• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together dalam Metode Eksperimen untuk Meningkatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together dalam Metode Eksperimen untuk Meningkatkan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

23 3.1.1 Jenis Penelitan

Penelitian adalah kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan

yang benar tentang suatu masalah, sedangkan tindakan adalah suatu gerak

kegiatan yang sengaja dilakukan untuk memecahkan masalah dalam rangka

mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa

penelitian tindakan adalah suatu pemecahan masalah yang memanfaatkan

tindakan nyata berupa siklus melalui proses kemampuan mendeteksi dan

memecahkan masalah. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau

praktisi dalam membentuk berbagai kegiatan kegiatan yang dilakukan untuk

memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas (Slameto

2015:148). Bahri (2012:8) juga mengungkapkan bahwa penelitian tindakan

kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati

kejadian-kejadian didalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam

pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar pun

menjadi lebih baik.

Dari uraian pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas adalah sebuah kegiatan terencana yang dilakukan

didalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan mutu

hasil belajar siswa menjadi lebih baik melalui berbagai bentuk kegiatan

(2)

3.1.2 Setting dan Karakteristik Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas 4 SD Negeri

Kadirejo 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Jumlah

kelas di SD Negeri Kadirejo 02 ada 6 kelas dari kelas 1 sampai

kelas 6, terdapat pula 1 perpustakaan, 1 kantor guru, 1 ruang kepala

sekolah, 1 ruang uks, dan 1 ruang lab. Jumlah guru di SD Negeri

Kadirejo 02 ada 11 guru, yaitu 6 guru kelas dari kelas 1 sampai 6,

kepala sekolah, ada 2 guru wiyata, 1 guru agama islam, 1 guru olah

raga. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada permasalahan

siswa kelas 4 di SD Negeri Kadirejo 02 mengalami kesulitan

dalam pembelajaran IPA.

b. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester 2 tahun

ajaran 2016/2017 di kelas 4 SD Negeri Kadirejo 02. Penelitian

menggunakan 2 siklus, penelitian akan dilakukan pada:

1. Tanggal 20 April 2017 uji validitas instrumen tes

2. Tanggal 22-23 Mei 2017 pelaksanaan pembelajaran siklus I (2x

pertemuan)

3. Tanggal 26-27 Mei 2017 pelaksanaan pembelajaran siklus II

(2x pertemuan)

3.1.3 Subjek Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini subyek yang akan diteliti

adalah siswa kelas 4 SD Negeri Kadirejo 02 Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang, yang terdiri dari 24 siswa yaitu 24 siswa

laki-laki 15 dan siswa perempuan 9.

3.2 Variabel Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dilakukan di Kelas 4 SD

Negeri Kadirejo 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, variabel

yang akan diteliti adalah variabel bebas yaitu pendekatan pembelajaran

(3)

3.2.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (X) merupakan variabel yang mengalami perubahan

akibat variabel terikat, dalam penelitian ini variabel bebas adalah model

pembelajaran Numbered Head Together dalam metode Esperimen.

3.2.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (Y) variabel yang mempengaruhi variabel lain. Pada

penelitian ini variabel terikat adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD

Negeri Kadirejo 02. Hasil belajar siswa adalah kemampuan siswa yang

diperoleh setelah siswa mengalami proses belajar.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Mc Taggart, dalam

Suwarsih Madya (2006:10). PTK merupakan pemberian cara kerja yang

melibatkan teori dan praktik menjadi suatu kesatuan yang utuh. Penelitian

yang direncanakan oleh peneliti yaitu PTK menggunakan model spiral

Kemmis dan Mc Taggart meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Prosedur penelitian menurut Kemmis dan Mc

Taggart, digambarkan dalam gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1

(4)

Berikut ini adalah rincian pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

- Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together

dalam metode Eksperimen.

- Menyiapkan media dan sumber belajar yang akan digunakan

dalam pembelajaran.

- Membuat lembar percobaan siswa.

- Menyiapkan 20 soal evaluasi yang diberikan pada saat akhir

siklus serta menyiapkan lembar observasi pengamatan guru dan

siswa selama pembelajaran dengan model Numbered Heads

Tohether dalam metode Eksperimen.

2. Tindakan dan Pengamatan

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

a. Pertemuan I

Kegiatan awal ( 10 menit) - Guru memberikan salam.

- Guru mengajak siswa berdoa.

- Guru melakukan absensi siswa.

- Guru memeriksa kesiapan belajar siswa.

- Guru melakukan apersepsi.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti (30 menit) Eksplorasi

- Guru bertanya kepada siswa, pernahkan kalian memompa ban

sepeda? gaya apakah yang diberikan ketika memompa?

- Dari jawaban siswa, guru menjelaskan adanya gaya dorong dan

tarik, jenis-jenis gaya (magnet, gesek, pegas, otot, gravitasi,

(5)

Elaborasi

- Siswa Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing kelompok

beranggotakan 6 orang menggunakan kertas warna, yang

mendapatkan warna sama menjadi satu kelompok.

- Guru membagikan nomor, setiap siswa dalam setiap kelompok

mendapatkan nomor yang berbeda-beda sebagai identitas dalam

kelompok.

- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai langkah-langkah

percobaan yang akan dilakukan.

- Guru membagikan lembar percobaan pada setiap kelompok.

- Guru membagikan alat dan bahan yang akan dihunakan dalam

percobaan pada masing-masing kelompok.

- Alat dan bahan: Meja, bola mainan, buku, mobil mainan, tali, per,

magnet, penggaris, korek api, parasut mainan, kursi.

- Setiap kelompok melakukan percobaan tentang adanya gaya

dorong dan tarik, jenis-jenis gaya (magnet, gesek, pegas, otot,

gravitasi, listrik).

- Guru menjadi fasilitator saat percobaan berlangsung dan

mengawasi pekerjaan siswa.

- Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan

memastikan tiap anggota kelompoknya dapat

mengerjakan/mengetahuinya.

Konfirmasi

- Guru memanggil beberapa nomor siswa dan nomor yang

dipanggil mempersentasikan hasil diskusi kelompok.

- Guru meminta kelompok lain memberikan tanggapan, kemudian

guru menunjuk nomor yang lain lagi.

- Guru memberikan penguatan serta pelurusan kesalahan yang

(6)

Kegiatan akhir (30 menit)

- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami.

- Refleksi dilakukan dengan: Meminta pendapat siswa tentang proses pembelajaran hari ini.

- Guru dan siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran hari ini.

- Guru menutup pembelajaran dengan salam.

b. Pertemuan II

Kegiatan awal (10 menit) - Guru memberikan salam.

- Guru mengajak siswa berdoa.

- Guru melakukan absensi siswa.

- Guru mengecek kesiapan belajar siswa.

- Guru melakukan apersepsi.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti (30 menit) Eksplorasi

- Guru bertanya kepada siswa pernahkah kalian menjatuhkan telur

ayam ke lantai? Bagaimanakah bentuk telur itu setelah jatuh ke

lantai?

- Dari jawaban siswa guru menjelaskan faktor yang mempengaruhi

gerak benda dan contoh gaya yang mempengaruhi bentuk benda.

Elaborasi

- Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing kelompok

beranggotakan 6 orang menggunakan kertas warna, yang

mendapatkan warna sama menjadi satu kelompok.

- Guru membagikan nomor, setiap siswa dalam setiap kelompok

mendapatkan nomor yang berbeda-beda sebagai identitas dalam

kelompok.

- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai langkah-lagkah

(7)

- Guru membagikan lembar percobaan pada setiap kelompok.

- Guru membagikan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

percobaan pada masing-masing kelompok.

- Alat dan bahan: Pesawat dari kertas, kelereng, pintu, bola plastik,

air minum dengan sedotan.

- Setiap kelompok melakukan percobaan tentang adanya gaya dan

jenis-jenis gaya.

- Guru menjadi fasilitator saat percobaan berlangsung dan

mengawasi pekerjaan siswa.

- Siswa dalam kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan

memastikan tiap anggota kelompoknya dapat

mengerjakan/mengetahuinya.

- Guru memanggil beberapa nomor siswa dan nomor yang

dipanggil persentasikan hasil diskusi kelompok.

- Guru meminta kelompok lain memberikan tanggapan, kemudian

guru menunjuk nomor yang lain lagi.

Konfirmasi

- Guru memberikan penguatan serta pelurusan kesalahan yang

terjadi pada saat percobaan.

- Guru dan siswa menyimpulkan hasil eksperimen yang telah

dilakukan.

Kegiatan akhir (30 menit)

- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada materi yang

belum dipahami.

- Refleksi dilakukan dengan: Meminta pendapat siswa tentang

proses pembelahjaran hari ini.

- Guru dan siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran hari ini.

- Guru memberikan tugas evaluasi kepada setiap siswa.

(8)

4. Observasi

Observasi dilakukan pada saat PBM (Proses Belajar Mengajar)

berlangsung dalam mata pelajaran IPA menggunakan model

Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen. Oberservasi

dilakukan oleh guru kelas yang bersangkutan yaitu guru kelas 4 saat

peneliti melaksanakan proses pembelajaran. Observasi dilakukan

untuk mengetahui terlaksana atau tidaknya rencana pembelajaran

yang telah ditetapkan sebelumnya dan digunakannya sebagai

pedoman pelaksanaan perbaikan pada tahap selanjutnya.

Hal-hal yang diamati adalah:

- Peneliti mengamati proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan

guru.

- Untuk siswa yaitu perhatian siswa ketika guru menyampaikan

materi, semangat siswa dalam belajar, keaktifan siswa dalam

pembelajaran.

- Untuk guru yaitu persiapan, membuka pembelajaran, melakukan

apersepsi, penguasaan materi, langkah-langkah pembelajaran

sesuai dengan RPP, memberikan bimbingan kepada siswa.

5. Refleksi

- Menganalisis semua data yang diperoleh.

- Membuat rencana kembali untuk melakukan tindakan

selanjutnya.

Siklus II

a. Perencanaan

- Perencanaan pada siklus II meliputi rencana memperbaiki dan

menyempurnakan model pembelajarn Numbered Heads Together

dalam metode Eksperimen yang didasarkan pada hasil refleksi

pada siklus I. Pada tahap ini peneliti menyusun Recana

(9)

b. Tindakan dan Observasi

- Perbaikan tindakan berdasarkan refleksi pada siklus I.

- Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan skenario RPP

yang telah disusun dengan model pembelajaran Numbered Heads

Together dalam metode Eksperimen.

- Siswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran

Numbered Hedas Together dalam metode Eksperimen.

- Memantau proses pemahaman materi gaya kepada siswa.

c. Refleksi

- Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

- Menganalisis kelemahan dan keberhasilan dalam pembelajaran

IPA menearapkan model pembelajaran Numbered Heads

Together dalam metode Eksperimen.

- Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II, apakah ada

peningkatan atau tidak.

Apabila siklus II belum ada peningkatan hasil belajar sesuai dengan indikator

maka akan diadakan siklus III.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik yang

dipergunakan dalam penelitian untuk mengetahui tingkat penguasaan

kompetensi siswa kelas 4 dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Kadirejo

02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang setelah dilakukannya proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Number Head Together

dalam metode Eksperimen adalah:

1. Tes

Tes adalah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan

yang dimiliki oleh individu. Dalam hal ini tes yang digunakan adalah tes

(10)

diberikan kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan

kognitif siswa. Tes ini digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah

mempelajari materi.

2. Non tes (observasi)

Observasi merupakan kegiatan yang didalamnya peneliti langsung

turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu

di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan meliputi

kinerja guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalah sebuah kegiatan untuk mendapatkan informasi dalam

kegiatan, dalam hal ini peneliti akan menggunakan dokumentasi berupa

foto dalam melaksanakan kegiatan penelitian.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat

penguasaan materi dari siswa kelas 4 SD Negeri Kadirejo 02 Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang. Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi

pembelajaran IPA seperti tersaji dalam tabel 3.1 berikut ini:

1. Soal tes

Tes digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa setelah

mengikuti pembelajaran, adapun kisi-kisi soal evaluasi IPA Siklus I adalah

sebagai berikut:

Indikator Item Soal

(11)

7.12 Menyebutkan

Adapun kisi-kisi soal evaluasi siklus II sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Item Soal

7.Memahami nama gaya pada suatu kegiatan

(12)

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kinerja dari guru

dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, dari sini akan

diketahui apakah kegiatan yang mereka laksanakan sudah sesuai dengan

perencaan yang sudah dibuat atau belum. Adapun kisi-kisi lembar

observasi guru dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Lembar Observasi Mengajar Guru

No Aspek yang diamati

Penilaian Ya Tidak I Pra pembelajaran

1. Guru mempersiapkan ruang kelas yang akan digunakan untuk proses pembelajaran

2. Guru mempersiapkan alat dan media pembelajaran II Kegiatan Awal Pembelajaran

3. Guru mengucapkan salam 4. Guru mengajak siswa berdoa 5. Guru memeriksa kehadiran siswa

6. Guru memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran 7. Guru memberikan apersepsi

8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

III Kegiatan Inti Pembelajaran

9. Guru bertanya kepada siswa tentang kaitan dengan materi 10. Dari jawaban siswa guru menjelaskan materi yang akan

disampaikan

11. Guru membagi siswa kedalam kelompok, setiap kelompok terdiri 6 siswa

12. Guru membagi nomor, sebagai identitas dalam kelompok 13. Guru menjelaskan langkah-langkah percobaan yang akan

dilakukan

14. Guru membagikan lembar percobaan pada setiap kelompok 15. Guru membagikan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

percobaan pada masing-masing kelompok

(13)

17. Guru menjadi fasilitator saat percobaan berlangung dan mengawasi pekerjaan siswa

18. Guru memberikan waktu agar setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompoknya dapat mengerjakan/mengetahuinya 19. Guru memanggil nomor dan nomor yang dipanggil

mempersentasikan hasil diskusi kelompok

20. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor yang lain lagi

21. Guru memberikan penguatan serta pelurusan kesalahan yang terjadi pada saat percobaan

IV Kegiatan Akhir Pembelajaran/Penutup

22. Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang belum jelas 23. Guru melibatkan siswa dalam menarik kesimpulan

24. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa

25. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam Jumlah skor

Dalam pembelajaran menggunakan model Numbered Heads Together

dalam metode Eksperimen buka hanya guru yang diamati akan tetapi siswa juga

diamati oleh peneliti apakah dengan menggunakan model Numbered Heads

Together dalam metode Eksperimen tersebut siswa dapat menguasai materi atau

bahkan sebaiknya selama proses pembelajaran berlangsung hingga akhir

pembelajaran. Lembar pengamatan juga disediakan oleh siswa agar memudahkan

peneliti melakukan pengamatan secara langsung. Lembar pengamatan siswa

dengan model pembelajaran Numbered Hedas Together dalam metode

(14)

Tabel 3.4

Lembar Observasi Belajar Siswa

No Aspek Yang Diamati Penilaian

I Pra Pembelajaran Ya Tidak

1. Siswa duduk di kursi masing-masing 2. Siswa mempersiapkan alat tulis II Kegiatan Awal Pembelajaran

3. Siswa berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing 4. Siswa menjawab salam

5. Siswa hadir

6. Siswa siap untuk mengikuti pelajaran 7. Siswa menjawab apersepsi

8. Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika menyampaikan tujuan pembelajaran

III Kegiatan Inti Pembelajaran

9. Siswa bertanya tentang kaitan materi 10. Siswa menjawab pertanyaan guru 11. Siswa berkelompok

12. Siswa mendapat nomor sebagai identitas dalam kelompok 13. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang

langkah-langkah percobaan

14. Siswa mendapat lembar kerja kelompok 15. Siswa mendapat alat dan bahan percobaan 16. Siswa melakukan percobaan

17. Siswa mempersentasikan hasil kerja kelompoknya 18. Siswa menanggapi kelompok yang maju

IV Kegiatan Akhir Pembelajaran/Penutup 19. Siswa bertanya tentang materi yang belum jelas 20. Siswa membuat rangkuman

21. Siswa mengerjakan soal evaluasi 22. Menutup pelajaran

(15)

3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.5.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2014:211) Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Analisis validitas pada penelitian ini menggunakan komputer dengan

program SPSS (Statistical Package For Social Science) for windows versi 23.

Metode pengambilan uji validitas dalam penelitian ini menggunakan batasan

r tabel dari dengan signifikansi untuk uji sisi 0,05. Dengan jumlah siswa 30

atau n = 30 maka didapat r tabel sebesar 0,361. Apabila korelasi item lebih

dari 0,361 maka item dianggap valid, dan apabila korelasi item kurang dari

0,361 maka item dianggap tidak valid (Junaidi, 2010).

Hasil uji validitas soal tes siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Soal Siklus I

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Item Soal Valid Tidak Valid

(16)

Hasil uji validitas item soal siklus I, dapat diketahui bahwa dari 30

soal pilihan ganda terdapat 8 soal yang tidak valid, yaitu nomor 6, 17, 20, 21,

23, 25, 28, 29. Sedangkan 22 soal lainnya terbukti valid, tetapi hanya 20 soal

yang akan digunakan sebagai soal tes pada siklus I sedangkan sisa 2 soal

tidak digunakan. Hasil validitas soal tes pada siklus II dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Soal Siklus II

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Item Soal Valid Tidak

Valid

soal pilihan ganda terdapat 9 soal yang tidak valid, yaitu nomor 3,7, 13, 15,

17, 20, 21, 24, 27. Sedangkan 21 soal lainnya terbukti valid, tetapi hanya 20

soal yang akan digunakan sebagai soal tes pada siklus II sedangkan sisa 1

soal tidak digunakan.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul datakarena

(17)

tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data

yang dapat dipercaya juga. (Arikunto 2014:221).

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program (Statistical

Package For Social Science) for windows versi 23. Untuk langkah-langkah

uji reliabilitas sama dengan uju validitas, kemudian menganalisa output. Dan

untuk mengetahui hasil reliabilitas dapat dilihat pada tabel Reliability

Statistics kolom Cronbach’s Alpha. Dalam pengujian reliabilitas ini

menggunakan SPPS For Windows Version 23.0 dengan menggunakan

Realibility Analysys untukmengetahui koefisien Cronbach’s Alpha.

Tabel 3.7

Koefisien Reliabilitas dan Kategori

NO Indeks Kategori

1 𝜕< 0,7 Tidak Reliabel

2 0,7 <𝜕 ≤0,8 Dapat Reliabel

3 0,8 <𝜕 ≤0,9 Reliabel bagus

4 0,9 < 𝜕 ≤1,0 Reliabel memuaskan

Sumber: Arikunto (2014:221)

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas soal tes maka diperoleh hasil uji

reliabilitas soal tes siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.916 22

Dari hasil uji reliabilitas soal tes pada siklus I didapatkan koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,916 yang artinya instrumen memiliki tingkat reliabilitas memuaskan. Selanjutnya hasil uji reliabilitas soal pada siklus II

(18)

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliablitas Soal Siklus II Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.903 21

Dari hasil uji reliabilitas soal pada siklus II didapatkan koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,903 yang artinya instrumen memiliki tingkat reliabilitas memuaskan.

3.6 Tingkat Kesukaran Soal

Menurut Slameto dalam buku Wardani, dkk (2012:338) Tingkat

Kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang betul

suatu butir soal. Tingkat kesukaran soal bernilai 0 jika siswa tidak menjawab

benar, sebaliknya tingkat kesukaran sebuah soal bernilai 1 jika semua siswa

menjawab benar. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus

berikut ini:

𝑷= 𝑩 𝑵 Keterangan:

P = tingkat kesukaran

B= jumlah siswa yang menjawab benar

N= jumlah siswa

Tabel Rentang Nilai Kesukaran yang di bagi menjadi tiga kategori:

Tabel 3.10

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0.00 – 0.25 Sukar

0.26 – 0.75 Sedang

0.76 – 1.00 Mudah

Hasil analisis tingkat kesukaran tiap butir soal yang diujikan di kelas 4 SD

(19)

Tabel 3.11

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I No Klasifikasi

nilai

Kategori No item Jumlah

1 0.00 – 0.25 Sukar 26, 2, 3, 4, 7 5 2 0.26 – 0.75 Sedang 1,5,8,12,13,14,15, 16

8

3 0.76 – 1.00 Mudah 9, 22,27,10,11,30,19 7

Total 20

Berdasarkan tabel 3.11 dapat diuraikan bahwa untuk tingkat kesukaran tiap

butir soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang dikategorikan menjadi tiga

yaitu soal sukar terdapat 5 soal, soal sedang terdapat 8 soal, dan kategori soal

mudah terdapat 7 soal.

Tabel 3.12

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus II No Klasifikasi

nilai

Kategori No item Jumlah

1 0.00 – 0.25 Sukar 1, 12, 3, 4 4

2 0.26 – 0.75 Sedang 28,5,7,2,13,14,15,8 8 3 0.76 – 1.00 Mudah 22,9,27,10,11,30,19,

16

8

Total 20

Berdasarkan tabel diatas 3.12 dapat diuraikan bahwa tingkat kesukaran tiap

butir soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang terdapat tiga kategori yaitu

soal sukar 4 soal, soal sedang terdapat 8 soal, dan kategori soal mudah 8 soal.

3.7 Indikator Keberhasilan

Dengan melihat latar belakang masalah untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan model

Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen dengan KKM yang

sudah ditetapkan SD Negeri Kadirejo 02 untuk kelas 4 pada mata pelajaran

(20)

Peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajara IPA dengan

menggunakan model Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen

dikatakan berhasil apabila lebih dari 85% dari 24 siswa telah berhasil

mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70.

3.8 Teknis Analisis Data

Teknis analisi data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

analisis deskripsi kuantitatif dan deskripsi kualitatif

3.8.1 Deskripsi Kuantitatif

Dalam penelitian ini menggunakan data nilai pra siklus yang diperoleh

dari guru kelas 4 yang berguna untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

siswa dari pra siklus, siklus I, sampai siklus II. Untuk menganalisis tingkat

keberhasilan belajar siswa, maka pada setiap akhir siklus I dan siklus II

diberikan soal tes dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. Untuk

menganalisis deskripsi kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung

ketuntasan individual, nilai rata-rata siswa, dan ketuntasan klasikal. Menurut

Arikunto (2012:186) rumus ketuntasan individual, nilai rata-rata siswa, dan

persentase ketuntasan klasikal sebagai berikut:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑎𝑙= 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100

Keterangan:

KKM yang telah ditetapkan sebesar 70, maka berdasarkan perbandingan nilai

KKM dan tes hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas atau

belum tuntas dalam pelajaran IPA.

Sedangkan untuk mengukur nilai rata-rata siswa menggunaka rumus sebagai

berikut:

𝑋= 𝑥 𝑁 Keterangan:

X = nilai rata-rata

(21)

Sedangkan untuk mengukur persentase ketuntasan klasikal siswa digunakan

rumus sebagai berikut:

𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

Keterangan:

Ketuntasan diproleh dari hasil perhitungan dengan KKM yang telah

diterapkan, sehingga hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Tuntas = nilai ≥ 70

2. Tidak tuntas = nilai < 70

3.8.2 Deskripsi Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas guru dan

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis hasil

observasi aktivitas guru dan siswa dilakukan dengan menggunakan lembar

observasi. Lembar observasi masing-masing terdiri dari 25 pertanyaan yang

terbagi dalam pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir. Lembar observasi yang digunakan yaitu dalam bentuk check list.

Obesrver atau guru kelas mengamati aspek yang diamati yang sudah

Gambar

Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis & Mc Taggart
Kisi Tabel 3.1 – Kisi Soal Evaluasi Siklus I
Tabel 3.2
Tabel 3.3  Lembar Observasi Mengajar Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Klik panah bawah yang terdapat pada sudut kanan bawah icon Polygon Tool , maka akan muncul icon seperti berikut :2. Klik icon Polygon untuk membuat

Dari pembuatan tugas akhir ini dapat disimpulkan bahwa, sistem informasi keuangan berbasis desktop adalah sebuah sistem terkomputerisasi yang menggantikan sistem

Universal. Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang peredaran uang palsu. KAMUS

selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lebih baik.. Segenap dosen STIE

16 Saya itu kalau dengan orang tua saya saya selalu jujur, tapi kalau terpaksa biar tidak di marahi ya saya lakukakan karena apabial orang tua saya marah itu

Sebuah sistem perasi dalam telepon pintar memiliki karakteristik masing-masing, penulis akan membahas sedikit mengenai sistem operasi lain seperti pada sistem

Diketahui, ibu dalam masa persalinan, saat dipimpin meneran oleh bidan, maka tahapanB. persalinan yang benar, sesuai dengan teori

Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis pengaruh stimulasi bermain ular tangga terhadap perilaku cuci tangan pada anak prasekolah di TK ABA 02 Mejayan