• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Indonesia mengalami beberapa masalah pendidikan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar.

Berbagai macam cara dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain mengembangkan kurikulum nasional dan lokal, meningkatkan kompetensi guru melalui workshop dan bimbingan teknis, memenuhi kebutuhan sumber belajar dan alat pelajaran, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, dan meningkatkan mutu manajemen sekolah. Berbagai cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Beberapa kebijakan dinilai terlalu sentralistik sehingga program yang dilaksanakan berdampak kurang positif, bahkan angka partisipasi pendidikan di Indonesia semakin menurun.

(2)

2

mendefinisikan manajemen sebagai segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, Chatib (2011: 36) mendefinisikan manajemen sekolah sebagai context dan content system, artinya manajemen dianalogikan sebagai kepengaturan tertinggi pada proses pendidikan dimana peran dari manajemen adalah perekrutan serta seleksi guru dan karyawan, kebijakan keuangan dan kebijakan membuat dokumen-dokumen penting.

Pemerintah telah menerapkan program Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan sekolah. Hal ini diperkuat dengan disahkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 51 ayat 1 yang berbunyi: “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah atau madrasah.”

Berdasarkan pengamatan, hampir 12 tahun program manajemen berbasis sekolah dilaksanakan di SD Negeri Pengilon. Selama pelaksanaan program manajemen berbasis sekolah, sekolah ini mengalami banyak hambatan dan belum mencapai target yang diinginkan. Belum tercapainya target manajemen berbasis sekolah tergambar pada hal-hal berikut: pertama, prestasi akademik siswa rendah, sementara tenaga pengajar pada sekolah ini telah memenuhi syarat dan kompetitif. Hal ini dapat diartikan, dalam mengajar, guru yang bersangkutan telah menggunakan berbagai metode dan model yang inovatif, akan tetapi prestasi akademik siswa masih rendah.

(3)

3 pendidikan. Desa Pengilon tergolong desa yang luas dengan cakupan empat dusun yaitu Dusun Mlaran, Jetis, Pengilon, dan Dukuh dengan luas wilayah 79,843 hektare. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 478 jiwa, perempuan 427 jiwa dengan jumlah total 905 jiwa (275 kepala keluarga). Jumlah penduduk yang padat tersebut berbanding terbalik dengan angka kelahiran yang kecil yaitu 0,77% kelahiran dari jumlah penduduk per tahun (Data demografi desa dan Puskesmas Pembantu tahun 2014). Jumlah tersebut berpengaruh terhadap input siswa pada SD Pengilon. Hingga saat ini jumlah siswa rata-rata tiap kelas hanya 15 siswa (Data siswa di SD Negeri Pengilon tahun ajaran 2013/2014). Idealnya dengan jumlah siswa terbatas, prestasi akademik siswa meningkat karena guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan optimal. Kenyataannya, dari jumlah siswa yang sedikit, hasil belajar belum mencapai target yang diharapkan.

Ketiga, kenyataan bahwa SD Negeri Pengilon merupakan sekolah dasar satu-satunya di desa tersebut. Sejauh pengamatan yang dilakukan penulis, hubungan antara masyarakat lingkungan dengan pihak sekolah cukup baik. Kepala sekolah secara rutin telah mengadakan pertemuan dengan warga desa, komite, pengurus desa, hingga orang tua siswa untuk memusyawarahkan setiap perkembangan dan pembangunan sekolah. Hal ini diharapkan mampu merekatkan hubungan antara masyarakat dengan sekolah dengan tujuan meningkatnya mutu sekolah.

(4)

4

Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini adalah masih banyak kendala implementasi manajemen berbasis sekolah di lapangan di antaranya rendahnya kepemimpinan kepala sekolah, pemahaman konsep manajemen berbasis sekolah yang tidak seragam karena Pemerintah dan Pemerintah Daerah tidak lagi melaksanakan pendidikan dan pelatihan manajemen berbasis sekolah. Sejalan dengan Sugito, penelitian sejenis yang dilakukan oleh Utomo (2013) yang berjudul Evaluasi Pelaksanaan MBS di Sekolah Dasar menyatakan bahwa:

“Hasil penelitian penerapan manajemen berbasis sekolah sebagai salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan atas dasar otonomi ternyata tidak dapat dilaksanakan di setiap sekolah. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor penyebab

diantaranya:

1. Sekolah belum sepenuhnya memahami

kebijakan yang desentralistik;

2. Anggaran pendidikan belum mendukung

kebutuhan sekolah;

3. Tenaga kependidikan belum bekerja secara

professional;

4. Tenaga kependidikan belum sepenuhnya paham

manajemen berbasis sekolah;

5. Kurikulum belum dirancang terprogam secara

optimal;

6. Peran serta masyarakat belum mendukung

penerapan manajemen berbasis sekolah.”

(5)

5 keberhasilan program manajemen berbasis sekolah di sekolah. Oleh sebab itu, manajemen berbasis sekolah memerlukan evaluasi untuk menentukan kebijakan kelanjutan. Laporan hasil evaluasi menjadi penentu berkembangnya sebuah sekolah, karena kekuragan-kekurangan selama pelaksanaan manajemen berbasis sekolah akan disempurnakan.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis berupaya melakukan evaluasi program manajemen berbasis sekolah (pilar manajemen sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung dengan model evaluasi CIPP.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah konteks program manajemen

berbasis sekolah (pilar manajemen sekolah) di SD Negeri Pengilon ?

2. Bagaimanakah input program manajemen berbasis sekolah (pilar manajemen sekolah) di SD Negeri Pengilon ?

3. Bagaimanakah proses program manajemen berbasis sekolah (pilar manajemen sekolah) di SD Negeri Pengilon ?

(6)

6

1. Mengevaluasi konteks program manajemen berbasis sekolah (pilar manajemen sekolah) di SD Negeri Pengilon.

2. Mengevaluasi input program manajemen berbasis sekolah (pilar manajemen sekolah) di SD Negeri Pengilon.

3. Mengevaluasi proses program manajemen berbasis sekolah (pilar manajemen sekolah) di SD Negeri Pengilon.

4. Mengevaluasi hasil program manajemen berbasis sekolah (pilar manajemen sekolah) di SD Negeri Pengilon.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian pelaksanaan program manajemen berbasis sekolah (pilar manajemen sekolah) ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, kajian ini dapat memberi tambahan literatur bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada pelaksanaan program manajemen berbasis sekolah (pilar manajemen sekolah) khususnya pada jenjang Sekolah Dasar.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan mutu sekolah dengan melaksanakan program manajemen berbasis sekolah (pilar manajemen sekolah) yang tepat sasaran.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan metode tanya jawab guru mengarahkan siswa untuk memahami materi sebelumnya yang berkaitan dengan volume tabung, kerucut dan bola.. Menginformasikan

The aim of this study was to test the attenuated priors theory of perception in ASC in a visual social perception task by determining: (1) whether the influence of a prior on

[r]

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

[r]

Lingkup pekerjaan : Pengadaan Alat Peraga dan Sarana Penunjang Pendidikan SD yang terdiri dari Alat Peraga Pembelajaran Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa serta Alat

Mohon maaf sebelumnya,kalau boleh tahu berapa unit semua barang yang akan ditenderkan ini,apa betul seperti yang didalam dokumen semua dikalikan 2,kalau memang