.766.742 1.859.968 4.56%
2007 42.390.749 1.624.007 3.83%
2008 43.224.007 833.258 1.93%
2009 47.109.555 3.885.548 8.25%
2010 48.936.480 1.826.925 3.73%
Rata-rata 1.574.696 3.55%
Sumber : www.bps.co.id.
Dari tahun ke tahun UKM yang didalamnya termasuk industri kecil
indonesia semakin meningkat. Rata-rata kenaikan jumlah unit usaha UKM sebesar
3.55 persen atau sebesar 1.574.696 tiap tahunnya. Namun yang paling besar
pengaruhnya terlihat pada tahun 2009 sebesar 8.25 persen atau 3.885.548 dari
47.109.555 unit UKM. Ini membuktikan betapa kuatnya sektor ekonomi UKM
sehingga tetap mengalami pertumbuhan yang sangat pesat meskipun dalam
Begitu pula dengan pembangunan ekonomi di Jawa Barat, UKM memiliki
peran dalam menyerap tenaga kerja dan menciptaan lapangan pekerjaan. Jumlah
tenaga kerja yang diserap melalui Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
mencangkup industri didalamnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2
Banyaknya usaha, Pekerja, dan nilai Output Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga Menurut Golongan Industri di Jawa Barat, Tahun 2010.
Jenis Industri Banyaknya Usaha
(unit) Banyaknyapekerja (orang) Banyaknya Output (miliar Rp)
(1) (2) (3) (4)
Golongan Industri: 1. Industri sedang
dan besar (%) 2. Industri Kecil
(%)
3. Kerajinan Rumah Tangga
(%) 4. Jumlah IKKR
(%) 21.396 (0.84%) 230.721 (9.01%) 2.307.562 (90.15%) 2.538.283 (99.16%) 4.385.923 (41.71%) 1.761.510 (16.78%) 4.348.548 (41.43%) 6.110.058 (58.21%) 722.360 (91.50%) 34.619 (4.39%) 32.473 (4.11%) 67.092 (8.50%) Jumlah Sektor Industri 20.559.679 (100%) 10.495.981 (100%) 789.452 (100%)
Sumber : www. jabar.bps.go.id.
Berdasarkan tabel 1.2 diatas, terlihat dari banyaknya usaha dan penyerapan
tenaga kerja industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Jawa Barat sangat
menonjol (99.16% dan 58.21%) tetapi besarnya output hanya sebesar 8.5%. Hal
ini jelas dperlukan dorongan dan bantuan dari berbagai pihak untuk terus
mendukung pembangunan serta perkembangan UKM.
Terdapat beberapa keuntungan strategik bagi para pelaku usaha yang
bergerak dibidang usaha kecil menengah tentang pentingnya penilaian kinerja
tingkat efisiensi dan efektifitas suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Kinerja bisnis sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang
atau kelompok dalam suatu organisasi / perusahaan yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi / perusahaan dalam periode
waktu tertentu.
Pengukuran kinerja suatu perusahaan sangat berguna untuk
membandingkan perusahaan dengan perusahaan yang sejenis sehingga dapat
dilakukan suatu tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaikinya. Tanpa
perbandingan, tidak akan diketahui apakah kinerja mengalami perbaikan atau
sebaliknya yaitu menunjukan penurunan.
Hasil wawancara pada tanggal 9 Maret 2012 terdapat permasalahan yang
dihadapi dalam UKM Sepatu Cibaduyut dalam penigkatan kinerja adalah
kurangnya respon terhadap kegiatan seperti pelatihan, seminar dan kegiatan lain
yang merupakan program-program yang dilaksanakan UPT Persepatuan
Cibaduyut dalam hal ini yang bertindak sebagai lembaga pemerintah. Berdasarkan
wawancara dengan Jouhari (Staf UPT Persepatuan Cibaduyut) mengatakan sangat
sulit mencari peserta yang mengikuti pelatihan karena kurangnya kesadaran dari
diri masing-masing pengusaha betapa pentingnya mengikuti pelatihan, seminar
dan kegiatan lainnya. Mereka beranggapan banyak menyita waktu dan
beranggapan dengan pelatihan belum tentu mampu menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi. Akibatnya dengan kondisi seperti ini, banyak para pengusaha yang
keuntungan. Lemahnya motivasi Sentra UKM Sepatu Cibaduyut untuk
berkembang tidak lepas dari kurangnya faktor dukungan yang mampu memaksa
mereka untuk berkembang dan berkompetisi dipasar. Hal ini masih disebabkan
masih lebarnya jarak antara UKM Sepatu Cibaduyut dengan
perusahaan-perusahaan besar, dengan kata lain adalah lemahnya keterkaitan antara Sentra
UKM Sepatu Cibaduyut dengan perusahaan besar karena Sentra UKM sepatu
Cibaduyut belum merupakan pemasok utama bagi perusahaan besar. Hal ini
disebabkan karakteristik Sentra UKM Sepatu Cibaduyut masih terkonsentrasi
pada produk tradisional, dan bukan produk yang dibutuhkan dalam skala besar.
Volume penjualan yang masih sedikit dan pangsa pasar yang relatif kecil menjadi
pertimbangan perusahaan besar sehingga Sentra UKM Sepatu Cibaduyut sulit
bersaing dalam kondisi pasar saat ini, kemampuan bersaing mereka tentunya akan
baik jika mengikuti perkembangan pasar dan mampu membuat produk sesuai
kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu UKM Sepatu Cibaduyut harus terus
berupaya untuk mengembangkan strategi yang efektif guna membangun,
mempertahankan, dan meningkatkan kinerja bisnis, tentunya harus didukung oleh
kompetensi wirausaha yang dimiliki dengan baik.
Kompetensi wirausaha merupakan faktor mendasar yang dimiliki
seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya berbeda dengan
seorang yang mempunyai kemampuan rata-rata.
Sama halnya dengan usaha lainnya, permasalahan yang dihadapi Sentra
UKM Sepatu pada dasarnya meliputi sulitnya pengembangan usaha dikarenakan
kebanyakan usaha kecil ini juga hanya mengandalkan faktor insting dan
keberuntungan dalam menjalankan usahanya, sehingga ketika usaha berkembang
dan persaingan semakin ketat, tidak ada pembinaan khusus atau kemampuan lebih
untuk menghadapinya. Menurut survei lapangan pada tanggal 9 Maret 2012,
bahwa mayoritas para pengusaha tidak dapat melepaskan kejayaan masa lalu yang
terus dirasakan secara turun-temurun menjalankan aturan bisnis yang sama ketika
Sentra UKM Sepatu Cibaduyut masih berjaya, padahal aturan tersebut sudah tidak
sesuai lagi dengan kondisi pasar saat ini. Disisi lain penggunaan teknologi makin
penting mengingat sampai saat ini proses produksi UKM sepatu Cibaduyut masih
dilakukan secara sederhana dan secara kekeluargaan. Ini mengindikassikan
bahwa penguasaan IPTEK dan Kompetensi wirausaha yang dimiliki masih sangat
terbatas.
Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi UKM Cibaduyut
menurut hasil wawancara pada tanggal 9 Maret 2012 adalah : Pertama,
produk-produk yang dihasilkan oleh Sentra UKM Sepatu Cibaduyut masih biasa-biasa
saja, masih standar, masih hanya mengandalkan satu macam hasil produk yang
mereka anggap bagus dan unggul sehingga terkesan monoton tidak ada pilihan
produk lain. Kedua, pasar yang mereka miliki masih sangat sempit, hanya toko
yang berada disekitar Cibaduyut saja para pengusaha memasarkan produknya,
tidak ada upaya untuk memperluas pasar kedaerah lain maupun pasar luar yang
lebih luas, sehingga sulit untuk memperoleh pangsa pasar dan memperluas pasar
Sentra UKM Sepatu Cibaduyut itu sendiri. Ketiga, para pengusaha masih
antara keuangan pribadi dan keuangan hasil usaha mereka, tidak jelasnya keluar
masuknya keuangan menjadi sulit membedakan mana uang pribadi dan uang
perusahaan, para pengusaha masih sedikit yang memiliki pembukuan perusahaan
yang baik, sehingga ketika akan melakukan pengajuan permodalan dari lembaga
keuangan dan lembaga individu, sangat kesulitan karena keterbatasan pencatatan
keuangan. Keempat, para pengusaha sulit bekerjasama dengan pengusaha lainnya
baik yang berada disekitar UKM Cibaduyut maupun yang berada diluar
Cibaduyut, ini dikarenakan para pengusaha sangat tertutup pada pihak lain, tidak
ada pertukaran informasi karena para pengusaha merasa takut tersaingi dan takut
kalah jika terjadi persaingan, sehingga sulit melakukan hubungan dengan pihak
lain.
Dari permasalahan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
permasalahan yang dihadapi para Pengusaha Sentra UKM Sepatu Cibaduyut yaitu
: Pertama, masalah yang dihadapi yaitu kelemahan dalam hal pengetahuan tehnik
dan desain produksi (tehnical competence). Kedua, masalah yang dihadapi yaitu dalam hal bagaimana memperoleh pasar dan memperluas pangsa pasar yang
mereka miliki (marketing competence). Ketiga, masalah yang dihadapi yaitu dalam mengelola keuangan, struktur permodalan, dan keterbatasan untuk
memperoleh jalur-jalur permodalan (financial competence). Keempat, masalah yang dihadapi yaitu keterbatasan jaringan usaha, kesulitan menjalin kerjasama
baik antara sesama pengusaha yang berada disekitar Cibaduyut maupun
Orientasi pasar telah menjadi konsep penting yang menjadi fondasi bagi
praktek pemasaran yang berkualitas. Perusahaan yang memiliki orientasi pasar
akan berusaha memberikan superior value yang tertinggi pada konsumennya. Dengan demikian perusahaan tersebut akan memiliki keunggulan kompetitif
sehingga akan sulit bagi para pesaing untuk merebut pangsa pasarnya.
Budaya pemasaran berorientasi pasar mendukung kebutuhan untuk
mengumpulkan informasi pasar dan secara mengkoordinasi tindakan untuk
memperoleh keuntungan yang kompetitif.
Skala implementasi bisnis mengenai strategi orientasi pasar tergantung
pada tingkat perhatian dan kemampuan organisasi perusahaan kebutuhan
pelanggan dan tindakan kompetitif, dengan demikian organisasi yang berorientasi
akan mampu mempengaruhi kemampuan merespon kebutuhan pelanggan.
Hubungan positif yang terjadi antara orientasi pasar dengan kinerja bisnis
suatu perusahaan dapat dijadikan salah satu upaya untuk menyelesaikan
permasalahan usaha kecil menengah. Karena secara teoritik jika semua usaha
kecil menengah berorientasi pasar maka kinerja usahanya akan meningkat. Dan
apabila kinerja usahanya meningkat, maka usaha kecil menengah akan
menguntungkan, mensejahterakan pengusaha, dan dapat menciptakan lapangan
kerja.
Permintaan yang besar dan cenderung meningkat pada setiap tahunnya
terhadap hasil usaha kecil menengah (UKM) perlu diambil sebagai peluang untuk
mengembangkan suatu usaha yang berbasis potensi lokal. Tapi kondisi dilapangan
Menurut hasil survei lapangan tanggal 9 Maret 2012, sampai saat ini para
pengusaha masih kesulitan dalam hal memasarkan hasil produksinya. Masih
banyak para pengusaha di UKM Sepatu Cibaduyut menggunakan pemasaran
standar yaitu hanya membuat katalog dan mengandalkan suplai produk ditoko
saja. Selain itu, para pengusaha Sentra UKM Sepatu Cibaduyut tidak peduli
terhadap pelanggan, mereka tidak pernah mencari tahu seperti apa yang
diinginkan pelanggan mereka sendiri, tidak ada interaksi langsung untuk
mempelajari bagaimana melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Selain
itu kesulitan melakukan penelitian untuk pengembangan usaha mereka, itu diakui
oleh koordinator UPT Persepatuan Cibaduyut Wawan Darmawan dimana sangat
sulit untuk melakukan penelitian karena tidak didukung data ril dari perusahaan.
Para pengusaha Sentra UKM Sepatu Cibaduyut seakan tidak peduli atas
perubahan pasar sekarang, tidak ada pembahasan sama sekali strategi yang
berkaitan dengan kondisi pasar oleh lembaga terkait. Mereka tidak peduli akan
informasi-informasi yang menyebar dimedia mengenai informasi yang berkaitan
dengan usahanya, sehingga mereka kalah dari pesaing karena mereka tidak tahu
apa yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi pasar saat ini. Mereka terus
membuat produk tanpa mengetahui keinginan pelanggan, karena mereka lebih
tergantung pada kebijakan internal daripada kebutuhan pasar yang nyata. Tidak
ada respon sama sekali ketika pesaing maju lebih didepan daripada dirinya, tidak
ada koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang terkait, ini sangat berbahaya
dimana pelanggan menginginkan modifikasi suatu produk atau pelayanan yang
Ini jelas, bahwa permasalahan yang dihadapi Sentra UKM Sepatu
Cibaduyut dalam hal bagaimana mereka menjalankan intelejensi pasar/informasi
pemasaran yang baik. Selain itu, masalah yang mereka hadapi yaitu bagaimana
mereka pendistribusian/penyebaran informasi baik kepada pelanggan maupun
pada pihak-pihak terkait dan yang paling penting adalah bagaimana para
pengusaha yang berada di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut merespon apa yang
sebenarnya diinginkan oleh pelanggan dipasar.
Permasalahan yang dihadapi sentra UKM Sepatu Cibaduyut berdampak
pada pendapatan para pengusaha, dimana pada tahun 2008-2010 pendapatan
pengusaha sepatu mengalami penurunan sebagai berikut:
GRAFIK PENDAPATAN PENGUSAHA SEPATU DI SENTRA UKM SEPATU CIBADUYUT
2008 2009 2010
TAHUN
Gambar 1.1
Grafik Pendapatan Di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut Sumber : UPT Persepatuan Cibaduyut
Gambar 1.1 diatas menggambarkan bahwa pada tahun 2009 pendapatan
pengusaha mengalami penurunan yang cukup besar. Penurunan pendapatan pada
tahun 2009 mencapai angka 7.1%. penurunan pendapatan tersebut juga kembali
terulang pada tahun 2010 sebesar 0.73%.
Seiring menurunnya pendapatan meurut sumber dari UPT Persepatuan
Cibaduyut, produsen atau pengrajin yang berada disekitar Sentra UKM Sepatu
Cibaduyut juga mengalami penurunan sebagai berikut :
Tabel 1.3
Jumlah Produsen/Pengrajin Sepatu di Cibaduyut (Pengrajin Skala Besar dan Skala Kecil)
Tahun
Jumlah Produsen/Pengrajin Total Produsen/ Pengrajin
Pertumbuhan Skala
Sedang
Skala Kecil dan Rumah Tangga
2005 17 391 408 -
2006 20 540 560 37,25%
2007 43 462 505 -9.82%
2008 35 510 545 7.92%
2009 21 332 353 -35.23%
2010 17 247 264 -25.21%
Sumber : Unit Pelaksana Teknis (UPT) Persepatuan Cibaduyut, di olah.
Dari tabel 1.3 diatas, kita lihat di tahun-tahun terakhir jumlah pengusaha
sepatu di Cibaduyut mengalami penurunan. Walaupun pada tahun 2006 banyak
produsen baru terbukti seiring bertambahnya jumlah produsen sebanyak 560
pengusaha yang terdiri dari 20 pengusaha berskala besar dan 540 berskala kecil.
Namun, peningkatan itu tidak berlangsung lama. Pada tahun-tahun berikutnya
jumlah produsen kembali turun. Pada tahun 2007 turun sebesar 9.82% atau
sebanyak 55 pengusaha. Pada tahun 2008 naik kembali sebesar 7.92% atau naik
40 pengusaha. Penurunan drastis terjadi dimulai tahun 2009 yaitu sebesar 35.23%
atau sebanyak 192 pengrajin yang gulung tikar dibanding tahun sebelumnya
dilanjutkan pada tahun 2010 penurunan terjadi sebesar 25,21% ata 89 pengrajin
dari tahun sebelumnya.
Kondisi usaha sepatu di Cibaduyut yang pada umumnya diusahakan dalam
sebagai penggerak kemajuan usahanya sangat dominan dalam menentukan
berhasilnya usaha tersebut. Sejumlah penelitian menemukan bahwa kompetensi
wirausaha sangat mempengaruhi perusahaan untuk berorientasi pasar, dan pada
akhirnya implementasi orientasi pasar dapat memperbaiki kinerja bisnis Sentra
UKM Sepatu Cibaduyut.
Maka dari itu, berdasarkan fenomena-fenomena diatas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi Wirausaha
Dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis Sentra UKM Sepatu
Cibaduyut (Studi Kasus di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut Bandung)”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis
mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya permasalahan yang sangat kompleks yang dihadapi usaha kecil
menengah (UKM), khususnya Sentra UKM Sepatu Cibaduyut, yaitu
masalah ketersediaan modal, kurangnya kemampuan dalam penguasaan
teknologi, kualitas SDM srta teknik memasarkan produk yang mereka
hasilkan yang masih sangat sederhana.
2. Terjadi penurunan pendapatan ditahun 2009 sebesar 7.1% dan ditahun
2010 sebesar 0.73% dan penurunan pada jumlah produsen di Sentra UKM
dimulai tahun 2009 yaitu sebesar 35.23% atau sebanyak 192 pengrajin
yang gulung tikar dibanding tahun sebelumnya.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka penulis
ingin menguraikan mengenai hal sebagai berikut:
1. Bagaimana kompetensi wirausaha pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.
2. Bagaimana orientasi pasar pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.
3. Bagaimana kinerja bisnis pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.
4. Seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha terhadap orientasi pasar
Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.
5. Seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha terhadap kinerja bisnis
Sentra UKM sepatu cibaduyut.
6. Seberapa besar pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis Sentra
UKM sepatu Cibaduyut.
7. Seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha dan orientasi pasar
terhadap kinerja bisnis Sentra UKM sepatu Cibaduyut.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Semakin meningkatnya perkembangan usaha kecil menengah (UKM)
mengakibatkan munculnya persaingan dengan usaha kecil menengah (UKM)
pasar perusahaan yang diterapkan dalam usaha tersebut harus mampu mendorong
para pengusaha untuk menentukan sikap terhadap perubahan yang terjadi dalam
bisnis. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mencari tingkat
pengaruh kompetensi wirausaha dan orientasi pasar terhadap kinerja bisnis Sentra
UKM Sepatu Cibaduyut.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada maksud penelitian, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kompetensi wirausaha pada Sentra UKM Sepatu
Cibaduyut.
2. Untuk mengetahui orientasi pasar pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.
3. Untuk mengetahui kinerja bisnis pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha
terhadap orientasi pasar Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.
5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha
terhadap kinerja bisnis Sentra UKM sepatu cibaduyut.
6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi pasar terhadap
kinerja bisnis Sentra UKM sepatu Cibaduyut.
7. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha dan
orientasi pasar terhadap kinerja bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna, tidak hanya bagi aspek teoritis
1.4.1 Kegunaan Praktis
Bagi Sentra UKM Industri Sepatu Cibaduyut
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengusaha kecil dan
menengah khususnya yang bergerak di subsektor industri untuk
memberikan masukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
bisnis.
1.4.2 Kegunaan Akademis
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi ilmiah
yang dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan Ilmu manajemen,
khususnya Manajemen Bisnis.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penulis melaksanakan dan
mengadakan penelitian secara langsung dengan mempelajari bagian yang di
observasikan serta untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan oleh
penulis untuk menunjang judul yang diambil.
Dalam memenuhi penelitian ini, penulis melaksanakan penelitian di Sentra
Industri Sepatu Cibaduyut, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(DISPERINDAG) Jawa Barat, Balai Pengembangan Perindustrian, Unit
Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut, Jl. Raya Cibaduyut No. 150, Kota
Bandung. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 4 (Empat) bulan dengan
Tabel 1.4
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Jadwal Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4
PenulisanUsulan Penelitian
Penelitian Pendahuluan
Pengumpulan Data
17 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kompetensi Wirausaha
2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Wirausaha
MenurutEddy Soeryanto Soegoto (2009:5), mengungkapkan bahwa :
“Wirausaha atau Entrepreneur adalah orang yang berjiwa kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan dan menjadikan perusahaan unggul”.
Mangkunegara (2005:113) berpendapat bahwa:
“Kompetensi wirausaha merupakan faktor mendasar yang dimiliki
seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya berbeda
dengan seorang yang mempunyai kemampuan rata-rata”.
Suryana (2006:5) mengemukakan bahwa kompetensi wirausaha diartikan
sebagai “Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu yang langsung
berpengaruh pada hasil karena wirausaha orang yang selalu berorientasi pada
hasil”.
Berdasarkan uraian diatas maka kompetensi wirausaha mengandung arti
kemampuan, keterampilan, ilmu pengetahuan, dan kualitas individu yang meliputi
sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang dimiliki dan diperlukan untuk dapat
bersaing dan menciptakan keunggulan dalam bisnis. Kompetensi wirausaha juga
dapat berarti sebagai suatu kemampuan dalam menentukan atau memutuskan
sehingga perkembangan usaha yang dikelola oleh perusahaan dapat berkembang
dan diterima oleh masyarakat.
2.1.1.2 Ruang Lingkup Kompetensi Wirausaha
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa seorang wirausaha adalah seorang
yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia
adalah seseorang yang memiliki kemampuan (ability) yang bersifat kreatif dan inovatif, mampu menciptakan sesuatu yang berbeda (ability to create the new and different), mampu memulai usaha (start up), mampu membuat sesuatu yang baru (creative), mampu mencari peluang (opportunity), berani menanggung risiko (risk bearing), dan mampu mengembangkan ide dan meramu sumber daya. (Eddy Soeryanto Soegoto, 2009:8).
Karena wirausaha identik dengan pengusaha dan berperan sebagai pemilik
dan manajer, maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi,
menikmati, dan menanggung risiko. Seperti telah disinggung diatas bahwa untuk
menjadi seorang wirausaha pertama-tama yang harus dimiliki modal dasar berupa
ide atau misi dan visi yang jelas, kemauan yang kuat, cukup modal baik uang
maupun waktu, cukup tenaga dan pikiran. Modal-modal tersebut sebenarnya tidak
cukup apabila tidak dilengkapi dengan beberapa kemampuan (ability) atau kompetensi (competency). Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:9) seorang wirausaha harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Self Knowledge
Yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan ditekuni.
Yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan
sukses masa lalu.
3. Practical Knowledge
Memiliki pengetahuan praktis misalnya pengetahuan teknik, desain,
processing, pembukuan, administrasi dan pemasaran. 4. Search skill
Yaitu kemampuan untuk kemampuan dan bereaksi.
5. Forseight
Yaitu berpandangan jauh kedepan.
6. Computation Skill
Yaitu kemampuan berhitung dan kemampuan memprediksi keadaan masa
yang akan datang.
7. Communication Skill
Yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan
dengan orang lain.
Mangkunegara (2005:113) juga mengungkapkan bahwa para pemimpin
perusahaan setidaknya memiliki kompetensi wirausaha sebagai berikut:
1. Pemikiran Strategis
Yaitu kemampuan memahami kecenderungan perubahan lingkungan yang
cepat, peluang pasar, ancaman kompetisi, kekuatan dan kelemahan
perusahaan mereka sendiri, serta sanggup mengidentifikasi respon
2. Kepemimpinan Perubahan
Yaitu kemampuan mengkomunikasikan visi strategis perusahaan kepada
seluruh pihak yang terkait dan mampu mengalokasikan sumber daya
perusahaan secara optimal untuk mengatisipasi perubahan-perubahan yang
terjadi.
3. Manajemen Hubungan
Yaitu kemampuan membina hubungan dan juga mempengaruhi mitra
usaha terkait misalnya pelanggan, mitra bisnis dan lembaga swadaya
masyarakat.
4. Inovasi dan Kreatifitas Wirausaha
Yakni motivasi untuk memenangkan persaingan melalui penemuan
jasa-jasa, produk-produk dan proses-proses produksi yang baru.
Disamping pengetahuan, wirausaha juga harus memiliki keterampilan
(skill) sebagai bekal kompetensi, untuk menunjang keberhasilan bisnis seperti yang dikemukanan oleh Eddy Soeryanto Soegoto (2009:11) sebagai berikut:
1. Technical Skill
Yaitu keterampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas khusus,
seperti sekretaris, akuntan, auditor dan ahli gambar.
2. Human Relations Skill
Yaitu kemampuan untuk memahami, mengerti, berkomunikasi, dan
3. Conceptual Skill
Yaitu keterampilan personal untuk berpikir abstrak, untuk mendiagnosis
dan untuk menganalisis situasi yang berbeda, dan melihat situasi luar.
Keterampilan konseptual sangat penting untuk memperoleh peluang pasar
baru dan menghadapi tantangan.
4. Decision Making Skill
Yaitu keterampilan untuk merumuskan masalah dan memilih cara
bertindak untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.
5. Time Management Skill
Yaitu keterampilan dalam mengatur dan menggunakan waktu seefisien
mungkin.
6. Individual Skills and Atittudes
Yaitu keterampilan dan sikap individu.
7. Knowledge Of Business
Yaitu pengetahuan bisnis yang akan dimasuki.
8. Establishment Of Goal
Yaitu kemantapan dalam menentukan tujuan perusahaan.
9. Take Advantages of The Opportunities
Yaitu keunggulan dalam menemukan peluang bisnis.
10. Adapt To The Change
Yaitu kemampuan dalam beradaptasi dengan perubahan.
2.1.1.3 Indikator Kompetensi Wirausaha
Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:9) seorang entrepreneur harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Knowing Your Business
Dia harus mengetahui semua yang terkait dengan aktivitas bisnis yang
akan dilakukan.
2. Knowing The Basic Business Management
Yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara
merangsang usaha, mengorganisasikan dan mengendalikan perusahaan,
termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan
dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis
berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya
perusahaan secara efektif dan efisien.
3. Having The Proper Attitude
Yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya.
Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif
yang sungguh-sungguh dan tidak setengah hati.
4. Having Adequate Capital
Yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya cukup materi, tetapi
juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama
dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang , cukup
tenaga tempat dan mental.
Yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan, mengatur pembelian,
penjualan, pembukuan, dan perhitungan laba / rugi. Ia harus tau
bagaimana mendapatkan dana dan cara menggunakannya.
6. Managing Time Efficienctly
Yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur,
menghitung, dan menepati waktu sesuai komitmen.
7. Managing People
Yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan, mengerakan
(memotivasi), dan mengendalikan orang dalam menjalankan perusahaan.
8. Satisfying Customer by Providing Hight Quality Product
Yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan
barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. Knowing How to Compete
Yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Ia harus dapat mengungkap
kekuatan (strenght), Kelemahan (Weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) dirinya dan pesaing. Ia harus menggunakan analisis SWOT baik terhadap dirinya maupun terhadap pesaing.
10. Copying With Regulations and Paperwork
Yaitu membuat pedoman / aturan yang jelas / tersurat didalam perusahaan.
11. Tehnical Competence
dalam bidang teknik produksi dan desain produksi. Ia harus betul-betul
mengetahui bagaiman barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan.
12. Marketing Competence
Yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok,
mengidentifikasi pelanggan, dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Ia harus mengetahui bagaimana menemukan peluang pasar yang spesifik,
misalnya pelanggan dan harga khusus yang belum digarap pesaing.
13. Human relation competence
Yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti
kemampuan berelasi dan menjamin kemitraan antarperusahaan. Ia harus
mengetahui hubungan interpersonal secara sehat.
Sedangkan menurut Suryana (2006:91), berpendapat bahwa untuk
mengukur kompetensi wirausaha terdapat 4 (Empat) kemampuan utama yang
diperlukan untuk mencapai pengalaman yang seimbang agar tercapai keberhasilan
usaha, diantaranya:
1. Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang bangun sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih.
2. Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan
hidup perusahaan.
4. Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan
antar perusahaan serta harus mengetahui hubungan inter-personal secara
sehat.
2.1.2 Orientasi Pasar
2.1.2.1 Pengertian Orientasi Pasar
Beberapa tahun terakhir orientasi pasar mengalami peningkatan dan
dipandang sebagai elemen kunci untuk mencapai kinerja perusahaan. Orientasi
pasar sangat penting dalam manajemen pemasaran modern. Perusahaan yang
berorientasi pasar dinilai memiliki pengetahuan tentang pasar yang lebih tinggi
serta memiliki kemampuan berhubungan dengan pelanggan lebih baik,
kemampuan ini dipandang mampu menjamin perusahaan untuk memperoleh
keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang kurang
berorientasi pasar.
Para peneliti dalam bidang pemasaran yang dikutip oleh Tim Marknesis
(2009:10) menyatakan bahwa orientasi pasar merupakan seperangkat aktivitas dan
perilaku yang khas (Kohli dan Jaworski, 1990), orientasi pasar merupakan sumber
daya (Hunt dan Morgan, 1995), orientasi pasar merupakan dasar untuk
pengambilan keputusan (Shapiro, 1998), atau orientasi pasar merupakan budaya
organisasi (Day, 1994; Deshpande, et al., 1993; Slater dan Narver, 1995). Slater dan Narver (1995) menyatakan dengan jelas bahwa orientasi pasar merupakan
organisasional, orientasi pasar memerlukan adanya penelitian untuk memahami
norma dan nilai sehingga mencapai pembelajaran organisasional.
Berdasarkan penjelasan diatas, Tim Marknesis (2009:10) menyimpulkan
bahwa Orientasi Pasar (Market Orientation) merupakan upaya untuk
menerjemahkan filosofi pemasaran kedalam praktik pemasaran.
Sedangkan menurut Fandy Dkk. (2008:85) orientasi pasar (Market Orientation=MO) merupakan ukuran perilaku dan aktivitas yang mencerminkan implementasi konsep pemasaran.
2.1.2.2 Ruang Lingkup Orientasi Pasar
1. Orientasi Pasar dan Kinerja Perusahaan
Konsep teoritis orientasi pasar seperti pada gambar 2.1 memperlihatkan
model determinan orientasi pasar terhadap sukses bisnis, seperti peningkatan
pertumbuhan penjualan, kinerja finansial, dan profitabilitas (Pelham dan Wilson, 1996; Slater dan Narver, 1994; Jaworski dan Kohli, 1993 dalam Ali Hasan
Gambar 2.1
Konsep Orientasi Pasar dan Determinasi Sukses Bisnis Ali Hasan (2008:13).
Penelitian terhadap perusahaan yang berorientasi pasar menemukan
hasil-hasil yang berkaitan dengan hubungan market oriented dan kinerja bisnis dengan sebuah prediksi positif dengan asumsi bahwa orientasi pasar memberi perusahaan
sebuah pemahaman yang lebih baik mengenai lingkungannya dan pelanggannya.
Kekuatan hubungan antara kinerja dan market oriented dapat berbeda-beda, tergantung pada karakteristik industri, karakterisrik pelanggan, atau jenis
ukuran kinerja yang digunakan. Literatur yang ada pada umumnya mendukung
pendapat bahwa perusahaan yang inovatif dan dikendalikan oleh pasar akan
mengunguli para pesaingnya (Day dan Slater, 1994; Jaworski, 1993 dalam Ali
Hasan, 2008:13).
2. Perusahaan Berorientasi Pasar
Menurut Ali Hasan (2008:14) mengemukakan ada beberapa perusahaan
yang berorientasi pasar, yaitu sebagai berikut:
O
ri
en
tas
i P
as
ar
• Strategi Perusahaan
• Teknologi
• Pengerak utama daya saing perusahaan
Kompetensi Inti Aktivitas-aktivitas Sukses Bisnis
• Intelegensi Pasar
• Budaya Perusahaa
• Posisioning
• Kreativitas tim
• Faktor lainnya
Pengembangan Produk
1. Produk berdasarkan tuntutan pelanggan, potongan harga, peluncuran
ulang, lebih banyak produk baru.
2. Kekuatan jual lebih besar dengan orientasi penjualan.
3. Pasar akan terus berkembang dan berbeda dari waktu ke waktu.
4. Keinginan untuk mempelajari pasar dengan mengumpulkan lebih banyak
informasi pasar.
5. Market Oriented memerlukan data yang lengkap dan sistematis.
Menurut Ali Hasan (2008:14), model orientasi pasar mencangkup; (1)
orientasi pelanggan; (2) orientasi keuntungan (3) pemasaran terintegrasi, yaitu
integrasi usaha yang dilakukan semua bagian organisasi untuk memuaskan
[image:41.595.116.505.417.693.2]tujuan-tujuan perusahaan dengan memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan
Gambar 2.2 Model Orientasi Pasar
Sumber: Klaus Grunet dalam buku Ali Hasan (2008:15)
Senior Management • Comitment
• Risk aversion
Interdepartemental Dynamic
• Conflict
• Connectedness
• Organisational System
• Departemntalisation
• Formalisation
• Centralisation
• Reward System
Business Spesific Factors
• Relative Cost
• Relative Size
Market Level Faktors • Growth +
• Concentration +
• Entry Barriers +
• Buyer Power +
Market Orientation
Marketing Competencies
Market Position
Moderators Variable
• Market Turbulence
• Technological Turbulence
• Strength Of competition
Secara ringkas menurut Fandy Dkk. (2008:94) karakteristik kunci orientasi
pasar bisa dirangkum seperti dalam gambar 2.3. Orientasi pasar membantu pihak
manajemen dalam mengidentifikasi kapabilitas unik dan pelanggan yang tuntutan
nilainya dapat selaras dengan kapabilitas tersebut. Strategi orientasi pasar yang
sukses bakal mengarah pada kinerja superior, sebagaimana yang berhasil
dijalankan oleh sejumlah perusahaan terkemuka seperti Dell Computer, Singapore
Airlines, Tiffany & Company dan Wal Mart. Orientasi pasar merupakan
kombianasi antara budaya komitmen pada nilai pelanggan dan proses penciptaan
nilai superior bagi para konsumen. Untuk itu, dibutuhkan fokus pada pelanggan
(costumer focus), intelejensi pesaing, dan kerjasama serta keterlibatan lintas fungsional.
Gambar 2.3
Karakteristik Orientasi Pasar
Jaworski dalam Ali Hasan (2008:14) mendefinisikan bisnis yang
berorientasi pasar adalah kegiatan pengembangan peran intelijen pemasaran
Kinerja Superior
Orientasi Pasar
Kinerja Superior
diseluruh organisasi sebagai bagian dari kebutuhan konsumen saat ini dan dimasa
depan, penyebaran intelijen pemasaran pada semua bagian organisasi.
2.1.2.3 Indikator Orientasi Pasar
Indikator-indikator yang dipakai untuk melakukan riset pada perusahaan
yang berorientasi pasar, menurut Ali Hasan (2008:17), dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Intelijen Pasar /Informasi Pemasaran(Marketing Inteligence)
Orientasi pasar (Market Oriented) pada dasarnya budaya kerja yang dibedakan satu bisnis dari lainnya agar selalu dapat memberikan nilai terbaik bagi
para pelanggan (Slater dan Narver, 1994 dalam Ali Hasan, 2008:15). Sebuah
bisnis yang memiliki koleksi informasi pasar dan kemampuan memproses yang
baik dapat membuat ramalan bisnis dengan lebih cepat, dan membuat
perubahan-perubahan cepat dipasar dan memahami arti nilai superior bagi pelanggan
(Pelham, 1997 dalam Ali Hasan, 2008:15). Memahami apa yang menjadi
kebutuhan pelanggan adalah sesuatu yang penting. Kegagalan menentukan
kebutuhan pelanggan dimasa kini dan dimasa depan akan mengarah pada
menghasilkan produk dan pelayanan yang tidak memuaskan pelanggan.
2. Pendistribusian / Penyebaran Informasi
Agar kegiatan bisnis yang berorientasi pasar dapat beroperasi secara tepat,
apabila informasi yang dioptimalkan pada tingkat pengembangan sistem informasi
pasar kesemua unit fungsional bisnis lainnya. Kinerja superior dari orientasi pasar
dan diskusi, mengoptimalkan teknologi informasi, kelompok tugas, pertemuan
langsung, atau posisi penghubung. (Slater dan Narver, 1995 dalam Ali Hasan
2008:16).
Keterbukaan komunikasi antara semua fungsi bisnis akan membantu
dalam merespon kebutuhan pelanggan. Penyebaran informasi penting bagi
suksesnya proses kegiatan bisnis berorientasi pasar, proses penyebaran informasi
akan memainkan peran utama dalam proses pengembangan bisnis berorientasi
pasa
3. Kemampuan Merespon
Kinerja bisnis yang superior hanya dapat dicapai dengan cara merespon
secara kontinu terhadap kebutuhan pelanggan yang senantiasa berubah. Dengan
demikian, pada saat pelaku pasar mengumpulkan informasi pasar, memprosesnya
secara interfungsional yang tepat, yang kemudian dapat mengembangkan rencana
tindakan.
Day (1994) mengatakan bahwa budaya pemasaran berorientasi pasar
mendukung kebutuhan untuk mengumpulkan informasi pasar dan secara
menkoordinasi tindakan untuk memperoleh keuntungan yang kompetitif.
Kohli dan Jaworski, 1990; Narver dan Slater, 1990, menekankan bahwa
skala implementasi bisnis mengenai strategi orientasi pasar tergantung pada
tingkat perhatian dan kemampuan organisasi merespon kebutuhan pelanggan dan
tindakan kompetitif, dengan demikian organisasi yang berorientasi akan mampu
2.1.3 Kinerja Bisnis
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Bisnis
Dibawah ini beberapa pengertian kinerja bisnis telah dirumuskan oleh
beberapa ahli manajemen menurut Moh. Pandu Tika (2005:121) sebagai berikut:
1. Stoner, 1978 dalam bukunya Management mengemukakan bahwa kinerja bisnis adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan.
2. Bernardin dan Russel 1993, (dalam bukunya Achmad S. Ruby)
mendefinisikan kinerja bisnis pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari
fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu
tertentu.
3. Handoko dalam bukunya Manajemen Personalia dan Sumber Daya
mendefinisikan kinerja sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi
atau menilai prestasi kerja karyawan.
4. Prawiro Suntoro, 1999 (dalam buku Merry Dandian Panji) mengemukakan
bahwa kinerja bisnis adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan
organisasi dalam periode waktu tertentu.
Dari empat definisi kinerja diatas, dapat diketahui bahwa unsur-unsur yang
terdapat dalam kinerja bisnis terdiri dari:
1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan/pegawai
seperti: motivasi, kecakapan, persepsi peranan, dan sebagainya.
4. Periode waktu tertentu.
Berdasarkan hal-hal diatas, Moh. Pandu Tika (2005:121) mendefinisikan
kinerja suatu bisnis sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau
kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk
mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.
Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksudkan disini adalah
pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi
wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Sedangkan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan/prestasi kerja seseorang atau
kelompok terdiri faktor intern dan ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi
kinerja karyawan/kelompok terdiri kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi,
motivasi, persepsi peran, kondisi keluarga, kondisi fisik seseorang dan
karakteristik kelompok kerja dan sebagainya.
Sedangkan pengaruh eksternal antara lain berupa peraturan
ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh,
kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, dan kondisi pasar.
Pelaksanaan hasil pekerjaan/prestasi kerja tersebut diarahkan untuk
mencapai tujuan bisnis dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian kinerja
bisnis adalah fungsi hasil-hasil peperusahaan yakni pekerjaan/kegiatan yang ada
dalam perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern organisasi dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan selama periode waktu tertentu. (Moh. Pandu
2.1.3.2 Ruang Lingkup Kinerja Bisnis
Ada beberapa fungsi pekerjaan/kegiatan yang terkait dengan kinerja bisnis
menurut Moh. Pandu Tika (2005:122) yaitu strategi perusahaan, pemasaran,
operasional, sumber daya manusia dan keuangan.
1. Strategi Perusahaan
Strategi perusahaan terkait dengan misi perusahaan, strategi bisnis yang
diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan lingkungan bisnis, strategi
bisnis mencangkup perencanaan, implementasi, dan pengawasan.
Menurut Husein Umar dalam Moh. Pandu Tika (2005:122)
komponen-komponen yang dipakai untuk menganalisis strategi perusahaan terdiri dari
dimensi kekuatan bisnis terdiri dari harga produk, jumlah outlet, omzet tiap bulan, potensi penjualan perbulan dan jumlah pengunjung di outlet (tempat penjualan).
Dimensi daya tarik terdiri dari pangsa pasar konsumen dan potensi belanja
konsumen. Dari hasil analisis terhadap komponen-komponen tersebut dapat
ditentukan langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan perusahaan seperti
pengoptimalan alat-alat produksi, besarnya biaya promosi dan sebagainya.
2. Pemasaran
Peran utama dalam manajemen pemasaran antara lain adalah membuat
keputusan mengenai aspek-aspek pemasaran. Menurut Husein Umar dalam buku
Moh. Pandu Tika (2005:123)evaluasi aspek pemasaran diarahkan untuk dapatkan
informasi mengenai faktor tertentu dibandingkan dengan target atau rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya, misalnya:
2. Strategi bersaing yang diterapkan.
3. Kegiatan pemasaran melalui bauran pemasaran.
4. Nilai penjualan.
5. Market Share yang dikuasai perusahaan.
Adapun aspek pasar dilakukan evaluasi mengenai Consumer behavior guna mengetahui:
1. Pengetahuan, kebutuhan, dan keinginan pasar potensial terhadap produk.
2. Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen terhadap produk.
3. Operasional
Hal-hal yang menyangkut operasional dalam kegiatan bisnis antara lain
sebagai berikut:
1. Kualitas Produk, yakni seberapa jauh produk yang dihasilkan perusahaan
bisa bersaing dari segi kualitas.
2. Teknologi yang digunakan, yakni apakah teknologi yang digunakan
perusahaan mengikuti perkembangan dunia pada saat ini atau sudah
ketinggalan zaman. Kondisi ini perlu diperhitungkan sesuai dengan
keinginan pelanggan dan persaingan dengan pihak lain.
3. Kapasitas produksi, yakni seberapa besar kapasitas produksi dari sumber
daya yang ada seperti mesin dan tenaga kerja yang ada. Kapasitas produksi
juga perlu mempertimbangkan pemasaran produk. Adakah produk yang
mempunyai segmen pasar yang tinggi atau rendah.
4. Persediaan bahan baku dan barang jadi, adakah bahan baku tersedia
merupakan bahan impor. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
4. Sumber Daya Manusia
Menurut Husein Umar dalam buku Moh. Pandu Tika (2005:123)beberapa
hal penting dari sumber daya manusia yang perlu dievaluasi antara lain mengenai
produktivitas kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja, pelatihan dan pengembangan,
serta kepemimpinan.
Program pelatihan ditujukan untuk memperbaiki penguasaan berbagai
keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang,
sedangkan pengembangan bertujuan untuk meyiapkan pegawainya memangku
jabatan tertentu dimasa yang akan datang. Program pelatihan dan pengembangan
bertujuan antara lain untuk menutupi gap antara kecakapan karyawan dan permintaan jabatan selain meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan
dalam mencapai sasaran kerja.
5. Keuangan
Menurut J.D Martin et al (1995), bidang studi keuangan yang semula bersifat deskriptif dengan penekanan pada merger, peraturan pemerintah, dan
cara-cara meningkatkan modal, telah berkembang menjadi suatu bidang studi
komprehensif yang mempelajari semua aspek pencarian dan penggunaan dana
secara efisien.
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau
kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya
bersangkutan. Tujuan ini bersifat garis besar, karena pada praktiknya tujuan itu
senantiasa dipengaruhi keputusan-keputusan dibidang keuangan. Untuk lebih
memahaminya, pertama-tama harus ditelaah apa yang sebenarnya yang disebut
sebagai maksimalisasi laba serta berbagai hambatan dan rintangan yang
menghadangnya. Selanjutnya akan mengalihkan perhatian kepada tujuan
maksimalisasi kekayaan para pemegang saham. Seterusanya akan melihat
perbedaan tujuan ini dengan tujuan memaksimalisasi keuntungan dan mengapa
hal itu selalu mejadi tujuan dari suatu perusahaan.
Sejalan dengan pendapat Marten et al diatas, Husein Umar mengatakan bahwa tujuan mengevaluasi bisnis dari aspek keuangan adalah untuk mengetahui
apakah realisasi investasi telah sesuai dengan yang diharapkan. Analisisnya dapat
ditinjau dari laba dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan,
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar utang dan
menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus.
2.1.3.3 Indikator Kinerja Bisnis
Kinerja bisnis merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai sebagai hasil
dari usaha yang telah dilakukan oleh seluruh komponen perusahaan. Dalam hal ini
indikator kinerja bisnis diukur dengan pernyataan responden bahwa perubahan
volume penjualan sehingga eksistensi perusahaan selalu terjaga dan tidak
mengalami kebangkrutan. Pernyataan responden bahwa efisiensi dalam
menjalankan usaha selalu dilakukan dan selalu dijaga, sehingga dapat mengetahui
penjualan selalu meningkat dari waktu ke waktu, sehingga dapat menguasai
pangsa pasar yang lebih banyak dan selanjutnya pernyataan responden yang
menyatakan keuntungan (profit) dalam usaha mereka selalu meningkat dan sebagian besar diinvestasikan untuk kemajuan perusahaan. (Jurnal Penelitian
Wayan Gede Supartha,2009:77).
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya
Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini dapat disajikan penelitian
terdahulu sehingga dapat membedakan keoriginalitasan penelitian. Penelitian
terdahulu ini disajikan dalam tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian dan Judul Variabel dan Alat Analisis Subjek Penelitian
Kesimpulan Persamaan Perbedaan
1 Penelitia n Wayan Gede Suparth a. (2009) X1=Kompeten si X2=Motivasi Y=Kinerja Perusahaan Model Analisis: Analisis regresi berganda dan analisis diskriminan. Seluruh Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Kota Denpasar
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa kinerja perusahaan pada UKM dapat dilakukan melalui peningkatan budaya perusahaan UKM, penignkatan motivasi
UKM dan
Kompetensi para pelaku usaha UKM.
Kesamaan pada penelitian ini adalah analisis penelitian yang digunakan. Selain itu, variabel independen dan dependen yang digunakan hampir sama dengan penelitian ini. Penelitian Wayan Gede Supartha, untuk
UKM yang
diteliti yang tersebar di Kota Denpasar(banya k sentra UKM). Sedangkan dalam penelitian ini hanya satu sentra UKM saja.
2 Penelitia n Basuki Rachma t (2006) X1=orientasi pelanggan X2=orientasi pasar X3=inovasi Hotel berbintang tiga yang ada di Indonesia.
Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat pengaruh Terdapat kesamaan dalam meneliti variabel Penelitian Basuki
Y=kinerja bisnis Alat Analisis: Teknik analisis data model persamaan struktural (strutural equation Modelling/SE M).Pengamb
ilan sampel dengan ( non-probability sampling methods).
Atau secara tidak acak
(non-randomly sampling methods).
yang signifikan positif antara orientasi pasar terhadap kinerja bisnis. yang mempengar uhi variabel dependen(K inerja Bisnis) yaitu, Orientasi Pasar. Penelitian Basuki Rachmat menggunakan Teknik analisis data model persamaan struktural (strutural equation Modelling/SEM) . Sedangkan penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi
berganda.
3 I.D.K.R Ardiana, LA. Brahma yanti, Subaedi. (2010) X1=SDM UKM Y=Kinerja UKM Teknik Analisis: model analisis statistik inferensi yaitu, analisis regresi berganda (simultan). dengan pengambilan sampel menggunakan
non random
sampling secara purposive. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah semua pelaku UKM yang ada di kota Surabaya.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ditemukan bahwa kompetensi yang terdiri dari
pengetahuan, keterampilan
, dan
kemampuan masing-masing memiliki pengaruh yang signifikan. Terdapat kesamaan dalam variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu kompetensi (X1) dan Kinerja (Y), selain itu terdapat kesamaan dalam objek penelitian dan teknis analisis. Perbedaan penelitian dengan penelitian I.D.K.R
Ardiana, LA. Brahmayanti, Subaedi hanya terdiri dua variabel, sedangkan penelitian ini terdiri dari tiga variabel.
4 Suhartin i Karim (2007) X1=Wirausah a Korporasi Y=Kinerja Perusahaan Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa pengaruh menunjukan hubunagn yang sangat erat dan arah hubungannya positif/berba Terdapat persamaan dalam variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini, selain itu data
Perbedaannya yaitu peneliti Suhartini Karim hanya terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel