• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARISAN PERBAIKAN SANITASI DI TINGKAT RUKUN TETANGGA SEBAGAI REKOMENDASI PROGRAM KELESTARIAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ARISAN PERBAIKAN SANITASI DI TINGKAT RUKUN TETANGGA SEBAGAI REKOMENDASI PROGRAM KELESTARIAN LINGKUNGAN "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ARISAN PERBAIKAN SANITASI DI TINGKAT RUKUN TETANGGA SEBAGAI REKOMENDASI PROGRAM KELESTARIAN LINGKUNGAN

Delfa Gravina Damayanti

Email: delfagravina19@gmail.com

ABSTRAK

Sanitasi yang buruk, kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan kesehatan lingkungan serta kerusakan lingkungan akibat kepadatan penduduk yang tinggi dan tidak sebanding dengan lahan yang tersedia untuk permukiman mengakibatkan ketidakteraturan dalam penataan tempat tinggal, kurangnya lahan untuk menanam pohon dan menjaga kelestarian lingkungan serta semakin tidak terpenuhinya higiene sanitasi yang baik di wilayah padat penduduk di kota Palembang terutama di daerah pinggiran Sungai Musi dapat mempengaruhi keberlanjutan lingkungan hidup yang ada.

Tujuan dari gagasan ini adalah untuk merancang strategi penyelamatan lingkungan dengan melakukan arisan perbaikan sanitasi di tingkat rukun tetangga sebagai salah satu langkah percepatan pembangunan kesehatan menuju target MDGs 2015 pada tujuan ke 7 (tujuh) tentang Pengelolaan lingkungan hidup target ke 10 (sepuluh) yang isinya adalah mengurangi separuh dari proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum dan sanitasi dasar di tahun 2015.

Hasilnya yaitu berupa ide atau gagasan untuk membentuk arisan perbaikan sanitasi dimulai dari proses inisiasi awal sampai pada pengawasan dalam pembentukan kelompok arisan, melalui perbaikan sanitasi yaitu arisan jamban dan MCK umum dimana akan dilakukan pembuatan jamban dan MCK yang memenuhi syarat higiene sanitasi secara bertahap di beberapa spot ditingkat rukun tetangga Pemukiman padat penduduk terutama di daerah aliran sungai musi dan dana pembuatannya diambil dari dana arisan per bulan antar kepala keluarga di lingkup RT tersebut dibagi per 5 kepala keluarga. Selanjutnya arisan air bersih serta arisan pohon dengan konsep dibagi per 20 kepala keluarga dalam 1 RT untuk memperoleh sambungan dari PDAM serta 100 pohon per 2 bulan arisan, dan yang terakhir adalah pembentukan komunitas zero waste serta apotik hidup di tiap rukun tetangga daerah padat penduduk dan aliran sungai Musi di Kota Palembang.

Kesimpulannya yaitu untuk melakukan percepatan pembangunan kesehatan menuju target MDGs 2015 pada tujuan ke 7 (tujuh) tentang Pengelolaan lingkungan hidup target ke 10 (sepuluh) yang isinya adalah mengurangi separuh dari proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum dan sanitasi dasar di tahun 2015 maka sebaiknya dilakukanlah penerapan arisan perbaikan sanitasi di tingkat rukun tetangga berupa arisan jamban sehat, akses air bersih serta penyelamatan lingkungan melalui arisan pohon dan komunitas zero waste serta apotik hidup karena biaya yang dikeluarkan relatif lebih terjangkau, dilakukan gotong royong dalam pembiayaannya serta pembuatannya untuk memperoleh perbaikan sanitasi dan akses air bersih di daerah padat penduduk dan aliran sungai Musi.

(2)

Pendahuluan

Pada dasarnya, perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu didukung oleh sistem

sanitasi yang memadai, perumahan juga mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan

watak serta kepribadian dalam suatu lingkungan atau bangsa. Kebijakan Pemerintah dalam bidang

Permukiman seperti tertulis dalam Millenium Development Goals (MDG) pada tujuan ke 7 (tujuh)

tentang Pengelolaan lingkungan hidup target ke 10 (sepuluh) yang isinya adalah mengurangi separuh

dari proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum dan sanitasi dasar. Melalui

kebijakan tersebut, sudah seharusnya ada targetan khusus dari pemerintah serta kemauan dan

pengetahuan dari masyarakat khususnya di pemukiman kumuh dan dekat dengan aliran sungai untuk

mencapai target pemerintah tersebut.

Palembang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Selatan, yang saat ini memiliki luas wilayah +

358,55 Km2, yang terdiri atas 14 wilayah kecamatan, 103 kelurahan/desa, 982 RW dan 3.690 RT. Tingkat rata-rata kepadatan penduduk 4.059 jiwa/Km2. Di bandingkan dengan Kabupaten lain di Provinsi Sumatera Selatan, Palembang merupakan kota yang tidak seluas kabupaten-kabupaten lain di

daerah Sumatera Selatan namun memilki kepadatan penduduk yang tertinggi.

Tabel 1. Kepadatan Penduduk berdasarkan luas wilayah di Provinsi sumatera Selatan 2010

(3)

Tabel 2. Data Kepadatan Penduduk Kota Palembang berdasarkan Luas Wilayah

Sanitasi yang buruk, kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan kesehatan lingkungan

serta kerusakan lingkungan akibat kepadatan penduduk yang tinggi, tidak adanya keberlanjutan

terhadap peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh yang dilakukan secara mandiri. Masih

ada masyarakat yang menjalankan pola hidup tidak sehat, seperti mencemari lingkungan alami dengan

limbah rumah tangga. Serta lahan yang tersedia tidak sebanding dengan permukiman mengakibatkan

ketidakteraturan dalam penataan tempat tinggal, kurangnya lahan untuk menanam pohon dan menjaga

kelestarian lingkungan serta semakin tidak terpenuhinya higiene sanitasi yang baik di wilayah padat

penduduk di kota Palembang tersebut terutama di daerah pinggiran Sungai Musi dapat mempengaruhi

keberlanjutan lingkungan hidup yang ada.

Gambar 1. Potret kota Palembang dari Udara

Dari uraian tersebut, dapat kita ketahui permasalahannya

yaitu“Bagaimana caranya melakukan

perbaikan sanitasi lingkungan permukiman kumuh dan daerah aliran sungai Musi di Kota Palembang

(4)

Hasil Pembahasan

Arisan perbaikan sanitasi adalah suatu rekomendasi program kelestarian lingkungan dan perbaikan

higiene sanitasi dimana program tersebut akan melibatkan seluruh masyarakat di Kota Palembang

terutama di daerah padat Penduduk yang menurut data BPS Palembang tahun 2002 adalah di daerah

Ilir Timur 1 dan Ilir Barat 2 yang pada dasarnya adalah daerah sekitar aliran sungai Musi. Program ini

memerlukan partisipasi penuh masyarakat dan dari stakeholder dalam hal pengelolaan dan

pengawasannya. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang nomor 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa masyarakat memiliki kewajiban memelihara

kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan

lingkungan hidup. Lebih lanjut pasal tersebut menyebutkan bahwa setiap orang memiliki hak yang

sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan

peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Peran stakeholder terlihat dari aktivitasnya dalam pengelolaan prasarana tersebut. Dengan adanya

pendekatannya, keterkaitan antara peran atau intervensi pemerintah, khususnya pemerintah lokal dapat

diwujudkan lebih pada proses dan bukan target, lebih pada keberlanjutan dan bukan membangun

fasilitas melalui pendekatan terpadu yang melibatkan semua pihak berkepentingan.

Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.dimulai dari proses inisiasi awal sampai pada

pengawasan dalam pembentukan kelompok arisan, melalui perbaikan sanitasi yaitu arisan jamban dan

MCK umum dimana akan dilakukan pembuatan jamban dan MCK yang memenuhi syarat higiene

sanitasi secara bertahap di beberapa spot ditingkat rukun tetangga Pemukiman padat penduduk

terutama di daerah aliran sungai musi dan dana pembuatannya diambil dari dana arisan per bulan antar

kepala keluarga di lingkup RT tersebut dibagi per 5 kepala keluarga.

Menurut pedoman penentuan standar pelayanan minimal (SPM) (Kepmen Kimpraswil No.

534/KPTS/M/2001) bahwa dalam pengelolaan prasarana sanitasi lingkungan permukiman harus ada

antara lain Cakupan pelayanan minimal dapat melayani 50 s/d 70% dari jumlah penduduk di

permukiman tersebut atau 80 s/d 90% dari jumlah penduduk untuk kepadatan > 300 jiwa/Ha dan yang

kedua adalah Untuk sarana sanitasi individual dan komunnal minimal dalam bentuk MCK dan tangki

septic yang disesuaikan oleh masyarakat. Konstruksi jamban yang sehat dapat dilihat seperti Gambar

(5)

Gambar 2. Konstruksi jamban sehat

Sumber : www.sanitarian.com

Keterangan:

Untuk pelayanan penampungan lumpur tinja minimal memiliki mobil tinja

4 m

3

yang dapat

melayani maksimum 120.000 jiwa.

IPLT sistem kolam dengan debit 50m

3

/hari.

Pengosongan lumpur tinja 5 tahun sekali, dan minimal mobil tinja melayani 2 tangki septic

setiap hari.

Gambar 2. Detail Septic Tanc

(6)

Gambar 3. Contoh MCK yang memenuhi syarat sanitasi yang baik

Sumber: www.nawasis.com

Selanjutnya mengenai arisan air bersih serta arisan pohon dengan konsep dibagi per 5 kepala

keluarga dalam 1 RT akan memperoleh sambungan dari PDAM serta 100 pohon per 2 bulan arisan,

Hal ini dilakukan karena, di lingkungan padat penduduk serta di daerah aliran sungai besar seperti

sungai musi, akan sulit di temukannya sumber air bersih dan kebanyakan masyarakat menggunakan air

sungai untuk aktivitas sehari-hari bahkan untuk air minum. Untuk itu, dilakukan arisan air bersih dan

pohon, dimana sistem penarikan arisan ini dilakukan selama 2 bulan sekali per 20 KK dalam satu RT.

Jadi dalam jangka waktu dua bulan tersebut, satu RT membayar sejumlah uang yang telah disepakati

untuk arisan disesuaikan dengan kondisi pemasangan PDAM serta harga pohon. Setelah itu, 20 KK

yang rumahnya berdekatan akan dijadikan satu kelompok nama, dimana dalam satu kali penarikan

arisan hanya ada satu nama kelompok yang keluar. Kelompok tersebutlah yang nantinya akan

dipasangkan PDAM serta uang lebihnya akan dibelikan pohon dan di tanam di sekitar rumah 20

anggota kelompok tersebut atau sesuai kesepakatan.

Gambar 4. skema pengolahan air bersih PDAM

(7)

Terakhir adalah pembentukan komunitas zero waste serta apotik hidup di tiap rukun tetangga daerah

padat penduduk dan aliran sungai Musi di Kota Palembang. Komunitas Zero waste ini beranggotakan

ibu-ibu di tiap KK dalam satu RT, pergerakan komunitas ini berfokus pada pengendalian limbah

domestik hingga jumlahnya mencapai angka Zero waste dimana nantinya limbah anorganik sampah

tersebut akan dijadikan pupuk untuk kebun apotik hidup. Beberapa Program Komunitas ini yaitu:

1.

Melakukan pemilahan sampah di rumah, baik itu sampah organik, anorganik yang

dapat di daur ulang (plastik), sampah anorganik yang tidak dapat didaur ulang (baterai,

kaca,dan sebagainya) setelah diberi pengarahan dari dinas kesehatan kota

2.

Melakukan pengurangan penggunaan sampah plastik dengan cara membawa keranjang

belanja yang bisa berkali-kali pakai, serta membawa tempat untuk mengurangi

penggunaan sampah plastik

3.

Mengolah sampah anorganik menjadi pupuk kompos, mendaur ulang sampah plastik

menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi seperti tas, bunga plastik, tirai kamar,

dan lain sebagainya

Gambar 5. Proses pemilahan sampah di tingkat rumah tangga

Sumber: www. Prakensa.com

4.

Membuang sampah anorganik yang tidak dapat didaur ulang kembali seperti baterai ke

tempat pembuangan akhir.

5.

Membuat kebun apotik hidup di sisa-sisa lahan yang ada di sekitar rumah mereka, jika

(8)

Gambar 6. Apotek hidup

Sumber: www. Prakensa.com

6.

Permukiman Berdikari menyediakan sistem pengolahan air untuk air buangan cucian,

dan limbah dari kamar mandi dan kloset. Ekodrainase di permukiman Berdikari

menyerap air hujan sebanyak-banyaknya ke dalam tanah atau ke areal resapan air

berupa taman, lapangan olah raga, dan rawa. Setiap rumah dan bangunan dilengkapi

sumur resapan sesuai ketersediaan lahan.

Kesimpulan

Dari pembahasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa:

1. Rekomendasi program kelestarian lingkungan dan perbaikan higiene sanitasi merupakan

rekomendasi program percepatan pencapaian target MDGs ke-7 tentang Pengelolaan

lingkungan hidup target ke 10 (sepuluh) yang isinya adalah mengurangi separuh dari proporsi

penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum dan sanitasi dasar dapat dilakukan

dengan arisan perbaikan sanitasi dan lingkungan di tingkat rukun tetangga (RT)

2. Arisan perbaikan sanitasi dan lingkungan di tingkat RT ini terdiri dari program arisan jamban

dan MCK yang memenuhi syarat, arisan air bersih dan pohon serta pembentukan komunitas

zero waste dan apotik hidup di tiap rukun tetangga

3. Arisan jamban dan mck bertujuan untuk meningkatkan PHBS rumah tangga no 6 yaitu

menggunakan jamban sehat yang sesuai dengan ketentuan dan syarat jamban sehat sehingga

dapat mengurangi pencemaran air dan tanah akibat perilaku masyarakat yang sering buang air

di sungai atau tanah serta untuk mencapai target MDGs dengan mengurangi separuh proporsi

penduduk yang tidak mempunyai akses sanitasi dasar termasuk jamban sehat dan MCK serta

mempermudah masyarakat daerah padat penduduk untuk memperoleh sanitasi dasar yang

(9)

4. Arisan air bersih bertujuan untuk meningkatkan PHBS no.4 tentang menggunakan air bersih di

rumah tangga serta mencapai target MDGs yaitu mengurangi separuh proposi penduduk yang

tidak memiliki akses air bersih dengan meringankan biaya pemasangan PDAM melalui arisan

5. Arisan pohon bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan menghijaukan kembali tiap pelosok

negeri melalui arisan agar penanaman pohon dapat rutin dilakukan secara terus-menerus untuk

meningkatkan penyerapan polutan dan kebisingan

6. Pembentukan komunitas zero waste untuk mengurangi pengunaan limbah anorganik dan

mengelola limbah domestik baik organik maupun anorganik menjadi barang bermanfaat seperti

tas dari plastik yang memiliki harga jual serta pemanfaatan limbah anorganik menjadi pupuk

kompos untuk pembuatan apotik hidup di tiap rumah

7. Pembuatan apotik hidup bertujuan untuk menyediakan tanaman obat di rumah untuk

pengobatan tradisional.

Saran

1. Pemerintah

Diharapkan agar pemerintah mulai menggalanggkan program ini dan ikut andil dalam program

ini melalui pembentukan kebijakan, pengelolaan serta pengawasan maupun monitoring dan

evaluasi

2. Masyarakat

Diharapkan seluruh lapisan masyarakat dapat ikut berpartisipasi dan berkontribusi penuh

dalam pelaksanaan kegiatan ini agar dapat meningkatkan higiene sanitasi serta kelestarian

lingkungan dalam upaya percepatan MDGs target ke-7 mengenai kelestarian lingkungan dan

sanitasi dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1997. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta: Depkes RI.

Jawapos. (2010). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. http://www.medicaljournal. hidup-bersih-dan-sehat.html. Diunduh 30 Oktober 2014

Siregar, Tety Juliany. 2010. Kepedulian Masyarakat dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Matahalasan Kota Tanjungbalai.[Tesis]. Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang

Struyk, Raymond. The Market for Shelter in Indonesian Cities, The Urban Institute Press,Washington DC

Tim Badan Pusat Statistik. 2010. Data Kepadatan penduduk Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Selatan dan kepadatan Penduduk Kota Palembang. Badan Pusat Statistik, Palembang

Gambar

Tabel 1. Kepadatan Penduduk berdasarkan luas wilayah di Provinsi sumatera Selatan 2010
Tabel 2. Data Kepadatan Penduduk Kota Palembang berdasarkan Luas Wilayah
Gambar 2. Konstruksi jamban sehat
Gambar 3. Contoh MCK yang memenuhi syarat sanitasi yang baik
+3

Referensi

Dokumen terkait

pelayanan kesehatan, pendidikan serta kebutuhan dasar lainnya Memantapkan transformasi birokrasi yang bersih, dinamis dan tangkas berbasis digital untuk meningkatkan

Sehubungan dengan itu, seminar nasional teknik sumberdaya air yang dikelola secara berkala oleh sejumlah perguruan tinggi dan pemangku kepentingan di Kota Bandung

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Hedonic Shopping Value dan Impulse Buying (Survei Pada Konsumen Hypermart Malang Town Square).. Jurnal Administrasi

Sehingga komunikasi menjadi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi seperti perusahaan startup dan diharapkan berjalan dengan baik agar dapat menumbuhkan loyalitas

tingkat member pada EWY jacket platform diatas, kemudian dilakukan perhitungan tingkat sistem menggunakan metode.. Increment Member Plasticity Probability of Failure (pof) Kean

Efektivitas Bakteri Pelarut Fospat dan Kompos terhadap Peningkatan Serapan P dan Efisiensi Pemupukan P pada Tanaman Jagung IPB Bogor.. Hartel,

Langkah awal analisis data yaitu membuat kuesioner yang akan diproses dengan analisa regresi untuk mengetahui faktor bauran pemasaran mana yang paling berpengaruh dan