Tugas Makalah IKD IV
Konsep Istirahat dan Tidur
Dosen :
Ira Suarilah, S.Kp., M.Sc. A3/A15
Nama Anggota Kelompok 2 :
1. Lailatur Rokhmah 131511133077
2. Nurfa Dwiki Fitriana 131511133079
3. Meilia Dwi Cahyani 131511133083
4. Homsiyah 131511133084
5. Alex Susanto 131511133095
6. Fida Asyariha Auniaisma Suparwito 131511133132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERs
BAB 2 Konsep istirahat dan tidur ………..………..……….…...……...4
2.1 Definisi Istirahat dan Tidur ………..…….…….………4
2.2 Fungsi Istirahat dan Tidur ………..………..………….….6
2.3 Mekanisme Tidur ………...……….……….…..7
2.4 Tahap-Tahap Tidur ………...……..……….13
2.5 Kebutuhan Istirahat-Tidur Berdasarkan Usia ..…….………...18
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Istirahat-Tidur...23
2.7 Masalah yang Seringkali Ditemukan Akibat Kurangnya Pemenuhan Kebutuhan Istirahat - Tidur ……….28
BAB 3 Penutup ………42
3.1Kesimpulan………....42
3.2 Saran ………...……….43 Daftar Pustaka
Gambar 2.1 Bagian otak yang bertanggung jawab dalam bangun dan tidur...……8
Gambar 2.2 : Bagan mekanisme tidur……….………9
Gambar 2.3 : Tahap siklus tidur……….13
Gambar 2.4 : waktu yang dihabiskan dalam REM dan non-REM tahap dari tidur……….….…..18
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar mahluk hidup.
Manusia melakukan bermaca-macam aktifitas dalam kehidupan sehari-hari.
Bekerja, belajar, berjalan, dan aktifitas lain yang dilakukan manusia dapat
mengurangi kondisi tubuh individu tersebut yang berakibat menjadi lelah,
lesu, dan letih. Oleh karena itu, istirahat dan tidur dibutuhkan setiap manusia
untuk mengembalikan kondisi tubuh menjadi lebih bugar. Istirahat dan tidur
yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi
yang baik dan olahraga yang cukup (Fundamental Keperawatan, 1997).
Tidur merupakan berkurangnya keadaan individu terhadap persepsi dan
rekasi terhadap lingkungan. Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang
perubahan proses fisiologi dalam tubuh; dan berkurangnya respon individu
terhadap rangsangan luar (Fundamental of Nursing, 2012).
Kebutuhan istirahat dan tidur setiap individu berbeda-beda dan
dikelompokkan berdasarkan umur. Sangat penting bagi manusia memenuhi
kebutuhan tidur dengan baik. Suatu teori fungsi tidur adalah berhubungan
dengan penyembuhan (Evans dan French, 1995). Istirahat dan tidur tidak
hanya untuk pemulihan fungsi psikologi, namun juga fungsi fisiologi, dimana
keadaan tidur meruapakan waktu yang tepat untuk perbaikan sel yang rusak
(Robinson, Weitzel & Henderson 2005).
Dalam kehidupan, kita sering menemukan kasus masalah tidur pada
manusia seperti, susah tidur, terbangun ditengah malam, tubuh tidak bugar
setelah tidur, dan sebagainya. Makalah ini dibuat untuk membahas konsep
istirahat dan tidur yang didalamnya terdapat pengertian, fungsi, mekanisme,
tahap-tahap, kebutuhan istirahat-tidur berdasarkan usia, faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan istirahat-tidur, dan masalah yang seringkali
ditemukan dalam istirahat-tidur.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi istirahat dan tidur ?
2. Apakah fungsi istirahat dan tidur ?
3. Bagaimana mekanisme tidur ?
5. Bagaimana kebutuhan istirahat-tidur berdasarkan usia ?
6. Bagaiamana faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
istirahat-tidur ?
7. Apa masalah yang seringkali ditemukan pada pemenuhan kebutuhan
istirahat-tidur ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui definisi istirahat dan tidur.
2. Untuk mengetahui fungsi istirahat dan tidur.
3. Untuk mengetahui mekanisme tidur.
4. Untuk mengetahui tahap-tahap tidur.
5. Untuk mengetahui kebutuhan istirahat-tidur berdasarkan usia.
6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan istirahat-tidur.
7. Untuk mengetahui masalah yang seringkali ditemukan pada
pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur.
1.3.2 Tujuan Khusus
2. Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang konsep
istirahat-tidur dan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur.
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan mahasiswa kperawatan tentang konsep
istirahat dan tidur agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada
klien.
2. Menambah keterampilan mahasiswa dalam pembuatan makalah dan
kepercayaan diri dalam presentasi.
3. Membantu mahasiswa keperawatan dengan menjadikan makalah ini
sebagai referensi.
BAB 2
KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR
Istirahat dan tidur adalah komponen esensial dari kesehatan fisik,
mental dan penyimpanan energi. Semua individu membutuhkan periode
tertentu untuk tenang dan mengurangi aktivitas sehingga badan akan
mengembalikan energi dan membangun stamina. Kebutuhan istirahat dan tidur
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, level perkembangan, status kesehatan,
dan aktifitas.
Kata ‘istirahat’ mempunyai arti sangat luas, meliputi bersantai,
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta
melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan, atau
menjengkelkan.
Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat
beristirahat : 1)Merasa segala sesuatu berjalan normal; 2)Merasa diterima ;
3)Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung ; 4)Bebas dari perlukaan
dan ketidak nyamanan ; 5)Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas
yang berguna ; 6)Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila
membutuhkannya.
Istirahat mengacu pada kondisi dimana badan mengalami relaksasi dan
menjadikan kenyamanan antara mental fisik. Aktifitas selama istirahat bisa
diartikan dari berbaring sampai membaca buku. Secara umum, istirahat berarti
suatu keadaan tenang, rileks, santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari
perasaan gelisah.
Tidur mengacu pada kondisi dimana perubahan kesadaran ketika
individu mengalami aktivitas fisik minimal dan proses fisiologis tubuh
pada beberapa jam. Gangguan pada tidur akan menyebabkan stres bagi klien.
Sebagai fungsi mengembalikan energi yang hilang selama aktifitas, tidur
dibutuhkan untuk kebutuhan fisiologis . Hal ini penting untuk klien,
signifikasi mereka yang lain, tenaga kerja agar mereka mengerti tidur normal,
siklus tidur, dan bagaimana tidur bisa berpengaruh pada suasana hati dan baik
untuk proses penyembuhan. (NINDS, 2007)
Berikut beberapa pengertian tidur menurut para ahli :
1. Robinson, Weitzel & Henderson 2005,1Tidur adalah kebutuhan dasar
manusia dan merupakan proses biologis yang umum terjadi pada
semua orang karena tidur penting untuk kebutuhan fisiologis untuk
memperbaiki jaringan yang rusak selama tidur
2. Guyton & Hall, 1997 Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah
sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian
rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya
3. Menurut Potter & Perry, 2005 Tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.
Keadaan tidur normal biasanya fungsi saraf motorik juga saraf sensorik
untuk kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan sistem saraf pusat akan
diblokade, sehingga pada saat tidur cenderung tidak bergerak dan daya tanggap
pun berkurang.
Fase peralihan dari sadar ke tidur disebut sebagai pradormitium dan fase
peralihan dari tidur kembali ke sadar disebut sebagai postdormitium. Kebutuhan
tidur dan istirahat sama pentingnya dengan kebutuhan nutrisi dan olahraga yang
kegunaan tidur masih belum jelas, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga
keseimbangan mental, emosional dan kesehatan.
2.2 Fungsi istirahat dan tidur
“It goes without saying that sleep is important. We all know this from the
fact that, when deprived of sleep, we are strongly motivated to do it” (Richard H.
Hall, 1998). Kutipan diatas menjelaskan bahwa individu yang mengantuk, secara
reflex dia akan segera pergi untuk tidur. Manusia membutuhkan tidur untuk
mengatasi kelelahan, mengehamat energi, memulihan pikiran dan tubuh, dan
untuk menikmati kehidupan secara penuh. (Fundamental of Nursing, 2012)
Tidur berkontibrusi dalam pemulihan fisiologis dan psikologis. Perbaikan
terbaik pada jaringan yang rusak adalah waktu tidur (Robinson, Weitzel &
Henderson, 2005). Pada NREM terdapat perubahan fisiologi, seperti tekanan
darah menurun, denyut nadi berkurang, terjadi vasodilatasi, kerja jantung
menurun, otot skeletal relaksasi, metabolisme berkurang 10% sampai 30%,
pelepasan hormon tinggi, dan ICP (Intracranial Pressure) berkurang
(Fundamental of Nursing, 2012). Laju denyut jantung normal pada orang dewasa
sehat rata-rata 70 hingga 80 denyut per menit. Namun, selama tidur laju denyut
nadi turun hingga 60. Sehingga tidur yang nyenyak bermanfaat dalam
memelihara fungsi jantung. Perubahan fisiologi tersebut membuat pikiran dan
tubuh menjadi pulih kembali dari kelelahan akibat beraktivitas. Relaksasi otot
skeletal secara progresif dan tidak adanya kontraksi membuat tubuh menyimpan
energi selama tidur dan bangun dalam kondisi segar. Selama tidur NREM tahap
4, tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan
pembagian sel untuk pembaharuan jaringan seperti pada kulit, sumsum tulang,
mukosa lambung, atau otak terjadi selama istirahat dan tidur.
Tidur REM penting untuk pemulihan kognitif. Selama REM, otak bekerja
sangat aktif dan metabolisme otak bertambah 20% (Fundamental Of Nursing,
2012). Selama fase REM, jumlah acetycholine dan dopamine bertambah. Pada
REM juga disebut paradoxical sleep dimana EEG pada REM serupa ketika terjaga. Terjadi distinctive eye movements, dimana otot secara dramatis berkurang dan tidak ada refleks. Dalam fase ini, individu akan sulit untuk bangun secara
spontan, sekresi lambung bertambah, serta kerja jantung dan respirasi irregular.
Diperkirakan bagian otak yang berfungsi sebagai belajar, berpikir, dan
mengorganisisr informasi terangsang ketika REM.
Seseorang yang kehilangan tidur REM akan mengalami gangguan
psikologi, seperti depresi, lekas marah, bingung, tidak peduli, berhalusinasi,
ingatan lemah, dan paranoid (Lower, Bonsack & Guion, 2003).
2.3 Mekanisme Tidur
Keadaan tidur menyebabkan semua organ-organ tubuh mengalami
penurunan aktifitas, tetapi dalam keadaan tidur aktifitas otak masih tetap
aktif. Aktifitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak
yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region
Gambar 2.1 bagian otak yang bertanggung jawab dalam bangun dan tidur
Reticular Activating System (RAS) adalah sel yang terdapat pada batang otak bagian atas yang melepaskan katekolamin dan berfungsi menjaga
tubuh untuk tetap terjaga dan sadar. RAS menerima stimulus indera
pengelihatan, pendengaran, nyeri, sentuhan, dan suhu (Izac, 2006). RAS juga
dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Bila reticular activity system ini aktivitasnya meningkat maka orang tersebut dalam keadaan sadar dan terjaga, keadaan sadar neuron dalam
RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin bila aktivitas
reticular activity system menurun seseorang akan mengalami keadaan tidur.
Bulbar Synchronizing Region adalah sel yang terdapat pada batang otak yang melepaskan serum serotonin (Hidayat, 2008). Serotonin akan
menyebabkan seseorang tertidur. GABA (Gamma Aminobutyric Acid)
merupakan asam amino yang berfungsi sebagai neurotransmiter (penghantar
Gambar 2.2 : Bagan mekanisme tidur
Rasa kantuk berkaitan erat dengan hipotalamus dalam otak. Keadaan
badan segar dan normal, hipotalamus ini bekerja baik sehingga mampu
memberi respons normal terhadap perubahan tubuh maupun lingkungannya.
Setelah badan lelah usai bekerja keras seharian, ditambah jam rutin tidur serta
sesuatu yang bersifat menenangkan di sekelilingnya. Kemampuan hipotalamus
merespons berkurang sehingga menyebabkan seseorang mengantuk. Ketika
mencoba untuk tidur, menutup mata, mengambil posisi yang rileks, dan berada
pada ruang yang gelap, dan suhu yang nyaman. Menstimulasi reticular activating system (RAS) pada batang otak bagian atas mengalami penurunan. Kemudian bulbar synchronizing region (BSR) mengambi alih, menyebaban tidur (National Sleep Foundation,2006).
Seseeorang akan tetap terjaga atau tertidur tergantung pada
keseimbangan impuls yng diterima dari pusat yang lebih tinggi (missal
pikiran), reseptor sensori perifer (missal stimulus bunyi atau cahaya) dan
Berikut beberapa hal yang terjadi pada organ tubuh saat manusia
tidur seperti:
1. Otak
Meski tampak pasif, tidak aktif dan aktivitas otak turun sekitar 40%, tetapi
otak tetap sangat aktif selama tidur. Tidur malam yang khas terdiri dari
lima siklus tidur yang berbeda, masing-masing berlangsung sekitar 90
menit. Empat tahap pertama setiap siklus dianggap sebagai tidur tenang
atau non-rapid eye move-ment (NREM). Tahap terakhir disebut dengan
gerakan mata cepat atau rapid eye movement (REM). Selama tahap
pertama dari tidur ada gelombang otak undulations kecil. Selama tahap ke
2, gelombang ini diselingi dengan sinyal listrik yang disebut sleep
spindles, yaitu semburan kecil dari aktivitas yang berlangsung beberapa
detik dan membuat keadaan tenang. Tahap ke 3 terjadi gelombang lambat
yang besar, semakin besar dan lambat gelombang otak maka tidur akan
semakin dalam. Pada tahap ke 4, 50% gelombang otak melambat. Pada
titik ini, 40% aliran darah normal di otak dialihkan ke otot untuk
mengembalikan energi. Tidur REM adalah tingkat tertinggi aktivitas otak.
Tahap ini biasanya berhubungan dengan mimpi yang dipicu oleh pons,
yaitu bagian dari batang otak yang mengirimkan impuls saraf antara
sumsum tulang belakang dan otak.
Meski tertutup, pada saat tidur mata bisa tetap bergerak. Gerakan mata
tersebut menunjukkan perbedaan pada tahapan tidur, gerakan paling cepat
terjadi pada saat tidur REM (rapid eye movement).
3. Hormon
Selama terjaga, tubuh membakar oksigen dan makanan untuk
menyediakan energi. Kondisi ini disebut dengan tingkat katabolik yang
didominasi dengan rangsangan hormon adrenalin dan kortisteroid. Tetapi
saat tidur, sistem hormon akan berpindah pada tahap anabolik, yaitu
konversi energi untuk perbaikan dan pertumbuhan. Pada tahap ini tingkat
hormon adrenalin dan kortikosteroid turun dan tubuh mulai memproduksi
hormon pertumbuhan (human growth hormone atau HGH), melatonin,
juga hormon seks testosteron, hormon kesuburan, FSH
(follicle-stimulating hormone dan hormon LH (luteinizing hormone). HGH
mendorong pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan otot dan tulang
dengan memfasilitasi penggunaan asam amino. Sedangkan melatonin
adalah hormon yang diproduksi untuk membantu manusia untuk tidur.
Hormon ini disekresikan oleh kelenjar pineal jauh di dalam otak, ini
membantu tubuh mengontrol irama dan siklus tidur-bangun.
4. Sistem kekebalan
Terjadi peningkatan produksi sistem kekebalan tubuh dan protein tertentu
selama tidur, sebagai agen tertentu yang memerangi penyakit. Pembunuh
pembuluh darah saat tidur. Inilah yang menyebabkan tidur yang cukup
dapat membantu melawan infeksi.
5. Suhu tubuh
Pada malam hari, suhu tubuh bersamaan dengan adrenalin mulai turun.
Berkeringat mungkin terjadi sebagai usaha tubuh untuk mencoba
memerangi kehilangan panas.
6. Pernapasan
Ketika tertidur, otot tenggorokan akan rileks sehingga tenggorokan
semakin sempit setiap kali menghirup udara. Mendengkur terjadi ketika
tenggorokan menyempit dan bagian dari saluran udara bergetar.
7. Mulut
Air liur diperlukan untuk melumasi mulut dan untuk makan. Tapi selama
tidur, aliran saliva berkurang sehingga menyebabkan mulut kering di pagi
hari. Namun, mulut bisa sangat aktif selama tidur, yang menyebabkan
orang secara tidak sadar mengertakkan gigi pada saat tidur.
8. Otot
Meskipun orang dapat mengubah posisi tidur sekitar 35 kali semalam,
otot-otot tubuh tetap rileks. Hal ini memberikan kesempatan bagi jaringan
untuk diperbaiki dan dipulihkan.
Denyut jantung turun antara 10 dan 30 denyut per menit ketika tidur. Hal
ini menghasilkan penurunan tekanan darah, yang terjadi dalam tidur
nyenyak. Selama istirahat, darah mengalir dari otak, melemaskan arteri
dan membuat anggota tubuh yang lebih besar. Sel-sel dan jaringan yang
memecah untuk menghasilkan limbah beracun juga menjadi kurang aktif
saat tidur. Hal ini memberikan kesempatan untuk jaringan yang rusak
untuk dibangun kembali.
10. Sistem pencernaan
Selama tidur, kecepatan sistem pencernaan akan melambat. Untuk alasan
ini, makan larut malam tidak dianjurkan karena enzim dan asam lambung
yang berfungsi untuk mengubah makanan menjadi energi tidak aktif,
sehingga bisa menumpuk kalori dalam tubuh.
2.4 Tahap-Tahap Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan bawah sadar yang dapat dibangunkan
dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. Tidur
Gambar 2.3 : Tahap siklus tidur
Tidur dimulai dari yang ringan hingga yang dalam. Konsep tidur
terbagi menjadidua yaitu :
Tahap NREM : Non Rapid Eye Movement. Merupakan tidur gelombang rambat = gelombang otak sangat lambat.tahap ini terjadi bila
aktifitas stimuli pada otak mulai dihambat. Sekitar 75 – 80 persen tidur yang
dilakukan pada malam hari merupakan tidur NREM. Tidur NREM dibagi
menjadi empat tahapan, yakni:
1. Tahap 1 merupakan tidur yang paling mudah dibangunkan.
Merupakan langkah awal istirahat. Tahap ini berakhir dalam beberapa
menit saja.seseorang akan merasa nyaman pada tahap ini, bola mata
akan berputar dari samping-ke-samping, dan gerakan jantung serta
pernapasan mulai melambat (rileks). Apabila terbangun, maka tidak
akan merasa bahwa dirinya sedang tidur.
2. Tahap 2 merupakan awal tidur ringan dimana proses yang ada pada
diiringi dengan aktifitas tubuh yang semakin lambat (rileks, bukan
disorder). Tahap ini berakhir sekitar 10 – 15 menit saja tetapi
menyumbang 44 – 55 persen total tidur (IOM 2006, hal 44). Apabila
ingin membangunkan, butuh stimulus lebih dari tahap 1.
3. Tahap 3 dan 4 merupakan tahap paling dalam dari siklus tidur NREM,
perbedaannya hanya terdapat pada persentase gelombang delta padsa
otak selama 30 detik. Selama tahap ini, irama denyut jantung dan
pernapasan turun hingga 20 – 30 persen daripada saat melakukan
aktifitas normal. Sangat sulit dibangunkan. Keadaan tubuh sudah
sangat nyaman dan otot-otot dalam keadaan rileks sehingga sangat
sulit dibangunkan dengan rangsangan apapun. Tahap ini sangat
optimal dalam pengembalian energi setelah beraktifitas dan berguna
untuk pelepasan hormon pertumbuhan.
Tahap REM : Rapid Eye Movement. Pergerakan bola mata yang sangat cepat walaupun mata dalam keadaan terpejam. Tidur REM seringkali terulang
kembali setiap 90 menit dan berakhir dalam 5 sampai 30 menit. Mimpi banyak
bermunculan pada tahap ini. Selama tidur REM, otak dalam keadaan aktif dan
metabolismenya meningkat sekitar 20 persen. Hormon-hormon seperti
asetilkolin mulai disekresikan dan terus meningkat selama tidur REM.
Sebagian masa tidur terdiri dari gelombang lambat yang
bervariasi.merupakan tahap ketenangan setelah seharian beraktifitas serta
adaptasi menuju fase tidur yang lebih dalam. Pada fase REM, timbul secara
seseorang sudah tidak mengalami ketenangan dalam tidurnya, karena
dipengaruhi mimpi.
Tidur gelombang rambat sering disebut sebagai tidur tanpa mimpi.
Akan tetapi, mimpi sering muncul pada tahap ini. Bahkan mimpi buruk juga
sering muncul. Perbedaan paling mendasar terhadap mimpi pada kedua tahap
terbut adalah bahwa mimpi pada tahap gelombang rambat sukar untuk diingat
kembali. Berbeda dengan saat tidur REM yang memiliki konsolidasi antara
mimpi dengan daya ingat.
Tidur REM (Paradoksial, Desinkronisasi)Sepanjang tidur malam yang
normal, tidur REM berlangsung selama 5 sampai 30 menit dan biasanya
muncul rata-rata setiap 90 menit, dimana tidur REM yang pertama terjadi
dalam waktu 80 sampai 100 menit sesudah orang itu tertidur. Bila seseorang
sangat mengantuk, setiap tidur REM berlangsung singkat dan bahkan mungkin
tidak ada. Sebaliknya, karena orang menjadi semakin lebih nyenyak dalam
tidurnya, maka tidur REM juga semakin meningkat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tidur REM:
1. Tidur REM biasanya berhubungan dengan mimpi yang aktif.
2. Pada tahap tidur REM biasanya orang lebih sukar dibangunkan
daripada waktu tahap tidur gelombang lambat, walaupun telah diberi
rangsangan sensorik, dan ternyata orang-orang terbangun di pagi hari
sewaktu episode tidur REM, dan bukan pada waktu tidur gelombang
rambat.
3. Tonus otot diseluruh tubuh sangat berkurang, dan ini menunjukkan
adanya hambatan yang kuat pada serat-serat proyeksi spinal dari area
4. Frekuensi denyut jantung dan pernapasan biasanya menjadi iregular,
dan ini merupakan sifat dari keadaan tidur dengan mimpi.
5. Walaupun ada hambatan yang sangat kuat pada otot-otot perifer, masih
timbul juga beberapa gerakan otot yang tidak teratur. Keadaan ini
khususnya mencakup pergerakan cepat dari mata.
6. Pada tidur REM, otak menjadi sangat aktif, dan metabolisme di
seluruh otak meningkat sebanyak 20 persen. Juga, pada eeg terlihat
pola gelombang otak yang serupa dengan yang terjadi selama keadaan
siaga. Tipe ini disebut tidur paradoksial karena hal ini bersifat
paradoks, yakni seseorang dapat tetap tidur walaupun otaknya dalam
keadaan siaga.
Semua tidur melewati siklus tidur yang terdiri dari tidur NREM dan
REM secara lengkap. Apabila seseorang tidak melewati salah satu tahap saja,
maka dapat diindikasikan mengalami gangguan tidur.
Selama siklus tidur, seseorang pada umumnya melewati tahap tidur
NREM dan REM, siklus yang penuh pada umumnya berlangsung selama 90
hingga 110 menit pada orang dewasa. Pada tahap siklus tidur yang pertama,
seseorang biasanya telah melewati semua tiga tahap NREM yang pertama
dengan total waktu 20-30 menit. Setelah tahap NREM yang ke 4, siklus tidur
melewati tahap 3 dan 2 dengan waktu mencapai 20 menit. Setelah itu tahap
REM yang pertama terjadi, berlangsung sekitar 10 menit, melengkapi siklus
tidur yang pertama. Ini bukan sesuatu yang luar biasa untuk tahap REM
pertama yang singkat dan tidak jarang untuk terlewati. Kondisi kesehatan
Seseorang yang tidur dan terbangun pada keadaan tahap apapun harus
memulai tahap baru yakni tidur tahap NREM 1 dan melalui semua proses
hingga mencapai tidur tahap REM.
Gambar 2.4 : waktu yang dihabiskan dalam REM dan non-REM tahap dari tidur
2.5 Kebutuhan Istirahat-Tidur Berdasarkan Usia 1. Newborns
Bayi baru lahir (lahir-2 bulan) tidur selama 16 sampai 18 jam per hari
dengan waktu yang tidak menentu dan 1 sampai 3 jam digunakan untuk
bangun.
Siklus tidur pada bayi terjadi selama 50 menit.Bayi sama seperti manusia
dewasa, memiliki beberapa langkah tidur yang menghabiskan 50% waktunya
untuk setiap fase tersebut.
Cara yang terbaik menempatkan bayi ke dalam boxnya adalah ketika bayi
dalam keadaan mengantuk, dan bukan tertidur. Mengurangi jam tidur bayi
dapat didukung dengan mengekspos cahaya dan bermain dengannya selama
pagi hari daripada sore hari dimana lingkungan akan sedikit terekspos cahya
dan tidak banyak terdapat aktivitas (National Sleep Foundation n.d.d). 2. Infants
Pada awal masa infants (2 bulan-1 tahun), bayi akan bangun setiap 3 atau
berangsur-angsur bertambah selama 1 bulan awal. Setelah 6 bulan, infants
akan tidur tanpa terbangun (dari malam sampai jam 5 pagi) dan mulai
menetapkan pola tidur siang. Pada akhir 1 tahunnya, infants biasanya tidur
siang selama 2 kali per hari dan harus mendapatkan tidur selama 14 sampai 15
jam per harinya.
Diperkirakan, setengah dari waktu tidurnya infants dihabiskan dalam fase
light sleep. Selama light sleep, infants akan menampakkan beberapa gerakan,
seperti pergerakan, mendeguk, dan batuk. Para orang tua harus tahu dengan
pasti apakah infants sudah bangun dari tidurnya sebelum memberikan makan
dan mengganti popok. Meletakkan infants ketika mengantuk, bukan tertidur
akan membantu dia menjadi self-soothers. Yang artinya ketika bayi sudah
tidur pulas, dan tiba-tiba bangun, dia dapat tidur kembali dengan sendirinya.
Infants yang terbiasa dengan kedatangan orang tua pada jam tidur, akan
menjadi “signalers” , menangis agar orang tuanya datang untuk membantu dia
kembali tidur di malam hari (National Sleep Foundation n.d.a). 3 Toddlers
Rekomendasi jam tidur yang diperlukan oleh anak usia 1 sampai 3 tahun
adalah 12 sampai 14 jam dan kebanyakan masih membutuhkan waktu untuk
tidur siang. Namun jam tidur untuk pagi hari akan berangsur-angsur
berkurang. Toddlers akan menunjukkan sikap perlawanan untuk pergi tidur
dan kemungkinan bangun di tengah malam. Mimpi buruk dan ketakutan di
mala hari akan sering terjadi. Benda seperti bantal akan membantu keadaan
tersebut. Orang tua harus memastikan, jika akan memiliki cukup perhatian
dari mereka, memelihara schedule tidur mereka, dan konsisten terhadap
Anak-anak prasekolah, umur 3 samapai 5 tahun memerlukan waktu tidur
selama 11 sampai 13 jam per malam nya. Banyak anak-anak pada umur ini
tidak suka tidur dan melawan dengan meminta cerita, game, dan program
telivi. Pada umur 4 sampai 5 tahun akan mengalami kelelahan dan lekas marah
jika kurang tidur.
Sehingga, peran orang tua dalam hal ini adalah dengan tetap memelihara
jam waktu tidur anak. Selain itu, melakukan rutin relaks di kamar tidur anak
juga akan membantu. Anak-anak pada umur ini juga akan bangun pada tengah
malam dan akan takut pada gelap atau mimpi buruk. Mengurangi kegiatan TV
akan mengurangi jumlah mimpi buruk pada anak. 5 School Age Children
Pada masa ini, anak berumur 5 sampai 12 tahun dan membutuhkan 10
sampai 11 jam untuk tidur. Namun kebanyakan akan kurang karena
bertambahnya tuntuta, seperti PR, kegiatan sosial, dan olahraga. Mereka juga
menghabiskan waktuny pada computer dan melihat televise. Kemungkinan
juga, beberapa anak akan minum minuman berkafein. Semua kegiatan tersebut
mengakibatkan anak susah untuk tidur. Dalam hal ini tugas perawat untuk
memberikan edukasi tentang kebiasaan tidur yang baik. Memelihara rutinitas
jam tidur anak tetap dilanjutkan. 6 Adolescents
Pada usia 12 sampai 18 memerlukan 9 sampai 10 jam tidur, meskipun
dikenyataan sedikit yang jam tidurnya tercukupi (IOM 2006, p.56).
Berdasarkan The Foundation’s 2006 Sleep in America menemukan bahwa
remaja sering mengantuk pada waktu dan tempat yang tidak tepat, seperti
disekolah, dijalan, dll. Hal ini akan mengakibatkan nilainya jelek, moody
Dalam hal ini, peran perawat sangat penting untuk mengedukasi orang tua
tentang mengenali tanda-tanda yang mengindikasi anaknya kurang tidur. Berdasarkan penelitian tahun 1990s, menemukan bahwa pola tidur pada
adolescents ditentukan secara biologi; remaja secara alami cenderung tetap
bangun di malam hari dan bangun telat di pagi hari (National Sleep
Foundation n.d.a).
Selama adolescents, laki-laki akan mulai mengalami nocturnal emissions
(orgasm dan pengeluaran semen ketika tidur), yang diketahui sebagai mimpi
basah, beberapa kali setiap bulannya. Laki-laki harus menginformasikan hal
tersebut kepada orang tuanya. 7 Adults
Untuk kesehatan orang dewasa, dibutuhkan 7 sampai 9 jam waktunya
untuk tidur (National Sleep Foundation n.d.b). Namun, ditemukan pada
individu lain yang memiliki waktu 6 jam tidur dengan kondisi sehata serta ada
pula yang membutuhkan waktu 10 jam untuk mengoptimalkan kesehatannya.
Ciri-ciri pada orang dewasa yang kurang tidur akan mengantuk atau tertidur
selama melakukan kegiatan yang tidak melelahkan, konsentrasi berkurang,
cepat marah kepada orang lain, dan susah dalam mengingat informasi.
Pekerjaan dan tugas yang banyak, kehamilan, bayi, dan menjaga individu
yang sedang sakit akan mengurangi jam tidur orang dewasa.
Perawat harus mendiskusikan dengan orang dewasa mengenai pentingnya
kecukupan tidur dan memberikan beberapa tip untuk bangun dengan segar. 8 Older Adults
Older adults, umur 65 sampai 75 tahun biasanya bangun 1,3 jam lebih
awal dan pergi tidur lebih dulu 1 jam daripada dewasa muda (umur 20 sampai
30). Pada masa ini, gangguan tidur akan bertambah yang mengakibatkan
mengalami susah tidur, kebutuhan jam tidur tidak berkurang dengan
bertambahnya umur (IOM 2006, pp. 57-59).
Pfiser Australia (2006) melaporkan pola tidur pada umur ini. Dikatakan
bahwa pada umur ini jumlah waktu tidur berkurang. Dilaporkan juga, sering
terbangun dari tidurnya (3 sampai 5 kali setiap malam) yang mengakibatkan
individu sering meminum obat tidur. Di Amerika, menemukan bahwa individu
yang memiliki kondisi sehat, akan lebih mudah untuk tidur. Sebaliknya, jika
individu yang memiliki kondisi kurang sehat, akan mengalami susah tidur
(National Sleep Foundation n.d.c). Individu yang memiliki kondisi kurang
sehat dan masalah susah tidur, harusnya dikonsultasikan dengan dokter.
Sangat penting bagi perawat untuk mengedukasi hubungan antara tidurr,
kesehatan, dan menjadi tua.
Klien dengan kondisi sakit jiwa, kemungkinan akan mengalami sundown syndrome. Meskipun secara langsung tidak mengalami gangguan tidur, tetapi hal ini akan mengarah pada gejala, seperti pergolakan, gelisah, serangan, dan
kadang berhalusinasi yang terjadi ketika sore hari. Gejala tersebut akan terjadi
selama malam dan berakhir menjadi gangguan tidur.
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur
Kebutuhan tidur setiap manusia memiliki perbedaan masing-masing.
Ada yang kebutuhan tidurnya terpenuhi sepenuhnya dan ada pula yang
mengalamai gangguan dalam istirahat tidurnya. Hal-hal berikut ini yang dapat
mempengaruhi istirahat tidur setiap manusia, antara lain:
Seseorang yang memiliki status kesehatan yang baik akan mengalami
kebutuhan tidur yang baik pula, begitu pula sebaliknya bagi seseorang
yang memiliki status kesehatan yang kurang akan mengalami kurang tidur.
Seperti ketika seseorang memiliki sakit maag dan kambuh disaat malam
hari maka tidurnya akan sangat terganggu sehingga tidurnya tidak lelapdan
mengakibatkan keesokan harinya menjadi lemas karena kurangnya waktu
tidur yang dimiliki pada malam harinya. 2. Lingkungan
Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada
kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik adalah
esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan, dan posisi tempat tidur
mempengaruhi kualitas tidur. Tempat tidur rumah sakit seringkali lebih keras
daripada di rumah. Jika seseorang biasanya tidur dengan individu lain, maka
tidur sendiri menyebabkan ia terjaga. Sebaliknya, tidur tanpa ketenangan atau
teman tidur yang mengorok juga mengganggu tidur.
Suara juga mempengaruhi tidur. Presentase seseorang bisa terbangun
dari tidurnya sebesar 5% pada tingkat intensitas suara 40dB dan meningkat
sampai 30% pada tingkat 70 dB. Pada tingkat intensitas 100 dB sampai 120
dB, hamper setiap orang akan terbangun dari tidurnya (Jain,1981).
Beberapa orang membutuhkan ketenangan untuk tidur, sementara yang
lain lebih menyukai suara sebagai latar belakang seperti musik lembut atau
televisi. Di rumah sakit dan fasilitas rawat inap lainnya, suara menciptakan
klien menjadi terbangun. Masalah ini adalah masalah terbesar pada malam
pertama hospitalisasi, ketika klien sering mengalami peningkatan total waktu
terjaga, peningkatan terjaga, dan penurunan tidur REM dan total waktu tidur
Tingkat cahaya dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur.
Beberapa klien menyukai ruangan yang gelap, sementara yang lain seperti
anak-anak atau lansia, menyukai cahaya remang yang tetap menyala selama
tidur. Klien juga mungkin bermasalah tidur karena suhu ruangan. Ruangan
yang terlalu hangat atau terlalu dingin seringkali menyebabkan klien gelisah. 3. Stres psikologis
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga menganggu tidurnya. Kecemasan tentang masalah pribadi atau
situasi dapat menganggu tidur. Stres emosional menyebabkan seseorang
menjadi tegang dan seringkali mengarah ke frustasi apabila tidak tidur. Stres
juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk tertidur , sering
terbangun selama siklus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut
dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk. 4. Makanan
Makanan yang kita makan juga dapat mempengaruhi tidur kita. Zat yang
terdalam makanan tersebut yang dapat menimbulkan tubuh kita terjaga atau
tidur. Berikut beberapa makanan yang dapat mempengaruhi tidur –bangun :
a. Susu
Susu adalah salah satu sumber terbaik tryptophan, sejenis asam amino yang juga terdapat di pisang, daging unggas dan kacang. Asam
amino tersebut akan diubah tubuh menjadi dua jenis hormon yang
otot menjadi lebih rileks dan memperlambat respons. Perlambatan respons
dan otot yang rileks ini memicu rasa kantuk dan ingin tidur. Selain itu susu
hangat juga bisa menenangkan perut. Ketika susu hangat diminum
seseorang maka akan menciptakan rasa lega dan mengurangi rasa tidak
nyaman di perut atau lambung. Hal ini sama halnya dengan bayi yang bisa
tertidur pulas ketika selesai menyusui. (Bararah, 2011)
b. Keju dan Yoghurt
Keju merupakan makanan olahan dari susu. Sebab, makanan olahan susu seperti keju maupun yoghurt mengandung senyawa kimia bernama tripofan serta nutrisi yang tinggi yang dapat membantu mengurangi stres sehingga otak akan lebih merasa rileks sehingga membuat penikmatnya menjadi lebih cepat mengantuk.
c. Pisang
Buah ini merupakan penyuplai potasium dan magnesium yang
sangat berguna untuk mendapatkan kualitas tidur terbaik. Dua kandungan
zat yang terdapat dalam pisang membantu merilekskan otot tubuh
(Nilawaty, 2011).
Makanan yang menyebabkan insomnia :
a. Minuman berkafein
Minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, soda, dan
cokelat bisa menyebabkan gangguan pada tidur. Kafein bisa menstimulasi
pergerakan saraf sehingga menimbulkan peningkatan energi ekstra. Jika
Anda perlu mengonsumsi kafein, pastikan Anda melakukannya maksimal
b. Makanan berlemak tinggi
Makanan berlemak tinggi akan membuat pencernaan Anda bekerja
ekstra sebelum tidur. Jika Anda memaksakan diri untuk tidur setelah
makan makanan ini, maka akan terjadi peningkatan risiko heartburn, yaitu
asam lambung yang naik kembali ke kerongkongan.
c. Alkohol
Orang mabuk karena pengaruh alkohol biasanya langsung terbaring
lemas dan tidur , namun fungsi tidur disini sebenarnya tidak didapatkan secara
alami. Timbulnya rasa ngantuk dan hilang kesadaran mungkin karena
pengaruh zat yang ada dalam alkohol jadi merangsang penuh otak untuk tidur
padahal bagian tubuh lainnya masih memerlukan refleksi yang seimbang
dengan otak sehingga ketika bangun di pagi harinya justru tubuh akan terasa
lemas dan akan memerlukan istirahat yang lebih untuk memulihkan energi
kembali. 5. Gaya hidup
Rutinitas keseharian setiap orang dapat mempengaruhi pola
tidur.contoh seorang individu yang memiliki kerja yang terus menurus setiap
hari dan shift malan sering mengalami kesulitanmenyesuaikan untuk
mengubah jadwal tidur. Gaya hidup dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
tidur. Kelelahan juga akan mengakibatkan pola tidur seseorang menjadi
terganggu.
Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur. Individu yang
bekerja bergantian berputar (mis. 2 minggu siang oleh 1 minggu malam)
seringkali mempunyai kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur.
berat yang tidak biasanya, terlibat dalam aktivitas sosial pada larut malam, dan
perubahan waktu makan malam. 6. Obat-obatan dan zat kimia
Mengantuk adalah efek samping medikasi yang umum. Obat tidur
yang diresepkan seringkali memberi banyak dampak negatif pada tubuh
apabila dikonsumsi dalam jangka panjang. Dampak negatif dari obat tidur
adalah ketergantungan pada tubuh bahkan sampai menyebabkan kematian,
karena orang yang mengkonsumsi obat tidur 18 sampai 120an dalam satu taun
akan mengalami resiko kematian sampai 5 kali lipat. Orang dewasa muda dan
dewasa tengah sering mengalami ketergantungan pada obat tidur untuk
mengatasi stressor gaya hidupnya. Lansia seringkali menggunakan variasi
obat untuk mengontrol atau mengatasi penyakit kroniknya, dan efek
kombinasi dari beberapa obat yang dapat menggangu tidur secara serius.
Medication and other substances
Effect
Hypnotics Membuat tidur lebih dalam
Meningkatkan kualitas tidur tetapi hanya bersifat sementara
Menyebabkan pusing saat bangun tidur Diuretic Penyebab nocturia (buang air kecil yang luar biasa sering di malam hari) Antidepressants
dan stimulant
Mengganggu tidur
Benzodiazepines Memiliki efek susah tidur Narcotics
(opiates)
Menahan tidur
Jika dikonsumsi dengan jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan insomnia
Tabel 1. Akibat obat-obatin dan senyawa kimia yang lain terhadap tidur 2.7 Masalah yang seringkali ditemukan akibat kurangnya pemenuhan
kebutuhan istirahat-tidur
Kekurangan tidur NREM akan berakibat menurunnya aktivitas
sistem imun atau immunosuppresion yang berakibat daya tahan sakit
menurun, perbaikan jaringa menjadi lambat, kelelahan, dan rentan
terhadap infeksi (Lower, Bonsack & Guion, 2003). Masalah yang terjadi
saat tidur diantaranya adalah :
1. Sleep Apnea
Apnea adalah jeda nafas saat tidur. Apnea terjadi ketika saluran nafas tertutup sehingga tidak ada udara yang mencapai
paru-paru. Siklus sleep apnea dapat dijelaskan sebagai berikut Anda dapat tidur dengan tenang dan bernafas normal. Udara di saluran napas
mengalir dengan mudah ke paru-paru. Mendengkur keras. Ini adalah
tanda bahwa sebagian jalan napas Anda terblokir. Napas yang
terblokir sebagian berarti udara kesulitan masuk ke paru-paru.
Saluran napas Anda tertutup sepenuhnya. Tidak ada udara yang
mencapai paru-paru. Ini disebut apnea. Setelah jeda 10-30 detik atau lebih, otak menyadari jika belum bernapas, maka individu pun akan
terjaga tiba-tiba untuk mengambil napas kemudian mengambil napas
di udara dan mulai tidur lagi (Salma, 2010)
Penyebab terhalangnya sebagian atau seluruh saluran napas
menutupi saluran napas. Lidah atau jaringan lemak menutupi saluran
napas serta memiliki saluran napas sempit.
Gejala utama sleep apnea adalah sangat mengantuk sepanjang hari, tapi tidak tahu penyebabnya, mendengkur dan
berhenti bernapas sewaktu tidur, akibat sleep apnea.
Penyakit tidur ini dapat menimbulkan masalah kesehatan,
kecelakaan, dan kematian dini jika tidak segera diobati. Penderita
sleep apnea berisiko terkena penyakit kardiovaskuler. Gangguan pernapasan yang sering terjadi pada malam hari menciptakan
kekurangan oksigen yang dapat merusak otak, jantung dan organ
lainnya. Karena tidak cukup tidur, tubuh seringkali membutuhkan
karbohidrat ekstra. Penderita sleep apnea kemudian akan
banyak makan sehingga cenderung lebih gemuk. Kegemukan adalah
faktor risiko berbagai penyakit. Penderita sleep apnea merasa mengantuk, selalu lelah, sakit kepala, sulit berkonsentrasi dan
kehilangan memori di siang hari karena tubuh dan otak tidak cukup
tidur. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian mendadak karena
jantung tiba-tiba berhenti.
Sleep apnea tidak ada obatnya. Orang yang memiliki sleep apnea ringan dapat terbantu dengan menurunkan berat badan, perawatan gigi atau operasi amandel. Perawatan yang paling efektif
generator aliran udara. Dari mesin generator, udara dipompa melalui
hidung atau mulut untuk memastikan bahwa saluran napas selalu
terbuka sepanjang malam. Tidur dengan CPAP memang tidak
menyenangkan, namun itulah satu-satunya perawatan yang seringkali
dapat menyelamatkan nyawa.
2. Insomnia
Insomnia adalah kelainan dalam tidur berupa kesulitan tidur
atau tidak bisa tidur cukup lama sesuai. Insomnia dapat disebabkan
oleh psikis dan kondisi medis, kebiasaan tidur yang tidak sehat, zat
kimia khusus, dan atau factor biological tertentu. akhir- akhir ini
peneliti memulai memikirkan tentang insomnia sebagai masalah
pada otak menjadi tetap terjaga (otak memiliki siklus tidur dan siklus
bangun ketika satunya aktif yang lain tidak aktif- insomnia dapat
menjadi masalah dengan salah atu dari bagian siklus : terjaga yang
banyak atau juga sedikit tidur).
Pengobatan Medis penyebab dari insomnia. Ada banyak
keadaan medis (beberapa ada yang ringan dan yang lain lebih serius)
yang dapat menyebabkan insomnia. Pada masalah yang sama,
sebuah kondisi medis (keadaan seperti pilek dan alergi pada hidung
(nasal, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit tiroid,
melahirkan, asthama, depri juga dapat menyebabkan insomnia.)
menyebabkan neurogikal yang mana seseorang merasa tidak nyaman
Insomnia dapat disebabkan oleh kondisi psikis seperti
depresi. Psikis yang terganggu dapat membuat kesulitan untuk tidur,
insomnia sendiri dapat membawa perubahan mood, perubahan
hormone, dan fisiologi . gejala depresi (seperti kuarangnya energy,
hilangnya ketertarikan atau motivasi, merasa dsedih atau
keputusasaan) dari kondisi tersebut dapat berhubungan dengan
onsomnia.
Kegilasahan juga dapat mudah membuat onset insomnia
(kesulitan tidur) atau terbangun selama tidur dan tidak dapat
memulai tidur kembali. Kegelisahan yang sering menyebabkan
stress, pikiran yang selalu aktif sehingga hipotalamus tetap merespon
sehingga menyebabkan tubuh tetap terjaga.
Insomnia dapat disebabkan oleh kebiasaan dan pola tidur.
Gaya hidup yang tidak sehat dan kebiasaan tidur menyebabkan
insomnia (tanpa adanya masalah psikis atau masalah medis). Contoh
spesifik gaya hidup dan kebiasaan tidur yang dapat menyebabkan
insomnia adalah bekerja di rumah pada malam hari yang membuat
otak aktif sehingga memakan jam tidur.
Pada beberapa masalah, insomnia mungkin dapat disebabkan
secara pasti dengan neurotransimitters di dalam otak yang
melibatkan diri dengan tidur dan bangun. Ada banyak kemungkinan
interaksi kimiawi dalam otak yang dapat turut campur dengan tidur.
Hypersomnia adalah rasa kantuk yang berlebihan. Penyakit
tidur ini juga dikenal dengan kata lain, yaitu "idiopathic
hypersomnia". Kebutuhan tidur setiap individu berbeda dan
dikelompokkan berdasarakan umur. Pada malam hari,orang dewasa
membutuhkan waktu 9 jam untuk tidur dan tubuh akan merasa pulih
kembali dipagi harinya. Tetapi, jika individu tidur selama 10 jam
atau lebih di malam hariya, dua jam di siang hari, dan masih merasa
lelah dan kantuk yang berat, kemungkinan dia mengalami gangguan
tidur yang disebut idiopathic hypersomnia.
Gejala yang timbul pada individu idiopathic hypersomnia
adalah merasa lelah yang hebat sepanjang hari, selalu ingin tidur di
siang hari, merasa tetap mengantuk meskipun telah tidur malam dan
tidur siang, sulit berpikir dan membuat keputusan, pikiran tidak
jernih, antusiasme, sulit berkonsentrasi, peningkatan resiko
kecelakaan.
Hypersomnia disebabkan karena rusaknya sistem saraf pusat
dan ginjal, gangguan pada hati dan metabolisme. Ini juga disebabkan
karena genetic manusia,beberapa obat, kelebihan berat badan, minum
alkohol, mendapatkan penyakit neurological (Michael W. SMith,
2008).
Untuk mendiagnosa hypersomnia diperlukan beberapa test.
Polysomnogram dan multiple sleep latency tests merupakan alat
yang digunakan untuk mendeteksi hypersomnia atau gangguan tidur
seperti kebiasaan tidur, berapa jam tidur pada malam hari, dan
apakah tertidur pada siang hari. Selain itu, mereka juga ingin
mengetahui apakah anda memiliki masalah emosional atau
meminum obat yang memungkinkan berdampak pada tidur.
Menurut webmd.com (Melinda Ratini, 2014), menyembuhkan
gangguan tidur seperti hypersomnia, para dokter akan menyarankan
penyembuhan tanpa menggunakan obat. Seperti merubah kebiasaan
dengan pergi tidur lebih awal untuk mendapatkan waktu tidur lebih
banyak serta berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol dan
kafein.
Dokter juga akan menuliskan resep obat untuk penyembuhan
hypersomnia, seperti :
Stimulants, seperti methylphenidate (Ritalin) dan modafinil (Nuvigil or Provigil)
Antidepressants, seperti fluoxetine (Prozac), citalopram (Celexa), paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft).
4. Parasomnia
Parasomnia merupakan gangguan yang melibatkan kegiatan
fisik yang tidak diinginkan atau pengalaman yang terjadi selama
tidur. Kendati gangguan tidur jenis ini lebih umum ditemukan pada
anak-anak sekitar 5-15 persen, dan pada orang dewasa sekitar 1
berusaha mengingat kembali kejadian yang telah dialami, baik baik
maupun buruk. Sehingga walaupun tidur, mereka tetap bisa
memikirkan kembali kejadian tersebut). Tetapi pada orang dewasa
tetap bisa terjadi karena erat kaitannya dengan adanya luka trauma
psikis yang dialami.
Penyebab parasomnia bermacam-macam. Bisa karena mimpi buruk, faktor suhu (kencing) dan banyak lainnya. Namun, penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Gejala yang ditimbulkan tidak bisa dijelaskan dengan pasti karena memiliki banyak faktor dan tidak semua orang mengalami faktor yang sama. Sebagai contoh apabila seseorang tiba-tiba mendapat mimpi buruk lalu terbangun, maka ia telah mengalami parasomnia. Sebagian besar kasus parasomnia tidak memerlukan pengobatan, kecuali jika gejala tersebut tejadi berulang-ulang dan bersifat mengganggu frekuensi tidur seseorang maka bisa dilakukan terapi yakni menjaga tubuh tetap rileks dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Selain itu bisa juga dengan mengkonsumsi zat-zat alami yang mampu membuat perasaan Jenis
Parasomnia Sekunder Parasomnia Primer
Terjadi simultan unsur-unsur dari transisi tidur-bangun. Misal karena adanya gangguan sesak napas (aritma napas) lalu terbangun.
tenang sehingga lebih mudah untuk tidur. Parasomnia sendiri memiliki banyak contoh, seperti :
1. Sleep Paralysis (Fenomena Tindihan;lumpuh saat tidur) Fenomena ini sering disebut tindihan karena mitos yang beredar di masyarakat, yakni apabila mengalaminya maka orang tersebut sedang “ditindih” makhluk halus. Tubuh akan merasa kaku bahkan seperti “lumpuh total” saat bangun, napas menjadi sesak, dan terasa dicekik.
Malfungsi tidur menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, Sleep Paralysis merupakan halusinasi karena adanya malfungsi tidur pada tahap REM. Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan menjelang tidur hingga ke tahap yang paling ringan, lalu langsung melompat ke REM. Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM, tapi tubuh belum bangun, disinilah Sleep Paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tidak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.
Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut untuk diwaspadai karena bisa menjadi tanda terkena Narkolepsi, Sleep Apnea, maupun depresi. Perlu adanya catatan mengenai gangguan tidur yang dialami selama beberapa saat terakhir bagi yang
mengalaminya.. hal ini sangat berguna disaat melakukan konsultasi dengan dokter dan tenaga medis lainnya. Solusi pertama yang bisa dilakukan guna mencegah dari kejadian tersebut serta mencegah terulang kembali adalah dengan menjaga porsi tidur, yakni 8-10 jam sehari. Perlu adanya tindakan medis lebih lanjut apabila disertai dengan keluhan yang lain.
Merupakan kondisi dimana penderita mampu berjalan-jalan dalam kondisi tidur (mata terpejam) dan tidak memiliki memori dalam melakukan setiap tindakannya (kebanyakan susah
mengingat saat ditanya mengenai alasan melakukan hal tersebut). Tidur berjalan atau Somnambulism bisa dialami oleh semua usia, namun kenyakan oleh dewasa muda (karena faktor pikiran, stress, dan sebagainya). pada umumnya terjadi pada tahap tidur
dalam/nyenyak sekitar 1-2 jam awal tidur. Tindakan ini berlangsung hanya beberapa menit, bahkan hingga 30 menit lamanya. Untuk pemeriksaan bisa dilakukan pengkajian fisik dan anamnesa. Bila perlu dilakukan tes tidur di laboratorium.
Somnambulism ini tidak berbahaya, kecuali jika saat kejadian penderita melakukan kegiatan yang mengancam nyawa diri sendiri maupun orang lain, seperti membawa gunting untuk memotong rumput. Bila kejadian dialami berulang-ulang, perlu adanya pemeriksaan lebiih lanjut. Faktor pencegahan dan pengobatan juga bergantung pada kondisi serta faktor
penyebabnya. Hal paling utama adalah tetap jaga kondisi agar tetap nyaman serta memiliki jadwal tidur yang teratur.
3. Tidur Enuresis
5. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang gejala awalnya ditandai
dengan rasa kantuk yang tidak tertahankan di siang hari, lalu pada
umumnya berlanjut dengan serangan tidur atau tidur secara tiba-tiba
tanpa mengenal waktu dan tempat. Narkolepsi sebenarnya termasuk
kelompok gangguan otak jangka panjang yang diakibatkan masuknya
aktifitas otak tahap REM kedalam tahap sadar, sehingga merasa
mengantuk dan lebih aktif dalam bermimpi walaupun sedang sadar
sepenuhnya. Kondisi ini terbilang langka. Narkolepsi biasanya dimulai
pada usia remaja dan awal usia dua puluhan. Selain kemunculan rasa
kantuk di siang hari dan serangan tidur, penderita narkolepsi juga bisa
mengalami gejala-gejala seperti berikut :
a. Katapleksi atau melemahnya otot secara tiba-tiba yang dapat
ditandai dengan kaki terasa lemas, kepala lunglai dan rahang turun,
penglihatan tidak fokus, serta bicara cadel. Hilangnya kendali otot ini
bersifat sementara dan biasanya dipicu oleh emosi tertentu, seperti
akibat terkejut, marah, senang, atau tertawa. Frekuensi waktu
terjadinya katapleksi pada penderita narkolepsi berbeda-beda, ada
yang bisa mengalaminya beberapa kali dalam sehari dan ada juga
yang hanya satu atau dua kali dalam setahun. Masing-masing kondisi
berdurasi waktu beberapa detik sampai beberapa menit.
c. Gangguan ingatan.
d. Berhalusinasi.
e. Ketindihan atau sleep paralysis yang ditandai dengan badan sulit
digerakkan seperti mengalami lumpuh. Fenomena ini biasanya terjadi
ketika kita akan mulai tertidur atau ketika hendak bangun tidur.
f. Depresi.
Perkembangan gejala narkolepsi pada penderita bisa berlangsung
cukup singkat selama beberapa minggu atau bisa berlangsung lambat
selama beberapa tahun.
Penyebab Narkolepsi Narkolepsi disebabkan oleh rendahnya
produksi hormon yang bertugas meregulasi tidur, yaitu hipokretin atau
oreksin, akibat gangguan autoimun atau akibat penyakit dan cedera yang
merusak bagian otak sebagai organ yang memproduksi hormon tersebut.
Berikut ini kondisi yang dapat memicu seseorang terkena gangguan
autoimun yang pada akhirnya bisa mengarah pada narkolepsi.
a. Perubahan hormon, terutama saat pubertas atau menopause
b. Cacat genetik
c. Infeksi streptokokus
d. Infeksi flu
Berikut ini beberapa faktor yang dapat merusak bagian otak penghasil hipokretin.
a. Tumor otak
c. Penyakit ensefalitis
d. Penyakit sklerosis multipel
Selain semua hal yang telah disebutkan di atas, perubahan pola
tidur secara tiba-tiba dan stres psikologis berat juga diyakini bisa
meningkatkan risiko seseorang terkena narkolepsi.
Diagnosis Narkolepsi Selain pemeriksaan fisik dan riwayat
kesehatan pasien, ada dua tes yang sangat penting dilakukan dalam kasus
narkolepsi, yaitu pemeriksaan polisomnografi yang dilakukan pada
malam hari dan multiple sleep latency test (MSLT) yang dilakukan pada
siang hari. Kedua tes ini dilaksanakan di klinik atau rumah sakit dengan
bimbingan ahli terkait.
Di dalam tes polisomnografi, dokter akan memadukan sejumlah
pemeriksaan lain dengan cara memasang elektroda pada permukaan kulit
guna mengetahui sinyal-sinyal yang terjadi selama tidur, termasuk
memonitor pernapasan. Misalnya dipadukan dengan elektrokardiogram
untuk mengetahui aktivitas elektrik di dalam jantung,
elektroensefalogram untuk mengetahui aktivitas elektrik di dalam otak,
elektrookulogram untuk mengetahui pergerakan mata, dan
elektromiogram untuk mengetahui pergerakan otot tubuh.
Melalui tes polisomnografi, sejumlah ketidaknormalan di dalam
siklus tidur bisa diketahui, salah satunya adalah periode rapid eye
movement (REM) yang terjadi di waktu yang tidak normal. Selain itu,
pemeriksaan polisomnografi juga akan memungkinkan dokter bisa
mengetahui apabila gejala-gejala yang ada bukan disebabkan oleh
kondisi selain narkolepsi.
mudah dan memasuki fase REM dengan cepat, maka pasien
berkemungkinan besar menderita narkolepsi.
Pengobatan Narkolepsi Sebenarnya belum ada satu obat pun
yang bisa mengobati narkolepsi. Obat yang tersedia saat ini hanya bisa
meredakan atau mengendalikan gejala-gejalanya agar aktivitas
sehari-hari penderitanya tidak terganggu.
Contohnya, untuk mengatasi gejala kantuk yang tidak terkendali
di siang hari, obat golongan stimulan seperti modafinil dan
methylphenidate kemungkinan akan diresepkan. Obat-obatan ini mampu
membantu penderita narkolepsi untuk tetap terjaga di siang hari dengan
cara menstimulasi sistem saraf pusat.
Contoh lainnya adalah pemberian antidepresan (misalnya
clomipramine dan imipramine),selective serotonin reuptake
inhibitors/SSRI (misalnya fluoxetine), dan norepinephrine reuptake
inhibitors/SNRI (misalnya venlafaxine) untuk mengatasi gejala
katapleksi atau hilang kendali otot.
Khusus untuk SSRI dan SNRI, selain bisa digunakan untuk
mengontrol katapleksi, obat ini juga dapat diresepkan untuk mengatasi
gejala ketindihan (sleep paralysis) dan halusinasi.
Selain dengan obat-obatan, Anda juga bisa melakukan tips-tips
berikut ini di rumah untuk mendapatkan tidur yang berkualitas di malam
hari sehingga rasa kantuk di siang hari bisa berkurang, di antaranya:
a. Melakukan hal-hal yang bisa mereleksasi pikiran sebelum tidur,
b. Hindari kafein, rokok, minuman beralkohol, atau mengonsumsi
makanan dalam porsi besar sebelum tidur.
c. Buat suasana dan atur suhu kamar senyaman mungkin.
d. Usahakan untuk tidur dan bangun pagi di jam yang sama tiap hari.
e. Berolahraga rutin beberapa jam sebelum tidur.
Agar rasa kantuk di siang hari bisa terkendali, usahakan untuk
menahan kantuk tersebut apabila muncul di waktu yang tidak tepat dan
melakukan tidur di waktu-waktu yang sudah Anda sesuaikan dengan
rutinitas sehari-hari. Selain itu, jangan mengonsumsi obat-obatan yang
dapat memperparah rasa kantuk, misalnya obat alergi atau obat pilek.
Jika Anda penderita narkolepsi yang kebetulan mengalami dua kondisi
tersebut, mintalah resep obat pada dokter yang tidak menimbulkan efek
samping kantuk.
Komplikasi Narkolepsi Berikut ini dampak narkolepsi yang
mungkin bisa terjadi:
a. Obesitas akibat kurang gerak dan sering tidur.
b. Cedera apabila kantuk datang di situasi yang tidak tepat (misalnya
saat Anda sedang mengemudi).
c. Penilaian negatif dari lingkungan sosial (misalnya Anda dicap
pemalas) dan rusaknya hubungan dengan orang lain.
penilaian buruk dari lingkungan sosial, berikan penjelasan kepada orang-orang sekitar bahwa Anda merupakan penderita narkolepsi.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan
Istirahat dan tidur merupakan dua komponen dalam kehidupan yang
tidak dapat dipisahkan. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, istirahat dan
tidur sangat diperlukan guna memberikan rasa rileks dan mengembalikan
kondisi tubuh menjadi bersemangat kembali setelah seharian beraktifitas.
Istirahat secara garis besar dapat dimaknai sebagai keadaan rileks,
dimana tubuh dan pikiran merasa tenang. Istirahat sebagai kebutuhan yang
mampu meningkatkan hormon bahagia seperti melatonin serta
mengembalikan energi yang telah digunakan selama beraktifitas. Tidur juga
termasuk kedalam istirahat, namun yang perlu digaris bawahi adalah
perbedaan antara keduanya. Istirahat pada umumnya diawali dengan posisi
santai, dimana otot-otot yang ada didalam tubuh mengalami relaksasi. Posisi
tersebut dapat dilakukan dengan cara berbaring sejenak, duduk santai dan
Sedangkan tidur merupakan proses istirahat sepenuhnya yang terdiri
dari beberapa tahap. Tidur sendiri memiliki dua tipe, yakni NREM (Non Rapid Eye Movement) dan REM (Rapid Eye Movement). Proses tidur diawali dengan istirahat sambil memejamkan mata. Secara periodik, otak akan
menstimulasi tubuh untuk rileks dan tanda-tanda vital tubuh akan melemah
(semakin pelan). Mimpi sebagian besar terjadi saat tidur dalam taham REM
yang merupakan tahapan tidur yang paling nyenyak dan terjadi peningkatan
aktifitas otak. Selama tidur sebagian besar orang dewasa mengalami empat
hingga enam siklus tidur selama 7-8 jam sehari. Namun banyaknya siklus,
jalannya siklus, serta lamanya tidur seseorang juga dipengaruhi faktor usia,
zat-zat yang dikonsumsi sesaat sebelum tidur, serta beberapa kelainan tidur.
Terdapat beberapa disorders yang memicu terganggunya proses tidur seseorang. seperti insomnia, parasomnia, hipersomnia, sleep apnea, narkolepsi
dan sebagainya. Namun banyak dari gangguan tersebut yang diakibatkan
karena kondisi emosi dan psikologis. Istirahat dan tidur sangat bermanfaat
bagi tubuh terutama terkait dengan imunitas tubuh.
3.2 Saran
Melalui makalah ini, peenulis berharap pembaca mampu
memahami konsep isitirahat dan tidur, siklus yang terjadi selama tidur,
disorders terhadap tidur, serta hal-hal yang memengaruhi kualitas tidur seseorang.
Penulis berharap adanya kritik dan saran yang datang dari pembaca
guna memperbaiki kualitas makalah ini. Semoga mampu membverikan
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Alimul, Aziz. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Hall, G. a. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran; terjemahan Textbook of Medical Physiology, 9th Edition . Jakarta: EGC.
Hall A, 2010. Basic Nursing 7th edition. Missory : Mosby Elsever
Kozier and Erb’s. 2012. Fundamental of Nursing Volume 3. Australia: Pearson Australia
Rochimah Ns, dkk.2011.Ketrampilan Dasar Praktik Klinik.Jakarta:Trans Info Media. Hal : 193
http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-tidur-menurut-para-ahli.html diakses tanggal 18 Maret 2016-03-18
Stanford Children’s Health. Newborn-Sleep Patterns.
http://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default%3Fid%3Dnewborn-sleep-
patterns-90-P02632&sa=U&ei=58e3VM6CIIr5yATNnIGwAg&ved=0CG8QFjAT&usg=AFQ