• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI MEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI MEL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI MELALUI PENDAMPINGAN PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN

PRODUKTIVITAS PADI BERBASIS ORGANIK (P3BO)

I Ketut Widnyana

Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar

Ringkasan Eksekutif

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan organik tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan , sebab produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (ecolabelling attributes).

Pertanian konvensional yang sudah diterapkan selama ini telah menimbulkan berbagai masalah diantaranya merusak struktur fisik, kimia dan biologis tanah, memicu munculnya berbagai OPT baru pada tanaman, resistensi OPT karena musnahnya musuh alami dari OPT itu sendiri. Ketergantungan akan pupuk sintetis juga telah menimbulkan dampak sosial kemasyarakatan karena jumlahnya terbatas membuat masyarakat tani saling berebut. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pertanian konvensional belum memberikan dampak yang nyata terhadap peningkatan pendapatan petani di Bali.

Pendampingan kegiatan peningkatan produkvitas padi berbasis organik (P3BO) dilaksanakan dengan pola Participatory rural appraisal (PRA) yaitu bekerjasama dengan petani yang merupakan anggota Subak Lepang Desa Aan Kecamatan Banjarangkan Klungkung dengan luasan lahan 5 ha. Kaji terap dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu April – Agustus 2009. Dana kegiatan bersumber dari dana CSR yaitu BTDC (Bali Tourism Development Centre) Nusadua.

Respon petani terhadap kegiatan pendampingan penanaman padi berbasis organik cukup tinggi, Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi bahwa 100 % dari petani SIT mengetahui dan paham tentang budidaya padi sistem organik, dan mereka sepakat mengembangkan sistem budidaya ini di masa mendatang.Aplikasi teknologi yang diterapkan mampu memberikan tambahan produksi pada padi hibrida (Intani dan SL8SHS) sebesar 360 kg/ha dibandingkan dengan varietas non hibrida (Ciherang dan Cibogo). Ada kecenderungan varietas hibrida SL8SHS memberikan hasil produksi gabah tertinggi yaitu 10, 80 ton/ha

Kata kunci : produktivitas padi, organik, pendapatan petani

Executive Summary

(2)

products must food safety attributes, nutritional attributes and ecolabelling attributes.

Conventional farms that have been implemented so far has raised several issues including damaging physical, chemical and biological soil, triggering the emergence of new pests on crops, pest resistance due to destruction of natural enemies of the pest itself. Dependence of synthetic fertilizers has also been the social impacts due to limited number of farmers to make communities fight each other. It is no less important is not conventional agriculture having a significant impact on improving farmers' income in Bali.

Assistance activities to increase the organic-based rice produkvitas (P3BO) implemented by the pattern of Participatory rural appraisal (PRA) that is working with farmers who are members of cucumber Subak Aan Kecamatan Banjarangkan Klungkung with land area of about 5 hectares. Kaji arranging held for 4 months, ie April to August 2009. Funds sourced from fund CSR activities are BTDC (Bali Tourism Development Centre) Nusa Dua.

The farmers' responses to the activity-based mentoring organic rice cultivation are high, It is shown from the results of the evaluation that 100% of the farmers know and understand about organic rice cultivation system, and they agreed to develop this culture system in future. Applied technology capable of providing additional production of hybrid rice (Intani and SL8SHS) amounted to 360 kg/ha compared with non-hybrid varieties (Ciherang and Cibogo). There is a tendency SL8SHS hybrid varieties provide the highest grain production was 10, 80 tonnes /ha Key words: rice productivity, organic, farmer's income

A. PENDAHULUAN

Memasuksi abad 21, masyarakat dunia mulai menyadari adanya bahaya dari pemakaian bahan kimia sintetis dalam bidang pertanian. Penggunaan bahan kimia sintetis tersebut telah menyebabkan berbagai kerusakan alam dan lingkungan kita, khususnya dalam ekosistem pertanian kita, seperti berkurangnya berbagai jasad renik dalam tanah, terbunuhnya berbagai musuh alami, meningkatkannya populasi hama maupun penyakit tanaman, polusi pada tanah, air dan udara. Terlebih dari itu adalah residu bahan kimia sintetis tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Masyarakat semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan “Back to Nature” telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk, pestisida sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.

(3)

menggunakan bahan pupuk dan pestisida kimia. Menggunakan lahan seperti ini memerlukan masa konversi cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun.

Potensi pasar produk pertanian organik di dalam negeri masih sangat kecil, hanya terbatas pada masyarakat menengah ke atas. Berbagai kendala yang dihadapi antara lain: (1) belum ada insentif harga yang memadai untuk produsen produk pertanian organik, (2) perlu investasi mahal pada awal pengembangan karena harus memilih lahan yang benar-benar steril dari bahan agrokimia, (3) belum ada kepastian pasar, sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut.

B. SUMBER INSPIRASI

Pertanian konvensional yang sudah diterapkan selama ini telah merusak berbagai tatanan keseimbangan lingkungan biotik maupun abiotik, dimana berbagai masalah muncul sebagai dampak dari penggunaan sarana produksi dalam pertanian konvensional diantaranya penggunaan pupuk kimia sintetis berlebihan telah merusak fisik, kimia dan biologis tanah. Penggunaan pestisida sintetis telah memicu munculnya berbagai OPT baru pada tanaman, resistensi OPT karena musnahnya musuh alami dari OPT itu sendiri. Ketergantungan akan pupuk sintetis juga telah menimbulkan dampak sosial kemasyarakatan karena jumlahnya terbatas membuat masyarakat tani saling berebut. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pertanian konvensional belum memberikan dampak yang nyata terhadap peningkatan pendapatan petani di Bali. Upaya untuk meningkatkan pendapatan petani dapat diupayakan dengan peningkatan nilai jual produk pertanian melaui pertanian organik sebab nilai jual produk pertanian organik adalah 2 – 3 kali lipat nilai jual produk pertanian non organik. Dari sisi konsumen di Bali hal ini tentu dapat dicapai mengingat bali adalah salah satu destinasi wisata terkenal di dunia.

Bali sebagai salah satu tujuan wisata memerlukan berbagai infrastruktur untuk menunjang perkembangan pariwisata itu sendiri sehingga kontribusinya dalam pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan. Salah satu model yang diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah kepariwisataan di Bali adalah apabila pelaku pariwisata seperti Hotel dan Restaurant menyajikan hidangan yang berasal dari produsen lokal dengan atribut aman untuk dikonsumsi, mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi dan ramah lingkungan. Hal itu dapat terpenuhi melalui penerapan pola pertanian organik.

Berdasarkan hal di atas perlu dilakukan evaluasi terhadap system pertanian yang sudah dilaksanakan, dan perlu dilakukan usaha-usaha pelestarian alam melalui system pertanian organic. Dalam pertanian organic yang diterapkan adalah teknologi yang bersifat daur ulang, menghindarkan bahan-bahan yang sintetis, menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah dan lain-lainnya.

C. METODE

(4)

dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu April – Agustus 2009. Dana kegiatan bersumber dari dana CSR yaitu BTDC (Bali Tourism Development Centre) Nusadua.

Bahan-bahan yang diperlukan adalah benih padi IR64, Ciherang, Intani II, SL8SHS, pupuk kandang, Pupuk cair organic, pestisida organik/pestisida hayati,dan ZPT organik Sedangkan peralatan yang diperlukan antara lain cangkul, garu, ember, gunting, meteran, handsprayer, handtraktor, sepatu lapangan dan peralatan lain yang diperlukan.

Jumlah petani peserta super impose trial (SIT) dalam kegiatan kaji terap budidaya padi berbasis organik sebanyak 11 orang, dengan umur petani berkisar antara 30 – 65 tahun, dan yang berumur lebih besar dari 60 tahun menduduki persentase tertinggi ( 45,45 %), dengan tingkat pendidikan tertinggi adalah Sekolah Dasar (72,72 %), disusul yang berpendidikan SMA (18,18 %), dan SMP (9,09 %). Keadaan ini mencerminkan minat para generasi muda untuk terjun dan menekuni usaha di bidang ini masih rendah. Rata-rata luas lahan garapan petani 64,63 are, dengan status milik sendiri (52,94 %), status sebagai penyakap 41,17 % dan status sewa 5,88 %.

Pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida nabati dan hayati, khususnya pestisida nabati dilaksanakan dengan menggunakan ekstrak tanaman yang mengadung bahan aktif pestisida seperti daun intaran, daun brotowali, umbi gadung, daun pepaya, kemangi, nimba, tembakau dll. Sedangkan pestisida hayati dibuat dengan membuat komposisi pupuk organic yang telah diinokulasi dengan agensi hayati seperti, Trichoderma sp, Fusarium non patogenik, Pseudomonas fluorescens dan mikroba non patogenik lainnya atau menggunakan pestisida organik yang sudah dikemas dalam industri yang siap diaplikasikan.

Produktivitas lahan dan tanaman baik pada tanaman organik maupun tanaman anorganik dilakukan dengan pengukuran terhadap produksi. Pengamatan terhadap produksi dilakukan terhadap produksi per ha.

D. KARYA UTAMA

Penyusunan model P3BO dilakukan dengan pendekatan aplikasi paket teknologi padi (pengelolaan tanaman secara terpadu, PTT) dengan pendampingan oleh dosen pelaksana dan pemberdayaan kelembagaan subak. Pendekatan seperti yang tertera pada Tabel 1 merupakan salah satu tujuan utama dari keseluruhan aplikasi teknologi yang diterapkan, yaitu peningkatan produktivitas padi, efisiensi penggunaan air, efiseiensi penggunaan benih dan bersifat keberlanjutan. Hal ini bisa terjadi jika pengelolaan tanaman dilakukan secara terpadu dan efisien dengan memperhatikan pemanfaatan bahan organik, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani dan keasrian lingkungan.

Tabel 1. Introduksi Teknologi pola P3BO pada Daerah Sasaran

Aspek teknologi Perlakuan

Varietas  Varietas unggul baru (VUB) Inhibrid CIHERANG, CIBOGO

 Hibrida : INTANI, SL8SHS.

(5)

dan hawar daun bakteri.

 MK: varietas yang relatif tahan kering dan tahan hama penggerek

Benih bermutu  Berlabel biru

Persemaian  Persemaian basah, seed treatment:direndam air garam, (BJ air > 1), yang mengapung dibuang

Pengolahan tanah  Harus dibajak/traktor bajak.

 Harus ada parit keliling (lebar 30-40 cm, dalam 20 cm)

 Parit di tengah setiap 3-5 m

Jumlah benih  Tapin (tanam pindah): 10-20 kg/ha

Umur bibit  10-15 hari

Jumlah bibit/rumpun  1- 2 batang untuk padi VUB dan hibrida

Cara tanam dan irigasi  Tapin dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm, atau 30 cm x 30 cm

 Pemberian air secara terputus (intermiten irrigation) Efisiensi pemupukan  Menggunakan Bagan Warna Daun (BWD)

 Penggunaan pupuk Urea 150 kg/ha tanpa pupuk TSP 100 kg dan KCl 50.

 Pemupukan 2 kal :

1. Pupuk Dasar: Urea 100 kg/ha tanpa pupuk TSP 50 kg dan KCl 25 + 150 kg ABG Bios/Ha

2. Pupuk Susulan (skt umur 42 hr) : Urea 50 kg/ha tanpa pupuk TSP 50 kg dan KCl 25.

Bahan organik  1 ton/ha kompos/pupuk kandang

 ABG Bios (Konsentrate organik) 150 kg/Ha

 Pupuk daun 7 btl/ha atau 1500 cc/ha, diberikan 10 hari setelah tanam sebanyak 3 kali (tiap 10 hari sekali)

 Pupuk bunga 7 btl/ha atau 1500 cc/ha, diberikan 10 hari setelah pupuk daun terakhir, sebanyak 3 kali (10 hari sekali)

Pengendalian hama/penyakit

 Monitoring populasi hama per minggu

 Pestisida hayati, bila memungkinkan

 Alat perontok (power thresher)

 Panen cara beregu

(6)

Bibit padi umur 15 hari sudah siap dipindahkan ke sawah

Pemberian pupuk kandang dilakukan sesaat sebelum digaru

Penampilan tanaman padi setelah 1 mg pindah tanam Penampilan tanaman padi setelah umur 1 bulan

Kunjungan oleh staf BTDC pada saat padi umur sekitar 2 bulan

Penampilan anakan padi hibrida SL8SHS dengan jumlah anakan di atas 40 batang

Penampilan padi yang sudah berumur 10 minggu Acara panen secara simbolis dilakukan oleh Direktur BTDC (Ir. Wy Mandra) beserta staf, dihadiri oleh

wakil dari Dinas Pertanian Klungkung

(7)

E. ULASAN KARYA

Respon petani terhadap kegiatan kaji terap penanaman padi berbasis organik cukup tinggi, hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi bahwa 100 % dari petani SIT mengetahui dan paham tentang budidaya padi sistem organik, dan mereka sepakat mengembangkan sistem budidaya ini di masa mendatang. Hal ini disebabkan oleh manfaat yang diperoleh apabila sistem ini diterapkan dilahannya. Petani telah mengetahui bahwa dengan bertanam padi sistem organik dapat meningkat kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia dan biologi, sehingga mereka yakin betul bahwa dengan sistem ini akan dapat meningkatkan produksi gabah per satuan luas yang diusahakan.

Mengantisipasi kelangkaan air tahun 2015, dalam kaji terap budidaya padi berbasis organik di terapkan sistem irigasi hemat air melalui perberiaan air secara intermitten irigation (pemberian air secara berselang). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 90 % petani SIT telah memahami teknik pemberian air secara berselang, dan mereka mengetahui manfaat yang diperoleh dari sistem pemberian air sistem ini yaitu dapat menghemat penggunaan air dan meningkatkan jumlah anakan total dan anakan produktif pada tanaman padi yang diusahakan.

Hasil gabah kering panen tertinggi cenderung dihasilkan oleh varietas SL8SHS, namun tidak berbeda nyata dengan varietas Intani, Cibogo dan Ciherang Varietas SL8SHS menghasilkan gabah kering panen sebesar 10,80 ton per hektar, produksi yang dicapai ini jauh lebih tinggi dari rata-rata produksi padi di Bali yang hanya mencapai 5,5 ton/ha GKP (BPS, 2006).

Keuntungan usahatani padi dihitung berdasarkan total penerimaan dikurangi dengan total biaya. Pemberian bantuan saprodi kepada petani kooperator merupakan salah satu pendorong petani untuk mengaplikasikan dosis pupuk organik, dan tambahan dalam bentuk pupuk Urea dan Ponska sesuai dengan hasil analisis tanah. Keuntungan aplikasi teknologi tersebut diharapkan berdampak terhadap petani di luar wilayah SIT (super impose trial ) dalam wilayah pendampingan secara bertahap melakukan perbaikan (improving) terhadap cara budidaya padi yaitu dengan mengikuti aplikasi pupuk organik, Urea dan Ponska.

Tabel 2. Analisis usahatani padi non hibrida dan hibrida pada sistem budidaya padi berbasis organik di Subak Lepang.

(8)

12 13

14

Total Biaya Total Produksi

Keuntungan Usahatani

2.497

9.950* 2.500

2.245.792 7.537.878

5.292.086 17.463.883

*

2.799

10.450* 2.500

2.427.317 7.916.666

5.489.349 18.114.851*

Sumber : Analisis data primer, 2009

Keterangan : * per hektar, satuan fisik sewa lahan dalam are, bibit dalam kg, pupuk dalam kg, ZPT dalam liter, pestisida dalam liter, tenaga kerja dalam hari orang kerja (HOK), pengaci dan penyusutan alat dalam satu paket luasan lahan, produksi dalam kg.

Berdasarkan analisis komponen biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam berbagai aplikasi teknologi tampak bahwa terdapat perbedaan biaya penggunaan benih yaitu antara penggunaan benih hibrida (Intani dan SL8SHS) dengan non hibrida (Ciherang dan Ciboga). Harga benih hibrida mencapai Rp. 50.000,-/kg, sedangkan benih non hibrida hanya sepersepuluhnya yaitu Rp. 5.000,-/kg.

Meskipun terjadi peningkatan biaya penggunaan benih pada aplikasi teknologi hibrida tetapi rata-rata keuntungan usahatani padi hibrida lebih tinggi dari usahatani padi non hibrida, hal ini disebabkan oleh rata-rata produksi padi hibrida lebih tinggi dari produksi padi non hibrida. Secara rinci analisis keuntungan usahatani tani padi berbasis organik disajikan pada Tabel 2 di atas.

Pada Tabel 2 tampak rata-rata keuntungan usahatani padi hibrida (Intani dan SL8SHS ) Rp. 5.489.349 atau Rp.18.114.851/ha lebih tinggi 4 persen dari usahatani padi non hibrida (Ciherang dan Cibogo) Rp. 5.292.086 atau Rp.17.463.883/ha. Hal ini disebabkan oleh rata-rata produksi padi Hibrida lebih tinggi yaitu 10450 kg/ha sedangkan rata-rata produksi padi non hibrida 9950/kg/ha. Biaya paket teknologi yang lain seperti pupuk organik, ponska, dan urea, serta ZPT dan Pestisida tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

F. KESIMPULAN

Dari hasil pendampingan peningkatan produktivitas padi berbasis organik dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Respon petani terhadap kegiatan kaji terap penanaman padi berbasis organik cukup tinggi, Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi bahwa 100 % dari petani SIT mengetahui dan paham tentang budidaya padi sistem organik, dan mereka sepakat mengembangkan sistem budidaya ini di masa mendatang.

2. Aplikasi teknologi yang diterapkan mampu memberikan tambahan produksi pada padi hibrida (Intani dan SL8SHS) sebesar 360 kg/ha dibandingkan dengan varietas non hibrida (Ciherang dan Cibogo). Ada kecenderungan varietas hibrida SL8SHS memberikan hasil produksi gabah tertinggi yaitu 10, 80 ton/ha

(9)

G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN

Berdasarkan kajian teknis budidaya dan sosial ekonomi, teknologi budidaya padi berbasis organik layak diterapkan di seluruh lahan pertanian beririgasi di Bali karena mampu memberikan manfaat secara ekologis dan ekonomi. Namun pemilihan varietas padi perlu mempertimbangkan kondisi agroekologi dan sosiokultural masyarakat. Selain itu, model yang dikembangkan ini mengefektifkan penggunaan air di lahan sawah sehingga dapat diterapkan di daerah yang menghadapi hambatan ketersediaan air irigasi.

Model penelitian partisipatif yang dilakukan dalam penelitian ini mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam aplikasi teknologi sehingga transfer teknologi dapat berjalan dengan baik tidak hanya antar perguruan tinggi dengan petani kooperatif namun juga antara petani kooperatif dan petani non kooperatif. Oleh karenanya, perlu adanya kebijakan pemerintah yang dapat mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat model partisipatif ini.

H. DAFTAR PUSTAKA

(1). Evans. 1975. The Phisiological Basic of Crop Yield. Camberidge University Press, London.

(2). Irsal Las. 2002. Panduan Teknis Pengembangan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpau (PTT).Kegiatan Pengembangan Produktivitas Padi Terpadu (KP3T). Hand out pertemuan tim pengawal teknologi Proyek P3T. Badan Litbang Pertanian.

(3). Jumin, H.B. 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Press Jakarta, 162 h.

(4). Marschner, H. 1986. Mineral Nutrition of Higher Plants. Academic Press, Harcourt Brace Javanovich. p. 103 – 114.

(5). Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. PT. Sastra Hudaya.

(6). Soemartono. 1981. Bercocok Tanam Padi. CV. Yasaguna, Jakarta.

(7). Sterm P. 1979. Small Scale Irrigation Intermideats Technology Publication Ltd. International Irrigation Center.

(7). Vegera. 1990. Bercocok Tanam Padi. Proyek Prasarana Fisik Bappenas. Jakarta

I. PERSANTUNAN

Gambar

Gambar 1. Dokumentasi Kegiatan Pendampingan kepada Petani
Tabel 2.   Analisis usahatani padi non hibrida  dan hibrida pada  sistem budidaya padi berbasis organik di Subak Lepang

Referensi

Dokumen terkait

Dari kumulatif inflasi Jawa Timur tahun 2011 sebesar 4,09 persen, kelompok yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,87 persen, dikuti

Dalam meramalkan penjualan energi listrik Provinsi Sumatera Utara dapat menggunakan metode peramalan smoothing eksponensial ganda dengan metode linier satu

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah pada anak sekolah dasar di Distrik

Hewan homoiterm mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam, faktor makanan

Kebijakan hukum pidana terhadap perlindungan anak korban dari tindak pidana kekerasan fisik dalam rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam pasal 76c, bahwa pelaku

Hubungan negatif antara KOMDPS dan strategi edukasi juga dapat diinterpretasikan bahwa semakin DPS didominasi oleh anggota berlatar belakang syariah-muamalah, maka edukasi kepada

Menurut Imam Malik pada dasarnya seorang istri yang sudah pernah digauli oleh suaminya tetapi suatu saat diketahui suami tersebut mengidap penyakit yang dapat

86.. dalam pembelajaran sains guru sudah berupaya memberikan pembelajaran yang maksimal namun pembelajaran cenderung hanya pada buku majalah yang dilanjutkan dengan penugasan