MAKALAH
EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM (ILMU PENDIDIKAN ISLAM)
Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam Dosen : Drs. Etep Rohana M.MPd
Disusun oleh: Tiara Kirana (2103 0802 16 1027)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Tugas makalah yang diberi judul “ Evaluasi dalam Pendidikan Islam” ini ialah suatu karya tulis yang terbentuk dari hasil kerja penulis dimana tugas ini merupakan syarat dari aspek penilaian mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan, terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi dan sumber yang penulis dapatkan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita semua, Aamiin.
Bandung, 11 November 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………. i
DAFTAR ISI ………. ii
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……….. 2
1.3 Tujuan ………. 2
BAB II PEMBAHASAN ……….. 3
2.1 Pengertian Evaluasi dalam Pendidikan Islam ………. 3
2.2 Prinsip Evaluasi dalam Pendidikan Islam ……….. 5
2.3 Tujuan Evaluasi dalam Pendidikan Islam ………...7
BAB III PENUTUP ………..10
3.1 Kesimpulan ……….10
3.2 Saran ………10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Untuk mengetahui apakah tujuan yang dirumuskan dapat tercapai? Apakah aktivitas yang dilakukan telah berhasil mencapai sasaran? Apakah prosedur kerja yang dilakukan sudah tepat? Apakah sumber daya yang dimiliki sudah dapat dimobilisasi secara optimal untuk mencapai tujuan? Apakah elemen-elemen pendukung kegiatan sudah berfungsi dengan baik? Kesemuanya itu membutuhkan proses evaluasi untuk dapat menjawab secara tepat.
Kedudukan evaluasi dalam proses kegiatan juga memiliki kedudukan yang sama pentingnya, karena evaluasi merupakan bagian integral dari proses kegiatan secara keseluruhan. Oleh karena itu secara sederhana evaluasi akan menjadi wahana untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan serta menjadi sumber informasi yang terukur, hambatan – hambatan atau kendala yang dihadapi di dalam proses pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Evaluasi dalam proses belajar mengajar merupakan komponen yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses. Kepentingan evaluasi tidak hanya mempunyai makna bagi proses belajar siswa, tetapi juga memberikan umpan balik terhadap program secara keseluruhan. Oleh karena itu, inti evaluasi adalah pengadaan informasi bagi pihak pengelola proses belajar mengajar untuk membuat keputusan. Evaluasi meliputi semua aspek pembelajaran, baik kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan rasa dan sikap atau perilaku (afektif), serta kemampuan keterampilan (psikomotorik). Pada aspek kognitif evaluasi dimaksudkan sebagai seberapa jauh kemampuan pengetahuan yang diperoleh melalui proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Ini menyangkut kemampuan anak didik untuk mengetahui, memahami, menganalisis subyek pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Selanjutnya aspek psikomotorik menyangkut kemampuan anak didik untuk melakukan persepsi, melakukan gerakan terbimbing, melakukan gerakan yang terbiasa, hingga yang kompleks serta melakukan penyesuaian pola dan mengembangkan kreativitas.
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam. Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.
Untuk mencapai idealitas di atas, maka haruslah disusun sebuah sistem evaluasi pembelajaran PAI yang tidak hanya melihat Islam sebagai sebuah pengetahuan atau pemahaman, tetapi lebih dari itu yaitu dengan memandang Islam sebagai sebuah aksi moral.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian evaluasi pendidikan islam? 2. Bagaimana prinsip evaluasi dalam pendidikan islam? 3. Bagaimana tujuan evaluasi dalam pendidikan islam?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari evaluasi dalam pendidikan Islam.
2. Untuk dapat mengetahui apa saja prinsip yang terdapat dalam evaluasi pendidikan Islam.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Evaluasi
A. Menurut Bahasa/Etimologi
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris Evaluation yang berarti menilai. Istilah nilai (value) pada mulanya dipopulerkan oleh filosof dan Plato yang pertama kali mengemukakannya. Kata nilai menurut pengertian filosof, adalah idea of world. Kemudian, kata nilai juga ada keterkaitannya dengan dunia ekonomi yang dipanutkan dengan harga.
Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihan, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan. Nilai dalam bahasa Arab disebut dengan al-Qimah atau al-Taqdir. Dengan demikian secara harfiat evaluasi pendidikan, al-Taqdir al-Tarbawiy yang dapat diartikansebagai penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal – hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
B. Menurut Istilah/Terminologi
Dalam pendidikan ada lima istilah yang saling berkaitan diantaranya:
a. Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran bisa bersifat kuantitif yang hasilnya berupa angka dan kualitatif yang bukan berupa angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang), yang disertai dengan deskripsi penjelasan peserta didik.
Penilaian atau assessment adalah istilah umum yang mencakup semua Dengan demikian di dalam evaluasi terdapat pengukuran dan penilaian. d. Ulangan
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, unruk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. (Permen Diknas No. 20 Tahun 2007)
e. Ujian
Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dan suatu satuan pendidikan. Ujian ada dua macam, yaitu: Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.
f. Para ahli mendevinisikan evaluasi sebagai berikut
1) Menurut Edwin Wandt evaluasi mengandung pengertian satu tindakan / proses dalam membentuk nilai sesuatu
melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.
Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Evaluasi harus dilakukan dengan tepat, cermat dan akuntable. Sebab demikian, evaluasi dapat menggambarkan kemajuan belajar siswa secara objektif, sehingga tidak akan merugikan siswa itu sendiri maupun Stakeholder yang lainnya, termasuk masyarakat dan negara. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan Islam.
2.2 Prinsip Evaluasi dalam Pendidikan Islam A. Prinsip Umum
Agar evaluasi dapt akurat dan brmanfat bagi peserta didik dan masyarakat, maka harus menerapkan seprangkat prinsip-prinsip umum sebagai berikut : a. Valid
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
b. Berorientasi kepada kompetensi
Evaluasi harus memiliki pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi seprangkat pengetahuan, sikap keterampilan dan nilai yang refleksi dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
c. Berkelanjutan/ berkesinambungan (kontinuitas)
Evaluasi dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dan juga meliputi seluruh materi berdasarkan prosedur.
e. Bermakna
Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Adil dan Objektif
Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektif berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Jangan karena kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi.
g. Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
h. Ikhlas
Evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka efisiensi tercapainya tujuan pendidikan dan bai kepentingan peserta didik. i. Praktis
Evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indikator:
1. Hemat waktu, biaya, dan tenaga 2. Mudah diadministrasikan
3. Mudah menskor dan mengolahnya 4. Mudah ditafsirkan
Hasil dari setiap evaluasi peserta didik harus secara sistematis dan komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu – waktu dapat digunakan.
k. Sistematis
Evaluasi dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah – langkah baku.
l. Menggunakan acuan kriteria
Evaluasi didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
m. Akuntabel
Evaluasi dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
B. Prinsip Khusus
1. Adanya jenis penilaian yang digunakan yang memungkinkan adanya kesempatan terbaik dan maksimal bagi perserta didik untuk menunjukan kemampuan hasil belajar mereka.
2. Setiap peserta didik harus mampu melaksanakan prosedur penilaian, dan pencatatan secara tepat prestasi dan kemampuan serta hasil belajar yang dicapai peserta didik.
3. Hasil penilaian ditindak lanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang pencapaiannya dibawah kriteria ketuntasan.
4. Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan di dalam sekolah maupun luar sekolah.
Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kadar atau ukuran pemahaman anak didik terhadap materi pembelajaran, melatih keberanian, dan mengajak anak didik untuk mengingat materi yang telah diberikan
A. Tujuan Secara Umum
Ada tujuan pedagogis dari sistem evaluasi Al-Qur’an terhadap perbuatan manusia, yaitu:
1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan. (Q.S al-baqarah: 155)
2. Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah kepada umatnya.
3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat kehidupan keislaman atau keimanan manusia, sehingga diketahui manusia paling beriman di sisi Allah SWT yang paling bertaqwa kepada-Nya.
B. Tujuan Evaluasi di Lembaga Pendidikan Islam
Secara umum, tujuan evaluasi pada satuan (lembaga) pendidikan islam adalah:
1. Untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya. 2. Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan lemah,
sehingga yang lemah diberikan perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya.
3. Mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagi dasar untuk mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan yang telah dicapai.
C. Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan Islam
1. Ishlah, yaitu perbaikan terhadap semua komponen pendidikan, termasuk perbaikan perilaku, wawasan dan kebiasaan – kebiasaan peserta didik.
2. Tazkiyah, yaitu penyucian terhadap semua komponen pendidikan, artinya melihat kembali program – program pendidikan yang dilakukan, apakah program tersebut penting atau tidak dalam kehidupan peserta didik.
3. Tajdid, yaitu memodrenisasi semua kegiatan pendidikan. Dengan kegiatan ini dapat dimobalisasi dan dinamisasi untuk kepentingan yang lebih maju.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
a. Pengertian evaluasi dalam pendidikan islam terbagi dua yaitu secara etimologi berasal dari bahasa inggris yaitu Evaluation dan bahasa arab yaitu al-taqdir al tarbawiy. Secara terminology ada lima istilah yang berkaitan yaitu pengukuran, penilaian, evaluasi, ulangan, dan ujian.
b. Prinsip evaluasi dalam pendidikan islam terbagi dua yaitu (1) prinsip umum yang mana valid, beriorentasi pada kompetensi, berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat dan akurat, sistematis, akuntabel. (2) prinsip khsusus diantaranya; jenis penilaian yang dapat menunjukkan kemampuan hasil belajar peserta didik, peserta didik dapat pelaksanakan prosedur penilaian terhadap prestasi dan kemampuan yang dicapai, adanya program remedial bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan, dan penilaian juga sesuai dengan keadaan.
lainnya ialah mengetahui kadar pemahaman siswa, mengetahui tingkat kecerdasan dan kekurangan dari siswa, dan mengumpulkan informasi yang digunakan untuk pengecekan hasil pencapaian.
3.2 Saran
Demikian paparan makalah tentang evaluasi pendidikan Islam bahwa evaluasi dalam pendidikan islam itu sangatlah penting sehingga perlunya adanya perbaikan, menelaah dan mengkaji secara continue dalam perbaikan secara terus menerus terhadap pembelajaran agar mencapai tujuan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kencana, 2008
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Drs. M. Ngalim Purwanto,M.P, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 2004
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2008.