TUGAS MAKALAH PATOLOGI DASAR MANUSIA
INFEKSI TROPIS
MORBILI
OLEH
MUH. ABDAL B
P00331014011
II. A
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN GIZI PRODI D III GIZI
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang kiranya patut saya ucapkan, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. makalah ini berisikan tentang penyakit Morbili. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas patologi manusia.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan menuju kesempurnaan. Dengan segala keterbatasan yang ada dalam laporan ini, saya berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya terutama bagi penulis.
Kendari,30 Desember 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...2
C. Tujuan...2
BAB II PEMBAHASA...3
A. Pegertian morbili...3
B. Pathofisiologi penyakit morbili...5
C. Epidemiologi penyakit morbili...7
D. Pengkajian Pasien morbili...7
E. Diagnosis banding penyakit morbili...8
F. Inti pengkajian Pasien morbili...8
G. Penatalaksanaan pasien morbili...9
H. Komplikasi penyakit morbili...9
BAB III PENUTUP...11
A. Kesimpulan...11
B. Saran...12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan merupakan fenomena yang kompleks. Seperti yang didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera fisik,mental dan social yang komplet dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit. Selain definisi luas ini, kesehatan secara tradisional dinilai dengan memperhatikan mortalitas(kematian) dan morbiditas(kesakitan) selama periode tertentu. Oleh karena itu, keseimbangan antara kesejahteraan fisik,mental dan social serta keberadaan penyakit menjadi indicator utama kesehatan.
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan disegala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang secara keseluruhannya perlu digalakkan pula. Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat menwujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.
Selanjutnya pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional. Anak adalah anggota unit keluarga yang sangat penting. Anak-anak bukan orang dewasa kecil,namun individu khusus dengan pikiran, tubuh, dan kebutuhan yang unik.
dalam bahasa Inggris adalah measles. Tampek merupakan bahasa Jawa namun istilah Indonesianya adalah campak. Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium , yaitu stadium prodormal, stadium erupsi, stadium konvalisensi
B. Rumusan masalah 1. Pegertian morbili
2. Pathofisiologi penyakit morbili 3. Epidemiologi penyakit morbili 4. Pengkajian Pasien morbili
5. Diagnosis banding penyakit morbili 6. Inti pengkajian Pasien morbili 7. Penatalaksanaan pasien morbili 8. Komplikasi penyakit morbili
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian morbili
2. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit morbili 3. Untuk mengetahui Epidemiologi penyakit morbili 4. Untuk mengetahui Pengkajian Pasien morbili
BAB II PEMBAHASAN
A. Depenis penyakit morbili
Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala –gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi ( Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC,2000)
Morbili adalah suatu penyakit infeksi virus aktif menular, ditandai oleh tiga stadium stadium satu berupa inkubasi atau kataral sekitar 10-12 hari dengan sedikit, jika ada, tanda-tanda atau gejala-gejala, stadium dua berupa stadium prodromal dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan, koryza, dan batuk yang semakin berat, dan stadium akhir atau konvalesen dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi .
Gambar 1. Stadium kataral (prodormal)
Stadium kataral (prodormal)
Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapan dengan molar dibawah, tetapi dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu 12-18 jam. Kadang-kadang stadium prodormal bersifat berat karena diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni. Gambaran darah tepinya berupa limfositosis dan leukopenia.
Gambar 2. Stadium erupsi
Stadium erupsi
Gambar 3. Stadium konvalensi
Stadium konvelesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi
B. Patofisiologi
Virus morbili (campak) ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama.Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak.
menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit.
Manusia merupakan satu-satunya inang alamiah untuk virus campak, walaupun banyak spesies lain, termasuk kera, anjing, tikus, dapat terinfeksi secara percobaan.Virus masuk ke dalam tubuh melalui system pernafasan, dimana mereka membelah diri secara setempat, kemudian infeksi menyebar ke jaringan limfoid regional, dimana terjadi pembelahan diri selanjutnya.Viremia primer menyebabkan virus, yang kemudian bereplikasi dalam system retikuloendotelial. Akhirnya, viremia sekunder bersemai pada permukaan epitel tubuh, termasuk kulit, saluran pernafasan, dan konjungtiva, dimana terjadi replikaksi fokal.
Morbili dapat bereplikasi dalam limfosit tertentu, yang membantu penyebarannya di seluruh tubuh. Sel datia berinti banyak dengan inklusi intranuklir ditemukan dalam jaringan limfoid di seluruh tubuh (limfonodus, tonsil, apendiks). Peristiwa tersebut di atas terjadi selama masa inkubasi, yang secara khas berlangsung 9-11 hari tetapi dapat diperpanjang hingga 3 minggu pada orang yang lebih tua. Mula timbul penyakit biasanya mendadak dan ditandai dengan koriza (pilek), batuk, konjungtivitis, demam, dan bercak koplik dalam mulut. Bercak koplik -patognomonik untuk campak- merupakan ulkus kecil, putih kebiruan pada mukosa mulut, berlawanan dengan molar bawah. Bercak ini mengandung sel datia, antigen virus, dan nukleokapsid virus yang dapat dikenali.
ensefalitis menular yang progresif akut dapat timbul pada pasien dengan cacat imunitas berperantara sel. Ditemukan virus yang bereplikasi secara katif dalam otak dan hal ini biasanya bentuk fatal dari penyakit.
C. Epidemiologi
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I,II atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.
D. Pengkajian pasien Identitas diri : Pemeriksaan Fisik :
Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia Kepala : sakit kepala
Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis /koriza, perdarahan hidung ( pada stad eripsi ).
Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit. Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada leher, muka, lengan dan kaki ( pada stad. Konvalensi ), evitema, panas ( demam ).
Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare
Status Nutrisi : intake – output makanan, nafsu makanan Keadaan Umum : Kesadaran, TTV
E. Diagnose banding
German Measles, Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.
Eksantema Subitum, Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal. Rubeola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari campak dimana ruam dari roseola infantum tampak ketika demam menghilang. Ruam rubella dan infeksi enterovirus cenderung untuk kurang mencolok daripada ruam campak, sebagaimana tingkat demam dan keparahan penyakit. Walaupun batuk ada pada banyak infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak melibatkan muka, yang pada campak khas terlibat. Tidak adanya batuk atau riwayat injeksi serum atau pemberian obat biasanya membantu mengenali penyakit serum atau ruam karena obat. Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam yang agak serupa dengan ruam campak, tetapi batuk dan konjungtivitis biasanya tidak ada. Pada meningokoksemia akut ruam khas purpura petekie. Ruam papuler halus difus pada demam skarlet dengan susunan daging angsa di atas dasar eritematosa relatif mudah dibedakan.
F. Inti pengkajian
Inti pengkajian meliputi tentang mengukur TD…mmttg, N..x/mnt, S..0C,
RR…x/mnt,Turgor kulit jelek, Perubahan produksi urine…cc/ 24 jam ,Penurunan pengisian vena ( capillary refill ), Volume dan tekanan nadi menurun, Denyut nadi meningkat, Demam, Kulit kering ,Bibir kering , Mata cekung dan Akral dingin
G. Penatalaksanaan pasien morbili
Simtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk, dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan yang lain ialah pengobatansegera terhadap komplikasi yang timbul:
Istirahat.
Pemberian makanan atau cairan yang cukup dan bergizi.. Medikamentosa :
1. Antipiretik : parasetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam. 2. Ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 – 100 mg tiap 2-6
jam, dosis maksimum 600 mg/hari.
3. Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.
4. Mukolitik bila perlu.
5. Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat.
H. Komplikasi
Adapun komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh secara umum sehingga mudah terjadi infeksi tumpangan. Hal yang tidak diinginkan adalah terjadinya komplikasi karena dapat mengakibatkan kematian pada balita, keadaan inilah yang menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti : Otitis media akut, Ensefalitis, Bronchopneumonia, dan Enteritis.
Bronchopneumonia dapat terjadi apabila virus Campak menyerang epitel saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan disebut radang paru-paru atau Pneumonia. Bronchopneumonia dapat disebabkan virus Campak sendiri atau oleh Pneumococcus, Streptococcus, dan Staphylococcus yang menyerang epitel pada saluran pernafasan maka Bronchopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein.
Otitis Media Akut
Otitis media akut dapat disebabkan invasi virus Campak ke dalam telinga tengah. Gendang telinga biasanya hyperemia pada fase prodormal dan stadium erupsi. Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena invasi virus terjadi otitis media purulenta.
Ensefalitis
Ensefalitis adalah komplikasi neurologic yang paling jarang terjadi, biasanya terjadi pada hari ke 4 – 7 setelah terjadinya ruam. Kejadian ensefalitis sekitar 1 dalam 1.000 kasus Campak, dengan CFR berkisar antara 30 – 40%. Terjadinya Ensefalitis dapat melalui mekanisme imunologik maupun melalui invasi langsung virus Campak ke dalam otak.
Enteritis
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Morbili adalah suatu penyakit infeksi virus aktif menular, ditandai oleh tiga stadium stadium satu berupa inkubasi atau kataral sekitar 10-12 hari dengan sedikit, jika ada, tanda-tanda atau gejala-gejala, stadium dua berupa stadium prodromal dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan, koryza, dan batuk yang semakin berat, dan stadium akhir atau konvalesen dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi .
Virus morbili (campak) ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama.Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak.
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili.
Pengkajian pasien , Identitas diri : Pemeriksaan Fisik :
German Measles, Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.
Eksantema Subitum, Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal. Rubeola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari campak dimana ruam dari roseola infantum tampak ketika demam menghilang
Inti pengkajian meliputi tentang mengukur TD…mmttg, N..x/mnt, S..0C,
RR…x/mnt,Turgor kulit jelek, Perubahan produksi urine…cc/ 24 jam ,Penurunan pengisian vena ( capillary refill ), Volume dan tekanan nadi menurun, Denyut nadi meningkat, Demam, Kulit kering ,Bibir kering , Mata cekung dan Akral dingin
Penatalaksanaan pasien morbili Simtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk, dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan yang lain ialah pengobatansegera terhadap komplikasi yang timbul:
Istirahat.
Pemberian makanan atau cairan yang cukup dan bergizi.. Medikamentosa :
Komplikasi.
Bronchopneumonia Otitis Media Akut Ensefalitis
Enteritis B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Wong, Donna, L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran – EGC.
N e l s o n . 2 0 0 0 . I l m u K e s e h a t a a n A n a k v o l 2 . J a k a r t a : penerbit Buku Kedokteran - EGC
Brunner dan suddarth. Buku ajar keperawatan medical bedah. Edisi 8, Vol 3, Jakarta: EGC, 2001
Cacpenito, Lynda juall& Moyet. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran – EGC.