• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI FUNGSI TANAH WAKAF DALAM PANDANGAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "OPTIMALISASI FUNGSI TANAH WAKAF DALAM PANDANGAN HUKUM EKONOMI SYARIAH"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Seorang muslim mewakafkan hartanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keridhaan-Nya. Dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 ditentukan bahwa benda wakaf dibedakan menjadi dua, yaitu benda wakaf tetap dan benda wakaf bergerak.

Pertanyaan Penelitian

Terkait dengan aspek-aspek penting tata kelola wakaf tersebut, terdapat banyak tantangan dan hambatan dalam pengembangan wakaf, seperti aspek pengumpulan atau akumulasi harta wakaf dari sumber masyarakat umum, aspek investasi atau produktivitas harta wakaf yang diperoleh dan penguatan aspek hasil wakaf. .

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji langsung optimalisasi fungsi tanah wakaf dalam perspektif hukum ekonomi syariah. Secara teoritis, tulisan ini bertujuan untuk memperkaya khazanah intelektual di bidang hukum ekonomi syariah, khususnya dalam persoalan optimalisasi fungsi tanah wakaf.

Penelitian Relevan

11 Bahrul Ma'ani, Optimalisasi Pemanfaatan Tanah Wakaf Kota Jambi, Fakultas Syariah dan Hukum Muamalat, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012. Berdasarkan ketiga penelitian terdahulu, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu sama-sama mempelajari optimasi tanah wakaf, sedangkan perbedaannya peneliti dalam penelitian tersebut mempelajari optimalisasi fungsi tanah wakaf dari sudut pandang hukum ekonomi syariah.

Metode Penelitian

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknis Analisis Data

Sumber data adalah subyek dari mana data tersebut diperoleh, karena penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan, maka sumber data yang akan peneliti gunakan adalah sumber data sekunder, yang memuat bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan tersier. materi hukum. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen resmi, buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian, hasil penelitian berupa laporan, tesis, tesis, disertai peraturan hukum.16 Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam 3 bahan hukum, yaitu: .

LANDASAN TEORI

Wakaf

  • Pengertian Wakaf
  • Dasar Hukum Wakaf
  • Rukun dan Syarat Wakaf
  • Macam-macam Wakaf
  • Fungsi Wakaf
  • Ketentuan dan Perubahan Wakaf

15Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafis, 2009), hal. Fungsi tanah wakaf dinilai berdasarkan visi hukum ekonomi syariah. Data tersebut dianalisis melalui pola pikir induktif yaitu menggali dan mengkaji optimalisasi fungsi tanah wakaf, yang kemudian peneliti akan menarik kesimpulan umum berdasarkan hukum ekonomi syariah. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan wakaf hendaknya memperhatikan rukun dan syarat-syarat wakaf, agar pelaksanaan wakaf yang dilaksanakan oleh wakaf tersebut sah.

Wakaf produktif, yaitu sarana wakaf yang digunakan untuk keperluan produksi, misalnya dalam bidang pertanian, industri, perdagangan dan jasa, yang manfaatnya tidak diperoleh secara langsung dari objek wakaf, melainkan dari keuntungan bersih yang diperoleh dari pengembangan wakaf yang diberikan kepadanya. . orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf. Fungsi wakaf yang terdapat dalam buku III IHK pasal 216 menyebutkan bahwa fungsi wakaf adalah melestarikan kemanfaatan benda wakaf sesuai dengan tujuan wakaf.36 Sedangkan menurut undang-undang no. 41 Tahun 2004, pasal 4 menjelaskan. bahwa wakaf bermaksud untuk menggunakan harta wakaf37 sesuai dengan fungsinya. Pasal 5 yang menjelaskan bahwa wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi dari harta wakaf untuk keperluan ibadah dan memajukan kesejahteraan umum. 38. Ayat (2) Dalam hal wakif tidak menentukan penyaluran dana wakaf, maka wakif menetapkan penyaluran dana wakaf sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

Sederhananya, mutawali diperbolehkan menerima sebagian manfaat harta wakaf guna menjalankan fungsi pengurusan dan penatausahaannya atas harta wakaf yang dipercayakan kepadanya. Dengan demikian, harta wakaf yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi dibenarkan untuk diasingkan atau dijual untuk memperoleh manfaatnya. Undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf juga mengatur tentang perubahan dan pemindahtanganan harta wakaf yang dianggap tidak berfungsi atau tidak berfungsi sebagaimana dimaksud oleh wakaf itu sendiri.

Namun ketentuan ini dikecualikan apabila harta wakaf yang dihibahkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR).

Hukum Ekonomi Syariah

  • Pengertian Hukum Ekonomi Syariah
  • Ruang Lingkup Hukum Ekonomi Syariah

Dengan demikian, yang dimaksud dengan ekonomi syariah adalah dalil-dalil pokok mengenai perekonomian yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits. Hukum Ekonomi Syariah merupakan upaya umat Islam Indonesia untuk memberikan bimbingan kepada masyarakat yang berminat menerapkan dan/atau menjadi pelaku ekonomi syariah di Indonesia. Hukum ekonomi syariah juga dapat dijadikan pedoman bagi para penegak hukum jika terjadi perselisihan di bidang ekonomi syariah.53.

Berdasarkan kedua istilah tersebut, jika diartikan secara singkat adalah sistem ekonomi syariah dan hukum ekonomi syariah. Sistem ekonomi syariah di satu sisi dan hukum ekonomi syariah di sisi lain merupakan permasalahan yang perlu dikembangkan berdasarkan amanat hukum Indonesia. Menurut konteks masyarakat, yang dimaksud dengan 'Hukum Ekonomi Syariah' adalah Hukum Ekonomi Islam yang diambil dari sistem Ekonomi Islam yang ada di masyarakat, yang merupakan penerapan Fiqih di bidang perekonomian dengan cara.

Dengan kata lain, Sistem Ekonomi Syariah memerlukan dukungan Hukum Ekonomi Syariah untuk menyelesaikan berbagai perselisihan yang mungkin timbul di masyarakat.55. Berdasarkan penjelasan tersebut jelas bahwa ruang lingkup hukum ekonomi syariah tidak hanya membahas tentang kegiatan perekonomian saja, namun juga membahas tentang penyelesaian perselisihan yang mungkin timbul dari kegiatan perekonomian tersebut.

Fungsi Tanah Wakaf sebagai Pemberdayaan Masyarakat

Berdasarkan letaknya, tanah wakaf di pedesaan dibedakan menjadi lima jenis, yaitu tanah sawah, tanah perkebunan, tanah dataran, tanah rawa, dan tanah perbukitan. Jenis usaha yang cocok untuk tanah wakaf pinggir jalan dekat jalan besar antara lain: perkantoran, pertokoan, pusat perbelanjaan, rumah sakit, restoran, sarana pendidikan, hotel/wisma, apartemen, ruang konferensi, SPBU, apotek, kios telekomunikasi, warung internet dan atau otomotif. bengkel. Jenis usaha yang cocok untuk tanah wakaf pinggir jalan dekat jalan tol antara lain: SPBU, bengkel, restoran, gerai penjualan/FO, warung dan/atau lapak telekomunikasi.

Jenis usaha yang cocok untuk tanah wakaf di dekat atau di pemukiman antara lain: lembaga pendidikan, klinik, apotek, warung makan, dan BMT. Jenis usaha yang cocok untuk tanah wakaf di dekat tempat ramai (pasar, terminal, stasiun, pelabuhan, sekolah atau bandara) antara lain: toko, restoran, bengkel, BPRS atau BMT, warung, warung internet, klinik dan/atau jasa kustodian.71. Berdasarkan lokasinya, tanah wakaf di pesisir pantai terbagi menjadi rawa pesisir dan rawa bakau.

Jenis usaha yang cocok untuk lahan wakaf pesisir antara lain: peternakan ikan, tempat wisata, dan/atau industri rumahan rakyat. Sedangkan perkebunan merupakan jenis usaha yang cocok untuk tanah wakaf yang terletak di rawa bakau.72.

Tabel 3.1 Potensi pemanfaatan tanah wakaf di pedesaan
Tabel 3.1 Potensi pemanfaatan tanah wakaf di pedesaan

Fungsi Tanah Wakaf dalam Pandangan Hukum Ekonomi

Hak menetap atas tanah wakaf meliputi haqq al-hakr dan haqq al-ijaratayn. Haqq al-hakr adalah hak untuk tinggal di atas tanah wakaf karena yang bersangkutan mengambil tanah tersebut dengan cara disewakan (dengan membangun rumah dan menanami) berdasarkan keputusan pengadilan. Hak penguasaan atas tanah memuat serangkaian kekuasaan, kewajiban, dan/atau larangan terhadap pemegang hak untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan tanah tersebut.

Harsono menegaskan, hierarki hak penguasaan tanah dalam Undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Pokok-Pokok Agraria adalah hak rakyat Indonesia atas tanah, hak negara menguasai tanah, hak masyarakat hukum adat, dan hak perseorangan atas tanah. menguasai tanah yang dimiliki meliputi hak atas tanah, tanah wakaf, hak tanggungan dan hak milik atas satuan rumah susun. 81. Hak atas tanah adalah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik didaftarkan maupun tidak. Hak atas tanah yang dapat dihibahkan adalah hak milik atas tanah, baik yang terdaftar maupun tidak, hak guna bangunan, hak pakai usaha atau hak pakai atas tanah negara, hak pakai bangunan atau hak pakai atas hak pengelolaan atau hak milik, wajib mendapat persetujuan tertulis dari pemegangnya. hak pengelolaan atau hak milik dan hak milik atas satuan rumah susun 83 Benda wakaf tidak bergerak berupa hak atas tanah dapat dihibahkan termasuk bangunan, tanaman dan benda lain yang ada hubungannya dengan tanah tersebut.

Sedangkan hak atas tanah wakaf yang diperoleh dari instansi pemerintah, pemerintah daerah, BUMN/BUMD atau pemerintah desa harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.84. Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial dan kepemilikan serta penguasaan atas tanah dibatasi agar tidak merugikan kepentingan umum.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Sedangkan benda tetap adalah harta yang tidak dapat habis karena dikonsumsi, antara lain: uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak kekayaan intelektual, hak sewa dan harta bergerak lainnya sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. pembahasannya, peneliti hanya mengkaji tanah wakaf. Berdasarkan lokasinya, tanah wakaf di perkotaan juga dibedakan menjadi lima jenis, yaitu tanah di pinggir jalan raya/jalan protokol, tanah di pinggir jalan dekat jalan raya, tanah di pinggir jalan raya dekat jalan raya. jalan utama. jalan tol, tanah dekat/di dalam pemukiman dan tanah dekat pusat keramaian (pasar, terminal, stasiun, pelabuhan, sekolah atau bandara). Peraturan Pemerintah mengatur bahwa tanah yang dinyatakan terbengkalai oleh kantor pertanahan menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh pemerintah, bekas pemegang hak atau pihak yang mendapat hak penguasaan dasar atas tanah tersebut kemudian dinyatakan terbengkalai, diberi ganti rugi, dan hak atas tanah yang dinyatakan terlantar beralih kepada pihak lain pihak lain yang bersedia memegang haknya dan mempergunakannya dengan sebaik-baiknya serta bersedia menanggung biaya ganti rugi kepada pihak yang dicabut haknya. 73 Wali Amanat (nazhir) dilarang menyerahkan tanah wakaf karena tanah tersebut melekat pada fungsi sosial .

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dianalisis bahwa tanah wakaf mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Islam. Selain itu, keberadaan tanah wakaf juga telah memudahkan banyak pelajar dan ulama dengan berbagai sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan penelitian dan pendidikan. Fakta di lapangan umumnya wakaf digunakan untuk membangun masjid, musala, sekolah/madrasah, rumah ibadah, panti asuhan, kuburan, dan sangat sedikit tanah wakaf yang dikelola secara produktif dalam bentuk usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh umat Islam di seluruh dunia. kebutuhan, khususnya dhu'afa (orang yang ekonominya lemah).

Tujuan dibentuknya Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan pengkategorian tanah wakaf berdasarkan lokasinya adalah agar tanah wakaf dapat dimanfaatkan secara optimal atau dimanfaatkan dengan pendekatan ekonomi produksi. Wakaf produktif dalam konteks ini berarti pengelolaan tanah wakaf di bidang pertanian dengan luas minimal dua hektar. Sebaliknya tanah wakaf berupa lahan pertanian yang luasnya kurang dari dua hektar tidak dapat diharapkan menjadi tanah wakaf yang produktif.

Pernyataan tersebut masih menyisakan pertanyaan, “Subsektor pertanian manakah yang mempunyai nilai ekonomi jika luas lahannya minimal dua hektar?” Barangkali pertanyaan inilah yang dapat membuka wawasan bagi mereka yang berminat pada pengembangan wakaf dan pemaksimalan fungsi tanah wakaf. Dalam konteks saat ini, tanah wakaf dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara, antara lain: digunakan sebagai tempat parkir atau garasi, digunakan sebagai ruang komersial seperti kedai kopi atau toko kelontong, digunakan sebagai gudang untuk disewakan kepada pelanggan lain, digunakan sebagai ruang dakwah dan pertunjukan seni, yang dijadikan tempat wisata islami, dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti lapangan olah raga, penginapan, pintu keluar dan lain-lain.87. Misalnya saja sebuah masjid yang dibangun di atas tanah wakaf, padahal di dekatnya terdapat masjid lain yang masih bisa menampung masyarakat sekitar.

Gambar

Tabel 3.1 Potensi pemanfaatan tanah wakaf di pedesaan
Tabel 3.2 Potensi pemanfaatan tanah wakaf di perkotaan
Tabel 3.3 Potensi pemanfaatan tanah wakaf di tepi pantai

Referensi

Dokumen terkait

Di Kecamatan Abuki dalam kepemilikan tanah dikenal adanya hak-hak atas tanah menurut Hukum Adat, dimana hak-hak Atas Tanah yang diatur dalam Hukum Adat Tolaki