• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PEDOMAN UMUM PROGRAM KOTAKU KEMENPU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BUKU PEDOMAN UMUM PROGRAM KOTAKU KEMENPU"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

Amanat

Perpres No

2 Tahun

2015

pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan melalui penanganan kualitas lingkungan permukiman yaitu

peningkatan kualitas permukiman kumuh, pencegahan tumbuh kembangnya permukiman kumuh baru, dan

penghidupan yang berkelanjutan

PEMERINTAH Swasta, Donor, Univ. LSM. dll

1

Pada tahun 2016 masih terdapat 35.291*) Ha permukiman kumuh perkotaan yang tersebar di hampir seluruh wilayah

Indonesia sesuai hasil perhitungan pengurangan luasan permukiman kumuh perkotaan yang dilaksanakan oleh

Direktorat Jenderal Cipta Karya

*) Sumber: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015

Direktorat Jenderal Cipta

Karya menginisiasi

pembangunan

platform

kolaborasi melalui Program

Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)

Mengingat sifat pekerjaan dan skala pencapaiannya yang sangat kompleks, diperlukan Kolaborasi beberapa

(3)

PENGERTIAN PROGRAM & DEFINISI KUMUH

PENGERTIAN PROGRAM & DEFINISI KUMUH

Definisi Permukiman Kumuh

Pengertian

permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat, sedangkan Perumahan Kumuh adalah perumahan yang mengalami

penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian

 Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program yang dilaksanakan secara nasional di 271 kabupaten/kota di 34 Propinsi yang menjadi “platform” atau basis penanganan permukiman kumuh yang mengintegrasikan berbagai sumber daya dan sumber pendanaan, termasuk dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, donor, swasta, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya

2

Indikator Kumuh

1. Kondisi Bangunan (Keteraturan Bangunan & Kepadatan Bangunan);

2. Jalan Lingkungan; 3. Drainase Lingkungan;

4. Penyediaan Air Bersih/Minum; 5. Pengelolaan Persampahan; 6. Pengelolaan Limbah;

(4)

TUJUAN PROGRAM KOTAKU

TUJUAN PROGRAM KOTAKU

Tujuan Program

Tujuan Antara

Meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan

dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung

terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan

Menurunnya luas permukiman kumuh;

Terbentuknya Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) di tingkat kabupaten/kota dalam penanganan permukiman kumuh yang berfungsi dengan baik;

Tersusunnya rencana penanganan permukiman kumuh tingkat kabupaten/kota dan tingkat

masyarakat yang terintegrasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);

Meningkatnya penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui penyediaan infrastruktur dan kegiatan

peningkatan penghidupan masyarakat untuk mendukung pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh; dan

Terlaksananya aturan bersama sebagai upaya perubahan perilaku hidup bersih dan sehat

masyarakat dan pencegahan kumuh.

(5)

INDIKATOR “OUTCOME”

INDIKATOR “OUTCOME”

Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan

perkotaan pada permukiman kumuh sesuai dengan kriteria permukiman

kumuh yang ditetapkan (a.l drainase; air bersih/minum; pengelolaan

persampahan; pengelolaan air limbah; pengamanan kebakaran; Ruang

Terbuka Publik);

Menurunnya luasan permukiman kumuh karena akses infrastruktur dan

pelayanan perkotaan yang lebih baik;

Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan yaitu Pokja PKP di tingkat

kabupaten/kota untuk mendukung program KOTAKU;

Penerima manfaat puas dengan kualitas infrastruktur dan pelayanan

perkotaan di permukiman kumuh; dan

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat dengan mendorong

penghidupan berkelanjutan di wilayah kumuh

4

1

2

3

4

(6)

STRATEGI

STRATEGI

Kolaborasi seluruh pelaku pembangunan dalam penanganan permukiman kumuh.

Menyelenggarakan penanganan permukiman kumuh melalui

pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh;

Meningkatkan kapasitas dan mengembangkan kelembagaan yang mampu berkolaborasi dan membangun jejaring penanganan permukiman kumuh mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat masyarakat;

Menerapkan perencanaan partisipatif dan penganggaran yang terintegrasi dengan multi-sektor dan multi-aktor;

Memastikan rencana penanganan permukiman kumuh dimasukkan

dalam agenda RPJM Daerah dan perencanaan formal lainnya;

Memfasilitasi kolaborasi dalam pemanfaatan produk data dan rencana

yang sudah ada, termasuk dalam penyepakatan data dasar (baseline) permukiman yang akan dijadikan acuan bersama dalam perencanaan dan pengendalian;

Meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar lingkungan yang terpadu dengan sistem kota;

Mengembangkan perekonomian lokal sebagai sarana peningkatan penghidupan berkelanjutan;

Advokasi kepastian bermukim bagi masyarakat berpenghasilan rendah kepada semua pelaku kunci; dan

Memfasilitasi perubahan sikap dan perilaku pemangku kepentingan dalam menjaga lingkungan permukiman agar layak huni dan berkelanjutan

5

Strategi

Dasar

(7)

PRINSIP DASAR

PRINSIP DASAR

6

Perencanaan Yang Komprehensif

Sinkronisasi Perencanaan & Penganggaran

Partisipatif, Kreatif dan Inovatif

Tatakelola Kepemerintahan Yang Baik

Investasi Penanganan Permukiman Kumuh

Prinsip

Prinsip

Dasar

Dasar

Prinsip

Prinsip

Dasar

Dasar

Pemda Sebagai Nakhoda

Revitalisasi Peran BKM/LKM

(8)

KOMPONEN PROGRAM

KOMPONEN PROGRAM

7

KOMPONEN-1

Pengembangan Kelembagaan, Strategi dan Kebijakan

KOMPONEN-2

Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah dan Masyarakat, termasuk dukungan untuk perencanaan penanganan

permukiman kumuh yang terintegrasi

KOMPONEN-3

Pendanaan Investasi Infrastruktur dan Pelayanaan Perkotaan:

- Infrastruktur skala kawasan dan skala kab/kota termasuk dukungan pusat pengembangan usaha-- Pembangunan kawasan permukiman baru bagi MBR *)

- Infrastruktur skala lingkungan, termasuk dukungan pengembangan penghidupan

berkelanjutan-KOMPONEN-5

Dukungan Program/Kegiatan lainnya, termasuk dukungan untuk kondisi darurat

bencana KOMPONEN-4

Dukungan Pelaksanaan dan Bantuan Teknis

Catatan : *) Khusus untuk lokasi NUSP-2 di Kab/Kota Terpilih dan siap melaksanakan New Site

(9)

Pengembangan Kelembagaan

Pengembangan Kelembagaan

, Strategi dan Kebijakan

, Strategi dan Kebijakan

Pengembangan Kelembagaan

 Penguatan manajemen program dengan

memberi dukungan kepada lembaga

koordinasi Pokja PKP Nasional dan CCMU

 Penguatan peran masing-masing lembaga

terkait program di tingkat nasional maupun daerah selama persiapan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemeliharaan;

 Kajian kelembagaan dan kapasitas di

tingkat pusat & beberapa sampel kab/kota;

 Penyusunan metode peningkatan

kapasitas pemerintah pusat dan daerah, yang meliputi strategi fasilitasi, tahapan dan materi advokasi yang dibutuhkan

;

 Sinkronisasi target RPJMN 2015-2019 terkait penanganan permukiman kumuh terhadap RPJM Daerah;

 Pengembangan database nasional dan profil permukiman kumuh; Berbagi

informasi dan pembelajaran melalui studi banding, workshop nasional/international dan kegiatan lainnya

 Studi-studi strategis lainnya.

7.1

Pengembangan Strategi & Kebijakan

 Studi kebijakan strategis nasional untuk memfasilitasi pengembangan strategi dan kebijakan pemerintah dalam rangka

mendukung keberlanjutan penanganan kumuh;

 Pendampingan teknis tambahan untuk pengembangan strategi dan kebijakan nasional apabila ditemukan kasus-kasus di kabupaten/kota yang tidak dapat

(10)

Integrasi Perencanaan Penanganan Kumuh

Integrasi Perencanaan Penanganan Kumuh

7.2

• Mengakomodir seluruh program penanganan

permukiman kumuh yang dilaksanakan oleh Ditjen Cipta Karya baik yang melalui

pendekatan berbasis masyarakat maupun program reguler.

• Berkolaborasi dengan program pemerintah daerah/sektor baik di tingkat Provinsi

(11)

Pendanaan Investasi Infrastruktur & Pelayanan Perkotaan

Pendanaan Investasi Infrastruktur & Pelayanan Perkotaan

Infrastruktur Primer dan Sekunder

termasuk Pengembangan Pusat Usaha

di Kab/Kota Terpilih

 peningkatan kualitas infrastruktur primer, sekunder, serta pembangunan infrastruktur penyambung antara sistem rumah tangga dan infrastruktur tersier dengan sistem sekunder dan primer yang mengacu pada indikator kumuh program KOTAKU

 kegiatan perekonomian untuk

pengembangan penghidupan yang berkelanjutan di kabupaten/kota terpilih

7.3

Infrastruktur tersier atau infrastruktur

lingkungan, termasuk dukungan untuk

penghidupan berkelanjutan

 Peningkatan kualitas infrastruktur dan pelayanan skala lingkungan, yang dilaksanakan berbasis masyarakat;

 Kegiatan perekonomian untuk

pengembangan penghidupan yang

berkelanjutan di lokasi terpilih, sesuai yang telah diatur dalam Rencana Aksi

Pengembangan Penghidupan berbasis Masyarakat dan RPLP/RTPLP.

Bentuk Kegiatan:

 kegiatan pelayanan sosial (pelatihan, sosialisasi, pemasaran, dll);

 kegiatan pelayanan infrastruktur produktif (showroom, pasar tradisional, pengelolaan sampah, dll);

 kegiatan pelayanan ekonomi melalui dana bergulir KSM,.

Fasilitasi Program KOTAKU untuk Pusat Pengembangan Usaha (PPU) :

• Studi kelayakan untuk PPU;

• Pembangunan PPU, mengadopsi skema program pilot BDC;

• Dukungan pelatihan keterampilan

(12)

Pendanaan Investasi Infrastruktur & Pelayanan Perkotaan

Pendanaan Investasi Infrastruktur & Pelayanan Perkotaan

Pembangunan Kawasan Permukiman Baru bagi Mayarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR)

Pembangunan kawasan permukiman baru

(New Sites Development/NSD)

bertujuan untuk mengembangkan model kemitraan antara pemerintah

pusat dan pemerintah daerah dengan pihak pengembang (

developer

) dan

lembaga keuangan lokal (perbankan) dalam rangka penyediaan hunian

yang layak dan terjangkau bagi warga masyarakat tidak mampu di

perkotaan. Dalam hal ini, NUSP-2 akan mengambil peran sebagai

katalisator pengembangan model kemitraan pemerintah dan swasta pada

5 (lima) kota sasaran

7.3

(13)

Dukungan Pelaksanaan dan Bantuan Teknis

Dukungan Pelaksanaan dan Bantuan Teknis

7.4

Pengadaan Konsultan Pendamping

Pengadaan konsultan individual : Korkot, Fasilitator

Pembiayaan kegiatan manajemen (audit, SIM, M&E,

GIS, Drone,dll)

Evaluasi : Penyiapan data baseline dan survey lanjutan

tentang kemampuan kelembagaan, akses ke prasarana

dan pelayanan di lokasi sasaran program, serta

kepuasan pemanfaat

Memperkuat

Kapasitas PMU

dan Satker Pusat

Dukungan Program/Kegiatan lainnya, termasuk untuk Kondisi

Dukungan Program/Kegiatan lainnya, termasuk untuk Kondisi

Darurat Bencana

Darurat Bencana

7.5

memberikan keleluasaan kepada pemerintah melalui program KOTAKU

apabila

terjadi

perubahan kebijakan pelaksanaan

seperti adanya

kegiatan tambahan dari

kebijakan konpensasi BBM

dengan kegiatan infrastruktur padat karya,

mengantisipasi bencana

baik sebelum terjadi bencana (mitigasi bencana dan

kesiapsiagaan), pada saat bencana (tanggap darurat) dan/atau setelah bencana

(14)

PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

8

Pemugaran

Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni

Peremajaan

Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat

Pemukiman kembali

Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi barang ataupun manusia

POLA

PENAN

GA

NAN

Pemeliharaan

Rumah oleh setiap orang, PSU oleh pemerintah daerah dan/atau setiap orang

Perbaikan

Rumah oleh setiap orang, PSU oleh pemerintah daerah dan/atau setiap orang

Pengawasan dan Pengendalian

Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemerikasaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Pemberdayaan Masyarakat

(15)

LOKASI

LOKASI

dilaksanakan di

269

kota/kabupaten di

34

Provinsi di seluruh Indonesia. Cakupan

lokasi program berdasarkan kategori kegiatan adalah sebagai berikut:

Kegiatan peningkatan kualitas permukiman

dilaksanakan di seluruh

kawasan teridentifikasi kumuh yang diusulkan kabupaten/kota. Khusus untuk

perbaikan infrastruktur tingkat kota (infrastruktur primer dan sekunder),

dukungan investasi dari pemerintah pusat hanya akan diberikan kepada

kota/kabupaten terpilih, yang memenuhi kriteria tertentu.

Kegiatan pencegahan kumuh

dilaksanakan di seluruh kelurahan dan atau

kawasan/kecamatan perkotaan di luar kel/desa kawasan yang teridentifikasi

kumuh termasuk lokasi kawasan permukiman potensi rawan kumuh yang

diidentifikasi pemerintah kabupaten/kota.

Kegiatan pengembangan penghidupan berkelanjutan

dilakukan di semua

lokasi peningkatan kualitas maupun pencegahan kumuh.

Khusus DKI Jakarta pelaksanaan KOTAKU yang melibatkan unsur pemerintah

daerah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi.

Lokasi NUSP-2 akan dilaksanakan di 20 kota/kabupaten

yang dipilih secara

kompetitif berdasarkan kriteria yang disepakati oleh tim interdepartemen

9

1

2

3

(16)

KETENTUAN PENYELENGGARAAN

KETENTUAN PENYELENGGARAAN

10

1

2

3

4

5

6

7

Berorientasi

“Outcome”

Memanfaatkan hasil pendataan kumuh

Review atau Penyusunan RP2KP-KP

Selaras dengan sistem perencanaan Kab/Kota

Dukungan Pemerintah Pusat untuk meningkatkan kualitas

infrastruktur kota

Pelaksanaan kegiatan berorientasi pada tujuan yang ditetapkan

dalam perencanaan tingkat kab/kota

Pengarusutamaan pengelolaan lingkungan dan sosial

(17)

TAHAPAN PENYELENGGARAAN PROGRAM

TAHAPAN PENYELENGGARAAN PROGRAM

11

MoU Pusat &

Daerah

Persiapan Tingkat Kab/Kota

Persiapan Perencanaan

Penyusunan RP2KP-KP/

RPLP

Penyusunan Rencana Detail/Teknis

Implementasi Perencanaan

Keberlanjutan Proses Perencanaan Tk. Kab/Kota &

Masyarakat Persiapan

Pemerintah Pusat

Dukungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Bantuan Teknis, Bantuan Dana, Data, Fasilitasi/Mediasi

Pengembangan Kebijakan dan Kelembagaan, Integrasi Perencanaan dan Penganggaran

Kegiatan Menerus: Monitoring & Evaluasi, Penguatan Kolaborasi dan Peningkatan Kapasitas, Studi Pendukung Pengembangan Kebijakan dan Kelembagaan

(18)

PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM

PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM

12

Pemerintah Provinsi sekitar Rp.

5 Milyar

per tahun atau

sekitar

3-5% dari APBD

Provinsi;

Pemerintah Kota/Kabupaten berkontribusi sekitar

Rp.

2-15 milyar/tahun

atau sekitar

2-5% dari APBD

yang

besarnya sekitar

Rp. 120-300 milyar/tahun/kota/kab

Kementerian PUPR melalui APBN diperkirakan dapat

memenuhi

minimum 20% dari total kebutuhan

pendanaan

Ilustrasi awal menunjukkan potensi pendanaan dari

pemerintah pusat untuk penanganan kumuh di

kota-kota prioritas adalah sekitar

Rp. 20-40

milyar/tahun/kota/kab

Masyarakat berkontribusi

sekitar 20% pendanaan

untuk

infrastruktur tersier dalam bentuk

in cash

maupun

material dan tenaga

Swasta

dan perolehan lain yang sah dan tidak mengikat

PEMERINTAH

PROVINSI &

KAB/KOTA

PEMERINTAH

PUSAT

SWADAYA

MASYARAKAT &

(19)

PROSES PENGANGGARAN

PROSES PENGANGGARAN

13

 Melalui APBN dengan mekanisme Musrenbang, dimana Pokja PKP Nasional berperan sebagai wadah koordinasi

 Pokja PKP Nasional bersama-sama dengan KL untuk didanai oleh APBN serta melakukan koordinasi dengan KEMENKEU c.q DJA untuk memastikan usulan program dan kegiatan

 Pokja PKP Nasional melalui CCMU memfasilitasi Pemda untuk dapat mengakses dan memobilisasi sumber-sumber pendanaan non konvensional

Pokja PKP Provinsi bersama-sama dengan SKPD Provinsi

mereview daftar usulan kegiatan dari kab/kota dan

melakukan koordinasi dengan Tim Anggaran Pembangunan

Daerah (TAPD) untuk memastikan usulan program dan

kegiatan penanganan permukiman kumuh yang disepakati

dalam RKPD provinsi

TINGKAT

PROVINSI

TINGKAT

NASIONAL

Pokja PKP Kab/Kota bersama SKPD Kab/Kota melakukan

koordinasi dengan Tim Anggaran Pembangunan Daerah

(TAPD) untuk memastikan usulan program dan kegiatan

penanganan perumahan dan permukiman kumuh yang

disepakati dalam RKPD kab/kota mendapatkan dukungan

pendanaan dalam proses penganggaran di kab/kota dan

masuk ke DIPDA atau DIPDA perubahan

(20)

Kementerian PUPR Direktorat Jenderal

Cipta Karya Dit. PKP

PMU

Satker/PPK Pusat

Satker/PPK Provinsi

Satker/PPK Kab/Kota

Tim Advisory Tim Evaluasi

KMP/NMC OSP CB

KMW & KMT

Tim Korkot Tim Pengarah Pokja PKP

Nasional

Pokja PKP Nasional

CCMU

Pokja PKP Provinsi Gubernur

Pokja PKP Kab/Kota Bupati/Walikota

Camat

Tim Fasilitator

Lurah/Kades

Tim UP yang Dikontrak Masyarakat GARIS KOLABORASI

DAN KOORDINASI GARIS PELAKSANAAN GARIS DUKUNGAN PROGRAM

Tingkat

STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN PROGRAM KOTAKU

STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN PROGRAM KOTAKU

(21)

PENDAMPINGAN

PENDAMPINGAN

14

Advisory

Konsultan Manajemen Pusat (KMP)

Konsultan Evaluasi (KE)

OSP Capacity Building (OSP CB)

Konsultan Manajemen Wilayah (KMW)

Konsultan Manajemen Teknik (KMT)

Tim Koordinator Kota (Tim Korkot)

Tim Fasilitator (Senior Faskel & Faskel)

TINGKAT PUSAT

TINGKAT

REGIONAL

TINGKAT

KAB/KOTA &

(22)

CAKUPAN KEGIATAN YANG DI DANAI OLEH BDI

CAKUPAN KEGIATAN YANG DI DANAI OLEH BDI

15

1

2

3

Kegiatan Pelayanan Infrastruktur

Kegiatan Pelayanan Sosial

Kegiatan Pelayanan Ekonomi

Mekanisme penyaluran BDI secara rinci akan diatur secara terpisah yang mengacu

pada Permen PUPR tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah

(23)

Direktorat Jenderal Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) merupakan upaya strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dan

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sangat mendukung inisiatif pemerintah pusat terkait penanganan dan pencegahan permukiman kumuh melalui Program Kota Tanpa Kumuh

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) TINGKAT DESA/KELURAHAN.. PROGRAM KOTA TANPA

P rogram Kota Tanpa Kumuh(KOTAKU) adalah program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang merupakan upaya strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman,

Segenap dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah mengajarkan dan

Kegiatan Kolaborasi di Kota Tanjungbalai dimulai pada tahun 2015 di 9 Kelurahan, yaitu Kelurahan Gading, Kelurahan Pasar Baru, Kelurahan Matahalasan, Kelurahan

Metode item-based collaborative filtering pada penelitian ini menggunakan perhitungan adjusted cosine similarity untuk menghitung nilai kemiripan antarbuku dan weighted sum

Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus