• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimil"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Rumah Susun

Di INDONESIA

(2)

Rumah Susun

Rumah susun adalah bangunan gedung

bertingkat yang dibangun dalam suatu

lingkungan yang terbagi dalam

bagian-bagian

yang

distrukturkan

secara

fungsional, baik dalam arah horizontal

maupun

vertikal

dan

merupakan

(3)

TUJUAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN

Pasal 3

Penyelenggaraan rumah susun bertujuan untuk:

a. menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan serta menciptakan permukiman yang terpadu guna membangun ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya;

b. meningkatkan efsiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah, serta menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dalam menciptakan kawasan permukiman yang lengkap serta serasi dan seimbang dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;

(4)

d. mengarahkan pengembangan kawasan perkotaan yang serasi, seimbang, efsien, dan produktif;

e. memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang menunjang kehidupan penghuni dan masyarakat dengan tetap mengutamakan tujuan pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak, terutama bagi MBR;

f. memberdayakan para pemangku kepentingan di bidang pembangunan rumah susun;

g. menjamin terpenuhinya kebutuhan rumah susun yang layak dan terjangkau, terutama bagi MBR dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan dalam suatu sistem tata kelola perumahan dan permukiman yang terpadu; dan

h. memberikan kepastian hukum dalam penyediaan, kepenghunian, pengelolaan, dan kepemilikan rumah susun.

(5)

Satuan Rumah Susun

(6)

Bagian-bersama

Bagian bersama adalah bagian rumah

susun yang dimiliki secara tidak

terpisah untuk pemakaian bersama

dalam kesatuan fungsi dengan

satuan-satuan rumah susun.

(7)

Benda Bersama

(8)

Tanah Bersama

Tanah bersama adalah sebidang tanah

hak atau tanah sewa untuk bangunan

yang digunakan atas dasar hak

bersama secara tidak terpisah yang di

atasnya berdiri rumah susun dan

ditetapkan

batasnya

dalam

(9)

Macam Rumah Susun

Menurut UU No. 20 Tahun 2011

Rumah susun umum adalah rumah susun

yang diselenggarakan untuk memenuhi

kebutuhan

rumah

bagi

masyarakat

berpenghasilan rendah.

Rumah susun khusus adalah rumah susun

yang diselenggarakan untuk memenuhi

kebutuhan khusus.

Rumah susun negara adalah rumah susun

yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai

tempat

tinggal

atau

hunian,

sarana

pembinaan

keluarga,

serta

penunjang

pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai

negeri.

Rumah susun komersial adalah rumah susun

(10)

Dalam sistem Rumah Susun terdapat 2 elemen

pokok dalam sistem pemilikannya, yaitu:

i. Pemilikan yang bersifat perorangan yang

dapat dinikmati secara terpisah;

(11)

Nilai Perbandingan

Proporsional

Pasal 1 angka 13

(12)

Nilai Perbandingan Proporsional

Pengertian : Pasal 1 ayat (7) PP No. 4 Tahun 1988

Hubungan antara satuan-satuan rumah susun

dengan benda bersama, bagian bersama dan

tanah

bersama,

dapat

dilihat

pada

Nilai

Perbandingan Proporsional. Angka inilah yang

menunjukkan

seberapa

besarnya

hak

dan

kewajiban dari seorang pemegang Hak Milik Atas

Satuan

Rumah

Susun

terhadap

hak-hak

bersamanya.

(13)

Pertelaan

Agar kita bisa melihat keseluruhan sistem rumah susun

dari segi hak dan kewajiban dari pemegang hak atas

satuan rumah susun tersebut, maka Penyelenggara

Pembangunan harus menampilkannya dalam apa yang

dinamakan

Pertelaan

, yang berisi uraian dalam bentuk

tulisan dan gambar yang memperjelas batas-batas

masing-masing satuan rumah susun, baik batas-batas

horisontal maupun vertikal, bagian bersamanya,

benda-benda bersamanya dan tanah bersamanya serta uraian

nilai perbandingan proporsional masing-masing satuan

rumah susunnya.

Pertelaan ini harus disahkan oleh Bupati/Walikota, kecuali

di Daerah Khusus Ibukota Jakarta disahkan oleh Gubernur

Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

(14)

Akta Pemisahan

Adalah tanda bukti pemisahan rumah susun atas satuan satuan rumah susun, bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama dengan pertelaan yang jelas dalam bentuk gambar, uraian dan batas batasnya dalam arah vertikal dan horizontal yang mengandung nilai perbandingan proporsional.

Pasal 25 UURS jo Pasal 39 PP No. 4 Tahun 1988 mewajibkan penyelenggara rumah susun untuk mengadakan pemisahan rumah susun atas satuan-satuan rumah susun yang meliputi bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama dalam pertelaan yang jelas dalam bentuk gambar, uraian dan batas-batasnya.

Pemisahan tersebut dilakukan dengan akta yang bentuk dan isinya ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 1989 tentang Bentuk dan Tatacara Pengisian serta Pendaftaran Akta Pemisahan Rumah Susun.

(15)

Sertifkat Laik Fungsi

Pasal 39

(1)

Pelaku

pembangunan

wajib

mengajukan

permohonan

sertifkat

laik

fungsi

kepada

bupati/walikota setelah menyelesaikan seluruh atau

sebagian pembangunan rumah susun sepanjang

tidak bertentangan dengan IMB.

(2) Khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, permohonan

sertifkat laik fungsi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diajukan kepada Gubernur.

(16)

Izin Layak Huni

Sistem rumah susun memerlukan persyaratan khusus

dalam masalah keselamatan para penghuninya,

sehingga dipersyaratkan pula bahwa setelah selesainya

pembangunan rumah susun harus ada

Izin Layak Huni

lebih dahulu sebelum diterbitkan sertipikatnya atau

sebelum diperjualbelikan.

Izin Layak Huni akan dikeluarkan bilamana pelaksanaan

pembangunan rumah susun dari segi arsitektur,

konstruksi, instalasi dan perlengkapan bangunan lainnya

telah benar-benar sesuai dengan ketentuan dan

persyaratan

yang

ditentukan

dalam

IMB

yang

(17)

Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Sarusun

(PPPSRS)

Para pemilik sarusun diwajibkan membentuk

Perhimpunan Pemilik dan Penghuni (PPPSRS).

PPPSRS yang diberi kedudukan sebagai badan

hukum ini berkewajiban mengurus kepentingan para

pemilik dan penghuni yang berkaitan dengan

pengelolaan kepemilikan benda bersama, bagian

bersama, tanah bersama, dan penghunian

Selain bertugas mengelola dan memelihara rumah

susun

beserta

lingkungannya,

perhimpunan

penghuni juga bertugas mengatur tata tertib

penghuniannya,

sehingga

dapat

diwujudkan

ketertiban, ketentraman dan keserasian dalam

lingkungan rumah susun yang bersangkutan.

(18)

Hak atas Tanah

untuk Pembangunan Rumah Susun

Pasal 17

Rumah susun dapat dibangun di atas tanah:

a. hak milik;

b. hak guna bangunan atau hak pakai atas tanah negara; dan

c. hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak pengelolaan.

Pasal 22 ayat (3)

(19)

Pasal 18

Selain

dibangun

di

atas

tanah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal

17, rumah susun umum dan/atau

rumah susun khusus dapat dibangun

dengan:

a.

pemanfaatan

barang

milik

(20)

Hak atas tanah bersama sangat

menentukan dapat tidaknya seseorang

memiliki Hak Milik atas Satuan Rumah

Susun

Apabila seseorang/badan hukum yang

karena hukum tidak boleh mempunyai

hak atas tanah dengan Hak Milik atau

Hak Guna Bangunan, maka UURS juga

menetapkan

bahwa

orang/badan

(21)

PERSYARATAN PEMBANGUNAN

Pasal 23

(1) Pembangunan rumah susun dilakukan

melalui perencanaan teknis, pelaksanaan,

dan pengawasan teknis.

(22)

Pasal 24

Persyaratan pembangunan rumah

susun meliputi:

a. persyaratan administratif;

b. persyaratan teknis; dan

(23)

TANDA BUKTI KEPEMILIKAN

Pasal 47

(1) Sebagai tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas tanah hak milik, hak guna bangunan, atau hak pakai di atas tanah negara, hak guna bangunan atau hak pakai di atas tanah hak pengelolaan diterbitkan SHM sarusun.

(2) SHM sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan bagi setiap orang yang memenuhi syarat sebagai pemegang hak atas tanah.

(3) SHM sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang terdiri atas:

a. salinan buku tanah dan surat ukur atas hak tanah bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. gambar denah lantai pada tingkat rumah susun bersangkutan yang menunjukkan sarusun yang dimiliki; dan

c. pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama bagi yang bersangkutan.

(4) SHM sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh kantor pertanahan kabupaten/kota.

(24)

Pasal 48

(1) Sebagai tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas barang milik negara/daerah berupa tanah atau tanah wakaf dengan cara sewa, diterbitkan SKBG sarusun.

(2) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang terdiri atas:

a. salinan buku bangunan gedung;

b. salinan surat perjanjian sewa atas tanah;

c. gambar denah lantai pada tingkat rumah susun yang bersangkutan yang menunjukkan sarusun yang dimiliki; dan

d. pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama dan benda bersama yang bersangkutan.

(3) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh instansi teknis kabupaten/kota yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang bangunan gedung.

(4) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani fdusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(25)

Pasal 12 UU No. 16/1985

(1) Rumah susun berikut tanah tempat bangunan itu berdiri serta benda lainnya yang merupakan atau kesatuan dengan tanah tersebut dapat dijadikan jaminan hutang dengan :

a. dibebani hipotik, jika tanahnya tanah

hak milik atau hak guna bangunan;

b. dibebani fdusia, jika tanahnya tanah

hak pakai atas tanah Negara.

(2) Hipotik atau fdusia dapat juga dibebankan atas tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) beserta rumah susun yang akan dibangun sebagai jaminan pelunasan kredit yang dimaksudkan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan rumah susun yang telah direncanakan di atas tanah yang bersangkutan dan yang pemberian kreditnya dilakukan secara bertahap sesuai dengan pelaksanaan pembangunan rumah susun tersebut.

(26)

Pasal 13 UU No. 16/1985

(HMSRS-SBG JAMINAN HUTANG)

Hak milik atas satuan

rumah

susun

sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 ayat (3)

dapat dijadikan jaminan

hutang dengan :

a)Dibebani hipotik, jika

tanahnya tanah Hak

Milik atau Hak Guna

Bangunan;

(27)

Roya Parsial

Pasal 2 UUHT: Hak Tanggungan mempunyai sifat

tidak dapat dibagi-bagi, kecuali jika diperjanjikan

dalam APHT.

Ada lembaga baru dalam UU Rumah Susun yang

memungkinkan penjualan satuan rumah susun

dengan menggunakan Kredit Pemilikan Satuan

Rumah Susun, walaupun Rumah Susun itu sendiri

sedang dijaminkan untuk kredit konstruksi.

(28)

Apabila Hak Tanggungan hapus karena

sebab-sebab tertentu maka perlu ada

penghapusan Hak Tanggungan (roya).

Dengan berlakunya UU Rumah Susun

dimungkinkan dilakukan

penghapusan

Hak

Tanggungan

sebagian

(

Roya

Parsial

)

dengan

syarat

harus

diperjanjikan terlebih dahulu dalam

Akta

Pemberian

Hak

Tanggungan

(29)
(30)
(31)

1 Pencadangan Tanah/ Ijin Lokasi 2 Pembebasan Tanah 3 Perencanaan Pembangunan Rusun 4 Ijin Mendirikan Bangunan 5 Selesai Membangun 3a Permohonan Hak atasTanah dan Sertipikat 4a Pengajuan Hak/ Sertipikat HGB a.n.

Developer 5a Pengesahan Pertelaan 7 Akta Pemisahan dibuat Developer disahkan Pemda 8 Sertipikat HMSRS a.n. Developer 9

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, perkembangan tekstur kristalografi dipelajari pada baja lembaran bebas interstisi setelah baja bebas interstisi mengalami proses pencanaian panas,

Dari hasil pengamatan dengan petani dikelompok tani semuanya telah menerapkan 12 Paket teknologi yang disampaikan oleh penyuluh pertanian meskipun belum sepenuhnya 100

Dipabrik minyak sawit PT. AEK MILL memiliki standar mutu untuk kadar air inti sawit adalah maksimal 8 %. Dari hasil analisa ternyata inti yang diproduksi dengan kadar

Saya Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Panjang Stek Dan Pemberian Berbagai Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Buah Naga

Model Advance Organizer dalam hal ini merupakan model yang dapat membantu siswa dalam memandang suatu materi pembelajaran ke arah yang lebih luas, selain itu

Bapak H Mohammad Subekti, BE, MSc selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika dan dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan ide, saran, kritikan, dorongan dan banyak meluangkan

Oleh karena itu diperlukannya penanganan yang dilihat dari partisipasi masyarakat dalam mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri

Pada konsentrasi ekstrak rosela 2 %, penilaian panelis untuk uji mutu hedonik rasa adalah 4,78 yang menunjukan bahwa rasa dari minuman jeli rosela tersebut hampir