• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ILMIAH tentang analisis tajuk su

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ILMIAH tentang analisis tajuk su"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ILMIAH

ANALISIS SUBJEK BERDASARKAN PENDEKATAN P.M.E.S.T

Dosen Pengampu :

Muhammad Rosyihan Hendrawan, S.IP., M.HUM

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Adi Surya Pradana 165030701111001 2. Dita Taranita 165030707111009 3. Evy Riyannorjannah 165030701111017 4. Hayyu Habibah 165030700111005

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

▸ Baca selengkapnya: tajuk research yang menarik

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah menimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang Analisis Subjek Berdasarkan Pendekatan PMEST

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari beberapa pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Analisis Subjek Berdasarkan Pendekatan PMESTini dapat memberikan manfaat dan gambaran tentang bagaimana mengembangkan dan prinsip organisasi perpustakaan ataupun dapat menginspirasikan pembaca.

Malang, 21 November 2017

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar... i

Daftar Isi ... ii

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Manfaat ... 2

Bab II Pembahasan 2.1 Pengertian Tajuk Subjek ... 3

2.2 Fungsi dan Tujuan Tajuk Subjek ... 3

2.3 Jenis-jenis Tajuk Subjek ... 5

2.4 Penentuan Tajuk Subjek ... 7

2.5 Klasifikasi dan Tajuk Subjek ... 9

2.5.1 Tajuk Subjek ... 10

2.5.2 Klasifikasi ... 10

2.6 Implementasi Tajuk Subjek ... 11

2.6.1 Dampak Terhadap Pustakawan... 11

2.7 Daftar Tajuk Subjek ... 12

Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan...15

3.2 Saran...15

Daftar Pustaka ... 16

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan adalah lembaga penyedia informasi yang di dalamnya terdapat banyak bahan pustaka dari berbagai macam penulis dan penerbit bahkan ada yang dari luar negara.Dalam bahan pustaka tersebut lah terdapat subyek yang perlu di analisis dan di tentukan guna mempermudah proses pengklasifikasian koleksi tersebut ke dalam kelas kelas yang sudah ada da di dasarkan pada aturan yang ada di UDC dan DDC.

Karena bersifat pentingnya tajuk subjek ini ,maka dalam penentuan nya harus di lakukan secara akurat ,maka dari itu dalam penentuan tajuk subjek ini harus di awali dengan penganalisisan subject yang bertujuan memastikan tingkat keakuratan trajuk subjek dari bahan pustaka itu sendiri.Di lapangan sendiri penerapan tajuk subjek yang di dasari dengan analisis subjek yang bertujuan membuat tajuk subjek yang akurat ini kurang ter realisasi karena banyak perpustakaan dan badan penyedia informasi lainnya belum berfokus bahkan terkesan tidak memperhatikan masalah penentuan tajuk subjek ini,sehingga masalah ini akan menghambat proses penyebaran informasi secara optimal karena akan berdampak pada proses temu kembali.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah pengertian dan fungsi dari tajuk subjek? 1.2.2 Apakah jenis-jenis tajuk subjek?

1.2.3 Bagaimanacara menentukan tajuk subjek? 1.2.4 Apa perbedaan klasifikasi dengan tajuk subjek?

(5)

1.3 Tujuan

Makalah ini disusun berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan tajuk subjek, fungsi tajuk subjek dan jenis dari tajuk subjek kepada pembaca

1.3.2 Untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang prinsip tajuk subjek, cara menentukan tajuk subjek.

1.3.3 Untuk memberikan penjelasan perbedaan antara klasifikasi dengan tajuk subjek

1.3.4 Untuk memberikan penjelasan bagaimana implementasian tajuk subyek dan penggunanaan nya dalam perpustakaan

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis

a. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bidang Perpustakaan,khususnya mengenai Klasifikasi dan Tajuk Subjek.

b. Dapat berguna sebagai bahan informasi dan referensi bagi penulisan selanjutnya.

1.4.2 Manfaat praktis

(6)

BAB I PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tajuk Subjek

Defenisi tajuk subjek menurut (Trimo, 1989: 2 ) adalah “suatu kata atau beberapa kata yang dipergunakan untuk melukiskan isi dari pada suatu buku ataupun topik”. Topik subjek dapat disebut dengan Subject Heading merupakan deskriptor yang dibentuk dari kata tunggal maupun majemuk dipilih dari teks dokumen yang berguna untuk memberikan penjelasan tentang deskripsi isi dari dokumen sampai kepada unsur ketepatan yang paling dalam . Pengertian dari tajuk subjek yang dimaksud adalah kata (-kata) yang digunakan dalam katalog perpustakaan untuk meringkas kandungan informasi tersebut. Istilah tajuk subyek dapat juga diartikan sebagai suatu istilah atau kosa kata yang terkendali dan berstruktur untuk menyatakan suatu konsep subyek bahan pustaka. Sebagai kosa kata atau frase, karena tidak selalu terdiri atas satu suku kata, melainkan dapat berbentuk dua atau lebih suku kata, tetapi bukan suatu kalimat. Dikatakan terkendali karena diarahkan untuk menggunakan istilah yang tetap untuk menyatakan konsep yang sama, meskipun banyak istilah padanannya. Sedangkan berstruktur karena ada kaitan antara tajuk satu dan tajuk yang lain, sesuai dengan struktur ilmu dan pengetahuan. Tajuk subjek biasanya dicantumkan pada bagian awal entri katalog yang disusun dalam katalog subyek berabjad, baik dalam katalog bentuk kartu, bentuk buku, bentuk mikro, maupun OPAC (Online Public Access Catalog).

2.2 Fungsi dan Tujuan dari Tajuk Subjek

Menurut (Suwarno, 2007:52) tajuk subjek diperlukan dengan alasan sebagai berikut :

(7)

a. Karena adanya kebutuhan informasi bagi pemustaka. Apabila dokumen yang relevan dengan suatu permintaan dapat diketahui eksistensinya di perpustakaan, maka hal ini ada kecocokan antara informasi yang ditemukan, dengan kata lain informasi yang terdapat dalam dokumen dalam batas-batas tertentu cocok dengan informasi yang dikehendaki. Kecocokan inilah yang merupakan inti dari penemuan kembali informasi.

b. Banyaknya koleksi bahan pustaka di perpustakaan, sehingga pengguna mudah menentukan informasi yang bagaimana sesuai dengan kebutuhan. Bagaimanapun besarnya dokumen, perpustakaan tidak akan ada artinya jika dokumen yang relevan tidak dapat diketahui tempatnya bila diperlukan, oleh karena itu perpustakaan perlu membangun katalog yang merupakan suatu sistem penemuan kembali informasi.

c. Menyusun dan menyimpan di rak mempermudah petugas pada khususnya dan mempermudah pengguna mengakses langsung informasi yang terdapat pada bahan pustaka.

d. Informasi dapat digolongkan berdasarkan kelas ilmu pengetahuan menjadi seri kategori yang disusun secara logis.

Berikut beberapa fungsi dari tajuk subjek yaitu :

a. Mendaftar bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan di bawah satu kata atau istilah atau frase.

b. Menyusun suatu entri katalog dengan tajuk subjek sebagai media penyusun.

c. Sebagai titik temu suatu informasi melalui subjeknya. d. Dapat memudahkan dan mempercepat pelayanan.

Sedangkan tujuan dari adanya tajuk subjek sebagaimana dikemukakan oleh pustakawan C.A Cutter pada tahun 1876 yang diangkat oleh Needham 1971 sebagai berikut :

a. Memberikan kemudahan kepada pemustaka untuk menemukan bahan pustaka yang telah diketahui subjeknya secara tepat, cepat dan akurat. b. Menunjukan bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan oleh

(8)

c. Membantu dalam pemilihan bahan pustaka berdasarkan edisi dan karakternya.

2.3 Jenis-jenis Tajuk Subjek

Jenis tajuk subyek meliputi tajuk utama, tajuk inversi, tajuk gabungan, dan tajuk tambahan.

1. Tajuk Utama

Tajuk utama merupakan konsep tunggal/sederhana, yang dapat berupa yang berikut.

- Tajuk kata benda tunggal. Misalnya, ekonomi, hukum, politik, dan sebagainya.

- Tajuk ajektif. Tajuk ini terdiri atas dua istilah, yaitu kata benda diikuti dengan

- kata ajektif. Misalnya, benda besar, binatang beracun, dan sebagainya.

- Tajuk frase/kosa kata. Tajuk ini berupa susunan beberapa istilah. Misalnya, depresi pada anak, diabetes dalam kehamilan, dan sebagainya.

2. Tajuk Inversi

Tajuk inversi (pembalikan istilah) perlu dikatakan karena hal-hal berikut. - Masyarakat lebih mengenal istilah dasar. Misalnya, hakim, ahli,

hukum, dan pembaruan.

- Menggunakan istilah yang luas dalam segala aspeknya. Misalnya, o Angkatan Bersenjata – Komunikasi o Angkatan Bersenjata – Lambang o Angkatan Bersenjata – Logistik o Angkatan Bersenjata – Manuver

3. Tajuk Gabungan

(9)

4. Tajuk Tambahan

Tajuk tambahan menyatakan adanya subyek utama dan subyek tambahan, yang merupakan implementasi dari subdivisi nomor kelas. Perhatikan contoh berikut.

 Nama pribadi/orang : Kurniawan, Patah

 Nama geografi/provinsi : Jawa Timur-Sejarah, Magean-Geografi  Nama bangsa/suku bangsa : Maori-adat kebiasaan,

Sunda-Perkawinan

 Nama barang : Gendang, Baju, dan sebagainya

 Nama tanaman : Anthurium-Bunga, Mahona, Buah, dan sebgainya

 Nama perjanjian :Meja Bundar-Perjanjian, Giantr-Perjanjian  Nama organisasi/lembaga : Pusat Bahasa, Pemuda Pancasila,

dan sebagainya

Namun dalam penentuan yang yang lain tajuk subyek di bagi menjadi 4 jenis yaitu tajuk subjek topik, tajuk bentuk, tajuk geografi dan nama diri.

 Tajuk Topik

Tajuk topik adalah kata atau frasa atau konsep yang mewakili isi bahan perpustakaan. Misalnya: kesehatan, pendidikan, militer dan lain-lain.

 Tajuk Bentuk

Tajuk bentuk terbagi atas dua jenis: pertama, tajuk bentuk yang mendeskripsikan susunan umum bahan perpustakaan serta tujuannya, misalnya: almanac, direktori, ensiklopedi, gazetir; kedua, tajuk bentuk yang merupakan nama dari bentuk sastra dan genre. Contoh: fiksi, puisi, drama, esai.

 Tajuk Geografi

(10)

unik bukannya abstraksi atau kategori benda. Misalnya: Surabaya, Bali, Indonesia.

 Nama Diri

Nama adalah tajuk yang digunakan sebagai nama yang unik yang dibahas bahan perpustakaan. tajuk nama terdiri dari: nama diri, badan korporasi, pertemuan dan judul seragam. Contoh: Soekarno, Universitas Padjajaran, Malin Kundang.

2.4 Penentuan Tajuk Subjek

 Tajuk subjek adalah kata atau istilah yang dipergunakan untuk mewakili subjek dokumen.

 Dalam penentuan subjek buku atau bahan pustaka lain, diperlukan analisis subjek yang akurat dengan dibantu sarana daftar tajuk subjek komprehensif, meliputi: Daftar Tajuk Subjek, Tesaurus, Skema Klasifikasi, Jajaran Kendali, Indeks dan sebagainya.

 Penentuan tajuk subjek mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku.

Langkah pertama pengkatalogan subjek adalah menentukan subjek yang benar dari bahan perpustakaan yang di katalog. Dalam banyak hal, penentuan subjek tidak mudah dilakukan karena isi bahan perpustakaan terlalu kompleks atau judulnya kurang informatif, sehingga pengkatalog harus membaca daftar isi, kata pengantar, pendahuluan, bahkan sebagian isinya.

Sedangkan point penentuan tajuk subjek sebagai berikut.

1. Dimulai dari mengetahui dimulai dari mengetahui isi dari halaman judul, daftar isi, pendahuluan, rambang halamanhalaman pertama, kemudian baca sedikit.

Bila yang dihadapi pembaca adalah material nonbuku hendaknya memeriksa kontener, boks, label, panduan pengiring dll., kemudian melihat isi atau mendengarkannya.

(11)

artinya pada sumber referensi (seperti kamus). Cara menambahkan tajuk subjek yang baru ialah dilakukan dengan menuliskan pada entri antara dua tajuk subjek.

3. Subjek sebuah buku tidak dapat ditentukan semata-mata dari judulnya karena judul seringkali menyesatkkan atau tidak memberikan informasi yang cukup sehingga mengakibatkan kekeliruan.

4. Tidak tertutup kemungkinan bahwa ada karya subjeknya tak tertentukan sehingga lebih baik bila tidak diberi tajuk subjek.Karya semacam itu bisa sebagai materi yang dikumpulkan oleh beberapa orang mengenai berbagai topik atau pemikiran dan gagasan seseorang.

5. Kasus Tajuk karya dengan tema : ‘Perilaku manusia dan Kebahagiaan’ tidak sesuai sebagai jika tajuknya ‘Apresiasi’ karena karya tersebut mengisahkan “kegemaran penulis”. Karya/buku tersebut tidak memiliki subjek spesifik, sehingga tidak dapat diberi tajuk subjek tunggal

Penentuan tajuk subjek juga harus memperhatikan beberapa prinsip antara lain: a. Tajuk subjek untuk keperluan pengguna

Perlu dipertimbangkan kepentingan pengguna, baik dalam memilih istilah, menentukan jumlah tajuk subjek dan ketentuan lainnya

b. Satu istilah untuk semua

Tajuk Subjek merupakan istilah yang bersifat baku, yaitu satu kata atau istilah yang dipilih untuk suatu subjek berlaku untuk semua buku yang mempunyai subjek sama, sekalipun satu buku dengan lainnya berbeda dalam menggunakan istilah dalam subjek tersebut.

c. Penggunaan istilah yang biasa digunakan

Dalam memilih istilah untuk tajuk subjek harus mengutamakan penggunaan istilah yang biasa digunakan dalam masyarakat

d. Penggunaan istilah yang spesifik e. Jumlah tajuk untuk setiap buku

Tidak ada ketentuan tentang jumlah tajuk subjek yang dibuat, dengan memperhatikan masyarakat pemakai dan faktor ekonomi (jika katalog masih manual)

f. Penggunaan Penunjukan

(12)

Agar diperoleh suatu urutan yang baku dan taat azas/konsistensi dalam penentuan subyek dan (nomor kelas) maka oleh Ranganathan menggunakan konsep yang dikenal “Urutan Sitasi”. Menurutnya ada 5 (lima) faset yang mendasar yang dikenal dengan akronim P-M-E-S-T, yakni:

 P - Personality (Wujud)  M - Matter (Benda)  E - Energy (Kegiatan)  S - Space (Tempat)  T - Time (Waktu) Contoh:

1. Judul buku : “budidaya semangka non biji di kalimantan”.  Personality (P) = Non biji

 Matter (M) = semangka  Energy (E) = Budidaya  Space (S) = Kalimantan  Time (T) = Tidak ada (-)

2.5 Klasifikasi dan tajuk subjek

(13)

subjek digunakan untuk mengumpulkan semua pembahasan subjek dalam satu urutan abjad dengan tidak memandang lokasi di rak.

2.5.1 Tajuk subjek

Kata atau kumpulan kata yang menentukan subjek buku dan material lainnya serta menyatukan materi perpustakaan di bawah subjek yang sama, digunakan pada katalog atau pangkalan data. Dalam pengolahan di perpustakaan, tajuk subjek merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari klasifikasi. Bila tajuk subjek menentukan isi buku (dalam arti luas) secara verbal serta terkendali, maka bagan klasifikasi menggunakan notasi. Masalah tajuk subjek ini menarik perhatian karena sebagian perpustakaan tidak menggunakan tajuk subjek dalam katalog dan pangkalan data serta merancukan pengertian tajuk subjek dengan klasifikasi (Sulistyo-Basuki, 2011). Bahkan pustakawan dan pengelola perpustakaan yang telah lama berkecimpung di dunia kepustakawanan pun banyak yang belum memahami penentuan tajuk subjek tersebut karena cenderung menganggap rangkaian kegiatan tersebut sebagai klasifikasi yang hanya membutuhkan buku pegangan berupa Dewey Decimal Classification (DDC).

Daftar tajuk subjek bahan perpustakaan yang dapat digunakan ada bermacam-macam, di antaranya:

o Daftar Tajuk Subjek untuk Perpustakaan (Perpustakaan Nasional RI) o Daftar Tajuk Subjek dalam Bahasa Indonesia (Sulistyo-Basuki) o Sears List of Subject Headings

o Library of Congress Subject Headings

Penggunaan masing-masing jenis daftar tajuk subjek tentunya menyesuaikan dengan kondisi perpustakaan. Makin besar perpustakaan, makin banyak jumlah dan jenis bahan perpustakaan yang dimiliki pasti memerlukan daftar tajuk subjek yang lengkap karena banyak topik yang belum terwakili bila menggunakan daftar tajuk subjek yang kurang lengkap.

(14)

Proses pengelompokan, mengumpulkan benda yang sama serta memisahkan benda yang tidak sama (Sulistyo-Basuki, 1993:395). Dalam konteks perpustakaan, klasifikasi merupakan penyusunan sistematis terhadap buku dan bahan perpustakaan lain berdasarkan subjek. Tujuannya adalah membantu pemustaka untuk mengidentifikasi sebuah dokumen dan mengelompokkan dokumen sejenis menjadi satu. Setiap bagan klasifikasi menggunakan sistem simbol untuk ciri kelas dan subdivisi kelas. Simbol ini menunjukkan subjek serta hubungan antarsubjek yang disebut notasi.

Jika penentuan tajuk subjek menggunakan beberapa macam daftar tajuk subjek yang dapat disesuaikan dengan kondisi perpustakaan, maka klasifikasi bahan perpustakaan pada umumnya menggunakan buku pegangan Dewey Decimal Classification (DDC) yang terdiri dari 4 volume. Volume 1 adalah Tables, volume 2 dan 3 adalah Schedule (penjabaran nomor klasifikasi 000-999), dan volume 4 adalah Index. Dalam penentuan notasi klasifikasi yang tujuan berikutnya adalah nomor panggil untuk pengaplikasian pada label buku, perlu diperhatikan pula standar tajuk entri utama, serta tajuk entri tambahan untuk tujuan katalogisasi.

2.6 Implementasi Tajuk Subjek

Berdasarkan artikel yang dimuat oleh digilib undip yang berjudul Tajuk Subjek dalam Konteks Pengajaran dan Penggunaannya di Perpustakaan Indonesia oleh Sulistyo-Basuki yang menyatakan bahwa masalah tajuk subjek cukup menarik perhatian atas hasil kunjungan lapangan ke perpustakaan umum dan sekolah di Jawa dan luar jawa, sebagai kegiatan pemantauan Proyek Pengembangan Perpustakaan Sekolah & Madrasah antara tahun 2003 s.d. 2006, kemudian kegiatan serupa pada tahun 2007 s.d. 2009. Dalam sigi (survey) tersebut terdapat temuan menyangkut tajuk subjek.Hampir 50 % petugas perpustakaan tidak menggunakan tajuk subyek dalam katalog dan pangkalan data serta merancukan pengertian tajuk subyek dengan klasifikasi.

(15)

Hasil temuan di lembaga pendidikan yang mengenalkan berbagai tajuk subjek namun tidak disertai praktik karena ketiadaan buku daftar tajuk subjek.Dampak dari praktik pengajaran tersebut nampak tatkala mahasiswa tamat pendidikan, kemudian bekerja di perpustakaan pustakawan tersebut menghadapi kesulitan soal tajuk subjek sebagai berikut:

1. Di lembaga tempat mereka bekerja, tidak selalu tersedia daftar tajuk subjek sesuai yang diajarkan di lembaga pendidikan. Maka pustakawan terpaksa menggunakan daftar tajuk yang belum tentu cocok untuk tempat dia bekerja, misalnya daftar tajuk subjek untuk perpustakaan umum digunakan di perpustakaan perguruan tinggi.

2. Karena ketiadaan daftar tajuk subjek, di beberapa perpustakaan ditemukan kerancuan menggunakan notasi klasifikasi sebagai tajuk subjek. Hal ini merupakan kekeliruan karena notasi klasifikasi berbeda dengan tajuk subjek.

3. Perpustakaan tidak menggunakan pendekatan tajuk subjek, cukup dengan bagan klasifikasi. Hal ini merupakan kekeliruan karena sebuah materi perpustakaan punya probabilitas memiliki lebih dari 1 tajuk subjek, namun hanya 1 notasi klasifikasi.

4. Di Lapangan tidak tersedia daftar tajuk subjek. Bagi perpustakaan perguruan tinggi yang ingin menggunakan Library of Congress Subject Headings (LCSH) mengalami kendala dalam pengadaannya mengingat harganya relative mahal.

5. Adanya keinginan pustakawan agar Perpustakaan Nasional RI mengeluarkan daftar tajuk subjek yang dirancang khusus untuk perpustakaan sekolah & umum.

2.7 Daftar Tajuk Subjek

1. Sear’s List of Subject Headings

(16)

bahasa resmi. Terbit pertama kali tahun 1923 dengan judul List of Subject Headings for Small Libraries. Struktur Tajuk Subjek:

a. Tajuk Tunggal (berupa kata benda dalam bentuk tunggal atau jamak)..

b. Tajuk Ganda (gabungan dari dua kata dengan menambahkan “dan”, c. Tajuk Frasa (bentuk kombinasi dari beberapa kata)

d. Tajuk Dengan Subdivisi (guna menunjukkan kekhususan) Tajuk dengan Subdivisi Bentuk àPhilosophy – Dictionary.

e. Penunjukan Silang (cross references)

2. Library of Congress Subject Headings

Merupakan daftar tajuk subyek yang paling tua diantara beberapa daftar tajuk subyek yang terkenal lainnya, diterbitkan pertamakali tahuan 1897. Karakteristik Fisik LCSH:

a. Semua tajuk yang digunakan tercetak tebal

b. Tajuk yang tidak digunakan dicetak tipis dan disertai dengan penunjukan USE, UF, BT, NT, RT, SA

c. Sebagian tajuk subyek utama digunakan juga sebagai subdivisi yang mengikuti nama kota

d. Scope notes : untuk menunjukkan ruang lingkup suatu tajuk dan untuk menunjukkan hubungan dengan tajuk tajuk lain.

e. Penggunaan notasi klasifikasi untuk tajuk tajuk tertentu disertai notasi klasifikasi dari LCC di antara dua kurung siku. Contoh : diesel motor [TJ795]

3. Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional

Tahun 1977 judul Peodman Tajuk Subyek untuk Perpustakaan Umum dan Sekolah 1982 (edisi revisi) judul Pedoman Tajuk Subyek untuk Perpustakaan 2002 Daftar Tajuk Subyek Perpustakaan Nasional. Tujuan dari penambahan tersebut adalah :

1. Memperjelas arti subyek yang bersangkutan

(17)

4. Mempersempit ruang lingkup subyek 5. Mengkhususkan pengertian tajuk Struktur subyek sama dengan SLS dan LCSH

Istilah yang digunakan : Istilah Luas à IL

Istilah khusus à IK

Istilah yang berhubungan à IT Gunakan untuk à GU

Lihat jugaà LJ

4. Daftar Tajuk Subjek Universitas Indonesia

(18)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Penggunaan tajuk subyek pada katalog sangat penting untuk membantu pencarian suatu topik atau disiplin ilmu tertentu yang dimiliki perpustakaan, tajuk subyek dapat juga diartikan sebagai suatu istilah atau kosa kata yang terkendali dan berstruktur untuk menyatakan suatu konsep subyek bahan pustaka.Dalam penentuan tajuk subjek terdapat 6 prinsip yang harus diperhatikan yang dapat dilihat pada bab pembahasan. Penentuan subjek tidak mudah dilakukan karena isi bahan perpustakaan terlalu kompleks atau judulnya kurang informatif, sehingga pengkatalog harus membaca daftar isi, kata pengantar, pendahuluan, bahkan sebagian isinya. Dari keterbatasan wawasan yang diterima mengenai materi tajuk subjek, maka seorang lulusan perpustakaan sering menemukan kendala salah satunya ialah di Lapangan tidak tersedia daftar tajuk subjek. Bagi perpustakaan perguruan tinggi yang ingin menggunakan Library of Congress Subject Headings (LCSH) mengalami kendala dalam pengadaannya mengingat harganya relative mahal.

3.2 Saran

a. Sebagai seorang pustakawan kita harus cermat dan teliti dalam menentukan tajuk subjek supaya pemustaka tidak tersesat dan susah dalam menentukan bahan pustaka yang dicari

b. Adapun mekanisme yang perlu dikembangkan dan diperbaiki dalam penyusunan kembali bahasa ilmiah dan bahasa indeksnya, struktur kosa kata, dsb sehingga dapat meminimalisir kesalahan yang ada dalam temu kembali informasi perpustakaan

(19)
(20)

DAFTAR PUSTAKA

Mafiadoc.TengertianTajuk Subjek .Di Akses 17 November 2017, Dari

https://mafiadoc.com/bab-ii-tinjauan-pustaka-21-pengertian-tajuk-subjek-ada-_5a003a331723dd5bb2812c4e.html/

Power Point Pak Rosyihan Hendrawan “Tajuk Subjek” Diakses pada tanggal 17 November 2017

UNS.(2009,27,April).Penentuan Tjuk Subjek. Di Akses 17 November 2017, dari

http://widodo.staff.uns.ac.id/2009/04/27/pertemuan-7-modul-7-penentuan-tajuksubjek/”

Digilib.Undip.Ac.Id. Tajuk Subjek Dalam Konteks Pengajaran Dan Penggunaannya Di Perpustakaan Indonesia. Di Akses Pada Tanggal 17 November 2017,dari http://digilib.undip.ac.id/v2/2012/06/04/tajuk-subjek-dalam-konteks-pengajaran-dan-penggunaannya-di-perpustakaan-indonesia/

Perpusnas.go.id.Tajuk Subjek.Di Akses Pada Tanggal 17 November 2017, dari http://pusbangkol.perpusnas.go.id/downlot.php?file=tajuksubjek_pnri.pdf/

Wordpress.com.Penentuan Tajuk Subjek Penentuan Tajuk Subjek Dan Klasifikasi Bahan Perpustakaan Perbedaan Masalah Dan SolusI .Di Akses pada tanggal 15 November 2017,dari https://missreadmore.wordpress.com/2016/12/07/penentuan-tajuk-subjek-dan-klasifikasi-bahan-perpustakaan-perbedaan-masalah-dan-solusi/

Sulistyo-Basuki. 2010. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka. Perpustakaan Nasional. 2011. Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional Republik Indonesia: Kumulasi Tahun 2002-2010. Ed. Rev. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=389540&val=340&title=Kajian %20katalogisasi%20subyek%20verbal%20%20di%20perpustakaan%20perguruan %20tinggi

Subrata, Gatot. 2009. Tajuk Subjek. Diakses melalui

(21)

Glosarium

Ajektif :adalah kelompok kata yang unsur intinya berupa kelas kata sifat

Apresiasi : suatu proses melihat, mendengar, menghayati, menilai, menjiwai dan membandiangkan atau menghargai suatu karya seni. Dapat dikatakan bahwa apresiasi adalah penilaian baik atau penghargaan terhadap suatu karya sastra ataupun karya seni

Edisi : versi karya sastra yang diterbitkan pada waktu dan tempat tertentu Eksistensi : suatu hal yang merujuk kepada keberadaan atau hal berada

Frase : satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi geografi negara, wilayah, atau benua, serta statistic sosial atau bentang alamnya

Gazetir : sebuah kamus atau direktori geografi sekaligus referensi penting untuk mencari informasi tempat dan nama tempat (toponimi) yang disertai peta atau atlas lengkap

Katalog: daftar koleksi sebuah pusat dokumentasi atau beberapa pusat dokumentasi yang disusun menurut sistem tertentu.

Kosistensi : ketetapan dalam menentukan suatu hal yang cocok untuk konteks tertentu Notasi : lambang yang digunakan dalam mengklasifikasi bahan pustaka

Sitasi : hal wajib yang ada dalam penulisan buku akademik, ataupun tulisan yang berbau ilmiah lainnya.Sitasi digunakan sebagai pendukung gagasan. Sitasi juga wajib ditulis dalam rangka memberikan pengakuan karya dan penghargaan kepada penulis yang dirujuk

Sintesis : suatu integrasi dari dua atau lebih elemen yang ada yang menghasilkan suatu hasil baru. Istilah ini mempunyai arti luas dan dapat digunakan ke fisika, ideologi dan fenomenologi.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum bervariasinya sumber matapencaharian dari masing- masing desa.. yang semakin terbuka, 2) sarana transportasi yang semakin lancar dan komunikasi yang semakin luas

Egland, Spitzberg, dan Zormeier (1996) meneliti hasil ini, tetapi menemukan mahasiswa memiliki konsepsi yang jelas tentang perilaku yang sesuai dan dapat

• Penyimpanan benih kedelai selama tiga bulan dengan perlakuan tehnik pengemasan plastic kedap udara memberikan rata-rata daya berkecambah lebih baik dari pada tanpa vakum

Ayam hitam telurnya putih Mencari makan di pinggir kali Sinyo hitam giginya putih Kalau di pinggir kali Sinyo hitam giginya putih Kalau ketawa manis sekali Ayo mama, jangan mama

Untuk dapat sukses, sebuah konsorsium harus: [1] mempunyai tujuan/sasaran bersama yang jelas dan disepakati semua anggota (clear shared goal) serta sesuai dengan

Produsen berskala kecil mempunyai pilihan untuk panen lebih awal, ketika sayuran lebih enak dan berharga; panen dilakukan belakangan, ketika buah pada stadia

Tekanan pengisian ventrikel (preload) yang meningkat akan meningkatkan curah jantung (menurut hubungan Frank-Starling) sebagai mekanisme kompensasi (Arini dan Nafrialdi,

Perempuan pedagang ikan juga memiliki peran terhadap akses dan kontrol atas aset dan sumber daya perikanan, sedangkan untuk pengambilan keputusan mengenai usaha memasarkan ikan, hal