• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Layanan Bimbingan dan Konseling.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Layanan Bimbingan dan Konseling."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Layanan Bimbingan dan Konseling

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Dosen Pengampu : Endah Winarti, M.Pd

Disusun Oleh:

Avinda Azizatun Nisa (15130105) Cahyati Subechiana (15130092) Lailatul Firdausy (15130149) Rizka Amelia Wachida (15130035)

Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(2)

Kata Pengantar

Assalamulaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat, dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Layanan Bimbingan dan Konseling”. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagaimana pentingnya layanan bimbingan dan konseling serta jenis-jenisnya.Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini maka penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. IbuEndah Winarti, M.Pdselaku dosen mata kuliah Bimbingan Konselingyang banyak memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan baik secara moral maupun spiritual.

2. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.Oleh karena itu kami sangat mengharapakan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun dari rekan-rekan untuk penyempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang,25 Maret 2017

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah...2

1.3. Tujuan...2

BAB II...3

PEMBAHASAN...3

2.1. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling...3

A. Layanan Orientasi...3

B. Layanan Informasi...4

C. Layanan Penempatan dan Penyaluran...5

D. Layanan Bimbingan Belajar...7

E. Layanan Konseling Perorangan...11

F. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok...13

2.2. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling...15

A. Aplikasi Instrumentasi Data...16

B. Himpunan Data...17

C. Konferensi Kasus...18

D. Kunjungan Rumah...19

E. Alih Tangan Kasus...20

(4)

BAB III...23

PENUTUP...23

3.1. Kesimpulan...23

3.2. Saran...23

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses interaksi antara konselordengan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya, Bimbingan dan Konseling juga dikatakan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseling untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Dengan demikian dapat kita ihat bagaimana peran dan fungsi bimbingan dan konseling dapat dikatakan sangat penting, oleh sebab itu dengan pentingnya bimbingan konseling tersebut tentunya tentunya banyak pihak yang menerima manfaat dan mengunakan fungsi bimbingan konseling tersebut.Oleh karena itu maka timbulah pembahasan tentang layanan yang disediakan bimbingan konseling.

Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya. Yang oleh karena itu layanan bimbingan konseling ini sangat penting dimana dalam prosesnya akan melibatkan banyak pihak.

(6)

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling ?

2. Apa saja Kegiatan Pendukung dari Layanan Bimbingan dan Konseling ? 1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari Layanan Bimbingan dan Konseling

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Layanannya adalah sebagai berikut :

A. Layanan Orientasi

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.

Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut : a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah. b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.

c. Orientasi dan wadah-wadah yang dapat membantu meningkatkan hubungan social siswa.

d. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya. e. Peranan kegiatan bimbingan karier.

f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa.1

Tujuan kegiatan layanan orientasi yaitu :

a. Memberikan kemudahan penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan social.

b. Penyesuaian kehidupan belajar serta kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa.

c. Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa mengenai kondisi, situasi dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya.

(8)

B. Layanan Informasi

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.

c. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun. d. Nilai-nilai social, adat istiadat dan upaya yang berlaku dan

berkembang di masyarakat.

e. Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program khusus, dan program tambahan.

f. Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti UN/UNAS.

g. Fasilitas penunjang/sumber belajar.

h. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.

i. Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan/karier serta prospeknya.2

Tujuan layanan informasi yaitu untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah keputusan.3

2 Ibid., hal.44

3Prayitno.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

(9)

Tujuan yang ingin dicapai dengan penyajian informasi yaitu :

a. Para siswa dapat mengorientasi dirinya kepada informasi yang diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah maupun setelah menamatkan sekolah.

b. Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan. c. Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana

memperoleh informasi.

d. Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang ada dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuannya.4 C. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program pilihan, magang, kegiatan kurikuler/ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya.

Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi :

a. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minat.

b. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan organisasi kesiswaan serta kegiatan social sekolah.

c. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun program pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK, UMPTN.

d. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri.5

Tujuan layanan penempatan dan penyaluran ada 2, yaitu : a. Tujuan umum

4 Budi Purwoko. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling.(Surabaya: Unesa University Press, 2008). Hal 52.

(10)

Tujuan umum pelaksanaan penempatan dan penyaluran adalah

Tujuan khusus dari pelaksanaan penempatan dan penyaluran lebih spesifik mengarahkan siswa kedalam penguasaan kompetensi yang sesuai dengan bakatnya yaitu “membantu siswa mencapai kematangan dalam mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas”. Tercapainya tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa untuk terhindar dari permasalahan pengembangan diri dan juga siswa akan mampu merancang masa depannya secara belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering kegagalanitu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.8

Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap : 1. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar

Di sekolah, disamping banyaknya siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal, seperti, angka-angka rapor rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian

6Prayitno.Layanan Penempatan dan Penyaluran.(Padang: FKIP Universitas Negeri. 2004) hal.3

7 Ibid., hal.4

(11)

akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah belajar. Secara lebih luas, masalah belajar tidak hanya terbatas pada contoh-contoh yang disebutkan itu. Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat digolongkan atas :

a. Keterlambatan Akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.

b. Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi.

c. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.

d. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.

e. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya, dan sebagainya.

Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar, dan pengamatan.

(12)

Tes Kemampuan Dasar, setiap siswa memiliki kemampuan dasar atau inteligensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan mengadministrasikan tes inteligensi yang sudah baku.

Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar, sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh sikap dan kebiasaan yang dilakukan siswa dalam belajar.

Tes Diagnostik, Tes Diagnostik merupakan instrumen untuk

mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu.

Analisis Hasil Belajar atau Karya, analisis hasil belajar atau karya merupakan bentuk lain dari tes diagnostik. Tujuannya sama, yaitu mengungkapkan kesalahan-kesalahan yan dialami oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu.

2. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar

Siswa yang mengalami masalah belajar seperti diutarakan di depan perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah :

a. Pengajaran Perbaikan, pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka.

b. Kegiatan Pengayaan, kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar.

c. Peningkatan Motivasi Belajar, seorang siswa yang awalnya mempunyai motivasi belajar yang amat tinggi, tetapi tiba-tiba menjadi pudar. Seorang guru, konselor, dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasinya dalam belajar.

(13)

yang efektif. Sebagian siswa memang memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara kritis sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan belajar yang mereka miliki. Melalui bantuan itu mereka diharapkan dapat menemukan kelemahan-kelemahan mereka dalam belajar, dan selanjutnya berusaha mengubah atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya itu.9

Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan konselor adalah saling membantu, mengisi, dan menunjang.Sebagaimana disebutkan terdahulu, guru sebagai penguasa lapangan dan penggerak kegiatan pembelajaran siswa, sedangkan konselor sebagai arsitek, penasihat dan penyumbang data, masukan dan pertimbangan bagi ditetapkannya layanan bimbingan belajar.Konselor dapat membantu penyelenggaraan, mengolah dan menafsirkan nilai-nilai teshasil belajar, tetapi tes itu sendiri dibuat oleh guru. Dalam hasil itu memang diharapkan adanya tes hasil belajar yang sudah dibakukan, tetapi sambil menunggu tersedianya tes baku itu, “tes buatan guru” adalah sangat penting.

Tes kemampuan dasar (inteligensi) dan skala sikap dan kebiasaan belajar harus dibakukan terlebih dahulu.Konselor secara langsung menyelenggarakan tes dan skala itu (dengan bantuan guru) sampai didapatkannya hasil dan penafsiran yang dapat diterapkan bagi pelayanan bimbingan belajar.Tes diagnostik dan analisis hasil belajar lebih banyak dilakukan oleh guru, karena materi kedua instrumen/prosedur itu secara langsung terkait pada hasil usaha pembelajaran yang dikelola oleh guru.Konselor membantu merancang dan memberikan pertimbangan tentang penyelenggaraan tes diagnostik dan analisis hasil belajar.

(14)

siswa yang memerlukannya, baik layanan individual maupun kelompok, baik dalam bentuk penyajian klasikal, kegiatan kelompok belajar, bimbingan/konseling kelompok atau individual, ataupun kegiatan lainnya. Dalam pelaksanaannya peranan konselor dan guru masing-masing atau bersama-sama tergantung pada materi layanan.Layanan yang materinya lebih banyak menyangkut penguasaan bahan pelajaran (seperti pengajaran perbaikan dan kegiatan pengayaan) menuntut peranan guru lebih besar, sedangkan pelayanan yang menuntut pengembangan motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar menuntut lebih banyak peranan konselor.Keadaan yang lebih dikehendaki ialah apabila kedua pihak selalu bahu-membahu meningkatkan kemampuan siswa belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.10

E. Layanan Konseling Perorangan

Konseling dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dank lien. Dalam hubungan ini masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan ini, konseling dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Bahkan dikatakan bahwa konseling merupakan “jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara menyeluruh. Hal itu berari agaknya bahwa apabila layanan konseling telah memberikan jasanya, maka masalah klien akan teratasi secara efektif dan upaya-upaya bimbingan lainnya tinggal mengikuti atau berperan sebagai pendamping. Atau dengan kata lain, konseling merupakan layanan inti yang pelaksanaannya menuntut persyaratan dan mutu usaha yang benar-benar tinggi.

(15)

dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dengan berbagai teknik dan teknologinya), maka dapat diharapkan ia akan dapat menyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya dengan tidak mengalami banyak kesulitan.

Dapat disimpulkan bahwa Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.11

Tujuan Layanan Konseling Perorangan.

Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar klien memahami kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialaminya, kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya. Dengan perkataan lain, konseling perorangan bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami klien.

Isi layanan konseling perorangan tidak ditentukan oleh konselor (pembimbing) sebelum proses konseling dilaksanakan. Dengan perkataan lain, masalah yang dibicarakan dalam konseling perorangan tidak ditetapkan oleh konselor sebelum proses konseling dilaksanakan. Persoalan atau masalah sesungguhnya baru dapat diketahui setelah dilakukan identifikasi melalui proses konseling. Setelah dilakukan identifikasi melalui baru ditetapkan masalah mana yang akan dibicarakan dan dicarikan alternatif pemecahannya melalui proses konseling dengan berpegang pada prinsip skala perioritas pemecahan masalah. Masalah yang akan dibicarakan (yang menjadi isi layanan konseling perorangan) sebaiknya ditentukan oleh peserta layanan (siswa) sendiri dengan mendapat pertimbangan dari konselor.

Masalah-masalah yang bisa dijadikan isi layanan konseling perorangan mencakup:

a. Masalah-masalah yang berkenaan dengan bidang pengembangan pribadi.

(16)

b. Bidang pengembangan social.

c. Bidang pengembangan pendidikan atau kegiatan belajar. d. Bidang pengembangan karier.

e. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga,12

f. Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

g. Pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri.

h. Pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat serta penyaluran dan pengembangannya.13

F. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok

Layanan bimbingan dan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/ untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.14

Apabila konseling perorangan menunjukkan layanan kepada individu atau klien orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang. Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok itu. Apalagi pada zaman yang menekankan perlunya efisiensi, perlunya perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat an cepat, layanan kelompok semakin menarik.

(17)

Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok ternyata bukan hanya menyangkut aspek ekonomi/efisiensi. Dalam layanan kelompok interaksi antarindividu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan. Dengan interaksi social yang intensif dan dinamis selamaberlangsungnya layanan, diharapkan tujuan-tujuan layanan (yang sejajar dengan kebutuhan-kebutuhan individu anggota kelompok).15

Perbedaan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok

Aspek Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok 1. Jumlah anggota Tidak terlalu dibatasi:

60-80 orang.

Terbatas: 5-10 orang. 2. Kondisi dan

karakteristik anggota

Relatif homogeny. Hendaknya homogen; dapat pula heterogen 5. Peranan anggota Menerima informasi

untuk tujuan kegunaan

7. Sifat isi Tidak rahasia. Rahasia.

(18)

pembicaraan 8. Frekuensi

kegiatan

Kegiatan berakhir apabila informasi telah disampaikan.

Kegiatan berkembang sesuai dengan tingkat kemajuan pemecahan

masalah Evaluasi

dilakukan sesuai dengan

tingkat kemajuan

pemecahan masalah.

Layanan konseling kelompok merupakan cara yang amat baik untuk menangani konflik-konflik antarpriibadi dan membantu individu-individu dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka. Tenaga yang dapat diandalkan untuk menyelenggarakan layanan konseling kelompok adalah konselor. Konselor yang efektif dalam konseling perorangan akan efektif pula dalam konseling kelompok. Dapat diandalkan untuk menyelenggarakan layanan konseling kelompok adalah konselor. Konselor yang efektif ddalam konseling perorangan akan efektif pula dalam konseling kelompok. 16

2.2. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:

A. Aplikasi Instrumentasi Data

Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan. Fungsi kegiatan ini adalah pemahaman dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya, menetapkan

(19)

bentuk himpunan data,Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini adalah:

a. Materi yang hendak diungkapkan,

b. bentuk instrument yang hendak digunakan. Dan juga dibantu dengan responden yang bertugas untuk mengerjakan instrument baik tes maupun non-tes melalui pengadministrasi yang diselenggarakan oleh Konselor. Konselor sebagai pengguna hasil instrument digunakan dalam melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis konselor dapat bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional)

Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan pengembangan program.

Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah: 1. Perencanaan

Menetapkan objek yang akan diukur, menetapkan subjek, menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.

2. Pelaksanaan

Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi, mengolah jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan hasil intrumen.

3. Eveluasi dan Analisis

Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi. Serta menganalisis dengan Menetapkan norma/standar analisis, melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.

(20)

Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.

G. Himpunan Data

Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.

Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi: Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan data

Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah: 1. Perencanaan

Menetapkan jenismenetapkan dan manata fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.

2. Pelaksanaan

Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan HD.

3. Evaluasi dan Analisis

Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang digunakan, memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan HD, serta melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya

(21)

Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Teknis penyelenggaraan serta menyusun laporan HD, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.

H. Konferensi Kasus

Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien.Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.

Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah : 1. Perencanaan

Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.

2. Pelaksanaan

Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah siswa

(22)

Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan masalah siswa 4. Tindak Lanjut

Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah siswa yang bersangkutan.

I. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.

Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu tidak diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus tersebut. KR menjangkau lapangan permasalahan klien yang menjangkau kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi pihak-pihak terkait dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata untuk memperdalam masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri sangat penting dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah yang akan dilakukan konselor dan mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan rumah.

Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah: 1. Perencanaan

(23)

2. Pelaksanaan

Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan KR, melakukan KR berupa: Bertemu anggota keluarga (ortu/wal), Membahas masalah klien, Melengkapi data, Mengembangkan komitmen, Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan menyimpulkan hasil KR

3. Evaluasi dan Analisis

Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan dan keakurautan data hasil KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi penggunaan data dalam rangka pengentasan masalah klien. Dan menganalisis terhadap efektifitas penggunaan hasil KR terhadap penanganan kasus.

4. Tindak Lanjut

Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu dilaksanakan KR ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan menggunakan hasil KR yang lebih lengkap dan akurat. Serta menyusun laporan KR, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.17

J. Alih Tangan Kasus.

Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan.

Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam 17repository.uinjkt.ac.id/.../1/95718BDUL%20JALALUDIN

(24)

Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang ada bukan lagi wewenang Konselor. Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika diperlukan.

Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih tangan kasus ini adalah 1. Perencanaan

Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK, menghubung ahli lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan materi ATK dan kelengkapan administratif

2. Pelaksanaan

Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.

3. Evaluasi dan Analisis

Membahas ATK melalui: Klien, laporan dan hasil lain dan analisis hasil ATK kemudian mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah klien. Serta melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap pengentasan permasalahan klien secara menyeluruh

4. Tindak Lanjut

Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.

K. Operasionalisasi dan penggunaan hasil kegiatan pendukung

(25)

Kegiatan pendukung sangat tetap penting dan perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, tetapi kesibukan pelaksanaan kegiatan pendukung jangan sampai mendesak dan mengecilkan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih utama itu.Keadaan yang terbaik adalah apabila segenap layanan bimbingan dan konseling dapat terselenggara secara penuh dengan memperoleh sokongan dari kegiatan-kegiatan pendukung yang terselenggara dengan mantap.18

18Mulyadi. Pola Umum Bimbingan dan Konseling pada https://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/awlad/article/download/203/173

(26)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya, oleh karena itu sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Layanan yang dimiliki oleh bimbingan konseling antara lain layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, bimbingan belajar, konseling perorangan, dan bimbingan konseling kelompok

Keberhasilan layanan bimbingan konseling tidak terjadi dengan sendirinya, hal ini terjadi karena beberapa kegiatan yang mendukung layanan bimbingan konseling tersebut sehingga layanan bimbingan konseling dapat dinikmati oleh pihak-pihak yang membutuhkan layanan tersebut. Kegiatan yang mendukung layanan bimbingan konseling ini antara lain aplikasi instrument data, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus, dan operassionalisasi dan pengunaan hasil kegiatan pendukung

3.2. Saran

(27)

Daftar Pustaka

Budi Purwoko. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling.(Surabaya: Unesa University Press, 2008).Hal 52.

Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.(Jakarta: PT Rineka Cipta.).

Giyono, 2015, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Media Akademia)

Mulyadi. Pola Umum Bimbingan dan Konseling

padahttps://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/awlad/article/download/20 3/173 diakses pada 30 Maret 2017

Prayitno dan Erman, ,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA,)Prayitno. 2004Layanan Penempatan dan

Penyaluran.(Padang: FKIP Universitas Negeri.)

Prayitno.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

(Jakarta: PT.Asdi Mahasatya.)

Repository.uinjkt.ac.id/.../1/95718-ABDUL%20JALALUDIN%20SAYUTI FITK.pdf I diakses pada 29 maret 2017

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman konselor terhadap klien dipergunakan oleh konselor baik untuk secara langsung membantu klien dalam pelayanan bimbingan dan konseling lebih lanjut, maupun

Pelayanan bimbingan konseling tidak akan memberikan hasil yang berarti apabila klien tidak melakukan sendiri kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling.Hasil usaha

• Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperolehpenempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar,

2) Setelah mengisi formulir pendaftaran secara lengkap, sehari berikutnya mahasiswa mendapat balasan email dari admin untuk jadwal pelaksanaan konseling. 3) Klien

Yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta

Di samping itu, penilaian yang berfokus kepada pengentasan masalah ataupun perolehan klien secara lebih komprehensip dapat dilakukan terutama setelah klien menjalani satu jenis

Materi tergantung apa yang diungkapkan klien, atau konselor dapat memanggil klien yang menjadi tanggung jawab asuhannya untuk diberikan layanan konseling untuk

Secara umum, kunungan rumah bertujuan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat tentang siswa berkenaan dengan masalah yang di hadapinya. Selain itu, juga bertujuan untuk