• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGARAN DASAR PEMUDA PANCASILA

MUKADIMAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, maka penjajahan dalam segala bentuk dan manifestasinya di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Bahwa Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia sejak berabad-abad dicapai dengan korban jiwa, raga, airmata dan harta benda yang tak ternilai.

Bahwa cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah untuk mewujudkan masyarakat madani yang demokrati adil dan makmur materiil dan spiritual berdasarkan PANCASILA sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Bahwa oleh karena itu, sadar sepenuhnya terhadap panggilan sejarah dan tanggung jawabnya sebagai generasi penerus perjuangan cita-cita bangsa, kami masyarakat warga Negara Indonesia yang bersemangatkan Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945, berideologi Pancasila, berjiwa patriotik dan militan, setia dan konsekuen kepada Negera Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasial dan UUD 1945, dengan ini mempersatukan diri dalam wadah Organisasi Sosial Kemasyarakatan Pemuda Pancasila yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB I

NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1

Organisasi ini bernama PEMUDA PANCASILA

Pasal 2

Organisasi Pemuda Pancasila didirikan pada tanggal 28 Oktober 1959 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan

Pasal 3

Organisasi Pemuda Pancasila berkedudukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB II

AZAS DAN TUJUAN Pasal 4

(2)

Pasal 5

Organisasi Pemuda Pancasila bertujuan untuk melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera materiil dan

spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

BAB III

STATUS DAN SIFAT Pasal 6

Status Organisasi Pemuda Pancasila adalah Independen

Pasal 7

1. Organisasi Pemuda Pancasila bersifat terbuka tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan, serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan.

2. Organisasi Pemuda Pancasila memiliki sifat mandiri, perjuangan/pergerakan yang militan, persaudaraan, patriotik, inovatif, kreatif dan kepemimpinan yang konsekuen.

BAB IV

POKOK-POKOK PERJUANGAN Pasal 8

Organisasi Pemuda Pancasila memiliki pokok-pokok perjuangan yang merupakan misi perjuangan organisasi di berbagai bidang seperti:

 Di Bidang Organisasi dan Kaderisasi

a. Memajukan peran dan program Pemuda Pancasila sebagai pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.

b. Membangun iklim yang harmonis dan kondusif serta taat dan menjunjung tinggi aturan-aturan organisasi.

c. Menciptakan SDM yang berkualitas sebagai kader-kader bangsa.

d. Mengokohkan basis dan menguatkan eksistensi Pemuda Pancasila sebagai organisasi yang mengakar, modern, maju, mandiri serta bermoral.

 Di Bidang Ideologi dan Politik

a. Melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

b. Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

c. Memupuk kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat nusantara sebagai kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial-budaya dan satu kesatuan pertahanan keamanan.

 Di Bidang Ekonomi

a. Membangun kedaulatan ekonomi masyarakat, bangsa dan negara.

(3)

 Di Bidang Agama, Sosial dan Budaya

 Membangun masyarakat Indonesia yang berbudi pekerti luhur, terampil dan cerdas.  Memajukan kebudayaan daerah secara nasional.

 Membangun solidaritas dan kesetiakawanan nasional.

 Membangun etika moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

 Di Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional

a. Mewujudkan Indonesia yang nyaman, aman, tenteram dan damai. b. Mewujudkan pertahanan keamanan rakyat semesta.

 Di Bidang Alam dan Lingkungan Hidup

a. Mewujudkan Pembangunan Nasional yang berkelanjutan dan berwawasan alam dan lingkungan hidup.

b. Menciptakan kesadaran alam dan lingkungan hidup dalam kehidupan masyarakat. c. Menciptakan keseimbangan alam dan lingkungan hidup.

 Di Bidang Hubungan Luar Negeri

a. Mendukung kesetaraan bangsa Indonesia dalam tatanan kehidupan Internasional ataupun era globalisasi.

b. Mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

 Di Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia

a. Menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan melalui penegakan supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia.

b. Mewujudkan kepastian dan keadilan hukum. c. Mewujudkan kepastian hak-hak warga negara

BAB V

IKRAR, TEKAT, SEMBOYAN

SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN Pasal 9

Ikrar, Tekat, Semboyan, Salam Perjuangan dan Lagu Perjuangan Organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VI

LAMBANG DAN ATRIBUT Pasal 10

(4)

Pasal 11

Organisasi Pemuda Pancasila memiliki atribut yang merupakan identitas organisasi berupa: pataka, panji-panji, Kartu Tanda Anggota (KTA), pakaian seragam, papan nama, kop surat,

stempel dan kelengkapan lainnya yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII KEANGGOTAAN

Pasal 12

1. Anggota Pemuda Pancasila ialah warga negara Indonesia yang setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

2. Keanggotaan Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari:

 Anggota Biasa

 Anggota Kehormatan  Anggota Luar Biasa

3. Ketentuan keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB VIII KEDAULATAN

Pasal 13

Kedaulatan Organisasi Pemuda Pancasila di tangan anggota yang dilaksanakan sepenuhnya oleh perwakilan dalam Musyawarah Besar.

BAB IX

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 14

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Nasional terdiri dari:

 Musyawarah Besar (MUBES)

 Musyawarah Besar Luar Biasa (MUBESLUB)  Rapat Pimpinan Paripurna (RAPIMPUR)  Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)  Rapat Pleno

Pasal 15

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Wilayah terdiri dari:

 Musyawarah Wilayah (MUSWIL)

 Musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILLUB)  Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL)

(5)

Pasal 16

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Cabang terdiri dari:

 Musyawarah Cabang (MUSCAB)

 Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSWILCAB)  Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB)

 Rapat Pleno

Pasal 17

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Anak Cabang terdiri dari:

 Musyawarah Anak Cabang (MUSANCAB)  Rapat Pleno

Pasal 18

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Ranting terdiri dari:

 Musyawarah Ranting (MUSRAN)  Rapat Pleno

Pasal 19

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Anak Ranting terdiri dari:

 Musyawarah Anak Ranting (MUSANRAN)  Rapat Pleno

Pasal 20

1. Kekuasaan tertinggi dalam organisasi adalah Musyawarah Besar (Mubes).

2. Kekuasaan, wewenang musyawarah-musyawarah dan rapat-rapat diatur secara rinci dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB X

QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 21

1. Quorum musyawarah dan rapat-rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah ditambah satu dari jumlah unsur utusan yang hadir.

2. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat pada azasnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat.

3. Apabila pengambilan keputusan dalam musyawarah atau dalam rapat-rapat tidak dapat tercapai mufakat maka keputusan diambil melalui voting yang berdasarkan suara terbanyak.

4. Sistem dan mekanisme pengambilan keputusan diatur dalam peraturan organisasi. 5. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat diambil dengan

(6)

6. Khusus Quorum tentang perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan pembubaran organisasi harus dihadiri oleh dua pertiga dari jumlah unsur utusan yang hadir yakni Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpinan Cabang yang definitif. Dan pengambilan keputusan untuk hal ini diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah unsur utusan anggota musyawarah yang hadir.

BAB XI

SUSUNAN, PIMPINAN DAN KEDUDUKAN Pasal 22

Kedudukan Organisasi Pemuda Pancasila di setiap jenjang dan tingkatan sebagai berikut:

 Tingkat Nasional, keberdudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia dipimpin oleh Majelis Pimpinan Nasional.

 Tingkat Propinsi berkedudukan di Ibukota Propinsi dipimpin oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

 Tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota dipimpin oleh Majelis Pimpinan Cabang.

 Tingkat Kecamatan berkedudukan di daerah Kecamatan dipimpin oleh Majelis Pimpinan Anak Cabang.

 Tingkat Kelurahan/Desa berkedudukan di daerah Kelurahan/Desa dipimpin oleh Majelis Pimpinan Ranting.

 Tingkat RW atau yang setingkat dipimpin oleh Majelis Pimpinan Anak Ranting.

Pasal 23

1. Organisasi Pemuda Pancasila di tingkat Nasional, tingkat Propinsi, tingkat Kabupaten/Kota mempunyai Majelis Pertimbangan Organisasi.

2. Di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa dan RW mempunyai Penasehat.

3. Susunan dan Komposisi kepimpinan, wewenang dan tugas pokok Majelis Pimpinan, Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting, Majelis Pertimbangan dan Penasehat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XII

LEMBAGA DAN BADAN Pasal 24

1. Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai atau dapat membentuk Lembaga-lembaga sesuai kebutuhan organisasi seperti: LPPH, Tani dan Nelayan, Pekerja, Pelajar dan Mahasiswa, Perempuan/Srikandi, Koti Mahatidana dan lain-lain serta Badan-badan sesuai kebutuhan seperti: Pendidikan, Sosial, Keagamaan, Seni dan Budaya dan lain-lain.

2. Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai dan dapat membentuk badan-badan usaha. 3. Lembaga-lembaga sesuai peran sektoral dan kekhususannya berada baik di tingkat

nasional, wilayah dan cabang.

(7)

5. Hubungan lembaga dan badan dengan Organisasi Pemuda Pancasila diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIII

KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI Pasal 25

 Keuangan Organisasi Pemuda Pancasila diperoleh dari:  Iuran wajib anggota

 Sumbangan yang tidak mengikat  Usaha-usaha yang syah

 Iuran sukarela pengurus

 Iuran wajib anggota diatur dalam peraturan organisasi

Pasal 26

1. Kekayaan Organisasi Pemuda Pancasila adalah semua barang yang bergerak dan barang tidak bergerak yang tercatat dan terdaftar sebagai asset dan investaris.

2. Kekayaan Organisasi Pemuda Pancasila setelah dibubarkan akan ditentukan di dalam Musyawarah Besar yang membubarkan organisasi sesuai Bab X Pasal 21 Anggaran Dasar.

BAB XIV

KETENTUAN KHUSUS Pasal 27

1. Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa. 2. Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Besar Luar Biasa

yang khusus diadakan untuk itu, atas permintaan sekurang-kurangnya ¾ dari MPW dan atau 2/3 MPC.

BAB XV

PERATURAN PERALIHAN Pasal 28

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini, dan dapat dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Paripurna.

(8)

BAB XVI PENUTUP

Pasal 29

1. Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan.

(9)

ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PANCASILA

BAB I

LAMBANG, IKRAR,TEKAD, SEMBOYAN SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN

Pasal 1

1. Lambang Organisasi Pemuda Pancasila ialah lambang Pancasila di dalam perisai dan dibagian atas bertuliskan Pemuda Pancasila.

2. Warna Dasar lambang adalah merah darah yang mengandung arti gagah perkasa dan kesatria.

3. Perisai Pancasila sesuai dengan Perisai yang terlukis dalam lambang negara Bhinneka Tunggal Ika.

4. Warna lambang Pancasila sesuai dengan aslinya.

 Bintang berwarna kuning dengan dasar warna hitam melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

 Rantai berwarna kuning dengan dasar warna merah, melambangkan kemanusiaan yang adil beradab.

 Pohon Beringin berwarna hijau dengan dasar warna putih melambangkan persatuan Indonesia.

 Kepala Banteng berwarna hitam dengan warna dasar warna merah melambangkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

 Padi berwarna kuning, Kapas berwarna hijau/putih dengan dasar warna putih melambangkan keadialn sosial bagi rakyat Indonesia.

5. Stempel

 Bentuk bulat di dalamnya terdapat lambang Pemuda Pancasila dengan diameter 4,5 cm.

 Tinta stempel berwarna merah.

6. Kartu Tanda Anggota dan Kartu Tanda Pengurus dengan atau menyertakan warna merah putih serta dicantumkan lambang Pemuda Pancasila.

7. Panji-panji kebesaran dan pataka dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar 3 (tiga) dan 2 (dua) dengan:

 Warna merah dasar.

 Ditengah-tengah perisai Pancasila.

 Disamping kanan kiri bertuliskan Pemuda Pancasila.

8. Papan nama dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar 3 (tiga) dan 2 (dua) dengan:

 Warna dasar merah.

(10)

9. Seragam Organisasi terdiri dari:

 Safari warna biru gelap dan loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi warna hitam coklat.

 Baju lengan pendek dan lengan panjang loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi waran hitam coklat.

 Baju lengan panjang hitam.

 Celana biru gelap, hitam, jeans hitam, dan loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi hitam coklat.

 Baret berwarna merah darah les putih, topi pet loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi hitam coklat.

Pengaturan lebih lanjut tentang seragam organisasi diatur dalam peraturan organisasi.

10.Lencana disesuaikan dengan ukuran perbandingan 3 ( tiga) dan 2 (dua). 11.Kelengkapan seragam organisasi teridiri dari:

Jaket memakai 4 (empat) tanda yaitu:

- Lengan kanan : Badge Bhinneka Tunggal Ika di dalam bulatan hitam, dasar putih. - Lengan kiri : Nama wilayah/menurut jenjangnya dan tanda ciri wilayah sesudah dilaporkan kepada DPP.

Dua benderah merah putih yang bersilangan. - Dada kanan : Nama Anggota.

- Dada kiri : Lambang Pemuda Pancasila.

Pasal 2

Ikrar Organisasi Pemuda Pancasila adalah: - Bertanah air satu, tanah air Indonesia.

- Berbangsa satu, bangsa Indonesia. - Berideologi satu, ideologi Pancasila.

Pasal 3

Tekad Organisasi Pemuda Pancasila adalah “Pancasila Abadi”

Pasal 4

Semboyan Organisasi Pemuda Pancasila “Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang”

Pasal 5

Salam perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila adalah: “Merdeka” 1x dijawab “Merdeka” 1x

“Pancasila” 3x dijawab “Abadi” 3x

Pasal 6

(11)

BAB II KEANGGOTAAN

Pasal 7

Yang dapat diterima menjadi calon anggota biasa adalah:

1. Setiap warga negara Indonesia yang telah berusia 15 tahun.

2. Menyatakan persetujuannya dan menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, misi perjuangan dan semua peraturan-peraturan dan ketentuan Organisasi Pemuda Pancasila.

3. Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota biasa.

4. Setiap calon anggota dinyatakan sah sebagai anggota apabila telah mendapatkan Kartu Tanda Anggota Organisasi Pemuda Pancasila yang secara tehnis diatur dalam Peraturan Organisasi.

5. Keanggotaan Lembaga dan badan Organisasi Pemuda Pancasila diatur dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 8

Anggota Luar Biasa adalah anggota yang telah memperlihatkan/membuktikan kesetiaannya terhadap organisasi minimal dalam waktu 10 (sepuluh) tahun dan dianggap berjasa dan

menaruh perhatian dalam pemgembangan organisasi.

Pasal 9

Anggota Kehormatan bukan anggota biasa dan luar biasa dari pejabat dan tokoh masyarakat yang banyak bantuannya terhadap organisasi, berideologikan Pancasila dan bertindak

menguntungkan organisasi.

BAB III KADER Pasal 10

1. Kader adalah kekuatan inti organisasi, selaku pengerak, pemikir, penggagas dan pelaksana tugas organisasi yang dipersiapkan menjadi pemimpin dalam kehidupan organisasi, masyarakat, bangsa dan negara.

2. Kader Organisasi Pemuda Pancasila ialah anggota Pemuda Pancasila yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kaderisasi formal Pemuda Pancasila dan dinyatakan lulus dengan sertifikat/piagam sebagai kader dan merupakan pengerak inti organisasi.

3. Kader Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari:

 Kader Pratama  Kader Madya  Kader Ulama  Kader Kecabangan

4. Kaderisasi adalah proses terus menerus dalam rangka mendewasakan, memandirikan dan mengakarkan Pemuda Pancasila dalam kehidupan masyarakat dan bangsa.

(12)

BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 11

1. Setiap anggota mempunyai hak:

 Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi

 Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan kader, bimbingan dan pembinaan dari organisasi.

 Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstruktif dan positif baik secara lisan maupun tertulis.

 Dipilih.  Membela diri.

 Terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus, harus mematuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan organisasi.

2. Setiap anggota berkewajiban:

 Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan semua ketentuan serta peraturan organisasi.

 Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Besar.  Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan misi organisasi.  Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi.

 Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra organisasi.  Melaksanakan tugas-tugas organisasi.

 Menghadiri acara-acara yang diselenggarakan oleh organisasi.  Khusus bagi kader wajib menghadiri setiap acara organisasi.  Membayar iuran wajib anggota.

 Menjaga kerahasiaan, keharmonisan dan kehormatan organisasi.

Pasal 12

1. Anggota Luar Biasa berhak mengajukan dan atau memberikan pendapat, saran yang bertalian dengan organisasi baik lisan maupun tertulis kepada semua tingkat organisasi dengan mengindahkan tata hubungan kerja organisasi.

2. Anggota Kehormatan berhak memberikan pendapat serta mengajukan saran-saran dan atau nasehat baik diminta ataupun tidak, secara lisan dan tertulis.

BAB V

SANKSI DAN BERHENTINYA ANGGOTA Pasal 13

1. Sanksi terhadap anggota atau fungsionaris terdiri dari:

 Teguran lisan.  Teguran tertulis.

(13)

2. Sanksi yang berupa teguran lisan danteguran tertulis serta pemberhentian sementara dapat dilakukan oleh Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi. 3. Teguran lisan dan tertulis dapat dilakukan kepada jenjang kepemimpinan organisasi

oleh Majelis Pimpinan Nasional atau kepemimpinan setingkat diatasnya serta kepada anggota dilakukan oleh kepemimpinan sesuai tingkatannya.

4. Pemberhetian sementara dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul Majelis Pimpinan Wilayah atau oleh Majelis Pimpinan Wilayah atas usul Majelis Pimpinan Cabang.

5. Khusus sanksi berupa pemecatan hanya dapat diberikan oleh Majelis Pimpinan Nasional setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dihadapan forum Musyawarah Besar.

6. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan pertimbangan kepentingan organisasi dan hak anggota atas kebenaran argumentasinya yang diverifikasi oleh sesuatu komisi yang dibentuk.

Pasal 14

1. Anggota dinyatakan berhenti apabila:

 Meninggal dunia.

 Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis.

 Dipecat oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul Majelis Pimpinan Wilayah dan atau karena yang bersangkutan melanggar ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, peraturan-peraturan organisasi dan atau beberapa kali membuat kesalahan yang merugikan nama baik secara sengaja.

 Lepas dari kewarganegaraan Indonesia.

2. Sanksi terhadap anggota didasarkan pada:

 Melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang dianggap cukup berat.

 Melakukan tindakan yang merugikan organisasi.

3. tata cara pemberhentian sementara atau pemecatan anggota adalah sebagai berikut:

 Terlebih dulu memberikan teguran lisan.  Memberikan teguran tulisan.

 Jika tidak dijawab atau terdapat keterangan, maka diadakan rapat untuk mengambil keputusan pemberhentian sementara.

 Keputusan yang diambil oleh Majelis Pimpinan Nasional atau Majelis Pimpinan Wilayah dipertanggungjawabkan pada Musyawarah Besar.

4. Mengenai pemberhentian sementara dan pemecatan yang dipertanggungjawabkan pada Musyawarah Besar dengan pemberian kesempatan membela diri akan diambil keputusan dalam bentuk:

 Membatalkan pemberhentian sementara.

(14)

BAB VI

KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANG MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 15

1. Musyawarah Besar emuda Pancasila adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang diadakan sekali dalam lima tahun danberwenang:

 Menetapkan dan atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

 Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan program umum organisasi.

 Menilai dan menetapkan laporan pertanggungjawaban laporan Majelis Pimpinan Nasional.

 Memilih dan menetapkan Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional dan menyusun komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti lima tahun.

 Menetapkan Majelis Pertimbangan.

 Menetapkan keputusan pemberhentian sementara, pemecahan an atau merehabilitasi anggota yang terkena sanksi pemberhentian sementara.

 Menetapakan lembaga dan badan organisasi Pemuda Pancasila atau keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.

 Menetapkan badan verfikasi keuangan dan kekayaan organisasi.

 Menetapkan kebijakan dan pemikiran organisasi dalam menghadapi persoalan nasional maupun internaisonal.

2. Musyawarah Besar dihadiri oleh:

 Majelis Pimpinan Nasional.

 Majelis Pimpinan Organisasi Tingkat Nasional.  Majelis Pimpinan Wilayah.

 Majelis Pimpinan Cabang.

 Lembaga/ Badan tingkat Nasional

 Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasioanl.

3. Penyelenggaraan Musyawarah Besar dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nasional. 4. Bahan, acara dan tata tertib Musyawarah Besar dipersiapkan oleh Majelis Pimpinan

Nasional untuk dimajukan ke Musyawarah Besar.

5. Majelis Pimpinan Nasional memberikan pertanggungjawabannya kepada Musyawarah Besar dan disampaikan oleh/melalui Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional.

6. Musyawarah Besar dipimpin oleh Majelis Pimpinan Nasional.

7. Tempat Musyawarah Besar ditentukan oleh Majelis Pimpiana Nasional.

Pasal 16

1. Musyawarah Besar Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah Besar.

(15)

 Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Nasional apabila kelangsungan hidup organisasi dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar.

 Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Wilayah dan ½ (setengah) ditambah satu Majelis Pimpinan Cabang.

Pasal 17

1. Musyawarah Wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Wilayah yang diadakan sekali dalam waktu lima tahun dan berwenang:

 Menetapkan program wilayah dalam rangka pelaksanaan program umum Pemuda Pancasila.

 Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Wilayah.  Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Wilayah dan menyusun komposisi

kepengurusan kolektif untuk masa bakti lima tahun.  Menetapkan Majelis Pertimbangan.

 Menentukan pendirian/ sikap organisasi di tingkat wilayah dalam menghadapi persoalan wilayah.

 Mensahkan atau menolak pemberhentian sementara terhadap anggota yang telah diberhentikan sementara oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

2. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh:

 Majelis Pimpinan Nasional.  Majelis Pimpinan Wilayah.

 Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah.  Majelis Pimpinan Cabang.

 Lembaga/ Badan tingkat Wilayah.

 Undang-undangan lainnya yang detentuksn oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

Pasal 18

1. Musyawarah Wilayah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah Wilayah.

2. Musyawarah Wilayah Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/ instruksi Majelis Pimpinan Nasional apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Majelis Pimpinan Wilayah dengan ketentuan sebagai berikut:

 Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Nasional.  Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Wilayah.

 Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Cabang dan atau ½ (setengah) ditambah satu Pimpinan Anak Cabang.

Pasal 19

(16)

 Menetapkan program Cabang dalam rangka pelaksanaan program umum Pemuda Pancasila.

 Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Cabang.  Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Cabang dan komposisi

kepengurusan kolektif untuk masa bakti empat tahun.  Menetapkan Majelis Pertimbangan.

 Menentukan pendirian/sikap organisasi di tingkat cabang dalam menghadapi persoalan cabang.

2. Musyawarah Cabang dihadiri oleh:

 Majelis Pimpinan Wilayah.  Majelis Pimpinan Cabang.

 Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Cabang.  Majelis Pimpinan Anak Cabang.

 Lembaga/ Badan tingkat Cabang.

 Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang.

Pasal 20

1. Musyawarah Cabang Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah Cabang.

2. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/ instruksi Majelis Pimpinan Wilayah apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Majelis Pimpinan Cabang dengan ketentuan sebagai berikut:

 Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Wilayah.  Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Cabang.

 Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Anak Cabang.

Pasal 21

1. Musyawarah Pimpinan Anak Cabang adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Kecamatan yang diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan berwenang:

 Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Anak Cabang.

 Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Anak Cabang dan komposisi kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti tiga tahun.

 Menetapkan Penasehat Anak Cabang.

2. Musyawarah Pimpinan Anak Cabang dihadiri oleh:

 Pimpinan Anak Cabang.  Majelis Pimpinan Cabang.  Pimpinan Ranting.

(17)

Pasal 22

1. Musyawarah Pimpinan Ranting adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Kelurahan/ Desa yang diadakan sekali dalam 2 (dua) tahun dan berwenang:

 Memilih dan menetapkan laporan pertanggungjawaban Pimpinan Ranting. dan komposisi kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti dua tahun.  Memilih dan menetapkan Ketua Pimpinan Ranting dan komposisi kepengurusan

personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti dua tahun.  Menetapkan Penasehat Ranting.

2. Musyawarah Pimpinan Ranting dihadiri oleh:

 Pimpinan Ranting.  Pimpinan Anak Cabang.  Penasehat Ranting.  Anggota Ranting.

 Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Ranting.

Pasal 23

1. Rapat Pimpinan Paripurna Pemuda Pancasila yang hendak merekomendasikan Mubeslub adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat nasional yang dapat diadakan sewaktu-waktu oleh Majelis Pimpinan Nasional apabila:

 Ketua umum berhalangan tetap/ meninggal, berhenti atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya sehingga menganggu/mengancam kelangsungan hidup organisasi.

 Organisasi mengalami keadaan genting yang memaksa.

2. Rapat Pimpinan Paripurna adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat Nasional hanya mempunyai kekuasaan dan wewenang mengevaluasi dan menetapkan rekomendasi dan keputusan-keputusan lainnya yang tidak bertentangan dengan kekuasaan dan wewenang Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa. 3. Rapat Pimpinan Paripurna berwenang merekomendasikan pemikiran kebijakan

organisasi yang akan dibahas dalam Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa.

4. Rapat Pimpinan Paripurna dihadiri oleh:

 Majelis Pimpinan Nasional.

 Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional.  Majelis Pimpinan Wilayah.

 Lembaga/ Badan tingkat Nasional.  Majelis Pimpinan Cabang.

 Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasional.

Pasal 24

(18)

mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan.

2. Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila dilaksanakan oleh Majelis Pimpinan Nasional.

3. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh:

 Majelis Pimpinan Nasional.

 Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional.  Majelis Pimpinan Wilayah.

 Lembaga/ Badan tingkat Nasional.

 Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasional.

Pasal 25

1. Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Wilayah/ Propinsi yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan Wilayah.

2. Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila diselenggarakan oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

3. Rapat Kerja Wilayah dihadiri oleh:

 Majelis PimpinanWilayah.

 Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah.  Majelis Pimpinan Nasional.

 Majelis Pimpinan Cabang.

 Lembaga/ Badan tingkat Wilayah.

 Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

Pasal 26

1. Rapat Kerja Cabang Pemuda Pancasila adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Cabang yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan Cabang.

2. Rapat Kerja Cabang Pemuda Pancasila diselenggarakan oleh Majelis Pimpinan Cabang.

3. Rapat Kerja Cabang dihadiri oleh:

 Majelis Pimpinan Cabang.  Majelis Pimpinan Wilayah.

 Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Cabang.  Lembaga/ Badan tingkat Cabang.

 Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang.

Pasal 27

(19)

a. Kolektif Majelis Pimpinan. b. Ketua-Ketua Lembaga dan badan.

c. Undangan yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan apabila diperlukan.

Pasal 28

Rapat Harian Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum rapat internal di masing-masing Majelis Pimpinan yang dihadiri oleh:

a. Unsur Harian Majelis Pimpinan.

b. Undangan yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan apabila diperlukan.

Pasal 29

Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang ialah forum rapat Internal di masing-masing Pimpinan Anak Cabang yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Anak Cabang.

Pasal 30

Rapat Ranting ialah forum internal di masing-masing Pimpinan Ranting yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Ranting.

BAB VII

HAK BICARA DAN HAK SUARA Pasal 31

Pelaksanaan Hak Bicara dan Hak Suara para utusan Musyawarah dan rapat-rapat yang diatur dalam Bab VI Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan dalam peraturan organisasi dan

tata tertib persidangan.

BAB VIII

SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPEMIMPINAN Pasal 32

Susunan dan Komposisi Kepemimpinan Majelis Pimpinan, adalah sebagai berikut: Majelis Pimpinan Nasional:

a. 1 (satu) orang Ketua Umum. b. 2 (dua) orang Wakil Ketua Umum. c. 10 (sepuluh) orang Ketua-Ketua. d. 1 (satu) orang Seketaris Umum e. 10 (sepuluh) orang Sekretaris. f. 1 (satu) orang Bendahara Umum. g. 2 (dua) orang Bendahara.

h. 3 (tiga) orang anggota Masing-masing bidang. i. Ex-Officio Lembaga/Badan.

Pasal 33

Majelis Pimpinan Wilayah:

(20)

d. 1 (satu) orang Seketaris.

e. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris. f. 1 (satu) orang Bendahara.

g. 2 (dua) orang Wakil Bendahara.

h. 4 (empat) orang anggota masing-masing bidang. i. Ex-Officio Lembaga/ Badan.

Pasal 34

Majelis Pimpinan Cabang:

a. 1 (satu) orang Ketua. b. 2 (dua) orang Wakil Ketua. c. 9 (sembilan) orang Ketua Bidang. d. 1 (satu) orang Seketaris.

e. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris. f. 1 (satu) orang Bendahara.

g. 2 (dua) orang Wakil Bendahara.

h. 4 (empat) orang anggota masing-masing bidang. i. Ex-Officio Lembaga/ Badan.

Pasal 35

Pimpinan Anak Cabang:

a. 1 (satu) orang Ketua.

b. 6 (enam) orang Wakil Ketua. c. 1 (satu) orang Seketaris.

d. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris. e. 1 (satu) orang Bendahara. f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara.

g. 3 (tiga) orang anggota masing-masing bidang.

Pasal 36

Pimpinan Ranting:

a. 1 (satu) orang Ketua. b. 1 (satu) orang Wakil Ketua. c. 1 (satu) orang Seketaris.

d. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris. e. 1 (satu) orang Bendahara.

Pasal 37

Pimpinan Anak Ranting:

a. 1 (satu) orang Ketua. b. 1 (satu) orang Wakil Ketua. c. 1 (satu) orang Seketaris.

(21)

Pasal 38

1. Bidang-bidang Majelis Pimpinan Nasional terdiri dari:

 Organisasi dan Keanggotaan  Ideologi dan Politik

 Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas)  Litbang dan Kaderisasi

 Ekonomi

 Agama, Sosial dan Budaya  Hukum dan HAM

 Pengembangan Usaha

 Alam dan Lingkungan Hidup  Hubungan Luar Negeri

2. Untuk bidang-bidang Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpinan Cabang terdiri dari point (a) sampai point (i) ayat 1 Pasal 38 di atas yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tingkatan dan untuk bidang-bidang di tingkat anak cabang disesuaikan kebutuhan.

Pasal 39

Majelis Pimpinan Cabang kota administratif akan diatur dalam peraturan tersendiri.

BAB IX

SUSUNAN DAN KOMPOSISI MAJELIS PERTIMBANGAN DAN PENASEHAT

Pasal 40

Majelis Pertimbangan terdiri dari:

a. Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di tingkat pusat, Dati I, dan Dati II.

b. Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang lingkup dan atau hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda.

c. Ketua dan atau pengurus sebelumnnya.

d. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah.

Pasal 41

Penasehat terdiri dari:

a. Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di tingkat Kecamatan, Kelurahan dan Desa.

b. Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang lingkup dan atau hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda.

c. Ketua dan atau pengurus sebelumnya.

d. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah.

Pasal 42

(22)

a. 1 (satu) orang Ketua b. 1 (satu) orang Wakil Ketua c. 1 (satu) orang Sekretaris

d. Sejumlah anggota sesuai keperluan

Pasal 43

Penasehat Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting terdiri dari:

a. 1 (satu) orang Ketua b. 1 (satu) orang Wakil Ketua c. 1 (satu) orang Sekretaris

d. Sejumlah anggota sesuai keperluan

BAB X

WEWENANG DAN TUGAS POKOK Pasal 44

Wewenang Majelis Pimpinan Nasional ialah:

1. Pimpinan Organisasi tertinggi dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi.

2. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi.

3. Memimpin dan mengendalikan jajaran Pemuda Pancasila dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan Pemuda Pancasila.

4. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi khususnya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya. 5. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani situasi yang mengancam dan atau mengancam kelangsungan hidup organisasi Pemuda Pancasila.

Pasal 45

Wewenang Majelis Pimpinan Wilayah ialah:

1. Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat wilayah dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi.

2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat wilayah sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi.

3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi di tingkat wilayah untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat wilayah.

4. Memimpin dan mengendalikan jajaran Pemuda Pancasila di tingkat wilayah dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan Pemuda Pancasila.

(23)

Pasal 46

Wewenang Majelis Pimpinan Cabang ialah:

1. Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat cabang dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi.

2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat cabang sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi.

3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi di tingkat cabang untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat wilayah.

4. Memimpin dan mengendalikan jajaran Pemuda Pancasila di tingkat cabang dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan Pemuda Pancasila.

5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat cabang, khususnya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.

Pasal 47

Wewenang Pimpinan Anak Cabang ialah:

1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kecamatan. 2. Mengambil keputusan-keputusan di tingkat kecamatan.

Pasal 48

Wewenang Pimpinan Ranting ialah:

1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kelurahan. 2. Mengambil keputusan-keputusan di tingkat kelurahan.

Pasal 49

Wewenang Pimpinan Anak Ranting ialah:

1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat RW.

2. Mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan tingkatannya

Pasal 50

Majelis Pimpinan Nasional memiliki tugas pokok:

1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas, Rapat Pleno MPN dan Peraturan Organisasi.

2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan organisasi.

3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap Majelis Pimpinan Wilayah maupun Lembaga/Badan di tingkat Nasional.

(24)

5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita Pemuda Pancasila.

6. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/ atau nasehat Majelis Pertimbangan Organisasi tingkat Nasional.

7. Melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Wilayah.

8. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi. 9. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi.

10.Memberikan pertanggungjawaban dalam Mubes.

Pasal 51

Majelis Pimpinan Wilayah memiliki tugas pokok:

1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas, Keptusan MPN, Muswil, Rakerwil, Rapat Pleno MPW dan Peraturan Organisasi. 2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan

organisasi di tingkat Wilayah.

3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap Majelis Pimpinan Cabang maupun Lembaga/Badan di tingkat Wilayah.

4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara, TNI/ Polri maupun badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya di tingkat Wilayah yang saling mendukung dan bermanfaat.

5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita Pemuda Pancasila.

6. Memberikan pertanggungjawaban dalam Muswil. 7. Melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Cabang.

8. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/atau nasehat Majelis Pertimbangan Organisasi tingkat Wilayah.

9. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat Wilayah.

10.Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat Wilayah.

Pasal 52

Majelis Pimpinan Cabang memiliki tugas pokok:

1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas, Keptusan MPN, Muswil, Rakerwil, Keptusan MPW, Muscab, Rakercab, Rapat Pleno MPC dan Peraturan Organisasi.

2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan organisasi di tingkat Cabang.

3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan terhadap Majelis Pimpinan Anak Cabang maupun Lembaga/Badan di tingkat Cabang.

4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara, TNI/ Polri maupun badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya di tingkat Cabang yang saling mendukung dan bermanfaat.

5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita Pemuda Pancasila.

(25)

7. Melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Anak Cabang.

8. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/atau nasehat Majelis Pertimbangan Organisasi tingkat Cabang.

9. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat Cabang.

10.Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat Cabang.

Pasal 53

Pimpinan Anak Cabang memiliki tugas pokok:

1. Melaksanakan program kegiatan.

2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya. 3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap

Majelis Pimpinan Ranting, Pimpinan Anak Ranting dan Anggotanya.

4. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri di tingkat Kecamatan.

5. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Anak Cabang.

Pasal 54

Pimpinan Ranting memiliki tugas pokok:

1. Melaksanakan program kegiatan.

2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya. 3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap

Majelis Pimpinan Anak Ranting, Pimpinan dan Anggotanya.

4. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri di tingkat Kelurahan/Desa.

5. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Ranting.

Pasal 55

1. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi diatasnya. 2. Memberikan pengayoman, pengawasan, pengarahan, petunjuk, bimbingan dan

pembinaan terhadap anggotanya.

3. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat, Pemerintah di tingkat RW.

Pasal 56

1. Majelis Pertimbangan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi adalah merupakan wahana konsultatif organisasi sesuai tingkatannya, yang memiliki hak tugas:

 Memberi nasehat, saran dan pertimbangan yang bersifat konstruktif, positif baik diminta maupun tidak diminta.

 Apabila dianggap perlu, Majelis Pertimbangan Organisasi dapat meminta Majelis Pimpinan untuk berdialog.

(26)

 Penyusunan pertimbangan, saran dan nasehat Majelis Pertimbangan diatur dalam mekanisme Rapat Majelis Pimpinan Organisasi.

 Mendampingi Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya.  Mengadakan rapat sedikitnya satu kali dalam satu tahun.

2. Majelis Pertimbangan berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan dan keharmonisan organisasi.

Pasal 57

1. Penasehat adalah merupakan penasehat organisasi di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/ Desa, yang memiliki hak tugas:

 Memberi nasehat, saran dan pertimbangan yang bersifat konstruktif, positif kepada Pimpinan Anak Cabang atau Pimpinan Ranting baik diminta maupun tidak diminta.  Apabila dianggap perlu, Penasehat dapat meminta Pimpinan Anak Cabang atau

Pimpinan Ranting untuk berdialog.

 Mengetahui kebijakan organisasi dan dapat meminta penjelasan terhadap setiap permasalahan yang ditimbulkan oleh Pimpinan Anak Cabang di dalam mengemban tugas-tugas organisasi.

 Penyusunan saran dan nasehat Penasehat diatur dalam mekanisme Rapat Penasehat.  Mendampingi Pimpinan Anak Cabang dan atau Pimpinan Ranting.

 Mengadakan rapat sedikitnya satu kali dalam satu tahun.

2. Penasehat berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan dan keharmonisan organisasi.

Pasal 58

Fungsi dan tugas pokok Lembaga dan Badan ialah:

1. sebagai pelaksana-pelaksana program organisasi yang bersifat khusus/sektoral. 2. sebagai media/sarana pendukung perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila.

BAB XI

PERSYARATAN DASAR ORGANISASI Pasal 59

1. Tingkat Nasional sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah tingkat Propinsi se-Indonesia.

2. Tingkat Wilayah sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah tingkat Kabupaten/ Kota di Propinsi.

3. Tingkat Cabang sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten/ Kota.

4. Tingkat Anak Cabang sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah Kelurahan/ Desa yang ada di kecamatan.

5. Tingkat Ranting sekurang-kurangnya telah mempunyai 40 orang anggota.

(27)

BAB XII MASA BAKTI

Pasal 60

Masa Bakti Majelis Pimpinan secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya sebagai berikut:

1. Majelis Pimpinan Nasional 5 (lima) tahun. 2. Majelis Pimpinan Wilayah 5 (lima) tahun. 3. Majelis Pimpinan Cabang 4 (empat) tahun. 4. Pimpinan Anak Anak Cabang 3 (tiga) tahun. 5. Pimpinan Ranting 2 (dua) tahun.

6. Pimpinan Anak Ranting 2 (dua) tahun.

BAB XIII

LEMBAGA DAN BADAN Pasal 61

Susunan, ruang lingkup keneradaan, komposisi, keanggotaan dan mekanisme Lembaga dan Badan diatur dalam peraturan organisasi.

BAB XIV

HUBUNGAN LEMBAGA DAN BADAN DENGAN MAJELIS PIMPINAN PEMUDA PANCASILA

Pasal 62

1. Kebijakan strategis yang menyangkut kondisi eksternal organisasi, menjadi wewenang Majelis Pimpinan yang dikoordinasikan kepada Lembaga dan Badan sesuai tingkatannya.

2. Menyangkut program internal, Lembaga dan Badan melakukan koordinasi dan kemitraan dengan Majelis Pimpinan sesuai dengan tingkatannya.

3. Majelis berwenang mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila kegiatan yang dilaksanakan oleh Lembaga dan Badan dapat mengancam atau merugikan Organisasi Pemuda Pancasila.

4. Hubungan Lembaga dan Badan dengan Majelis Pimpinan Organisasi Pemuda Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat 1, 2, dan 3, dirinci lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

BAB XV

PERATURAN PERALIHAN Pasal 63

1. Mengenai pergantian antar waktu kepemimpinan organisasi di semua tingkatannya akan diatur dalam peraturan organisasi.

(28)

3. Anggaran Rumah Tangga sebelumnya dianggap tidak berlaku lagi setelah Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan.

4. Segala peraturan organisasi sebelumnya, dinyatakan tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB XVI PENUTUP

Pasal 64

(29)

PERATURAN ORGANISASI PEMUDA PANCASILA Nomor: 001/PO/MPN-PP/1/2002

Tentang

MUSYAWARAH –MUSYAWARAH ORGANISASI PEMUDA PANCASILA

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam peraturan organisasi ini yang dimaksud dengan:

a. Musyawarah-musyawarah ialah: Musyawarah-musyawarah organisasi sosial kemasyarakatan Pemuda Pancasila, sebagaimana yang diatur dalam Anggran Dasar Pemuda Pancasila, Bab IX, Pasal 14 butir a dan b, Pasal 15 butir a dan b, Pasal 16 butir a dan b, Pasal 17 butir a, Pasal 18 butir a, Pasal 19 butir d dan Pasal 20 serta Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila Bab VI, Pasal 15 s/d Pasal 22.

b. Majelis Pertimbangan Organisasi ialah: Majelis Pertimbangan Organisasi Pemuda Pancasila sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga Bab IX Pasal 40 dan Pasal 42.

c. Penasehat ialah: Penasehat Organisasi Pemuda Pancasila sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga Bab IX, Pasal 43.

d. Lembaga-lembaga dan Badan-Badan ialah: lembaga-lembaga dan badan-badan Pemuda Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Bab IX, Pasal 24 ayat 1 s/d 5.

BAB II KELENGKAPAN

Pasal 2

1. Musyawarah Besar/Mubeslub, Musyawarah Wilayah/Muswillub, Musyawarah Cabang/Muscablub Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai kelengkapan yang terdiri dari:

1. Penanggung jawab dan penyelenggara.

2. Pantia Pelaksana (OC) dan Panitia Pengarah atau nara sumber (SC). 3. Peserta.

4. Pimpinan Musyawarah/ Sidang Pleno dan Rapat-rapat. 5. Formatur.

6. Materi Bahasan, Jadwal Acara dan Tata Tertib. 7. Surat-surat Keputusan.

8. Tempat/ sarana/ perlengkapan. 9. Pendukung Acara.

(30)

2. Semua kelengkapan sebagaimana tercantum dalam BAB II Pasal 2 ayat 1 butir b s/d k disiapkan/diadakan oleh Penyelenggara Musyawarah Besar, Muswil dan Muscab. 3. Musyawarah PAC, Ranting dan Anak Ranting Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Pemuda Pancasila hanya mempunyai kelengkapan sebagaimana ketentuan Pasal 2 ayat 1, dari butir a sampai dengan j.

4. Semua kelengkapan Musyawarah PAC, Ranting dan Anak Ranting sebagaimana ketentuan Pasal 2 ayat 1 butir b sampai dengan i, disiapkan/diadakan oleh penyelenggara Musancab, Musran, Musanran.

BAB III

PENANGGUNG JAWAB DAN PENYELENGGARA Pasal 3

1. Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Besar/ Mubeslub adalah Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pnacasila.

2. Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Wilayah/Muswillub adalah Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila

3. Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Cabang/Muscablub adalah Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila

4. Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Anak Cabang adalah Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila

5. Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Ranting adalah Pimpinan Ranting Pemuda Pancasila

6. Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Rapat Anak Ranting adalah Pimpinan Anak Ranting.

Pasal 4

Penaggung jawab/Penyelenggara Musyawarah-musyawarah di masing-masing tingkatan, mempunyai tugas:

a. Bertanggung jawab agar musyawarah berlangsung lancar, aman dan tertib.

b. Mempersiapkan/memandu setiap acara yang terjadwal agar berjalan dalam suasana kebersamaan dalam hikmal kebijaksanaan permusyawaratan.

BAB IV PANITIA

Pasal 5

Panitia Pelaksana (OC) dan Panitia Pengarah (SC) Musyawarah-musyawarah dibentuk dengan surat keputusan oleh Penanggung jawab/penyelenggara musyawarah sesuai dengan

(31)

BAB V PESERTA

Pasal 6

Peserta Musyawarah-musyawarah Pemuda Pancasila terdiri dari:

1. Utusan 2. Peninjau

Pasal 7

1. Utusan Musyawarah Besar/ Mubeslub Pemuda Pancasila ialah:

1. Majelis Pimpinan Nasional.

2. Majelis Pimpinan Wilayah dengan mandat tertulis. 3. Majelis Pimpinan Cabang dengan mandat tertulis.

2. Utusan Musyawarah Wilayah/ Muswillub Pemuda Pancasila ialah:

1. Majelis Pimpinan Nasional dengan mandat tertulis. 2. Majelis Pimpinan Wilayah.

3. Majelis Pimpinan Cabang dengan mandat tertulis.

3. Utusan Musyawarah Cabang/ Muscablub Pemuda Pancasila ialah:

1. Majelis Pimpinan Wilayah dengan mandat tertulis. 2. Majelis Pimpinan Cabang.

3. Pimpinan Anak Cabang dengan mandat tertulis.

4. Utusan Musyawarah Anak Cabang Pemuda Pancasila ialah:

1. Majelis Pimpinan Cabang dengan mandat tertulis. 2. Pimpinan Anak Cabang.

3. Pimpinan Ranting dengan mandat tertulis.

5. Utusan Musyawarah Ranting Pemuda Pancasila ialah:

1. Pimpinan Anak Cabang dengan mandat tertulis. 2. Pimpinan Ranting.

3. Pimpinan Anak Ranting dengan mandat tertulis.

6. Utusan Musyawarah Anak Ranting Pemuda Pancasila ialah:

1. Pimpinan Ranting dengan mandat tertulis. 2. Pimpinan Anak Ranting.

3. Anggota Anak Ranting Pemuda Pancasila se-rukun warga/ dusun.

(32)

8. Jumlah peserta utusan Musyawarah-musyawarah pada masing-masing tingkatan ditentukan oleh penyelenggara musyawarah.

Pasal 8

1. Peninjau Musyawarah-musyawarah Organisasi Pemuda Pancasila ialah:

1. Majelis Pertimbangan/ Penasehat sesuai tingkatannya. 2. Lembaga/ badan sesuai tingkatannya.

3. Undangan-undangan yang ditetapkan oleh penyelenggara Musyawarah-musyawarah.

2. Jumlah peserta peninjau musyawarah-musyawarah pada masing-masing tingkatannya ditentukan oleh penyelenggara musyawarah.

BAB VI

HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 9

Peserta Utusan Musyawarah-musyawarah mempunyai hak sebagai berikut:

a. Mengeluarkan pendapat, saran, tanggapan, mengajukan usul perubahan, baik secara lisan maupun tulisan yang sifatnya positif, konstruktif dan membangun.

b. Mengajukan pertanyaan denga seijin Pimpinan Sidang. c. Mengajukan interupsi untuk hal-hal yang bersifat substantif.

d. Memilih yang pengunaan hak pilihannya secara teknis diatur lebih lanjut dalam Pasal 24 ayat 1 dan 2.

e. Dipilih.

f. Mendapat pelayanan, akomodasi, konsumsi, kesehatan dan materi bahasan.

Pasal 10

Terkecuali hak untuk memilih, peninjau musyawarah-musyawarah mempunyai hak yang sama dengan utusan.

Pasal 11

Semua Peserta Musyawarah-musyawarah dimasing-masing tingkatan berkewajiban:

a. Menjaga dan menciptakan ketertiban dan keamanan. b. Mengikuti semua acara sesuai jadwal acara.

c. Mentaati/ mematuhi semua peraturan dan ketentuan yang diberlakukan oleh Panitia Penyelenggara dan Penanggung Jawab Musyawarah-musyawawah.

d. Mensukseskan Musyawarah-musyawarah. e. Wajib menjadi salah satu anggota komisi.

BAB VII

SIDANG DAN RAPAT-RAPAT Pasal 12

(33)

1. Sidang Pleno.

2. Sidang Komisi-komisi. 3. Rapat Formatur. 4. Rapat pimpinan.

2. Pada prinsipnya sidang-sidang dan rapat-rapat bersifat terbuka, kecuali dinyatakan tertutup oleh Pimpinan Musyawarah/ Sidang Pleno.

BAB VIII KOMISI-KOMISI

Pasal 13

Komisi-komisi dalam Musyawarah-musyawarah organisasi Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan Majelis Pimpinan terkecuali Pimpinan Anak Cabang, Ranting dan Anak

Ranting terdiri dari:

a. Komisi A (Organisasi). b. Komisi B (Program).

c. Komisi C (Pokok-pokok Pikiran) d. Sub Komisi apabila diperlukan.

BAB IX

PIMPINAN SIDANG DAN RAPAT-RAPAT Pasal 14

1. Pimpinan Sidang dan Rapat-rapat Musyawarah-musyawarah Pemuda Pancasila terdiri dari:

1. Pimpinan Musyawarah atau Pimpinan Sidang Pleno. 2. Pimpinan Sidang Komisi.

3. Pimpinan Formatur.

4. Pimpinan Sidang Sementara.

2. Pada Musyawarah Anak Cabang, Ranting dan Anak Ranting tidak mempunyai Pimpinan Sidang Komisi.

Pasal 15

1. Pimpinan Musyawarah atau Sidang Pleno berjumlah 5 (lima) orang dengan komposisi:

1 (satu) orang Ketua merangkap anggota 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota 3 (tiga) orang anggota

(34)

Pasal 16

1. Pimpinan Sidang Komisi berjumlah 3 (tiga) orang dengan komposisi:

1 (satu) orang Ketua merangkap anggota 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota 1 (satu) orang anggota

2. Pimpinan sidang komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi.

Pasal 17

Pimpinan Rapat Formatur Musyawarah-musyawarah Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan adalah:

a. Mubes/ Mubeslub adalah Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional terpilih. b. Muswil/ Muswillub adalah Ketua Majelis Pimpinan Wilayah terpilih. c. Muscab/ Muscablub adalah Ketua Majelis Pimpinan Cabang terpilih.

Pasal 18

Sebelum Pimpinan Musyawarah/ Sidang Pleno dipilih, Penanggung jawab dan/atau penyelenggara musyawarah selaku Pimpinan sementara musyawarah memimpin Sidang

Pleno untuk membahas dan menetapkan:

a. Jadwal Acara

b. Peraturan Tata Tertib

c. Pemilihan Pimpinan Musyawarah/ Sidang Pleno

BAB X

TUGAS-TUGAS PIMPINAN MUSYAWARAH, SIDANG DAN RAPAT

Pasal 19

Tugas Pimpinan Sidang-sidang dan rapat-rapat pada asasnya bersifat kolektif.

Pasal 20

Pimpinan Musyawarah/Sidang Pleno mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Mengabsen Peserta, mengesahkan quorumnya persidangan, membuka, menskorsing dan menutup jalannya persidangan.

b. Memimpin, mengarahkan jalannya acara persidangan sesuai dengan jadwal acara. c. Mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, agar tetap berada dalam suasana

permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

d. Mendudukan persoalan serta mengembalikan jalannya sidang sesuai pokok pembicaraan.

e. Menyimpulkan semua pembicaraan.

f. Membacakan surat keputusan dan menandatanganinya.

g. Membentuk komisi-komisi/ terkecuali dalam Musyawarah Anak Ranting.

(35)

i. Memimpin pemilihan Ketua Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya atau Ketua PAC, Ranting, Anak Ranting.

j. Membentuk Formatur, terkecuali Musyawarah Anak Cabang, Musyawarah Ranting, Musyawarah Anak Ranting.

k. Menyerahkan semua dokumen hasi-hasil keputusan Musyawarah-musyawarah kepada penyelenggara musyawarah sesuai dengan tingkatannya.

Pasal 21

Pimpinan Sidang Komisi-komisi, mempunyai tugas:

a. Mengabsen anggota komisi

b. Mengesahkan quorumnya persidangan-persidangan komisi. c. Membuka, menskorsing dan menutup jalannya sidang komisi.

d. Memimpin jalannya sidang komisi sesuai dengan ruang lingkup bahasannya. e. Menandatangani hasil sidang komisi.

f. Melaporkan hasil kerja komisi dalam Sidang Pleno.

g. Memimpin Sidang komisi agar dalam suasana kebersamaan, persaudaraan, demokratis, terbuka dalam hikmat kebijaksanaan permusyawaratan, aman, lancar dan tertib.

Pasal 22

Pimpinan dan anggota formatur dengan mandat penuh mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menyusun Komposisi Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya.

b. Memilih Ketua dan menyusun Komposisi Majelis Pertimbangan Organisasi sesuai tingkatannya.

c. Menandatangani dan melaporkan hasil kerjanya dalam Siang Pleno.

d. Memimpin Rapat Formatur agar berjalan dalam suasana kebersamaan, permusyawaratan untuk mufakat, aman, lancar dan tertib.

BAB XI QUORUM

Pasal 23

1. Musyawarah-musyawarah dinyatakan sah atau quorum, apabila dihadiri oleh setengah ditambah satu dari jumlah unsur peserta sebagaimana yang tercantum dalam ART Bab VI Pasal 17 ayat 2 point a s/d e atau Pasal 19 ayat 2 point a s/d e.

2. Sidang-sidang dan Rapat-rapat alam musyawarah-musyawarah dinyatakan sah/quorum untuk mengambil keputusan, apabila dihadiri ½ (setengah) ditambah satu dari jumlah peserta yang sudah hadir.

(36)

BAB XII HAK SUARA

Pasal 24

Rincian hak suara dalam musyawarah-musyawarah Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatannya sebagai berikut:

1. Mubes/ Mubeslub:

1. Majelis Pimpinan Nasional = 1 (satu) hak suara.

2. Majelis Pimpinan Wilayah, masing-masing = 1 (satu) hak suara. 3. Majelis Pimpinan Cabang, masing-masing = 1 (satu) hak suara.

2. Muswil/ Muswillub:

1. Majelis Pimpinan Nasional = 1 (satu) hak suara. 2. Majelis Pimpinan Wilayah = 1 (atu) hak suara.

3. Majelis Pimpinan Cabang se-propinsi, masing-masing = 1 (satu) hak suara.

3. Muscab/ Muscablub:

1. Majelis Pimpinan Wilayah = 1 (satu) hak suara. 2. Majelis Pimpinan Cabang = 1 (satu) hak suara.

3. Majelis Anak Cabang se-kota/ kab, masing-masing = 1 (satu) hak suara.

4. Muscancab:

1. Majelis Pimpinan Cabang = 1 (satu) hak suara. 2. Pimpinan Anak Cabang = 1 (satu) hak suara.

3. Pimpinan Ranting se-kecamatan, masing-masing = 1 (satu) hak suara.

5. Musran:

1. Pimpinan Anak Cabang = 1 (satu) hak suara. 2. Pimpinan Ranting = 1 (satu) hak suara.

3. Pimpinan Anak Ranting se-kelurahan, masing-masing = 1 (satu) hak suara.

6. Musanran:

1. Pimpinan Ranting = 1 (satu) hak suara.

2. Setiap anggota, masing-masing = 1 (satu) hak suara.

Pasal 25

(37)

2. Pemberian hak suara dalam pemilihan Ketua PAC, Ranting, Anak Ranting sesuai dengan tingkatan musyawarah dilakukan oleh yang mewakili dari masing-masing unsur sebagaimana yang ditetapkan dalam Bab XII Pasal 23 ayat 4, 5 dan 6.

BAB XIII

PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 26

1. Pengambilan keputusan dalam Musyawarah-musyawarah Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan pada azasnya dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat.

2. Jika cara musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan cara Voting melalui pemungutan suara terbanyak.

3. Apabila menyangkut orang, maka pengambilan keputusan dengan cara pemungutan suara dilakukan secara rahasia, tertulis dan tertutup.

4. Apabila pemungutan suara (menyangkut orang) hasil suara sama banyak, maka pemungutan suara diulang kembali hanya untuk satu kali.

5. Apabila setelah diulang hasil suaranya masih tetap sama banyak, maka keputusan selanjutnya tentang hal ini diserahkan kepada Pimpinan musyawarah bersama jenjang kepemimpinan organisasi setingkat diatasnya dan keputusan ini bersifat mengikat serta tidak dapat diganggu gugat.

BAB XIV

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN Pasal 27

1. Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan sesuai tingkatannya, disampaikan dalam sidang Pleno, melalui Ketua sesuai tingkatanOrganisasi Pemuda Pancasila.

2. Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan dinilai melalui Pandangan Umum dalam Sidang Pleno.

3. Ketua sesuai tingkatan Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai hak jawab atas Pandangan Umum.

BAB XV

PERSYARATAN, KRITERIA CALON PENGURUS DAN TATA CARA PEMILIHAN

Pasal 28

1. Persyaratan administrasi:

1. Warga Negara Indonesia dengan bukti Kartu Tanda Penduduk. 2. Memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila.

3. Pernah atau saat ini sedang menjadi fungsionaris minimal satu periode, masa bakti dengan bukti surat keputusan.

4. Membuat surat pernyataan kesediaan disertai biodata.

(38)

2. kriteria:

1. Bertaqwa terhadap Tuhan Ynag Maha Esa. 2. Setia kepada NKRI, Pancasila dan UUD 1945. 3. Terpercaya dan visioner.

4. Memiliki integritas moral.

5. Tidak tercela atau tidak sedang terkena vonis hukuman sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

6. Tidak atau sedang terkena sanksi organisasi berupa schorsing atau pemecatan, terkecuali telah mendapat rehabilitas Mubes.

7. Memiliki sikap yang tegas, konsisten, serta mampu secara moril dan materil mengemban amanat keputusan-keputusan musyawarah.

8. Mendapat dukungan suara dari utusan dengan jumlah yang disepakati oleh Muswil atau Muscab.

Pasal 29

1. Pada hakekatnya pemilihan Ketua dalam musyawarah sesuai tingkatannya dilakukan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

2. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka pemilihan Ketua dilakukan secara langsung melalui pemberian suara dalam dua tahapan sebagai berikut:

Tahap I (memilih bakal calon tetap menjadi calon tetap):

a. Bakal Calon dinyatakan sah menjadi calon tetap apabila telah memenuhi persyaratan dan kriteria yang ditetapkan.

b. Bakal Calon yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam butir a di nyatakan gugur.

c. Pemilihan dipimpin oleh pimpinan Musyawarah dibantu dengan dua orang sanksi. d. Sebelum pemilihan setiap bakal calon wajib menyapaikan pidato pemikirannya. e. Setiap bakal calon dinyatakan sebagai calon tetap yang sah apabila mendapat

dukungan suara yang disepakati dari yang berhak memilih.

f. Apabila seorang bakal calon tidak mendapat dukungan suara sebagaimana yang dimaksud pada butir e maka bakal calon yang bersangkutan dinyatakan gugur.

g. Untuk pemilihan Majelis Pimpinan Wilayah, calon tetap dipilih oleh unsur yang diwakili MPN, MPW Demisioner dan MPC, yang masing-masing mempunyai satu hak suara dan hanya dapat memilih satu nama dari pada bakal calon yang sah.

h. Untuk pemilihan Majelis Pimpinan Cabang, Calon tetap dipilih oleh unsur yang mewakili MPW, MPC Demisioner dan PAC, yang masing-masing mempunyai satu hak suara dan hanya dapat memilih satu nama dari pada bakal calon yang sah.

i. Sebelum pemilihan dilakukan, jumlah suara yang akan memilih terlebih dahulu dihitung banyaknya.

j. Pemilihan dilakukan secara tertulis di atas lembar kertas dapat berupa nama atau nomor urut.

k. Setelah ditulis, kertas suara dimasukan ke dalam kotak suara yang tersedia.

l. Bakal calon yang dinyatakan sebagai calon tetap yang diumumkan oleh Pimpinan Sidang dan selanjutnya dimajukan ke tahap II.

(39)

Tahap II:

a. Calon tetap yang sah dapat dinyatakan sebagai Ketua MPW atau Ketua MPC apabila jumlah calon tetapnya hanya satu atau tunggal.

b. Calon tetap dapat dinyatakan sah sebagai Ketua apabila mendapatkan dukungan jumlah suara terbanyak.

c. Apabila calon yang dipilih mendapat dukungan jumlah suara yang sama banyak, maka pemilihan akan diulang hanya untuk satu kali.

d. Apabila setelah pemilihan diulang hasil suaranya masih tetap sama banyak, maka calon-calon yang bersangkutan diserahkan kepada Pimpinan musyawarah bersama jenjang kepemimpinan organisasi setingkat diatasnya dan keputusan ini bersifat mengikat serta tidak dapat diganggu gugat.

e. Perhitungan suara dilakukan secara terbuka dipimpin oleh Pimpinan Sidang dibantu oleh dua orang saksi dan peserta.

f. Ketua terpilih secara otomatis menjadi Ketua Formatur.

BAB XVI FORMATUR

Pasal 30

1. Formatur Musyawarah Wilayah atau musyawarah Cabang Pemuda Pancasila bejumlah ganjil (Schap Langsung), yang terdiri dari:

1. Ketua Terpilih (sebagai Ketua formatur merangkap anggota).

2. MPW atau MPC Pemuda Pancasila demisioner sebagai sekretaris merangkap anggota.

3. Majelis Pimpinan Cabang atau Anak Cabang sebagai anggota.

2. Jumlah dan mekanisme, pemilihan formatur disepakati dalam Sidang Komisi dan dilakukan melalui mekanisme Sidang Pleno.

BAB XVII RISALAH Pasal 31

1. Risalah Sidang dan rapat-rapat dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana (OC) dan dilaporkan kepada kepemimpinan organisasi yang sudah terbentuk sesuai tingkatannya.

2. untuk setiap Sidang dan Rapat, dibuat risalah, seperti:

1. Tempat dan Agenda Sidang/ Rapat. 2. Hari dan Tanggal.

3. Absensi yang hadir.

4. Catatan Perubahan/ Penyempurnaan dokumen yang terbatas. 5. Agenda materi yang dibahas.

(40)

BAB XVIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 32

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi tetang Musyawarah-musyawarah Organisasi Pemuda Pancasila ini akan diatur lebih lanjut oleh Majelis Pimpinan Nasional.

2. Sejak ditetapkannya Peraturan Organisasi ini maka, Peraturan Organisasi sebelumnya yang mengatur tentang Musyawarah Wilayah dan Musyawarah Cabang Pemuda Pancasila dinyatakan tidak berlaku.

Referensi

Dokumen terkait

vi burnout mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap engagement pada perawat di ruang rawat inap RSUD Kota Bekasi.. Kata Kunci: Psychological Capital , Komitmen

Melihat kondisi yang ada saat ini jumlah anak jalanan dibeberapa kabupaten yang pada awalnya mengalami peningkatan, sehingga pemerintah dan tenaga kerja yang lainnya membuat

Suatu alternatif memiliki nilai preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai P(x) dari masing-masing alternatif tidak melebihi nilai threshold.

Jumlah dosen tetap pada jurusan Teknik Elektronika sangat kecil dibandingkan jumlah mahasiswa yang relatif besar apalagi dengan dibukanya program studi

(PCA) adalah salah satu metode yang banyak digunakan dalam ektrasi ciri citra, dimana pada proses deteksi maupun pengenalan dapat mengenali bagian wajah terlepas dari

Tujuan penelitian ini adalah memberikan usulan perancangan tata letak keseluruhan yang mencakup perancangan stasiun kerja tetap dan perancangan ulang tata letak

Data hasil pengujian software peralihan dari sumber Genset ke PLN dapat diketahui sistem saklar pemindah otomatis secara simulasi software dapat berfungsi

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bagaimana cara mengintegrasi basis data yang berbeda platform menggunakan web service yang berbeda ke dalam satu aplikasi