JURNAL MANAJEMEN
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 4, November 2015
ISSN: 2302-0199
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
PROGRAM PASCASARJANA
Jalan. Tgk Chik Pante Kulu No. 5 Komplek Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda
Aceh 23111. Telp : (0651) 7407659, 7555110, Fax : (0651) 7551002.
Volume 4, Nomor 4, April 2015
Pengaruh Kompetensi Pendidikan Dan Pelatihan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Serta Dampaknya Pada Kinerja Dinas Perindustrian Dan Perdagangan
Aceh
1 - 10
Ruslan, Mukhlis Yunus, Mahdani
Pengaruh Kepemimpinan,Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Serta Dampaknya Pada Kinerja Koperasi Unit Desa Dan Usaha Kecil
Menengah Di Provinsi Aceh
Rusli, Said Musnadi, Mahdani
11 - 20
Pengaruh Kompetensi, Kepemimpinan Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai Serta
Dampaknya Pada Kinerja Sekretariat Daerah Kabupaten Pidie Jaya
Safrizal, Hafasnuddin, Syafruddin Chan
21 - 30
Pengaruh Diklat Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Inspektorat Aceh
Abdullah, Mukhlis Yunus, Mahdani
31 - 40
Pengaruh Karakteristik Pekerjaan, Rutinitas Pekerjaan Dan Pengembangan SDM
Terhadap Kepuasan Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Banda
Aceh
Chairuni, Mukhlis Yunus, Sulaiman
Jurnal Manajemen ISSN 2302-0199
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 1- 10
1 - Volume 4, No. 4, November 2015
PENGARUH KOMPETENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN,
MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA DINAS
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN ACEH
Ruslan1, Mukhlis Yunus2, Mahdani3
1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract The purpose of this study was to determine (1) the influence of education and training competence, motivation and discipline affect the work performance of employees, (2) the effect of training competence, motivation and work discipline to organizational performance Aceh Department of Trade and Industry, (3) the effect of employee performance to organizational performance Aceh Department of Industry and Trade, (4) the indirect effect of education and training competence, motivation and work discipline to organizational performance through employee performance variables of Industry and Trade of Aceh. This research was conducted at the Department of Industry and Trade of Aceh by the number of respondents 160 peoples. Analytical equipment used in this study using path analysis. The study of the first hypothesis suggests that competence education and training, motivation and discipline simultaneously affect the work performance of employees of Industry and Trade of Aceh, the results of the second hypothesis also suggests that competence education and training, work motivation and work discipline simultaneously affect the performance of the organization while the third hypothesis suggests that employee performance has a significant influence on organizational performance peningaktan Department of Industry and Trade of Aceh, and then fourth hypothesis also suggests that there is a direct or indirect effect of variable competence education and training, work motivation and discipline to organizational performance through employee performance variables Department of Industry and Trade of Aceh.
Keywords : Competence, Motivation, Discipline and Employee Performance and Organizational Performance
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai, (2) pengaruh kompetensi diklat, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, (3) pengaruh kinerja pegawai terhadap kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, (4) pengaruh tidak langsung kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja organisasi melalui variabel kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh dengan jumlah responden sebanyak 160 orang. Peralatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian terhadap hipotesis pertama menunjukkan bahwa kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Aceh, hasil hipotesis kedua juga menunjukkan bahwa Kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja organisasi sedangkan hipotesis ketiga menunjukkan bahwa kinerja pegawai mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap peningaktan kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, kemudian hipotesis keempat juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung maupun langsung variabel kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja organisasi melalui variabel kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh.
Kata kunci : Kompetensi, motivasi, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai dan Kinerja Organisasi PENDAHULUAN
Kinerja pegawai atau aparatur Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh
Volume 4, No. 4, November 2015 - 2 masing-masing pegawai sesuai dengan
fungsi dalam struktur organisasi. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan menyusun perencanaan kerja yang harus dilakukan
dalam setiap bulannya maupun
perencanaan dalam satu tahun, kemudian kemampuan pegawai dalam merealisasikan rencana yang telah dibuat juga masih relatif rendah hal ini dapat dilihat dari banyaknya pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kemudian pegawai belum melaksanakan perintah atasan dengan baik terutama dalam menjalankan wewenang yang telah diberikan, serta kualitas kerja yang masih relatif rendah terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
yang memerlukan pelayanan dari
Disperindag Aceh. Hal ini terkait pada pegawai yang belum semuanya mampu
memberikan masukan untuk
penyempurnaan tugas-tugas organisasi pada setiap diskusi yang diselenggarakan oleh masing-masing bagian dalam rangka meningkatkan kinerja.
Kompetensi seseorang dapat
berkembang atau meningkat melalui beberapa cara, seperti melalui pengalaman, belajar sendiri, pendidikan formal maupun melalui pendidikan dan pelatihan (diklat)
tertentu. Masing-masing pola
perkembangan tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangan, namun sebaiknya
diperoleh malalui perpaduan dari semua cara tersebut. Dari aspek teoritis dan praktis perkembangan kompetensi yang
diperoleh melalui Diklat dapat dikatakan lebih lengkap dan mendalam dari pada melewati pengalaman. Hal ini karena pada pelaksanaan diklat dirancang berdasarkan sistem belajar yang terstruktrur yang dibimbing oleh banyak fasilitator dan penyelenggara. Lain halnya dengan perkembangan kompetensi yang diperoleh melalui pengalaman, dimana lebih banyak didasarkan pada kegiatan praktek langsung sebagai respon dari kebutuhan hidup.
Banyak pendapat yang
meyakinkan bahwa melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) dapat meningkatkan kompetensi diri seseorang. Kegiatan diklat didesain sedemikian rupa yang mencakup materi pokok dan materi penunjang serta kegiatan praktek lapangan. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat pun cukup banyak jumlahnya, baik sebagai fasilitator, pendamping kelas, panitia penyelenggara, serta mungkin adanya penceramah tamu, dan peserta diklat itu sendiri. Waktu penyelenggaraan juga relatif lama (beberapa hari) yang dapat mencapai puluhan atau ratusan jam pelajaran. Dengan demikian perlu adanya dana yang memadai.
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
3 - Volume 4, No. 4, November 2015 organisasi. Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tuuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual (Robbins, 2003:208).
Kebutuhan dapat berwujud fisik, biologis serta sosial ekonomis. Akan tetapi yang lebih penting adalah adanya kebutuhan-kebutuhan (needs) yang bersifat sosial-psikis, misalnya penghargaan, pengakuan, keselamatan, perlindungan keamanan dan jaminan sosial. Motivasi kerja dapat memberi energi yang dapat menggerakkan segala potensi yang ada, menciptkan keinginan yang tinggi dan luhur serta meningkatkan kebersamaan. Masing-masing pihak bekerja menurut aturan atau ukuran yang telah ditetapkan dengan saling menghormati, saling membutuhkan, saling mengerti, dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing dalam keseluruhan proses kerja.
Fenomena yang terjadi pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh yaitu masih rendahnya motivasi kerja pegawai, sehingga berdampak pada belum maksimalnya tingkat kinerja pagawai, ini terlihat masih kurangnya tanggung jawab dan kesadaran untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, hal ini dapat dilihat dari setiap pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan rata-rata hanya mampu dikerjakan sekitar 80% dari target kerja yang dibebankan kepada masing-masing
pegawai, seperti penyelesaian surat izin perdagangan dan perindustrian baik dalam skala kecil maupun skala besar.
Selain daripada itu kurangnya
motivasi kerja pagawai di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Aceh dapat dilihat dari mutu pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai masih kurang sesuai dengan harapan pimpinan, kemudian rendahnya motivasi kerja pegawai juga dapat dilihat dari tugas sesuai kemampuan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan pimpinan, sehingga menimbulkan kinerja yang diharapkan menjadi tidak tercapai, kemudian rendahnya motivasi kerja pegawai juga dapat dilihat dari insiatif kerja yang masih rendah serta hubungan kerja yang masih kurang harmonis baik antara pimpinan dengan pegawai maupun hubungan pegawai dengan pegawai.
Sedangkan fenomena berkaitan dengan disiplin kerja pegawai dapat penulis jelaskan bahwa faktor kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan kerja pegawai karena disiplin kerja menjadi salah satu faktor yang dapat mendorong terciptanya kinerja pegawai yang dapat berdampak langsung
maupun tidak langsung terhadap
Volume 4, No. 4, November 2015 - 4 Disiplin pada hakekatnya merupakan
seperangkat aturan yang wajib ditaati oleh setiap pegawai. Disiplin merupakan suatu ketentuan yang berhubungan dalam diri setiap orang tersebut harus mampu menyesuaikan dirinya dengan sukarela terhadap aturan-aturan dan keputusan-keputusan serta nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi. Kedisiplinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seorang pegawai harus selalu datang, pulang sesuai waktu yang telah ditentukan (tepat waktu) dan bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
.
KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja Organisasi
Organisasi yang baik ditentukan oleh hasil kinerja yang diperoleh oleh pegawainya. Menurut pendapat dari (Ambar Teguh, Sulistiyani dan Rosidah, 2003:223) bahwa yang dimaksud dengan kinerja Kinerja organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahua betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan/instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan-kesan buruk organisasi
yang mendalam berakibat dan
mengabaikan tanda-tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Beberapa pendapat dari para ahli memberikan definisi yang berbeda tentang kinerja organisasi. Menurut pendapat para ahli yaitu pendapat yang dikemukakan
oleh Hasibuan Malayu, (2004:34),
mengemukakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh beberapa orang dalam organisasi didalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu. Sedangkan
dalam pandangan Ambar Teguh,
Sulistiyani dan Rosidah (2003:223), kinerja organisasi merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Sementara itu Robert dan Jackson (2002:78), menyatakan bahwa kinerja organisasi pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan dalam lingkungan organisasi.
Kompetensi Diklat Dan Kinerja Pegawai
Kompetensi adalah suatu
kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang
dilandasi atas keterampilan dan
pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Kompetensi sebagai kemampuan
seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja,
juga menunjukkan karakteristik
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
5 - Volume 4, No. 4, November 2015 individu yang memampukan mereka untuk melakukan tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif dan meningkatkan standar kualitas professional dalam pekerjaan.
Ada dua istilah yang muncul dari dua aliran yang berbeda tentang konsep kesesuaian dalam pekerjaan. Istilah
tersebut adalah ”Competency”
(kompetensi) yaitu deskripsi mengenai perilaku, dan “Competence” (kecakapan) yang merupakan deskripsi tugas atau hasil pekerjaan. (Palan R, 2007:5).
Lebih lanjut Ruky A.S, (2004: 106) menjelaskan bahwa kompetensi dalam kaitannya dengan unjuk kerja dapat digolongkan dalam 2(dua) jenis, yaitu :
a. Kompetensi ambang (threshold
competencies), yaitu kriteria minimal dan esensial yang dibutuhkan/di tuntut dari sebuah jabatan dan harus bisa di penuhi oleh setiap pemegang jabatan
tersebut untuk dapat bekerja
menjalankan pekerjaan tersebut secara efektif
b. Kompetensi pembeda (differentiating competencies), yaitu kriteria yang dapat membedakan antara orang yang selalu mencapai unjuk kerja superior dan orang yang unjuk kerjanya rata-rata saja.
Wibowo (2007:109-134) mengatakan bahwa setiap organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu dan apabila tercapai barulah dapat disebut sebagai sebuah keberhasilan”. Untuk mencapai
keberhasilan, diperlukan landasan yang kuat berupa : kompetensi kepemimpinan, kompetensi pekerja dan disiplin kerja
yang mampu memperkuat dan
memaksimumkan kompetensi. Kompetensi menjadi sangat berguna untuk membantu organisasi menciptakan budaya kinerja tinggi, prestasi kerja dalam setiap proses sumber daya manusia, seleksi karyawan, manajemen kinerja, perencanaan dan sebagainya.
Menurut Iswahyu (2005),
”kompetensi merupakan kemampuan
pelaksanaan tugas sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta teknologi dan pengalaman yang relevan dengan bidang tugas sehingga dapat mengembangkan motivasi kerja yang bersangkutan dan peningkatan kinerjanya”. Menurut Purwadarminta (2010 :56) “Kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal”. Budiman Sanusi (Wikipedia, 2010), ”bahwa kompetensi keseluruhan pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan sikap yang ditampilkan oleh orang-orang yang sukses atau berhasil dalam mengerjakan suatu tugas dengan prestasi kerja yang optimal.
Motivasi Dan Kinerja Pegawai
Volume 4, No. 4, November 2015 - 6 menggerakkan diri/pegawai yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi maupun pegawai itu sendiri. Sikap mental pegawai yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.
Motivasi adalah adanya suatu dorongan yang diberikan oleh Kepala Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Aceh berdasarkan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut : Prinsip Partisipasi, Prinsip Komunikasi, Prinsip Mengakui Adil Bawahan, Prinsip pendelegasian wewenang, dan Prinsip Memberikan
Perhatian terhadap pegawai dalam
melakukan tugas untuk mencapai tujuan atau penyelesaian tugas yang telah direncanakan.
Motivasi merupakan semua
kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberi daya, arah dan memelihara tingkah laku yang bersangkutan. Dalam kehidupan kita sehari-hari, motivasi diartikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan atau rangsangan kepada para karyawan, sehingga mereka bersedia bekerja dengan rela tanpa merasa dipaksa (Saydan : 2006).
Menurut Supardi dan Anwar (2004), menyatakan bahwa : motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Motivasi diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan untuk
mencapai sasaran kepuasan. Motivasi bukanlah yang dapat diamati tetapi adalah hal yang disimpulkan karena sesuatu perilaku yang tampak.
Menurut Siagian P. Sondang, (2002), menyatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya pada umumnya adalah sesuatu yang mempunyai arti penting bagi dirinya sendiri dan instansi.
Menurut Hasibuan Malayu,
(2006 : 95) motivasi adalah “pemberian
daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan berintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.
Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai
Kedisiplinan merupakan fungsi dari Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kedisiplinan merupakan fungsi
Manajemen SDM yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi atau perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas–tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini dapat memotivasi atau
mendorong semangat kerja dan
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
7 - Volume 4, No. 4, November 2015 bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang pimpinan atau atasan dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya mempunyai disiplin yang baik.
Menurut Dessler (2005 : 275) bahwa “Disiplin adalah suatu prosedur yang mengoreksi atau menghukum seorang bawahan karena melanggar aturan atau prosedur yang telah ditentukan oleh organisasi atau perusahaan”.
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi tanggung jawab bila dihubungkan dengan tugas dan kewajiban serta larangan untuk abdi negara. Kedisiplinan juga fungsi dari Manajemen Sumber Daya yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi atau perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas–tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini dapat memotivasi atau
mendorong semangat kerja dan
terwujudnya tujuan organisasi atau instansi. Oleh karena itu, setiap pimpinan atau atasan harus selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang pimpinan atau atasan dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya mempunyai disiplin yang baik.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh. Objek penelitian ini adalah para seluruh pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh. Penelitian ini akan menyajikan tentang pengaruh kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai serta dampaknya pada kinerja Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Aceh.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2007 : 72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh yang berjumlah 160 orang pegawai, sehingga metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus.
Peralatan Analisis Data
Volume 4, No. 4, November 2015 - 8 berdistribusi normal; (5) tidak ada
multikolinieriti; dan (6) semua variable terukur, minimal dalam skala interval.
Model jalur sesuai dengan
kerangka pemikiran yang telah dijelaskan sebagai berikut ini:
Gambar 1. Diagram Jalur
HASIL PEMBAHASAN
Pengaruh Kompetensi pendidikan dan pelatihan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh
Pengaruh Kompetensi Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai
Berdasarkan hasil penelitian seperti ditunjukkan pada tabel 4.9. menunjukkan
bahwa kompetensi pendidikan dan
pelatihan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh diperoleh nilai koefisien sebesar 0,448 artinya setiap perubahan terhadap variabel kompetensi pendidikan dan pelatihan
sebanyak 1 satuan, maka akan
meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0,448 pada satuan skala likert. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa
kompetensi pendidikan dan pelatihan berpengaruh nyata terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Aceh.
Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi yang dilakukan oleh pimpinan
mempunyai pengaruh terhadap
peningkatan kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,254 artinya setiap perubahan terhadap variabel motivasi sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0,254 pada satuan skala likert.
Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja yang diperlihatkan oleh pegawai mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,240 artinya setiap perubahan terhadap variabel disiplin kerja sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0,240 pada satuan skala likert.
Pengaruh Kompetensi pendidikan dan pelatihan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh
Pengaruh Kompetensi Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Organisasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pendidikan dan pelatihan
mempunyai pengaruh terhadap
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
9 - Volume 4, No. 4, November 2015 Perindustrian dan Perdagangan Aceh diperoleh nilai koefisien sebesar 0,453 artinya setiap perubahan terhadap variabel kompetensi pendidikan dan pelatihan
sebanyak 1 satuan, maka akan
meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0,453% pada satuan skala likert.
Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi yang diberikan oleh pimpinan
mempunyai pengaruh terhadap
peningkatan kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,245 artinya setiap perubahan terhadap variabel motivasi sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0,245% pada satuan skala likert.
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja yang diperlihatkan oleh pegawai mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,223 artinya setiap perubahan terhadap variabel disiplin kerja sebanyak 1 satuan, maka akan meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0,223% pada satuan skala likert.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kinerja pegawai pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Aceh, hal ini mengindikasikan bahwa faktor kompetensi pendidikan dan pelatihan,
motivasi kerja yang dilakukan
pimpinan maupun disiplin kerja
pegawai berdampak terhadap
peningkatan kinerja pegawai.
2. Kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja organisasi, sedangkan secara parsial variabel kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan disiplin
kerja juga mempunyai pengaruh
terhadap kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh. 3. Kinerja pegawai mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap peningkatan kinerja organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh.
4. Terdapat pengaruh tidak langsung maupun langsung variabel kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja organisasi melalui variabel kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh.
Volume 4, No. 4, November 2015 - 10 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semua variabel mempunyai pengaruh baik secara langsung dan tidak langsung dalam meningkatkan kinerja organisasi, sehingga keberadaan variabel tersebut perlu ditingkatkan, terutama dalam meningkatkan kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
2. Kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan disiplin kerja dapat menjadi referensi bagi pimpinan dalam pengambilan kebijaksanaan organisasi berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai.
3. Kompetensi pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan disiplin kerja menjadi salah satu faktor yang dapat dijadikan rujukan bagi pimpinan baik
secara langsung maupun tidak
langsung terhadap peningkatan kinerja organisasi, sehingga dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai tingkat keberhasilan organisasi.
4. Untuk meningkatkan kinerja pegawai yang lebih baik lagi, hendaknya
disiplin kerja pegawai lebih
ditingkatkan lagi, sehingga dengan disiplin kerja yang tinggi akan mampu meningkatkan kinerja organisasi menjadi lebih baik lagi, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ambar, T., Sulistiyani dan Rosidah, 2003.
Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep, Teori dan Pengembangan
dalam Konteks Organisasi Publik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hasibuan, M. SP, 2004. Manajemen Dasar,
Pengertian dan Masalah. Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Iswahyu, H., 2005. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Malang. Jurnal Eksekutif. Vol. 2, No. 1, April 2005.
Mangkunegara, A.P., 2006. Evaluasi Kinerja
Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Palan, R., 2007. Competency Management.
Teknik Mengimplementasikan
Manajemen SDM berbasis
Kompetensi untuk Meningkatkan
Daya Saing Organisasi. Penerjemah:
Octa Melia Jalal. Jakarta: Penerbit PPM.
Purwadarminta, 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN. Yogyakarta.
Mathis, Robert L, Jackson, John H, 2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Salemba Empat.
Ruky, A. S., 2004. Sistem Manajemen Kinerja: Panduan Praktis untuk Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Saydan, 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Penerbit Jambatan Siagian, S., 2002. Manajemen Stratejik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Jurnal Manajemen ISSN 2302-0199
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 11- 20
11 - Volume 4, No. 2, Mei 2015
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KOPERASI UNIT
DESA DAN USAHA KECIL MENENGAH DI PROVINSI ACEH
Rusli1, Said Musnadi2, Mahdani3
1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract The purpose of this study was to Determine (1) the influence of education and training competence, motivation and discipline Affect the work performance of employees, (2) the effect of training competence, motivation and work discipline to organizational performance Aceh Department of Trade and Industry, (3) the effect of employee performance to organizational performance Aceh Department of Industry and Trade, (4) the indirect effect of education and training competence, motivation and work discipline to organizational performance through employee performance variables of Industry and Trade of Aceh. This research was conducted at the Department of Industry and Trade of Aceh by the number of respondents 160 people. Analytical equipment used in this study using path analysis. The study of the first hypothesis Suggests that competence education and training, motivation and discipline simultaneously Affect the work performance of employees of Industry and Trade of Aceh, the results of the second hypothesis also Suggests that competence education and training, work motivation and work discipline simultaneously Affect the performance of the organization while the third hypothesis Suggests that employee performance has a significant influence on organizational performance peningaktan Department of Industry and Trade of Aceh, and then fourth hypothesis also Suggests that there is a direct or indirect effect of variable competence education and training, work motivation and discipline to organizational performance through employee performance variables, the Department of Industry and Trade of Aceh.
Keywords: Competence, Motivation, Discipline and Employee Performance and Organizational Performance
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan, (2) pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja dan kinerja karyawan terhadap kinerja Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah di Provinsi Aceh, (3) pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah di Provinsi Aceh melalui kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah di Provinsi Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Peralatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dengan nilai Fhitung > Ftabel (64,054 > 2,690) pada tingkat signifikansi 0,000. Kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja KUD dan UKM di Provinsi Aceh, dengan diperoleh nilai Fhitung > Ftabel (55,910 > 2,699) pada tingkat signifikansi 0,000, kemudian hasil penelitian juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja terhadap kinerja KUD dan UKM di Provinsi Aceh melalui kinerja karyawan.
Kata kunci : Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Kinerja Karyawan dan Kinerja Organisasi
PENDAHULUAN
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Aceh merupakan unsur
pelaksana Pemerintah Aceh di bidang kelembagaan dan usaha koperasi, usaha
Volume 4, No. 4, November 2015 - 12 pembiayaan koperasi, usaha mikro, kecil
menengah. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh dipimpin oleh seorang kepala dinas yang bertugas melaksanakan tugas umum pemerintah dan pembangunan di bidang kelembagaan dan usaha koperasi, uasha mikro, kecil dan menengah serta pembiayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kepala dinas sebagai pemimpin pada
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Aceh selalu berusaha
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya dalam rangka meningkatkan kinerja karyawannya.
Secara empiris kinerja karyawan dan kinerja organisasi pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal umumnya diciptakan oleh kondisi dari organisasi Dinas Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah Aceh dan
lingkungan organisasi seperti : kebijakan menenai pengembangan sumber daya manusia yang ada di Dinas Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah Aceh,
kepemimpinan, pengembangan karier, lingkungan kerja maupun tingkat birokrasi dan lain-lain. Sementara faktor internal umumnya diciptakan oleh faktor-faktor yang terkandung dalam setia jiwa karyawan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh seperti motivasi, mental, attitude dan lain-lain, Saydan (2006 : 259).
Beberapa faktor tersebut perlu mendapat kajian yang sifatnya ilmiah guna
mengetahui sejauhmana pengaruhnya
terhadap kinerja karyawan pada Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh secara umum. Berdasarkan hal tersebut akhirnya penulis tertarik melakukan penelitian yang
berkaitan dengan penembangan
sumberdaya manusia yang ada di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh.
Indikator kinerja atau performance indicators berkaitan dengan hasil yang dikuantitatifkan dan mengusahakan data setelah kejadian. Sementara itu indikator kinerja dipakai untuk aktivitas yang hanya dapat ditetapkan secara lebih kualitatif atas dasar perilaku yang dapat diamati. Dalam hal indikator kinerja Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh dapat dilihat dari target dan realisasi pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh dalam kurun waktu tertentu. Bagi organisasi yang memberikan pelayanan kepada publik, tentu saja kinerja karyawan itu dapat dilihat dari bagaimana organisasi tersebut dalam memberikan pelayanan kepada publik, serta penanganan masalah-masalah perkoperasian dan usaha kecil menengah dalam masyarakat seperti seperti pengurusan surat izin maupun
masalah pengembangan usaha yang
dilakukan oleh masyarakat, sehingga diperlukan adanya seseorang yang dapat
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
13 - Volume 4, No. 4, November 2015 setiap pekerjaan dengan baik, yaitu dengan adanya figur kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan pengarahan kepada karyawan apalagi pada saat-saat sekarang ini di mana semua serba terbuka, maka kepemimpinan yang dibutuhkan
adalah kepemimpinan yang bisa
memberdayakan karyawannya.
Kepemimpinan yang bisa menumbuhkan
motivasi kerja karyawan adalah
kepemimpinan yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri para karyawan dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
Pemimpin yang berorientasi
peningkatan kemampuan berfokus pada pengembangan keterampilan-keterampilan karyawan untuk meningkatkan kualitas
kinerja karyawan. Pemimpin yang
mempunyai orientasi peningkatan
kemampuan lebih tampak seperti pelatih
yang berfokus pada meningkatkan
keterampilan dan kemampuan karyawan. Selain kepemimpinan, motivasi juga mempunyai peranan penting bagi para karyawan dalam rangka meningkatkan kinerjanya. Oleh sebab itu, motivasi yang tinggi dari para karyawan akan sangat
diharapkan oleh organisasi dalam
meningkatkan kinerja karyawan.
Ermayanti (2001:3), mengemukakan
bahwa pemahaman motivasi, baik yang ada dalam diri karyawan maupun yang berasal dari lingkungan akan dapat membantu dalam peningkatan kinerja. Dalam hal ini seorang manajer perlu
mengarahkan motivasi dengan
menciptakan kondisi (iklim) organisasi melalui pembentukan budaya kerja atau budaya organisasi sehingga para karyawan merasa terpacu untuk bekerja lebih keras agar kinerja yang dicapai juga tinggi. Pemberian motivasi harus diarahkan dengan baik menurut prioritas dan dapat diterima dengan baik oleh karyawan, karena motivasi tidak dapat diberikan untuk setiap karyawan dengan bentuk yang berbeda-beda.
Dengan diberikannya motivasi
kepada karyawan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh, diharapkan kepada setiap karyawan akan memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi sesuai dengan uraian jabatan yang diberikan serta memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berusaha untuk merealisasikan target pelayanan kepada masyarakat.
Volume 4, No. 4, November 2015 - 14 dalam organisasi yang belum berjalan
dengan harmonis.
KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja Koperasi Dan UKM
Kinerja perusahaan dalam hal ini kinerja koperasi dan UKM pada dasarnya merupakan cermin atas hasil kegiatan dan kondisi yang ada disebuah perusahaan, hasil kegiatan dari perusahaan ini akan dianalisis, dimana hasil dari analisis tersebut akan dapat memperlihatkan kondisi manajemen perusahaan selama periode dilakukannya analisis akan kinerja. Kinerja juga merupakan suatu tingkat dimana para individu dan organisasi dalam suatu perusahaan berusaha untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. Anthony dkk, (1995:6) dalam buku Soni Yuwono,dkk (2003) menyatakan bahwa efektifitas suatu organisasi berkaitan dengan kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
sedangkan efisiensi menggambarkan
beberapa masukan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu unit keluaran.
Sedangkan Lazzaro dan Brush (2005:229-230) mendefenisikan bahwa kinerja sama dengan pengukuran pekerjaan maksudnya adalah perbandingan yang esensial antara satu standar dengan hasil yang dicapai dengan pengerahan usaha fisik dan mental. Pengukuran kinerja menyajikan suatu basis bagi penentuan luas kemajuan dan perbaikan dalam
usaha-usaha produktif dengan jalan
membandingkan apa yang telah dikerjakan dengan apa yang sedang dikerjakan.
Dengan demikian pengertian kinerja
koperasi dan UKIM merupakan
pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan, Soni Yuwono,dkk (2003).
Kinerja karyawan mengacu pada prestasi seseorang yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan/organisasi. Pengelolaan untuk mencapai kinerja sumber daya manusia tinggi dimaksudkan guna meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kinerja sebenarnya meupakan konsep yang sangat kompleks, baik definisi maupun pengukurannya yang sering menjadi tantangan bagi peneliti teori manajemen dan perilaku organisasi, karena bersifat multidimensional. Sehingga pengukuran kinerja hendaknya menginteraksikan dimensi pengukuran yang beragam.
Robbins (2007 : 212),
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
15 - Volume 4, No. 4, November 2015 lingkungan dari pada pekerjaan tersebut.
Faktor kritis yang berkaitan dengan keberhasilan jangka panjang organisasi
adalah kemampuan untuk mengukur
seberapa baik karyawannya bekerja serta menggunakan informasi tersebut guna memastikan pelaksanaannya memenuhi standar-standar sekarang dan terus meningkat sepanjang waktu. Teknik yang paling tua yang digunakan manajemen
adalah melalui penilaian kinerja
(performance apprasial). Penilaian kinerja dapat pula menjadi sumber kerisauan dan frustasi bagi manajer dan karyawan. Hal ini disebabkan ketidakpastian di sekitar sistem penilaian kinerja.
Kepemimpinan
Untuk mengelola dan
mengendalikan berbagai fungsi subsistem dalam organisasi agar tetap konsisten dengan tujuan organisasi dibutuhkan
seorang pemimpin karena pemimpin
merupakan bagian penting dalam
peningkatan kinerja para pekerja
(Bass,1994 dalam Cahyono 2005).
Disamping itu kemampuan pemimpin dalam menggerakan dan memberdayakan karyawannya akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Perubahan lingkungan dan tehnologi yang cepat meningkatkan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh
organisasi, hal ini memunculkan
kebutuhan organisasi terhadap pemimpin
yang dapat mengarahkan dan
mengembangkan usaha-usaha bawahan
dengan kekuasaan yang dimiliki untuk
mencapai tujuan organisasi dalam
membangun organisasi menuju high
performance (Harvey dan Brown, 1996, dalam Cahyono, 2005). Perilaku pemimpin mempunyai dampak signifikan terhadap sikap, perilaku dan kinerja pegawai. Efektivitas pemimpin dipengaruhi oleh karakteristik bawahannya dan terkait dengan proses komunikasi yang terjadi antara pemimpin dan bawahan.
Motivasi Kerja
Untuk mencapai tujuan dan
keberhasilan dari sebuah organisasi maka pimpinan dari organisasi tersebut harus memperhatikan apa-apa yang membuat
karyawannya termotivasi dalam
melakukan pekerjaan dan berusaha untuk supaya karyan benar-benar memahami apa
itu motivasi sebenarnya, menurut
Ermayanti (2001:3), mengemukakan bahwa pemahaman motivasi, baik yang ada dalam diri karyawan maupun yang berasal dari lingkungan akan dapat membantu dalam peningkatan kinerja. Dalam hal ini seorang pimpinan perlu
mengarahkan motivasi dengan
menciptakan kondisi (iklim) organisasi melalui pembentukan budaya kerja atau budaya organisasi sehingga para karyawan merasa terpacu untuk bekerja lebih keras agar kinerja yang dicapai juga tinggi.
Menurut Nawawi dan Hadari,
Volume 4, No. 4, November 2015 - 16 interaksi antar kepribadian yang
berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan sebagai manusia. Dari proses ini dihasilkan dorongan (motif) berupa kehendak.
Kemauan dan keinginan untuk
bertindak/berbuat melalui pengambilan keputusan.
Menurut Hasibuan, (2006:95)
motivasi adalah “pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau
bekerjasama, bekerja efektif dan
berintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.
Lingkungan Kerja
Menurut Nitisemito (2008:78)
lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
tugas yang dibebankannya. Suatu
organisasi atau perusahaan harus dapat memperhatikan kondisi yang ada dalam peusahaan baik didalam maupun diluar ruangan tempat kerja, sehingga karyawan dapat bekerja dengan lancar dan merasa aman. Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa lingkungan kerja yang
nyaman dapat berdampak terhadap
kepuasan pegawai. Hubungan lingkungan kerja dengan peningkatan kepuasan kerja juga dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Rodhiyah (2008), bahwa lingkungan kerja yang
nyaman dapat berdampak terhadap
peningkatan kepuasan kerja karyawan.
Kemudian juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Lewa dan Subowo, (2005) dimana lingkungan kerja dapat berdampak terhadap peningkatan kinerja karyawan dalam suatu organisasi.
Lingkungan kerja merupakan suatu masalah yang perlu diperhatikan oleh setiap orang yang melakukan suatu pekerjaan, karena lingkungan kerja dapat
mempengaruhi karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan atau
menghasilkan barang atau jasa. Karyawan yang merasa senang, optimis mengenai kegiatan dan tugasnya menunjukkan
adanya lingkungan kerjanya baik.
Lingkungan kerja yang baik akan
mendorong seseorang untuk bekerja lebih baik dan bersikap positif seperti
mempunyai kesetiaan yang tinggi,
kegembiraan, kebanggaan dalam dinas,
kerjasama dan kedisiplinan dalam
kewajiban (Moekijat, 2005 : 136).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan lingkungan kerja adalah segala sesuatu baik sarana dan prasarana yang ada disekitar karyawan atau pekerja sehingga langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi dalam pelaksanakan tugas-tugas dan pekerjaannya.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
17 - Volume 4, No. 4, November 2015 motivasi, lingkungan kerja, kinerja karyawan dan kinerja koperasi dan UKM.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah di Provinsi Aceh yang berjumlah sebanyak 91 unit KUD dan 2020 UKM dengan jumlah karyawan sebanyak 2699 orang.
Menurut Arikunto (2002 : 108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitian juga disebut studi populasi atau studi sensus.
Peralatan Analisis Data
Peralatan analisis data yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian adalah analisis jalur (path analysis). Asumsi-asumsi standar yang harus dipenuhi sebelum membangun model path analysis antara lain: (1) berbentuk rekursif; (2) hubungan satu arah; (3) linier, aditif dan kausal, (4) berdistribusi normal; (5) tidak ada multikolini; dan (6) semua variable terukur, minimal dalam skala interval.
Model jalur sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan sebagai berikut ini:
Gambar 1. Diagram Jalur HASIL PEMBAHASAN
Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Aceh
Perkembangan KUD dan UKM di Provinsi Aceh saat ini cenderung mengalami stagnasi terutama koperasi unit
desa yang cenderung mengalami
penurunan perkembangan, sedangkan
usaha kecil menengah juga belum
menunjukkan perkembangan yang
menggemberikan. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh kepemimpinan yang dijalankan oleh pimpinan dalam mengelola KUD dan UKM, kemudian motivasi kerja yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri karyawan dan segenap unsur pada KUD dan UKM, sedangkan lingkungan kerja juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan KUD dan UKM di Provinsi Aceh. Dalam penelitian ini akan dibuktikan pengaruh dari variabel
kepemimpinan, motivasi kerja dan
lingkungan kerja baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja karyawan pada Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Aceh.
Volume 4, No. 4, November 2015 - 18
dan lingkungan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (64,054 > 2,699) pada tingkat signifikansi 0,000. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan kepemimpinan, motivasi kerja,
dan lingkungan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Aceh.
Hasil penelitian juga memberikan penjelasan bahwa variabel kepemimpinan, motivasi kerja, dan lingkungan kerja yang dirasakan oleh karyawan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Aceh. Besarnya pengaruh secara simultan dari ketiga variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi (R2) dimana pengaruh ketiga variabel terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 0,667, artinya sebesar 66,7% peningkatan kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel kepemimpinan, motivasi kerja, dan lingkungan kerja.
Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Aceh
Hasil penelitian secara simultan variabel kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (55,910 > 2,699) pada tingkat signifikansi 0,000.
Hal ini berarti variabel
kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja Koperasi Unit Desa dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Aceh. Besarnya pengaruh secara simultan dari ketiga variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi (R2) pengaruh ketiga variabel ini terhadap kinerja KUD dan UKM Provinsi Aceh adalah sebesar 0,636,
artinya sebesar 63,6% perubahan
didasarkan kinerja KUD dan UKM Provinsi Aceh dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel kepemimpinan dan motivasi kerja, lingkungan kerja dan kinerja karyawan, sedangkan selebihnya sebesar 0,364 artinya sebesar 36,4% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel kepemimpinan, motivasi kerja, dan lingkungan kerja.
Hasil penelitian berdasarkan analisis jalur menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi kerja, dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja KUD dan UKM Provinsi Acehbaik secara langsung maupun secara tidak langsung, maka dilakukan perbandingan pengaruh secara langsung dan tidak langsung dari masing-masing variabel tersebut.
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
19 - Volume 4, No. 4, November 2015 Aceh adalah sebesar 0.415 dan pengaruh tidak langsung kepemimpinan terhadap kinierja organisasi adalah sebesar 0,415, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
langsung kepemimpinan sama besar
dengan pengaruh tidak langsung. Dengan demikian pengaruh kepemimpinan baik secara langsung lebih maupun tidak langsung mampu meningkatkan kinerja KUD dan UKM di Provinsi Aceh.
Selanjutnya pengaruh motivasi kerja langsung terhadap kinerja KUD dan UKM Provinsi Aceh adalah sebesar 0,260 dan pengaruh tidak langsung motivasi kerja terhadap kinerja KUD dan UKM Provinsi Aceh adalah sebesar 0,260, sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh langsung
motivasi kerja sama besar dalam
mempengaruhi peningkatan kinerja KUD dan UKM Provinsi Aceh.
Pengaruh lingkungan kerja secara langsung terhadap kinerja KUD dan UKM Provinsi Aceh yang mempunyai nilai sebesar 0,255 dan pengaruh tidak langsung lingkungan kerja terhadap kinerja KUD dan UKM Provinsi Aceh adalah sebesar 0,232, menunjukkan bahwa pengaruh
langsung lingkungan kerja lebih
mempengaruhi kinerja KUD dan UKM Provinsi Aceh bila dibandingkan dengan
pengaruh tidak langsung. Dengan
demikian pengaruh lingkungan kerja dapat
secara tidak langsung mampu
meningkatkan kinerja KUD dan UKM di Provinsi Aceh.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepemimpinan, motivasi kerja,
lingkungan kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
2. Hasil penelitian terhadap hipotesis
kedua menunjukkan bahwa
kepemimpinan, motivasi kerja,
lingkungan kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja KUD dan UKM di Provinsi Aceh.
3. Hasil penelitian juga membuktikan
bahwa kinerja karyawan juga
mempunyai pengaruh terhadap
peningkatan kinerja KUD dan UKM di Provinsi Aceh dengan nilai koefisien sebesar 0,976.
4. Hasil penelitian juga membuktikan
bahwa terdapat pengaruh tidak
langsung kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja terhadap kinerja KUD dan UKM di Provinsi Aceh melalui kinerja karyawan.
Saran
Volume 4, No. 4, November 2015 - 20 meningkatkan nilai tambah bagi KUD
dan UKM.
2. Motivasi kerja karyawan juga perlu diperhatikan, sehingga diperlukan peran pimpinan dalam memberikan motivasi kerja karyawan terutama memberikan kompensasi yang sesuai dengan tanggung jawab diembannya. 3. Masalah lingkungan kerja hendaknya
juga menjadi perhatian pimpinan, terutama bagaimana pimpinan dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dalam lingkungan KUD dan UKM sehingga para karyawan merasa nyaman dalam bekerja.
4. Dalam rangka meningkatkan kinerja
karyawan, hendaknya perlu
mendapatkan perhatian adalah pegawai harus dapat memanfaatkan secara maksimal sumber daya yang ada pada
KUD dan UKM dalam rangka
meningkatkan laba usaha dan asset usaha.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Cahyono, 2005. Manajemen Personalia. (penerjemah : Moh. Mas'ud). Jakarta: Erlangga.
Harvey dan Brown, 2006. Management. 2nd edition. Pretice-Hall, Inc.
Hasibuan, 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Haji Masagung.
Lazzaro dan Brush, 2005. The Presentation of Acute Hospital Inpatient Statistics. The
Hospital and Health Service Review.
Januari 11-14.
Lewa dan Subowo, 2005. Judul Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pertamina (Persero) Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat. Cirebon. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol. III No. 12.
Nawawi dan Hadari, 2005. Administrasi dan
Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan,
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rivai, V., 2005. Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi (Cetakan Pertama). Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Robbins, S.P., 2007. Jakarta: Perilaku
Organisasi. PT. Indeks.
Yuwono, dkk. 2003. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Semarang: Andi Offset.
Ermayanti, 2001. Pengaruh Faktor Motivasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Kantor Perum Perhutani Unit II Surabaya. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang.
Nitisemito, 2008. Manajemen Personalia.
Jakarta: Ghallia Indonesia.
Nasution dan Rodhiyah, 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Kesatu.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Badan Penerbit STIE.
Arikunto, S., 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Bina
Aksara.
Jurnal Manajemen ISSN 2302-0199
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 21- 30
21 - Volume 4, No. 4, November 2015
PENGARUH KOMPETENSI,KEPEMIMPINAN DAN
KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI SERTA
DAMPAKNYA PADA KINERJA SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN PIDIE JAYA
Safrizal 1, Hafasnuddin 2,Syafruddin Chan 2
1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract The performance of organizations can be seen from the degree to which the organization can achieve the goals based on predetermined goals. Given that an organization's mission is to achieve certain goals that have been set previously, then the information on the performance of the organization is very important thing. Problem Formulation. The above description and issues become the focus of this study. 1.How are the influence of competence, leadership and communication partially and simultaneously on employee performance Pidie Jaya District Secretariat. 2.How are influence of competence, leadership, communication and performance of employees partially and simultaneously to the performance of Pidie JayaDistrict Secretariat .3. How are the influence employee performance against the performance Pidie Jaya District Secretariat Sampel is part of the intended population to be studied. The sample used in this study were 62 employees working at the Regional Secretariat Pidie Jaya district. Hypothesis 1Stating "Competence, Leadership and Communication jointly have a significant effect on employee performance" acceptable. In this case the calculated F value 58.543 while F table has a mean value of 2,764 F count> F table, so that the research hypothesis is accepted. Hypothesis 2 Stating "Competence, Leadership and Communication jointly have a significant impact on organizational performance" acceptable. In this case the calculated F value 60.716 while F table has a mean value of 2,764 F count> F table, so that the research hypothesis is accepted. Hypothesis 3, Results of research on employee performance variable (Y) obtained t value of 13.002 while the value ttable 1,654. It shows that thitung> table dengantingkat significantly by 0.00001. Thus the results of statistical calculations show that in partial Employee Performance (Y) significantly positive effect on Organizational Performance (Z)
Keywords: Competence, Leadership, Communication Employee Performance and
Organizational Performance
Volume 4, No. 4, November 2015 - 22
Karyawan (Y) diperoleh nilai t hitung sebesar 13,002 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,654. Ini menunjukkan bahwa thitung > tabel dengan tingkat signifikan sebesar 0,00001. Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel Kinerja Pegawai (Y) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Kinerja Organisasi (Z).
Kata Kunci : Kompetensi, Kepemimpinan, Komunikasi Kinerja Pegawai dan Kinerja Organisas
PENDAHULUAN
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pegawai negeri sipil akan dipengaruhi oleh
kompetensi, kepemimpinan dan
komunikasi yang dirasakan dan dialami oleh pegawai negeri sipil tersebut dalam menjalankan organisasi pemerintahan sehari-hari. Oleh karena itu jelaslah bahwa
kompetensi, kepemimpinan dan
komunikasi akan mempengaruhi kinerja pegawai negeri sipil dimanapun pegawai negeri sipil itu ditugaskan, termasuk yang bertugas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.
Kinerja suatu organisai dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Mengingat bahwa misi suatu organisasi itu adalah untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, maka informasi tentang kinerja organisasi suatu hal yang sangat penting. Informasi tentang kinerja
organisasi dapat digunakan untuk
mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan. Ringkasan tentang fenomena masalah pada penelitian ini seperti terlihat sebagai
berikut : Pada Kinerja Organisasi, hasil yang ditunjukkan atas pencapaian pelaksanaan tugas suatu organisasi adalah memaksimalkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Pada realisasinya hasil yang ditunjukkan atas pencapaian kinerja organisasi terlihat dari serapan anggaran dari 12,196,756,847 yang teralisasi adalah
Rp 10,602,212,258 dan silpa Rp
1,554,544,589, (87,25%) sudah mendekati baik.
Untuk Kinerja Pegawai, pencapaian kegiatan dengan kualitas kerja yang baik, tepat waktu sesuai dengan rencana kerja yang telah ditentukan menjadi acuan. Selama ini kinerja pegawai di ukur dengan DP3, yang di buat sendiri oleh pegawai yang bersangkutan, kemudian atasan menandatangani, jadi penilaian kinerja pegawai tidak akurat , dari segi disiplin kurang dan banyak yang tidak ada
pekerjaan yang akan dikerjaan.
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
23 - Volume 4, No. 4, November 2015 mendekatiideal. Komunikasi sudah mulai terjalin baik antara atasan, bawahan dan sesama pegawai di Setdakab Pidie Jaya sekarang ini . Ini terlihat pada perhatian atasan terhadap bawahannya dan segala informasi tentang pekerjaan dan organisasi diterima dengan baik oleh pegawai.
Kepemimpinan yang mempunyai keterampilan teknis g yang dimilikinya, akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya menggerakkan orang lain untuk bekerja lebih baik (managerial skill). Sebenarnya di PNS itu sering kali terjadi pergantian posisi jabatan, jadi kadang pada pergantian tersebut ada yang kurang sesuai dengan ilmu dan jabatan yang di emban. Jadi perlu penyesuaian yang mungkin tidak cepat antara atasan dengan bawahannya. Kompetensi keahlian dan pengetahuan yang dimiliki pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang
telah dibebankan kepadanya dapat
maksimal digunakan. Ada sebahagian
pegawai yang keahlian dan
pengetahuannya tidak sesuai dan tidak mendukung dengan pekerjaannya saat ini sehingga pegawai tersebut perlu waktu untuk penyesuaian atas pelaksanaan pekerjaannya sehari-hari.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang pentingnya kompetensi, kepemimpinan dan komunikasi dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya pemerintahan daerah lingkungan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya sebagai suatu karya ilmiah
dalam bentuk tesis dengan judul “Pengaruh
Kompetensi, Kepemimpinan dan
Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai Serta Dampaknya Pada Kinerja Sekretariat
Daerah Kabupaten Pidie Jaya”.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kompetensi
Menurut R. Palan (2003:5) istilah
“kompetensi yang dalam bahasa
Inggrisnya disebut “competencies,
competence dancompetent” dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan sebagai
kompetensi, kecakapan dan keberdayaan, merujuk pada keadaan atau kualitas
mampu dan sesuai”
Ada 5 (lima) karakteristik yang membentuk kompetensi yakni :
1) Faktor pengetahuan meliputi masalah
teknis, administratif, proses
kemanusiaan, dan sistem.
2) Keterampilan; merujuk pada
kemampuan seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan.
3) Konsep diri dan nilai-nilai; merujuk pada sikap, nilai-nilai dan citra diri
seseorang, seperti kepercayaan
seseorang bahwa dia bisa berhasil dalam suatu situasi.
4) Karakteristik pribadi; merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi, seperti pengendalian diri dan
kemampuan untuk tetap tenang
Volume 4, No. 4, November 2015 - 24 5) Motif; merupakan emosi, hasrat,
kebutuhan psikologis atau dorongan-dorongan lain yang memicu tindakan.
Komunikasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia karena komunikasi ini
menyentuh semua bidang kehidupan
manusia. Tidak ada dalam kehidupan manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Komunikasi adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Menurut David L. Geotsch
Staniley B. Davis (2002) bahwa
“Komunikasi adalah peralihan suatu pesan
(informasi, gagasan, emosi, maksud, perasaan, atau segala sesuatu) baik yang diterima maupun dipahami.
Sumber: Stephen Robbins-Timothy A. judge (2008:7).
Gambar 1. Proses Komunikasi Kinerja Pegawai
Dalam Mangkunegara (2006:9)
beberapa ahli mendefinisikan kinerja pegawai sebagai berikut:
1. Kurisyanto menyatakan kinerja
pegawai adalah perbandingan hasil
yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (biasanya perjam).
2. Cardosa menyatakan bahwa kinerja pegawai adalah ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dibutuhkan dengan produktivitas. 3. Mangkunegara menyatakan kinerja
pegawai itu adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja Organisasi
Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.” (Armosudiro,2006:12)
METODE PENELITIAN
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
25 - Volume 4, No. 4, November 2015
Gambar 2. Hubungan kompetensi,
kepemimpinan dan komunikasi terhadap kinerja.
Dari gambar di atas dapat
dibuat persamaan struktural 2
sebagai berikut:
Analisis Regresi Linier Berganda
Pengaruh Kompetensi, Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai
Koefisien determinasi dalam regresi
linear berganda digunakan untuk
mengetahui persentase kontribusi pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel independen. Koefiesien determinasi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Hasil Analisis Uji Korelasi (R) dan Determinasi (R).
Berdasarkan dari data tersebut di atas maka diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,867 dimana dengan nilai tersebut terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 86,7%.
Artinya variabel kinerjakaryawan
mempunyai hubungan korelasi yang kuat dengan variabel Kompetensi (X1) kepemimpinan (X2) dan Komunikasi (X3), sebesar 62,5%.
Pengaruh Secara Simultan antara Variabel Kompetensi, Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan
Tabel 2. Hasil Uji Analisis Simultan (F).
Dari Tabel diatas terlihat bahwa nilai regresi memiliki tingkat signifikansi 0,000, nilai ini lebih kecil dari 0,05 atau
nilai Sig<α, ini berarti hipotesis penelitian
yang menyatakan “ Kompetensi,
Kepemimpinan dan Komunikasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan”
diterima. Pada kasus ini F hitung memiliki nilai 58,543 sedangkan F Tabel memiliki nilai 2,764 ini berarti F hitung > F table, sehingga hipotesis penelitian
Model R a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1