• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI JAWA TIMUR. Bulan Desember 2011 Jawa Timur mengalami Inflasi sebesar 0,57 persen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI JAWA TIMUR. Bulan Desember 2011 Jawa Timur mengalami Inflasi sebesar 0,57 persen"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

No. 01/01/35/Th.X, 2 Januari 2012

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/

I

NFLASI

J

AWA

T

IMUR

B

ULAN

D

ESEMBER

2011

Bulan Desember 2011 Jawa Timur mengalami Inflasi sebesar

0,57

persen

Pada bulan Desember 2011 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,57 persen. Dari 10 kota IHK di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 1,19 persen, diikuti oleh Kediri dan Malang masing-masing sebesar 0,67 persen, Tuban sebesar 0,66 persen, Surabaya sebesar 0,59 persen, Tulungagung dan Jember masing-masing sebesar 0,54 persen, Madiun sebesar 0,52 persen, Probolinggo sebesar 0,40 persen, dan terendah di Banyuwangi sebesar 0,26 persen. Inflasi Jawa Timur bulan Desember 2011 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran

mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,92 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar sebesar 0,26 persen, kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau masing-masing sebesar 0,23 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,01 persen. Sementara itu kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,30 persen.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah tomat sayur, cabe rawit, beras, telur ayam ras, daging ayam ras, cabe merah, ikan mujair, daging sapi, rokok kretek filter, dan kepiting/rajungan.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah emas perhiasan, bawang merah, apel, ketimun, kacang panjang, melon, pisang, buncis, jeruk dan bensin.

Dari ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bandung sebesar 0,84 persen, diikuti Surabaya sebesar 0,59 persen, Jakarta sebesar 0,49 persen, Yogyakarta sebesar 0,48 persen, Semarang sebesar 0,38 persen dan terendah di Serang sebesar 0,32 persen. Dari 66 kota IHK nasional dan 3 kota IHK Jawa Timur semua mengalami inflasi, 5 kota yang mengalami

inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 2,19 persen, dikuti oleh Sibolga sebesar 1,82 persen, Mataram sebesar 1,71 persen, Ternate sebesar 1,61 persen dan Tarakan sebesar 1,53 persen, sedangkan 5 kota yang mengalami inflasi terendah adalah Tanjung Pinang sebesar 0,02 persen, diikuti oleh Mamuju sebesar 0,03 persen, Watampone dan Bengkulu masing-masing sebesar 0,04 persen, dan Tegal sebesar 0,06 persen.

Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2011 Jawa Timur mencapai 4,09 persen. Dari 10 kota IHK di Jawa Timur, laju Inflasi tahun kalender 2011 tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 4,72 persen diikuti oleh Sumenep sebesar 4,18 persen, Tuban sebesar 4,16 persen, Malang sebesar 4,05 persen, Probolinggo sebesar 3,78 persen, Kediri sebesar 3,62 persen, Tulungagung sebesar 3,60 persen, Madiun sebesar 3,49 persen, Banyuwangi sebesar 3,01 dan terendah terjadi di Jember sebesar 2,43 persen. Sepuluh komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi sepanjang tahun

2011 adalah beras, emas perhiasan, rokok kretek filter, biaya SLTA, daging ayam ras, sepeda motor, sewa rumah, akademi perguruan tinggi, upah pembantu RT, dan rokok kretek.

Sepuluh komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya deflasi sepanjang tahun 2011 adalah cabe rawit, bawang putih, bawang merah, cabe merah, gula pasir, apel, terong panjang, telepon seluler, daun bawang dan cumi-cumi.

(2)

Gambar 1. Inflasi Bulanan Jawa Timur

Tahun 2007 - 2011 1,02 0,87 0,16 -0,03 -0,44 0,03 0,54 0,62 0,93 0,44 -0,16 0,51 0,57 0.98 -0,29 0,49 0,47 0,02 0,46 0,82 1,83 0,92 0,37 0,19 0,49 0,31 -0,21 Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des 2007 2008 2009 2010 2011

1. Inflasi Jawa Timur

Penghitungan inflasi Jawa Timur didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern di wilayah Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Sumenep, Probolinggo, Madiun, Tulungagung, Banyuwangi dan Tuban. Dari hasil pendataan tersebut diperoleh bahwa pada bulan Desember 2011 Jawa Timur mengalami inflasi 0,57 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 129,24 pada bulan Nopember 2011 menjadi 129,98 pada bulan Desember 2011. Inflasi bulan Desember 2011 ini lebih tinggi jika dibandingkan kondisi pada bulan yang sama tahun 2008 dan 2009 yang masing-masing mengalami deflasi 0,29 persen dan inflasi 0,49 persen dan lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2010 yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,98 persen dan 1,02 persen.

Inflasi bulan Desember 2011 ini dipicu oleh sebagian besar kelompok pengeluaran barang/jasa mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,92 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar sebesar 0,26 persen, kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan dan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau masing-masing sebesar 0,23 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,01 persen. Sementara itu kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,30 persen.

Tingginya inflasi di kelompok bahan makanan pada bulan Desember ini utamanya terjadi pada sub kelompok sayur-sayuran, sub kelompok bumbu-bumbuan, sub kelompok ikan segar, sub kelompok telur, sus dan hasil-hasilnya, sub kelompok daging dan hasilnya serta sub kelompok ikan diawetkan. Naiknya harga tomat sayur, cabe rawit dan beras ini merupakan gejala musiman akibat tingginya curah hujan di bulan Desember. Kondisi ini diduga akan terus berlanjut sampai dengan bulan Januari 2012.

Komoditas penting dari kelompok bahan makanan yang mengalami kenaikan harga adalah telur ayam ras, daging ayam ras, cabe merah, ikan mujair, dan kepiting/rajungan. Meningkatnya harga telur ayam ras dan daging ayam ras diduga akibat tingginya permintaan di akhir tahun ini seiring dengan tibanya natal dan tahun baru.

Dorongan kearah inflasi menjadi semakin besar akibat naiknya harga rokok kretek filter seiring dengan kebijakan pemerintah menaikan bea cukai rokok pada tahun 2011. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah emas perhiasan, bawang merah, apel, ketimun, kacang panjang, melon, pisang, buncis, jeruk dan bensin.

(3)

Sampai dengan akhir tahun 2011, secara kumulatif Jawa Timur mengalami inflasi 4,09 persen. Inflasi kumulatif Jawa Timur tahun 2011 lebih rendah apabila dibandingkan tahun 2007, 2008, 2010 pada periode yang sama masing sebesar sebesar 6,48 persen, 9,66 persen, 6,96 persen. Namun demikian, dibandingkan inflasi kumulatif tahun 2009 sebesar 3,62 persen, kondisi tahun 2011 ini terlihat masih lebih tinggi.

Sepanjang tahun 2011 Jawa Timur mengalami sembilan kali inflasi dan tiga kali deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Agustus sebesar 0,93 persen dan terendah bulan Mei sebesar 0,03 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada bulan April sebesar 0,44 persen dan deflasi terendah bulan Maret sebesar 0,03 persen. Inflasi yang cukup tinggi juga terjadi pada bulan Januari dan Juli.

Tingginya inflasi di bulan Januari disebabkan naiknya harga cabe rawit, sepeda motor, minyak goreng, bawang merah, pindang asin, nangka muda, cabe merah, tongkol pindang, sewa rumah dan jagung muda. Sebaliknya, rendahnya inflasi bulan Mei disebabkan turunnya harga komoditas kelompok bahan makanan seperti cabe rawit, cabe merah, gula pasir, tahu mentah, nangka muda, mujair, jeruk, ketimun, kentang dan pisang.

Deflasi tertinggi bulan April disebabkan karena turunnya harga beberapa komoditas penting seperti cabe rawit, bawang merah, telur ayam ras, daging ayam ras, cabe merah, beras, minyak goreng, gula pasir, bandeng dan nangka muda.

6.48 9.66 3.62 6.96 4.09 2007 2008 2009 2010 2011

Gambar 2. Inflasi Jawa Timur Tahun 2007-2011

Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des

0,87 0,15 -0,03 -0,44 0,03 0,54 0,62 0,93 0,44 -0,16 0,51 0,57

(4)

6.48 12.32 4.52 4.35 8.83 5.35 7.96 1.52 9.66 14.19 11.70 9.54 9.66 5.97 6.55 5.62 3.62 5.28 7.24 1.82 6.28 2.40 5.76 -1.26 6.96 16.22 5.74 3.73 6.97 2.14 5.68 2.59 4.09 3.75 4.69 3.22 9.12 3.91 6.31 2.06

Umum Bhn Mak. Mak. Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transport

Gambar 4.

Inflasi Kelompok Pengeluaran Jawa Timur Tahun 2007 - 2011

2007 2008 2009 2010 2011

Pada tahun 2011 tercatat beberapa kebijakan pemerintah yang memicu tingginya inflasi. Setelah Pemerintah menaikkan bea cukai rokok yang diberlakukan pada awal tahun 2011 dan pengusaha menaikkan harga rokok selama tahun 2011 secara perlahan sehingga secara komulatif inflasi rokok cukup tinggi. Inflasi juga semakin terdorong dengan adanya pengaruh krisis perekonomian Negara Eropa dan Amerika yang ditandai dengan naiknya harga emas dunia karena banyak para investor cenderung menanamkan investasi kepada emas daripada surat berharga. kenaikan tarif cukai rokok. Walaupun direncanakan baru diberlakukan pada awal tahun 2011, kenaikan tarif cukai rokok ini sudah disikapi pengusaha sejak tahun 2011 dengan menaikkan harga rokok secara perlahan.

Dari tujuh kelompok pengeluaran, kelompok sandang sepanjang tahun 2011 mencatat inflasi tertinggi sebesar 9,12 persen. Pada tahun 2006, 2007, 2008 dan 2010 inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan, sedangkan pada tahun 2009 inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau .

Dari kumulatif inflasi Jawa Timur tahun 2011 sebesar 4,09 persen, kelompok yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,87 persen, dikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,83 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,69 persen, kelompok sandang sebesar 0,63 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah ragasebesar 0,53 persen, kelompok transpor- komunikasi – jasa / keuangan sebesar 0,37 persen dan terendah kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen. 4.09 0.87 0.83 0.69 0.63 0.18 0.53 0.37 3.75 4.69 3.22 9.12 3.91 6.31 2.06

Umum Bhn Mak. Mak. Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

Gambar 5. Inflasi dan Sumbangan Kelompok Pengeluaran Tahun 2011

Sumbangan Inflasi

(5)

Dilihat dari komoditinya, sepuluh penyumbang terbesar terhadap inflasi Jawa Timur pada Tabel 1, terlihat, bahwa tingginya inflasi tahun 2007 sangat dipengaruhi oleh naiknya harga beras dan daging ayam ras. Namun demikian, peranan beras dan daging ayam ras tidak terlihat menonjol di tahun 2008 tetapi kembali berperan terhadap inflasi Jawa Timur tahun 2009, 2010 dan 2011.

Sementara itu, dalam kurun waktu lima tahun terakhir komoditas emas perhiasan selalu memegang peranan penting terhadap inflasi Jawa Timur. Naiknya harga emas dunia seiring dengan melemahnya nilai tukar, krisis Negara Eropa dan Amerika serta berpindahnya pola investasi ke emas murni mengakibatkan tekanan terhadap inflasi menjadi semakin besar.

Secara khusus, sumbangan tertinggi terhadap inflasi Jawa Timur tahun 2011 disebabkan naiknya harga beras yang cukup tajam disamping naiknya harga emas perhiasan, biaya daging ayam ras, biaya pendidikan di SLTA, rokok kretek filter, rokok kretek, biaya akademi perguruan tinggi, sepeda motor, sewa rumah dan upah pembantu rumah tangga.

Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan 1 Beras 6,9229 0,4300 - - 10,7566 0,4757 22,7930 1,0279 14,4893 0,7672

2 Kontrak Rumah 6,5839 0,2546 - - 2,8856 0,0801 - - -

-3 Rokok Kretek Filter 7,4195 0,2223 - - 5,8133 0,1183 8,6603 0,1749 11,0978 0,2270 4 Daging Ayam Ras 15,5474 0,2272 - - - - - - 13,8463 0,1387 5 Biaya SLTA - - - - 10,5411 0,1057 12,2086 0,1299 12,3040 0,1402 6 Sepeda Motor - - - - - - - - 5,1119 0,1320 7 Biaya Akademi/PT 9,8210 0,2097 - - 10,7378 0,1361 - - 7,9703 0,1113 8 Gula pasir - - - - 60,5381 0,4894 - - - -9 Emas Perhiasan 30,5220 0,3026 22,3095 0,3713 15,4618 0,2702 14,8924 0,3361 18,2763 0,4021 10 Mie - - 22,8475 0,3517 - - - - - -11 Minyak Goreng 50,7610 0,6898 - - - - 13,4424 0,1631 - -12 Bawang Merah 139,2345 0,4992 - - - - 72,7592 0,2182 - -13 Kelapa 79,4551 0,2688 - - - - - - -

-14 Telur Ayam Ras 20,2481 0,1530 30,1216 0,2143 - - - - -

-15 Bensin - - 14,2975 0,5926 - - - - - -16 Bahan Bakar RT - - 19,1894 0,5522 - - - - - -17 Tempe - - 46,2886 0,2879 - - - - - -18 Tahu Mentah - - 52,3996 0,2864 - - - - - -19 Angkutan dlm Kota - - 26,4197 0,2690 - - - - - -20 Daging Sapi - - 23,4357 0,2672 - - - - - -21 Semen - - 29,2859 0,2445 - - - - - -22 Mobil - - - - 12,7472 0,2448 - - - -23 Bawang Putih - - - - 175,7789 0,2318 46,8516 0,1668 - -24 Cabe Rawit - - - - 38,7866 0,0887 151,3013 0,4249 - -25 Jasa STNK - - - - - - 47,5089 0,3199 - -26 Tarif Listrik - - - - - - 11,8136 0,3179 - -27 Sewa Rumah - - - - - - - - 4,9242 0,1311 28 Upah Pembantu RT - - - - - - - - - - 5,9348 0,1048 29 Rokok Kretek - - - - - - - - 10,2833 0,1030 2011 Tabel 1.

10 Komoditas Pendorong Utama Inflasi Jawa Timur Tahun 2007-2011 (%)

2010

(6)

No. Komoditi Makanan Jadi, Minuman,

Rokok dan Tembakau 0,2268 0,0403

1 Makanan jadi 0,1468 0,0153 2 Minuman tidak beralkohol 0,0591 0,0021 3 Tembakau dan minuman

beralkohol 0,6702 0,0230

Tabel 4.

bulan Desember 2011 (%)

Inflasi Sumbangan Inflasi dan Sumbangan Kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau

No. Komoditi

BAHAN MAKANAN 1,9214 0,4470

1 Padi-2an, umbi-2an & hsl-nya 0,7534 0,0461 2 Daging dan hasilnya 1,8887 0,0554 3 Ikan Segar 2,8740 0,0607 4 Ikan Diawetkan 1,7105 0,0160 5 Telur, Susu dan hasilnya 2,2820 0,0531 6 Sayur-sayuran 7,5513 0,1341 7 kacang-kacangan -0,0693 -0,0010 8 Buah-buahan 0,1148 0,0013 9 Bumbu-bumbuan 4,8255 0,0785 10 Lemak dan Minyak 0,1289 0,0027 11 Bahan makanan lainnya 0,0178 0,0001

Tabel 2.

bulan Desember 2011 (%)

Inflasi Sumbangan Inflasi dan Sumbangan Kelompok Bahan Makanan

Minuman, Rokok dan Tembakau

No. Komoditi

BAHAN MAKANAN 3,7493 0,8668

1 Padi-2an, umbi-2an & hsl-nya 13,6686 0,8053 2 Daging dan hasilnya 8,7058 0,2472 3 Ikan Segar 8,1622 0,1653 4 Ikan Diawetkan 10,6089 0,0876 5 Telur, Susu dan hasilnya 4,9877 0,1164 6 Sayur-sayuran 6,5794 0,1081 7 kacang-kacangan 3,0725 0,0610 8 Buah-buahan 1,4765 0,0357 9 Bumbu-bumbuan -32,9333 -0,8557 10 Lemak dan Minyak 5,3337 0,0865 11 Bahan makanan lainnya 4,5521 0,0094

Tabel 3.

Tahun 2011 (%)

Inflasi Sumbangan Inflasi dan Sumbangan Kelompok Bahan Makanan

Minuman, Rokok dan Tembakau

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

Bahan Makanan

Kelompok ini pada bulan Desember 2011 mengalami inflasi 1,9214 persen. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini, 10 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sayur-sayuran sebesar 7,5513 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,0178 persen. Deflasi terjadi pada sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,0693 persen.

Kelompok ini di bulan Desember memberikan sumbangan 0,4470 persen terhadap inflasi. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini,

sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok sayur-sayuran sebesar 0,1341 persen dan sumbangan terkecil dari sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,0001 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2011 mengalami inflasi 3,7493 persen. Dari 12 sub kelompok dalam kelompok ini, 11 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 13,6686 persen, disusul sub kelompok ikan diawetkan dengan inflasi sebesar 10,6089 persen. Kelompok ini selama Tahun 2011 memberikan sumbangan 0,8668 persen terhadap inflasi. Dari 12 sub kelompok dalam kelompok ini, 11 sub kelompok memberikan sumbangan positif terhadap inflasi dan 1 sub kelompok memberikan sumbangan negatif. Sumbangan tertinggi diberikan oleh sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya sebesar 0,8053 persen diikuti oleh sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,2472 persen.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada bulan Desember 2011 mengalami inflasi 0,2268 persen. Dari 3 sub kelompok dalam kelompok ini, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkhohol sebesar 0,6702 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok minuman tidak beralkhohol sebesar 0,0591 persen.

(7)

No. Komoditi Makanan Jadi, Minuman,

Rokok dan Tembakau 4,6905 0,8323

1 Makanan jadi 4,2813 0,4682 2 Minuman tidak beralkohol 0,2200 0,0078 3 Tembakau dan minuman

beralkohol 10,8265 0,3563

Tabel 5.

Tahun 2011 (%)

Inflasi Sumbangan Inflasi dan Sumbangan Kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada bulan Desember 2011 memberikan sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,0403 persen. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok tembakau dan minuman beralkhohol sebesar 0,0230 persen, sedangkan sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok minuman tidak beralhohol sebesar 0,0021 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2011 mengalami inflasi 4,6905 persen. Dari 3 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman berakhohol sebesar 10,8265 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok minuman tidak berakhohol sebesar 0,2200 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2011 memberikan sumbangan 0,8323 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok makanan jadi sebesar 0,4682 persen dan sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok minuman tidak beralkohol sebesar 0,0078 persen.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok ini pada bulan Desember 2011 mengalami inflasi 0,2607 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga sebesar 0,5487 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,0174 persen.

Kelompok ini pada bulan Desember 2011 memberikan sumbangan positif 0,0572 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,0358 persen dan sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar hampir 0,0007 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2011 mengalami inflasi 3,2274 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga sebesar 5,5670 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,2504 persen. Kelompok ini selama Tahun 2011 memberikan sumbangan 0,6940 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,4631 persen dan sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,0166 persen.

No. Komoditi

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan

Bakar 0,2607 0,0572

1 Biaya tempat tinggal 0,3617 0,0358 2 Bahan bakar, penerangan dan air 0,0174 0,0007 3 Perlengkapan rumahtangga 0,1852 0,0033 4 Penyelenggaraan rumahtangga 0,5487 0,0174

Tabel 6.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Inflasi Sumbangan bulan Desember 2011 (%)

No. Komoditi

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan

Bakar 3,2274 0,6940

1 Biaya tempat tinggal 4,6368 0,4631 2 Bahan bakar, penerangan dan air 0,2504 0,0166 3 Perlengkapan rumahtangga 2,2229 0,0436 4 Penyelenggaraan rumahtangga 5,5670 0,1707

Tabel 7.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Inflasi Sumbangan Tahun 2011 (%)

(8)

No. Komoditi

Sandang -0,2968 -0,0234

1 Sandang laki-laki 0,2785 0,0044

2 Sandang wanita -0,0213 -0,0003

3 Sandang anak-anak 0,0068 0,0001

4 Barang pribadi dan

sandang lainnya -0,9840 -0,0276

Tabel 8.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Sandang bulan Desember 2011 (%) Inflasi Sumbangan No. Komoditi Sandang 9,1226 0,6253 1 Sandang laki-laki 8,2458 0,1211 2 Sandang wanita 3,2165 0,0514 3 Sandang anak-anak 3,8177 0,0403

4 Barang pribadi dan

sandang lainnya 15,6986 0,4125

Tabel 9.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Sandang Tahun 2011 (%)

Inflasi Sumbangan

Sandang

Kelompok ini pada bulan Desember 2011 mengalami deflasi 0,2968 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok mengalami negatif. Deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan

sandang lainnya sebesar 0,9840 persen.

Kelompok ini pada bulan Desember 2011 memberikan sumbangan negatif 0,0234 persen terhadap inflasi. Penghambat inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,0276 persen dan penghambat inflasi terkecil diberikan oleh sub kelompok sandang wanita sebesar 0,0003 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2011 mengalami inflasi 9,1226 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 15,6986 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok sandang wanita sebesar 3,2165 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2011 memberikan sumbangan 0,6253 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,4125.

Kesehatan

Kelompok ini pada bulan Desember 2011 mengalami inflasi 0,1974 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 0,3780 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0,0125 persen.

Kelompok ini pada bulan Desember 2011 memberikan sumbangan 0,0090 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,0071 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2011 mengalami inflasi 3,9106 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 7,0676 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok kesehatan sebesar 1,4250 persen. No. Komoditi Kesehatan 0,1974 0,0090 1 Jasa Kesehatan 0,0125 0,0001 2 Obat-obatan 0,0336 0,0003 3 Jasa Perawatan jasmani 0,3601 0,0015 4 Perawatan jasmani dan kosmetika 0,3780 0,0071 Tabel 10.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Kesehatan bulan Desember 2011 (%) Inflasi Sumbangan No. Komoditi Kesehatan 3,9106 0,1823 1 Jasa Kesehatan 1,4250 0,0204 2 Obat-obatan 2,3248 0,0220 3 Jasa Perawatan jasmani 2,5690 0,0099 Perawatan jasmani Tabel 11.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Kesehatan Tahun 2011 (%)

(9)

Kelompok ini selama Tahun 2011 memberikan sumbangan 0,1823 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,1300 persen dan sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 0,0099 persen.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok ini pada bulan Desember 2011 mengalami inflasi 0,0116 persen. Dari 5 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok olahraga sebesar 0,3343 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok jasa pendidikan sebesar 0,0039 persen.

Kelompok ini di bulan Desember 2011 memberikan sumbangan 0,0010 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan masing-masing sebesar 0,0011 persen. Sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok kursus-kursus/pelatihan sebesar 0,0000 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2011 mengalami inflasi 6,3021 persen. Dari 5 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok jasa pendidikan sebesar 9,1395 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok olah raga sebesar 1,5500 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2011 memberikan sumbangan 0,5287 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok jasa pendidikan sebesar 0,4157 persen dan sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok olahraga sebesar 0,0024 persen.

Transport, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok ini pada bulan Desember 2011 mengalami inflasi 0,2302 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok transpor sebesar 0,3041 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok jasa keuangan sebesar 0,0017 persen.

No. Komoditi

Pendidikan, Rekreasi & OR 0,0116 0,0010

1 Jasa Pendidikan 0,0039 0,0002 2 Kursus2 / Pelatihan -0,0024 0,0000 3 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 0,0693 0,0011 4 Rekreasi -0,0240 -0,0006 5 Olah raga 0,3343 0,0003 Tabel 12.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Pendidikan Rekreasi & Olah Raga

Inflasi Sumbangan bulan Desember 2011 (%)

No. Komoditi

Pendidikan, Rekreasi & OR 6,3021 0,5287

1 Jasa Pendidikan 9,1395 0,4157 2 Kursus2 / Pelatihan 3,7596 0,0192 3 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 4,3422 0,0512 4 Rekreasi 2,0680 0,0402 5 Olah raga 1,5500 0,0024 Tabel 13.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Pendidikan Rekreasi & Olah Raga

Inflasi Sumbangan Tahun 2011 (%)

No. Komoditi

Transpor, Komunikasi & Jasa

Keuangan 0,2302 0,0398

1 Transpor 0,3041 0,0347 2 Komunikasi Dan Pengiriman -0,0284 -0,0009 3 Sarana dan Penunjang Transpor 0,2876 0,0060 4 Jasa Keuangan 0,0017 0,0000

Tabel 14.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Inflasi Sumbangan bulan Desember 2011 (%)

(10)

Kelompok ini di bulan Desember 2011 memberikan sumbangan 0,0398 persen terhadap inflasi. Sumbangan positif tertinggi diberikan oleh sub kelompok transpor sebesar 0,0347 persen dan sumbangan positif terendah diberikan pada sub kelompok jasa keuangan sebesar 0,0000 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2011 mengalami inflasi 2,0668 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok transpor sebesar 2,9782 persen dan Inflasi terendah terjadi pada sub kelompok jasa keuangan sebesar 0,0281 persen. Sementara deflasi terjadi pada sub kelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0,3656 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2011 memberikan sumbangan positif 0,3654 persen terhadap inflasi. Sumbangan positif tertinggi terjadi pada sub kelompok transpor sebesar 0,3371 persen dan sumbangan positif terendah terjadi pada sub kelompok jasa keuangan sebesar 0,0001 persen.

2. Inflai 10 Kota di Jawa Timur

Dari 10 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan Desember 2011 ini, tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 1,19 persen dan terendah di Banyuwangi sebesar 0,26 persen.

Secara umum, terjadinya inflasi di seluruh kota pada bulan ini sangat dipengaruhi oleh komoditas-komoditas pada kelompok bahan makanan dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan, terutama pada komoditas sayur-sayuran dan komoditas saran dan penunjang transpor.

Tingginya inflasi Sumenep pada bulan Desember 2011 dibanding kota-kota lainnya, sangat dipengaruhi oleh naiknya komoditas sayur-sayuran, seperti komoditas tomat sayur mencapai 294,16 persen dan komoditas ketimun mencapai 116,02 persen. Untuk inflasi terendah terjadi pada Sumenep, yang disebabkan turunnya harga emas perhiasan mencapai 2,21 persen, serta turunnya komoditas sayur-sayuran seperti buncis dan tomat buah.

Dilihat dari inflasi kumulatifnya, sampai dengan bulan Desember 2011, kumulatif inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 4,72 persen, sedangkan kumulatif inflasi terendah terjadi di Jember sebesar 2,43 persen. Dibandingkan dengan inflasi Jawa Timur, hanya Tuban, Sumenep dan Surabaya yang inflasinya lebih tinggi dari inflasi Jawa Timur sebagaimana terlihat pada Gambar 7.

Gambar 6, Inflasi 10 Kota IHK Jawa Timur Bulan Desember 2011 0,57 0,54 0,54 0,26 0,66 1,19 0,67 0,67 0,4 0,52 0,59 Jatim Sby Madiun Prob. Malang Kediri Sumenep Tuban Bwi. Jbr. T.Agung No. Komoditi

Transpor, Komunikasi & Jasa

Keuangan 2,0668 0,3654

1 Transpor 2,9782 0,3371 2 Komunikasi Dan Pengiriman -0,3656 -0,0128 3 Sarana dan Penunjang Transpor 1,8706 0,0410

4 Jasa Keuangan 0,0281 0,0001 Tabel 15.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Inflasi Sumbangan Tahun 2011 (%)

(11)

Gambar 8. Inflasi ibukota provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur

Bulan Desember 2011 0,49 0,32 0,84 0,38 0,48 0,59 0,57

Jakarta Serang Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Jawa Timur

Gambar 7.

Kumulatif Inflasi 10 Kota dan Jawa Timur

(Januari - Desember 2011) 4,09 3,60 2,43 3,01 4,16 4,18 3,62 4,05 3,78 3,48 4,72

T.Agung Jbr. Bwi. Tbn. Smnp. Kdr. Mlg. Prob. Mdn. Sby. Jatim

3. Inflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa

Dari 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, semua kota mengalami. Inflasi tertinggi terjadi di Bandung sebesar 0,84 persen, disusul Surabaya 0,59 persen, Jakarta 0,49 persen, Yogyakarta 0,48 persen, Semarang 0,38 persen dan inflasi terendah terjadi di Serang 0,32 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 8.

Sampai dengan bulan Desember 2011 ini, kumulatif inflasi 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 4,72 persen, disusul Jakarta sebesar 3,97 persen, Yogyakarta sebesar 3,88 persen, Semarang sebesar 2,87 persen, Serang sebesar 2,78 persen, dan terendah di Bandung sebesar 2,75 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 9. Terlihat pula pada Gambar tersebut, kumulatif inflasi Jawa Timur lebih tinggi dibandingkan kumulatif inflasi Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya.

Gambar 9. Kumulatif Inflasi ibukota provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur Bulan Januari - Desember 2011

3,97

2,78 2,75 2,87

3,88 4,72

4,09

Jakarta Serang Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Jawa Timur

Gambar

Gambar 2.  Inflasi Jawa Timur  Tahun 2007-2011
Gambar 8.  Inflasi ibukota provinsi  di Pulau Jawa dan Jawa Timur

Referensi

Dokumen terkait

 Apakah terdapat korelasi positif antara kemampuan mahasiswa dalam memahami Apakah terdapat korelasi positif antara kemampuan mahasiswa dalam memahami ilmu statistika dan

Pada sektor rumah tangga mengalami peningkatan pertumbuhan energi listrik dengan persentase pertumbuhan rata-rata mencapai 1,736 % pertahunnya hingga 10 tahun

Dari hasil penelitian dapat dilihat secara umum akar tanaman kelapa sawit pada perlakuan dengan metode sebar, memiliki produksi akar yang relatif lebih tinggi

Veneer Utama. Pengiriman menggunakan kontainer dengan kondisi barang yang baik dapat ditinjau dari proses stuffing yang tepat dan benar. Demikian halnya dengan PT Indo

Metode muhawarah adalah metode yang melakukan kegiatan bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Arab yang diwajibkan pesantren kepada para santri selama mereka tinggal di

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang

(1) Atas surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Kepala Dinas atau Kepala Suku Dinas bersama-sama dengan penyelenggara pendidikan membentuk Tim Evaluasi Penutupan

Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi kalor atau energi yang merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda dengan