• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL DAN HIKAYAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK MENGUBAH BACAAN KE DALAM GAMBAR PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA 1 KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 20092010 Sri Kusmaniyah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL DAN HIKAYAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK MENGUBAH BACAAN KE DALAM GAMBAR PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA 1 KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 20092010 Sri Kusmaniyah)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 1 Artikel Penelitian

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL DAN HIKAYAT

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK

MENGUBAH BACAAN KE DALAM GAMBAR PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA

1 KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Sri Kusmaniyah*)

Abstrak

Penelitian ini berlatar belakang pada kenyataan bahwa pembelajaran membaca novel dan hikayat siswa kelas XI IPS 1 SMA 1 Kajen Kabupaten Pekalongan belum optimal. Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa, peneliti menggunakan model pembelajan kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah kemampuan membaca novel dan hikayat siswa dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar? (2) bagaimana perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran ini ? Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca novel dan hikayat siswa, (2) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajan kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar. Penelitian ini menggunakan dua tahap , yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian ini adalah peningkatan kemampuan siswa sebesar 8,36 dari rata-rata pada siklus I sebesar 69,57 menjadi 77,93 pada siklus II. Siswa yang telah mencapai nilai di atas rata-rata pada siklus I sebanyak 57,14% atau 20 siswa. Pada siklus II menjadi 88,57% atau 31 siswa. Hal tersebut menggambarkan adanya kenaikan kemampuan siswa sebesar 31,43%. Hasil analisis data nontes menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa dari negatif berubah menjadi positif. Siswa tampak senang mengikuti pembelajaran ini.

Kata kunci: membaca novel dan hikayat, model pembelajaran kooperatif, teknik mengubah bacaan ke dalam gambar

(2)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 2 in the first cycle to 77,93 on the second cycle. Students who have achieved scores above average on the first

cycle as much as 57,14% or 20 students. In the second cycle to be 88,57% or 31 students. This illustrates the increase students' ability of 31,43%. Nontes data analysis results show the existence of negative changes in student behavior became positive. Students seemed happy to follow this lesson.

Key words:

reading novels and tales, cooperative learning model, engineering change into the image reading

PENDAHULUAN

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa kelas XI adalah memahami novel dan

hikayat. Pada semester I ada Standar Kompetensi (SK) memahami berbagai hikayat, novel

Indonesia/ terjemahan. Pada semester 2 ada SK memahami buku biografi, novel, dan hikayat.

Dalam ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia disebutkan pada akhir pendidikan di

SMA/MA, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya 15 buku sastra dan nonsastra

(Depdiknas 2006). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan membaca novel dan hikayat perlu

mendapat perhatian agar peserta didik mempunyai motivasi untuk melakukannya.

Namun, pembelajaran membaca novel dan hikayat pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Kajen

belum optimal. Bukti-bukti pembelajaran ini belum optimal adalah (1) siswa kurang minat dan

tidak antusias mengikuti pembelajaran; (2) siswa mengatakan kurang tertarik dengan materi

ini; dan (3) hasil tes kompetensi berkategori kurang. Sedangkan perilaku guru dalam

melaksanakan pembelajaran, yaitu (1) Kebiasaan guru dalam mengajar menggunakan metode

ceramah dan tugas; (2) Guru mendominasi pembelajaran; (3) Guru kurang memanfaatkan alat

bantu; dan (4) Guru kurang memberikan motivasi belajar.

Maka dari itu, perlu diambil langkah-langkah yang tepat yaitu dengan menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Dryden dan Vos (dalam Suyanto 2004:10)

menyatakan bahwa guru harus memiliki tingkat penyesuaian yang cocok dengan siswa sehingga

tercipta suatu keadaan yang harmonis di dalam kelas sehingga kesenangan dan kecepatan

belajar dapat melekat erat pada diri siswa.

Langkah lain yang perlu ditempuh adalah dengan menumbuhkan motivasi. Motivasi

belajar dapat timbul karena faktor intrinsik berupa hasrat atau keinginan untuk berhasil,

adanya dorongan kebutuhan belajar, serta harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor

ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan

belajar yang menarik (Uno 2006:23). Motivasi yang jelas dalam membaca akan memengaruhi

(3)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 3

dalam bacaan tersebut. Untuk itu, perlu ditumbuhkan motivasi dalam membaca (Asrori

2008:236).

Grinder (dalam Silberman 2009:7) menjelaskan bahwa belajar lebih senang dengan yang

lain daripada sendirian. Mereka menyelesaikan pekerjaan bersama-sama untuk mencapai suatu

tujuan. Pembelajaran kooperatif dengan mengubah bacaan ke dalam gambar menjadi alternatif

untuk dapat meningkatkan pembelajaran membaca novel dan hikayat.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah kemampuan membaca novel

dan hikayat pada siswa kelas XI IPS 1 SMA 1 Kajen Kabupaten Pekalongan dapat ditingkatkan

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam

gambar? (2) bagaimana perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran melalui

model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar?

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca

novel dan hikayat pada siswa, (2) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa setelah mengikuti

pembelajaran membaca novel dan hikayat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif

dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar.

Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk meningkatan pembelajaran membaca

novel dan hikayat. Secara praktis, bagi siswa, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan

membaca. Bagi guru, dapat membantu mengatasi kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran

membaca novel dan hikayat. Bagi sekolah, dapat mengembangan budaya intelektual dan

akademis. Bagi dunia pendidikan pada umumnya, dapat memberi inspirasi dan rangsangan

kepada para guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang terbukti bermanfaat.

LANDASAN TEORETIS

Penelitian yang sejenis dengan penelitian ini adalah tulisan Agustin (2009) yang

berjudul Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Novel Remaja dengan Strategi Cooperative Learning Jigsaw pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Nurul Huda Malang Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan mengapresiasi novel remaja pada tahap

menentukan tokoh dan penokohan, tahap menentukan setting/latar, tahap menentukan tema,

dan tahap mengomentari novel yang telah dibaca.

Penelitian lain yang sejenis adalah penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2008) dengan

judul Peningkatan Keterampilan Membaca Novel Renaja dengan Metode Pacer pada Siswa Kelas VIII B MTs Roudlotusysyubban Winong Pati Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil penelitian ini adalah dengan metode PACER dapat meningkatkan keterampilan membaca novel remaja dan siswa pun

(4)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 4

Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi penelitian tersebut yaitu untuk meningkatkan

pembelajaran membaca novel/hikayat digunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik

mengubah bacaan ke dalam gambar.

Pembelajaran Membaca Novel dan Hikayat melalui Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Mengubah Bacaan ke dalam Gambar

Hakikat Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis

(Hodgson dalam Tarigan 1994:7). Sedangkan menurut Tarigan (1994:12) membaca merupakan

suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan keterampilan yang lebih kecil lainnya.

Membaca menurut Aminuddin (2002:15-16) diartikan mereaksi, proses, pemecahan kode, dan

penerimaan kesan. Sejalan dengan itu Yamin (2007:106) menyatakan bahwa membaca adalah

suatu cara untuk mendapatkan informasi. Dari pandangan-pandangan tersebut dapat

disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses berpikir untuk dapat mengambil intisari atau

makna yang terkandung dalam bacaan itu.

Hakikat Novel

Menurut Hendy (1993:225) novel ialah prosa rekaan yang terdiri atas serangkaian

peristiwa dan latar. Sejalan dengan itu Jassin (1961:72 dalam Nurgiyantoro 2002:16)

menyatakan bahwa novel adalah suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda

yang ada di sekitar kita, tidak mendalam, lebih banyak melukiskan satu saat dari kehidupan

seseorang, dan lebih mengenai sesuatu episode. Menurut Abrams (dalam Depdiknas 2005:141)

novel berasal dari bahasa Itali yang berarti sesuatu yang baru dan kecil. Dari pendapat-pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa novel adalah karangan prosa fiksi yang menceritakan

kehidupan seseorang yang ceritanya lebih panjang daripada cerpen.

Hakikat Hikayat

Fang (1991:151) menyatakan bahwa hikayat sebagai sastra Melayu lama yang dianggap

tertua, seperti Hikayat Seri Rama. Menurut Zaidan (1996:84) hikayat adalah semua teks prosa

sastra lama Melayu. Sedangkan Surana (2001:43) menyatakan bahwa kata hikayat berasal dari

kata arab, yang berarti cerita. Menurut Soetarno (2008:50) hikayat adalah karya sastra Melayu

(5)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 5 Pembelajaran Membaca Novel dan Hikayat

Seifert (2007:5) mendefinisikan bahwa pembelajaran adalah usaha sistematis yang

memungkinkan terciptanya pendidikan. Sejalan dengan itu Meier (dalam Yamin 2007:75)

menyatakan bahwa pembelajaran berarti proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan,

pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi

keaktivan. Jadi, pembelajaran membaca novel dan hikayat dapat diartikan kegiatan memahami

novel atau hikayat sehingga dapat mengubah perilaku siswa sesudah mengikuti kegiatan

pembelajaran ini.

Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (2008:9) pembelajaran kooperatif adalah mengerjakan sesuatu secara

bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim. Isjoni (2009:22)

menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dengan sistem

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara

kolaboratif. Menurut Johnson & Johnson (dalam Isjoni 2009:23) pembelajaran kooperatif adalah

mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil. Anita Lie (dalam Isjoni

2009:23) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong. Joyce

(2009:303) berpendapat bahwa dalam ruang kelas yang terorganisir dengan baik, siswa

mengerjakan tugas dalam sebuah kelompok. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, bahwa

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memandang keberhasilan individu

diorientasikan dalam belajar kelompok.

Teknik Mengubah Bacaan ke dalam Gambar

Teknik pembelajaran adalah cara, atau kiat yang digunakan dalam proses pembelajaran

(Subana dan Sunarti TT dalam Maharani 2007:35). Teknik mengubah bacaan ke dalam gambar

menurut Suyanto (2004:110) mengandung maksud siswa memaknai bacaan dengan cara

membuat gambar menurut persepsinya. Jadi, teknik pembelajaran mengubah bacaan

(novel/hikayat) ke dalam gambar yaitu siswa membuat sebuah alur cerita dalam bentuk gambar

berdasarkan cerita yang dibacanya.

Kerangka Berpikir

Permasalahan yang muncul pada siswa kelas XI IPS 1 SMA 1 Kajen Kabupaten

(6)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 6

dengan hal tersebut peneliti mencoba mengadakan penelitian dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar.

Kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran ini adalah siswa membaca

novel/hikayat kemudian siswa secara berkelompok mengidentifikasi dan menganalisis

unsur-unsur intrinsik serta ekstrinsiknya. Tugas selanjutnya adalah siswa bersama anggota dalam

kelompoknya menuangkan isi cerita ke dalam gambar.

Adapun penuangan cerita dalam bentuk gambar karena gambar dapat mengkonkritkan

hal-hal yang abstrak, dapat menyingkat suatu uraian panjang, dan dapat menimbulkan daya

tarik bagi siswa. Namun, penuangan cerita ke dalam gambar juga memiliki kelemahan yaitu

membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, dalam pembelajaran ini perlu pengaturan

waktu yang sungguh- sungguh dan gambar yang dibuat siswa tidak perlu gambar sempurna

cukup sketsa. Berdasarkan deskripsi di atas, tergambar bahwa penggunaan model dan teknik

pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan keefektivan pembelajaran.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah pembelajaran membaca novel dan hikayat

pada siswa kelas XI IPS 1 Kajen Kabupaten Pekalongan akan meningkat jika diterapkan model

pembelajaran kooperatif dengan teknik pembelajaran mengubah bacaan ke dalam gambar.

METODE PENELITIAN

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kemampuan membaca novel dan hikayat siswa kelas XI SMA

1 Kajen Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2009/2010. Adapun sumber data yaitu kelas XI

IPS 1 yang berjumlah 35 siswa. Kelas ini dipilih karena kemampuan mereka dalam memahami

novel dan hikayat belum optimal, minat mereka untuk membaca kurang, serta kurang aktifnya

siswa dalam pembelajaran.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

Tiap-tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, serta refleksi. Desain PTK

menurut Tripp (1996 dalam Subyantoro 2009:27), digambarkan sebagai berikut.

PERENCANAANN PERENCANAANN

TINDAKAN

OBSERVASI REFLEKSI

OBSERVASI

(7)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 7 1. Tahap Perencanaan

Perencanaan dilakukan secara partisipasif kolaboratif dengan pelibatan tim peneliti ( co-researchers), yang terdiri atas peneliti selaku guru pengampu matapelajaran dan kolaborator. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah (1) menyusun rencana pembelajaran membaca

novel dan hikayat melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik pembelajaran

mengubah bacaan (novel/hikayat) ke dalam gambar dengan memperhatikan rambu-rambu

silabus mata pelajaran bahasa Indonesia; (2) menyusun dan menyiapkan alat dan bahan yang

dipakai siswa untuk menggambar alur cerita isi bacaan; (3) membuat dan menyiapkan

instrumen penelitian berupa pedoman pengamatan, pedoman wawancara, cek list, jurnal guru

serta siswa, dan dokumentasi foto; dan (4) menyiapkan perangkat tes yaitu berupa soal tes

beserta pedoman penilaiannya.

2. Tahap Tindakan

Tindakan ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

a. Pendahuluan

Tahap ini meliputi pengkondisian siswa agar siswa siap melaksanakan proses

pembelajaran. Dalam tahap ini peneliti (guru) menanyakan kepada siswa apakah mereka suka

membaca novel Indonesia/terjemahan, mengapa mereka tidak suka membacanya, berapa

jumlah novel dan hikayat yang sudah mereka baca, serta unsur-unsur apa saja yang ada

dalamnya. Selanjutnya guru menjelaskan kegiatan pembelajaran kompetensi membaca novel

Indonesia/terjemahan pada pertemuan I, pembelajaran hikayat pada pertemuan II, dan

pembelajaran membandingkan novel Indonesia dengan hikayat pertemuan III. Kemudian guru

menjelaskan manfaat yang akan diperoleh siswa dalam kehidupannya setelah ia mengikuti

pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan ini merupakan tahap pelaksanaan kegiatan belajar membaca novel pada

pertemuan I, pembelajaran hikayat pada pertemuan II, dan pembelajaran membandingkan

novel Indonesia dengan hikayat pada pertemuan III. Pada kegiatan pertemuan I, guru membagi

siswa menjadi kelompok-kelompok dengan anggota tiap-tiap kelompok 5 atau 6 siswa terdiri

dari siswa laki-laki dan perempuan, masing-masing kelompok memberi nama kelompoknya,

misalnya dengan nama sastrawan yang dikenalnya. Guru menjelaskan kegiatan kelompok yang

akan dilalui siswa pada hari itu. Guru membagikan contoh kutipan novel kepada siswa. Guru

menyuruh siswa untuk membaca teks tersebut. Tiap-tiap kelompok membagi tugas anggotanya

untuk mengidentifikasi dan menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel. Setelah

(8)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 8

gambar. Tiap-tiap kelompok memberi makna gambar tersebut. Tiap-tiap kelompok

mempresentasikan hasilnya. Guru bersama siswa membahas hasil kerja kemudian siswa

menyimpulkannya.

Pada kegiatan pertemuan II, sama dengan pertemuan I, hanya materinya hikayat. Pada

kegiatan pertemuan III, guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok seperti pada

pertemuan sebelumnya. Guru menjelaskan kegiatan kelompok yang akan dilalui siswa pada hari

itu. Guru menyuruh siswa untuk membandingkan novel Indonesia dengan hikayat.

c. Kegiatan Penutup

Pada tahap ini guru bersama siswa merefleksi pembelajaran.

3. Tahap Observasi

Kegiatan observasi ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

Pengamatan dilakukan oleh kolaborator dengan menggunakan lembar observasi. Observasi ini

dilakukan untuk mengetahui minat dan perilaku siswa terhadap pembelajaran. Selain itu,

peneliti juga melakukan pemotretan selama pembelajaran berlangsung.

Setelah pemberian tindakan berakhir, jawaban siswa dan gambar sebagai bukti

pemahaman isi bacaan (novel/hikayat) diberi skor dengan skala penilaian yang telah

dipersiapkan. Selanjutnya, peneliti membagikan lembar cek list kepada siswa untuk mengetahui

tanggapan, kesan, dan pesan siswa terhadap materi, proses pembelajaran, dan teknik yang

digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa diwawancarai. Wawancara

dilakukan di luar jam pelajaran terutama yang terlihat aktif, siswa yang mengalami kesulitan,

yang tidak memperhatikan, dan yang melakukan tugas lain. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

sikap positif dan negatif siswa dalam pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil tes dan nontes (hasil observasi, hasil jurnal,

hasil cek list, hasil wawancara, dan hasil dokumentasi foto) yang telah dilakukan. Hasil analisis

ini digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teknik pembelajaran yang

digunakan oleh peneliti dan untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa

selama proses pembelajaran.

Teknik Pengambilan dan Analisis Data 1. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data berupa teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa soal uraian

yang digunakan untuk mendapatkan skor pemahaman terhadap teks (novel/hikayat) yang

(9)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 9

dengan menggunakan observasi, jurnal guru dan siswa, cek list, wawancara, serta dokumentasi

foto.

2. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif analitik, dengan penjelasan sebagai

berikut.

a. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemudian diolah dengan menggunakan deskriptif

persentase. Rumus yang digunakan adalah: NP =

x

100

R

N

%

Keterangan: NP : nilai persentase kemampuan siswa

N

: jumlah nilai dalam satu kelas

R : jumlah responden dalam satu kelas

b. Data kualitatif diperoleh dari data nontes yaitu data observasi, jurnal guru, cek list siswa, wawancara, serta dokumentasi foto. Hasil analisis data memberikan gambaran mengenai

perubahan tingkah laku (perilaku) siswa pada saat pembelajaran.

Indikator Kinerja

Keberhasilan dalam penelitian ini diukur dari adanya peningkatan kemampuan siswa

dalam membaca, baik secara individual maupun klasikal. Keberhasilan individu ditentukan

dengan nilai minimal yang harus dicapai oleh siswa adalah 70, sedangkan keberhasilan klasikal

adalah siswa yang bernilai 70 setidaknya berjumlah 85% dari seluruh siswa yang diteliti. Selain

itu, juga adanya perubahan sikap siswa yang lebih positif (senang, antusias, perhatian, aktif,

berani, dll.) pada saat pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHA-SANNYA Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil tes dan nontes siklus I dan siklus II. Hasil tes

siklus I dan siklus II berupa kemampuan memahami novel dan hikayat setelah mendapatkan

pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke

dalam gambar. Hasil nontes berasal dari observasi, jurnal siswa dan guru, wawancara, cek list,

serta dokumentasi foto.

(10)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 10 Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Membaca Novel dan Hikayat Siswa Siklus I

No. Kategori Rentang

adalah siswa yang mendapat kategori nilai sangat kurang sebanyak 4 siswa atau 11.43%.

Tabel 2. Hasil Tes Kemampuan Membaca Novel dan Hikayat Siklus II

No. Kateg

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hanya 1 siswa atau 2,86% dari 35 siswa yang

berhasil meraih nilai sangat baik. Siswa yang memperoleh nilai baik ada 10 siswa atau 28,57 %.

Kategori nilai cukup sebanyak 20 siswa atau 57,14% siswa, Yang memperoleh nilai kategori

(11)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 11 Pembahasan

Tabel 3. Hasil Tes Pembelajaran Membaca Novel dan Hikayat Siklus I dan Siklus II Nila

i

Siklus I Siklus II Peningkatan

Frekuensi Σ NA X Frekuensi Σ NA X Σ NA X

A 0 0 0 1 92,5 92,5 92,5 92,5

B 1 90 90 10 847,5 84,75 757,5 -

C 19 1387,5 73,03 20 1535 76,75 147,5 3,72

D 11 725 65,91 4 252,5 63,13 - -

E 4 232,5 58,13 0 0 0 - -

JUM

LAH 35 2435 69,57 35 2727,5 77,93 292,5 8,36

Hasil tes siklus I dengan nilai rata-rata klasikal mencapai 69,57 termasuk dalam kategori

cukup. Pada siklus II didapat nilai rata-rata sebesar 77,93 yang termasuk dalam kategori

cukup. Kenaikan kemampuan siswa dalam memahami novel dan hikayat jika dipersentasikan

adalah sebesar 31,43%. Kenaikan tersebut terlihat dari kemampuan siswa pada siklus I hanya

sebesar 57,14%, yaitu hanya terdapat 20 siswa yang memeroleh nilai diatas batas ketuntasan

belajar, yaitu 70. Sedangkan 15 siswa lainnya dinyatakan belum lulus karena nilai yang

diperoleh masih di bawah rata-rata. Hasil tes pada siklus II menunjukkan adanya perubahan

yang sangat baik. Pada tes siklus II hanya ada 4 siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata.

Hal tersebut berarti 88,57% siswa atau 31 siswa telah mencapai nilai di atas rata-rata kelas.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami novel dan hikayat telah

mengalami kenaikan sebesar 8,36 dari rata-rata pada siklus I sebesar 69,57 sehingga rata-rata

kelas setelah dilakukan tindakan siklus II menjadi 77,93.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif dengan teknik mengubah bacaan ke dalam gambar dapat membantu meningkatkan

kemampuan siswa kelas XI IPS 1 SMA 1 Kajen Kabupaten Pekalongan dalam memahami novel

dan hikayat.

Perubahan Perilaku Siswa

Peningkatan kemampuan mema-hami novel dan hikayat dari siklus I ke siklus II diikuti

adanya perubahan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Siswa tampak senang mengikuti

(12)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 12 PENUTUP

Simpulan

1. Adanya peningkatan kemampuan siswa dalam memahami isi novel dan hikayat XI IPS 1 SMA

1 Kajen Kabupaten Pekalongan sebesar 8,36 dari rata-rata pada siklus I sebesar 69,57

menjadi 77,93 pada siklus II setelah diadakan penelitian pembelajaran membaca novel dan

hikayat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah

bacaan ke dalam gambar.

2. Adanya perubahan perilaku dari negatif berubah menjadi positif pada siswa kelas XI IPS

1 SMA 1 Kajen Kabupaten Pekalongan setelah mengikuti pembelajaran membaca novel

dan hikayat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik

mengubah bacaan ke dalam gambar. Perubahan-perubahan perilaku siswa ini dapat

dibuktikan dari hasil data nontes yang meliputi observasi, wawancara, jurnal, cek list, dan

dokumentasi.

Saran

1. Para guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mengubah

bacaan ke dalam gambar karena telah terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa

dalam memahami isi novel dan hikayat pada siswa kelas XI IPS 1 SMA 1 Kajen Kabupaten

Pekalongan dan mengubah perilaku siswa ke arah positif.

2. Para siswa disarankan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran agar dapat mengatasi

kesulitan dalam belajar.

3. Para peneliti yang lain bisa melakukan pembelajaran memahami isi/membaca novel dan

hikayat dengan menggunakan model dan teknik yang lain untuk mengetahui apakah dengan

model dan teknik pembelajaran tersebut hasil siswa juga bisa meningkat

.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Alifia. 2009.

Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Novel Remaja dengan

Strategi Cooperative Learning Jigsaw pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Nurul Huda

Malang Tahun Ajaran 2008/2009.

Skripsi.

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-indonesia/article/view/4866

(Diunduh 6 April 2010).

Aminuddin.

2002.

Pengantar

Apresiasi

Karya

Sastra

.

Bandung:

Sinar

Baru

Algensindo Offset

(13)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 13

Asrori, Mohammad. 2007.

Psikologi Pembelajaran.

Bandung: Wacana Prima.

Depdiknas. 2005.

Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia Buku

3

.Jakarta: Depdiknas .

---. 2006.

Lampiran Permendiknas Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi

. Depdiknas R I.

Fang, Liaw Yock. 1991.

Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik

. Jakarta: Erlangga

Hendy, Zaidan. 1993.

Kesusastraan Indonesia Warisan yang Perlu Diwariskan 2:

Perkembangan, Angkatan dan Apresiasi Sastra.

Bandung: Angkasa

.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Joyce, Bruce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun.2009.

Models of Teaching

(Model-Model

Pengajaran )

. Terjemahan Achmad Fawaid dan Ateilla Mieza. Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Maharani, Sigit Ernita.2007.

Peningkatan Kemampuan Memahami Alur Cerpen Siswa Siswa

Kelas VIII-1 SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2006/2007 melalui

Teknik Penyusunan Kembali Visualisasi Alur

. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Nurgiyantoro, Burhan. 2002.

Teori Pengkajian Fiksi

.Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Seifert, Kelvin.2007.

Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan: Manajemen Mutu

Psikologi Pendidikan Para Pendidik

.Terjemahan Yusuf Anas.Yogyakarta: ISCiSoD.

Silberman, Melvin L. 2009.

Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif

. Terjemahan

Sarjuli dkk.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Slavin, Robert E. 2008.

Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik

. Terjemahan

Nurulita. Bandung: Nusa Media.

Soetarno. 2008.

Peristiwa Sastra Melayu Lama

. Surakarta: Widya Duta Grafika.

Subyantoro. 2009.

Penelitian Tindakan Kelas.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Surana. 2001.

Pengantar Sastra Indonesia

. Solo: Tiga Serangkai.

Suyanto. 2004.

Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra

. Surabaya: SIC.

Tarigan, Henry Guntur. 1994.

Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

. Bandung:

Angkasa.

Uno, Hamzah B.. 2007.

Teori Motivasi dan Pengukurannya

. Jakarta: Bumi Aksara.

Yamin, Martinis. 2007.

Kiat Membelajarkan Siswa

. Jakarta: Gaung Persada Press.

(14)

Fortuna

Volume 1, Nomor 1, Desember 2010 14 BIOGRAFI PENULIS

Gambar

Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Membaca  Novel dan Hikayat Siswa Siklus I
Tabel 3.  Hasil Tes Pembelajaran Membaca Novel dan Hikayat Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Cara-cara yang telah ditempuh oleh kaum laki-laki untuk meningkatkan libido adalah cara konvensional dan cara alternatif antara lain mengkonsumsi jahe merah

Jika komputer ini tidak dikonfigurasikan dengan drive 3,5 inci, Anda dapat memasang pembaca kartu media, drive disket atau hard drive pada ruang drive1. Ruang drive 3,5 inci terletak

motivasi pembelajaran adalah dorongan yang timbul dari dalam diri untuk belajar. serta mencapai tujuan

Chapter Three : Sexual violence and the maternal image in American Horror Story: Murder.. House and Bates Motel

Hermawan Kertajaya (2009 : 4) juga menulis performa dari layanan yang diberikan akan membedakan perusahaan jasa yang satu dengan yang lainnya serta performa layanan yang

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan media yang telah disiapkan. 2) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai peningkatan

Peran dari aplikasi tersebut adalah menyimpan semua daftar transaksi pada toko dan proses otomatisasi dari seluruh data yang ingin dipakai oleh toko Farila dalam

[r]