• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, kepemilikan asing, likuiditas, tipe audit, dan umur listing terhadap praktik internet financial Reporting pada bank pembangunan Daerah dan bank umum -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, kepemilikan asing, likuiditas, tipe audit, dan umur listing terhadap praktik internet financial Reporting pada bank pembangunan Daerah dan bank umum -"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Sebagian dasar dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi internet financial reporting.

1. Ivica Pervan dan Marijana Bartulović (2017)

(2)

kecukupan modal berpengaruh tidak signifikan terhadap internet financial reporting (IFR). Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini, yaitu:

1. Variabel dependen yang digunakan adalah internet financial reporting.

2. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan asing.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah kecukupan modal. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan dewan leverage, likuiditas, tipe audit, umur listing.

2. Sampel yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah laporan keuangan bank yang berada di Republik Kroasia. Sedangkan penelitian ini mengambil sampel seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Periode yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah 2010 - 2014. Sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan periode 2016.

4. Teknik penelitian terdahulu menggunakan teknik analisis panel dinamis. Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

2. Ali Saleh Alarussi dan Dhiaa Shamkhi (2016)

(3)

perusahaan, jumlah pemegang saham, status listing, ketua direksi, ketua komite audit dan komite nominasi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini ada seratus sembilan puluh empat situs web perusahaan yang terdaftar di Malaysia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi, umur perusahaan, jumlah pemegang saham, status listing,dan komite nominasi berpengaruh signifikan terhadap internet financial reporting (IFR). Sedangkan Internationality, leverage, foreign shareholder, ketua direksi, dan ketua komite audit dan komite nominasi berpengaruh tidak signifikan terhadap internet financial reporting (IFR).

Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini, yaitu:

1. Variabel dependen yang digunakan adalah internet financial reporting.

2. Variabel independen yang digunakan meliputi kepemilikan asing, leverage, status listing.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

1. Variabel independen yang digunakan penelitian terdahulu adalah Internationality, teknologi, umur perusahaan, jumlah pemegang saham, ketua direksi, dan ketua komite audit dan komite nominasi. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, tipe audit.

2. Sampel yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah seratus sembilan puluh empat situs web perusahaan yang terdaftar di Malaysia, sedangkan pada penelitian ini adalah seluruh bank pembangunan daerah dan bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Ehab K. A. Mohamed dan Mohamed A. K. Basuony (2015)

(4)

yang digunakan pada penelitian ini adalah internet financial reporting (IFR) sebagai variabel dependennya dan variabel independennya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, tipe industri dan tipe audit. Sampel pada penelitian ini adalah tujuh puluh sembilan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Qatar dan Bursa Efek Bahrain periode 2011. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah regresi logistik. Hasil dari penelitian ini adalah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap internet financial reporting (IFR). Sedangan variabel lainnya berpengaruh tidak signifikan terhadap internet financial reporting (IFR).

Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang, yaitu:

1. Variabel dependen yang digunakan adalah internet financial reporting.

2. Variabel independen yang digunakan meliputi profitabilitas dan leverage, tipe audit, ukuran perusahaan.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

1. Variabel independen yang digunakan penelitian terdahulu adalah tipe industri. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan kepemilikan asing, likuiditas, umur listing

2. Sampel yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah tujuh puluh sembilan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Qatar dan Bursa Efek Bahrain. Sedangkan pada penelitian ini mengambil sampel seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Periode yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah tahun 2011, sedangkan penelitian

ini menggunakan periode 2016.

4. Dolinsek, Tominc, Skerbinjek (2014)

Penelitian ini berjudul “The determinants of internet financial reporting in Slovenia”.

(5)

Slovenia, termasuk isi serta presentasi online keuangan informasi. Tujuan kedua adalah untuk mengeksplorasi pendapat dari pengguna terhadap metode baru dari pelaporan keuangan internet. keuangan melalui internet dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Slovenia. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, bentuk hukum perusahaan, konsentrasi kepemilikan, usia dan sektor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, konsentrasi kepemilikan, bentuk hukum dan sektor operasi memiliki pengaruh pada Internet Financial reporting (IFR).

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

1. Variabel independen penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan.

2. Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

1. Ada yang berbeda dari variabel independennya. Penelitian sebelumnya menggunakan variabel bentuk hukum perusahaan, konsentrasi kepemilikan, usia dan sektor. Sedangkan pada penelitian sekarang menambahkan variabel leverage, kepemilikan asing, likuiditas, tipe audit, dan umur listing.

2. Sampel pada penelitian sebelumnya yaitu di perusahaan di Slovenia, sedangkan penelitian sekarang pada perusahaan perbankan di BEI.

5. Deasy Ratna (2013)

(6)

kapasitas pasar terbesar di Indonesia sebagai sampel penelitian. Menurut Deasy Ratna (2013) perusahaan yang memiliki nilai kapasitas besar akan semakin akurat dan relevan dalam menyampaikan informasi perusahaannya. Hal ini akan berdampak pada tingkat perdagangan yang semakin tinggi dan juga pada tingkat harga saham yang diterbitkan oleh perusahaan akan cenderung naik (outstanding check).

Deasy Ratna (2013) memasukkan profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik sebagai variabel independen di penelitiannya ini. Sedangkan variabel dependen dari penelitian ini adalah Isi laporan keuangan (content), waktu pelaporan keuangan (timeliness), teknologi yang digunakan (tehconology index),dan fasilitas pendukung web (User Support )atau yang disebut juga dengan Internet Financial Reporting.

Deasy Ratna (2013) dalam penelitiannya menggunakan teknik analisis data dengan langkah pertama melakukan pengukuran indeks Internet Financial Reporting, langkah kedua melakukan pengukuran variabel independen, yang ketiga melakukan tabulasi data yang selanjutnya melakukan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji model, dan langkah terakhir yang dilakukan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Deasy Ratna (2013) menunjukkan variabel independen dan dependen yang diteliti menyatakan tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap Internet Financial Reporting pada 50 Leading Companies In Market Capitalization yang terdaftar di IDX.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu 1. Memilih topik yaitu Internet Financial Reporting

(7)

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

1. Pada penelitian sebelumnya memakai variabel independen yaitu kepemilikan saham publik, namun pada penelitian sekarang memakai kepemilikan asing, tipe audit, dan umur listing sebagai variabel independen.

2. Pada periode penelitian juga terdapat perbedaan, penelitian sebelumnya periode 2009-2013, sedangkan pada penelitian sekarang periode 2016.

6. Handita Rachma Sulistyanto & Yeterina Widi Nugrahanti (2013)

Penelitian ini berjudul “Analisis Perbedaan Ketepatan Waktu Internet Financial Reporting

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Variabel dependen yang digunakan adalah

ketepatan waktu IFR dengan pengukuran menggunakan variabel dummy. Sedangkan, variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi, dan jumlah anggota dewan komisaris.

Sampel penelitian menggunakan purposive sampling pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Jenis data yang digunakan adalah data corss- sectional yaitu pada tahun 2011. Hasil penelitian tersebut adalah ketepatan waktu IFR berpengaruh (hipotesis diterima) terhadap ukuran perusahaan, umur listing, dan kepemilikan manajerial. Namun, dalam penelitian tersebut IFR tidak berpengaruh (hipotesis ditolak) terhadap profitabilitas, leverage, likuiditas, kepemilikan institusi dan jumlah anggota dewan komisaris.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu

(8)

2. Beberapa variabel independen yang sama seperti ukuran perusahaan, profitabilitas,leverage,dan likuiditas.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

1. Sampel yang digunakan penelitian sebelumnya yaitu perusahaan manufaktur sedangkan pada penelitian sekarang yaitu pada perusahaan perbankan.

2. Periode yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah tahun 2011, sedangkan penelitian sekarang adalah tahun 2016.

3. Variabel independen pada penelitian sebelumnya yaitu umur perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi, dan jumlah anggota dewan komisaris. Sedangkan variabel independen pada penelitian sekarang yaitu penambahan variabel tipe audit, umur listing, dan kepemilikan asing.

7. Munther Talal Momany dan Rekha Pillai (2013)

Penelitian ini berjudul “Internet Financial Reporting in UAE-Analysist and

Implementation”. Penelitian dilakukan untuk meneliti sejauh mana tingkat Internet Financial Reporting (IFR) perusahaan di Uni Emirat Arab (UEA) yang terdaftar di Bursa Efek Abu Dhabi (ADX). Populasi dan sampel penelitian ini terdiri dari semua 65 perusahaan yang terdaftar di pasar utama Bursa Abu Dhabi (ADX), dibagi menjadi sepuluh sektor berdasarkan klasifikasi ADX. Data penelitian yang digunakan adalah data cross-sectional, yaitu data laporan tahunan perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dimana semua perusahaan mengungkapkan informasi keuangan yang telah diposting 2010 sementara 2011 hasilnya belum dirilis.

(9)

keuangan parsial atau ringkasan. Temuan positif tentang hubungan langsung antara penelitian menunjukkan IFR dan 6 variabel yaitu Kepemilikan Saham Institusional, Kepemilikan Saham > 5%, Auditor Big 4, Earning Per Share (EPS), Debt to Assetss dan Ukuran Perusahaan. Temuan hubungan negatif penelitian menunjukkan 7 variabel, yaitu Return On Asset (ROA), Total Kewajiban, Umur, Government Share, Kepemilikan saham > 10%, Dividen Per Share (DPS), Quick Ratio (QR) dan IFR. Umur perusahaan juga memiliki muncul sebagai penentu ringan

praktik IFR di Abu Dhabi emitmen. Sebuah perusahaan struktur kepemilikan saham dan pameran kepemilikan yang terkonsentrasi tidak penting sebagai penentu IFR.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

1. Penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang memiliki beberapa kesamaan variabel independennya yaitu profitabilitas, leverage, likuiditas, tipe audit, ukuran perusahaan. 2. Teknik pengambilan data pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang

menggunakan purposive sampling.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

1. Populasi yang digunakan penelitian sebelumnya yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Abu Dhabi (ADX), sedangkan pada penelitian sekarang yaitu pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

(10)

3. Variabel independen pada penelitian sebelumnya yaitu kepemilikan saham institusional, total kewajiban, umur perusahaan. Sedangkan variabel independen pada penelitian sekarang yaitu penambahan variabel kepemilikan asing dan umur listing.

8. Abdul Rozak(2012)

Penelitian ini berusaha untuk meneliti praktik Internet Financial Reporting (IFR) dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang tergolong ke dalam perhitungan saham LQ-45 pada tahun 2012. Sampel ini diambil dengan cara purposive sampling, sehingga diporeleh sampel yang layak untuk diteliti sebanyak 39 perusahaan

LQ-45. Teknik analisisnya menggunakan analisis regresi linier berganda. Sementara untuk menguji hasil hipotesisnya digunakan secara parsial (uji t) dan secara simultan (uji F). Hasil penelitian pada perusahaan LQ-45 menunjukkan bahwa Internet Financial Reporting (IFR) dengan variabel independen profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan saham oleh publik dan kelompok indutri dengan hasil ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Internet Financial Reporting (IFR), sedangkan kepemilikan saham oleh publik, leverage, kelompok industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Internet Financial Reporting (IFR).

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu

1. Beberapa variabel independen yang sama seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage.

2. Teknik analisis data pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang menggunakan Regresi Linier Berganda.

(11)

1. Variabel independen pada penelitian sebelumnya yaitu variabel kepemilikan saham oleh publik dan kelompok industri. Sedangkan variabel independen pada penelitian sekarang yaitu penambahan variabel likuiditas, tipe audit, umur listing, dan kepemilikan asing. 2. Perbedaan lainnya adalah sampel pada penelitian sebelumnya yaitu perusahaan yang

tergolong ke dalam perhitungan saham LQ- 45, namun penelitian sekarang yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Periode yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah tahun 2012, sedangkan penelitian sekarang adalah tahun 2016.

9. Mellisa Prasetya dan Sony Agus Irwandi (2012)

Penelitian yang dilakukan berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (internet financial reporting) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian adalah untuk memeriksa faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi adalah perusahaan go public yang terdaftar di BEI.

Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur tahun 2010. Teknik pengambilan sampel secara random/acak (stratified random sampling). Hasil penelitian tersebut mengatakan hanya variabel ukuran perusahaan yang mempunyai pengaruh positif dalam mempengaruhi internet financial reporting (IFR) pada perusahaan manufaktur karena koefisien regresi bertanda

(12)

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu

Variabel independen pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan umur listing.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

1. Periode penelitian pada penelitian sebelumnya menggunakan tahun periode 2010, sedangkan penelitian sekarang menggunakan tahun periode 2016.

2. Teknik pengambilan data pada penelitian sebelumnya menggunakan random (acak), sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan teknik pengambilan data purposive sampling.

3. sampel pada penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan, penelitian sekarang pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Selain itu, penelitian sebelumnya menghitung IFR hanya sampai indeks content saja, sedangkan penelitian sekarang menghitung IFR menggunakan 4 indeks yaitu content, timelines, pemanfaatan teknologi dan user support.

10. Widaryanti (2011)

Menurut Widaryanti (2011) pada informasi terbaru yang masuk ke pasar dari perusahaan publik dan emoten yang sahamnya tercatat di bursa efek biasanya akan dimanfaatkan oleh investor untuk pertimbangan dan pengambilan keputusan keuangan, atau investasi dalam sekuritas saham dan melakukan aktivitas di pasar modal.

(13)

keuangannya, hal ini dilakukan karena berbagai fitur berita dan informasi keuangan maupun non keuangan akan sangat mudah di akses oleh pengguna informasi tanpa adanya hambatan batasan geografis ataupun waktu. Sehingga mempermudah akses informasi, biaya yang relatif lebih murah, dan kecepatan memperoleh informasi terbaru.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widaryanti menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan, yaitu ukuran perusahaan, tipe bisnis, profitabilitas, leverage, likuiditas, penerbitan saham, kepemilikan publik, proporsi dewan komisaris independen dan ukuran dewan komisaris berpengaruh secara bersama-sama terhadap ketepatan waktu CIR pada sampel yang digunakan.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu

1. teknik pengambilan sampel pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang menggunakan purposive sampling.

2. Beberapa variabel independen yang sama seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan likuiditas

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

1. Sampel yang digunakan penelitian sebelumnya yaitu perusahaan listing sedangkan pada penelitian sekarang yaitu pada perusahaan perbankan.

2. Periode yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah tahun 2008, sedangkan penelitian sekarang adalah tahun 2016.

(14)

11. Hanny Sri Lestari dan Anis Chariri (2009)

Penelitian yang dilakukan Hanny dan Anis berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Internet Financial Reporting dalam Website Perusahaan”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri, leverage perusahaan, reputasi auditor dan umur listing perusahaan terhadap IFR. Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan non financial yang tercatat di Bursa Efek Jakarta tahun 2005. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional stratified random sampling, dengan mengelompokkan berdasarkan tipe industri

terlebih dahulu kemudian diambil secara acak/random. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi IFR. Dari ketujuh faktor yang diteliti (ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri, leverage, reputasi auditor dan umur listing perusahaan) terbukti semuanya berpengaruh positif

terhadap IFR kecuali profitabilitas dan jenis industri.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu

Beberapa variabel independen yang sama pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, umur listing dan reputasi auditor. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

(15)

2. Perbedaan lainnya yaitu periode penelitian. Penelitian sebelumnya menggunakan data penelitian tahun periode 2005, sedangkan penelitian sekarang menggunakan data penelitian tahun periode 2016.

3. Teknik pengambilan sampel pada penelitian sebelumnya menggunakan proportional stratified random sampling. Sedangkan penelitian sekarang menggunakan teknik

pengambilan sampel secara purposive sampling.

12. Luciana Spica (2008)

Penelitian yang dilakukan Luciana pada tahun 2008 yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela “Internet Financial And Sustainability Reporting”. Tujuan penelitian ini adalah untuk memeriksa pengaruh variable keuangan terhadap pengungkapan Internet Financial And Sustainability Reporting pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini termasuk penelitian diskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder berupa Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan 2004-2006. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar pada bursa saham Indonesia dan memiliki website perusahaan untuk melaporkan baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan

perusahaan. Setelah melakukan pengolahan data, didapatkan sampel sebanyak 104 perusahaan, penelitian ini memberikan bukti bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan dan kepemilikan mayoritas merupakan variabel yang menentukan tingkat pengungkapan sukarela perusahaan yang ditunjukkan dengan peningkatan indeks IFSR.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

(16)

2. Teknik pengambilan data pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang menggunakan purposive sampling.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu:

1. Perbedaan topik pada penelitian sebelummya dengan penelitian sekarang sedikit berbeda. Topik penelitian sebelumnya yaitu Internet Financial and Sustainbility Reporting atau IFSR, sedangkan topik penelitian sekarang yaitu Internet Financial Reporting atau IFR. 2. Perbedaan lainnya adalah periode penelitian. Periode penelitian yang digunakan pada

penelitian sebelumnya menggunakan periode tahun 2004-2006, sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode tahun 2016.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Signalling Theory

Signalling Theory mengungkapkan tentang bagaimana perusahaan memberikan sinyal berupa informasi yaitu keuangan maupun non-keuangan kepada pengguna informasi lapoan keuangan perusahaan. Brigham & Houston (2011) menjelaskan sinyal adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberi informasi bagi pihak luar yaitu investor tentang bagaimana pihak manajemen memandang prospek kedepan suatu perusahaan.

(17)

meliputi sinyal langsung (aliran kas perusahaan) dan sinyal tidak langsung (struktur modal, kebijakan deviden, pemilihan kebijakan akuntansi, kebijakan keuangan).

Teori sinyal berhubungan dengan penelitian saat ini yaitu pada internet financial reporting (IFR), perusahaan melakukan pelaporan keuangan melalui website agar mempermudah para investor melihat laporan keuangan di setiap perusahaan. Berhubungan dengan teori sinyal mengungkapkan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Perusahaan akan secepat mungkin dalam penyampaian pelaporan keuangannya untuk mendapatkan investasi atau dana dari investor sehingga bisa menguntungkan bagi perusahaan.

2.2.2 Agency Theory

Agency Theory diperkenalkan Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun

1976. Teori ini Menemukan bahwa dalam sebuah hubungan agensi, terdapat perjanjian antara prinsipal (satu orang atau lebih) dan agen untuk memberikan jasa demi kepentingan pihak-pihak yang mendelegasikan tugas (prinsipal) untuk mengambil keputusan.

Teori keagenan menyediakan kerangka kerja yang menghubungkan pengungkapan dengan tata kelola perusahaan. Hal ini menyebabkan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan pengungkapan yang komprehensif. Oleh karena itu, jika tata kelola perusahaan dari sebuah komplementer lalu perusahaan tersebut memperkuat mekanisme tata kelola perusahaan maka perusahaan akan cenderung untuk membuat pengungkapan sukarela Dara dan Sari (2012).

(18)

antara manajer dengan pemerintah (Political Cost Hypothesis). Hal ini berarti ada kecenderungan bagi manajer untuk melaporkan sesuatu dengan cara-cara tertentu dalam rangka memaksimalkan utilitas mereka dalam hal ini hubungannya dengan pemilik, kreditur maupun pemerintah. Praktik IFR merupakan media untuk menyampaikan informasi sebagaimana yang dikehendaki dalam kontrak keagenan.

2.2.3 Klasifikasi Bank

Bank dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk. Bank–bank di Indonesia dibagi

menurut segi fungsi atau status operasi, berdasarkan kepemilikan, berdasarkan penyediaan dana, dan berdasarkan cara penentuan harga:

1) Klasifikasi Bank Berdasarkan Fungsi atau Status Operasi

Berdasarkan fungsi atau status operasi, bank dikelompokkan menjadi dua. Bank menurut fungsi/status operasi antara lain: bank sentral, bank umum atau bank komersial, dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

a. Bank Sentral (Central Bank)

Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang–Undang Nomor 13

(19)

meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang–undang nomor 10 tahun 1998 adalah Bank Indonesia.

b. Bank Umum atau Bank Komersial

Menurut Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang–Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Menurut kamus Bank Indonesia, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) atau rural bank adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang berlaku, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berikut ini merupakan hal–hal yang membedakan antara Bank

Umum dengan Bank Perkreditan Rakyat:

1. Jenis kegiatan atau usaha,

2. Permodalan,

3. Alokasi kredit,

4. Badan hukum,

5. Kepemilikan, dan

(20)

2) Klasifikasi Bank Berdasarkan Kepemilikan a. Bank Persero (BUMN)

Bank Persero (BUMN) adalah bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara. Menurut www.wikipedia.com, bank persero adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.

b. Bank Pemerintah Daerah

Bank Pemerintah Daerah adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Provinsi, secara umum dikenal dengan istilah Bank Pembangunan Daerah (BPD), yang didirikan berdasarkan Undang– Undang Nomor 13

Tahun 1962. Setiap Pemerintah Daerah memiliki BPD.

c. Bank Swasta Nasional

(21)

d. Bank Swasta Asing

Bank swasta asing adalah bank–bank umum swasta yang merupakan perwakilan atau kantor cabang dari bank–bank induk di negara asal. Awalnya, bank–bank swasta

asing hanya diperbolehkan beropera si di DKI Jakarta saja. Namun setelah adanya Pakto 1988, bank–bank swasta a sing diperbolehkan untuk membuka kantor cabang pembantu

di delapan kota, yaitu: Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang (Makasar), Medan, dan Batam.

e. Bank Umum Campuran (Joint Venture Bank)

Menurut kamus dalam situs resmi Bank Indonesia, bank campuran adalah bank umum yang didirikan oleh satu bank umum atau lebih, berkedudukan di Indonesia, dan didirikan oleh Warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh Warga Negara Indonesia dengan satu bank atau lebih, yang berkedudukan di luar negeri.

3) Klasifikasi Bank Berdasarkan Segi Penyediaan Dana a. Bank Devisa (Foreign Exchange Bank)

(22)

b. Bank Non–Devisa

Bank non–devisa adalah bank umum yang hanya dapat m elayani transaksi–transaksi dalam negeri (domestik). Bank non devisa dapat menjadi bank devisa setelah memenuhi ketentuan–ketentuan, seperti: volume usaha minimal, tingkat kesehatan, kemampuan dalam memobilisasi dana, serta memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam valuta asing.

4) Klasifikasi Bank Berdasarkan Penentuan Harga

Jenis bank jika diklasifikasikan berdasarkan cara penentuan harga dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang berdasarkan prinsip syariah. Seperti yang telah diketahui bahwa Bank konvensional menerapkan bunga dalam transaksinya, sedangkan bank syariah melarang transaksi yang mengandung unsur riba dalam penentuan harganya.

a. Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional

Bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah bank yang dalam menentukan harganya menetapkan suatu tingkat bunga tertentu, baik untuk dana yang dikumpulkan maupun disalurkan berdasarkan prinsip konvensional. Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia berorientasi pada prinsip konvensional. Perolehan keuntungan dan penentuan harga bagi para nasabah bank konvensional menggunakan metode sebagai berikut:

(23)

spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga

pinjaman maka disebut dengan negative spread,

2. Untuk jasa bank lainnya, pihak perbankan dapat menggunakan atau menerapkan berbagai biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

b. Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah

Bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bank yang penentuan harganya tidak menetapkan suatu tingkat bunga tertentu, tetapi didasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Di Indonesia, bank dengan prinsip syariah sedang berkembang beberapa tahun ini, dimulai dengan Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di Indonesia. Bank Muamalat didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Namun di luar negeri, terutama di negara timur tengah, bank dengan berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak lama, yaitu sekitar tahun 1963– an.

Menurut kamus dalam situs resmi Bank Indonesia, bank syariah adalah bank yang menggunakan sistem dan operasi perbankan berdasarkan prinsip syariah islam dengan mengikuti tata cara berusaha dan perjanjian berusaha yang dituntun oleh Al Qur’an dan Al

Hadist, dan mengikuti tata cara berusaha dan perjanjian berusaha yang diperbolehkan oleh Al Qur’an dan Al Hadist. Penentuan harga produk untuk bank dengan berdasarkan prinsip

syariah berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional.

(24)

syariah dasar hukumnya adalah Al Qur’an dan sunnah Rasul. Bank syariah mengharamkan

penetapan harga produknya dengan bunga tertentu dan menganggap bunga adalah riba.

Penentuan harga atau keuntungan pada bank yang berdasarkan prinsip syariah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),

2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah) 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah), 5. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh

pihak lain (ijarah wa iqtina),

6. Penentuan biaya–biaya jasa bank lainnya bagi bank s yariah juga dilakukan sesuai syariat Islam.

2.2.4 Laporan Keuangan

(25)

apa yang sudah dilakukan oleh manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi:

1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode

2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode 3. Laporan perubahan ekuitas selama periode

4. Laporan arus kas selama periode

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain; dan

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Karakteristik umum laporan keuangan menurut IAI (2016) meliputi: 1. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK

2. Kelangsungan usaha 3. Dasar akrual

2. Materialistas dan penggabungan 3. Saling hapus

(26)

2.2.5 Pengungkapan Sukarela

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berkontribusi terhadap internet financial reporting. Menurut (Luciana, 2009) beberapa teori yang menjelaskan internet financial reporting diantaranya teori keagenan. Selain teori keagenan ada pula teori sinyal

dan analisis biaya-manfaat yang juga menjelaskan mengenai internet financial reporting. Teori keagenan mengusulkan bahwa dengan adanya informasi asimetri manajer akan memilih keputusan yang diperlukan untuk memaksimalkan kegunaannya. Dalam hal ini, teori keagenan menjelaskan internet financial reporting adalah sebagai mekanisme untuk mengontrol kinerja manajer dan mengurangi asimetri informasi biaya pemantauan (Luciana, 2009).

Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas tinggi akan menggunakan internet untuk menyebarkan informasi akuntansi perusahaannya, seperti laporan keuangan maupun non keuangan untuk beberapa hal yaitu (Luciana, 2009):

1. Meningkatkan reputasi perusahaan

2. Keputusan investasi yang lebih baik dengan invertor 3. Meningkatkan akuntabilitas kepada pemegang saham 4. Lebih akurat penilaian risiko oleh investor

5. Harga saham yang lebih adil

(27)

2.3 Penjelasan Masing-Masing Variabel

1. Internet Financial Reporting (IFR)

IFR (Internet Financial Reporting) adalah pelaporan keuangan yang dilakukan oleh

perusahaan melalui internet yang disajikan dalam website perusahaan (Mellisa & Soni, 2012). Internet sekarang ini menjadikan pelaporan keuangan menjadi lebih efektif dan efisien untuk pengguna informasi. Menurut (Sasongko & Luciana, 2008) dengan menempatkan informasi keuangan pada website perusahaan pengguna informasi dapat mencari, menyaring, dan mengambil informasi tersebut dengan biaya rendah secara tepat waktu. Internet juga tidak terbatas dengan tulisan dan angka saja. Internet juga membuat penyajian informasi keuangan lebih cepat dan hemat biaya karena perusahaan tidak perlu mengalokasikan dan mengeluarkan biaya untuk mencetak laporan keuangan dalam sebuah kertas (Mellisa & Soni, 2012). Manfaat yang berkaitan dengan internet financial reporting adalah ekuitas dan efisiensi pengaksesan laporan keuangan,

pengenalan kesalahan yang lebih mudah, keamanan dan integritas informasi, dan masalah profesional lainnya (Sasongko & Luciana, 2008).

(28)

1. Distribusi laporan perusahaan melalui internet, sehingga pemanfaatan teknologi spesifik keuntungan presentasi menggunakan penyimpanan tidak terbatas kapasitas.

2. Identifikasi dan pelacakan penggunaan dengan bantuan teknologi. 3. Penyediaan siaran pers dan layanan informasi lebih lanjut.

4. Komunikasi langsung antara departemen hubungan investor dan sasaran kelompok, menggunakan fitur seperti surat elektronik individu atau milis, partisipasi secara online di perusahaan rapat umum, konferensi analis atau pengaturan internet.

Penelitian ini menggunakan indeks internet financial reporting dalam (Luciana, 2008) terdiri dari 4 komponen yaitu isi / content, ketepatwaktuan / timeliness, pemanfaat teknologi, User Support .

1. Isi / Content (40%), meliputi isi dari informasi keuangan seperti laporan neraca, rugi laba, arus kas, perubahan posisi keuangan serta laporan keberlanjutan perusahaan. Informasi keuangan yang diungkapkan dalam bentuk “html” memiliki skor yang tinggi dibandingkan

dalam format “pdf”, karena informasi dalam bentuk html lebih memudahkan pengguna informasi untuk mengakses informasi keuangan tersebut menjadi lebih cepat.

2. Ketepatwaktuan (20%), ketika website perusahaan dapat menyajikan informasi yang cepat dan tepat waktu maka bisa dikataan perusahaan tersebut memberikan infromasi yang terbaru dan terkini secara up to date jadi semakin tinggi indeksnya.

(29)

4. User Support (20%), indeks website perusahaan semakin tinggi jika perusahaan mengimplementasikan secara optimal semua sarana dalam website perusahaan seperti: media pencarian dan navigasi/search and navigation tools (seperti FAQ, links to homepage, site map, site search).

2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar nilai dari total aktiva, penjualan, atau kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan biasanya mempengaruhi sistem informasi yang diterapkan. Perusahaan besar memiliki sistem informasi manajemen yang lengkap di dalam perusahaan, maka informasi yang diungkapkan juga lebih baik dibanding perusahaan kecil. Perusahaan besar lebih dipantau kegiatan bisnisnya di pasar modal, sehingga memberi tekanan pada perusahaan untuk mempraktikkan IFR (Arum & Ayu, 2013).

Ukuran perusahaan terbagi menjadi tiga yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), perusahaan kecil (small firm). Ukuran perusahaan dilihat dari total aset perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan salah satu tolak ukur seorang investor. Ukuran perusahaan juga dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan dalam memperoleh dana dari pasar modal. Kemudahan ini sebuah informasi yang baik bagi para pengambil keputusan investasi dan dapat merefleksikan nilai perusahaan di masa depan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan berbagai cara dari total penjualan, jumlah karyawan, log size, total aset, dan total modal.

(30)

(Wuryatiningsih dalam Istiningdiah, 2012;15). Perusahaan dengan total aset besar mencerminkan perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan. Arus kas perusahaan tersebut sudah positif dan memiliki prospek yang baik dalam jangka panjang, dan menunjukkan perusahaan lebih stabil dan mampu menghasilkan laba dibandingkan perusahaan dengan totat aset kecil.

3. Leverage

Merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai asset perusahaan. Hutang yang digunakan berasal dari kreditur bukan dari pemegang saham ataupun investor (Mellisa & Soni, 2012).

Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan cenderung menggunakan IFR untuk membantu menyebarluaskan informasi- informasi positif perusahaan dalam rangka mengaburkan perhatian kreditur dan pemegang saham untuk tidak terlalu fokus hanya pada leverage perusahaan yang tinggi (Chariri dan Lestari, 2012). Leverage berhubungan dengan teori sinyal dimana perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka panjangnya maka dapat memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi yang menyatakan bahwa perusahaan ini lebih baik dari perusahaan lainnya dimana dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio leverage antara lain adalah : Debt To Asset Ratio (Debt Ratio), Debt To Equity Ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Times Interest Earned,

Fixed Charge Coverage.

(31)

berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjaman (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

4. Profitabilitas

Profitabilitas adalah pengukuran kinerja suatu perusahaan yang menunjukkan kemampuan dalam menghasilkan laba. Perusahaan dengan kinerja yang buruk menghindari penggunaan teknik pelaporan seperti internet financial reporting karena mereka berusaha untuk menyembunyikan bad news. Berbeda dengan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, mereka menggunakan

internet financial reporting untuk membantu perusahaan menyebarluaskan good news (Novita &

Dul, 2013).

Hubungan teori sinyal dengan profitabilitas yaitu apabila nilai ROA meningkat, maka ini berarti perusahaan mampu menggunakan aktivanya secara produktif sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Hal ini dapat dijadikan sinyal untuk para investor dalam memprediksi seberapa besar perubahan nilai tas saham yang dimiliki. Menurut Chariri dan Lestari (2012). Dalam penelitian ini profitabilitas menggunakan rasio Return On Assets (ROA), merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan setiap satu rupiah aset yang digunakan atau tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan menggunakan seluruh data (aktiva) yang dimilikinya. (Juniah:2014:3). Cara menghitung profitabilitas dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.

5. Kepemilikian Asing

(32)

Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal menyatakan bahwa penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Negara Republik Indonesia. Asiah (2011) dalam penelitiannya mendefinisikan kepemilikan asing sebagai perorangan, badan hukum, institusi, dan pemerintah yang berstatus luar negeri. Variabel ini diukur dengan menggunakan persentase saham yang dimiliki oleh pihak asing terhadap total saham perusahaan.

6. Likuiditas

Kondisi likuiditas yang diukur dengan rasio likuiditas akan menentukan kredibilitas dari perusahaan perbankan dan akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan yang akan dicapai. Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain dapat membayar kembali pencarian dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini semakin likuid bank tersebut. Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengukur rasio likuiditas adalah Loan to Deposit Ratio (LDR).

Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara

membagi jumlah kredit dengan jumlah dana. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat (Luciana, 2008). 7. Tipe Audit

(33)

adanya asimetri informasi antara manajemen dan pemegang saham. Hal tersebut bisa terjadi karena auditor besar akan menuntut pengungkapan yang berkualitas tinggi.

Variabel ini diukur menggunakan reputasi auditor yang terdaftar di OJK dengan memberi peringkat pada auditor berdasarkan pada jumlah klien yang diaudit seperti yang telah dilakukan Nasirwan (1999) dan Luciana (2004). Kategori peringkat auditor menggunakan asumsi seperti pemeringkatan underwriter dengan ukuran Johnson-Miller (JM). Pemeringkatan dilakukan dengan membagi jumlah auditor menjadi tiga peringkat dimana skala tiga untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor yang mempunyai reputasi paling tinggi, skala satu untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor yang mempunyai reputasi paling rendah (Luciana S. Almilia, 2004).

8. Umur Listing

Umur listing merupakan umur perusahaan sejak terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang ingin mendaftarkan di BEI melakukan penawaran saham untuk pertama kalinya yang dinamakan Initial Public Offering (IPO). Setelah perusahaan go public, maka perusahaan diwajibkan untuk mempublikasikan laporan hasil operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Pengungkapan informasi tersebut merupakan cara terbaik untuk menyeimbangkan kepentingan dan pengetahuan akan perusahaan antara manajer dan pemilik. Semakin lama perusahaan melakukan IPO, diharapkan pengungkapan informasi yang dilakukan semakin luas pula.

(34)

Hal ini dikarenakan perusahaan yang lebih tua dianggap telah memiliki lebih banyak pengalaman dalm pengungkapan laporan tahunannya. Perusahaan yang telah memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih memahami kebutuhan penggunanya dan informasi yang lebih detail mengenai perusahaan yang harus dibuka kepada pihak-pihak diluar manajemen yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung akan melakukan pelaporan keuangannya secara lebih transparan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum terdaftar di BEI. Hal tesebut disebabkan perusahaan yang sudah lama listing di BEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman. Tidak hanya secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less reporting system.

2.4 Pengaruh Antar Variabel

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Internet Financial Reporting

Ukuran perusahaan merupakan faktor yang penting dalam pengungkapan perusahaan. Semakin besar aktiva suatu perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal oleh masyarakat luas. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang besar justru akan melakukan IFR karena ingin menunjukkan kepada investor atau pihak eksternal tentang perusahaannya daripada perusahaan yang memiliki ukuran yang kecil.

(35)

reporting. Oleh karena itu, semakin besar perusahaan maka semakin tinggi pula pengungkapan

laporan keuangan melalui internet. Hasil penelitian Mellisa dan Sonny (2012) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap praktik IFR (Internet Financial Reporting).

2. Pengaruh Leverage terhadap Internet Financial Reporting

Leverage merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi

kewajiban lancarnya. Seiring dengan meningkatnya leverage, manajer dapat menggunakan IFR (Internet Financial Reporting) untuk membantu menyebarluaskan informasi-informasi positif perusahaan kepada kreditur dan pemegang saham untuk tidak terlalu fokus hanya pada leverage yang tinggi. Leverage perusahaan yang rendah merupakan salah satu good news bagi perusahaan karena perusahaan akan semakin percaya diri untuk menggunakan IFR (Internet Financial Reporting) guna menarik perhatian stakeholder. Perusahaan dengan tingkat leverage

yang rendah memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam meminimalkan biaya keagenan dibandingkan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi, sehingga perusahaan akan semakin berusaha menurunkan tingkat leverage perusahaan yang nantinya semua informasi perusahaan akan diungkapkan dalam IFR. Perusahaan dengan tingkat leverage tinggi cenderung membatasi pengungkapan informasi perusahaan, khususnya informasi keuangan karena hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan investor, jadi semakin tinggi tingkat leverage maka semakin rendah pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR) perusahaan.

(36)

berinvestasi pada perusahaan dengan kinerja baik karena mereka mengharapkan return dari investasi yang dilakukan.

Apabila perusahaan tengah berada dalam kondisi keuangan yang buruk, manajemen perusahaan akan berusaha membatasi informasi bagi investor karena dapat mempengaruhi keputusan investasi para investor. Hasil penelitian Momany dan Pillai (2013) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap praktik IFR (Internet Financial Reporting).

3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Internet Financial Reporting

Profitabilitas merupakan tolak ukur atau indikator pengelolaan manajemen perusahaan yang baik, sehingga manajemen akan mengungkapkan lebih banyak informasi baik keuangan maupun non keuangan ketika ada peningkatan profitabilitas perusahaan.

Luciana (2008) menyatakan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak karena ingin menunjukkan kepada publik dan stakeholders bahwa perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi dibandingkan

dengan perusahaan lain pada industri yang sama.

(37)

4. Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Internet Financial Reporting

kepemilikan saham oleh pihak asing adalah jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak asing. Perusahaan dengan kepemilikan asing akan cenderung melakukan pengungkapan yang lebih luas dibandingkan dengan perusahaan dengan kepemilikan domestik dengan alasan :

IFR digunakan untuk mengurangi asimetri informasi ini dengan kecepatan dan jangkauannya yang luas. Dengan IFR, pengguna laporan keuangan perusahaan yang ada di luar negeri bisa mengakses laporan keuangan tersebut dengan cepat. Dan dengan pengungkapan sukarela dan penyebaran informasi keuangan yang lebih luas, hal ini dapat memunculkan kesan transparansi yang lebih besar, yang mungkin sangat penting bagi investor asing. Hasil penelitian Pervan dan Bartulović (2017) menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh signifikan

terhadap praktik internet financial reporting (IFR).

5. Pengaruh Likuiditas terhadap Internet Financial Reporting

Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberi sinyal kepada pengguna laporan keuangan, hal ini ditunjukkan dengan adanya penerapan internet financial reporting. Keadaan yang kurang / tidak likuid kemungkinan akan menyebabkan

(38)

penelitian Hanny dan Anis (2007) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap praktik IFR (internet financial reporting).

6. Pengaruh Tipe Audit terhadap Internet Financial Reporting

Dengan laporan keuangan yang berkualitas tinggi maka perusahaan akan bertendensi untuk menyebarluaskan informasi keuangan perusahaan. Menyebarluaskan informasi keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan internet financial reporting (IFR). Oleh sebab itu, maka semakin baik tipe audit maka akan semakin tinggi dilakukannya internet financial reporting.

Jika suatu perusahaan di audit oleh kantor akuntan publik yang masuk dalam daftar OJK maka dapat dikatakan pengungkapan laporan keuangan berkualitas tinggi dimana informasi diungkapkan secara menyeluruh tanpa ada yang ditutup-tutupi dan wajar. Penjelasan tersebut didukung dengan hasil penelitian Momany dan Rekha Pillai (2013) menunjukkan bahwa tipe audit berpengaruh signifikan terhadap internet financial reporting.

7. Pengaruh Umur Listing terhadap Internet Financial Reporting

Umur listing menunjukkan berapa lama perusahaan tersebut listing di Bursa Efek Indonesia. Umur listing dalam penelitian ini diukur melalui penawaran saham perdana perusahaan atau first issued (tahun IPO). Semakin lama perusahaan listing maka semakin banyak informasi yang diberikan dari pada perusahaan yang baru listing, karena perusahaan yang lebih lama listing menmpunyai lebih banyak pengalaman dan informasi dari pada perusahaan yang baru listing.

(39)

keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman.

(40)

2.5 Kerangka Pemikiran

Sumber: diolah

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

(41)

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, yang dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap internet financial reporting. H2 : Leverage berpengaruh terhadap internet financial reporting.

H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap internet financial reporting . H4 : Kepemilikan asing berpengaruh terhadap internet financial reporting. H5 : Likuiditas berpengaruh terhadap internet financial reporting.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

prediksi diatas mempunyai pengertian jika implementasi kebijakan pengembangan profesionalisme aparatur Biro Organisasi Sekretariat Daerah Propinsi Sulawesi Utara dapat

Keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari data data yang disajikan dalam laporan keuangan.tetapi,data data tersebut tidak serta merta dapat dibaca

34 Rajah di atas menunjukkan pembentukan A hujan perolakan C bayu darat B hujan bukit D bayu laut 35 Antara berikut, yang manakah kawasan lindungan angin yang menyebabkan taburan

Film dalam hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media

menulisnya dengan memakai bahasa Arab yang baik dan benar, di saat sangat masih sedikit ulama Indonesia atau Nusantara yang menulis kitab atau buku memakai

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru mengenai pentingnya mempelajari aplikasi permutasi melalui WAG Kelas dengan voice yaitu dengan memberikan manfaat dalam

Ketika pemeriksaan pada denyut nadi tabel referensi adalah keadaan normal, maka dengan percobaan lebih lanjut menganalisis denyut nadi dengan beberapa pembanding yang

(I cover selecting in Chapter 5.) Choose Print from Internet Explorer’s File menu to open the Print dialog box, shown in Figure 7-2, and then click the word Selection in the Page