23 3.1.1 Jenis Penelitan
Penelitian adalah kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan
yang benar tentang suatu masalah, sedangkan tindakan adalah suatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan untuk memecahkan masalah dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
penelitian tindakan adalah suatu pemecahan masalah yang memanfaatkan
tindakan nyata berupa siklus melalui proses kemampuan mendeteksi dan
memecahkan masalah. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau
praktisi dalam membentuk berbagai kegiatan kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas (Slameto
2015:148). Bahri (2012:8) juga mengungkapkan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati
kejadian-kejadian didalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam
pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar pun
menjadi lebih baik.
Dari uraian pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah sebuah kegiatan terencana yang dilakukan
didalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan mutu
hasil belajar siswa menjadi lebih baik melalui berbagai bentuk kegiatan
3.1.2 Setting dan Karakteristik Penelitian a. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas 4 SD Negeri
Kadirejo 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Jumlah
kelas di SD Negeri Kadirejo 02 ada 6 kelas dari kelas 1 sampai
kelas 6, terdapat pula 1 perpustakaan, 1 kantor guru, 1 ruang kepala
sekolah, 1 ruang uks, dan 1 ruang lab. Jumlah guru di SD Negeri
Kadirejo 02 ada 11 guru, yaitu 6 guru kelas dari kelas 1 sampai 6,
kepala sekolah, ada 2 guru wiyata, 1 guru agama islam, 1 guru olah
raga. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada permasalahan
siswa kelas 4 di SD Negeri Kadirejo 02 mengalami kesulitan
dalam pembelajaran IPA.
b. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester 2 tahun
ajaran 2016/2017 di kelas 4 SD Negeri Kadirejo 02. Penelitian
menggunakan 2 siklus, penelitian akan dilakukan pada:
1. Tanggal 20 April 2017 uji validitas instrumen tes
2. Tanggal 22-23 Mei 2017 pelaksanaan pembelajaran siklus I (2x
pertemuan)
3. Tanggal 26-27 Mei 2017 pelaksanaan pembelajaran siklus II
(2x pertemuan)
3.1.3 Subjek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini subyek yang akan diteliti
adalah siswa kelas 4 SD Negeri Kadirejo 02 Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang, yang terdiri dari 24 siswa yaitu 24 siswa
laki-laki 15 dan siswa perempuan 9.
3.2 Variabel Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dilakukan di Kelas 4 SD
Negeri Kadirejo 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, variabel
yang akan diteliti adalah variabel bebas yaitu pendekatan pembelajaran
3.2.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas (X) merupakan variabel yang mengalami perubahan
akibat variabel terikat, dalam penelitian ini variabel bebas adalah model
pembelajaran Numbered Head Together dalam metode Esperimen.
3.2.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat (Y) variabel yang mempengaruhi variabel lain. Pada
penelitian ini variabel terikat adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD
Negeri Kadirejo 02. Hasil belajar siswa adalah kemampuan siswa yang
diperoleh setelah siswa mengalami proses belajar.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Mc Taggart, dalam
Suwarsih Madya (2006:10). PTK merupakan pemberian cara kerja yang
melibatkan teori dan praktik menjadi suatu kesatuan yang utuh. Penelitian
yang direncanakan oleh peneliti yaitu PTK menggunakan model spiral
Kemmis dan Mc Taggart meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Prosedur penelitian menurut Kemmis dan Mc
Taggart, digambarkan dalam gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1
Berikut ini adalah rincian pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
- Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together
dalam metode Eksperimen.
- Menyiapkan media dan sumber belajar yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
- Membuat lembar percobaan siswa.
- Menyiapkan 20 soal evaluasi yang diberikan pada saat akhir
siklus serta menyiapkan lembar observasi pengamatan guru dan
siswa selama pembelajaran dengan model Numbered Heads
Tohether dalam metode Eksperimen.
2. Tindakan dan Pengamatan
Pada tahap ini yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
a. Pertemuan I
Kegiatan awal ( 10 menit) - Guru memberikan salam.
- Guru mengajak siswa berdoa.
- Guru melakukan absensi siswa.
- Guru memeriksa kesiapan belajar siswa.
- Guru melakukan apersepsi.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti (30 menit) Eksplorasi
- Guru bertanya kepada siswa, pernahkan kalian memompa ban
sepeda? gaya apakah yang diberikan ketika memompa?
- Dari jawaban siswa, guru menjelaskan adanya gaya dorong dan
tarik, jenis-jenis gaya (magnet, gesek, pegas, otot, gravitasi,
Elaborasi
- Siswa Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 6 orang menggunakan kertas warna, yang
mendapatkan warna sama menjadi satu kelompok.
- Guru membagikan nomor, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapatkan nomor yang berbeda-beda sebagai identitas dalam
kelompok.
- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai langkah-langkah
percobaan yang akan dilakukan.
- Guru membagikan lembar percobaan pada setiap kelompok.
- Guru membagikan alat dan bahan yang akan dihunakan dalam
percobaan pada masing-masing kelompok.
- Alat dan bahan: Meja, bola mainan, buku, mobil mainan, tali, per,
magnet, penggaris, korek api, parasut mainan, kursi.
- Setiap kelompok melakukan percobaan tentang adanya gaya
dorong dan tarik, jenis-jenis gaya (magnet, gesek, pegas, otot,
gravitasi, listrik).
- Guru menjadi fasilitator saat percobaan berlangsung dan
mengawasi pekerjaan siswa.
- Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompoknya dapat
mengerjakan/mengetahuinya.
Konfirmasi
- Guru memanggil beberapa nomor siswa dan nomor yang
dipanggil mempersentasikan hasil diskusi kelompok.
- Guru meminta kelompok lain memberikan tanggapan, kemudian
guru menunjuk nomor yang lain lagi.
- Guru memberikan penguatan serta pelurusan kesalahan yang
Kegiatan akhir (30 menit)
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami.
- Refleksi dilakukan dengan: Meminta pendapat siswa tentang proses pembelajaran hari ini.
- Guru dan siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran hari ini.
- Guru menutup pembelajaran dengan salam.
b. Pertemuan II
Kegiatan awal (10 menit) - Guru memberikan salam.
- Guru mengajak siswa berdoa.
- Guru melakukan absensi siswa.
- Guru mengecek kesiapan belajar siswa.
- Guru melakukan apersepsi.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti (30 menit) Eksplorasi
- Guru bertanya kepada siswa pernahkah kalian menjatuhkan telur
ayam ke lantai? Bagaimanakah bentuk telur itu setelah jatuh ke
lantai?
- Dari jawaban siswa guru menjelaskan faktor yang mempengaruhi
gerak benda dan contoh gaya yang mempengaruhi bentuk benda.
Elaborasi
- Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 6 orang menggunakan kertas warna, yang
mendapatkan warna sama menjadi satu kelompok.
- Guru membagikan nomor, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapatkan nomor yang berbeda-beda sebagai identitas dalam
kelompok.
- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai langkah-lagkah
- Guru membagikan lembar percobaan pada setiap kelompok.
- Guru membagikan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
percobaan pada masing-masing kelompok.
- Alat dan bahan: Pesawat dari kertas, kelereng, pintu, bola plastik,
air minum dengan sedotan.
- Setiap kelompok melakukan percobaan tentang adanya gaya dan
jenis-jenis gaya.
- Guru menjadi fasilitator saat percobaan berlangsung dan
mengawasi pekerjaan siswa.
- Siswa dalam kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompoknya dapat
mengerjakan/mengetahuinya.
- Guru memanggil beberapa nomor siswa dan nomor yang
dipanggil persentasikan hasil diskusi kelompok.
- Guru meminta kelompok lain memberikan tanggapan, kemudian
guru menunjuk nomor yang lain lagi.
Konfirmasi
- Guru memberikan penguatan serta pelurusan kesalahan yang
terjadi pada saat percobaan.
- Guru dan siswa menyimpulkan hasil eksperimen yang telah
dilakukan.
Kegiatan akhir (30 menit)
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada materi yang
belum dipahami.
- Refleksi dilakukan dengan: Meminta pendapat siswa tentang
proses pembelahjaran hari ini.
- Guru dan siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran hari ini.
- Guru memberikan tugas evaluasi kepada setiap siswa.
4. Observasi
Observasi dilakukan pada saat PBM (Proses Belajar Mengajar)
berlangsung dalam mata pelajaran IPA menggunakan model
Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen. Oberservasi
dilakukan oleh guru kelas yang bersangkutan yaitu guru kelas 4 saat
peneliti melaksanakan proses pembelajaran. Observasi dilakukan
untuk mengetahui terlaksana atau tidaknya rencana pembelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya dan digunakannya sebagai
pedoman pelaksanaan perbaikan pada tahap selanjutnya.
Hal-hal yang diamati adalah:
- Peneliti mengamati proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan
guru.
- Untuk siswa yaitu perhatian siswa ketika guru menyampaikan
materi, semangat siswa dalam belajar, keaktifan siswa dalam
pembelajaran.
- Untuk guru yaitu persiapan, membuka pembelajaran, melakukan
apersepsi, penguasaan materi, langkah-langkah pembelajaran
sesuai dengan RPP, memberikan bimbingan kepada siswa.
5. Refleksi
- Menganalisis semua data yang diperoleh.
- Membuat rencana kembali untuk melakukan tindakan
selanjutnya.
Siklus II
a. Perencanaan
- Perencanaan pada siklus II meliputi rencana memperbaiki dan
menyempurnakan model pembelajarn Numbered Heads Together
dalam metode Eksperimen yang didasarkan pada hasil refleksi
pada siklus I. Pada tahap ini peneliti menyusun Recana
b. Tindakan dan Observasi
- Perbaikan tindakan berdasarkan refleksi pada siklus I.
- Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan skenario RPP
yang telah disusun dengan model pembelajaran Numbered Heads
Together dalam metode Eksperimen.
- Siswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran
Numbered Hedas Together dalam metode Eksperimen.
- Memantau proses pemahaman materi gaya kepada siswa.
c. Refleksi
- Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.
- Menganalisis kelemahan dan keberhasilan dalam pembelajaran
IPA menearapkan model pembelajaran Numbered Heads
Together dalam metode Eksperimen.
- Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II, apakah ada
peningkatan atau tidak.
Apabila siklus II belum ada peningkatan hasil belajar sesuai dengan indikator
maka akan diadakan siklus III.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik yang
dipergunakan dalam penelitian untuk mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi siswa kelas 4 dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Kadirejo
02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang setelah dilakukannya proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Number Head Together
dalam metode Eksperimen adalah:
1. Tes
Tes adalah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan
yang dimiliki oleh individu. Dalam hal ini tes yang digunakan adalah tes
diberikan kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan
kognitif siswa. Tes ini digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah
mempelajari materi.
2. Non tes (observasi)
Observasi merupakan kegiatan yang didalamnya peneliti langsung
turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu
di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan meliputi
kinerja guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalah sebuah kegiatan untuk mendapatkan informasi dalam
kegiatan, dalam hal ini peneliti akan menggunakan dokumentasi berupa
foto dalam melaksanakan kegiatan penelitian.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat
penguasaan materi dari siswa kelas 4 SD Negeri Kadirejo 02 Kecamatan
Pabelan Kabupaten Semarang. Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi
pembelajaran IPA seperti tersaji dalam tabel 3.1 berikut ini:
1. Soal tes
Tes digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa setelah
mengikuti pembelajaran, adapun kisi-kisi soal evaluasi IPA Siklus I adalah
sebagai berikut:
Indikator Item Soal
7.12 Menyebutkan
Adapun kisi-kisi soal evaluasi siklus II sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Item Soal
7.Memahami nama gaya pada suatu kegiatan
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kinerja dari guru
dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, dari sini akan
diketahui apakah kegiatan yang mereka laksanakan sudah sesuai dengan
perencaan yang sudah dibuat atau belum. Adapun kisi-kisi lembar
observasi guru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3
Lembar Observasi Mengajar Guru
No Aspek yang diamati
Penilaian Ya Tidak I Pra pembelajaran
1. Guru mempersiapkan ruang kelas yang akan digunakan untuk proses pembelajaran
2. Guru mempersiapkan alat dan media pembelajaran II Kegiatan Awal Pembelajaran
3. Guru mengucapkan salam 4. Guru mengajak siswa berdoa 5. Guru memeriksa kehadiran siswa
6. Guru memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran 7. Guru memberikan apersepsi
8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
III Kegiatan Inti Pembelajaran
9. Guru bertanya kepada siswa tentang kaitan dengan materi 10. Dari jawaban siswa guru menjelaskan materi yang akan
disampaikan
11. Guru membagi siswa kedalam kelompok, setiap kelompok terdiri 6 siswa
12. Guru membagi nomor, sebagai identitas dalam kelompok 13. Guru menjelaskan langkah-langkah percobaan yang akan
dilakukan
14. Guru membagikan lembar percobaan pada setiap kelompok 15. Guru membagikan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
percobaan pada masing-masing kelompok
17. Guru menjadi fasilitator saat percobaan berlangung dan mengawasi pekerjaan siswa
18. Guru memberikan waktu agar setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompoknya dapat mengerjakan/mengetahuinya 19. Guru memanggil nomor dan nomor yang dipanggil
mempersentasikan hasil diskusi kelompok
20. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor yang lain lagi
21. Guru memberikan penguatan serta pelurusan kesalahan yang terjadi pada saat percobaan
IV Kegiatan Akhir Pembelajaran/Penutup
22. Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang belum jelas 23. Guru melibatkan siswa dalam menarik kesimpulan
24. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
25. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam Jumlah skor
Dalam pembelajaran menggunakan model Numbered Heads Together
dalam metode Eksperimen buka hanya guru yang diamati akan tetapi siswa juga
diamati oleh peneliti apakah dengan menggunakan model Numbered Heads
Together dalam metode Eksperimen tersebut siswa dapat menguasai materi atau
bahkan sebaiknya selama proses pembelajaran berlangsung hingga akhir
pembelajaran. Lembar pengamatan juga disediakan oleh siswa agar memudahkan
peneliti melakukan pengamatan secara langsung. Lembar pengamatan siswa
dengan model pembelajaran Numbered Hedas Together dalam metode
Tabel 3.4
Lembar Observasi Belajar Siswa
No Aspek Yang Diamati Penilaian
I Pra Pembelajaran Ya Tidak
1. Siswa duduk di kursi masing-masing 2. Siswa mempersiapkan alat tulis II Kegiatan Awal Pembelajaran
3. Siswa berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing 4. Siswa menjawab salam
5. Siswa hadir
6. Siswa siap untuk mengikuti pelajaran 7. Siswa menjawab apersepsi
8. Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika menyampaikan tujuan pembelajaran
III Kegiatan Inti Pembelajaran
9. Siswa bertanya tentang kaitan materi 10. Siswa menjawab pertanyaan guru 11. Siswa berkelompok
12. Siswa mendapat nomor sebagai identitas dalam kelompok 13. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
langkah-langkah percobaan
14. Siswa mendapat lembar kerja kelompok 15. Siswa mendapat alat dan bahan percobaan 16. Siswa melakukan percobaan
17. Siswa mempersentasikan hasil kerja kelompoknya 18. Siswa menanggapi kelompok yang maju
IV Kegiatan Akhir Pembelajaran/Penutup 19. Siswa bertanya tentang materi yang belum jelas 20. Siswa membuat rangkuman
21. Siswa mengerjakan soal evaluasi 22. Menutup pelajaran
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.5.1 Uji Validitas
Menurut Arikunto (2014:211) Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Analisis validitas pada penelitian ini menggunakan komputer dengan
program SPSS (Statistical Package For Social Science) for windows versi 23.
Metode pengambilan uji validitas dalam penelitian ini menggunakan batasan
r tabel dari dengan signifikansi untuk uji sisi 0,05. Dengan jumlah siswa 30
atau n = 30 maka didapat r tabel sebesar 0,361. Apabila korelasi item lebih
dari 0,361 maka item dianggap valid, dan apabila korelasi item kurang dari
0,361 maka item dianggap tidak valid (Junaidi, 2010).
Hasil uji validitas soal tes siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Soal Siklus I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Item Soal Valid Tidak Valid
Hasil uji validitas item soal siklus I, dapat diketahui bahwa dari 30
soal pilihan ganda terdapat 8 soal yang tidak valid, yaitu nomor 6, 17, 20, 21,
23, 25, 28, 29. Sedangkan 22 soal lainnya terbukti valid, tetapi hanya 20 soal
yang akan digunakan sebagai soal tes pada siklus I sedangkan sisa 2 soal
tidak digunakan. Hasil validitas soal tes pada siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Item Soal Valid Tidak
Valid
soal pilihan ganda terdapat 9 soal yang tidak valid, yaitu nomor 3,7, 13, 15,
17, 20, 21, 24, 27. Sedangkan 21 soal lainnya terbukti valid, tetapi hanya 20
soal yang akan digunakan sebagai soal tes pada siklus II sedangkan sisa 1
soal tidak digunakan.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul datakarena
tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga. (Arikunto 2014:221).
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program (Statistical
Package For Social Science) for windows versi 23. Untuk langkah-langkah
uji reliabilitas sama dengan uju validitas, kemudian menganalisa output. Dan
untuk mengetahui hasil reliabilitas dapat dilihat pada tabel Reliability
Statistics kolom Cronbach’s Alpha. Dalam pengujian reliabilitas ini
menggunakan SPPS For Windows Version 23.0 dengan menggunakan
Realibility Analysys untukmengetahui koefisien Cronbach’s Alpha.
Tabel 3.7
Koefisien Reliabilitas dan Kategori
NO Indeks Kategori
1 𝜕< 0,7 Tidak Reliabel
2 0,7 <𝜕 ≤0,8 Dapat Reliabel
3 0,8 <𝜕 ≤0,9 Reliabel bagus
4 0,9 < 𝜕 ≤1,0 Reliabel memuaskan
Sumber: Arikunto (2014:221)
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas soal tes maka diperoleh hasil uji
reliabilitas soal tes siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.916 22
Dari hasil uji reliabilitas soal tes pada siklus I didapatkan koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,916 yang artinya instrumen memiliki tingkat reliabilitas memuaskan. Selanjutnya hasil uji reliabilitas soal pada siklus II
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliablitas Soal Siklus II Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.903 21
Dari hasil uji reliabilitas soal pada siklus II didapatkan koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,903 yang artinya instrumen memiliki tingkat reliabilitas memuaskan.
3.6 Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Slameto dalam buku Wardani, dkk (2012:338) Tingkat
Kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang betul
suatu butir soal. Tingkat kesukaran soal bernilai 0 jika siswa tidak menjawab
benar, sebaliknya tingkat kesukaran sebuah soal bernilai 1 jika semua siswa
menjawab benar. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus
berikut ini:
𝑷= 𝑩 𝑵 Keterangan:
P = tingkat kesukaran
B= jumlah siswa yang menjawab benar
N= jumlah siswa
Tabel Rentang Nilai Kesukaran yang di bagi menjadi tiga kategori:
Tabel 3.10
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
0.00 – 0.25 Sukar
0.26 – 0.75 Sedang
0.76 – 1.00 Mudah
Hasil analisis tingkat kesukaran tiap butir soal yang diujikan di kelas 4 SD
Tabel 3.11
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I No Klasifikasi
nilai
Kategori No item Jumlah
1 0.00 – 0.25 Sukar 26, 2, 3, 4, 7 5 2 0.26 – 0.75 Sedang 1,5,8,12,13,14,15, 16
8
3 0.76 – 1.00 Mudah 9, 22,27,10,11,30,19 7
Total 20
Berdasarkan tabel 3.11 dapat diuraikan bahwa untuk tingkat kesukaran tiap
butir soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang dikategorikan menjadi tiga
yaitu soal sukar terdapat 5 soal, soal sedang terdapat 8 soal, dan kategori soal
mudah terdapat 7 soal.
Tabel 3.12
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus II No Klasifikasi
nilai
Kategori No item Jumlah
1 0.00 – 0.25 Sukar 1, 12, 3, 4 4
2 0.26 – 0.75 Sedang 28,5,7,2,13,14,15,8 8 3 0.76 – 1.00 Mudah 22,9,27,10,11,30,19,
16
8
Total 20
Berdasarkan tabel diatas 3.12 dapat diuraikan bahwa tingkat kesukaran tiap
butir soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang terdapat tiga kategori yaitu
soal sukar 4 soal, soal sedang terdapat 8 soal, dan kategori soal mudah 8 soal.
3.7 Indikator Keberhasilan
Dengan melihat latar belakang masalah untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan model
Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen dengan KKM yang
sudah ditetapkan SD Negeri Kadirejo 02 untuk kelas 4 pada mata pelajaran
Peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajara IPA dengan
menggunakan model Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen
dikatakan berhasil apabila lebih dari 85% dari 24 siswa telah berhasil
mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70.
3.8 Teknis Analisis Data
Teknis analisi data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
analisis deskripsi kuantitatif dan deskripsi kualitatif
3.8.1 Deskripsi Kuantitatif
Dalam penelitian ini menggunakan data nilai pra siklus yang diperoleh
dari guru kelas 4 yang berguna untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa dari pra siklus, siklus I, sampai siklus II. Untuk menganalisis tingkat
keberhasilan belajar siswa, maka pada setiap akhir siklus I dan siklus II
diberikan soal tes dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. Untuk
menganalisis deskripsi kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung
ketuntasan individual, nilai rata-rata siswa, dan ketuntasan klasikal. Menurut
Arikunto (2012:186) rumus ketuntasan individual, nilai rata-rata siswa, dan
persentase ketuntasan klasikal sebagai berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑎𝑙= 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100
Keterangan:
KKM yang telah ditetapkan sebesar 70, maka berdasarkan perbandingan nilai
KKM dan tes hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas atau
belum tuntas dalam pelajaran IPA.
Sedangkan untuk mengukur nilai rata-rata siswa menggunaka rumus sebagai
berikut:
𝑋= 𝑥 𝑁 Keterangan:
X = nilai rata-rata
Sedangkan untuk mengukur persentase ketuntasan klasikal siswa digunakan
rumus sebagai berikut:
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%
Keterangan:
Ketuntasan diproleh dari hasil perhitungan dengan KKM yang telah
diterapkan, sehingga hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Tuntas = nilai ≥ 70
2. Tidak tuntas = nilai < 70
3.8.2 Deskripsi Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas guru dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis hasil
observasi aktivitas guru dan siswa dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi masing-masing terdiri dari 25 pertanyaan yang
terbagi dalam pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Lembar observasi yang digunakan yaitu dalam bentuk check list.
Obesrver atau guru kelas mengamati aspek yang diamati yang sudah