ii
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ABSTRAK
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi hari ini, menitikberatkan pengetahuan sebagai pengendalinya terutama untuk sektor ekonomi. Perusahaan dituntut untuk terus berinovasi agar mampu bertahan di tengah lajunya persaingan global. Modal intelektual sebagai aset tak berwujud bagi perusahaan dipandang mampu memberikan tolak ukur untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya, untuk mendapatkan perpsepsi yang baik dari pasar.
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin menentukan pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan, dengan kinerja keuangan sebagai variabel mediasi. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dengan periode pengamatan 2013-2015. Modal intelektual diukur dengan menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC), kinerja keuangan diukur dengan Return On Asset (ROA) dan nilai perusahaan diukur dengan Price to Book Value (PBV).
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa (1) modal intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan, (2) modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, (3) kinerja keuangan sebagai variabel mediasi mampu memediasi hubungan modal intelektual terhadap nilai perusahaan.
iii
THE INFLUENCE OF INTELLECTUAL CAPITAL ON THE FIRM’S VALUE WITH THE FINANCIAL PERFORMANCE
AS INTERVENING VARIABLE
ABSTRACT
The rapid development of technology and information today, emphasize knowledge as controller, primarilly for economic sector. Firms are required to continue to innovate in order to survive amid on pace of global competition. Intellectual capital as an intangible asset for the firm is deemed able to provide a benchmark for assessing the firm's ability to maximize its resources to get a good perceptions of the market.
The purpose of this study was to determine the effect of intellectual capital on the firm’s value with firm’s financial performance as an intervening variable. This research samples were companies listed in the Jakarta Islamic Index (JII) period 2013-2015. Intellectual capital is measured by using the Value Added Intellectual Coefficient (VAIC), the financial performance is measured by using Return on Assets (ROA) and the firm's value is measured using Price to Book Value (PBV).
The results of this study show that: (1) intellectual capital has a positive effect on financial performance, (2) intellectual capital has no effect on firm value, (3) the financial performance as a mediator variable to mediate the relationship between intellectual capital and firm value.
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan
0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
xi
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap ةدّدعتـي tunggal ataupun berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh
kata sandang “al”). Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya
kecuali dikehendaki kata aslinya.
xii
1. Bila diikuti huruf Qamariyyah maka ditulis dengan menggunakan huruf
xiii ءاًّسنا
سًّشنا
ditulis
ditulis
as-Samᾱ asy-Syams
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisannya
ىوذ ضوسفنا
مهأ ةّنـّسنا
ditulis
ditulis
xiv
“....Sesungguhnya Allah tak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri...”
(QS. Ar-Ra‘d [13]: 11)
“
NEVER GIVE UP, MIRACLE HAPPEN EVERYDAY”
(thegoodquote)
“Yang aku tau, Allah memberikan kesempatan hidup hingga hari ini,
agar kita terus berproses menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat kedepannya”
xv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi Ini Saya Persembahkan Kepada:
“Kedua Orang Tua dan Adik-Adik Saya Tersayang” Drs. H. M. Jailani, M.S.I.
Dra. Hj. Nur Isniyati, M.M.Pd Fauzan Amrullah Raihan Faris Amrullah
xvi
ﻢﻴﺣﺮﻟاﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲاﻢﺴﺑ
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita
Nabi agung, Muhammad SAW yang syafaatnya kita nantikan di yaumil akhir
nanti.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Keuangan
Syariah, Fakulas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
sebagai syarat untuk memperoleh gelar strata satu. Untuk itu, penulis dengan
segala kerendahan hati mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Ibnu Qizam, SE, M.Si., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak H. M. Yazid Afandi, S.Ag., M.Ag selaku Ketua Program Studi
Keuangan Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
4. Bapak Drs. Akhmad Yusuf Khoiruddin, S.E., M.Si sebagai dosen
pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan serta
mendukung selama waktu perkuliahan.
5. Ibu Sunarsih, S.E., M.Si dan Bapak Dr. Ibnu Muhdir M.Ag selaku dosen
pembimbing skripsi I dan II yang telah membimbing, mengarahkan, memberi
xvii
6. Seluruh Dosen Program Studi Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan pengetahuan
dan wawasan untuk penulis selama menempuh pendidikan.
7. Seluruh pegawai dan staff TU Prodi, Jurusan, dan Fakultas di Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah membantu
dalam menyelesaikan syarat-syarat dalam alur birokrasi.
8. Kedua orang tua saya, Ayah Drs. H. .M. Jailani, M.SI dan Ibu Hj. Dra. Nur
Isniyati, M.M.Pd, atas segala support, doa dan setiap hal yang takkan pernah
bisa terganti.
9. Kedua adik saya Fauzan Amrullah dan Raihan Faris Amrullah, atas segala
masukan, canda dan pengertiannya kepada Kakak Lia.
10.Keluarga besar di Balikpapan, yang selalu memberikan doa dan dukungan
sehingga skripsi Lia selesai juga.
11.Sahabat terbaik sepanjang masa, “CIHUIY” : Ambur, Rundeng, Wal, Om
Patin, dan Ustad Fajri, atas segala rangkaian cerita yang takkan pernah hilang
dari memori.
12.Sahabat terbaik sepanjang usia, “Wacana Kehidupan” : Naili, Masrur, Fitra,
Fikri, Azma, Ina, Sylma, Mila, dan yang sudah left Alia, Ervi, Yamin, atas
segala rangkaian tawa yang tak pernah henti.
13.Perempuan tangguhku, Githa, Sulma, Sayu, Sulis, Nadila, Alifa, Azizah, Rani
Arina atas segala support, doa, masukan dan segala hal yang tak bisa disebut
satu persatu. Semoga yang terbaik untuk kita semua.
14.Para senior hebatku, Mas Majid, Mba Sasa, Mas Mona, Mba Hani, Mba Onit,
xix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………... i
ABSTRAK ………... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……… iv
HALAMAN PENGESAHAN ………. vi
HALAMAN PERNYATAAN ………. vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI viii TRANSLITERASI ……….. xi
HALAMAN MOTTO ……….. xii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. xiv
KATA PENGANTAR ………. xv
DAFTAR ISI ………... xvi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ………... xxii
DAFTAR PERSAMAAN ……… xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ………... xxiv
BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Rumusan Masalah ………... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 10
D. Sistematika Pembahasan ………. 11
BAB II LANDASAN TEORI 13 A. Telaah Pustaka ……… 13
B. Landasan Teori ………... 16
1. Resource Based Theory ……… 16
2. Knowledge Based View ………... 18
3. Stakeholder Theory ………... 20
4. Modal Intelektual ……….. 22
a. Pengertian ………... 22
b. Elemen-elemen Modal Intelektual ……….. 23
c. Modal Intelektual Perspektif Islam ………. 27
5. Value Added Intellectual Capital (VAIC) ……… 32
6. Keunggulan VAIC ……… 35
7. Nilai Perusahaan ……….. 36
8. Harga ……… 37
a. Definisi Harga ………. 37
b. Penetapan Harga Dalam Islam ………... 39
c. Penetapan Harga Saham ………. 43
9. Kinerja Keuangan ………. 44
C. Pengembangan Hipotesis ……… 46
D. Kerangka Teori ………... 49
BAB III METODE PENELITIAN 50 A. Jenis Penelitian ………... 50
B. Populasi dan Sampel ………... 50
xx
2. Variabel independen ………. 53
3. Variabel intervening ………. 55
E. Teknik Analisis Data ……….. 56
1. Analisis Deskriptif ……… 56
2. Pemilihan Teknik Estimasin Data Panel ……….. 57
a. Uji Chow ………. 57
b. Koefisien Determinasi (R2) ……… 62
c. Uji Parsial (Uji t) ……… 63
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 64 A. Deskriptif Objek Penelitian ……… 64
B. Analisis Statistik Deskriptif ………... 65
C. Pemilihan Teknik Estimasi Data Panel ……….. 69
1. Estimasi Data Panel VAIC ke ROE ………. 69
a. Uji Signifikansi Fixed Effect (Uj Chow) ……… 69
1) Estimasi Common Effect ……….. 69
2) Estimasi Fixed Effect ……… 70
b. Uji Signifikansi Fixed Effect atau Random Effect (Uji Hausman) ……… 71
2. Estimasi Data Panel VAIC dan ROE ke PBV ……….. 72
a. Uji Signifikansi Fixed Effect (Uji Chow) ………... 72
1) Estimasi Common Effect ……….. 73
2) Estimasi Fixed Effect ……… 73
b. Uji Signifikansi Fixed Effect atau Random Effect (Uji Hausman) ……… 74
D. Analisis Regresi Data Panel ………... 75
1. Analisis Pengaruh VAIC dengan ROE ………. 75
2. Analisis Pengaruh VAIC dan ROE dengan PBV ………. 77
3. Analisis Jalur ……… 78
4. Uji Hipotesis ………. 80
a. Uji F Test (Uji Persamaan) dan Koefisien Determinasi ………. 80
b. Uji t Test (Uji Parsial) ……… 82
E. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 84
1. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan JII periode 2013-2015 ………... 84
2. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan JII periode 2013-2015 ………. 85
3. Kinerja Kuangan Sebagai Variabel Intervening Perusahaan JII periode 2013-2015 ……… 86 4. Perilaku Investor Muslim dalam memberikan nilai untuk
xxi
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 89
A. Simpulan ………. 89
B. Implikasi ………. 90
C. Saran ………... 91
DAFTAR PUSTAKA ……….. 92
xxii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Halaman
xxiii
DAFTAR RUMUS DAN PERSAMAAN
Halaman 3.1 Rumus Total Pengaruh (Korelasi VAIC ke PBV) ………... 60
3.1 Rumus Sobel Test ……… 61
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergerakan dunia bisnis saat ini, cenderung mengarah kepada
perkembangan era ekonomi baru yang menitik beratkan pengetahuan
sebagai aktiva tidak berwujud (intangible assets). Aktiva tidak berwujud
(intangible assets) adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa
wujud fisik (IAI, 2009,h.4). Tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis
pengetahuan adalah untuk menciptakan value added. Sedangkan untuk
dapat menciptakan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang
physical capital (yaitu dana-dana keuangan) dan intellectual potential
(direpresentasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan kemampuan
yang melekat pada mereka) (Pulic, 1998 dalam Ulum, Ghozali, dan
Chariri, 2008,h.2).
Selama lebih dari 10 tahun terakhir, terlihat jelas bagaimana cara
kita mengukur nilai bisnis telah berubah total. Biasanya, nilai suatu bisnis
diukur berdasarkan aset yang berwujud atau tangible, yaitu bentuk fisik
yang bisa disentuh dan dilihat, misalnya uang tunai, inventaris kantor,
mesin, dan gedung. Tapi kini hal itu sudah berubah. Nilai bisnis juga
diukur dari aset yang tidak berwujud atau intangible, yang tidak berbentuk
tapi sangat bernilai, misalnya properti intelektual perusahaan, merknya,
Artikel yang dimuat oleh indopos.co.id ini, menegaskan kembali
bahwa terjadi peralihan prinsip dalam pengelolaan perusahaan, yang
semula bisnis berbasis pekerja (labor based business) menjadi bisnis
berbasis pengetahuan (knowledge based business). Labor based business
memegang prinsip padat karya, yang berarti semakin banyak pekerja yang
dimiliki oleh perusahaan maka akan meningkatkan produktivitas
perusahaan tersebut, sehingga mampu mengembangkan perusahaan.
Sedangkan knowledge based business memegang prinsip bahwa dengan
mengelola pengetahuan secara tepat dan baik maka perusahaan akan
menemukan cara untuk memperoleh keuntungan maksimal (Sawarjuwono
dan Kadir, 2003,h.35-36).
Pentingnya peran dan kontribusi aktiva tidak berwujud (intangible
assets) dapat dilihat pada perbandingan nilai buku (book value) dan nilai
pasar (market value) pada perusahaan-perusahaan yang berbasis
pengetahuan (Fajarini dan Fimansyah, 2014,h.1-2). Salah satu pendekatan
yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran aset tak berwujud
(intangible assets) tersebut adalah modal intelektual (Boedi, 2008,h.1).
Kemampuan suatu perusahaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi salah satu faktor daya saing yang sangat penting.
Sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan telah menciptakan nilai
tambah dan keunggulan bersaing pada perusahaan modern (Chen et. al.,
2005 dalam Putra, 2012,h.2). Ini menunjukan bahwa pengelolaan modal
intelektual secara baik, akan mampu meningkatkan kinerja keuangan
3
manusianya, sebuah perusahaan akan mampu bertahan dalam persaingan
bisnis hari ini. Karena tidak dapat di pungkiri bahwa inovasi yang turut
banyak memberikan kontribusi dalam kelangsungan berjalannya
perusahaan, dan inovasi tersebut berasal dari intelektualitas sumber daya
manusia.
Hal ini senada dengan resource based theory yang menyebutkan
bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang dapat menjadikan
perusahaan memiliki keunggulan bersaing dan mampu mengarahkan
perusahaan untuk memiliki kinerja jangka panjang yang baik. Resources
yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk menciptakan keunggulan
bersaing, sehingga resources yang dimiliki mampu bertahan lama dan
tidak mudah ditiru, di transfer atau digantikan (Ulum, situs Intellectual
Capital Corner, 2016).
Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan ini disebut modal
intelektual. Modal intelektual merupakan akumulasi kinerja dari tiga
elemen utama perusahaan human capital, structure capital, dan customer
capital yang dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan di masa yang
akan datang (Sudibya dan Restuti, 2014,h.16).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan istilah dan metode yang
dikembangkan oleh Pulic yakni Value Added Intellectual Coefficient
(VAIC). Metode ini dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang
didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari
aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible assets)
merupakan instrumen untuk mengukur kinerja Intellectual Capital
perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk
dilakukan, karena dikontruksi dari akun-akun dalam laporan keuangan
perusahaan (Ulum, 2009 ,h.86-87).
Komponen yang terdapat di Value Added Intellectual Capital
(VAIC) antara lain Capital Employed, Human Capital, dan Sturctural
Capital. Ketiga komponen ini juga mewakili tiga dari indikator modal
intelektual. Modal intelektual terdiri dari modal manusia (human capital),
modal organisasi (structure capital) dan modal pelanggan (customer
capital) (Brinker, 1997,h.219). Ketiga modal tersebut menjadi inti dari
perusahan untuk memberikan keuntungan di masa depan, dengan
pengaturan, pemeliharaan dan pentransformasian secara baik.
Modal manusia merupakan modal yang merujuk pada nilai
pengetahuan karyawan dalam menciptakan kekayaan bagi perusahaan.
Modal manusia mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk
menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan dan inovasi yang
dimiliki oleh sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut.
Sehingga modal manusia akan meningkat jika perusahaan mampu
menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.
Modal organisasi merupakan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya. Modal organisasi
mampu mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja
5
sistem operasional perusahaan, budaya perusahaan, dan strategi bisnis
perusahaan.
Modal pelanggan merupakan suatu hubungan yang terorganisir
antara orang-orang yang berbisnis dengan perusahaan tersebut. Modal
pelanggan merupakan hubungan yang harmonis atau association network
yang dimiliki oleh perusahaan dengan para stakeholdernya, yakni
pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. (Subkhan dan
Citraningrum, 2010,h.31).
Praktik akuntansi konservatisme menekankan bahwa investasi
perusahaan dalam intellectual capital yang disajikan dalam laporan
keuangan dihasilkan dari peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai
buku. Jadi, jika misalnya pasarnya efisien, maka investor akan
memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan yang memiliki modal
intelektual lebih besar (Belkaoui; Firer dan Williams (2003) dalam
Yuniasih, Wirama, dan Badera, 2010,h.6).
Peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan
yang dimaksud adalah peningkatan pada nilai perusahaan, karena nilai
perusahaan diukur dengan selisih dari kedua nilai tersebut. Tujuan jangka
panjang perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan, yang akan
tercermin dari harga pasar sahamnya (Sunarsih dan Mendra, 2011,h.3).
Harga pasar saham dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai yang
diberikan pasar pada perusahaan.
Secara definisi nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia
perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada pemegang saham
apabila harga saham meningkat (Suad, 2008,h.7). Jika nilai perusahaan
tinggi itu menunjukan bahwa perusahaan mampu menggambarkan harga
saham yang tinggi dan mampu menggambarkan seberapa baik atau buruk
manjemen mengelola kekayaan perusahaan.
Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis
keuangan, sehingga mampu memberikan informasi mengenai baik
buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan (Sudibya dan Restuti,
2014,h.20). Kinerja keuangan yang tinggi menunjukan prospek perusahaan
yang semakin baik, yang berarti adanya potensi peningkatan keuntungan
yang diperoleh perusahaan.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti merasa perlu untuk
meneliti kembali tentang modal intelektual ini, peneliti meyakini bahwa,
pengetahuan (knowledge) hari ini semakin bergerak dinamis dari masa ke
masa, dan semakin menunjukan bahwa pengetahuan memegang peran
penting dalam setiap keputusan yang di ambil oleh manusia. Senada pula
jika dikaitkan dengan kepentingan perusahaan dalam usaha mendapatkan
keuntungan secara maksimal. Pengetahuan juga memegang peran penting
dalam setiap keputusan yang harus diambil oleh perusahaan dalam
menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Pengetahuan sudah
tentu akan memberikan kontribusi secara sangat baik bagi perusaahaan.
Hal ini, ditunjukan dari ide dan inovasi yang dimiliki ataupun di disain
7
sehingga perusahaan mampu bersaing secara kompetitif dengan
perusahaan lainnya.
Ide dan inovasi merupakan suatu aset yang tak berwujud, yang
sulit untuk di tiru dan di gandakan, sehingga kedua hal itu akan
memberikan nilai lebih untuk perusahaan, jika perusahaan mampu
mengelolanya secara baik. Pengungkapan modal intelektual perlu untuk
dilakukan oleh suatu perusahaan juga dikarenakan adanya permintaan
transparansi yang meningkat di pasar modal, sehingga informasi modal
intelektual membantu investor menilai kemampuan perusahaan dengan
lebih baik (Sudibya dan Restuti, 2014,h. 15). Modal intelektual mampu
memberikan informasi kepada investor dalam pemilihannya berinvestasi,
sehingga investor mampu memberikan penghargaan lebih kepada
perusahaan yang mampu mengolah modal intelektualnya secara optimal
dengan memberikan nilai yang lebih tinggi pada perusahaan tersebut.
Modal intelektual merupakan konsep yang baik apabila diterapkan
oleh perusahan, sehingga mampu meningkatkan kepercayaan investor
terhadap perusahaan tersebut dan akan berimbas pada investasi yang
meningkat bagi perusahaan sehingga mampu memberikan keuntungan
bagi perusahaan tersebut dengan peningkatan pada nilai perusahaannya.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kinerja keuangan sebagai
variabel intervening, dikarenakan kinerja keuangan merupakan salah satu
faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam
rangka mencapai tujuannya (Gany dan Nugrahanti, 2015,h.4). Tujuan
perushaan. Nilai perusahaan tercermin dari harga saham perusaahan. Jadi,
perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang tinggi dapat diperoleh
dengan pengoptimalan modal modal intelektual pada setiap perusahan dan
akan mampu meningkatkan kinerja peursahaan.
Penelitian ini didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya,
seperti penelitian yang dilakukan oleh Sunarsih dan Mendra (2011,h.1)
yang dilakukan pada perusahan yang terdaftar di BEI periode 2005-2010
dengan menunjukan hasil bahwa modal intelektual tidak memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan namun kinerja keuangan sebagai
variabel intervening berpengaruh positif terhadap modal intelektual
sehingga mampu memediasi hubungan antara modal intelektual dengan
nilai perusahaan. Senada dengan hasil penelitian yang dilakukan Dewi dan
Isynuwardhana (2014,h.233) dengan menunjukan hasil modal intelektual
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan namun berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan sebagai variabel intervening, sehingga mampu
memediasi hubungan modal intelektual dan nilai perusahaan.
Berbeda dengan penelitian Sudibya dan Restuti (2014,h.14) yang
dilakukan pada perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI periode
2008-2012. Penelitian ini menunjukan hasil bahwa modal intelektual
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dan kinerja keuangan
sebagai variabel intervening berpengaruh positif sehingga mampu
memediasi hubungan antara modal intelektual dengan nilai perusahaan.
Penelitian lain, dengan tidak menggunakan variabel intervening
9
Public di BEI dengan menunjukan hasil bahwa modal intelektual
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kemudian, Ciptaningsih
(2013,h.330) pada perusahan BUMN yang Go Public dengan menunjukan
hasil bahwa modal intelektual tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
Adanya inkonsistensi penelitian di atas, menunjukan bahwa modal
intelektual perlu untuk diteliti kembali. Dalam hal ini, peneliti meneliti
pengaruh modal intelektual pada perusahaan yang termasuk dalam saham
syariah, yakni Jakarta Islamic Index (JII) pada periode pengamatan
2013-2015. Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah VAIC untuk
modal intelektual, PBV untuk nilai perusahaan, dan ROA untuk kinerja
keuangan.
Berdasarkan pemaparan di atas judul yang digunakan peneliti
untuk skripsi ini adalah “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh modal intelektual (VAIC) terhadap kinerja
perusahaan (ROA) ?
2. Bagaimana pengaruh modal intelektual (VAIC) terhadap nilai
perusahaan (PBV) ?
3. Bagaimana pengaruh modal intelektual (VAIC) terhadap nilai
perusahaan (PBV) melalui kinerja keuangan (ROA) sebagai variabel
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis pengaruh modal intelektual (VAIC) terhadap
kinerja keuangan (ROA).
b. Untuk menganalisis pengaruh modal intelektual (VAIC) terhadap
nilai perusahaan (PBV).
c. Untuk menganalisis pengaruh modal intelektual (VAIC) terhadap
nilai perusahaan (PBV) melalui kinerja keuangan (ROA) sebagai
variabel intervening.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Memberikan khazanah ilmu pengetahuan mengenai modal
intelektual, nilai perusahaan dan kinerja keungan pada perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII), serta memberikan
dorongan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
lebih baik dan mendalam terhadap permasalahan yang sama
sebagai tindak lanjut dari penelitian ini.
b. Bagi Investor
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi
kepada investor, bagaimana peluang berinvestasi dengan
mengamati modal intelektual, nilai perusahaan dan kinerja
keuangan sebuah perusahaan yangterdaftar di Jakarta Islamic
11
c. Bagi Akademisi
Memberikan kesempatan kepada akademisi untuk dapat
menguji relevansi teori yang telah ada dan di uji validitasnya
berdasarkan data dan realita yang ada. Kemudian, agar
menjadiakan penelitian ini sebagai literatrur, refrensi, dan
pertimbangan bagi penelitian-penelitian berikutnya yang berkaitan
dengan modal intelektual, nilai perusahaan, dan kinerja keuangan
pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).
D. Sistematika Pembahasan
Penyusunan skripsi ini akan disajikan secara sistematis, dengan
menggunakan lima bab pembahasan yang di dalamnya terdiri dari sub bab
sebagai perinciannya.
Bab pertama, bagian ini berupa pendahuluan. Bagian pendahuluan
ini merupakan gambaran umum penulisan penelitian ini. Pendahuluan
terdiri dari latar belakang yang menjelaskan mengapa penelitian ini
dilakukan, pokok masalah yang akan dibahas dalam penelitian, tujuan dan
kegunaan penelitian yang merupakan gambaran tujuan yang ingin dicapai
oleh penyusun baik berupa manfaat secara akademik maupun manfaat
praktis, serta sistematika pembahasan yang merupakan gambaran secara
singkat alur penyusunan penelitian ini.
Bab kedua dalam penelitian ini berupa landasan teori dari
penelitian yang akan dilakukan. Bab kedua ini terdiri dari beberapa sub
bab, antara lain: telaah pustaka yang berisikan kutipan-kutipan teori serta
landasan teori sendiri menjadi acuan dalam pengembangan dalam
pembahasan penelitian yang akan dilakukan, pengembangan hipotesis, dan
kerangka penelitian yang akan diteliti selanjutnya.
Bab ketiga berisi mengenai paparan metodologi penelitian yang
akan digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian tersebut akan
menjelaskan mulai dari jenis penelitian apa yang akan dilakukan, sampel,
populasi, teknik pengumpulan data, hingga teknik analisis apa yang akan
digunakan dalam penelitian ini.
Bab keempat terdiri dari uraian analisis dari hasil penelitian yang
telah dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pembahasan
lebih lanjut dari hasil penelitian tersebut.
Bab kelima merupakan penutup yang berisikan kesimpulan yang
menjadi jawaban dari pokok masalah dalam penelitian ini, keterbatasan
penelitian yang berisi kekurangan penyusun dalam melakukan penelitian
ini serta saran yang diberikan penyusun untuk penelitian selanjutnya yang
13 BAB II
KERANGKA TEORI
A. Telaah Pustaka
Pada umumnya peneliti akan memulai penelitiannya dengan cara
menggali dari penelitian-penelitian sebelumnya, yang berguna untuk
mendukung dugaan penelitian dan membedakan dengan penelitian
terdahulu, berikut adalah pembahasan tentang penelitian yang berkaitan
dengan penelitian ini.
Sunarsih dan Mendra (2011,h.1) dalam penelitiannya yang
berjudul Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2005-2010.
Penelitian ini menunjukan bahwa modal intelektual tidak memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan, namun berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan, sehingga kinerja keuangan mampu memediasi
hubungan antara modal intelektual dengan nilai perusahaan.
Sudibya dan Restuti (2014,h.14) dalam penelitiannya yang
berjudul Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening dengan sampel
perusahaan perbankan dan lembaga keuangan yang terdaftar di BEI
periode 2008-2012. Penelitian ini menunjukan bahwa modal intelektual
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, kemudian berpengaruh
keuangan mampu memediasi hubungan antara modal intelektual dengan
nilai perusahaan.
Dewi dan Isynuwardhana (2014,h.233) dalam penelitian yang
berjudul Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja
Keuangan Sebagai Variabel Intervening dengan sampel perusahaan
farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Penelitian ini menunjukan
bahwa modal intelektual tidak memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan, namun berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, dan
menunjukan bahwa kinerja keuangan mampu memediasi hubungan modal
intelektual dan nilai perusahaan.
Hadiwijaya dan Rohman (2013,h.1) dalam penelitian yang berjudul
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja
Keuangan Sebagai Variabel Intervening dengan sampel perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2011. Penelitian ini
menunjukan bahwa modal intelektual tidak memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan, namun berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan, dan menunjukan bahwa kinerja keuangan mampu
memediasi hubungan modal intelektual dan nilai perusahaan.
Yunita (2012,h.6) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Modal
Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar dengan sampel
perusahaan manufaktur yang konsisten listing selama 2009-2010.
Penelitian ini menunjukan bahwa modal intelektual berpengaruh terhadap
15
Putra (2012,h.1) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Modal
Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan dengan sampel perusahaan
perbankan yang Go Public di BEI. Penelitian ini menunjukan hasil bahwa
modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Yuniasih, dkk (2010,h.1) dalam penelitian yang berjudul
Eksplorasi Kinerja Pasar Perusahaan : Kajian Berdasarkan Modal
Intelektual dengan sampe perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI pada
periode pengamatan 2004-2008. Penelitian ini menunjukan hasil bahawa
modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Ciptaningsih (2013,h.330) dalam penelitian yang berjudul
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan dengan sampel
perusahan BUMN yang Go Public. Penelitian ini menunjukan hasil bahwa
modal intelektual tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Wijaya (2012,h.18) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh
Modal Intelektual Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Farmasi di BEI
dengan periode pengamatan 2006-2010. Penelitian ini menunjukan hasil
bahwa modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuagan.
Dari penelitian yang sudah dilakukan tersebut, terlihat adanya
inkonsistensi dari hasil penelitian modal intelektual terhadap nilai
perusahan, modal intelektual terhadap kinerja keuangan maupun ketika
kinerja keuangan menjadi variabel mediasi. Untuk itu peneliti bermaksud
meneliti kembali tentang modal intelektual terhadap nilai perusahaan ini
dengan menggunakan kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Yang
proksi ROA untuk kinerja keuangan dengan sampel perusahaan yang
memiliki saham syariah yakni Jakarta Islamic Index (JII) pada periode
pengamatan 2013-2015.
B. Landasan Teori
1. Resource-Based Theory
Resource-Based Theory adalah suatu pemikiran yang
berkembang dalm teori manajemen strategic dan keunggulan
kompetitif perusahaan yang menyakini bahwa perusahaan akan
mencapai keuanggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul
(Thaib, 2013,h.153). Resource Based Theory menyatakan bahwa
perusahaan memiliki sumber daya yang dapat menjadikan perusahaan
memiliki keunggulan bersaing dan mampu mengarahkan perusahaan
untuk memiliki kinerja jangka panjang yang baik (Ulum dalam situs
Intellectual Capital Corner, 2013).
Teori ini menjelaskan bahwa perusahaan yang dapat
memkasimalkan sumber daya yang dimilikinya akan mampu
mengoptimalkan kinerja perusahaannya. Kinerja perusahaan yang baik
akan membawa sebuah perusahaan pada peningkatan nilai perusahaan
yang tercermin dari harga sahamnya. Semakin tinggi harga saham
sebuah perusahaan di pasar, maka menunjukan bahwa perusahaan
tersebut mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya.
Dalam perspektif Resource Based Theory, firm resources
meliputi seluruh aset, kapabilitas, proses organisasional, atribut-atribut
17
dikendalikan oleh perusahaan yang memungkinkan perusahaan untuk
memahami dan mengimplementasikan strategi guna meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perusahaan. Untuk memahami sumber dari
keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustained competitive
advantages), perlu dibangun suatu model teoritis yang bermula dari
sebuah asumsi bahwa sumberdaya perusahaan adalah heterogen dan
immobile. Agar menjadi sumberdaya potensial dalam sustained
competitive advantages, maka sumberdaya perusahaan harus memiliki
empat atribut, yaitu: valuable, langka (rareness), tidak dapat ditiru
(inimitability), dan tidak ada sumber daya pengganti (
non-substitutability). Dengan memiliki atribut ini, perusahaan akan mampu
mengantarkan perusahaan menuju keuanggulan kompetitifnya
(Barney, 1991 dalam situs Intellectual Capital Corner, 2013).
Dalam konteks modal intelektual, teori ini sangat tepat untuk
menjelaskan penelitian tentang modal intelektual, terutama dalam
konteks hubungan antara kinerja modal intelektual dan nilai
perusahaan (Ulum, dalam situs Intellectual Capital Corner, 2013).
Pendekatan Resource Based Theory menyatakan bahwa perusahaan
dapat mencapai keunggulan bersaing yang berkesinambungan dan
memperoleh keuntungan maksimal dengan memiliki atau
mengendalikan aset-aset strategis baik yang berwujud maupun yang
tak berwujud. Modal intelektual merupakan aset tak berwujud yang
diklasifikasikan dalam tiga kategori utama yaitu human capital,
Dengan mengendalikan ketiga kategori tersebut secara baik,
maka perusahaan akan mampu memberikan kesejahteraan bagi para
pemegang sahamnya, yang akan tercemin dari harga sahamnya.
Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan
menciptakan nilai bagi pemegang saham. Ini menunjukan bahwa
terdapat peningkatan pada rasio antara harga pasar saham dan nilai
buku perusahaan, rasio ini yang disebut nilai perusahaan.
2. Knowledge-Based Theory
Pandangan berbasis pengetahuan atau Knowledge Based View
adalah eksistensi baru dari pandangan berbasis sumber daya
perusahaan. Resource Based View dari perusahaan dan memberikan
teoritis yang kuat dalam mendukung modal intelektual. Knowledge
Based Theory berasal dari Resource Based Theory yang menunjukan
bahwa pengthauna dalam berbagai bentuknya adalah kepentingan bagi
sumber daya perusahaan. Teori ini menguraikan karakteristik yang
khas sebagai berikut :
a. Pengetahuan memegang makna yang paling strategis di perusahaan
b. Kegiatan dan proses produksi di perusahaan melibatkan penerapan
pengetahuan.
c. Individu-indvidu dalam organisasi tersebut yang bertanggung
jawab untuk membuat, memegang dan berbagi pengetahuan.
Teori ini mengidentifikasi dalam pengetahuan yang
ditandai oleh kelangkaan dan sulit untuk mentransfer dan
19
mencapai keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan.
Kapasitas dan keefektifan perusahaan dalam menghasilkan,
berbagi, dan menyampaikan pengetahuan dan informasi
menentukan nilai yang dihasilkan perusahaan sebagai dasar
keunggulan kompetitif perusahaan berkelanjutan dalam jangka
panjang.
Dalam konteks penelitian ini, knowledge based theory
menegaskan kembali resource based view. Teori yang menjelaskan
bahwa perusahaan harus mampu memaksimalkan sumber daya
yang dimiliki salah satunya dengan memberikan ruang luas untuk
pengimplementasian pengathuan yang dimiliki oleh sumber daya
manusia yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dewasa ini,
pengetahuan sangat memegang peran penting dalam kelangsungan
perusahaan, dengan mengembangkan pengetahuan dan kontribusi
sumber daya secara aktif dalam rangkaian pengambilan keputusan,
maka perusahaan akan mampu melalui arus persaingan yang
semakin rapat hari ini. Ketika perusahaan mampu melewati arus
persaingan secara baik, itu menunjukan bahwa potensi sumber
daya dari perusahaan tersebut sudah mampu dilakukan secara
maksimal dan itu menunjukan pula bahwa kierja perusahaan
tersebut adalah baik.
3. Stakeholder Theory
Stakeholder theory merupakan teori yang paling tepat
2006 dalam Ulum,2007,h.12). Berdasarkan teori stakeholder,
manajemen organisasi diharapkan untuk melakukan aktivitas
dianggap penting oleh stakeholder mereka dan melaporkan kembali
aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder (Deegan, 2004 dalam
Ulum, 2007,h.12-13). Teori ini lebih menitik beratkan pada posisi para
stakeholder yang di pandang lebih memiliki pengaruh. Kelompok
inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi satu perusahaan untuk
mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi dalam
laporan keuangan (Afifah, 2013,h.12).
Teori ini menjelaskan bahwa stakeholder memiliki hak untuk
mengetahui setiap informasi yang telah disediakan oleh perusahaan.
Tentang bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi mereka,
bahkan ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi
tersebut juga saat mereka tidak dapat secara langsung memainkan
peran yang konstruktif dalam kelangsung hidup organisasi.
Teori stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh
melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini
menyatkana bahwa organisasi akan memilih secara sukarela
mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan sosial, dan
intelektual mereka untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau
yang diakui oleh stakeholder (Deegan, 2004 dalam Ulum, 2007,h.13).
Teori ini menunjukan bahwa, ada kewajiban yang harus
dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pemenuhan fasilitas bagi para
21
perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan
menyediakan informasi-informasi dari perusahaan, para stakeholder
akan mampu memberikan penilaiannya terhadap perusahaan tersebut,
dan penghargaan dari fasilitas yang disediakan tersebut akan berwujud
pada tingginya nilai perusahaan yang tercemin dari harga sahamnya.
Dalam konteks untuk menjelaskan konsep modal intelektual,
teori stakeholder dipandang sudut etika. Etika dalam hal ini berasumsi
bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara
adil oleh organisasi dan manajer harus mengelola organisasi untuk
keuntungan seluruh stakeholder. Ketika manajer mampu mengelola
organisasi secara baik, khususnya dalam upaya menciptakan nilai bagi
perusahaan, maka manajer telah memenuhi aspek etika dalam teori ini.
Penciptaan nilai dalam konteks ini adalah dengan
memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik
karyawan (human capital), aset fisik (physical capital) dan struktur
organisasi(structure capital). Pengelolaan yang baik pada ketiga
potensi tersebut akan menciptakaan value added bagi perusahaan yang
kemudian dapat mendorong kinerja keuangan dengan semakin
tingginya return yang dihasilkan oleh perusahaan. Tingginya return
akan dilihat oleh para stakeholder sehingga akan mendorong untuk
4. Modal Intelektual
a. Pengertian
Modal Intelektual memiliki berrbagai definisi yang
dikemukan oleh para ahli, antara lain :
1) Williams (2001 dalam Putra 2012,h.5) mendefinisikan
modal intelektual adalah informasi dan pengetahuan yang
diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai.
2) Stewart (1997,h.67) mendefinisikan intellectual capital
sebagai "packaged useful knowledge". Dia menyatakan
bahwa IC mencakup proses organisasi, teknologi, paten,
keterampilan karyawan, dan informasi tentang pelanggan,
pemasok, dan stakeholder.
3) Edvinsson dan Malone (1997,h.358) memperluas definisi
IC untuk "knowledge that can be coverted into value"
yang berarti pengetahuan yang dapat dikonversi menjadi
nilai.
4) Pramestiningrum (2014,h.23) mendefinisikan modal
intelektual sebagai aset yang tidak berwujud yang
merupakan sumber daya berisi pengetahuan, yang dapat
mempengaruhi kinerja suatu perusahaan baik dalam
pembuatan keputusan untuk saat ini maupun manfaat di
23
5) Diva dan Mitha (2014,h.235) mendefinisikan modal
intelektual merupakan akumulasi kinerja dari tiga
elemen utama perusahaan, yakni modal manusia, modal
organisasi dan modal pelnggan yang dapat memberikan
nilai lebih di masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini modal intelektual didefinisikan
sebagai kumpulan aset tak berwujud yang dimiliki oleh
perusahaan. Aset tak berwujud yang mampu menjaminkan
keberlangsungan hidup perusahaan dengan pengoptimalan dan
pengimplementasian modal intelektual ini secara baik. Dengan
pengoptimalan modal intelektual, perusahaan akan mampu
bersaing di tengah dinamika ekonomi global hari ini.
Modal intelektual memegang peran penting dalam
keberlangsungan hidup perusahaan, dikarenakan memiliki
proporsi yang cukup penting dalam penentuan keputusan.
Secara sederhana, modal intelektual dapat difahami sebagai
pengoptimalan sumber daya manusia yang ada di perusahaan
agar mampu memberikan inovasi terbaiknya dalam
meningkatkan nilai perusahaan.
b. Elemen-elemen Modal Intelektual
Ada tiga elemen pembentuk modal intelektual, antara lain :
1) Modal Organisasi / Organizational Capital / Structure Capital
Modal organisasi adalah infrastruktur pendukung dari
kinerja sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar, yaitu sistem
teknologi, sistem operasional perusahaan, paten, merk dagang,
budaya organisasi, filosofi manajemen kursus pelatihan dan
intellectual property yang dimiliki perusahaan, agar
kemampuan sumber daya manusia dalam perusahaan dapat
maksimal dalam menghasilkan modal intelektual.
Apabila sumber daya manusia dalam perusahaan
memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, namun tidak
didukung dengan sistem organisasi dan prosedur perusahaan
yang baik, maka modal intelektual tidak dapat mencapai
peningkatan pada kinerja dan potensi yang ada tidak dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
Bontis, et.al., mendefinisikan structural capital meliputi
seluruh non-human store houses of knowledge dalam
organisasi. Dalam hal ini termasuk adalah database,
organizational charts, process manuals, strategies, routines,
dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar
daripada nilai materialnya (Ulum, 2007,h.23).
2) Modal Manusia / Human Capital
Modal manusia adalah keahlian dan kompetensi yang
dimiliki karyawan dalam memproduksi barang dan jasa serta
kemampuannya untuk dapat berhubungan baik dengan
25
mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh sumber
daya manusianya dengan baik.
Modal manusia memiliki peranan yang sangat penting,
karena proses penciptaan modal pelanggan berada pada sumber
modal manusia yang berinteraksi dengan para pelanggan,
sedangkan modal organisasi berfungsi menyediakan
pengetahuan yang telah tersimpan untuk mendukung
penciptaan nilai bagi konsumen.
Modal manusia ini, merupakan modal yang paling
penting dalam modal intelektual. Hal ini dikarenakan modal
manusia adalah inti dali modal intelektual ini. Modal manusia
akan meningkat apabila perusahaan mampu menggunakan
pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.
Sumber daya manusia sangat memegang peran penting
dalam perusahaan karena merupakan subyek penyebab
keberlangsungannya perusahaan. Sumber daya manusialah
yang memiliki peran dalam pengambilan keputusan
berdasarkan kemampuan dan pembacaan yang dilakukannya
terhadap pasar.. Untuk itu modal manusia adalah yang paling
penting dalam perusahaan, juga dalam pemenuhan modal
intelektual secara utuh.
3) Modal Pelanggan / Relational Capital
Modal pelanggan merupakan hubungan baik antara
berkualitas, pelanggan yang loyal, pemerintah, dan masyarakat
di sekitar. Modal pelanggan dapat muncul dari berbagai bagian
di luar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi
perusahaan tersebut.
Modal pelanggan akan menunjukan seberapa baik
perusahaan dalam menjamu stakeholdernya. Modal pelanggan
akan meningkat jika perusahaan mampu, melayani atau
memenuhi keinginan para stakeholdernya. Dengan pelayanan
yang baik dan pemenuhan keinginan yang memuaskan, maka
modal pelanggan ini dapat memberikan nilai lebih bagi
perusahaan berupa citra baik di mata umum. Hal ini akan
menggerakan investor untuk berinvestasi pada perusahaan
tersebut dengan asumsi akan mendapatkan bagian keuntungan
dari perusahaan tas penghargaan yang sudah investor berikan
berupa peningkatan harga saham.
Ketiga elemen tersebut membentuk suatu modal
intelektual bagi perusahaan. Sehingga modal intelektual dapat
didefinisikan sebagai sumber daya pengetahuan dalam bentuk
karyawan, pelanggan, hubungan perusahaan dengan pihak luar,
dan teknologi yang digunakan perusahaan dalam proses
penciptaan nilai bagi perusahaan (Simanungkalit, 2015,h.26).
Modal manusia, modal organisasi dan modal pelanggan
elemen-elemen pembentuk modal intelektual, apabila tidak ada
27
modal intelektual. Ketiganya memiliki fungsi penting
berdasarkan cirinya masing-masing. Dengan pemaksimal
ketiga elemen tersebut oleh perusahaan, diindikasikan
perusahaan akan mampu meningkatkan nilai perusahaannya,
yang berarti akan meningkatkan harga saham perusahaan
tersebut. Tingginya harga saham, yang merupakan penghargaan
yang diberikan oleh investor menunjukan kinerja keuangan
yang baik bagi perusahaan.
c. Modal Intelektual Perspektif Islam
Modal intelektual secara sederhana dapat difahami sebagai
pengoptimalan sumber daya manusia yang ada di perusahaan agar
mampu memberikan inovasi terbaiknya dalam meningkatkan nilai
perusahaan. Jika kita menilik lebih dalam tentunya pngoptimalan
sumber daya manusia ini bermuara pada satu titik, yakni akal.
Bayi manusia lahir dengan keadaan lemah dan dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun yang kelak disusui ibu,
dirawat, dibesarkan, dan diberi pendidikan hingga menjadi kuat
dan cerdas (Margiono dkk, 2007,h.12). Kemudian, Allah
menurunkan QS. An-Nahl (16): 78 untuk memberitahukan kepada
manusia bahwa dalam dirinya terdapat potensi-potensi yang besar.
َجَو بًئْيَش ٌَىًَُهْعَت لا ْىُكِتبَهَّيُأ ٌِىُطُب ٍِْي ْىُكَجَرْخَأ ُهَّهناَو َربَصْبلأاَو َعًَّْسنا ُىُكَن َمَع
Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia dibekali alat
indera untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya, dalam artian digunakan
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam ayat ini juga
terdapat ajakan untuk mengembangkan potensi edukasi yang kita
miliki, dengan mengembangkan potensi-potensi yang kita miliki
maka kita akan lebih bersyukur kepada Allah dengan segala
kemurahan-Nya (Listia, blog Qur’an dan Hadits, 2013).
Ayat ini menurut Tafsir Al Maraghi mengandung
penjelasan bahwa setelah Allah melahirkan kamu dari perut ibumu,
maka Dia menjadikan kamu dapat mengetahui segala sesuatu yang
sebelumnya tidak kamu ketahui. Dia telah memberikan kepadamu
beberapa macam anugerah berikut ini :
1) Akal
Sebagai alat untuk memahami sesuatu,terutama dengan akal itu
kamu dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek,
antara yang lurus dan yang sesat, antara yang benar dan yang
salah.
2) Pendengaran
Sebagai alat untuk mendengarkan suara, terutama dengan
pendengaran itu kamu dapat memahami percakapan diantara
kamu.
3) Penglihatan
Sebagai alat untuk melihat segala sesuatu, terutama dengan
29
4) Perangkat hidup yang lain
Sehingga kamu dapat mengetahui jalan untuk mencari rizki dan
materi lainnya yang kamu butuhkan, bahkan kamu dapat pula
memilih mana yang terbaik bagi kamu dan meninggalkan mana
yang jelek.
Semua yang di anugerahkan oleh Allah kepadamu tiada
maksud lain kecuali supaya kamu bersyukur, artinya kamu
gunakan semua anugerah Allah tersebut diatas semata-mata untuk
mencapai tujuan hidup yang sebenarnya yaitu :
a. ٌَْىُغَتْبَيبًهْضَفٍِْيْىِهِبَر : mengekploitasi sebanyak-banyak
karunia Allah yang tersebar di seluruh belahan
bumi-Nya demi kemaslaahatan hidup umat manusia.
b. بًَاَىْضِرَو : dan meraih keridlaan-Nya, karena
dengan keridlaan-Nya itulah hidupmu menjadi semakin
bermartabat.
Begitulah selayaknya yang harus dilakukan oleh setiap manusia
sesuai tugas hidupnya sebagai hamba Allah dan khalifahnya di
muka bumi, dengan mengamalkan apa yang sudah diketahui untuk
kemashlahatan (dalam situs Cinta Ilmuku 1, 2013).
Allah menjadikan ayat ini sebagai contoh paparan
sederhana dari proses awal kehidupan manusia yang mampu
diketahuinya. Manusia memang mengetahui tahatpan-tahapan
pertumbuhan janin, tetapi hal itu adalah ghoib sejauh manusia
membuktikan suatu kuasa Allah dalam hal menghidupkan dan
mematikan makhluk. Tidak ada sesuatu yang sulit bagi Allah untuk
melakukan hal semacam itu.
Pendahuluan urutan kata pendengaran atas penglihatan
sungguh tepat karena berdasarkan ilmu kedokteran modern, indra
pendengaran memang berfungsi lebih dulu daripada indra
penglihatan. Adapun fungsi hati (dalam hal ini akal dan mata hati)
yang membedakan baik dan buruk berfungsi jauh sesudah kedua
indra tersebut. Ayat tersebut juga berisi alat-alat pokok guna
meraih pengetahuan. pada objek pengetahuan yang bersifat
material, manusia dapat menggunakan mata dan telinga. Adapun
untuk objek yang bersifat ilmu pengetahuan yang sifatnya
immaterial, manusia dapat menggunakan akal dan hainya.
Dalam konteks pemahaman tentang modal intelektual, di
dalam ayat ini menjelaskan akar pengetahuan yang dimiliki
manusia adalah akal dan indra-indra lainnya yang sudah
disebutkan. Hal ini menunjukan bahwa semua laku dan keputusan
yang diambil oleh amnesia berdasarkan akal. Ketika di kontekskan
kembali pada penerapan modal intelektual dalam perusahaan,
sangat menjelaskan bahwa keputasan yang diambil olah seorang
manajer dalam subuah perusahaan ataupun sumber daya didalam
perusahaan yang memegang kekuasaan berporos pada akal.
Dalam hal ini, akal tidak hanya dijelaskan dengan
31
dimiliki oleh sumber daya manusia di dalam perusahaan tersebut.
Dalam ayat juga dijelaskan bahwa, manusia dituntut untuk
menguak apa yang ada di bumi, sehingga dikatakan manusia
mampu membuka rahasia dunia. Hal ini memiliki arti bahwa,
dengan akalnya manusia dituntut untuk banyak mengetahui dan
belajar lebih dalam dari apa yang diketahuinya. Dihubungkan
dengan dinamika perusahaan, sumber daya manusia yang ada pada
perusahaan, harus mampu memaksimalkan kapasitas yang
dimilikinya untuk kemajuan perusahaan agar sebuah perusahaan
dapat berjalan terus menumbus persaingan yang dihadapi hari ini.
Dalam modal intelektual yang menjadi inti adalah modal
manusia, dikarenakan manusia merupakan subyek yang melakukan
berbagai kegiatan dan yang memegang kendali keputusan. Dua
komponen lainnya yakni modal organisasi dan modal pelanggan
merupakan kompenen yang penting juga dalam modal intelektual,
hanya saja modal manusia memiliki porsi lebih besar karena lebih
maksimal bertindak sebagai subyek yang menggerakan modal
organisasi dan modal pelanggan juga. Modal organisasi yang
meruapakan formula-formula yang tepat diimplementasikan dalam
perusahaan agar perusahaan bisa berlangsung secara baik dalam
pengerjaan internalnya dan modal pelanggan yang merupakan
hubungan dengan para stakeholder atau dengan kata lain bertugas
memelihara hubungan baik antara perusahaan dan stakeholder
5. Value Added Intellectual Coefficients (VAIC)
Metode VAIC dikembangkan oleh Pulic, didesain untuk
menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset
berwujud (tangible assets) dan aset tidak berwujud (intangible assets)
yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan
perusahaan untuk menciptakan Value Added (VA).
Pulic menjelaskan bahwa Value Added (VA) adalah indikator
paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan
kemampuan perusahaan dalm penciptaan nilai (value creation). Value
Added (VA) dihitung sebagai selisih antara output dan input (Ulum,
dalam situs Intellectual Capital Corner, 2010)
Metode VAIC mengukur efisiensi dari tiga jenis input yang
dimiliki oleh perusahaan, antara lain,h. VACA (value added capital
employed), VAHU (value added human capital), dan STVA
(structural capital value added). Berikut dijelaskan masing-masing
input :
1) Value Added Capital Employed (VACA)
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan
oleh satu unit dari physical capital atau capital employed
(CE). VACA merupakan rasio dari VA terhadap CE. Rasio
ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari
CE terhadap VA organisasi/ perusahaan. Capital Employed
(CE) merupakan total dana yang tersedia pada perusahaan.
33
ekuitas dan laba yang didapatkan perusahaan. Kedua data ini
terdapat di laporan keuangan.
Pulic mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE
menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan
yang lain, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan telah
memanfaatkan CE sebagai bagian dari intellectual capital
yang lebih baik. Kemampuan perusahaan dalam mengelola
sumber daya berupa capital asset yang jika dikelola dengan
baik dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
2) Value Added Human Capital (VAHU)
VAHU adalah indikator efisiensi nilai tambah modal
manusia. VAHU merupakan rasio dari Value Added (VA)
terhadap Human Capital (HC). Hubungan ini
mengindikasikan kemampuan tenaga kerja untuk
menghasilkan nilai bagi perusahaan dari dana yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Rasio ini
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah
yang diinvestasikan dalam human capital (HC) terhadap
value added organisasi.
Modal intelektual seperti yang sudah di jelaskan
merupakan aset tak berwujud. Aset tak berwujud ini
membutuhkan alat untuk menunjukan kontribusinya secara
diukur dengan gaji yang diberikan oleh perusahaan.
Semakin baik kontribusi yang diberikan oleh para tenaga
kerja perusahaan, maka perusahaan akan memberikan nilai
yang tinggi pula sebagai harga kontribusi itu.
Pulic menjadikan tenaga kerja sebagai entitas
penciptaan nilai (value creating entity). Hasilnya adalah
bahwa VA menghasilkan the new created wealth of a
period. Hubungan antara VA dan HC menunjukkan bahwa
kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai di dalam
perusahaan. Semakin banyak value added dihasilkan dari
setiap rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan
menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola sumber
daya manusia secara maksimal sehingga menghasilkan
tenaga kerja berkualitas yang pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Sumber daya manusia merupakan asset strategic
perusahaan yang dapat meningkatkan kualitas perusahaan.
Modal manusia mencerminkan kemampuan kolektif
perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki orang-orang dalam perusahaan
tersebut.
3) Structure Capital Value Added (STVA)
STVA merupakan indicator pengukuran organisasi.
35
dalam penciptaan nilai. STVA merupakan rasio dari SC
terhadap VA. Dalam rumus ini, SC dihasilkan dari
pengurangan value added dan human capital. Rasio STVA
mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan
1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
Structural Capital adalah kemampuan perusahaan
dalam memenuhi proses produksi perusahaan dan
strukturnya yang mendukung karyawannya untuk
menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja
bisnis secara keseluruhan. Misalnya: sistem operasional
perusahaan, proses manufacturing, budaya organisasi,
filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property
yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan.
6. Keunggulan VAIC
Keunggulan metode Pulic adalah kemudahan dalam perolehan
data yang digunakan dalam penelitian. VAIC dianggap sebagai
indikator yang cocok untuk mengukur modal intelektual pada riset
empiris. VAIC menyediakan dasar ukuran yang standar dan
konsisten, angka-angka keuangan standar yang terdapat dalam laporan
keuangan perusahaan, sehingga memungkinkan akan lebih efektif
melakukan analisis komparatif internasional menggunakan ukuran
sampel yang besar di berbagai sektor industri. Semua data yang
telah diaudit, sehingga perhitungan dapat dianggap obyektif dan dapat
diverifikasi (Pulic, 2000,h.705).
VAIC adalah sebuah prosedur analitis yang dirancang untuk
memungkinkan manajemen, pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain yang terkait untuk secara efektif memonitor dan
mengevaluasi efisiensi nilai tambah atau Value Added (VA) dengan
total sumber daya perusahaan dan masing-masing komponen sumber
daya utama.
7. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan memiliki definisi yang beragam, antara lain :
a. Suad (2008,h.7) mendefinisikan nilai perusahaan merupakan harga
yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan itu di
jual. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada
pemegang saham apabila harga saham meningkat.
b. Retno dan Priantinah (2012,h.86) mendefinisikan nilai perusahaan
adalah nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi pemegang
saham yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya.
c. Keown (2004,h.470) mendefinisikan bahwa nilai perusahaan
merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas
perusahaan yang beredar. Nilai perusahaan merupakan persepsi
investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering
dikaitkan dengan harga saham.
Dari definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa nilai
37
nilai bukunya. Yang dimana, rasio tersebut dapat menunjukan baik
tidaknya kinerja perusahaan. Nilai perusahaan tercermin dari harga
sahamnya, semakin tinggi harga saham, itu menunjukan bahwa
investor menaruh kepercayaan kepada perusahaan bahwa perusahaan
tersebut mampu mengelola kekayaan yang dimilikinya. Nilai
perusahaan yang baik dapat menggambarkan kinerja perusahaan yang
meningkat (Bukit, 2012,h. 207).
Tujuan jangka panjang perusahaan adalah mengoptimalkan
nilai perusahaan (Sunarsih dan Mendra, 2011,h.3), melalui
peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham
perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran
pemegang saham apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin
tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula kemakmuran
pemegang saham.
8. Harga
a. Definisi harga menurut para ahli :
1) Kotler (2002,h.518) bahwa harga ada di sekeliling kita.Anda
membayar sewa untuk apartemen, uang kuliah dan uang jasa
untuk dokter atau dokter gigi. Perusahaan penerbangan, kereta
api, taxi dan bisa mengenakan ongkos perusahaan pelayanan
iimum mengenakan tarif; dan bank mengenakan bunga atas
uang yang anda pinjam.
2) Basu Swastha (1998,h.24) pengertian harga adalah jumlah uang