BAHAN KULIAH
HUKUM LALIN
OLEH :AIRI
SAFRIJAL
SISTEM
PNYLNGGRAAN
PEMBINAAN (Lht Psl 5, Psl 6& Psl 7 UU No
22/2009 Ttg Lalin
Pasal 5(1) Negara bertanggung jawab atas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dan pembinaannya dilaksanakan oleh Pemerintah.
(2) Pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a.perencanaan;
b.pengaturan;
c. pengendalian; dan d.pengawasan.
(3) Pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
a. ursan pmrnthan dibdng Jln, olh kemneg yg brtnggngjwb dibdng Jln;
b. ursan pmrnthan dibdng srna-prsrna Lalin, olh
kemneg yg brtnggngjwb dibdng srna-prsrana Lalin;
c. ursan pmrnthan dibdng pngmbngan industri LLAJ, olh kemneg yg brtnggngjwb dibdng industri (Lht Psl 222 );
d. ursan pmrnthan dibdng pngmbngan teknologi LLAJ, olh kemneg yg brtnggngjwb dibdng pngmbngan
teknologi (Lht Psl 222) ; dan
e. ursan pmrnthan dibdng Registrasi&Identifikasi Kendaraan Bermotor&Pengemudi, Penegakan
Hukum, Operasional Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas, olh
PENYELENGGARAAN LALIN
Pasal 7
(1) Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan dalam kegiatan pelayanan langsung
kepada masyarakat dilakukan oleh
PERLAKUAN KHUSUS DIBDANG LALIN
Pasal 242
(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
Perusahaan Angkutan Umum wajib memberikan perlakuan khusus di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan kepada penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan orang sakit. (2) Perlakuan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. aksesibilitas;