• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARSITEKTUR ENTERPRISE DILIHAT DENGAN SUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ARSITEKTUR ENTERPRISE DILIHAT DENGAN SUD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ARSITEKTUR ENTERPRISE DILIHAT DENGAN SUDUT PANDANG RM-ODP

Disusun oleh :

Gede Agung Ary Wisudiawan

Mahasiswa Pascasarjana STEI – ITB Angkatan 2010

[email protected]

SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

ARSITEKTUR ENTERPRISE DILIHAT DENGAN SUDUT PANDANG

RM-ODP

Gede Agung Ary Wisudiawan NIM : 23510051

Mahasiswa Pascasarjana STEI – ITB Angkatan 2010 [email protected]

Abstrak

Enterprise arsitektur dapat dikatakan sebagai deskripsi misi para stakeholder mencakup parameter informasi, fungsionalitas, lokasi, organisasi, dan kinerja. Pengembangan suatu arsitektur enterprise bertujuan untuk memastikan penggunaan komponen IT yang ada, bisa berupa artifak model data bisnis, pola pengembangan atau beberapa komponen teknikal. Hal tersebut dapat memungkinkan terbentuknya pemikiran terhadap “dimensi lain” dari pengembangan arsitektur. Pengembangan arsitektur itu sendiri salah satunya harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan bisnis lokal dengan proyek yang dikerjakan pada masing – masing bagian dalam arsitektur. RM-ODP (Reference Model of Open Distributed Processing) adalah suatu reference model dalam ilmu komputer, yang menyediakan kerangka kerja dalam arsitektur enterprise. Dimana reference model tersebut menyediakan sebuah kerangka kerja yang berfungsi mewujudkan tujuan dasar dari proses bisnis yang ada dan kemudian dapat dilihat sebagai suatu referensi untuk berbagai tujuan. Kegunaan dari reference model salah satunya adalah berguna untuk memberikan standarisasi dari Open Distributed Processing (ODP). ODP dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang menyediakan distributed processing (proses terdistribusi) yang ada dalam suatu arsitektur. Distributed processing ini terdiri dari berbagai macam arsitektur (heterogen) yang ada dalam suatu organisasi atau antar organisasi. Dimana ODP terebut berinteraksi menggunakan model interaksi yang biasa digunakan dalam dunia IT. Sudut pandang atau viewpoint yang ada pada RM-ODP adalah sebagai berikut :

1. Enterprise Viewpoint : mendefinisikan sebuah model analisis kebijakan. 2. Information Viewpoint : mendefinisikan analisis informasi suatu enterprise.

3. Computational Viewpoint : mendefinisikan sebuah model mengenai bahasa pemrograman yang terdistribusi.

4. Technology Viewpoint: mendefinisikan teknologi yang sesuai digunakan untuk mengimlementasikan suatu arsitektur. System bias berupa hardware, software, jaringan dan lainnya yang menyangkut penggunaan teknologi.

Sehingga RM-ODP memberikan beberapa viewpoint (sudut pandang) dalam melihat lapisan atau layer yang dimiliki oleh arsitektur enterprise (Lapisan bisnis, data, aplikasi, informasi, dan teknologi). Dalam makalah ini mencoba memberikan ulasan mengenai viewpoint RM-ODP terhadap lapisan dari arsitektur enterprise tersebut.

Kata kunci : Arsitektur Enterprise, RM-ODP, Viewpoint RM-ODP

1. Latar Belakang

Arsitektur enterprise merupakan suatu kumpulan sistem yang rumit, karena terdiri dari beberapa sistem yang mendukung proses bisnis suatu enterprise. Menambah kerumitan lagi apabila arsitektur tesebut melakukan interaksi dengan arsitektur dari enterprise lain. Banyak persoalan yang akan ditemukan dalam interaksi tersebut. Untuk menanggulangi persoalan

(3)

2. Fokus yang Dibahas

Pada bagian ini akan dibahas beberapa fokus yang berisikan esensi, konteks dari arsitektur enterprise

dan RM-ODP yang merupakan kata kunci dari makalah ini.

2.1. Arsitektur Enterprise

Arsitektur enterprise yang merupakan salah satu disiplin dalam domain teknologi informasi memiliki definisi yaitu sebagai deskripsi misi para stakeholder mencakup parameter informasi, fungsionalitas, lokasi, organisasi, dan kinerja. Arsitektur enterprise

menjelaskan rencana untuk membangun sistem atau sekumpulan sistem. Arsitektur enterprise juga merupakan pendekatan logis, komprehensif, dan holistik untuk merancang dan mengimplementasikan sistem dan komponen sistem yang bersama. Basis aset informasi strategis, yang menentukan misi, informasi dan teknologi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi, dan proses transisi untuk mengimplementasikan teknologi baru sebagai tanggapan terhadap perubahan kebutuhan misi.

Salah satu tujuan dari pembangunan suatu arsitektur adalah memastikan penggunaan kembali komponen arsitektur yang ada, bisa berupa artifak model data bisnis, pola pengembangan atau beberapa komponen teknikal yang lebih rinci lainnya. Hal tersebut dapat memungkinkan terjadinya “dimensi lain” yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan bisnis lokal dengan proyek yang dikerjakan masing – masing. Sekumpulan arsitektur yang ada dapat digambarkan sebagai sebuah kebutuhan bisnis dan kebutuhan teknis IT yang mana dapat diterima secara global dan tidak saling menciptakan antar arsitektur dalam artian arsitektur yang ada tersebut benar – benar sejajar posisinya. Salah satu framework atau kerangka kerja yang biasa digunakan dalam adalah TOGAF.

TOGAF adalah salah satu kerangka kerja dari arsitektur enterprise yang memberian pendekatan komprehensif untuk desain, perencanaan, implementasi, dan tata kelola arsitektur informasi perusahaan. Menurut open group, arsitektur ini dimodelkan dengan empat tingkat atau domain yaitu bisnis, aplikasi, data, dan teknologi. TOGAF dikembangkan oleh architecture forum dari the open group sejak pertengahan 1990-an dengan versi pertamanya terbit pada tahun 1995 (Budi Setiawan, 2009).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 1 berikut ini :

Gambar 1. Lapisan yang ada pada arsitektur enterprise (Niles E Hewlett ,2006)

Arsitektur enterprise memiliki beberapa lapisan. Lapisan tersebut berupa empat komponen utama, yaitu :

a. Arsitektur bisnis : Sebuah blueprint di perusahaan berisikan proses bisnis yang memberikan pemahaman umum organisasi dan digunakan untuk menyelaraskan tujuan strategis dan tuntutan taktis.

b.Arsitektur Data : menjelaskan struktur data yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahan. Arsitektur ini berisikan deskripsi data, baik data yang ada dalam penyimpanan ataupun data yang bergerak. Selain itu berisikan juga deskripsi menyimpan, mengelola , dan pengaksesan dari artefak dan item data.

c. Arsitektur Aplikasi : ditentukan berdasarkan kebutuhan bisnis. Ini melibatkan definisi interaksi antara aplikasi, database, dan sistem yang berapada pada middleware dalam hal cakupan fungsional. Hal ini membantu mengidentifikasi masalah integrasi atau kesenjangan dalam cakupan fungsional tersebut.

d.Arsitektur Teknologi : berisikan gambaran struktur dan perilaku dari infrastruktur teknologi dari suatu enterprise atau sistem. Seperti hardware dan software yang mendukung aplikasi dan bagaimana interaksinya

(4)

2.2. RM-ODP

(RM-ODP) adalah suatu reference model dalam ilmu komputer, yang menyediakan kerangka kerja dalam arsitektur enterprise. Dimana reference model

tersebut menyediakan sebuah kerangka kerja yang berfungsi mewujudkan tujuan dasar dari proses bisnis yang ada dan kemudian dapat dilihat sebagai suatu referensi untuk berbagai tujuan (Wegman, dkk, 2007). Kegunaan dari reference model salah satunya adalah berguna untuk memberikan standarisasi dari

Open Distributed Processing (ODP). ODP dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang menyediakan

distributed processing (proses terdistribusi). Distributed processing ini terdiri dari berbagai macam arsitektur (heterogen) yang ada dalam suatu organisasi atau antar organisasi. Dimana dalam berinteraksi mereka menggunakan model interaksi yang biasa digunakan.

RM-ODP dalam sejarahnya merupakan hasil kerja sama antara International Organization for Standardization (ISO), The International Electrotechnical Commission (IEC) dan The Telecommunication Standardization Sector (ITU-T). Dihasilkanlah suatu kerangka kerja untuk standarisasi ODP dengan membuat sebuah arsitektur yang mendukung proses distribusi, interworking, interopeability dan portability. Nama lain dari RM-ODP adalah juga biasa disebut dengan ITU-T Rec. X.901-X.904 dan ISO/IEC 10746 (ISO/IEC, 1996).

2.2.1. Tujuan RM-ODP

RM-ODP bertujuan untuk mendapatkan (Laassiri, dkk, 2010) :

a. Portability : adalah portabilitas dari aplikasi yang ada dalam arsitektur atau antar arsitektur

enterprise dan dapat digunakan platform yang bersifat heterogen sehingga dapat mengakses suatu informasi dengan mudah.

b.Interworking : memungkinkan adanya pertukaran informasi yang dibutuhkan serta memberikan kemudahan dalam penggunaan fungsionalitas antar sistem yang terdistribusi dalam atau antar arsitektur enterprise yang ada.

c. Distribution transparancy : menyembunyikan konsekuensi atau kerumitan dari proses distribusi yang terjadi antara pemrogram aplikasi dan pengguna. Para pengguna tidak akan dipusingkan dengan proses yang ada pada “black box” dan tetap merasakan performa dari sistem yang dirasa baik.

d.Interoperability : memungkinkan suatu sistem atau organisasi untuk berkordinasi dan saling bekerja sama dapat juga saling bertukar informasi, sesuai dengan aturan yang disepakati sebelumnya.

Reference model tersebut memberikan sebuah gambaran luas yang mengorganisir bagian – bagian dari sebuah sistem ODP kedalam suatu keutuhan yang saling berkaitan. Dalam pengembangan

reference model ini RM-ODP haruslah dapat menjawab tantangan dari sistem yang terdistribusi. Sehingga RM-ODP bersifat abstrak tetapi tidak terlalu samar – samar, serta harus dengan berhati – hati dalam mendefinisikan komponen – komponen yang ada. Mendefinisikan komponen tersebut tanpa mengharuskan implementasi. Dalam artian lain RM-ODP bukanlah memberikan jawaban dari segala persoalan yang dihadapi dalam arsitektur enterprise, tetapi lebih dalam memberikan mekanisme pemahaman masalah yang ada dengan lebih baik dan detail.

Dalam RM-ODP ada beberapa konsep dasar yang digunakan dalam mengkordinasikan beberapa kerangka kerja dalam suatu enterprise arsitektur. Konsep dasar tersebut antara lain adalah (Vallecillo, 2007):

a. Object modelling approach to system specification : penggunaan dari pemodelan objek yang secara umum digunakan untuk memberikan penjelasan yang lebih terperinci dari suatu sistem dari setiap viewpoint yang ada.

b. Specification of separate system : memperinci penjelasan dari suatu sistem dilihat dari viewpoint yang terpisah, tetapi sistem tersebut saling terkait satu sama lain.

c. Definition of a system infrastructure providing distribution transparancies : adalah definisi dari sekumpulan fungsi yang biasa digunakan untuk memberikan distribution transparancies untuk aplikasi dalam sistem, tanpa mem[erlihatkannya kepada pengguna.

d. A framework for assessing system conformance : adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi suatu kesesuaian sistem.

2.2.2. Viewpoints

(5)

(viewpoint) (dapat dilihat pada gambar 2). Beberapa

viewpoint yang digunakan dalam RM-ODP untuk melihat lingkungan dari suatu arsitektur enterprise ini adalah sebagai berikut (Laassiri, dkk, 2010) :

a. Enterprise viewpoint (purpose, scope, policies) sudut pandang ini berfokus pada ruang lingkup, tujuan dan kebijakan bagi suatu sistem. Sudut pandang ini menggambarkan persyaratan bisnis dan bagaimana memenuhinya.

b. Information viewpoint adalah sudut pandang yang berfokus pada semantik informasi dan bagaimana pengolahan suatu informasi dilakukan. Sudut pandang ini menggambarkan informasi yang dikelola oleh sistem dan jenis struktur data pendukung serta isi dari data pendukung.

c. Computational viewpoint biasa berhubungan dengan functional decompisition

adalah sudut pandang yang memungkinkan distribusi melalui dekomposisi fungsional pada sistem menjadi suatu objek yang berinteraksi dengan tatap muka. Sudut pandang ini menggambarkan fungsionalitas yang disediakan oleh sistem dan dekomposisi fungsionalnya.

d. Engineering viewpoint adalah sudut pandang yang berfokus pada mekanisme dan fungsi yang diperlukan untuk mendukung interaksi antara objek pada sistem yang didistribusikan. Sudut pandang ini menggambarkan distribusi dari hasil pengolahan dilakukan oleh sistem untuk mengelola dan menyediakan fungsionalitas informasi. Singkatnya adalah menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung distribusi informasi.

e. The technology viewpoint : adalah suatu sudut pandang yang berfokus pada pemilihan teknologi untuk suatu sistem. Sudut pandang ini menggambarkan teknologi yang dipilih untuk melakukan dan mendukung proses, fungsi dan penyajian informasi.

Gambar 2. Viewpoint pada suatu arsitektur enterprise

2.2.3. Struktur RM-ODP

Agar lebih memahami tentang RM-ODP, maka perlu juga mengetahui struktur yang ada digunakannya. Struktur yang digunakan pada RM-ODP merupakan suatu kumpulan standarisasi dalam arsitektur

enterprise. Standarisasi tersebut adalah ISO 10746 dan ITU-T X.900 Series of Recommendations. Standarisasi dalam RM-ODP berjumlah empat yaitu (Raymond, 1996) :

a. Overview and guide to use (ISO 10746-1/ITU-T X.901) : Berisi gambaran yang memotivasi adanya pengembangan ODP, memberikan ruang lingkup, penyelarasan dan penjelasan tentang konsep-konsep penting, serta garis besar dalam arsitektur ODP. Bagian ini juga berisi materi penjelasan tentang bagaimana RM-ODP harus ditafsirkan dan diterapkan oleh para penggunanya, baik dari pihak penulis standarisasi ataupun dari sisi arsiteknya.

b.Foundations (ISO 10746-2/ITU-T X.902) : Berisi definisi konsep dan kerangka kerja analitis untuk normalisasi deskripsi suatu sistem distributed processing. Memperkenalkan prinsip-prinsip standar keselarasan dalam ODP dan bagaimana cara serta dimana ODP tersebut diterapkan. Bagian ini menetapkan dasar-dasar dari seluruh model dengan jelas, tepat dan ringkas.

(6)

informasi tertentu yang relevan terhadap beberapa area tertentu.

d.Architectural Semantics (ISO 10746-4/ITU-T X.904) : Berisi formalisasi konsep pemodelan ODP dengan menginterpretasikan banyak konsep dalam hal konstruksi dari standar – standar teknik deskripsi formal yang berbeda.

2.2.4. Fungsi - Fungsi ODP

ODP adalah sekumpulan dari fungsi yang diharapkan ada atau dibutuhkan ada dalam sistem ODP untuk mendukung kebutuhan – kebutuhan dari proses

computational language (bahasa komputasi) dan

engineering language (bahasa kerekayasaan). Beberapa fungsi tersebut dapat dilihat pada bagian berikut (Raymond, 1996):

a. Management function : RM-ODP mendefinisikan beberapa fungsi untuk mengatur rekayasa struktur. Seperti manajemen dari node, capsule,cluster dan object. Penjelasanya dapat dilihat pada bagian berikut ini serta pada gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Ilustrasi struktur dari suatu lingkungan fungsi

1)Node Management Function (provided by nucleus): berguna untuk membentuk beberapa capsule dan channel. Node adalah sebuah sistem komputer.

2)Capsule Management Function (provided by the capsule manager): berguna untuk mewujudkan beberapa cluster,

checkpointing dan mendeaktivasi cluster

yang ada dalam capsule. Capsule dapat berupa sekumpulan cluster, cluster manager

dari setiap cluster, capsule manager, dan

channel yang berfungsi menghubungkan tatap muka diantaranya.

3)Cluster Management Function (provided by the cluster manager) : berguna untuk

checkpointing, deaktivasi dan migrasi

cluster. Cluster adalah sekumpulan dari

object dasar kerekayasaan yang saling berhubungan.

4)object management function (provided by basic engineering concepts) : berguna untuk

checkpointing dan menghapus objek dasar kerekayasaan. Object adalah perluasan dari sistem operasi yang mendukung ODP.

b.Coordination function : RM-ODP mendefinikan beberapa fungsi yang dimaksudkan untuk mengkordinasikan beberapa tindakan dari sejumlah object, cluster, capsule dalam rangka memproduksi efek yang konsisten dari keseluruhan proses. Hal itu termasuk didalamnya

checkpoint and recovery, deactivation and reactivation, event notification, groups and replication, migration, transactions.

c.Repositroy function : RM-ODP mendefinisikan beberapa fungsi repositori yang spesifik, termasuk merawat suatu database dari kelas yang spesifik.

Database tersebut merupakan suatu tempat penyimpanan dan memiliki saling berhubungan serta dapat digunakan secara umum.

d.Security function : RM-ODP mendefinisikan beberapa fungsi keamanan berdasarkan standar yang dimiliki oleh OSI yaitu Security Frameworks in Open Systems.

2.2.5. Transparancies

Transparansi dapat diartikan bahwa setiap bentuk sistem yang terdistribusi atau arsitektur enterprise

harus menyembunyikan sifat dan penampakannya yang rumit serta mampu berfungsi sebagai sistem terpusat yang berjalan normal dilihat dari kacamata para pengguna. Beberapa transparansi yang digunakan dalam RM-ODP adalah sebagai berikut (Raymond, 1996) :

a. Access transparency - Terlepas dari bagaimana sumber daya dapat diakses dan representasi harus dilakukan pada setiap entitas komputasi individu, para pengguna sistem terdistribusi harus selalu mengakses sumber daya dengan cara yang sudah disepakati.

b. Location transparency - Pengguna sistem terdistribusi tidak seharusnya tahu di mana letak dari sumber daya yang digunakan atau yang ada secara fisik.

(7)

lokasi baik fisik atau logis yang berbeda dari sebelumnya.

d. Relocation transparency - Sumber daya dapat bermigrasi atau berpindah ketika sedang digunakan, dan hal ini tidak boleh terlihat oleh pengguna akhir.

e. Replication transparency - Jika sumber daya direplikasi ke beberapa lokasi, maka sumber daya tersebut akan muncul kepada pengguna sebagai sumber daya yang bersifat tunggal.

f. Concurrent transparency - Meskipun beberapa pengguna dapat bersaing dan berbagi sumber daya yang sifatnya tunggal atau digunakan bersama – sama, hal ini seharusnya tidak terasa oleh mereka.

g. Failure transparency - Selalu mencoba untuk menyembunyikan kegagalan yang terjadi dan secara cepat melakukan pemulihan entitas komputasi dan sumber daya agar pengguna merasa tidak terjadi apa - apa.

h. Persistence transparency - Apakah sumber daya terletak pada memori volatile atau permanen harus membuat tidak ada perbedaan bagi pengguna baik dari segi kecepatan akses maupun hal yang lainnya.

i. Transaction transparency – menyembunyikan kordinasi yang dibutuhkan untuk memperlihatkan pengguna bahwa operasi yang dilakukan dapat dilakukan dengan mudah.

3.

Pembahasan : Arsitektur Dilihat dari Sudut Pandang yang Dimiliki RM-ODP

Untuk melihat arsitektur enterprise suatu perusahaan dapat menggunakan beberapa metode. Pada makalah ini dapat digunakan suatu standarisasi yang ada yaitu RM-ODP. RM-ODP ini memiliki lima sudut pandang atau viewpoint. Sudut pandang tersebut adalah sudut pandang enterprise, informasi, computational,

engineering, technology. Arsitektur juga memiliki beberapa layer atau lapisan. Menurut open group, EA dibagi kedalam empat layer atau lapisan. Keempat lapisan tersebut adalah Arsitektur Bisnis, Data, Aplikasi dan Teknologi.

Keempat layer atau lapisan tersebut akan dilihat dari lima sudut pandang yang dimiliki oleh RM-ODP. Sehingga dapat jelas dilihat keterhubungan yang ada

antar lapisan atau layer dari EA. Jika sudah jelas maka akan mudah dalam mengembangakan, atau merubah EA dari suatu perusahaan dilihat dari sudut pandang RM-ODP. Untuk ilustrasi atau gambaran sederhananya dapat dilihat gambar 4 berikut :

Gambar 4. Gambaran hubungan arsitektur enterprise dengan

viewpoint RM-ODP

3.1. Arsitektur Bisnis

Sebuah blueprint di perusahaan berisikan proses bisnis yang memberikan pemahaman umum organisasi dan digunakan untuk menyelaraskan tujuan strategis dan tuntutan taktis.

3.1.1. Enterprise Viewpoint

Sudut pandang enterprise dari arsitektur bisinis merupakan gambaran dari pekerjaan – pekerjaan dan target jangka pendek serta jangka panjang yang dimiliki oleh enterprise itu sendiri. Hal tersebut tergantung dari proses bisnis pada suatu enterprise

kepada para stakeholder didalamnya, termasuk kebijakan yang ada didalamnya. Sehingga satu

enterprise dapat berbeda dengan enterprise yang lainnya.

3.1.2. Information Viewpoint

Dalam proses untuk merealisasikan tujuan dari suatu

enterprise, arsitektur bisnis akan melakukan proses

capture terhadap beberapa varian yang menggambarkan sesuatu dan keterhubungan antar varian tersebut. Seperti produk, layanan berdasarkan klasifikasi dari produk yang dimasukkan kedalam suatu kelompok. Oleh sebab itu aturan dalam memberi harga, definisi dari segmentasi, kejelasan dan penugasan mengenai para pelanggan harus sudah jelas ditetapkan.

3.1.3. Computational Viewpoint

(8)

umum. Hal tersebut telah dipertimbangkan untuk menjadi syarat mutlak dalam RM-ODP. Dalam pemenuhan untuk mendefinisikan proses bisnis sebuah konsep peran atau tugas sangat dibutuhkan.

3.1.4. Engineering Viewpoint

Engineering viewpoint dari arsitektur bisnis berhubungan dengan beberapa aspek dari distribusi. Berkenaan dengan hal tersebut adalah mengenai pemilihan channel distribusi untuk beberapa kelompok produk yang ada dan ditargetkan kepada konsumen yang sudah disegmentasi sesuai kebijakan perusahaan.

3.1.5. Technology Viewpoint

Sudut pandang teknologi ini menggambarkan suatu

property yang dimiliki oleh “black box”. Properti

tersebut dapat digunakan untuk

mengimplementasikan “black box” tersebut secara independen. Proses implementasi tersebut merupakan “blcak box” yang direalisasikan oleh orang – orang IT untuk membantu proses bisnis dari suatu perusahaan.

3.2.

Arsitektur Data

Menjelaskan struktur data yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahan. Arsitektur ini berisikan deskripsi data, baik data yang ada dalam penyimpanan ataupun data yang bergerak. Selain itu berisikan juga deskripsi menyimpan, mengelola , dan pengaksesan dari artefak dan item data.

3.2.1. Enterprise Viewpoint

Sudut pandang enterprise berkenaan dengan manajemen data yang diperlukan untuk menjalankan proses bisnis suatu perusahaan. Data tersebut dikelola sesuai dengan kebijakan dan aturan yang ada pada perusahaan tersebut.

3.2.2. Information Viewpoint

Sudut pandang informasi memberikan definisi yang tepat mengenai data yang digunakan sesuai dengan arsitektur data yang ada.

3.2.3. Computational Viewpoint

Sudut pandang dari komputasional memandang arsitektur informasi tentang interaksi yang dilakukan antara kumpulan data, interaksi tersebut sesuai dengan proses bisnis yang ada pada perusahaan. Selain itu juga interaksi juga sesuai dengan definisi yang ada pada arsitektur data.

3.2.4. Engineering Viewpoint

Sudut pandang kerekayasaan memandang arsitektur sebagai suatu aspek dari keterkaitan antar data yang ada dalam arsitektur data. Baik itu data yang ada pada media penyimpanan maupun data yang bergerak.

3.2.5. Technology Viewpoint

Dari sudut pandang teknologi, arsitektur yang ada dalam pengelolaan data haruslah menggunakan teknologi yang sesuai dengan kegunaannya. Versi terbaru dari teknologi belum menjamin keberhasilan pengelolaan data. Hal penting yang harus diperhatikan dari sudut pandang teknologi adalah tingkat kematangan dari teknologi yang berhubungan dengan pengelolaan data yang ada haruslah dipertimbangkan.

3.2. Arsitektur Aplikasi

Ditentukan berdasarkan kebutuhan bisnis. Ini melibatkan definisi interaksi antara aplikasi, database, dan sistem yang berapada pada middleware

dalam hal cakupan fungsional. Hal ini membantu mengidentifikasi masalah integrasi atau kesenjangan dalam cakupan fungsional tersebut.

3.2.1. Enterprise Viewpoint

Sudut pandang enterprise yang berkenaan dengan arsitektur aplikasi adalah terdiri dari karakteristik pekerjaan yang dimiliki oleh suatu bisnis sehingga proses bisnis yang ada dapat “dibantu”. Dekomposisi hirarki dari fungsi – fungsi bisnis menuju kefungsi bisnis tingkat yang lebih rendah berbentuk model fungsional dari suatu arsitektur aplikasi. Semantik hubungan dari fungsi bisnis dengan hirarkinya sudah diinvestigasikan kedalam model yng lebih detail.

3.2.2. Information Viewpoint

(9)

tersebut harus disesuaikan berdasar dengan proses bisnis utama dari model bisnis.

3.2.4. Engineering Viewpoint

Sudut pandang kerekayasaan dalam arsitektur aplikasi berkenaan dengan pembagian konsep yang mana sudah diperkenalkan pada sistem bisnis yang ada. Sistem bisnis tersebut merupakan ikatan dari fungsi – fungsi bisnis sesuai dengan organisasional dan kriteria fungsional. Sistem bisnis menyediakan dan membutuhkan layanan bisnis, dan interaksi perangkat lunak yang diimplementasikan pada setiap fungsi bisnis sampai proses pemeliharaan terutama pemeliharaan data. Dari poin aplikasi yang digunakan pengguna penampakan arsitektur aplikasi dianggap sebagai “black box”. infrastruktur yang diediakan oleh arsitektur teknologi. Mereka adalah Kapasitas pemrosesan, Waktu respon, Ketersediaan (24 jam sehari), Pengendalian apabila terjadi kesalahan atau kegagalan system (waktu pemulihan, kemungkinan data hilang).

Kebutuhan tersebut dapat dijadikan sebagai syarat kriteria dalam pengambilan keputusan untuk memilih sejumlah produk yang sudah ada dipasaran. Produk tersebut memiliki platform standar untuk mengembangkan aplikasi bisnis dan layanan yang biasa dipergunakan. Ruang lingkup dari arsitektur teknologi antara lain Perangkat keras, System operasi, System database, Komunikasi, Manajemen transaksi, Perangkat lunak middleware.Kebijakan mengenai maksud dan tujuan serta ruang lingkup dalam pemilihan infrastruktur sangat dibutuhkan.

3.3.2. Information Viewpoint

Elemen yang ada pada arsitektur teknologi dapat digambarkan dari sudut pandang informasi. Elemen yang termasuk didalamnya adalah spesifikasi yang aturan tersebut mempengaruhi pemilihan fungsi komputasi. Kriteria yang berpengaruh adalah kualitas data atau rata – rata transfer data.

3.3.4. Engineering Viewpoint

Sudut pandang dari kerekayasaan meliputi : distribusi, cekpoin, dan isu – isu yang berhubungan dengan kerekayasaan.

3.3.5. Technology Viewpoint

Penggunaan teknologi yang tepat sangat disarankan dalam pembangunan arsitektur. Teknologi tersebut berupa produk yang memiliki fitur – fitur yang masing – masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Meskipun produk dan fitur – fiturnya sudah diketahui dengan menggunakan arsitektur teknologi, hal tersebut masih dapat membuat kesalahan dapat dilihat dari fakta – fakta yang ada. Fakta tersebut memperlihatkan bahwa semua produk sudah bisa digunakan sebagai suatu system perangkat lunak yang sudah diinstal tetapi mereka memiliki

RM-ODP adalah sebuah standarisasi untuk reference model, bukanlah standarisasi untuk implementasi suatu arsitektur. Sehingga tidak akan memeberikan jawaban terhadap persoalan yang ada, melainkan memberikan sudut pandang tentang persoalan yang dihadapi oleh arsitektur enterprise. RM-ODP didefinisikan sebuah kerangka kerja untuk standarisasi bagi open distributed processing. RM-ODP ini memiliki lima viewpoint atau sudut pandang yang mendekomposisi spesifikasi dari suatu system ODP. Keterangan singkat mengenai kelima viewpoint

atau sudut pandang tersebut adalah sebagai berikut :

(10)

b. Information Viewpoint : mendefinisikan analisis informasi suatu enterprise.

c. Computational Viewpoint : mendefinisikan sebuah model mengenai bahasa pemrograman yang terdistribusi.

d. Technology Viewpoint : mendefinisikan system

yang cocok digunakan untuk

mengimlementasikan suatu arsitektur. System bias berupa hardware, software, jaringan dan lainnya yang menyangkut penggunaan teknologi.

Beberapa keuntungan menggunakan sudut pandang yang ada pada RM-ODP untuk melihat arsitektur

enterprise adalah sebagai berikut :

a. Menggunakan viewpoint dari RM-ODP dapat memahami semantik dan komponen yang ada pada suatu arsitektur enterprise.

b. Viewpoint atau sudut pandang dapat mendefinisikan layer atau lapisan yang berbeda dari arsitektur enterprise.

c. Dengan mengetahui semantic, dapat juga memahami batasan – batsasan yang ada pada suatu arsitektur enterprise.

d. Dengan memahami komponen dari suatu arsitektur maka juga akan memahami hubungan yang terjadi antara komponen tersebut.

4.2. Saran

Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah dengan menggunakan RM-ODP sebenarnya juga dapat melihat peluang – peluang yang ada dalam penggunaan arsitektur enterprise. Viewpoint yang digunakan oleh pihak enterprise untuk melihat arsitektur sehingga dapat lebih baik lagi dalam membuat kebijakan – kebijakan mengenai arsitektur yang akan dibangun. Baik arsitektur yang belum ada, sudah ada tetapi ingin mengintegrasikan dengan arsitektur lain yang dimiliki unit kerja ataupun organisasi lain yang ada.

Daftar Pustaka

Budi Setiawan, Erwin (2009). PEMILIHAN EA FRAMEWORK. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009)

ISO/IEC (1996). ITU-T Recommendation X.902 ISO

/ IEC IS 10746-2. Dari http://www.joaquin.net/ODP/Part2/toc.html, Tanggal akses 8 Mei 2011

Laassiri, Jalal., El Hajji, Said., Balouki, Youssef., Orhanou, Ghizlane., Bouhdadi, Mohamed (2010).

MODEL OBJECT OF RM-ODP STANDARD IN DYNAMIC DISTRIBUTED DATABASES,

Morroco. Journal of Theoretical and Applied

Information Technology,

Vol. 16 No.2 June , 2010 pp [129 – 134]

Niles E Hewlett (2006) , The USDA Enterprise Architecture Program. Dari http://www.ocio.usda.gov/p_mgnt/doc/PM_Class _EA_NEH_012506_Final.ppt. Tanggal akses 5 Mei 2011

Raymond, Kerry (1996). Reference Model of Open Distributed Processing (RM-ODP) : Introduction. Dari

ftp://ftp.dca.fee.unicamp.br/pub/docs/eleri/apostil as/icodp95.pdf. Tanggal akses 5 Mei 2011

Vallecillo, Antonio (2007). RM-ODP : The ISO Reference Model for Open Distributed

sProcessing. Dari

http://www.lcc.uma.es/~av/Publicaciones/00/odpe ng.pdf. Tanggal akses 5 Mei 2011

Gambar

Gambar  1. Lapisan yang ada pada arsitektur enterprise (Niles
Gambar  2. Viewpoint pada suatu arsitektur enterprise
Gambar  3. Ilustrasi struktur dari suatu lingkungan fungsi
Gambar  4. Gambaran hubungan arsitektur enterprise denganviewpoint RM-ODP

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan sistem informasi yang baik harus melihat dari berbagai sudut pandang pengembangan sistem dan kebutuhan bisnis organisasi, dimulai dari mendefinisikan

Penelitian ini menghasilkan blueprint yang menggambarkan kondisi arsitektur bisnis saat ini dan arsitektur bisnis usulan pada pelayanan publik Polres Bojonegoro

Bentuk/rancangan arsitektur Enterprise visi SMA St.Leo 2 Cengkareng berdasar kerangka TOGAF versi 9 adalah pemodelan arsitektur enterprise TOGAF ini, memberikan

Proses pengembangan sistem ini harus dilihat dari berbagai sudut pandang pengembangan sistem, yang dimulai dengan mendefinisikan arsitektur bisnis yang ada dalam

Arsitektur data menggambarkan berbagai macam data utama yang disebut dengan entitas data yang digunakan dalam bisnis enterprise, arsitektur aplikasi menggambarkan

Dengan didukung data dari hasil analisis proses bisnis menggunakan Value Chaindiharapakan perencanaan arsitektur enterprise yang akan diterapkan mampu mendukung strategi bisnis STIKES

Dalam mendesain model arsitektur enterprise Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah menentukan visi arsitektur Universitas Nahdlatul Ulama

Perancangan Arsitektur Enterprise SMAN 3 Tulang Bawang Tengah Menggunakan Framework TOGAF ADM Minarni*1, Wasilah2 1,2 Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya; Lampung, telp 0721