Suatu proses produksi yang menghasilkan beberapa produk yang berasal dari satu jenis / macam bahan baku yang diproduksi secara serentak (bersama-sama). Dimana, nilai dari produk ini masing-masing berbeda.
Contoh: Perusahaan industri minyak bumi, mengolah minyak mentah menjadi bensin, minyak tanah, oli, dll.
Permasalahan pokok yang timbul di dalam produk gabungan : Bagaimana cara mengalokasikan biaya yang terujadi dalam rangka menghasilkan produk.
Di dalam proses produksi yang menghasilkan
produk gabungan, produk yang dihasilkan terdiri
dari 2 macam :
Produk Utama (Main Product).
Produk Sampingan (By Product)
Istilah produk sampingan (by-product)
Produk utama biasanya diproduksi dalam jumlah yang lebihbesar dibandingkan dengan produk sampingan. Biasanya, produsen hanya memiliki sedikit kendaliatas jumlah produk sampingan yang dihasilkan. Sebaliknya, diperkenalkan metode teknik yang lebihmaju, seperti yang digunakan di industri perminyakan, telah memungkinkan pengendalian yang lebihbesar atas jumlah residu dan produk sampingan lainnya.
Produk gabungan (joint product) dihasilkan secara simultan melalui suatu proses atau serentetan proses umum, dimana setiap prosuk yang dihasilkan dari proses tersebut memiliki lebih dari sekedar nilai normal. Proses produksi tersebut bersifat simultan karena proses itu menghasilkan seluruh produk tersebut tanpa kecuali. Peningkatan dalam output salah satu produk pasti akan menyebabkan peningkatan kuantitas dari produk atau produk-produk lain, dan demikian pula sebaliknya, walaupun tidak harus dalam proporsi yang sama.
Karakteristik Produk Sampingan dan Produk Gabungan;
Asal mula dari produk sampingan bervariasi. Produk sampingan yang dihasilkan dari pembersihan produk utama, seperti gas dan tar yang dihasilkan dari produk arang, biasanya memiliki nilai sisa. Dalam beberapa kasus, produk sampingan adalah sisa atau sampah, seperti serbuk gergaji di tempat penggergajian kayu.
Produk sampingan dapat diklasifkasikan menjadi dua kelompok menurut kondisi dapat dipasarkannya produk tersebut pada titik pisah batas:
(1)yang dijual dalam bentuk asalnya tanpa diproses
lebih lanjut, dan
(2)yang membutuhkan proses lebih lanjut agar dapat
dijual.
Contoh klasik dari produk gabungan adalah industri pengemasan daging. Berbagai jenis potongan daging dan beberapa produk sampingan dihasilkan dari satu hewan potong dengan satu total biaya.
Contoh lain dari produksi produk gabungan adalah
produksi secara simultan dari berbagai jenis lem
dan pemrosesan kedelai menjadi minyak dan bahan
pangan.
Perhitungan
biaya
produk
gabungan
juga
ditemukan diindustri yang harus memilah bahan
baku sebelum diproses.
Faktanya, produsen-produsen ini menghadapi masalah ganda dari alokasi biaya gabungan:
(1)Biaya bahan baku berlaku untuk semua tingkatan
mutu (grades) hasil pemilahan, dan
(2)Biaya proses produksi selanjutnya terjadi secara
simultan untuk semua jenis tingkatan mutu tersebut.
Biaya gabungan (joint cost)
Biaya gabungan terjadi dalam bentuk satu jumlah
total biaya yang tidak dapat dibagi untuk semua
produk yang dihasilkan, dan bukannya berasal dari
penjumlahan biaya individual masing-masing
produk. Total biaya produksi dari beragam produk
melibatkan biaya gabungan maupun biaya produksi
produk individual yang terpisah.
Sentralisasi
Setelah susu ,mentah di sterilisasi maka dipisahkan menjadi
X1, X2, X3 dan X4 pada titik pemisahan (spilt off point), yang
selanjutnya X1 akan diproses lebih lanjut menjadi susu
bubuk, demikian halnya untuk produk X2, X3 dan X4.
Asumsikan biaya proses sentralisasi adalah $20,000
dan data terkait untuk produk yang dihasilkan dan
alokasi biaya bersama dengan menggunakan
metode Realisasi Bersih (Net Realizable Value
/ NRV)
sbb:
Produk Unit Harga
jual ($)/uni
t
Total
Harga Pasar Lanjutan Setelah Biaya Proses titik pisah
(1) (2) (3) (4) = (2)x(3) (5)
Susu Bubuk 1.000 10 10.000 1.000
Yoghurt 1.000 8 8.000 1.000
Permen 2.500 2 5.000 500
Nilai
Biaya per unitBiaya
(6) = (4)-(6) (7)=
9.000 34,62% 6.923 7.923 7,9 7.000 26,92% 5.385 6.385 6,4 4.500 17,31% 3.462 3.962 1,6 5.500 21,15% 4.231 4.731 2,4 TOTAL 26.000
Metode Rata-Rata / Metode Fisik
.
Pada metode ini alokasi biaya bersama dilakukan
berdasarkan unit yang diproduksi.
Produk Unit Persenta
Produk Total Biaya Biaya Per Unit
(6) = (4)+(5) (7) = (6)/(2) Susu Bubuk 4.076,92 4,08 Yoghurt 4.076,92 4,08
Permen 8.192,31 3,28
Coklat susu 6.653,85 3,33
Metode Rata-rata Tertimbang
;
Produk Unit Poin Tertimbang Persentase
(1) (2) (3) (4) = (2)x(3) (5) =
(2)/17.500x100% Susu Bubuk 1.000 4 4.000 22,86%
Yoghurt 1.000 5 5.000 28,57%
Permen 2.500 1 2.500 14,29%
Coklat susu 2.000 3 6.000 34,29%
TOTAL 6.500 17.500 100%
Produk Alokasi Biaya Proses
Lanjutan Susu Bubuk 4.571 1.000 5.571 5,57 Yoghurt 5.714 1.000 6.714 6,71
Permen 2.857 500 3.357 1,34