• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MENYAPIH ANAK USIA 0-4 TAHUN DENGAN PERTUMBUHAN ANAK DI KELURAHAN PRINGANOM MASARAN SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN MENYAPIH ANAK USIA 0-4 TAHUN DENGAN PERTUMBUHAN ANAK DI KELURAHAN PRINGANOM MASARAN SRAGEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 21 HUBUNGAN MENYAPIH ANAK USIA 0-4 TAHUN DENGAN

PERTUMBUHAN ANAK DI KELURAHAN PRINGANOM MASARAN SRAGEN

Relationships Weaning Children Age 0-4 Years With Child Growth In Pringanom Masaran Sragen

Darah Ifalahma

Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta

ABSTRACT

World Health Organization (WHO) recommends weaning after the baby is 2 years old. Weaning too early can increase the risk of obesity, leading to reduced mother and child relationships, increased incidence of diarrheal disease, malnutrition in children. This study aimed to know Relationship wean Aged 0-4 Years With Child Growth.

The research method uses analytic correlation with cross sectional approach. The samples used were mothers and children aged 0-4 years are weaned there are 184 by using probability sampling. Test bivariate statistical tests x2 (α = 0.05).

The research result was a weaned child under 2 years of age there are 110 children (59.8%). A weaned child under 2 years of age whose growth is normal there are 38 children (20.7%) and the growth is not normal there are 72 children (39.1%). From the analysis using chi squre in getting value x2 = 48.311> 3.841 and the value of ρ = 0.000 <0.05 and then Ho rejected and Ha accepted.

The conclusion of this research that there Relationship Weaning Children Aged 0-4 Years With Child Growth in Pringanom. Suggestions for health workers in Pringanom expected to enhance the knowledge of the mother about the impact of early weaning age.

Keywords: Weaning, Child growth

ABSTRAK

World Health Organization (WHO) merekomendasikan penyapihan dilakukan setelah bayi berusia 2 tahun. Menyapih anak telalu dini dapat meningkatkan resiko obesitas, menyebabkan hubungan anak dan ibu berkurang, insiden penyakit diare meningkat, malnutrisi pada anak. Penelitian ini bertujuan mengetahui Hubungan Menyapih Anak Usia 0-4 Tahun Dengan Pertumbuhan Anak.

(2)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 22 yang disapih yaitu ada 184 dengan menggunakan probability sampling. Uji analisis bivariat uji statistic x2 ( α = 0,05).

Hasil penelitian diperoleh anak yang disapih usia dibawah 2 tahun ada 110 anak (59,8 %). Anak yang disapih usia dibawah 2 tahun yang pertumbuhannya normal ada 38 anak (20,7 %) dan yang pertumbuhannya tidak normal ada 72 anak (39,1 %). Dari hasil analisis dengan uji chi squre di dapatkan nilai x2= 48,311 > 3,841 dan nilai ρ = 0,000 < 0,05 maka HO di tolak dan Ha diterima.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada Hubungan Menyapih Anak Usia 0-4 Tahun Dengan Pertumbuhan Anak di Kelurahan Pringanom. Saran bagi petugas kesehatan di Kelurahan Pringanom diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai dampak penyapihan usia dini.

Kata kunci : Menyapih, Pertumbuhan anak

PENDAHULUAN

Menyapih adalah suatu proses berhentinya masa menyusui secara berangsur angsur atau sekaligus. Proses tersebut dapat disebabkan oleh berhentinya sang anak dari menyusu ibunya, atau bisa juga berhentinya seorang ibu untuk menyusui anaknya.

World Health Organization (WHO) merekomendasikan penyapihan dilakukan setelah bayi berusia 2 tahun. Pada usia ini anak sudah mempunyai pondasi kuat bagi perkembangan selanjutnya.Menurut beberapa penelitian komposisi Air Susu Ibu (ASI) terus

berubah hingga anak usia 2 tahun dan masih tetap mengandung nutrisi penting

yang berguna untuk membangun sistem

kekebalan tubuh anak. Proses pemberian ASI hingga bayi berusia 2 tahun dapat mendatangkan keuntungan secara psikologis. Kontak fisik antara ibu dan bayinya melalui aktifitas menyusui ini

bisa memberikan rasa tenang bagi ibu dan mengurangi stres (Prasetyono, 2009).

(3)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 23 meningkat, pengaruh gizi yang

menyebabkan malnutrisi pada anak, mengalami reaksi alergi yang menyebabkan diare, muntah, ruam dan gatal-gatal karena reaksi dari sistem imun.

Studi menunjukan bukti adanya “ efek dosis ” menyusui. Hal ini berarti bahwa semakin lama menyusui dan semakin banyak ASI dikonsumsi oleh seorang anak, maka baik anak maupun ibu akan semakin sehat. Penelitan lebih lanjut menunjukan anak yang disusui lebih lama saat berusia satu tahun, memiliki hasil tes kemampuan kognitif dan prestasi akademis yang lebih baik (Nichol, 2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Bandarharjo Semarang dari 26 ibu yang melakukan penyapihan secara dini sebanyak 14 orang (53%), sedangkan hasil penelitian di desa Kebonagung Sumowono Semarang menunjukkan balita yang disapih pada usia > 1 tahun sebanyak 73,3%.

Berdasarkan data observasi yang

diambil di wilayah Kelurahan Pringanom didapatkan hasil bahwa jumlah anak usia 0-4 tahun pada bulan

Februari sebanyak 335 anak. Hasil wawancara dengan 10 ibu-ibu yang memiliki anak dan menyusui, dimana sebanyak 60 % ibu melakukan penyapihan setelah berumur 2 tahun dan sebanyak 40 % ibu melakukan penyapihan kurang dari 2 tahun. Alasan penyapihan dilakukan secepatnya karena

anak sebelum waktu penyapihan memiliki berat badan yang berkurang secara terus menerus.

Berdasarkan latar belakang diatas yang menunjukan bahwa masih adanya anak yang disapih usia dibawah 2 tahun dan adanya anggapan yang salah tentang penyapihan, padahal untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal ASI perlu diberikan secara ekslusif sampai umur 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun.

(4)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 24 METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah Menyapih Anak Usia 0-4 Tahun. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Anak.

Hipotesis pada penelitian ini adalah Ada Hubungan Menyapih Anak Usia 0-4

Tahun Dengan Pertumbuhan Anak. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain penelitian Cross Sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 0-4 tahun di Kelurahan Pringanom, Sragen. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 0-4 tahun yang telah disapih di Kelurahan Pringanom,

Sragen.

Rumus Estimasi besar sampel

Keterangan :

n : Jumlah Sampel N : Jumlah Populasi

d : Tingkat Signifikasi (0,05)

Penelitian ini peneliti menggunakan disproportionate

stratified random sampling yaitu menentukan jumlah sampel bila populasi bersrata tetapi kurang proporsional (Sugiono, 2009).

Rumus

Keterangan

n : Jumlah Responden K : Jumlah populasi

Menurut Notoatmodjo (2010) instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Penyapihan anak usia 0-4 tahun dengan Daftar Wawancara. Pertumbuhan anak dengan Timbangan, Metelin, dan Pita Pengukur.

 

2

1

N

d

N

n

K

n

(5)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 25 Analisa univariat merupakan

analisis setiap variabel yang dinyatakan dengan sebaran frekuensi baik secara angka-angka maupun secara presentasi disertai dengan penjelasan kualitatif. Rumus

Keterangan :

P : Presentase yang dicari f : Frekuensi

N : Jumlah seluruh responden (Sugiono, 2009)

Analisa bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian, yaitu menganalisis hubungan menyapih anak usia 0-4 tahun dengan pertumbuhan anak dengan menggunakan uji Chi Square (X2) dan menggunakan table kontingensi 2 X 2.

Rumus

Uji kebermaknaan statistik tentang hubungan antara menyapih anak usia 0-4 tahun dengan pertumbuhan anak adalah : a. X2 hitung ≥ X2 tabel P < 0,05 (H0 di tolak, Ha diterima) adalah bermakna.

b. X2 hitung < X2 tabel P ≥ 0,05 (Ha di tolak, H0 diterima) adalah tidak bermakna.

Untuk mengetahui keeratan atau kekuatan hubungan antara variabel dalam penelitian ini, yaitu hubungan menyapih anak usia 0-4 tahun dengan pertumbuhan anak menggunakan uji

koefisien kontingensi, dengan rumus:

C =

Keterangan:

C : Nilai Contingensi X2 : Nilai X2 Hitung N : Jumlah Populasi

Pedoman untuk memberikan

interprestasi terhadap koefisien hubungan menyapih anak usia 0-4 tahun

dengan pertumbuhan anak adalah : a. 0,00 – 0,199 : Sangat Rendah b. 0,20 – 0,399 : Rendah

c. 0,40 – 0,599 : Sedang d. 0,60 – 0,799 : Kuat e. 0,80 – 1,000 : Sangat kuat (Sugiono, 2009)

E E -O X

2 2

%

100

x

N

f

(6)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 26 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penyapihan Anak Usia 0-4 tahun Tabel 1.Distribusi Penyapihan Anak Usia 0-4 Tahun

No Penyapihan Frekuensi (x) usia dibawah 2 tahun ada 108 anak (59,3 %), sedangkan anak yang disapih usia 2 tahun atau lebih ada 74 anak (40,7 %).

Pertumbuhan Anak

Tabel 2.Distribusi Pertumbuhan Anak No Pertumbuhan bahwa pertumbuhan anak dikelurahan Pringanom yang pertumbuhannya normal ada 102 anak (56%), sedangkan

No Penyapihan Pertumbuhan

anak Total X2 P tahun yang pertumbuhannya normal ada 38 anak (20,9%) dan pertumbuhan yang tidak normal ada 70 anak (38,4 %), sedangkan anak yang tidak disapih pada usia dibawah 2 tahun, yang pertumbuhannya normal ada 64 anak (35,2%) dan pertumbuhannya yang tidak normal ada 10 anak (5,45%).

(7)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 27 dan nilai p < α yaitu 0,000 < 0,05, maka

Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti secara statistik dapat disimpulkan terdapat hubungan antara menyapih anak usia 0-4 tahun dengan pertumbuhan anak di Kelurahan Pringanom. Keeratan hubungan antara menyapih anak usia 0-4 tahun dengan

pertumbuhan anak yaitu cukup dengan nilai contingency 0,453.

Pembahasan

Penyapihan Anak Usia 0-4 Tahun Hasil wawancara kepada 182 responden di Kelurahan Pringanom diperoleh data, terdapat 110 anak (59,8%) yang disapih pada usia kurang dari 2 tahun, sedangkan anak yang disapih pada usia 2 tahun atau lebih ada 74 anak (40,2%). Hasil tersebut menunjukan di Kelurahan Pringanom masih banyak didapatkan ibu yang menyapih anaknya pada usia kurang dari 2 tahun. Hal tersebut mungkin disebabkan karena ibu-ibu belum mengetahui dampak dari penyapihan

anak pada usia dibawah 2 tahun, serta kesibukan ibu dalam bekerja, sehingga

harus melakukan penyapihan anak pada usia dini.

Menyapih anak usia dini dapat meningkatkan resiko obesitas, menyebabkan hubungan anak dan ibu berkurang keeratanya karena proses

bounding attachman terganggu, insiden penyakit infeksi terutama diare

meningkat, pengaruh gizi yang menyebabkan malnutrisi pada anak, dan mengalami reaksi alergi (Nurheti, 2010). Berdasarkan teori dari WHO, UNICEF dan Depkes RI melalui SK Menkes No.450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 merekomendasikan untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI Ekslusif 6 bulan pertama. Selanjutnya, demi tercukupinya nutrisi bayi, ibu memberikan MP-ASI dan ASI hingga bayi berusia 2 tahun (Prasetyono, 2009).

Pertumbuhan Anak

Hasil penelitian menunjukan dari 182 anak yang disapih di Kelurahan

(8)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 28 80 anak (44%). Hasil tersebut

menunjukan masih terdapat anak yang pertumbuhannya tidak normal di kelurahan pringanom. Hal tersebut mungkin disebabkan karena beberapa faktor seperti pemberian makanan terlalu dini, usia penyapihan terlalu dini, dan jenis makanan sapihan yang diberikan. Selain itu pertumbuhan juga dapat di pengaruhi oleh faktor budaya lingkungan yang menentukan bagaimana seseorang atau masyarakat mempersepsikan pola hidup sehat, status sosial ekonomi, nutrisi yang diperoleh anak (protein, karbohidrat, lemak,

mineral, vitamin, air) dan juga status kesehatan anak yang dapat mempengaruhi pencapaian pertumbuhan

anak (Hidayat, 2008).

Pertumbuhan adalah bertambah jumlah sel dan ukuran yang mengakibatkan balita bertambah besar tubuhnya secara keseluruhan. Pertumbuhan yang erat dihubungkan dengan bertambahnya ukuran fisik seperti tinggi badan berat badan dan lingkar kepala. Tinggi badan dan berat badan yang tidak normal dapat menjadi

pertanda adanya gangguan pertumbuhan (Anggraini, 2010).

Hubungan Menyapih Anak Usia 0-4 Tahun dengan Pertumbuhan Anak.

Hasil penelitian menunjukan anak yang disapih pada usia dibawah 2 tahun, pertumbuhannya normal ada 38 anak (34,5 %) dan yang tidak normal ada 72 anak (39,1 %), sedangkan anak yang disapih pada usia 2 tahun atau lebih yang pertumbuhannya normal ada 64 anak (34,8 %) dan yang tidak normal ada 10 anak (5,4 %).

Hasil analisis uji statistik

menggunakan chi square dalam penelitian ini diperoleh nilai X2 = 48,311 > 3,841 dan nilai p = 0,000 < 0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti secara statistik dapat disimpulkan terdapat hubungan antara menyapih anak usia 0-4 tahun dengan pertumbuhan anak di kelurahan Pringanom.

(9)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 29 lengkap kandungan gizinya, selain berat

badan tidak sesuai dengan pertambahan umurnya, tubuhnya berisiko kekurangan sejumlah zat gizi (Nadesul, 2007).

Hegar, Badriul (2006) mengatakan bahwa pengaruh menyapih usia dini dapat menyebabkan pengaruh gizi yang mengakibatkan malnutrisi pada bayi,

selain itu menyapih terlalu dini dapat meningkatkan resiko obesitas (Anonim, 2007).

Penelitian di Kelurahan Gunung Sitoli menunjukan bahwa ada hubungan antara pola penyapihan dengan status gizi anak. Sedangkan menurut penelitian lain menunjukan tidak adanya hubungan antara pola penyapihan dengan pertumbuhan anak. Dalam penelitian tersebut didapatkan masih terdapat anak yang pola penyapihan baik dan status gizinya tidak baik. Keadaan ini mungkin disebabkan karena dalam penelitian yang diteliti sehubungan dengan pola penyapihan adalah hanya cara dan umur penyapihan tanpa melihat makanan sapihan yang diberikan baik jenis

maupun kualitas.

Menurut penelitian yang pernah ada menunjukkan gangguan

pertumbuhan atau masalah gizi utama selama anak menyusui adalah karena tidak tersedianya makanan sapihan yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

Dari hasil analis uji statistik menggunakan chi squre dapat disimpulkan terdapat hubungan antara menyapih anak usia 0-4 tahun dengan

pertumbuhan anak. Hubungan cukup dengan nilai contingency 0,453.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Mayoritas anak disapih usia dibawah 2 tahun ada 108 anak (59,3%)

2. Mayoritas anak pertumbuhannya normal ada 102 anak (55,4 %)

3. Hasil uji statistik menggunakan chi square dapat disimpulkan Ada Hubungan Menyapih Anak Usia 0-4 Tahun Dengan Pertumbuhan Anak di Kelurahan Pringanom, dengan nilai X2 = 46,913 >3,481 dan p = 0,000<0,05.

Saran

(10)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 30 penyapihan anak usia dibawah 2

tahun, metode atau cara penyapihan, serta meningkatkan partisipasi untuk menyusui anak hingga umur 2 tahun. 2. Bagi petugas kesehatan setempat

Petugas kesehatan terutama bidan desa diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu di Kelurahan Pringanom tentang penyapihan dan pertumbuhan anak melalui penyuluhan.

3. Bagi pembaca dan peneliti lain

Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh menyapih terhadap pertumbuhan anak dengan cangkupan

lebih luas, untuk lebih membuktikan pengaruh menyapih terhadap pertumbuhan anak

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, BS. Menu sehat alami untuk batita & balita. Jakarta : Demedia; 2010

Anonym. Pola asuh dalam hubungan dengan status gizi anak balita.

April 2006. Didapat dari: http : //www.blogger.com/

Hidayat, AAA. Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba Medika ; 2008

Nadesul. Membesarkan bayi jadi anak pintar. Jakarta. Kompas. Agustus 2007

Nichol, KP. Panduan menyusui. Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya; 2005

Notoadmodjo. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta ; 2010

Nurheti, Y. Keajaiban ASI. Yogyakarta : CV Andi ; 2010

Prasetyono, DS. Buku pintar ASI ekslusif. Yogjakarta: Diva Press; 2009

Gambar

Tabel 1.Distribusi Penyapihan Anak Usia 0-4 Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji statistik menggunakanAnova One Wey diperoleh nilai (p = 0,00 &lt; 0,05) maka HO ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat perbe - daan daya hambat air rebusan

penyapihan dan status gizi anak usia 0-59 bulan di Kelurahan Tanjung Marulak,.

Setelah dilakukan uji analisis statistik diperoleh nilai p = 0.000 Dengan demikian p &lt; a (0.05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, dengan interpretasi “ Ada hubungan

lebih kecil dari nilai α yait u 0,05, dengan demikian hipoteisi nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang berarti ada hubungan antara tingkat

Karena nilai p&lt;0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan hasil nilai koefisien korelasi 0,272, sehingga dapat diambil kesimpulan terdapat hubungan

Berdasarkan nilai p &lt; 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi

Artinya apabila rtabel lebih besar dari rhitung maka Ho ditolak dan H1 diterima Oleh karenanya, semakin sering anak usia dini bermain smartphone maka perkembangan sosialnya akan kurang

111 PEMBAHASAN Analisis Hubungan Penghasilan Keluarga Dengan Penerapan Pola Asuh Anak Usia 0-5 Tahun Kelompok PKH Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Panjang, Kelurahan Pasir