• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN - DOCRPIJM 98d1842486 BAB VIIBAB VII 2017 UNTUK UPLOAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN - DOCRPIJM 98d1842486 BAB VIIBAB VII 2017 UNTUK UPLOAD"

Copied!
242
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR CIPTA

KARYA

Encana pembangunan Infrastruktur Cipta Karya dalam pembahasan

Dokumen RPIJM Kota Solok terdiri atas empat sektor yaitu Pengembangan

Permukiman, Pengembangan Bangunan dan Lingkungan, Penyehatan

Lingkungan Permukiman dan Pengembangan Air minum, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut :

7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

engembangan permukiman baik diperkotaan maupun di pedesaan pada hakekatnya

adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan pedesaan yang layak huni (live able),

aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan.

Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, pemerintah wajib

memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang

layak huni, sejahtera, berbudaya dan berkeadilan sosial.

Pengembangan permukiman meliputi pengembangan prasarana dan sarana dasar

perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau khususnya bagi masyarakat

berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan lahan, pengembangan ekonomi kota

serta penciptaan sosial budaya diperkotaan.

Pengembangan permukiman hendaknya juga mempertimbangkan aspek-aspek sosial

budaya masyarakat setempat, agar pengembangan dapat damai dengan kondisi

(2)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan permukiman adalah:

1. Peran Pemerintah Kota dalam pengembangan wilayah

2. Rencana pembangunan kota

3. Memperhatikan kondisi alamiah dan topologi kota seperti struktur dan morfologi

tanah, topografi dsb.

4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan.

5. Menyesuaikan dengan master plan pengembangan permukiman

6. Kerangka logis penilaian kelayakan investasi dalam pengembangan permukiman.

7. Keterpaduan pengembangan permukiman dengan sektor lainnya dalam setiap

tahapan penyelenggaraan pengembangan pembangunan.

8. Memperhatikan peraturan dan aturan yang berlaku.

9. Memperhatikan kelembagaan dalam penyelenggaraan pengembangan

permukiman.

10. Sumber pendanaan dari berbagai sumber, baik pemerintah, masyarakat maupun

swasta.

Tujuan dari pengembangan permukiman adalah:

1. Memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman (sarana & prasarana dasar

permukiman)

2. Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, sesuai dan

teratur.

3. Mengarahkan pertumbuhan wilayah

4. Menunjang kegiatan ekonomi melalui kegiatan pengembangan permukiman.

Adapun sasaran dari pengembangan permukiman adalah:

1. Terpenuhinya kebutuhan dasar permukiman

2. Tersedianya perumahan tipe RSH

3. Terarahnya pertumbuhan wilayah

(3)

Pengembangan permukimanditujukan pada kelompok susunan masyarakat untuk

pemenuhan rumah yang diutamakan kepada masyarakat berpenghasilan rendah

mengacu kepada UU no. 4/1992 tentang perumahan dan peraturan lainnya.

Pengembangan kawasan permukiman perkotaan dilakukan dengan:

1. Penyediaan prasarana dan sarana dasar bagi kawasan permukiman .

2. Pemetaan dan peninjauan kawasan

3. Peningkatan kualitas permukiman.

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Pengembangan permukiman di Kota Solok harus memperhatikan daya dukung fisik

merupakan hasil analisis overlay antara peta kemiringan lahan dengan tingkat

kerawanan bencana gempa bumi. Kota Solok terdiri dari 4 (empat) zona daya dukung

yaitu zona tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Terkait dengan masing-masing

klasifikasi zona tersebut maka, pemanfaatan ruang di Kota Solok dapat dilakukan

dengan mempertimbangkan karakteristik zona sesuai dengan arahan dari Tabel 7.1

Tabel 7.1

Kebijakan Pembangunan Berdasarkan Daya Dukung Fisik

Zona Kebijakan

Daya Dukung Tinggi Diijinkan untuk rumah tinggal, perkantoran, rumah sakit dan sarana umum lainnya.

Daya Dukung Sedang

Daya Dukung Rendah

Diijinkan untuk rumah tinggal, perkantoran, rumah sakit dan sarana umum lainnya.

Diijinkan adanya bangunan kecil sekolah, Pusat pelayanan

kesehatan, bangunan pemukiman dan sarana umum lainnya, dengan persyaratan khusus

Bangunan eksisting yang tidak sesuai dengan ketentuan

(persyaratan khusus) harus menyesuaikan dengan menggunakan perangkat disinsentif

Daya Dukung Sangat Diijinkan adanya bangunan untuk mendukung fungsi kawasan Rendah

(4)

Zona Kebijakan

Dilarang adanya perumahan dan bangunan untuk umum yang baru

Tidak diijinkan adanya pembangunan

Arahan Pengembangan perumahan di Kota Solok adalah sebagai berikut :

a. Perumahan kepadatan tinggi pada kawasan sekitar pusat kota (Pusat Pelayanan

Kota), dengan luas + 352,02 Ha.

b. Perumahan kepadatan sedang pada kawasan yang berdekatan dengan pusat

pelayanan kota dengan luas + 97,99 Ha.

c. Perumahan kepadatan rendah berlokasi pada kawasan yang tidak termasuk

kawasan sekitar pusat pelayanan kota, yaitu dikembangkan ke arah utara, Barat,

dan selatan Kota Solok. Perumahan kepadatan rendah ini mencapai luas yang

dominan, yaitu 1.320,06 Ha.

Kebutuhan pengembangan perumahan di Kota Solok juga lebih difokuskan kepada

kawasan yang diprioritaskan pada kawasan permukiman kumuh di Kota Solok dengan

jumlah sekitar 250-300 unit.

ISU STRATEGIS, KONDISI EKSISTING , PERMASALAHAN DAN TANTANGAN 7.1.2.1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman

Isu isu strategis yang berkembang untuk Propinsi Sumbar, yang mungkin juga terjadi

di Kota Solok yaitu

 Belum adanya keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman

kumuh perkotaan di Kabupaten/Kota

 Masih diperlukan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan nelayan di 17

Kabupaten/Kota

7.1.2.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Data pendukung yang dapat dijadikan kondisi eksisting adalah mengenai kawasan

kumuh, jumlah RSH terbangun dan rusunawa, kawasan potensial, rawan bencana,

(5)

dijadikan referensi adalah kawasan kumuh, hal ini beriiringan dengan disusunnya

Rencana kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Solok di Tahun 2015

Berikut dapat dilihat Data Kawasan Kumuh di kota Solok

Tabel 7.2

Data Kawasan Kumuh di Kota Solok Tahun 2014

Luas SK No Nama kawasan Nama kelurahan Nama kecamatan kumuh (ha)

1 Padang Galundi, Pincuran Makmur Tanah Garam Lubuk Sikarah 24.55

2 Sawah Piai 10.47

3 Kandang Aur Simpang Rumbio Lubuk Sikarah 6.77

4 Aro IV Korong Aro IV Korong Lubuk Sikarah 9.29

5 Sinapa Piliang Sinapa Piliang 11.05

6 Kampai Tabu Karambia Kampai Tabu 16.03

Karambia

7 IX Korong IX Korong 8.44

8 VI Suku VI Suku 6.05

9 Pasar Pandan Air Mati Pasar Pandan Air Tanjung Harapan 12.20 Mati

10 Koto Panjang Koto Panjang 6.14

11 Permukiman Sepanjang Rel Kereta Tanjung Paku Nan 57.05

Api Balimo

Sumber : SK Kawasan Kumuh Kota Solok No. 185.45-653 Tahun 2014 dan

Verifikasi Survey Lokasi RKPKP Th 2015

7.1.2.3 Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan yang dijumpai dalam hal pembangunan permukiman tinggal di Kota Solok yakni:

 Masih terbatasnya pemahaman dan komitmen untuk melaksanakan

(6)

permukiman

 Keterbatasan anggaran pendanaan Pemerintah Kota Solok untuk fasilitasi

pembangunan dan koordinasi di kawasan andalan strategis dan cepat tumbuh dan

regulasi investasi yang kurang menarik bagi swasta,

 Masih lemahnya koordinasi, sinergi, dan kerjasama antara pelaku-pelaku

pengembangan kawasan dalam upaya dalam penentuan kebijakan, agenda

perencanaan, pelaksanaan, monitoring, koordinasi, pengendalian dan evaluasi

pembangunan sehingga menyebabkan inefisiensi penggunaan anggaran

pembangunan,

 Masih adanya masyarakat yang membangun rumah tanpa izin

 Keterbatasan jaringan prasarana dan sarana fisik dan ekonomi dalam mendukung

pengembangan wilayah permukiman dan produk unggulan,

 Belum optimalnya pemanfaatan kerangka kerjasama lintas wilayah untuk

mendukung peningkatan daya saing, produk unggulan dan penyediaan pasokan

sumber daya alam dengen kebutuhan pembangunan,

 Inisiatif proaktif yang masih pasif dalam mengatasi ketertinggalan daerah sesuai

potensi, masalah, dan kewenangan yang dimiliki dan masih rendahnya kualitas

SDM serta belum optimalnya pengembangan

potensi SDA, kelembagaan dan keterbatasan penggunaan teknologi,

 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Solok termasuk penjabarannya yang

belum dilaksanakan secara tertib karena terbatasnya penyebaran informasi.

 Belum lengkapnya Peraturan Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) dan belum memadainya pengelolaan data dan

informasi pertanahan untuk pembangunan,

 Proporsi penduduk perkotaan yang cenderung bertambah sebagai ukuran tingkat

urbanisasi sebagai gejala normal dalam tahap pembangunan,

 Biaya perpajakan yang cukup membebani rakyat dalam membayar pajak bangunan

dan tanah,

Beberapa permasalahan yang timbul dalam pembangunan permukiman perlu dicarikan

pemecahannya agar pembangunan permukiman dapat berhasil dan sinergi dengan

perkembangan kawasan. Dari permasalahan yang ada saat ini, beberapa hal perlu kita

(7)

No

1. Perlunya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya izin mendirikan

bangunan dalam rangka ketertiban dan keamanan bangunan terutama

terhadap bencana baik gempa bumi, banjir maupun kebakaran dan yang

terpenting adalah perumahan yang sesuai dengan standar kesehatan.

2. Perlu dibuat suatau terobosan agar masyarakat mendapatkan kemudahan

dalam pengurusan IMB

3. Dalam pembangunan perumahan baik perumahan formal maupun swadaya,

pemerintah perlu mendukung dengan membangunan PS dasar perumahan

seperti jaringan air minum, jalan lingkungan, listrik, air limbah, drainase dan

sebagainya agar perumahan tersebut benar-benar menjadi kawasan

perumahan yang sehat, aman dan asri.

Beberapa alternatif perlu dijadikan acuan agar permasalahan dapat diselesaikan dengan

tidak merugikan pihak manapun.

Tabel 7.3

Analisa Permasalahan,Alternatif Pemecahan dan Rekomendasi

Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah

1 Masih terbatasnya pemahaman dan komitmen untuk melaksanakan pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh didaerah dan belum adanya sikap profesionalisme dan kewirausahaan pelaku

pengembang wilayah permukiman

Pengembang jaringan dan kemitraan dengan pihak swasta

Melakukan pembinaan bagi wirausaha pelaku pengembangan permukiman

2

3

Keterbatasan anggaran pendanaan Pemerintah Kota Solok untuk fasilitasi pembangunan dan koordinasi

dikawasan andalan strategis dan cepat tumbuh serta regulasi investasi yang kurang menarik bagi swasta

Masih lemahnya koordinasi sinergi dan kerjasama antara pelaku-pelaku pengembangan kawasan dalam upaya dalam penentuan kebijakan, agenda perencanaan pelaksanaan,

monitoring, koordinasi, pengendalian dan evaluasi pembangunan sehingga menyebabkan inefisiensi dalam penggunaan anggaran pembangunan

Mencari dan mengusahakan dana dari sumber-sumber lain untuk penmgembangan permukiman 

Pengembangan jaringan kemitraan dengan pihak swasta

Menyusun regulasi yang saling menguntungkan pelaku pengembangan permukiman

Melakukan koordanasi dan kerjasama untuk

mensinergikan penentuan kebijakan dengan agenda perencanaan pengembangan permukiman

Melakukan efisiensi penggunaan anggaran pengembangan permukiman

4 Keterbatasan jaringan prasarana dan  Membangun jaringan prasarana pendukung untuk sarana fisik dan ekonomi dalam percepatan pengembangan wilayah permukiman mendukung pengembangan wilayah

(8)

5

6

Belum optimalnya pemanfaatan kerangka kerjasama lintas wilayah untuk mendukung peningkatan daya saing produk unggulan dan penyediaan pasokan sumber daya alam dengan kebutuhan

pembangunan

Inisiatif proaktif yang pasif dalam mengatasi ketertinggalan daerah sesuai potensi, masalah dan

kewenangan yang dimiliki dan masih rendahnya kualitas SDM serta belum optmalnya pengembangan potensi SDA, kelembagaan dan

keterbatasan penggunaan teknologi

Membangun kerjasama lintas wilayah yang intensif dalam berbagai sektor dengan daerah tetangga 

Mempersiapkan ketersediaan dan keseimbangan pasokan SDA dengan kebutuhan pembangunan

Melakukan study lebih detil perihal potensi yang dapat dimanfaatkan daerah.

Melakukan Study ke daerah lain yang berhasil dalam mengejar ketertinggalan dalam membangun daerah teringgal di wilayahnya.

Melakukan pembinaan dan pelatihan pengembangan SDM masyarakat Kota Solok. 

Penyempurnaan Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW) Kota Solok termasuk penjabaran yang belum dilaksanakan secara tertib karena terbatasnya penyebaran infgormasi. Masih lemahnya penerapan kepastian hukum dan koordinasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Belum lengkapnya Peraturan Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA) dan belum memadainya pengelolaan data dan informasi pertanahan untuk pembangunan

Proporsi penduduk perkotaan yang cenderung bertambah sebagai ukuran tingkat urbanisasi sebagai gejala normal dalam tahap pembangunan

Biaya perpajakan yang cukup membebani rakyat dalam membayar pajak banngunan dan tanah

Mengusahakan percepatan Penyempurnaan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Solok setelah revisi. Sosialisasi PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRW) dan Norma Standard Produksi Manual (NSPM)

  

Meminta Pemerintah Pusat segera melengkapi Peraturan Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA) 

Melakukan pengelolaan data dan informasi pertanahan yang terpadu dan terkoordinasi untuk pembangunan 

Melakukan pemerataan pembangunan di perdesaan dan daerah tertinggal sebagai upaya untuk menahan laju urbanisasi

 

Melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi perihal tata cara pembayaran pajak dan upaya untuk memperoleh insentif kemudahan pajak untuk beberapa sektor sebagai upaya memancing

percepatan pengembangan wilayah permukiman. Rekomendasi Pemecahan Masalah

Dari beberapa alternatif pemecahan masalah direkomendasikan beberapa cara

pemecahan masalah yang mungkin dapat dilaksanakan yakni:

 Penyusunan RDTR dan RTBL

 Penciptaan lapangan kerja baru terutama di daerah perkotaan untuk

(9)

 Mengupayakan pembebasan lahan bagi pembangunan permukiman baru,

 Pengadaan subsidi untuk pengadaan rumah tinggal bagi keluarga yang relatif

miskin,

 Bantuan stimulan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, baik pada perumahan

formal maupun perumahan swadaya.

 Mempermudah ijin pendirian rumah tinggal di kawasan pengembangan

permukiman,

 Revisi Perda tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan,

 Pemabangunan rumah susun bagi PNS, Polri dan TNI serta bagi masyarakat

berpenghasilan rendah,

 Kerjasama pemerintah dengan pengembang dan perbankan dalam merealisasikan

rumah murah bagi MBR.

USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Mengingat besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan prasarana dan sarana

dasar bagi kawasan permukiman dan dengan kemampuan keuangan pemerintah daerah

yang terbatas, maka Pemerintah Kota Solok mengusulkan realisasi pembangunan

permukiman khususnya bagi masyarakat tertinggal dan terisolir agar dapat dibantu oleh

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.

Sistem yang diusulkan bagi pengembangan permukiman yaknisuatu sistem

Infrastruktur Permukiman yang pembangunan prasarana dan sarana dasar yang layak,

sehat, berwawasan lingkungan yang dilengkapi dengan infrastruktur pendukung seperti

rumah ibadah, sekolah, rumah sakit/puskesmas, dan didukung tersedianya prasarana

dan sarana transportasi.

7.1.5.1 Usulan dan Prioritas Program Pembangunan PS Permukiman

Untuk mewujudkan Pembangunan Prasarana dan Sarana Permukiman maka

Pemerintah Kota Solok telah memprogramkan pembangunan permukiman yang

meliputi:

 Pengembangan Perkotaan;

 Penyusunan Masterplan PS seperti Masterplan drainase, Air Bersih dan Air

(10)

 Penyusunan RTBL, RDTR.

 Pengembangan kawasan permukiman MBR;  Kawasan Permukiman Hinterland;

 Kasiba/Lisiba, Rumah Sederhana Sehat (RsH), PSD-PU, Rumah Susun

Sederhana Sewa (RUSUNAWA);

 Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Kota (KTP2K);

7.1.5.2 Usulan dan Prioritas Proyek Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Usulan dan prioritas program pembangunan permukiman disusun berdasarkan

paket-paket fungsional dan sesuai dengan prioritas penanganan yang meliputi kegiatan:

 Pembangunan PSD Permukiman di Perumahan PNS,

 Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Untuk Asrama

Mahasiswa,

 Pembangunan Jalan Lingkungan, Saluran LIngkungan,  Pembangunan SANIMAS

 Pembangunan Prasarana dan sarana Air Minum

 Pembangunan Prasarana PLP ( Persampahan dan Air Limbah )  Penataan Bangunan dan Lingkungan serta RTH

 Bantuan stimulan perumahan.

Tabel 7.4

Matrik Rencana Pembangunan Permukiman

No

1

2

3

4

5

6

7

Kegiatan APBN APBD Prov APBD Kota

Pembangunan PSD Permukiman V V

di Perumahan PNS

Pembangunan Rumah Susun V V

Sederhana Sewa (RUSUNAWA)

Pembangunan Jalan Lingkungan, V V V

Saluran LIngkungan

Pembangunan SANIMAS V V

Pembangunan Prasarana dan V V V

sarana Air Minum

Pembangunan Prasarana PLP V V

(Persampahan dan Air Limbah)

Penataan Bangunan dan V V

(11)

7.1.5.3 Contoh Kerangka Dasar Permukiman

Analisis Kelayakan Program Pembangunan Permukimanmemuat a.l :

Program : Pengembangan Perkotaan

Kegiatan :

 Pembangunan PSD Permukiman di Perumahan PNS di Kecamatan Lubuk Sikarah  Pembangunan PSD Permukiman di Perumahan PNS di Kecamatan Tanjung

Harapan

Program : Kasiba/Lisiba,RSH, PSD-PU,RUSUNAWA

Kegiatan:

 Pembangunan RumahSusun Sederhana Sewa (RUSUNAWA)  Bantuan stimulan perumahan formal

 Bantuan stimulan perumahan swadaya

 Peningkatan PS permukiman seperti pembangunan jalan lingkungan, sarana air

bersih, sarana persampahan

 Sosialisasi Perda IMB

7.1.5.4 Kerangka Dasar Permukiman Kumuh berdasarkan hasil Baseline data KOTAKU

Berdasarkan Baseline data KOTAKU, pada dua kecamatan yang ada di Kota Solok Kawasan kumuh berada di sembilan kelurahan yaitu : Kelurahan Simpang Rumbio,

Sinapa Piliang, VI Suku,Aro IV korong, IX Korong, KTK dan Tanah Garam yang berada di

Kecamatan Lubuk Sikarah. Dan Kelurahan Pasa Pandan Air Mati , Tanjung Paku , Nan

Balimo

Berikut dapat dilihat profil secara umum tentang kawasan kumuh berdasarkan Baseline data KOTAKU.

A. Kecamatan Lubuk Sikarah 1. Kelurahan Simpang Rumbio,

Penduduk Kawasan kumuh Jumlah Penduduk: 1.990 jiwa 

 Jumlah Kepala Keluarga: 475 KK 

 Komposisi Penduduk : 

 Laki-laki: 1.029 jiwa

(12)

 

Total Luas

Kawasan Kumuh : 9,29 Ha

Non Kumuh : 44,24 Ha

Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh

Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana

dimaksud, berada di dataran rendah

Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar

Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: Kawasan Terminal Regional dan Kawasan Perdagangan

3 Kelayakan Fisik Bangunan

34% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan

18% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang

2% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

(13)

No

KRITERIA / INDIKATOR

0% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai

9% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk

39% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

19% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak 4% terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non

perpipaan terlindungi yang layak

6% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)

8%

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak 24% memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung

dengan tangkiseptik 100%

Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan

Sampah domestik rumah tangga pada kawasan 83% permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali

seminggu 100%

Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

53% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB 48% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah

284

Jiwa/Ha

Mata pencaharian utama rumah tangga adalah 81% Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel,

dll) (Unit rumah tangga)

88% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga)

Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman 79% menggunakan fasilitas kesehatan di

Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga)

Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 71% 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

Penduduk Kawasan kumuh

 Jumlah Penduduk: 1.157 jiwa

 Jumlah Kepala Keluarga: 365 KK

Komposisi Penduduk :

 Laki-laki: 570 jiwa 

 Perempuan: 587 jiwa 

 Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 617 jiwa

Total Luas

Kawasan Kumuh : 9,29 Ha

 Non Kumuh : 44,24 Ha

Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh

Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud, terdiri dari:

 di tepi air; 

 di dataran rendah;

 di daerah rawan bencana.

Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar

Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: kawasan perkantoran

A Nama Kawasan Pemukiman rawan banjir

B Kelurahan Sinapa piliang

C Kecamatan Lubuk sikarah

D Nama BKM Beringin jaya

E Status Keberdayaan BKM Mandiri

F Luas Kawasan (Ha) 10,328

H Tipologi/Karakteristik Perdagangan dan jasa

I Koordinat S.O⁰.47’40.831”

E.100⁰39’18.862”

KATEGORI KUMUH SEDANG

A FISIK

(23)

Kelayakan Fisik

฀ Fasilitas Pelayanan Kesehatan

฀ Fasilitas Pelayanan Pendidikan

15% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang

15% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

0% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai

6% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk

11% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

43% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani 1% jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan

terlindungi yang layak

2% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)

5%

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal

13%

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik

100%

Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan

Sampah domestik rumah tangga pada kawasan 3% permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali

seminggu 80%

Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

38%

Bangunan Hunian tidak memiliki IMB

36%

Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah

129

Jiwa/Ha

Mata pencaharian utama rumah tangga adalah 71% Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)

(Unit rumah tangga)

67% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga)

Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman 58% menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu

(Unit rumah tangga)

Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 73% Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

3. VI Suku,

 Penduduk Kawasan kumuh : 1.034 jiwa

 Jumlah Kepala Keluarga: 285 KK

 Komposisi Penduduk :

 Laki-laki: 511 jiwa

 Perempuan: 523 jiwa 

 Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 386 jiwa

 Total Luas

 Kawasan Kumuh : 6,66 Ha

Non Kumuh : 297,55 Ha

Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh

Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana

dimaksud, berada di dataran rendah dan kawasan tepi sungai

Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar

Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: Kawasan Perkantoran dan Kawasan Pasar

Informasi Fisik :

A Nama Kawasan Rawan banjir

B Kelurahan Vi suku

C Kecamatan Lubuksikarah

D Nama BKM Maju bersama

E Status Keberdayaan Mandiri BKM

F Luas Kawasan (Ha) 305

H Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan

I Koordinat -0.472719

100.391048

(32)

No

KRITERIA / INDIKATOR

1 Legalitas pendirian bangunan

Kepadatan penduduk

Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan

Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang

Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai

Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk Kawasan permukiman

terjadi genangan/banjir

Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk

Bangunan hunian pada lokasi

permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik

Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan

Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

Bangunan Hunian tidak memiliki IMB Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah

Jiwa/Ha

(33)

No

KRITERIA / INDIKATOR

PARAMETER

4 Penggunaan Daya Listrik 50% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga)

Mayoritas Rumah tangga dikawasan

5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 64% permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah

tangga)

Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib

Fasilitas Pelayanan belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh

6 63% akses pendidikan dasar di Dalam

Pendidikan

kelurahan/kecamatan yang sama (Unit

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

4. Aro IV korong,

Penduduk Kawasan kumuh : 732 jiwa 

Jumlah Kepala Keluarga: 200 KK

Komposisi Penduduk :

 Laki-laki: 360 jiwa

 Perempuan: 372 jiwa

 Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 279 jiwa 

Total Luas

 Kawasan Kumuh : 5,12 Ha

Non Kumuh : 109,87 Ha

Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh terdiri dari:

 di tepi air; 

 di dataran rendah; 

 di daerah rawan bencana. 

Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar

Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: Kawasan pasar dan kawasan industri (pabrik

H

Tipologi/Karakteristik Jasa dan Perdagangan

(42)

1. Keteraturan Bangunan 2. Kepadatan Bangunan 1. Kelayakan Fisik Bangunan

2. Aksesibilitas Lingkungan

3. Drainase Lingkungan

4. Pelayanan Air Minum/Baku

5. Pengelolaan Air Limbah

6. Pengelolaan Persampahan

7. Pengamanan Bahaya Kebakaran

B NON FISIK

 Legalitas pendirian bangunan

 Kepadatan penduduk

 Mata pencarian penduduk

 Penggunaan Daya Listrik

 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan

Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai

Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk

Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir Kondisi jaringan drainse pada lokasi

permukiman memiliki kualitas buruk

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak

Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik

Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan

Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu

Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

Bangunan Hunian tidak memiliki IMB Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah

Jiwa/Ha

Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga)

Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga)

Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di

(43)

 Fasilitas Pelayanan Pendidikan

Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 71% Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)

Penduduk Kawasan kumuh : 1239 jiwa 

Jumlah Kepala Keluarga: 338. KK

Komposisi Penduduk :

 Laki-laki: 616 jiwa

 Perempuan: 623 jiwa 

 Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 108 KK 

Total Luas

 Kawasan Kumuh : 13,370 Ha

 Non Kumuh : 105 Ha

Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh

Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud, terdiri dari:

 Di tepi Sungai; 

 Di dataran rendah; 

 Di daerah rawan bencana. : Ditepi Sungai

Karakter lahan dalam kawasan : Lahan datar

Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: pusat Pemerintahan

C Kecamatan Lubuksikarah

D Nama BKM Sapakek basamo

E Status Keberdayaan BKM Mandiri

F Luas Kawasan (Ha) 118.45

H Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan

I Koordinat Latitude -0.481492

Koordinat Longitude

1

Keteraturan Bangunan 50% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan

(53)

Kepadatan Bangunan

Kelayakan Fisik Bangunan

Aksesibilitas Lingkungan

Drainase Lingkungan

Pelayanan Air Minum/Baku

Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan Persampahan

Pengamanan Bahaya Kebakaran

B NON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan

Kepadatan penduduk

Mata pencarian penduduk

Penggunaan Daya Listrik

Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan Pendidikan

Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (29 unit/Ha)

5%

Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang

6%

Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

20%

Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

45%

Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani

1% jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan

terlindungi yang layak

1%

60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal

1%

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki

akses Jamban/MCK Komunal

3%

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki

kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik

100%

Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

tercampur dengan Drainase Lingkungan

Sampah domestik rumah tangga pada kawasan

5% permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali

seminggu

83%

Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan

prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

Mata pencaharian utama rumah tangga adalah

51% Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)

(Unit rumah tangga)

64% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900

Watt (Unit rumah tangga)

Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman

63% menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu

(Unit rumah tangga)

Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9

71% Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di

(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

6. KTK

Penduduk Kawasan kumuh : 894 jiwa 

Jumlah Kepala Keluarga: 255KK

Komposisi Penduduk :

 Laki-laki: 497 jiwa 

 Perempuan: 497 jiwa

 Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 134 KK/ 687 jiwa

Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar

Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: pusat pertokoan dan terminal

Informasi Fisik

PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN

A Nama Kawasan

B Kelurahan Kampai tabu kerambil

C Kecamatan Lubuksikarah

D Nama BKM Sawah solok

E Status Keberdayaan BKM Mandiri

F Luas Kawasan (Ha) 127.833

H Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan

(63)

2

Kepadatan Bangunan

5%

Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

4

Aksesibilitas Lingkungan 0%

Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan

jalan lingkungan yang memadai

26%

Kondisi Jaringan jalan pada kawasan

permukiman memiliki kualitas buruk

16%

Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

5 Drainase Lingkungan

51%

Kondisi jaringan drainse pada lokasi

Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan

Bangunan hunian pada lokasi permukiman

tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal

Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

tercampur dengan Drainase Lingkungan

9 Pengamanan Bahaya Kebakaran 100% Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi

Kebakaran

B

NON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan

Kepadatan penduduk

Mata pencarian penduduk

Penggunaan Daya Listrik

Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan Pendidikan

40%

Bangunan Hunian tidak memiliki IMB Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah

Jiwa/Ha

Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga)

Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga)

Mayoritas Rumah tangga dikawasan

permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga)

(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)

7. Tanah Garam

Penduduk Kawasan kumuh : 2972 jiwa 

Jumlah Kepala Keluarga: 728. KK

Komposisi Penduduk :

 Laki-laki: 1488 jiwa

 Perempuan: 1484 jiwa 

 Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 334 KK 

Total Luas

Kawasan Kumuh : 25,43 Ha

Non Kumuh : 2502,72 Ha

Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud, terdiri dari:

 Di tepi Sungai;

 Di dataran rendah Dan Berbukit; 

 Di daerah rawan bencana. : Ditepi Sungai 

Karakter lahan dalam kawasan : Lahan datar Dan Berbukit

Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: kawasan Perntanian Dan Perkebunan

Informasi Fisik

PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN A Nama Kawasan Sawah piyai dan padang galundi

B Kelurahan Tanah garam

C Kecamatan Lubuksikarah

D Nama BKM Tagarso

E Status Keberdayaan BKM Mandiri

F Luas Kawasan (Ha) 2528.15

H Tipologi/Karakteristik Perkebunan

I Koordinat Latitude -0.472625

Koordinat Longitude 100.382426

KATEGORI KUMUH SEDANG

(73)

A

FISIK

Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan

Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang

Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai

Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk

Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak

Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik

Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan

Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu

Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

Bangunan Hunian tidak memiliki IMB

Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah

Jiwa/Ha

Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga)

Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga)

(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)

B. KECAMATAN TANJUNG HARAPAN

Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 1.130 jiwa

Informasi Fisik

PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN

Nama Kawasan

I Koordinat Latitude

Koordinat Longitude

Kelayakan Fisik Bangunan

Aksesibilitas Lingkungan

85% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (57 unit/Ha)

58% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2

m2 per orang

14% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap,

Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

44% Kawasan permukiman tidak terlayani

jaringan jalan lingkungan yang memadai

(84)

Drainase Lingkungan

Pelayanan Air Minum/Baku

Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan Persampahan

Pengamanan Bahaya Kebakaran

B NON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan

Kepadatan penduduk

Mata pencarian penduduk

Penggunaan Daya Listrik

Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan Pendidikan

64%

Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk

Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku

perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak

Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik

Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan

Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu

Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

Bangunan Hunian tidak memiliki IMB Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah

Jiwa/Ha

Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga)

Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga)

Mayoritas Rumah tangga dikawasan

permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga)

Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD -SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam

(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)

2. PPA

PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN

A Nama Kawasan Permukiman pusat kota

B Kelurahan Pasar pandan air mati

C Kecamatan Tanjung harapan

H Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan

Kelayakan Fisik Bangunan

PARAMETER

27% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (27 unit/Ha)

13% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2

per orang

18% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding,

(96)

Aksesibilitas Lingkungan

Drainase Lingkungan

Pelayanan Air Minum/Baku

Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan Persampahan

Pengamanan Bahaya Kebakaran

BNON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan

Kepadatan penduduk

Mata pencarian penduduk

Penggunaan Daya Listrik

Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan Pendidikan

30%

Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk

Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik

Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan

Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu

Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

Bangunan Hunian tidak memiliki IMB Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah Jiwa/Ha

Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga) Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan

permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga)

(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)

2.Nan Balimo

 Penduduk Kawasan kumuh

 Jumlah Penduduk : 1.652 jiwa  Jumlah Kepala Keluarga : 465 KK  Jumlah Rumah Tangga : 368 KRT 

 Komposisi Penduduk

 Laki-laki : 815 jiwa

 Perempuan : 837 jiwa  Jumlah Rumah Tangga Non MBR : 256 KRT  Jumlah Rumah Tangga MBR : 112 KRT  Jumlah Penduduk Miskin/MBR : 519 jiwa

 Kawasan Kumuh : 11,73 Ha  Non Kumuh : 455,27 Ha

 Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh dataran rendah dan merupakan

permukiman kumuh berat dengan lahan dalam kawasan berkarakter datar

 kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Nan Balimo berdekatan

dengan fasillitas/sarana kota yaitu pusat perdagangan. 

 Informasi Fisik

PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN

A Nama Kawasan

B Kelurahan Nan balimo

C Kecamatan Tanjung harapan

D Nama BKM Tunas muda mandiri

E Status Keberdayaan BKM Mandiri

F Luas Kawasan (Ha) 467

H Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan

I Koordinat Latitude -0,783009

Koordinat Longitude 100,665024

No

KRITERIA / INDIKATOR

PARAMETER

A

FISIK

1

Keteraturan Bangunan 13% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan

2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (35

unit/Ha)

3 Kelayakan Fisik Bangunan 19% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2

per orang

(106)

Aksesibilitas Lingkungan

Drainase Lingkungan

Pelayanan Air Minum/Baku

Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan Persampahan

Pengamanan Bahaya Kebakaran

BNON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan

Kepadatan penduduk

Mata pencarian penduduk

Penggunaan Daya Listrik

Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan Pendidikan

16%

Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk

Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir Kondisi jaringan drainse pada lokasi

permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak

Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan

Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu

Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

Bangunan Hunian tidak memiliki IMB Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah Jiwa/Ha

Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit rumah tangga)

Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan

permukiman menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga)

Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD -SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam

(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)

 Penduduk Kawasan kumuh

 Jumlah Penduduk : 2.677 jiwa  Jumlah Kepala Keluarga : 646 KK  Jumlah Rumah Tangga : 572 KRT  Komposisi Penduduk

Laki-laki : 1.298 jiwa

Perempuan : 1.379 jiwa

 Jumlah Rumah Tangga Non MBR : 328 KRT  Jumlah Rumah Tangga MBR : 244 KRT

 Jumlah Penduduk Miskin/MBR : 1.148 jiwa  Kawasan Kumuh : 37,60 Ha  Non Kumuh : 254,4 Ha

 Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh :Tipologi kawasan permukiman

Kumuh Kelurahan Tanjung Paku ini terdapat di dataran rendah 

 dengan karakteristik kawasan berada disekitar pusat kota/ kawasan

perkotaan yang berdekatan dengan fasillitas/sarana kota yaitu pusat

(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)

7.2.SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 7.2.1ARAHAN KEBIJAKAN DAN LINGKUP KEGIATAN PBL

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan

sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk

mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya

wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-undang dan

peraturan antara lain:

1. UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan

amanat bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan

pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan

sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.

Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling tanah yang

telah dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan,

penguasaan, pemilikan yang tercantum pada rencana rinci tata ruang dan Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

2. UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

UU No. 28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus

diselenggarakan secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan fungsinya,

serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung.

Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:

a. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah;

b. Status kepemilikan bangunan gedung; dan

(124)

persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata bangunan ditentukan pada

RTBL yang ditetapkan oleh Pemda, mencakup peruntukan dan intensitas bangunan

gedung, arsitektur bangunan gedung, dan pengendalian dampak lingkungan.

Sedangkan, persyaratan keandalan bangunan gedung mencakup keselamatan,

kesehatan, keamanan, dan kemudahan. UU No. 28 tahun 2002 juga mengamatkan

bahwa dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang meliputi kegiatan

pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran, juga diperlukan

peran masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah.

3. PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36 Tahun 2005

tentang peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP ini membahas ketentuan

fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan

bangunan gedung, peran masyarakat, dan pembinaan dalam penyelenggaraan

bangunan gedung. Dalam peraturan ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah

daerah untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai

acuan rancang bangun serta alat pengendalian pengembangan bangunan gedung

dan lingkungan.

4. Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Sebagai panduan bagi semua pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan dokumen

RTBL, maka telah ditetapkan Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman

Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Dalam peraturan tersebut,

dijelaskan bahwa RTBL disusun pada skala kawasan baik di perkotaan maupun

perdesaan yang meliputi kawasan baru berkembang cepat, kawasan terbangun,

kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, serta kawasan gabungan dari

(125)

Dokumen RTBL yang disusun kemudian ditetapkan melalui peraturan

walikota/bupati.

5. Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Permen PU No: 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu pelayanan

dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang merupakan urusan wajib

daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Pada Permen tersebut

dilampirkan indikator pencapaian SPM pada setiap Direktorat Jenderal di

lingkungan Kementerian PU beserta sektor-sektornya.

Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PBL (Permen PU No. 8 tahun 2010)

Sebagaimana dinyatakan pada Permen PU No.8 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian PU, pada Pasal 608 dinyatakan bahwa Direktorat Penataan

Bangunan dan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan pelaksanakan kebijakan,

penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang

penataan bangunan dan lingkungan termasuk pembinaan pengelolaan gedung dan

rumah negara.

Kemudian selanjutnya pada Pasal 609 disebutkan bahwa Direktorat Penataan Bangunan

dan Lingkungan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi penyelenggaraan penataan bangunan

dan lingkungan termasuk gedung dan rumah negara;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik, fasilitasi serta pembinaan pengelolaan

bangunan gedung dan rumah negara termasuk fasilitasi bangunan gedung istana

kepresidenan;

c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi penyelenggaraan penataan

bangunan dan lingkungan dan pengembangan keswadayaan masyarakat dalam

penataan lingkungan;

d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi revitalisasi kawasan dan

bangunan bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau, serta penanggulangan

(126)

penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan; dan

f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

Lingkup tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan sesuai dengan kegiatan pada sektor

PBL, yaitu kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan

bangunan gedung dan rumah negara dan kegiatan pemberdayaan komunitas dalam

penanggulangan kemiskinan seperti ditunjukkan pada Gambar 6.1

Sumber : Dit. PBL, DJCK, 2012

Gambar 7.1 Lingkup Tugas PBL

Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga

terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi:

a. Kegiatan penataan lingkungan permukiman

 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);

 Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);

 Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan pemukiman

kumuh dan nelayan;

 Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan

pemukiman tradisional.

(127)

 Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan

lingkungan;

 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung;

 Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur;

 Pelatihan teknis.

c. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan

 Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;

 Paket dan Replikasi.

7.2.2 ISU STRATEGIS, KONDISI EKSISTING, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN

A. Isu Strategis

Untuk dapat merumuskan isu strategis Bidang PBL, maka dapat dilihat dari Agenda

Nasional dan Agenda Internasional yang mempengaruhi sektor PBL.

Untuk Agenda Nasional, salah satunya adalah Program PNPM Mandiri, yaitu Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, sebagai wujud kerangka kebijakan yang

menjadi dasar acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan

berbasis pemberdayaan masyarakat. Agenda nasional lainnya adalah pemenuhan

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,

khususnya untuk sektor PBL yang mengamanatkan terlayaninya masyarakat dalam

pengurusan IMB di kabupaten/kota dan tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan

Gedung Negara (HSBGN) di kabupaten/kota.

Untuk agenda internasional diantaranya terkait dengan pencapaian MDG’s 2015 yaitu

menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum

layak dan sanitasi layak pada 2015, serta target 7D, yaitu mencapai peningkatan yang

signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020,

isu Pemanasan Global (Global Warming), dan agenda habitat yang mengurusi

Gambar

Tabel 7.4
Gambar 7.1 Lingkup Tugas PBL
Tabel 7.5 Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten/Kota
Tabel 7.7 Bangunan Gedung Yang Ada di Kota Solok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam jurnal penelitian yang berjudul “Representasi Pendekar Perempuan Pada Tokoh Malini Dalam Film Gending Sriwijaya” oleh Rizky Chandra S, membahas mengenai representasi

Sebagian besar kegiatan mengakses facebook siswa dalam kategori kadang- kadang sebanyak 20 responden (68,96%), selanjutnya paling sedikit yaitu pada kategori jarang sebanyak 2

1.Terbukti setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F, yang hasilnya terdapat pengaruh signifikan antara kualitas jasa pelayanan, koordinasi pegawai, dan kemampuan

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP VISITE DOKTER PENGECEKAN PENYERAHAN OBAT KE MASING- MASING RUANGAN PASIEN PIO ANALISA RESEP •SKRINING RESEP •DISIAPKAN OBAT PERHARI DIBACA.6.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh suhu penetasan yang berbeda terhadap perkembangan embrio, waktu inkubasi, daya tetas telur dan abnormalitas larva ikan

Pembangunan waduk, saluran industri, pembuatan plengsengan batu kali Rungkut.

Choirul Amin 70 Algoritma dan Struktur Data 1 KP002 XI 3 Moh... 698 Pengantar Teknologi Informasi KP121 XO 3 Yohannes

Tinjauan Pustaka merupakan usulan hasil-hasil penelitian sebelumnya dan sintesa dari pustaka pilihan yang relevan dan mendukung masalah, tujuan, dan metodologi yang akan