Peranan Locus of ControlSebagai Pemoderasi Hubungan Peran, Kepuasan
Kerja dan Budaya Organisasi dengan Komitmen Organisasi Sektor
Publik
1
Ernawita, Zaitul
2, Rika...
2 1Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen
2Dosen Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen
Universitas Bung Hatta
email:
en.ernawita@gmail.com
Abstract
Organizational commitment has been proven as an important variabel either in private
nor government organization. One of governmental organization that has attention on
organizational commitment education office located in Padang city. Among variables
that can impact organizational commitment are role conflict, job satisfaction,
organizational culture, and locus of control. The purpose of this research is to
inversigate the moderating role of locus of control on the relationship between role
conflict, job satisfaction, organizational culture and organizational commitment. The
research population is all employees who involve at educational office, Padang City
that accounted for 127 employees. This research used all entire population as
respondents. In order to test hypotheses development, this research performs
moderated regression analyses by using
Statistical Package for Social Science
(SPSS)
version 16.0. The results show that a)Role conflict influences organizational
commitment negatively and significantly. b) Job satisfaction and organizational
culture positively and significantly effect organizational commitment. c) Locus of
control is found to have positive and significant effect on organizational commitment.
d) Locus of control weakens the relationship between role conflict and organizational
commitment, e) Locus of control strengthens the relationship between job satisfaction,
organizational culture and organizational commitment. The research findings provide
practical implementation that in order to enhancing organizational commitment later,
it is recommended to decrease role conflict and increase job satisfaction,
organizational culture as well as locus of control.
Keywords:
Role Conflict, Job Satisfaction, Organizational Culture, Locus of Control,
and Organizational Commitment.
1.
Latar Belakang
Lahirnya Undang-Undang No. 32
tahun 2004 tentang otonomi daerah
membawa dampak terhadap tuntutan
reformasi dalam Pemerintah Daerah.
Oleh karena itu setiap Pemerintahan
Daerah dituntut akan memiliki aparatur
yang berkomitmen tinggi terhadap
berkomitmen
tinggi
kepada
organisasinya.
Menurut Robbins dan Timothy
(2007) komitmen organisasi adalah
tingkatan dimana seorang bekerja
mengidentifikasi diri dengan organisasi
dan tujuan-tujuanya serta keinginan
untuk memelihara keangotaanya dalam
organisasi. Salah satu organiasi yang
menyadari
pentingnya
peranan
komitmen
organisasi
dalam
mewujudkan visi dan misi yang telah
ditetapkan adalah Dinas Pendidikan
Kota Padang.
Fenomena yang berkaitan dengan
komitmen
organisasi
pada
Dinas
Pendidikan Kota Padang terlihat
masih banyaknya pegawai Dinas
Pendidikan yang tidak mengikuti
kegiatan apel selama bulan Juni 2013
(116 orang). Hal ini memberikan
indikasi bahwa komitmen organisasi
yang dimiliki oleh pegawai Dinas
Pendidikan Kota Padang masih rendah.
Disisi lain, penelitian tentang
komitmen organisasi telah banyak
dilakukan oleh peneliti terdahulu,
namun sebagaian besar peneltian
terdahulu
tersebut
menggunakan
organisasi non-sektor publik atau
menggunakan
profit oriented firms
sebagai objek penelitiannya.
Berdasarkan
hasil
penelitian
terdahulu tersebut dapat disampaikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
komitmen organisasi adalah kepuasan
kerja, budaya organisasi, konflik peran
dan
locus of control.
Gap lietaratur
yang dapat penulis kemukakan adalah
pengaruh
variabel
konflik
peran,
kepuasan kerja dan budaya organisasi
terhadap komitmen organisasi belum
bersifat
universal
atau
belum
konklusif. Dengan kata lain bahwa
sebagian peneliti menemukan bahwa
konflik peran berpengaruh signifikan
terhadap
komitmen
organisasi
(Churiyah, 2007; Irwandi, 2013) dan
peneliti
lain
menemukan
bahwa
konflik
peran
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
komitmen
organisasi (Febrianty, 2012).
Begitu juga dengan pengaruh
kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasi dimana sebagian peneliti
menemukan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh
signifikan
terhadap
komitmen organisasi (Agung, 2013;
Hasan, 2012; Anja, 2013; Shah, Jatoi
& Memon, 2012) dan peneliti lain
menemukan bahwa kepuasan kerja
tidak berpengaruh terhadap komitmen
organisasi (Mustika, 2012).
terhadap
komitmen
organisasi
(Mustika, 2012; Shah, Jatoi & Memon,
2012; Lutfah & Rosyidah, 2012) dan
sebagaian
peneliti
lainnya
tidak
menemukan
pengaruh
yang
signifikanbudaya organisasi terhadap
komitmen organisasi (Irwandi, 2013;
Betty, 2008).
Menurut
Sekaran
(2006) bila
hubungan dua variabel belum bersifat
konklusif maka peneliti berikutnya
dapat
mempertimbangkan
untuk
menempatkan
variabel
moderating
(moderasi).
Berdasarkan
pendapat
diatas,
maka
penulis
mempertimbangkan
locus of control
sebagai variabel
moderating,
dimana
hal ini didukung oleh penelitian
terdahulu yang menempatkan
Locus of
Control
sebagai variabel moderasi
(Agung, 2013; Nurika, 2012). Dengan
demikian kerangka konseptual dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Konseptual
2.
METODE PENELITIAN
2.1 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh
pegawai
Dinas
Pendidikan
Kota
Padang yang berjumlah sebanyak 127
orang. Dalam penelitian ini, penulis
tidak menggunakan sampel tetapi
menjadikan seluruh anggota populasi
sebagai responden penelitian.
2.2 Teknik Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner
,
sedangkan
data skunder diperoleh dari Dinas
Pendidikan Kota Padang.
2.3 Definisi
dan
Operasional
Variabel
Komitmen organisasi adalah suatu
kecendrungan dalam diri seorang
pegawai untuk merasa aktif dengan
penuh rasa tanggung jawab dan
sungguh-sungguhdalam melaksanakan
pekerjaan (Robbins dan Timothy,
2007)yang diukur dengan 24 item
pernyataan yang diadaptasi dari Allen
dan Mayer (2000). Konflik peran
adalah konflik yang terjadi karena
seorang karyawan mengemban lebih
dari
satu
peran
yang
saling
bertentangan (Umam, 2010) yang
diukur dengan 10 item pernyataan
(Rozzo dan Lirtzman, 1970)
.
Konflik Peran(X1)
Kepuasan Kerja (X2)
Locus of Control
(M)
Komitmen Organisasi
(Y)
Budaya Organisasi
Kepuasan kerja adalah keadaan
emosional
yang
dirasakan
oleh
pegawai Dinas Pendidikan Padang
dalam memandang pekerjaan mereka
apakah menyenangkan atau tidak
menyenangkan (Robbins dan Timothy,
2007) yang diukur dengan 20 item
pernyataan (Celluci dan David, 1978
dalam Mas’ud, 2004
).
Budaya
organisasi adalah seperangkat
nilai-nilai, keyakinan, dan norma-norma
yang dianut bersama oleh anggota
organisasi sebagai pedoman perilaku
dalam memecahkan masalah-masalah
organisasi (Dessler, 2007) yang diukur
menggunakan 42 item pernyataan
(Hofstede dan Hung-Leung, 1993).
Sementara locus of control adalah
Tingkatan dimana seseorang menerima
tanggung jawab personal terhadap apa
yang terjadi pada diri mereka (Rivai
dan Sagala, 2009) yang diukur dengan
16 item pernyataan (Spector, 1988
dalam Mas’ud, 2004
)
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Profil Responden
Mayoritas
responden
adalah
perempuan (64,6%), usia antara 39 s.d.
49 tahun (48%), pendidikan Sarjana S1
(55,9%), masa dinas lebih dari 22
tahun (38,6%), dan golongan III
(76,4%).
3.2 Uji Instrumen
Uji
instrumen
penelitian
menggunakan
uji
validitas
dan
reliabilitas. Uji validitas menggunakan
corrected
item-total
correlation
dengan
Cut-Off
0,30 (Malhotra, 2009),
sedangkan
uji
reliabilitas
menggunakan
cronbach’s alpha
dengan
Cut-Off
0,70 (Sekaran, 2006). Hasil uji
validitas dan reliabilitas dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Jumlah
item
Tidak Valid
Valid Cronbach’s
Alpha
Keterangan
Komitmen Organisasi 24 3 21 0,984 Reliabel
Konflik Peran 10 - 10 0,931 Reliabel
Kepuasan Kerja 20 2 18 0,922 Reliabel
Budaya Organisasi 42 6 36 0,926 Reliabel
Locus of Control 16 - 16 0,962
Sumber
:
Data Primer yang diolah, 2014
3.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari uji
normalitas,
uji
linearitas,
uji
multikolonearitas
dan
uji
terdisitribusi
secara
normal.
Uji
linearitas dilakukan dengan teknik
compare means
menyimpulkan bahwa
variabel konflik peran, kepuasan kerja,
budaya organisasi, dan
locus of control
memiliki hubungan yang linear dengan
komitmen organisasi.
Uji multikolinearitas dilakukan
dengan menggunakan nilai
tolerance
dan
variance inflation factor
(VIF),
serta menemukan bahwa tidak terjadi
gejala multikolinearitas karena nilai
tolerance
lebih besar dari 0,10 dan VIF
lebih
kecil
dari
10.
Uji Heteroskedastisitas menggunakan
uji Glejser yang menemukan bahwa
tidak terjadi gejala heteoskedastisitas
karena semua variabel mimiliki nilai
signifikan lebih besar dari 0,05.
3.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam pnelitian
ini
menggunakan
moderated
regression analysis
(MRA). Tujuan
menggunakan MRA dalam penelitian
ini adalah untuk menguji peranan
locus
of control
sebagai moderating antara
konflik peran, kepuasan kerja, budaya
organisasi, dan komitmen organisasi
(Baron dan Kenny, 1986):
Tabel 2.Hasil
Moderated Regression Analysis
Konstanta,Variabel Bebas dan Moderasi
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Keputusan
β
Sig.
β
Sig.
β
Sig.
Konstanta (a)
0,032
0,958
-0,919 0,194
2,941
0,524
Konflik Peran(X1)
-0,197 0,001
-0,169 0,006
-0,308 0,523
H1 diterima
Kepuasan Kerja(X2)
0,311
0,021
0,227
0,097
0,323
0,690
H2 diterima
BudayaOrganisasi (X3)
0,624
0,000
0,614
0,000
0,350
0,484
H3 diterima
Locus of
Control
(M)
-
-
0,292
0,020
0,670
0,561
H4 diterima
X
1M
-
-
-
-
-0,036 0,042
H5 diterima
X
2M
-
-
-
-
0,344
0,014
H6 diterima
X
3M
-
-
-
-
0,648
0,016
H7 diterima
F hitung
34,604 0,000
28,317 0,000
16,916 0,000
-
R square
0,464
0,488
0,658
-
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014