PEKERJAA : JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PENGEMBANGAN MASJID
SATKER : RS. PARU dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA SUMBER DANA : BLU TAHUN ANGGARAN 2018
1.1. LATAR BELAKANG
Bahwa penyelenggaraan pembangunan gedung pemerintah yang pada pelaksanaannya menggunakan prinsip – prinsip sebagai berikut :
a. Hemat dan efisien, sesuai dengan kebutuhan teknis yang dibutuhkan. b. Terarah dan terkendali sesuai dengan kebutuhan teknik yang disyaratkan.
c. Semaksimal mungkin dapat menggunakan hasil produksi dalam negeri dan memperhatikan kemampuan/potensi nasional.
Dalam pelaksanaannya, pengelola proyek perlu memperhatikan program kerja dan pengendalian seluruh proses pembangunan, serta memperhatikan tahapan – tahapan pembangunan yang sedang diselenggarakan. Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan yang dimaksud, perlu kiranya dilakukan pengamatan dan penelitian yang cermat dan teliti dari berbagai aspek. Hal tersebut dilakukan demi tercapainya efisiensi pembiayaan pembangunan tanpa harus mengurangi arti dan tujuan pembangunanya sendiri.
Karena itu, kebutuhan akan suatu program perencanaan sangat diperlukan untuk menyusun rekomendasi-rekomendasi agar sasaran pekerjaan / proyek tercapai.
Sesuai dengan fungsi bangunan yang akan dibuat untuk memenuhi kebutuhan di lingkungan tersebut, maka perencanaan tersebut harus dapat memenuhi azas manfaat dan fungsi secara efisien dan optimal sesuai dengan harapan dan fungsinya. Dengan demikian hasil pekerjaan Konsultan Perencana harus memenuhi persyaratan dan kebutuhan yang mencakup fasilitas utama, fasilitas penunjang dan utilitas sesuai dengan fungsinya.
Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga memberikan fasilitas tempat ibadah (masjid) baik untuk pasien maupun pengunjung dan karyawan.
1.2. DASAR PENYELENGGARAAN DAN PEDOMAN TEKNIS 1.2.1. Dasar Penyelenggaraan Perencanaan
Tahap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas harus memenuhi peraturan dan ketentuan pemerintah yang berlaku, baik di pusat maupun di daerah, yaitu antara lain: a. Undang – undang RI Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – undang RI Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
d. Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi e. Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 tahun 2000 tentang penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi
g. Surat keputusan Bersama BAPPENAS dan Menteri Keuangan RI Nomor : S-42/A/2000 tanggal 3 Mei 2000.S-2262/D.2/05/2000
h. Surat Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasaraan Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002, tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara. i. Surat Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasaraan Wilayah Nomor : 330/KPTS/M/2003
tanggal 31 Desember 2003, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Institut Pemerintah.
j. Peraturan Pemerintah setempat. 1.2.2. Pedoman.Teknis Perencanaan
Dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan pedoman yang harus diikuti adalah peraturan dan ketentuan – ketentuan teknis yang berlaku yang memuat dalam :
a. Pedoman hubungan kerja antara Arsitek dengan pemberi Tugas (IAI tahun 1991). b. SNI-90 sebagai pengganti Peraturan Beton Bertulang Indonesia tahun 1971. c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia.
d. Pedoman Perencanaan Bangunan Tahan Gempa Indonesia. e. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia tahun 1982.
f. Peraturan Perencanaan Bangunan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung tahun 1981. g. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1997.
h. Standart penerangan buatan di dalam gedung tahun 1978 Departemen Pekerjaan Umum dirjen Cipta Karya.
i. Peraturan pembebanan Indonesia tahun 1984.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1. Kerangka acuan kerja ini dibuat sebagai petunjuk, azas, kriteria, dan proses yang harus dipenuhi / diperhatikan dan diinterprestasikan dalam melaksanakan tugas. Dengan kerangka acuan kerja ini diharapkan konsultan perencana dapat melakukan tugas perencanaan dengan baik.
1.3.2. Kerangka acuan kerja ini dimaksudkan sebagai pedoman penyusunan dan pengajuan usulan (proposal) oleh konsultan perencana. Di dalam kerangka acuan kerja ini tercantum ketentua – ketentuan yang harus diikuti dalam penyusunan dan pengajuan dokumen administrasi, usulan tehnis, dan usulan biaya untuk pekerjaan perencanaan / rancangan dimaksud.
1.4. PEKERJAAN PERENCANAAN
1.4.1. Pekerjaan perencanaan dimaksud tersebut di atas akan dilaksanakan berdasarkan pada BLU Kementerian Kesehatan RI tahun anggaran 2018 dan sebagai pemberi tugas adalah PPK RSPAW Salatiga selaku pengguna barang / jasa. Pelaksanaan fisik pembangunan tersebut akan dilakukan sesuai dengan ketentuan di dalam DIPA tahun anggaran 2018 yang ada.
1.5. LINGKUP KEGIATAN DAN TUGAS
1.5.1. Pembangunan yang direncanakan adalah :
Perencanaan Pengembangan Masjid RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. 1.5.2. Hasil kerja perencanaan yang harus disiapkan, meliputi :
Dokumen lelang pekerjaan Perencanaan Pengembangan Masjid RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga.
yang meliputi : Gambar situasi
Gambar ke – 2 rancangan pelaksanaan (arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal termasuk detail)
Perhitungan volume pekerjaan (BQ)
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB)
1.6. BIAYA
1.6.1. Sumber biaya
Sumber biaya dari keseluruhan pekerjaan perencanaan, dibebankan kepada Anggaran BLU RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Tahun 2018.
1.7. MASUKAN (INPUT) PERENCANAAN
1.7.1. Untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan pembangunan ini, konsultan perencana harus dapat mengevaluasi data dan informasi yang dibutuhkan, yang antara lain berupa : a. Konsultasi dengan tim teknis proyek
b. Konsultasi dengan pihak pemakai (user), agar kebutuhan ruangan yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan standar peraturan yang ada.
c. Meninjau dan meneliti lokasi yang akan dibangun dan hubunganya dengan bangunan gedung yang ada di lingkungan proyek.
1.7.2. Konsultan perencana harus dapat memeriksa kebenaran informasi yang digunakan untuk merencanakan bangunan, baik yang berasal dari proyek maupun sumber lain. Kesalahan hasil perencanaan sebagai akibat dari kesalahan data dan informasi menjadi tanggung jawab pihak konsultan perencana.
1.7.3. Dalam hal ini data dan informasi untuk masukan perencanaan antara lain : a. Informasi tentang lahan meliputi :
- Lokasi dan kondisi fisik bangunan - Luas dan ukuran persil tanah - Batas – batas fisik site
b. Informasi tentang pemakaian (user) bangunan, meliputi : - Kegiatan utama, penunjang, pelengkap
- Pengaturan tata letak ruangan yang dibutuhkan sesuai standar yang ada c. Informasi tentang kebutuhan utilitas bangunan
1.7.4. Tenaga ahli
Untuk melaksanakan kegiatan perencanaan bangunan konsultan perencana harus menyediakan tenaga – tenaga profesional sesuai dengan bidangnya dan tahapan proses perencanaan daqn memenuhi proyek ditinjau dari lingkup (besarnya) proyek dan tingkat kerumitan proyek.
Untuk itu konsultan diharapkan, mampu menugaskan tenaga ahlinya dengan ketentuan minimal :
a. Tim leader/ Arsitek min. S1 pengalaman 5 tahun b. Tenaga Ahli Sipil Struktur min. S1 Pengalaman 3 Tahun c. Tenaga ahli mekanikal elektrikal min. S1 pengalaman 3 tahun
d. Tenaga pendukung yaitu Drafter, Estimator (Min D3, pengalaman 2 Tahun) dan Admin & Keuangan (Min. SMK, pengalaman 2 tahun)
1.8. KELUARAN (OUT PUT) PERENCANAAN
Konsultan perencana berkewajiban membuat data dan menyiapkan : a. Gambar dokumen pelaksanaan 3 ganda
b. RKS &BQ 3 ganda c. Perhitungan RAB 3 ganda d. Melakukan pengawasan berkala
e. Legalisasi dari dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Tengah
Salatiga, 17 April 2018 Pejabat Pembuat Komitmen
Deny Noviantoro