• Tidak ada hasil yang ditemukan

CUKURAN ANAK GEMBEL DIENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CUKURAN ANAK GEMBEL DIENG"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

F

u

n

|

R

i

l

e

x

|

L

o

w

B

u

d

g

e

t

E

d

is

i

A

g

u

s

t

u

s

2

0

1

1

FR

EE

Ma

gaz

ine

DIENG

Candi, Telaga, Kawah,

Sunrise, Semua Ada!

BULOK

CUKURAN ANAK GEMBEL DIENG

KOMUNITAS

BIKEPACKER INDONESIA

PROFIL

(2)

Dari

Redaksi

Salam ransel,

Agak berat mengangkat Dieng sebagai bahasan utama. Ini karena terlalu banyaknya bahan yang harus ditulis dan terbatasnya space di Backpackin’.

Dieng terlalu indah dengan puluhan tempat wisatanya. Ya candi, ya telaga, ya kawah, ya gunung. Belum lagi tentang Carica, buah khas yang hanya bisa tumbuh di dua tempat di Indonesia, salah satunya Dieng. Belum tentang keturunan Dieng yang berambut gimbal secara alami.

Walau sempat kena status Siaga di Kawah Timbang, tapi Dieng tetap ramai tuh, terutama setelah acara Dieng Culture Festival, Juli kemarin. Semua info penting tentang Dieng ada dalam edisi ini.

Ayo ke Dieng!

PIMPINAN UMUM

Annisa M.F. Harahap Ghamal Satya Mohammad

Soekarno Ibrahim

TIM ARTISTIK

Galih Permadi Kibar Desain Salman

WEBMASTER

Kurniawan Aji Saputra

WEBSITE

www.backpackinmagazine.com

EMAIL

redaksiezinebi@yahoo.com

Redaksi menerima saran, kritik, dan artikel dari BM Readers

yang bisa dikirim melalui alamat email kami.

JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

3

Daftar

Isi

2

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011

4

41

23

TIPS

39

6 TIPS TAHAN DINGIN

KOMUNITAS

41

BIKEPACKER INDONESIA

Targetkan Penjuru Negeri

RESENSI

47

BATAS

Memahami Indonesia dari Sudut Terluar

EDUKASI

49

BACKPACKER JUGA CINTA BUDAYA

KONTRIBUTOR

51

BM EDISI 10

EDISI DEPAN

53

BROMO

BULOK

23

CUKURAN ANAK GEMBEL DIENG

Jangan heran kalau sedang

jalan-jalan ke Dieng lalu melihat bocah

berambut gimbal keluyuran.

KULINER

29

CARICA

Pepaya Jaman Perang

GALERI

31

MEMBINGKAI MATAHARI DI

DIENG

PROFIL

33

AHMAD YUNUS

AKSESORI

37

MACAM-MACAM JAKET

ORDINAT

3

DIENG

Candi, Telaga, Kawah, Sunrise, Semua Ada!

PANDU

13

MENUJU DIENG

Jalan paling mudah dan umum menuju

Dieng adalah dari Wonosobo.

CATPER

17

TIDAK CUKUP SEHARI

(3)

ORDINAT

DIENG

Candi, Telaga, Kawah,

Sunrise, Semua Ada!

(4)

5

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

6

ORDINAT

Oleh : Muhammad Iqbal

Foto : Niko Wazir, Sang Alang, Firmansyah, Herman G. Anugrah

SEMUA SPOT TERJADI secara alamiah, kecuali candi-candi yang dibangun sekitar abad ke-8, Dieng Theatre, dan Museum Dieng Kailasa. Lokasi Dieng yang sudah ada di dataran tinggi saja sudah bisa jadi daya tarik. Rata-rata spot wisata Dieng ada di ketinggian 2.000 mdpl, yang jelas dingin.

Dari sekian banyak spot wisata, ada beberapa jawara yang biasanya jadi rekomendasi orang-orang. Kalau ke Dieng ya harus ke situ, di antaranya Telaga Warna & Telaga Pengilon, Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Gunung Sikunir (2.263 mdpl), dan Dieng Theatre. Kesemuanya ini letaknya relatif berdekatan, jadi bisa lah digarap semua dalam sehari.

Candi di pelataran Dieng

Salah satu koleksi Museum Kaliasa

Banyak spot lain yang sebetulnya juga terhitung tempat wisata, cuma lebih jarang diomongin orang-orang, yaitu Telaga Merdada, Telaga Cebong, Kawah Sileri, Kawah Sinila, Kawah Candradimuka, Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Dwarawati, Candi Setyaki, Candi Sembrada, Gua Semar, Gua Sumur, Gua Jaran, dan mata air Sungai Serayu (Tuk Bima Lukar).

Kalau mau tambahan, masih ada Gunung Pakuwaja (2.395 mdpl), Gunung Prahu (2.565 mdpl), Telaga Dringo, Telaga Nila, Kawah Timbang, Kawah Sibanteng, Kawah Siglagah, dan Kawah Sikendang.

Segitu banyak spot jelas tidak bisa digarap dalam sehari. Semuanya itu punya rentang yang lumayan lebar, sekitar 15 km dari ujung ke ujung, itupun bukan dalam satu garis lurus. Ada yang musti masuk ke dalam beberapa kilometer.

Itu baru di Dieng, sebelum menuju Dieng sebetulnya ada beberapa spot lagi yang jarang orang ke sana. Di Garung (kecamatan terakhir sebelum Dieng), ada Telaga Menjer. Juga ada kebun Teh Tambi. Kebun teh Tambi punya pintu masuk di pinggir jalan, sehingga lebih mudah menemukannya dibanding Telaga Menjer yang harus masuk sekitar 3 km dari jalan utama Wonosobo-Dieng.

Mulai Garung sampai Dieng (sekitar 12 km) jalannya sudah aspal bagus dan punya karakter khas jalan pegunungan, naik turun dan berkelok-kelok. Di kanan kiri jalan, mudah ditemukan tanaman sayur-mayur, terutama kentang.

Dieng mencakup wilayah yang cukup besar, tapi buat supir mikrobis, definisi Dieng adalah sebuah pertigaan besar pusat kehidupan Dieng. Di sana banyak homestay, tempat makan, swalayan, dsb.

Rata-rata ketinggian tempat wisata di Dieng di atas 2.000 mdpl. Karena itulah terkadang muncul embun berbentuk butiran es di waktu pagi, biasanya disebut bunpas. Buat wisatawan, fenomena ini unik, tapi buat penduduk lokal yang mayoritas petani sayuran, ini bencana karena bisa bikin tanaman rusak. Bunpas itu artinya embun racun.

Ada beberapa pos pintu masuk ke area wisata. Anehnya tiap pintu masuk punya harga tiket yang beda, ada yang Rp 6.000, ada yang Rp 12.000. Tiket yang harganya Rp 12.000 itu untuk masuk ke empat spot utama: Telaga Warna & Pengilon, Candi Arjuna,

"

TERKADANG MUNCUL

EMBUN BERBENTUK

BUTIRAN ES DI WAKTU

PAGI, BIASANYA DISEBUT

BUNPAS.

BUAT WISATAWAN,

FENOMENA INI UNIK, TAPI

BUAT PENDUDUK LOKAL

YANG MAYORITAS PETANI

SAYURAN, INI BENCANA

KARENA BISA BIKIN

TANAMAN RUSAK. BUNPAS

ITU ARTINYA EMBUN

RACUN.

(5)

7

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

8

ORDINAT

Kawah Sikidang, dan Dieng Plateu Theatre. Sedangkan tiket yang Rp 6.000 hanya untuk masuk ke dua tempat. Petugas penjaga loket punya info yang padat tentang rute, sejarah singkat, juga tempat menginap yang murah. Pada pertengahan 2011, sempat marak berita di banyak media massa bahkan sampai milis, tentang status Siaga Dieng. Kalau mendengar beritanya memang tidak enak didengar. Malah dikabarkan sampai tikus-tikus mati segala. Gambarannya seakan-akan Dieng tidak layak dikunjungi.

Padahal tidak separah itu. Kawah Timbang, yang jadi pusat pemberitaan itu, letaknya jauh dari tempat-tempat wisata yang dikunjugi. Kalau dihitung dari pusat wisata Dieng (Telaga Warna, Kawah Sikidang, dkk) jaraknya belasan kilometer. Gara-gara berita ini wisatawan sempat drop.

Beberapa minggu kemudian dibuatlah acara Dieng Culture Festival (DCF) II. Event ini membuat sedikit banyak orang sadar bahwa Dieng itu aman buat wisatawan. Nyatanya acara itu ramai tuh. Efek lanjutannya, paradigma bahwa Dieng itu bahaya jadi netral lagi.

Tiga hari perhelatan DCF II baru selesai. Ada banyak acara di dalamnya, tapi yang sering dibicarakan orang adalah acara pamungkasnya, yaitu pemotongan rambut gimbal.

TELAGA WARNA DAN TELAGA PENGILON Keduanya terletak berdempetan dan hanya terpisah sederet pohon cemara. Disebut Telaga Warna karena warnanya suka berubah, kadang biru, kadang hijau, kadang magenta.

"

DIENG ITU AMAN

BUAT WISATAWAN.

"

Telaga Pengilon tidak punya perubahan warna seperti yang terjadi di Telaga Warna, padahal keduanya hanya berjarak beberapa meter.

Terkadang, bau belerang tercium menyengat. Di beberapa tempat, terlihat pinggir telaga seperti air mendidih. Asap putih keluar, itulah sumber keluarnya bau belerang. Tapi karena udaranya terbuka, jadi relatif tidak berbahaya. Di telaga, banyak itik yang berenang dan terkadang terbang di seputaran telaga.Kata orang lokal, memang disitulah habitat mereka.

(6)

Salah satu anak gimbal

9

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS

ORDINAT

Jalan setapak menghubungkan parkiran dengan. Candi Arjuna dan beberapa candi lain seperti Puntadewa, Semar, dan Sembrada.

KAWAH SIKIDANG

Banyak orang bilang kalau ke Dieng ya harus ke Kawah Sikidang. Pamornya sebelas dua belas lah sama Telaga Warna. Sebetulnya area ini bahaya, banyak celah-celah kecil yang mengeluarkan gelembung seperti air mendidih. Kalau diinjak bisa melepuh. Tapi mau bagaimana lagi, Sikidang sudah terlanjur indah, jadi tetap saja banyak yang datang. Untungnya pemerintah situ juga membuka daerah itu, tentu dengan warning di sana-sini. Tinggal pintar-pintarnya pengunjung jaga diri saja.

Bau belerang khas kawah aktif biasanya menjadi keluhan wisatawan. Jangan lama-lama di Sikidang karena bisa bahaya buat kesehatan, selain juga, apa kuat? Bau lumayan ternetralisir dengan masker. Di sana banyak yang menjual masker, harganya tidak lebih dari Rp 2.000.

"

KAWAH CANDRADIMUKA

DIAMBIL DARI NAMA

TEMPAT BERSATUNYA

BERBAGAI SENJATA

PUSAKA DENGAN TUBUH

GATOT KACA.

"

CANDI ARJUNA

Nama-nama candi di Dieng, termasuk Arjuna, diambil dari nama-nama dalam kisah Mahabarata. Juga Kawah Candradimuka yang diambil dari nama tempat bersatunya berbagai senjata pusaka dengan tubuh Gatot Kaca.

Beberapa candi pendamping membuat candi utama dalam komplek Candi Arjuna semakin gagah. Di sekeliling komplek, tidak ada pohon besar sehingga Candi Arjuna bisa dilihat dari kejauhan dengan jelas.

Motor tidak bisa masuk ke dalam komplek. Pengunjung biasanya meletakkan kendaraannya di parkiran yang dikelilingi banyak tempat makan, lalu berjalan kaki ke komplek candi sekitar 200 meter.

(7)

Dalam bahawa Jawa, sikidang artinya kijang. Sifat letupan kawah ini mirip sifat kijang yang suka lompat lompat. Legenda panjang tentang sikidang mudah dijumpai di banyak artikel di internet.

GUNUNG SIKUNIR

Tempat yang ini butuh perjuangan lebih buat menggapainya. Selain tempatnya mencil (sekitar 4 km) dengan area wisata utama. Jalannya pun bukan jalan yang mulus.

Biasanya, orang ke Gunung Sikunir untuk mengejar sun rise. Jadi kebayang kan jam berapa harus bangun dan di jam segitu suhunya gimana. Mayoritas wisatawan kalau ke sana pakai jasa guide.

Sudah jauh, mesti pagi-pagi buta, bayar guide pula. Walaupun begitu, banyak yang merekomendasikan tempat ini. Tempat terbaik di Dieng buat kejar sun rise ya di Sikunir ini. Kalau hoki, tidak terhalang awan, bisa jelas terlihat Gunung Sindoro.

DIENG THEATRE

Tempatnya lumayan enak. Kursinya total sekitar 40, tidak kalah lah sama kursi Bioskop 21. Layarnya juga proporsional. Durasi video sekitar 20 menit.

Tempat ini bagus sekali buat yang mau tahu gambaran besar Dieng. Di video itu dijabarkan potensi alam Dieng, sosial kemasyarakatan, kejadian-kejadian heboh yang pernah ada di Dieng.

11

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

12

Sikunir, tempat favorit mengejar sunrise

ORDINAT

Menurut video itu, terkadang kalau musim kemarau, embun yang biasa ada di tumbuh-tumbuhan waktu pagi itu bentuknya es, bukan air.

Video itu juga menjelaskan keunikan anak-anak Dieng yang berambut gimbal secara alami. Tidak semua anak Dieng

"

TEMPAT TERBAIK

BUAT KEJAR SUNRISE

YA DI SIKUNIR INI.

"

(8)

13

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

14

PANDU

JALAN PALING MUDAH dan umum menuju Dieng adalah dari

Wonosobo. Dari kota Wonosobo tinggal naik sekali ke Dieng. Ada

jalur lain yang menantang dan jarang banget orang coba, yaitu dari

Pekalongan. Yang ini lumayan melelahkan tapi pemandangannya seru.

KONTAK PENTING

Tohar 085226720698

(homestay, catering, transport, dll)

MENUJU WONOSOBO

Dari mana-mana ke Wonosobo cuma ada bus, tidak ada jalur kereta, tidak juga bandara.

Dari Jakarta:

Ada bus langsung dari Terminal Kampung Rambutan, Rawamangun, Lebak Bulus.

Tarif ekonomi

Rp 60.000 – Rp 65.000, tarif AC

Rp 70.000 – Rp 75.000.

Dari Semarang:

Ada bus langsung dari Terminal Terboyo, tarif ekonomi Rp 15.000.

Dari Jogja:

Jogja-Magelang-Wonosobo. Micro bus Jogja (Giwangan) – Magelang (Rp 12.000; 1 jam). Micro bus Magelang – Wonosobo (Rp 15.000; 2 jam).

MENUJU DIENG

Terminal besar Wonosobo (tempat bus-bus AKAP) menuju terminal micro bus-bus jalur Wonosobo - Dieng.

(9)

15

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

16

PANDU

KEJADIAN STATUS DAERAH Kawah Timbang menjadi Siaga pada Juli 2011 lalu bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Pada tahun 1979, kejadian serupa yang jauh lebih parah, juga terjadi di Kawah Timbang.

Di suatu subuh, tiba-tiba Kawah Timbang mengeluarkan gas CO2 akibat terpicu letusan Sinila. Memang Kawah Timbang diketahui menyimpan CO2 berkonsentrasi tinggi yang itu jelas beracun buat manusia.

Menurut Wikipedia, 149 jiwa melayang dan banyak ternak mati. Kejadian itu sangat tiba-tiba, tidak ada tanda apa-apa, tidak ada penaikan status menjadi Siaga, tidak ada pemberitahuan apapun.

Ilustrasi kejadian ini tergambarkan bagus dalam video 20 menit yang diputar di Dieng Theatre. Di situ digambarkan, warga berlarian malah justru ke tempat gas beracun. Mereka terjebak di dalamnya dan meninggal.

Kawah Timbang dan Kawah Sinila letaknya jauh dari spot-spot wisata Dieng (lebih dari 10 km) yang biasa dikunjungi wisatawan. Jadi, ini seharusnya tidak berpengaruh pada industri pariwisata Dieng. Namun, terkadang wisatawan sudah enggan duluan karena menganggap bahwa keseluruhan Dieng berbahaya. Paradigma ini menyulitkan masyarakat Dieng yang hidupnya sudah tergantung dengan industri pariwisata.

KORBAN

KAWAH TIMBANG

JALUR ALTERNATIF

Pekalongan - Kali Bening - Wanayasa

-Batur - Dieng.

Pekalongan-Kali Bening naik bus

besar (Rp 20.000; 3 jam).

Kali Bening-Wanayasa naik mikro bus

(Rp 4.000).

Wanayasa-Batur naik pick up plat

hitam (Rp 5.000).

Batur-Dieng naik mikro bus

(Rp 3.000)

PENGINAPAN

* Losmen Arjuna atau Losmen

Cempaka; Rp 150.000 (hari biasa);

Air hangat, 2 kasur besar, muat

sampai 6 orang.

* Losmen Asri; Rp 25.000; muat

untuk 2 orang.

WAKTU TERBAIK

Musim kemarau.

Kalau musim hujan, susah ke

mana-mana karena hujan terus dan banyak

kabut yang ganggu pemandangan sun

rise di Gunung Sikunir. Lagipula, kalau

musim hujan, jalan keliling Dieng

sulit, walau pakai payung.

TIPS

* Bawa jaket tebal!

* Jangan cuma 1 hari di Dieng.

* Terkadang, ada losmen yang tidak

menyediakan selimut, persiapkan

untuk itu.

BEBERAPA AKTIVITAS PILIHAN

1.

Tracking keliling Telaga Warna dan Pengilon.

2.

Mancing di Telaga Cebong.

3.

Wisata Budaya: Candi Arjuna, Candi Bima, Candi Gatotkaca, dll.

4.

Nonton review Dieng di Dieng Theatre.

(10)

Tidak Cukup Sehari

Harus rombak jadwal karena ternyata Dieng punya belasan situs.

Oleh : Muhammad Iqbal Foto : Firmansyah, Sang Alang

KALI INI TUJUAN utamaku Dieng. Akhir Maret 2011,

aku berangkat dari Jogja lewat Magelang. Pagi itu,

aku sarapan dengan Nasi Megono. Katanya sih, khas

Wonosobo. Bagian yang paling unik dari Nasi Megono

adalah campuran potongan sayur yang diaduk rata

dengan nasinya.

17

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

18

(11)

19

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

20

CATPER

Telaga Warna baru terlihat kerennya kalau sudut pandang kita agak tinggi. Kalau cuma dari pinggirnya saja mah biasa banget. Banyak semacam didihan air di pinggir telaga, kelihatannya panas.

Aku jalan terus, tiba-tiba aku tembus di pintu masuk telaga. Loh, berarti tadi aku lewat jalan belakang ya. Pantas kok jalannya agak aneh, sepi tidak terurus, ada kemenyan-kemenyan pula.

Di dekat situ ada Teater Dieng. Perlu naik tangga yang lumayan tinggi dulu kalau lewat pintu masuk utama. Videonya singkat tapi padat informasi. Tempat duduknya enak, ruangan gelap, dingin, wah cocok buat tidur.

Setelah beres nonton video Dieng, aku mampir ke penjual kentang goreng yang mangkal persis di depan teater. Kentang dan jamur termasuk makanan khas Dieng. Wonosobo-Dieng ternyata masih 2

jam lagi. Sampai di Dieng, aku berjalan menuju sebuah pos penjagaan. Seorang wanita menyodorkan tiket terusan seharga Rp 12 ribu. Di tiket itu tertulis 4 kawasan wisata yang termasuk dalam harga tiket: Telaga Warna & Pangelon, Kompleks Candi Arjuna, Kawah Sikidang, dan Theater Dieng.

Di balik tiket ada peta keempat tempat itu, tapi tidak jelas patokannya apa, beloknya di mana, jaraknya berapa. Jadi, peta itu buatku cuma pemanis tiket saja.

Menuju Telaga Warna, aku berjalan dari sebuah jalan becek yang ditunjuk oleh petugas pos. terakhir aku baru tahu bahwa itu bukanlah “jalan resmi”. Aku terus telusuri jalan melingkar itu sampai ketemu Telaga Pengilon, itu semua sampai keliling penuh makan sekitar 1 jam.

(12)

21

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

22

CATPER

Setelah Subuh, aku berjalan menuju Telaga Menjer. Dari pasar Garung sekitar 1 jam jalan kaki. Jalannya aspal tapi nanjak terus, jadi, yah lumayan pegal juga.

Akhirnya sampai. Tapi mana telaganya? Dari pinggir halaman rumput, aku tidak bisa melihat apa-apa ke bawah. Hanya ada sedikit bayangan pohon, selebihnya tertutup kabut. Satu-per-satu anak tangga aku turuni, makin lama makin jelas terlihat telaga besar yang tenang.

Tangga paling bawah langsung bersentuhan dengan telaga, tidak ada jalan ke mana-mana lagi. Ujungnya ya itu. Beberapa bebek kayuh tertambat di pinggir telaga, dihiasi dengan sampah-sampah plastik di sekelilingnya.

Mereka menunggu majikan yang menyewanya, biasanya ramai pada hari libur (kata warga lokal), tapi menurut salah satu blogger yang pernah Minggu di sana, sepi juga tuh.

Bukit-bukit di sekeliling Telaga Menjer semakin jelas tampak seiring hilangnya kabut selimut Telaga Menjer. Tapi tetap tidak terlihat aktivitas. Bebek-bebek kayuh tetap diam walau sudah lama dirubung sampah. Air telaga tetap tidak beriak. Sekembalinya aku ke pintu telaga juga tetap tidak ada orang.

"

WAKTU LIBURANKU HABIS,

PADAHAL MASIH BANYAK

SPOT DI DIENG YANG

BELUM DISAMBANGI.

"

"

KATA LONELY PLANET

TERBITAN 2008,

ADA JALAN YANG

MENGHUBUNGKAN

WONOSOBO DENGAN

PEKALONGAN, YAITU

LEWAT BATUR. BIS

BATUR-PEKALONGAN

ONGKOSNYA RP 12.000.

KEMUDIAN AKU BARU

TAHU BAHWA INFORMASI

ITU TIDAK VALID. TIDAK

ADA BUS LANGSUNG

BATUR-PEKALONGAN.

"

Udah ada plang, tapi saya tetep nyasar

Sewadah kentang goreng yang besarnya sekitar ukuran medium di restoran fast food itu harganya Rp 5.000.

Aku jalan kaki ke arah Sikidang. Tapi karena dasar sok tahu, aku tidak tanya-tanya, walhasil nyasar.

Aku lanjut jalan ke komplek Candi Arjuna. Karena tidak paham sejarahnya, jadi buatku terkesan biasa saja. Di dekat kompleks Candi Arjuna ini ada beberapa candi lagi yang lebih kecil. Bangunannya ya begitu-begitu juga. Ada beberapa anak tangga yang menuju dalam candi. Hanya ada ruangan gelap tinggi sempit di dalamnya.

Aku pulang, menginap di rumah saudaraku di daerah Garung (kecamatan tetangga Dieng). Di sini saja kalau tidur dinginnya sampai ke tulang, apalagi di Dieng.

Waktu liburanku habis, padahal masih banyak spot di Dieng yang belum disambangi. Padahal aku sudah tambah waktu 1 hari, tapi tetap saja banyak sisa spot yang belum tergapai.

Aku pamit dari Wonosobo lalu mencari akses ke Pantura. Kata lonely planet terbitan 2008, ada jalan yang menghubungkan Wonosobo dengan Pekalongan, yaitu lewat Batur. Bis Batur-Pekalongan ongkosnya Rp 12.000.

Kemudian aku baru tahu bahwa informasi itu tidak valid. Tidak ada bus langsung Batur-Pekalongan. Harus naik turun beberapa kali. Pertama Batur-Wanayasa naik pick up modif berplat hitam. Kedua Wanayasa-Kalibening naik mikrobis. Ketiga Kalibening-Pekalongan naik bis besar.

(13)

23

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

24

BULOK

Oleh : Ambar Arum

Foto : Niko Wazir, Herman G. Anugrah,

(14)

25

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

26

BULOK

Menurut kepercayaan penduduk lokal, dan memang biasanya begitu, rambut gimbal tersebut tidak dapat hilang kecuali diruwat.

Dalam ruwatan tersebut, dilakukan pencukuran rambut dengan didoakan oleh sesepuh atau pemangku adat. Si anak menjadi raja sesaat, karena permintaanya harus dipenuhi, sesulit apapun itu. Kalau tidak, rambut gimbalnya tidak bisa hilang.

Masyarakat lokal meyakini bocah gimbal itu merupakan titisan dari Kyai Kolodete yang dipercaya sebagai leluhur dataran tinggi Dieng. Semasa hidupnya, Kolodete memiliki rambut gimbal. Konon ketika meninggal, beliau berpesan agar

"

SI ANAK MENJADI

RAJA SESAAT, KARENA

PERMINTAANYA HARUS

DIPENUHI, SESULIT APAPUN

ITU. KALAU TIDAK,

RAMBUT GIMBALNYA

TIDAK BISA HILANG.

"

Kabupaten Banjarnegara. Melalui DCF, panitia membantu orangtua mengabulkan permintaan sang anak gimbal.

Tentu bukan hanya ruwatan yang ada dalam DCF, tapi juga ada bermacam tarian dari warga setempat dan napak tilas ke beberapa tempat wisata Dieng. Ruwatan adalah acara terakhir yang ditunggu-tunggu wisatawan.

PROSES PENGGIMBALAN TIDAK terjadi begitu saja. Saat lahir, si anak gimbal punya rambut yang sama seperti anak lain. Rambut gimbal baru muncul pada usia balita.

Umumnya diawali dengan gejala demam tinggi dan mengigau waktu tidur. Gejala ini tidak bisa diobati. Si anak akan sembuh dengan sendirinya, kemudian rambut mereka perlahan menjadi kusut dan menyatu sehingga terbentuklah gimbal dengan sempurna.

Mau dikeramas pakai sampo apapun, tetap saja menjadi gimbal. Bahkan, sekalipun sudah dipotong, gimbal akan kembali muncul.

keturunannya membantu menghadapi gangguan rambut gimbal yang dirasa cukup mengganggu. Maka diwariskanlah rambut gimbal ini ke anak cucunya.

Pada Dieng Culture Festival/ DCF (1-3 Juli 2011) kemarin, ritual ruwat pencukuran rambut gimbal dilakukan. Ini merupakan tahun kedua penyelenggaraan DCF. Pada tahun pertama, acara ruwatan cukur rambut gimbal juga dijadikan sebagai menu utama festival.

Sebenarnya ruwatan itu sendiri bisa dilakukan kapan saja. Namun sekalian meningkatkan pariwisata Dieng, maka dibuatlah DCF. Acara ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Budaya dan Pariwisata

(15)

27

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

28

BULOK

"

KIRAB DIRAMAIKAN

DENGAN BERAGAM

PENTAS SENI DARI

PENDUDUK SEKITAR,

ADA TARIAN,

BARONGSAI, DLL.

"

Selain ketujuh bocah ini, masih banyak anak gimbal lain yang belum dicukur. Ada di antara mereka yang cukup popular, namanya Rizi. Dia bahkan juga dikenal dengan sebutan sang pangeran gimbal. Sosoknya mudah dikenali, bocah tengil dengan rambut gimbal panjang, itulah dia.

Rizi sudah sangat terbiasa dengan rambut gimbalnya, dan sampai sekarang masih belum bersedia dicukur. Namun rasanya sulit juga meruwat bocah yang satu ini, lantaran Rizi punya permintaan yang ajaib: Reog Ponorogo dari tahun yang kuno, dan Barongsai. Nah lo!

Prosesi

Kirab (arak-arakan) menandai dimulainya proses ruwatan. Titik mulainya adalah rumah sesepuh pemangku adat, sampai ujungnya di Sendang Sedayu (utara Darmasala Kompleks Candi Arjuna).

Kirab diramaikan dengan beragam pentas seni dari penduduk sekitar, ada tarian, barongsai, dll. Anak gembel dimandikan (jamasan) sesampainya di Sedayu.

Puncaknya adalah pencukuran rambut gembel di Kompleks Candi Arjuna yang dipandu langsung oleh pemangku adat. Tak jauh dari sini, dilakukan ngalap berkah, berupa perebutan tumpeng dan makanan. Penduduk lokal percaya bahwa orang yang mengikutinya akan mendapat berkah.

Prosesi ruwat ditutup dengan melarung rambut gembel ke Sungai Serayu yang akan mengantar rambut gembel ini ke Laut Selatan.

Tahun ini, total ada 7 bocah gimbal yang diruwat. Inilah mereka:

1. Saibatul Asmiah. Permintaan : sepeda warna ungu.

2. Maroah. Permintaan : anting emas satu gram, baju muslim, dan sandal.

3. Nurseli Selina. Permintaan : ikan asin dan pindang dua keranjang.

4. Fajar. Permintaan : kambing brengos dan tempe kemul 100 biji.

5. Dewi anjani. Permintaan : telur ayam 600 butir, tahu matang 500 buah, dan tempe matang 600 buah.

6. Mutoharoh. Permintaan : tempe mentah 500 buah.

7. Naisila. Permintaan : minyak rambut, bola bekel, karet, dan boneka.

Anak gimbal hendak dicukur

(16)

29

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

30

JUDUL DIATAS TIDAK mengada-ada. Carica, atau sering juga disebut papaya gunung, adalah buah yang dibawa oleh pemerintah kolonial Belanda ketika Perang Dunia II hendak meletus.

Lantaran manfaat dan keunikannya itu, buah ini menjadi primadona khas daerah Dieng. Carica biasanya diolah dalam bentuk sirup, jus, manisan, selai, atau dijual buahnya begitu saja kepada wisatawan.

Di daerah asalnya, Amerika Selatan, pengolahan buah ini lebih maksimal. Selain dijadikan selai, carica juga digubah menjadi minuman ringan bebas alkohol.

Sedangkan buah yang masih muda dikeringkan untuk jadi serbuk bahan obat penyakit kulit atau kosmetik.

Sama seperti daun papaya, daun carica juga mengandung enzim papain yang biasa digunakan untuk melunakkan daging.

C a r i c a

Pepaya Zaman Perang

Menariknya, di Indonesia buah ini hanya berhasil dibudidayakan di dataran tinggi Dieng dan sebagian kecil daerah di Bali. Sedangkan aslinya, buah ini berasal dari dataran tinggi Andes, Amerika Selatan.

Carica amat mudah tumbuh di Dieng, karena itulah umumnya penduduk Dieng menanam pohon ini bersamaan dengan tanaman sayuran lainnya.

Pohonnya mirip dengan pepaya biasa, hanya memiliki lebih banyak cabang dan buahnya kecil-kecil, tidak sampai sejengkal. Bentuknya juga seperti pepaya, tapi jauh lebih kecil dan imut. Rata-rata panjangnya hanya 6-15 cm dengan diameter sekitar 5 cm.

Tidak cuma imut dan sedap dipandang, buah ini juga memiliki rasa yang enak, manis dan segar. Juga seperti halnya buah lain, makan carica dapat menyehatkan tubuh. Satu buah carica mengandung kalsium, gula, serta vitamin A dan C.

"

CARICA AMAT MUDAH

TUMBUH DI DIENG,

KARENA ITULAH

UMUMNYA PENDUDUK

DIENG MENANAM POHON

INI BERSAMAAN DENGAN

TANAMAN SAYURAN

LAINNYA.

"

PENGANAN

Carica, papaya mini

Oleh : Ambar Arum Foto : Ambar Arum, Herman G. Anugrah

(17)

31

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

32

GALERI

(18)

33

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

34

INDONESIA MEMILIKI SEKITAR 17.508 pulau. 80 diantaranya

sudah dijelajahi oleh Ahmad Yunus bersama Farid Gaban dengan motor

saktinya dalam ekspedisi Zambrud Khatulistiwa. Berikut petikan wawancara

Backpackin’ dengan Ahmad Yunus.

"

TARGETNYA SEKITAR

100 PULAU DALAM

SATU TAHUN PENUH

PERJALANAN DARAT

DAN LAUT. NAMUN

KAMI HANYA SANGGUP

80 PULAU. DAN

MENGHASILKAN 70 JAM

VIDEO, 10 RIBU FRAME

VIDEO DAN RATUSAN

CATATAN PERJALANAN.

"

saya, Farid Gaban dan kawan-kawan dari Maumere melakukan liputan bersama soal kehidupan pulau dan ekonominya.

Ini pengalaman pertama saya dan Farid Gaban turun ke lapangan. Kemudian hari, Farid Gaban punya ide lebih besar lagi; mengajak saya keliling Indonesia, naik sepeda motor dan memotret kehidupan pulau di 50 gugus pulau. Targetnya sekitar 100 pulau dalam satu tahun penuh perjalanan darat dan laut. Namun kami hanya sanggup 80 pulau. Dan menghasilkan 70 jam video, 10 ribu frame video dan ratusan catatan perjalanan.

Boleh sharing juga gak tentang pengalaman paling buruk selama di perjalanan? Kemalingan misalnya, atau berurusan dengan aparat? Atau berantem sama Mas Farid Gaban hehehe..

Pengalaman buruk dan paling sering dikeluhkan cuma masalah motor saja. Modifikasinya tidak tepat untuk melakukan perjalanan jauh. Design jok sangat membuat

A h m a d Y u n u s :

Kebanyakan (backpacker lokal) masih sekedar

berwisata dan menikmati keindahan alam (saja) …

Ceritain dong inspirasi perjalanan Ekspedisi Zambrud Khatulistiwa itu dari mana? TerMasuk kenapa naik motor, kenapa cuma berdua aja, dan sama Mas Farid Gaban pula.

Kami berdua termasuk orang yang suka berpetualang. Main ke gunung, melihat laut, melakukan aktivitas di alam.

Apalagi, saya berprofesi sebagai wartawan. Saya kemudian mengenal daerah lain. Mulai keliling Indonesia. Tapi tidak rutin. Satu-satunya yang cukup lama; saat berada di Nusa Tenggara Timur. Saya hampir satu tahun tinggal di Ende dan Maumere.

Sebelumnya, saya hanya mengenal Farid Gaban lewan tulisan saja yang terbit di media. Baru satu atau dua kali berjumpa dalam diskusi dan pelatihan kecil. Dan saya sempat mengajak dia ke salah satu pulau kecil di dekat Maumere. Namanya, Pulau Kojodai. Di sana,

(19)

35

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

36

TOKOH

Gimana pendapat Mas Ahmad tentang tren backpacker di Indonesia sekarang ini yang kayaknya lagi naik daun. Mulai banyak yang pakai istilah ini, peminatnya juga banyak, tapi apakah semua dari mereka paham tentang konsep backpacker itu sendiri?

Menurut saya sih bagus,ya. Banyak orang Indonesia sendiri mulai menyiapkan waktu dan uang untuk berwisata. Secara tidak langsung ini membangkitkan dunia pariwisata lokal kita. Dan dari sana mereka mulai bercerita dan menulis di mana saja. Informasi semakin berlimpah.

Perjalanan berikutnya mau kemana lagi nih?

Saya rencananya akan melakukan perjalanan dan mengeksplor di Sumatra. Menulis tentang kebudayaan, sastra, arkeologi, sejarah, pesona alam dll. Tahun ini saya mengajak keluarga melakukan perjalanan; istri dan anak saya.

Okeyy, selamat melanjutkan perjalanan, Mas! Sepatu bau nya diganti dulu ya! kami tersiksa. Dan kelistrikan juga bermasalah

ketika mesti melakukan perjalanan malam hari. Dalam perjalanan, kami beruntung tidak pernah kemalingan. Mungkin kalaupun ketemu dengan maling pasti berpikir seribu kali. Apa yang mau dimaling melihat perjalanan ini kere.

Berurusan dengan aparat paling sering. Dengan kepolisian yang merazia kendaraan kami, maklum tak ada spion, lighting kiri kanan jebol, spakbor patah, surat-surat kendaraan lewat masa berlaku, dan paling konyol, saya sebelum melakukan perjalanan kehilangan SIM. Jadi selama perjalanan keliling Indonesia saya hanya membawa surat tilang yang cuma berlaku satu bulan tapi saya pakai satu tahun penuh :)

Di beberapa tempat, juga kami menjadi saksi bagaimana aparat keamanan memalak kapal sayur di Selat Malaka atau menuduh saya sebagai teroris melihat brewok di wajah saya semakin lebat bak hutan Amazon. Rasanya, jarang ada konflik dengan Farid Gaban (FG). Kecuali meributkan soal sepatu saya yang basah dan kemudian mengeluarkan bau yang menyengat..hehehe.

"

MEREKA JUGA

MELAKUKAN AKTIVITAS

SOSIAL; SEPERTI

MENGAJAR BAHASA

INGGRIS DI SEKOLAH

DASAR ATAU PERTAMA

"

Banyak ide baru dan tujuan wisata baru yang jarang orang kunjungi mulai terdengar. Nah, salah satu trend dari wisata ini adalah backpacker. Melihat banyak tempat, menikmati liburan seirit mungkin.

(20)

37

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

38

Foto : shop.consina-adventure.com

DINGIN-DINGIN, PALING enak ya jaketan. Tapi sekarang banyak jaket yang tidak hanya berfungsi sebagai penahan dingin, banyak yang juga berfungsi sebagai penahan angin, penahan badai, bahkan penahan hujan. Malah terkadang beberapa fungsi sekaligus ada dalam satu jaket. Berikut beberapa di antaranya:

AKSESORI

JAKET WINDBREAKER

Fungsi utamanya menahan angin. Umumnya memiliki bahan luar polyester atau nilon. Bagian dalamnya ada yang berjaring, ada juga yang polar. Lebih keren lagi, ada yang jaket polar bagian dalamnya bisa dilepas, jadi semacam jaket 2 in 1.

JAKET POLAR

Yang ini andal di suhu dingin yang tidak terlalu banyak angin, seperti di Dieng. Bahan polar yang empuk dan tebal dapat menahan dingin hingga mendekati nol derajat celcius. Tapi bahan yang satu ini sama sekali tidak waterproof.

JAKET WATERPROOF

Fungsi utamanya menahan hujan. Bahan luarnya polyester, sedangkan bahan dalamnya berjaring atau polar. Biasanya jaket waterproof memiliki fungsi windbreaker juga.

JAKET LIGHT / QUICK DRY

(21)

39

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

40

TIPS

(Dimodifikasi dari www.belantaraindonesia.org)

CUACA DINGIN TIDAK dapat kita hindari kalau bepergian ke dataran tinggi, salah

satunya ke Dieng. Walaupun tidak sama seperti di gunung, namun dingin di Dieng

juga dapat mencapai suhu nol derajat pada waktu-waktu tertentu. Berikut tips untuk

mengatasi dingin di dataran tinggi seperti Dieng.

1

Lakukan aklimatisasi (penyesuaian tubuh terhadap suhu dan kondisi alam sekitar) terlebih dahulu. Jangan terburu-buru memakai jaket, biarkan kulit merasakan dinginnya udara untuk beberapa saat agar terbiasa.

2

Minum minuman hangat terutama yang sudah dicampur dengan jahe, seperti wedang jahe, sekoteng, dan lain-lain, untuk menghangatkan tubuh dari dalam. Jahe mempunyai senyawa anti bakteri yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit.

3

Makan makanan hangat dengan perhitungan protein dan karbohidrat yang lebih tinggi. Karbohidrat sebagai sumber energi dibutuhkan lebih banyak dari kondisi lingkungan suhu normal untuk menjaga suhu tubuh tetap normal. Sedangkan protein berfungsi sebagai bahan dasar pembuat antibodi sehingga daya tahan tubuh terjaga.

4

Tutup rapat bagian-bagian tubuh yang lebih rawan terserang hawa dingin, yaitu telinga, telapak tangan dan jari, serta pergelangan kaki sampai ke jari. Balut dengan kupluk, kaos tangan, dan kaos kaki.

5

Gunakan jaket berbahan polar. Walau tidak tahan air, tapi bahan ini sangat baik untuk suhu rendah.

6

(22)

41

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

42

"

DAUS, PANGGILAN

AKRABNYA, JUGA PRIHATIN

DENGAN BANYAKNYA

MASYARAKAT INDONESIA

YANG LEBIH MEMILIH

JALAN-JALAN

KE NEGARA LAIN

KETIMBANG KELILING

INDONESIA.

"

FENOMENA BERSEPEDA SUDAH lama muncul di Indonesia, baik bersepeda hanya untuk ke kantor, maupun bersepeda jarak jauh melintasi kota, provinsi, pulau, bahkan negara.

Sebut saja Bambang Hertadi Mas yang sudah keliling Indonesia dan dunia dengan sepeda. Juga ada Iwan Sunter, seorang biker sekaligus pecinta gunung yang telah berhasil menggapai puncak-puncak gunung di Indonesia dengan bersepeda.

“Tapi awalnya para biker jarak jauh itu biasanya sendiri-sendiri,” ujar Muhammad Firdaus, salah seorang pengaggas Bikepacker Indonesia.

Daus, panggilan akrabnya, juga prihatin dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang lebih memilih jalan-jalan ke negara lain ketimbang keliling Indonesia. “Udah jauh-jauh ke Eropa, tapi belum pernah ke Kiluan. Kiluan aja mungkin mereka nggak tau ada dimana,” lanjut Daus.

Atas dasar itulah, kemudian Daus mengumpulkan para biker jarak jauh yang tadinya jalan sendiri-sendiri itu. Ide membentuk komunitas dibahas bersama, hingga akhirnya pada 14 April 2009 ketika touring ke Sawarna, komunitas Bikepacker Indonesia lahir.

KOMUNITAS

Targetkan

Penjuru

Negeri

Oleh : Ambar Arum

Foto : Dok. Bikepacker Indonesia

(23)

43

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

44

sebuah petualangan ke penjuru Indonesia, hingga ke perbatasan-perbatasan yang jarang diperhatikan pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri, seperti Sota, Sebatik, Pulau Rupat, dll.

Tujuannya, selain untuk memperkenalkan Indonesia, juga untuk memperkaya informasi rute, medan, dan apapun yang dapat bermanfaat bagi para biker yang mau ke tempat tersebut.

Untuk bergabung mudah saja, ikuti terus fb dan web-nya. Begitu ada info acara,

baik touring maupun sekedar kopdar, langsung saja datang. Siapapun yang punya hobi sama bisa ikutan meramaikan komunitas ini.

Email: bikepackerindonesia@yahoo.com Facebook group: Bikepacker Indonesia Website: www.bikepacker-indonesia.com

KOMUNITAS

Lebih dari sekedar komunitas pecinta sepeda pada umumnya, Bikepacker Indonesia memiliki semangat untuk bersepeda jarak jauh, menikmati indahnya alam sekaligus mengenal lebih dekat budaya setempat. Dari situ tali persaudaraan juga dapat terjalin di berbagai daerah. Tak kalah penting, semua itu dilakukan dengan prinsip ramah lingkungan.

Sampai saat ini, sudah lebih dari 12 touring pernah dijabani Bikepacker Indonesia, di antaranya dengan rute Sawarna, Ujung Genteng, dan Jogja. Anggotanya sendiri sudah banyak yang menempuh Jakarta – Aceh, juga keliling Sulawesi dan Kalimantan.

Yang paling menarik adalah program Bikepacker Penjuru Negeri. Merupakan

TIPS BERSEPEDA JARAK JAUH

1. Pelajari pengetahuan dasar, seperti bagaimana ketika rantai putus, cara ganti ban, dsb. 2. Gunakan sepeda dengan frame besi dan pakai komponen yang murah, agar kalau rusak, mudah dicari di perjalanan.

3. Warna dan aksesori jangan terlalu mencolok untuk menghindari kejahatan. 4. Lakukan persiapan fisik yang cukup seperti bersepeda setiap hari dan jogging. 5. Pelajari manajemen touring, misalnya berapa kecepatan yang aman, berapa jam sekali harus istirahat, apa saja yang sebaiknya dibawa, juga tempat yang aman untuk menginap. 6. Kumpulkan informasi tentang destinasi yang dituju, mulai dari rute, medan, cuaca, serta perkembangan politik dan budaya setempat.

(24)

Kenali

INDONESIA

lebih dekat

(25)

47

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

48

RESENSI

Memahami Indonesia

dari Sudut Terluar

Oleh: Rakhel Adinda Victoria

Naskah cerita film ini ditulis oleh aktor senior Slamet Rahardjo Soejaro dengan

mengangkat kondisi masyarakat dan pendidikan anak negeri di wilayah perbatasan.

Sutradara : Rudi Soedjarwo. Produser : Marcella Zalian.y. Penulis : Slamet Rahardjo,

Pemeran : Marcella Zalianty, Arifin Putra, Ardina Rasti, Jajang C Noer. Distributor : Keana Production.

Tanggal rilis : 19 Mei 2011. BERMULA DARI SEORANG

perempuan bernama Jaleswari (diperankan oleh Marcella Zalianty) yang berinisiatif untuk menyelesaikan masalah pendidikan di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia, tepatnya di Provinisi Kalimantan Barat, Kabupaten Pontianak.

Digambarkan bahwa tidak ada guru kontrak yang dapat bertahan lama, sehingga Jaleswari pun mengambil alih. Adeus adalah satu-satunya guru yang bertahan, itupun karena dia adalah pemuda setempat.

Jaleswari, sebagai pendatang baru, tentu harus beradaptasi dengan kondisi pedalaman Kalimantan, baik itu kondisi fisik maupun budayanya.

Untuk dapat mencapai daerah pedalaman tersebut, Jaleswari harus menempuh perjalanan off-road, serta menggunakan perahu nelayan kecil yang hanya bisa menampung tak lebih dari empat orang untuk menuju kampung pedalaman.

Program CSR yang diberikan oleh perusahaan tempat Jaleswari bekerja rupanya tidak sesuai dengan keinginan

"

UNTUK DAPAT MENCAPAI

DAERAH PEDALAMAN

TERSEBUT, JALESWARI

HARUS MENEMPUH

PERJALANAN OFF-ROAD,

SERTA MENGGUNAKAN

PERAHU NELAYAN

KECIL YANG HANYA

BISA MENAMPUNG

TAK LEBIH DARI EMPAT

ORANG UNTUK MENUJU

KAMPUNG PEDALAMAN.

"

masyarakat, yang memberi harga rendah terhadap pendidikan. Masyarakat setempat lebih ingin menjadi TKI sebagai sumber penghidupan.

(26)

49

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

50

Definisi backpacker tidak hanya sesempit pengguna tas punggung. Juga tidak sekedar tukang jalan-jalan murah, dan pecinta keindahan alam.

Namun, backpacker juga kerap berinteraksi dengan penduduk lokal. Lebih dalam mengenal suatu tempat, tidak hanya keindahan alamnya, tapi juga rakyat dan budayanya.

Dengan demikian, ketika pulang, kita akan membawa kenangan dan pelajaran yang lebih banyak, dan lebih manis tentunya.

B a c k p a c k e r

J u g a

C i n t a B u d a y a

KETIKA KE SUATU tempat, kita berharap mendapat pemandangan yang indah dan kebersamaan dengan teman seperjalanan. Lalu pulang dengan kenangan manis.

Apa itu sudah cukup? Menginjakkan kaki di pasir putih, atau di gunung tertinggi, belum membuat kita mengenal tanah air ini dengan sempurna. Rasanya sulit mengenal Indonesia, tanpa berinteraksi dengan penduduk lokal.

Sebagaimana diuraikan oleh wikipedia, umumnya para backpacker memiliki semangat untuk bergaul dengan siapapun yang mereka temui, “an interest in meeting the locals as well as seeing the sights.“

Indonesia tidak hanya memiliki alam yang menakjubkan, tapi kekayaan budayanya juga luar biasa. Masing-masing dari ratusan suku yang tinggal di Indonesia memiliki ragam bahasa, tari, dan kearifan lokal.

EDUKASI

"BACKPACKING IS A TERM THAT HAS HISTORICALLY

BEEN USED TO DENOTE A FORM OF LOW-COST,

INDEPENDENT INTERNATIONAL TRAVEL. TERMS SUCH AS

INDEPENDENT TRAVEL AND/OR BUDGET TRAVEL ARE OFTEN

USED INTERCHANGEABLY WITH BACKPACKING.

THE FACTORS THAT TRADITIONALLY DIFFERENTIATE

BACKPACKING FROM OTHER FORMS OF TOURISM

INCLUDE BUT ARE NOT LIMITED TO THE FOLLOWING:

USE OF PUBLIC TRANSPORT AS A MEANS OF TRAVEL,

PREFERENCE OF YOUTH HOSTELS TO TRADITIONAL HOTELS,

LENGTH OF THE TRIP VS. CONVENTIONAL VACATIONS,

USE OF A BACKPACK, AN INTEREST IN

MEETING THE LOCALS AS WELL AS SEEING THE SIGHTS "

(

WIKIPEDIA

)

“DAN MENCINTAI TANAH AIR INDONESIA

DAPAT DITUMBUHKAN DENGAN

MENGENAL INDONESIA BERSAMA RAKYATNYA

DARI DEKAT.”

(27)

51

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

52

KONTRIBUTOR

K O

N

T

R

I

Rakhel Adinda Victoria

Seorang gadis lulusan Universitas Indonesia ini pernah tinggal sebulan di Entikong, tak heran dia lancar banget membahas film Batas di rubrik resensi kali ini.

Niko Wazir & Budi Riawan

Sebagian besar foto keren di edisi ini merupakan hasil dari kelakuan mereka yang lihai memainkan kamera.

Sang Alang

Sebut saja Sang Alang, bukan nama sebenarnya. Jangan percaya jika ada yang bilang dia pendiam. Kalau pas ngetrip memang terlihat begitu, tapi sebenarnya sekali senggol, dia bocor abis. Nama aslinya masih dirahasiakan.

Herman G Anugrah

Biasa dipanggil Andre, warga Bogor ini (akhirnya) lulus sidang skripsi. Kalau stress, gak banyak cingcong, dia bisa langsung ke Rinjani, Merbabu, atau Dieng.

Firmansyah

Ketemu lagi sama fotografer yang satu ini. Kalo masalah stok foto bagus, memang susah jauh-jauh dari lajang yang satu ini. Eh, masih lajang gak ya? #ups!

(28)

53

B A C K P A C K I N

|

JULI - AGUSTUS 2011 JULI - AGUSTUS 2011

|

B A C K P A C K I N

54

EDISI

DEPAN

ROMO

B

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Molekuler Galur-galur Tahan Geminivirus Analisis molekuler untuk mendeteksi adanya integrasi kaset konstruk CRISPR/Cas9-gRNA PCNA telah dilakukan pada

Latar Belakang : Kasus seputar kesehatan reproduksi remaja semakin meningkat disebabkan ketidakpahaman remaja terhadap berbagai aspek reproduksi yang berhubungan dengan dirinya,

Rasio keuangan terdiri dari rasio profitabilitas yang diwakili oleh rasio Return On Assets (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), rasio

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah

Terlihat jelas bahwa kepercayaan merupakan faktor penting bagi konsumen agar tidak mudah berpindah ke produk lain.Maka dari itu, perusahaan Iphone Apple harus memikirkan

Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa setelah melakukan penelitian terhadap implementasi media promosi online melalui aplikasi instagram pada Alter Ego

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah Hubungan Tingkat Kepatuhan mengkonsumsi

Pada kondisi awal sebelum penelitian dilakukan yaitu hari Rabu tanggal 28 Maret 2012 peneliti menemukan masih banyak anak yang belum mampu untuk bercerita, hal