• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Job Insecurity Terhadap Turnover Intentions Pada Pegawai Perusahaan Merger

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Job Insecurity Terhadap Turnover Intentions Pada Pegawai Perusahaan Merger"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Seiring dengan berkembangnya zaman dan ketatnya persaingan, suatu

organisasi akan mengalami perubahan dan perkembangan agar dapat mengatasi

rintangan yang dihadapi. Salah satu bentuk dari perubahan dan perkembangan

tersebut adalah penggabungan organisasi (Hartono, 2003)

Penggabungan organisasi terdiri dari merger dan akuisisi (Hartono, 2003).

Sepanjang tahun 2010 marak terjadi aksi merger dan akuisisi di antara

perusahaan-perusahaan di Indonesia. Perkembangan era globalisasi yang semakin

berkembang menyebabkan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan.

Dengan semakin ketatnya persaingan menyebabkan perusahaan semakin giat

dalam mengembangkan bisnisnya dan hanya perusahaan yang mempunyai strategi

dan kemampuan bisnis yang baiklah yang mampu bertahan dan mengembangkan

bisnisnya. Salah satu usaha untuk meningkatkan pertumbuhan dan menjaga

kelangsungan perusahaan dapat dilakukan dengan melalui strategi eksternal yaitu,

merger dan akuisisi (Ardiagarini, 2011)

Undang Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, ayat 1

menyatakan bahwa Merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu

Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah

ada mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri

(2)

selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri berakhir

secara hukum (Manurung, 2011).

Merger dan akuisisi menjadi trend dalam suatu grup usaha yang ingin

memperluas jaringan usaha, terutama bagi kelompok usaha yang ingin

berkembang cepat dalam waktu yang relatif singkat dikarenakan tidak perlu

membesarkan suatu perusahaan dari kecil menjadi besar, tetapi cukup dengan

membeli perusahaan yang sudah besar atau sedang berjalan (Fuady, 1999).

Hartono (2003) mengemukakan bahwa ada beberapa alasan suatu

perusahaan melakukan merger, yaitu : 1. Economies of scale, yaitu perusahaan

berusaha mencapai skala operasi dengan biaya rata-rata terendah, 2. Memperbaiki

manajemen, yaitu dengan melakukan merger perusahaan dapat mempertahankan

karyawan yang benar-benar dapat diandalkan untuk meningkatkan kemakmuran

pemegang saham, 3. Penghematan pajak, penggabungan perusahaan yang tidak

memperoleh laba dengan perusahaan yang profitable dapat menyebabkan pajak

yang dibayarkan lebih kecil, 4. Diversifikasi, resiko yang dihadapi atas suatu

saham dapat dikompensasi oleh saham lain sehingga resiko saham secara

keseluruhan dapat dikurangi, 5. Meningkatkan corporate growth rate, hal ini

mungkin terjadi karena penguasaan jaringan pemasaran yang lebih luas,

manajemen yang lebih baik dan efisiensi yang lebih tinggi.

Menurut Manurung (2011) menggabungkan dua atau lebih perusahaan

berarti menggabungkan aset, struktur organisasi, sumber daya manusia, budaya

(3)

penggabungan aset dengan cara menggunakan perubahan nama secara akta yang

dibuat notaris. Kedua adalah penggabungan struktur untuk dijadikan landasan

struktur organisasi ke depan. Ketiga adalah penggabungan sumber daya manusia

(SDM) dua perusahaan yang masing-masing SDM telah memiliki cara berpikir

berbeda pada perusahaan terdahulu, pada tahap ini dilakukan rekam jejak SDM

untuk mendapatkan kemampuan SDM dan memilih SDM yang berkualitas untuk

posisi-posisi penting di perusahaan. Keempat adalah penggabungan budaya,

dimana budaya yang baik di masing-masing perusahaan disatukan sehingga SDM

dapat menyadari untuk membuat yang terbaik bagi kelangsungan perusahaan.

Kelima adalah tanggung jawab, penggabungan tanggung jawab dapat dilakukan

dengan pertemuan antara manajemen dan karyawan.

Anderson (2010) mengemukakan bahwa proses integrasi yang

berlangsung memakan waktu hingga 2 tahun atau lebih, tergantung ukuran dan

kesulitan merger. Salah satu kegiatan yang dapat membantu memudahkan transisi

adalah komunikasi yang efektif untuk membantu karyawan mengadopsi

kebudayaan baru, terus memberikan pendidikan mengenai visi, strategi, dan

tujuan organisasi untuk membantu anggota organisasi yang berkolaborasi dapat

bekerja lebih efektif bersama-sama. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan

(Pettigrew, 1987 ; Peachey, 2009) bahwa perubahan-perubahan yang terjadi dalam

organisasi yang menggabungkan faktor lingkungan dan faktor organisasi akan

memakan waktu yang panjang.

Cascio (1998) mengemukakan bahwa manusia (SDM) adalah dasar dari

(4)

penyediaan tenaga kerja yang bermutu, mempertahankan kualitas dan

mengendalikan biaya ketenagakerjaan. Perubahan-perubahan dalam perusahaan

memerlukan strategi adaptasi yang tepat agar perusahaan bisa tetap hidup dan

bersaing dengan perusahaan lain (Santosa, 2005). Kebijakan perusahaan yang

tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan pekerja akan membawa dampak buruk

pada sikap kerja pekerjanya, sikap positif pekerja terhadap pekerjaannya akan

menunujukkan produktifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja yang

sikap kerjanya negatif. Sikap positif terhadap pekerjaan akan menunjukkan

tingkat absensi dan pengunduran diri yang rendah (Gilmer, 1966 ; Novliadi,

2007).

Terjadinya turnover adalah hal yang tidak dikehendaki oleh perusahaan

(Novliadi, 2007). Dengan tingginya tingkat turnover pada perusahaan, akan

semakin banyak menimbulkan berbagai biaya, biaya pelatihan yang sudah

diinvestasikan pada karyawan, tingkat kinerja mesti dikorbankan, maupun biaya

rekrutmen dan pelatihan kembali (Suwandi dan Indriantoro, 1999).

Sebelum terjadinya berhenti dari pekerjaan atau disebut dengan turnover,

berdasarkan teori pembentukan tingkah laku Fishbein & Ajzen (1975) terdapat

intensi yang dapat memprediksikan munculnya perilaku. Dalam hal ini intensi

untuk turnover dikenal dengan istilah turnover intentions. Turnover intentions

diindikasikan sebagai sikap individu yang mengacu pada hasil evaluasi mengenai

kelangsungan hubungannya dengan organisasi tempatnya bekerja dan belum

(5)

Turnover merupakan bentuk dari usaha akhir pada karyawan yang

mengalami job insecurity (Suwandi dan Indrantoro, 1999). Hal tersebut terbukti

dengan hasil penelitian yang dilakukan Ruvio & Rosenblatt (1999) bahwa

turnover intentions sangat dipengaruhi oleh job insecurity. Ashford, Lee, &

Bobko (1989) mengatakan bahwa job insecurity merupakan keadaan dimana para

pekerja merasa pekerjaannya terancam dan merasa tidak berdaya untuk

melakukan apapun terhadap situasi tersebut.

Penggabungan sumber daya manusia (SDM) dua perusahaan yang

melakukan merger sangat penting (Manurung, 2011). Apabila strategi adaptasi

yang digunakan tidak tepat, maka karyawan dapat merasakan ketidakpastian

(uncertainty) yang dapat menyebabkan anggota organisasi enggan untuk

melakukan perubahan. Kondisi semacam ini dapat menciptakan suatu

ketidaknyamanan dalam melakukan pekerjaan serta timbul kekhawatiran akan

kelanjutan kerja mereka (Santosa, 2005). Kekhawatiran bisa memicu munculnya

konflik, perasaan tidak senang dan tidak puas terhadap lingkungan kerja yang

dapat memicu rasa tidak aman pada pekerjaan atau lebih dikenal dengan istilah

job insecurity (Burchell, 1994 ; Pradiansyah, 1999)

Ashford, Lee, & Bobko (1989), mengidentifikasi bahwa terbentuknya job

insecurity disebabkan antara lain karena perbedaan persepsi dan kepribadian

masing-masing individu. Hal ini merupakan teori dasar bagi variabel pemicu job

insecurity, variabel tersebut adalah organizational changes, role ambiquity, dan

locus of control (Ashford, Lee, & Bobko, 1989). Dapat dilihat bahwa salah satu

(6)

termasuk merger. Kemudian (Marks, 1988 ; Novliadi, 2009) menyatakan bahwa

salah satu dampak psikologis dari merger dan downsizing adalah job insecurity.

Job insecurity juga mempunyai dampak terhadap menurunnya keinginan pekerja

untuk bekerja di suatu perusahaan tertentu dan yang akhirnya mengarah pada

keinginan untuk berhenti kerja (Ashford, Lee, & Bobko, 1989)

Hasil penelitian Pasewark dan Strawser (1996) menunjukkan bahwa

job insecurity merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang

memilih bertahan dengan pekerjaannya atau tidak. Individu yang mengalami

tekanan job insecurity memiliki alasan rasional untuk mencari alternatif pekerjaan

lain yang dapat mendukung kelanjutan dan memberikan rasa aman bagi karirnya

atau disebut dengan turnover, Greenhalgh dan Rosenblatt, 1984 ; Ashford, Lee, &

Bobko, 1989).

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana job

insecurity yang dirasakan karyawan pada perusahaan merger dapat mempengaruhi

turnover intentions.

B. RUMUSAN MASALAH

Peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh job insecurity terhadap

turnover intentions pada perusahaan merger.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh job

(7)

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

pengaruh job insecurity terhadap turnover intentions pada perusahaan yang

melakukan merger.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi

peneliti selanjutnya yang ingin meneliti hal yang berkaitan dengan job

insecurity, turnover intentions dan perusahaan merger.

b. Untuk perusaahaan ini, diharapkan hasil penelitian ini dapat mengetahui

tingkat job insecurity dan turnover intentions pada pegawai.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I Latar Belakang

Bab ini berisi penjelasan latar belakang permasalahan, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam

penelitian, antara lain mengenai definisi job insecurity, aspek-aspek job

insecurity, dampak job insecurity, defenisi turnover intentions,

(8)

merger. Selain itu juga dijelaskan pengaruh job insecurity terhadap

turnover intentions.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan. Disini

akan dijabarkan mengenai identifikasi variabel, defenisi operasional

masing-masing variabel, lokasi penelitian, populasi dan sampel peneltian,

teknik pengambilan sampel, metode pengumpulan data, uji coba alat ukur,

prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisis data.

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai analisis data dan pembahasan yang berisikan

gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan hasil

penelitian yang merupakan perbandingan hipotesis dengan teori-teori atau

hasil penelitian terdahulu.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Pada bagian ini akan membahas

mengenai kesimpulan akhir penelitian dan saran yang diberikan oleh

peneliti baik untuk penyempurnaan penelitian ataupun untuk penelitian

yang berhubungan dengan apa yang akan diteliti di masa yang akan

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian pengukuran level dengan menaikkan temperatur minyak kelapadan nilai temperatur tersebut digunakan untuk menentukan nilai massa jenis minyaknya memiliki hubungan

Pada perencanaan rancang bangun alat penetas telur tenaga surya kapasitas 10 – 20 butir ini ada dua bagian perawatan yang dilakukan,yaitu perawatan terencana (Planned

Didalam penulisan tugas akhir ini, bertujuan untuk mengetahui bagaimana perencanaan yang baik dalam merencanakan desain geometrik dan tebal perkerasan pada Jalan Peninggalan-Batas

Hasil ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Kanita pada perusahaan makanan dan minuman di BEI 2007-2009 pada tahun 2014 yang menyatakan profitabilitas

Edible coating pati singkong dengan penambahan perasan jeruk nipis mampu meningkatkan umur simpan dan mencegah reaksi pencoklatan pada buah potong apel

Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses pengendalian manajemen, yang merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis tersebut, maka perempuan dalam iklan Djarum versi Djarum Black dan Djarum Special dititrakan sebagai citra peraduan dimana

Jenis dan jumlah soal kalo misal semester itu ditetapkan sepakat oleh tim MGMP untuk materi fikih peminatan 40 soal, materi fikih wajib 50, sedangkan untuk