• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM DAN SIRUP NANAS.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM DAN SIRUP NANAS.docx"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

“TEKNOLOGI PENGOLAHAN SIRUP NANAS”

Disusun oleh:

Nama : Feby Friska Silaen

NPM : E1D015068

Prodi : Agribisnis

Tanggal praktikum : Senin, 5 Maret 2018

Kelompok/Shift : 4/ Senin jam 14.00-15.40 WIB Dosen : Ir. Bonodikun, M.Sc

Ir. Wuri Marsigit, M.AppSc Dr.Ir. Kurnia Herlina Dewi,MP Zulman Efendi, STP,M.Sc Ko-Ass : Elfredi Syahputra

Objek Praktikum : Nanas

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengolahan buah nanas dapat mengamankan hasil panen yang berlimpah dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk sehingga daya simpannya menjadi lebih lama dan jangkauan pemasarannya lebih luas. Perlakuan buah nanas untuk memperpanjang masa simpannya dan daya tahannya dapat dilakukan dengan berbagai proses, salah satunya adalah dengan mengolah buah nanas menjadi sirup nanas.

Buah nanas dapat manfaatkan untuk kehidupan manusia, buahnya yang masak dapat di konsumsi sebai buah segar atau atau di olah jadi bahan minuman dan makanan. Produk olahan buah nanas antara lain, manisan, selai (jam) sari buah, juga sirup.

Sari buah nanas adalah cairan jernih atau hampir jernih yang tidak di permentasi dan di hasilkan dari buah nanas dengan cara pengepresan dengan cara pengolahan lebih lanjut menjadi sari buah tersebut. Nanas akan lebih awet dan dapat menjadi konsumsi yang praktis dan disenangi oleh konsumen

Nanas termasuk komoditas buah yang mudah rusak, susut dan cepat busuk, hal ini disebabkan karena tingginya kandungan air yang terdapat dalam buah nanas sehingga menyebabkan mikriorganisme pembusuk mempercepat proses kerusakan nanas. Suatu usaha untuk mencegah kerusakan buah nanas adalah dengan pengolahan hasil menjadi produk yang lebih disukai dan bernilai ekonomi seperti pembuatan sirup nanas. (Satuhu dan Sunarmani, 2004)

1.2 Tujuan

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Nanas adalah tanaman yang berasal dari Amerika tropis, yaitu Brazil, Argentina dan Peru. tanaman tersebut telah tersebar luas ke seluruh dunia, terutama di daerah sekitar khatulistiwa antara 30o LU dan 30o LS. Indonesia sebagai pusat penghasil nanas yang cukup

potensial adalah Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Riau. Tanaman nanas dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Satu pohon nanas menghasilkan satu buah nanas. Buah nanas tidak hanya dimakan sebagai buah segar tetapi juga diperlukan sebagai bahan baku industri makanan seperti jelly, selai dan sirup (Samadi B, 2014).

Nanas merupakan tanaman herba yang dapat hidup dalam berbagai musim. Tanaman ini digolongkan dalam kelas monokotil yang bersifat tahunan yang mempunyai rangkaian bunga yang terdapat di ujung batang, tumbuhnya meluas dengan menggunakan tunas samping yang berkembang menjadi cabang-cabang vegetafif, pada cabang tersebut kelak dihasilkan buah (Dalimarta, S, 2000).

Tanaman nanas yang berusia satu sampai dua tahun, tingginya 50- 150 cm, mempunyai tunas yang merayap pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar, dimana bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Daun berbentuk seperti pedang, tebal dan liat, dengan panjang 80-120 cm dan lebar 2-6 cm, ujungnya lancip menyerupai duri, berwarna hijau atau hijau kemerahan. Buahnya berbentuk bulat panjang, berdaging, dan berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning, rasanya asam sampai manis. (Dalimartha, S, 2000) Varietas nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayyene dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di Kepulauan India Barat, Puerto Riko, Meksiko dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. (Santoso, H. B, 2010)

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66% , kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007).

(5)
(6)

BAB III

6) Botol gelas atau botol plastic atau kantong plastic; 7) Plastik sealear atau botol sealer;

8) Pisau;

7) Pewarna kuning : secukupnya (food grade)

8) Garam : 0,2gr

3.2 Prosedur Kerja

(7)

5. Menyaring nanas yang telah diblender dengan menggunakan kain sifon; 6. Menambahkan air dengan filtrate nanas (perbandingan 1:1);

7. Menambahkan gula pasir, asam sitrat, CMC, Na-benzoat, dan garam yang telah ditimbang;

(8)
(9)

2. PSN Tipe (b)

Ket. Skor: 1=Sangat Gagal 2=Gagal 3=Cukup Berhasil 4=Berhasil 5=Sangat Berhasil

4.2 Pembahasan

Pada data pengamatan pengolahan sirup nanas yang telah dilakukan dengan memfokuskan kualitas sirup nanas yang meliputi warna, aroma, rasa, tingkat kekentalan dan penilaian keseluruhan dari sirup nanas dengan 3 tipe perbandingan guna untuk mengetahui kualitas keberhasilannya. 3 tipe perbandingan dalam pengolahan sirup nanas, yaitu: 1) PSN tipe (a) filtrate buah nanas, gula pasir dan air dengan perbandingan (1:2:1); 2) PSN tipe (b) filtrate buah nanas, gula pasir dan air dengan perbandingan (1:1:1); 3) PSN tipe (c) filtrate buah nanas, gula pasir dan air dengan perbandingan (1:0,5:1).

PSN tipe (a) filtrat gula pasir dan air dengan perbandingan (1:2:1) warna sirup berkriteria berhasil dapat dilihat dari warnanya kuning cerah. Aromanya berkriteria sangat berhasil karena hasil dari sirup nanas mengeluarkan aroma yang harum dan nikmat. Rasa sirup nanas dengan perbandingan ini berhasil dilihat dari rasa manis dan kesegaran buah nanas yang masih terasa setelah diolah. Tingkat kekentalan sirup nanas sangat berhasil dilihat dari sari buah nanas yang kuat.

(10)

sangat berhasil dilihat dari manis dan segar buah nanas. Tingkat kekentalan sirup nanas cukup berhasil dilihat dari sari buah nanas yang kuat.

PSN tipe (c) filtrat gula pasir dan air dengan perbandingan (1:0,5:1) warna sirup nanas berkriteria sangat gagal karena warna sirup kuning pucat cenderung kecoklatan yang sudah tidak sesuai standar sirup nanas pada umumnya. Aroma sirup nanas berkriteria sangat berhasil karena wangi yang dihasilkan sirup sangat kuat dengan aroma nanas. Rasa sirup nanas berkriteria berhasil dilihat dari manis dan segar buah nanas. Tingkat kekentalan sirup nanas berkriteria sangat berhasil dilihat dari hasil sari buah nanas sudah sesuai dengan standar kekentalan sirup.

Hasil penilaian keseluruhan sirup nanas ini dikatakan berhasil, karena perbandingan ketidakberhasilan dengan berhasil lebih banyak yang berhasil, sehingga penilaian keseluruhan warna, aroma, rasa, dan tingkat kekentalan berkriteria berhasil.

(11)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan sirup nanas dengan 3(tiga) perbandingan yaitu; (1:2:1), (1:1:1), dan (1:0,5:1) dengan menilai hasil keseluruhannya, yaitu warna, aroma, rasa, dan tingkat kekentalan sirup nanas berkriteria berhasil. Kriteria keberhasilan tersebut dilihat dari skor yang masing-masing diperoleh oleh analisa data kualitas sirup nanas.

5.2 Saran

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha,S,2000. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan: Pangan Dan Gizi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Santoso, H. B, 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: Alfabeta CV.

Satuhu, S., dan Sunarmani. 2004. Membuat Aneka Dodol Buah. Penebar Swadaya: Jakarta. Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta EGC : Jakarta.

(13)

JAWABAN PERTANYAAN 1. Apa tujuan pengolahan buah nanas menjadi sirup nanas?

Jawab: tujuan dari pengolahan nanas adalah untuk mendapatkan keuntungan, seperti: dapat disimpan dalam waktu lama tanpa mengalami proses perusakan secara cepat, karena sirup bersifat stabil.

(14)

LAMPIRAN

Gambar 1.1 Sirup nanas dengan tipe (c) perbandingan 1:0,5:1. (Kelompok 4)

Gambar 1.2 Sirup nanas dengan tipe (b) perbandingan 1:1:1. (Kelompok 2)

(15)

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

“TEKNOLOGI PENGOLAHAN SIRUP NANAS”

Disusun oleh:

Nama : Feby Friska Silaen

NPM : E1D015068

Prodi : Agribisnis

Tanggal praktikum : Senin, 5 Maret 2018

Kelompok/Shift : 4/ Senin jam 14.00-15.40 WIB Dosen : Ir. Bonodikun, M.Sc

Ir. Wuri Marsigit, M.AppSc Dr.Ir. Kurnia Herlina Dewi,MP Zulman Efendi, STP,M.Sc Ko-Ass : Elfredi Syahputra

Objek Praktikum : Nanas

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang

Pengolahan buah nanas dapat mengamankan hasil panen yang berlimpah dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk sehingga daya simpannya menjadi lebih lama dan jangkauan pemasarannya lebih luas. Perlakuan buah nanas untuk memperpanjang masa simpannya dan daya tahannya dapat dilakukan dengan berbagai proses, salah satunya adalah dengan mengolah buah nanas menjadi sirup nanas.

Buah nanas dapat manfaatkan untuk kehidupan manusia, buahnya yang masak dapat di konsumsi sebai buah segar atau atau di olah jadi bahan minuman dan makanan. Produk olahan buah nanas antara lain, manisan, selai (jam) sari buah, juga sirup.

Sari buah nanas adalah cairan jernih atau hampir jernih yang tidak di permentasi dan di hasilkan dari buah nanas dengan cara pengepresan dengan cara pengolahan lebih lanjut menjadi sari buah tersebut. Nanas akan lebih awet dan dapat menjadi konsumsi yang praktis dan disenangi oleh konsumen

Nanas termasuk komoditas buah yang mudah rusak, susut dan cepat busuk, hal ini disebabkan karena tingginya kandungan air yang terdapat dalam buah nanas sehingga menyebabkan mikriorganisme pembusuk mempercepat proses kerusakan nanas. Suatu usaha untuk mencegah kerusakan buah nanas adalah dengan pengolahan hasil menjadi produk yang lebih disukai dan bernilai ekonomi seperti pembuatan sirup nanas. (Satuhu dan Sunarmani, 2004)

1.4 Tujuan

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Nanas adalah tanaman yang berasal dari Amerika tropis, yaitu Brazil, Argentina dan Peru. tanaman tersebut telah tersebar luas ke seluruh dunia, terutama di daerah sekitar khatulistiwa antara 30o LU dan 30o LS. Indonesia sebagai pusat penghasil nanas yang cukup

potensial adalah Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Riau. Tanaman nanas dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Satu pohon nanas menghasilkan satu buah nanas. Buah nanas tidak hanya dimakan sebagai buah segar tetapi juga diperlukan sebagai bahan baku industri makanan seperti jelly, selai dan sirup (Samadi B, 2014).

Nanas merupakan tanaman herba yang dapat hidup dalam berbagai musim. Tanaman ini digolongkan dalam kelas monokotil yang bersifat tahunan yang mempunyai rangkaian bunga yang terdapat di ujung batang, tumbuhnya meluas dengan menggunakan tunas samping yang berkembang menjadi cabang-cabang vegetafif, pada cabang tersebut kelak dihasilkan buah (Dalimarta, S, 2000).

Tanaman nanas yang berusia satu sampai dua tahun, tingginya 50- 150 cm, mempunyai tunas yang merayap pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar, dimana bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Daun berbentuk seperti pedang, tebal dan liat, dengan panjang 80-120 cm dan lebar 2-6 cm, ujungnya lancip menyerupai duri, berwarna hijau atau hijau kemerahan. Buahnya berbentuk bulat panjang, berdaging, dan berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning, rasanya asam sampai manis. (Dalimartha, S, 2000) Varietas nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayyene dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di Kepulauan India Barat, Puerto Riko, Meksiko dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. (Santoso, H. B, 2010)

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66% , kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007).

(18)
(19)

BAB III

18) Botol gelas atau botol plastic atau kantong plastic; 19) Plastik sealear atau botol sealer;

20) Pisau;

15) Pewarna kuning : secukupnya (food grade) 16) Garam : 0,2gr

3.4 Prosedur Kerja

(20)

15. Menyaring nanas yang telah diblender dengan menggunakan kain sifon; 16. Menambahkan air dengan filtrate nanas (perbandingan 1:1);

17. Menambahkan gula pasir, asam sitrat, CMC, Na-benzoat, dan garam yang telah ditimbang;

(21)
(22)

2. PSN Tipe (b)

Ket. Skor: 1=Sangat Gagal 2=Gagal 3=Cukup Berhasil 4=Berhasil 5=Sangat Berhasil

4.4 Pembahasan

Pada data pengamatan pengolahan sirup nanas yang telah dilakukan dengan memfokuskan kualitas sirup nanas yang meliputi warna, aroma, rasa, tingkat kekentalan dan penilaian keseluruhan dari sirup nanas dengan 3 tipe perbandingan guna untuk mengetahui kualitas keberhasilannya. 3 tipe perbandingan dalam pengolahan sirup nanas, yaitu: 1) PSN tipe (a) filtrate buah nanas, gula pasir dan air dengan perbandingan (1:2:1); 2) PSN tipe (b) filtrate buah nanas, gula pasir dan air dengan perbandingan (1:1:1); 3) PSN tipe (c) filtrate buah nanas, gula pasir dan air dengan perbandingan (1:0,5:1).

PSN tipe (a) filtrat gula pasir dan air dengan perbandingan (1:2:1) warna sirup berkriteria berhasil dapat dilihat dari warnanya kuning cerah. Aromanya berkriteria sangat berhasil karena hasil dari sirup nanas mengeluarkan aroma yang harum dan nikmat. Rasa sirup nanas dengan perbandingan ini berhasil dilihat dari rasa manis dan kesegaran buah nanas yang masih terasa setelah diolah. Tingkat kekentalan sirup nanas sangat berhasil dilihat dari sari buah nanas yang kuat.

(23)

sangat berhasil dilihat dari manis dan segar buah nanas. Tingkat kekentalan sirup nanas cukup berhasil dilihat dari sari buah nanas yang kuat.

PSN tipe (c) filtrat gula pasir dan air dengan perbandingan (1:0,5:1) warna sirup nanas berkriteria sangat gagal karena warna sirup kuning pucat cenderung kecoklatan yang sudah tidak sesuai standar sirup nanas pada umumnya. Aroma sirup nanas berkriteria sangat berhasil karena wangi yang dihasilkan sirup sangat kuat dengan aroma nanas. Rasa sirup nanas berkriteria berhasil dilihat dari manis dan segar buah nanas. Tingkat kekentalan sirup nanas berkriteria sangat berhasil dilihat dari hasil sari buah nanas sudah sesuai dengan standar kekentalan sirup.

Hasil penilaian keseluruhan sirup nanas ini dikatakan berhasil, karena perbandingan ketidakberhasilan dengan berhasil lebih banyak yang berhasil, sehingga penilaian keseluruhan warna, aroma, rasa, dan tingkat kekentalan berkriteria berhasil.

(24)

BAB V PENUTUP 10.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan sirup nanas dengan 3(tiga) perbandingan yaitu; (1:2:1), (1:1:1), dan (1:0,5:1) dengan menilai hasil keseluruhannya, yaitu warna, aroma, rasa, dan tingkat kekentalan sirup nanas berkriteria berhasil. Kriteria keberhasilan tersebut dilihat dari skor yang masing-masing diperoleh oleh analisa data kualitas sirup nanas.

10.2 Saran

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha,S,2000. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan: Pangan Dan Gizi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Santoso, H. B, 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: Alfabeta CV.

Satuhu, S., dan Sunarmani. 2004. Membuat Aneka Dodol Buah. Penebar Swadaya: Jakarta. Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta EGC : Jakarta.

(26)

JAWABAN PERTANYAAN 3. Apa tujuan pengolahan buah nanas menjadi sirup nanas?

Jawab: tujuan dari pengolahan nanas adalah untuk mendapatkan keuntungan, seperti: dapat disimpan dalam waktu lama tanpa mengalami proses perusakan secara cepat, karena sirup bersifat stabil.

(27)

LAMPIRAN

Gambar 1.1 Sirup nanas dengan tipe (c) perbandingan 1:0,5:1. (Kelompok 4)

Gambar 1.2 Sirup nanas dengan tipe (b) perbandingan 1:1:1. (Kelompok 2)

(28)

Gambar

Gambar 1.1 Sirup nanas dengan tipe (c) perbandingan 1:0,5:1.
Gambar 1.1 Sirup nanas dengan tipe (c) perbandingan 1:0,5:1.

Referensi

Dokumen terkait

Rasio sari labu siam dan sari jeruk nipisberpengaruh nyata terhadap pH, viskositas, total padatan terlarut, kadar sukrosa, warna, aroma, rasa, kekentalan secara

Pada tapai yang dibungkus daun waru memiliki tekstur yang lembut lunak, aromanya pun khas aroma tapai, warna yang dihasilkan setelah fermentasi berwarna kuning, rasa yang

Dari hasil pengolahan data tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa pisang raja dan pisang kepok sudah memiliki aroma, warna, rasa dan tekstur yang sesuai dengan tapai

pengolahan yang berbeda terhadap daya terima warna, aroma dan kekentalan namun tidak terdapat pengaruh proses pengolahan yang berbeda terhadap rasa

Hasil pengamatan ikan asin selama 2 minggu menunjukkan warna Kuning keemasan, aroma khas ikan asin, rasa asin dan juga teksturnya lebih empuk dari ikan asin komersil.. LAMPIRAN

(3) Tingkat kesukaan terhadap parameter rasa, aroma, warna dan kekentalan juga dipengaruhi oleh lama perebusan di mana panelis lebih menyukai sirup yang direbus

Pada atribut aroma, gula stevia tidak memiliki aroma yang khas sehingga tidak berpengaruh terhadap aroma sirup teh hijau dan gula stevia tidak berpengaruh terhadap rasa sirup

BAGAN KERJA Mensterilkan botol yang telah dicuci kedalam pengukus selama ± 5 Mmenit Mengupas buah nanas dan mencucinya memotongnya menjadi beberapa bagian kecil Membuat sirup gula