• Tidak ada hasil yang ditemukan

hukum waris adat power point

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "hukum waris adat power point"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM

WARIS ADAT

OLEH:

(2)

SELAMAT IDUL FITRI 1429 H

TAQOBALLAHU MINA WAMINKUM SYIMANA

WASYIYANAKUM

MINAL AIDIN WALFAIZIN

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

YA ALLAH SEMOGA SAUDARAKU INI, DIMAAFKAN

(3)

Kontrak pembelajaran

Kuliah aktif dengan diskusi dan analisis

Mahasiswa wajib memiliki diktat

Soal ujian open book

Sistem penilaian dengan PAP

Komposisi nilai 50% Ujian sisipan dan 50% Ujian

Utama

Apabila ada tugas 10% dan 40% Ujian

Tertib dan Disiplin

(4)

HUKUM WARIS POSITIF DI

INDONESIA

DASAR HUKUM (berlakunya hukum waris)

Berlaku atas dasar Pasal II AP UUD 1945 yang memberlakukan Hukum Waris BW, Hukum Waris Islam dan Hukum Waris Adat menurut Tatahukum Pem. Hindia Belanda berdasar atas Pasal 131 IS dan pasal 163 IS.

BERLAKUNYA HUKUM WARIS KEDEPAN

Berlakunya bersifat sementara dan sebagai suatu sistem memiliki hubunganm secara sistemik dengan sistem hukum keluarga dan perkawinan, oleh karena itu ada

konsekuensi yuridis dengan berlakunya UU no. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan UU No. 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama dan Perubahannya dengan UU No. 3 Tahun 2006.

HUKUM WARIS ADAT

(5)

KEADAAN MASYARAKAT DAN

PENGARUH POLITIK HUYKUM

TERHADAP HUKUM WARIS ADAT

Hukum dan Typologi Masyarakat

Hukum dan Masyarakat memiliki hubungan yang bersifat fungsional, apabila masyarakjat berubah maka hukumnyapun juga akan mengalami perubahan.

Pluralisme Hukum

Sebagai akibat berlakunya Pasal II AP UUD 1945, dengan sendirinya berlaku pula pluralisme hukum, khususnya Hukum Waris BW, Hukum Waris Islam dan Hukum Waris Adat, yang berlaku mengikuti pergolongan rakyat (aspek historis)

Pergolongan Rakyat dan Unifikasi Hukum

Perkembangannya politik pergolongan rakyat yang ditransfer dari Tatahukum Hindia Belanda tersebut, sedikit demi sedikit mengalami perubahan sejalan dengan perubahan politik hukum dengan diterbitkannya UU baru yang bersifat unifikasi hukum

(6)

ISTILAH-ISTILAH YANG RANCU

DLM PRAKTIK HUKUM

Hukum Waris Adat dan Hukum Adat Waris

Pewarisan dan Pembagian Warisan

Harta Warisan dan Harta Peninggalan

Harta Bawaan dan harta Asal

Hibah, Schenking dan Hibah menurut Hukum Adat

Lembaga Hidup Waris dan Lembaga Penggantian

(7)

PENGERTIAN DAN TUJUAN

PEWARISAN

PENGERTIAN PEWARISAN

Pewarisan adalah proses penerusan, pengoperan, peralihan harta kekayaan materiil dan immateriil dari satu generasi ke generasi berikutnya.

TUJUAN PEWARISAN

Menyelesaikan perikatan yang dibuat pewaris semasa hidupnya dan mempertahankan eksistensi masyarakat genealogis.

KONSEP HARTA WARISAN HARUS SUDAH BERSIH

Harta peninggalan pewaris setelah dibersihkan dari utang-utang pewaris semasa hidupnya (termasuk biaya perawatan, selamatan dan biaya kubur), selebihnya baru dapat dilakukan pembagian warisan (Konsep pasiva dan aktiva).

(8)

UNSUR-UNSUR PEWARISAN

UNSUR-UNSUR

Pewaris, Harta Warisan dan Ahli Waris.

SIFAT KUMULATIF

berkait dengan konsep peristiwa hukum waris, dan apabila salah satu saja

dari unsur-unsur pewarisan tidak ada maka tidak akan terjadi peristiwa

pewarisan.

SISTEMATIKA UNSUR-UNSUR

(9)

HARTA WARISAN

Konsep Harta

nilai ekonomis, sosial dan magis,

materiil dan immateriil, kepemilikan komunal dan

individual, dapat dibagi dan tidak dapat dibagi

Apa arti pentingnya kualifikasi harta materiil dan

immateriil, juga kepemilikan komunal dan individual

dalam pembagian warisan ?

Kapan dan dalam keadaan bagaimana suatu harta

peninggalan dapat dilakukan pembagian warisan ?

Struktur harta keluarga masy.

Parental/Bilateral (HAS, HAI dan HB

HPS,

(10)

Struktur harta pada masy.

patrilineal

Kesatuan kemasyarakatan yang organisasinya didasarkan atas

ketunggalan silsilah pancar laki-laki (kebapakan).

Anggota dan penerus silsilah adalah anak laki-laki

Anak perempuan akan pergi meningalkan marganya

Sistem perkawinannya dengan sistem asymetris connubium (dalian

anatolu di Batak

Pembayaran Jujur

Kehidupan masyarakatnya ditopang oleh harta pusaka (“HAS”)

Pada awalnya tidak ada harta pencarian atau harta bersama, baru

kemudian berkembang harta pencarian yang menjadi embrio harta

bersama (HB).

Harta tersebut kepemilikannya individual dan terlepas dari harta

(11)

Struktur harta pada masyarakat

Matrilineal

Kesatuan kemasyarakatan yang organisasinya didasarkan atas

ketungalan silsilah pancar perempuan (Buah Paruik

buah perut)

Clan chaniago dan piliang (minangkabau)

Perkawinannya dengan sistem semenda, artinya tidak menyebabkan

suami berpindah ikut kaum istrinya.

Anak-anak perempuan sebagai penerus silsilah kaum ibunya

Kehidupannya berada dalam sebuah rumah gadang (besar) dengan

sistem bilik), dan ditopang oleh harta kaum

(HAI)

Kemudian berkembang menjadi masayakat minang yang hidup di

minang dan di luar minang, dan yang diminang ada yang masih

terikat pada rumah gadang dan sudah ada yang hidup dalam

rumah-rumah tinggal.

Kemudian berkembang harta pencarian (“Suarang”)

menjadi dasar

(12)

Struktur harta pada masyarakat

Parental

Kesatuan kemasyarakatan yang organisasinya didasarkan atas

ketunggalan silsilah bapak dan ibu.

Seorang individu selalu memiliki 2 silsilah, dari bapaknya dan dari

ibunya.

Sistem perkawinannya menggunakan semenda.

Anak-anak selalu menjadi penerus silsilah bapak dan ibunya

Suami dan istri berkedudukan seimbang, sehingga masing-masing

memiliki kecakapan bertindak dan memiliki hak kepemilikan

Struktur harta terdiri dari HAS, HAI dan HB

Anak-anak selalu menjadi ahli waris terhadap harta peninggalan

(13)

KONSEP HARTA ASAL

Istilah Harta Asal

Istilah Harta Asal, menunjuk pada pengertian Asal-Usul, yang berarti harta

yang diperoleh dari warisan (Pengertian Pewarisan), dan di dalam Harta

keluarga menunjukkan kepemilikannya adalah individu si penerima warisan

(suami/iteri).

Makna

Sebagai konsekuensi dari pengertian lain

“ajang hidup”, maka harta asal

merupakan perwujudan dari melanjutkan eksistensi masyarakat genealogis.

Prinsip

(14)

KONSEP HARTA BERSAMA

Harta yang

diperoleh

suami dan/atau isteri

secara

bersama-sama

atau

sendiri-sendiri

selama perkawinan

, yang bukan berasal

dari warisan atau hadiah yang ditujukan

kepada salah satu dari suami-isteri.

Kepemilikannya bersama suami dan isteri,

(15)

DISKUSI KUALIFIKASI HARTA

BERSAMA

Indikator Harta Bersama

(penghasilan/pendapatan, pembelian, hasil harta asal,

perubahan bentuk harta).

Diskusi

Tanah sawah, pekarangan, kebun

Rambutan/buah-buahan hasil kebun warisan

Rumah dan bangunan

Gaji dan penghasilan lainnya.

Hasil lotere atau hadiah/undian

Mobil dan motor atau sepeda.

Televisi dan perkakas rumah tangga.

Emas batangan dan perhiasan emas yang DIBELI suami/isteri selama

perkawinan

Jam tangan pria dan jam tangan wanita yang DIBELI suami/isteri

(16)

PERKAWINAN LEBIH DARI

SEKALI

Suami atau isteri meninggal, kemudian janda atau

dudanya kawin lagi

Suami ganteng (type pejantan tangguh), punya

isteri lebih dari satu dan tinggal dalam satu rumah

Poligami murni

Suami kaya (type pejantan playboy), punya isteri

lebih dari satu, dan masing-masing isteri

dibuatkan rumah sendiri-sendiri

poligami

(17)

Kemungkinan pemisahan harta

bersama diantara isteri-isteri

Dalam kasus pertama,

Dalam kasus kedua

Dalam kasus ketiga

Adakah ada kemungkinan muncul harta bersama dengan

para isteri, dan adakah kemungkinan harta-harta tersebut

dipisahkan menjadi : contoh HB I, HB II, HB III, dst.

Atau apabila tidak bisa dipisahkan, maka dapat diartikan

menjadi harta bersama para isteri.

Ada Yurisprudensi Mahkamah Agung RI (cari di diktat)

(18)

INDIKATOR HARTA BERSAMA DALAM

PERKAWINAN LEBIH DARI SEKALI

PEROLEHAN ISTERI

PEROLEHAN SUAMI

Penghasilan/pendapatan isteri

Waktu

Hasil pembelian isteri

Tempat

Hasil dari harta asal isteri

Atas nama

(19)

tugas-kelompok

1.

Sistimatika unsur-unsur pewarisan menurut hukum

waris adat

2.

Konsep harta dan kualifikasi harta materiil dan

imateriil, kepemilikan komunal dan individual dalam

pembagian warisan

3.

Struktur harta warisan pada

masyarakat patrilineal, matrilineal

dan parental

4.

Arti pentingnya

kriteria untuk menentukan suatu

harta termasuk dalam kualifikasi harta bersama

(20)

AHLI WARIS

(21)
(22)

SKEMA AHLI WARIS

Orang-orang yang berhak menerima harta warisan

peninggalan pewaris

Generasi berikut

keturunan anggota masyarakat genealogis

hub.

Wangsa & hub. Silsilah (patrilineal, matrilineal

dan parental dan tidak ada yang menghalangi utk

terima warisan)

Anak (kedudukannya kuat selaku ahliwaris,

konsep anak

biologis, sosiologis, yuridis; hak

(23)
(24)

KONSEP ANAK

KONSEP BIOLOGIS

DILIHAT DARI PROSES TERJADINYA:

1). PERTEMUAN ANTARA SPERMA DAN TELUR (persetubuhan dan bayi tabung)

2). PENGEMBANGAN JARINGAN (kloning)

KONSEP SOSIOLOGIS

1). CIRCLE OF LIFE

2). UU PERLINDUNGAN ANAK

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

KONSEP YURIDIS

DILIHAT DARI AKIBAT SUATU PROSES

DIDALAM LINGKUP HUKUM KELUARGA (Anggapan hukum, kepastian hukum dan perlindungan anak) anak sah, anak kandung dlm terminologi hukum

(25)

Konsep Anak UU No. 23/2002

Pasal 1

1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

3. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga.

4. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat.

 orang tua merupakan struktur sosial (konsep sosial)

Pasal 7

(26)

diskusi

Apakah seorang anak dalam status anak zinah,

atau anak luar kawin dapat menuntut ke

pengadilan untuk mengetahui siapa orang tua

kandungnya ( dengan test DNA)

Pasal 7 UU

No. 23 Th. 2002 ttg Perlindungan Anak

Contoh: Kasus Taufik Hidayat

(27)

Konsep Anak Dalam Hukum Waris

Hukum Waris Berhubungan Dengan Hukum Keluarga

Konsep Anak meliputi; anak sah (anak kandung), anak angkat dan

anak tiri.

Anak sah adalah anak yang lahir di dalam atau sebagai akibat

perkawinan sah

Anak kandung adalah anak yang beribu wanita yang melahirkannya

dan berayah pria suami ibunya

Anak angkat adalah anak orang lain atau kerabat yang melalui suatu

tindakan hukum (pengangkatan anak) ditempatkan/didudukkan

seperti anak kandung

Anak tiri adalah anak dari perkawinan terdahulu yang dibawa masuk

(28)

Status Anak (1)

Pandangan dari aspek yuridis

1). Anak Sah diukur dari konsep yuridis (bukan konsep biologis)

dan didasarkan atas anggapan hukum sebagai konsekuensi dari

asas monogami untuk kepastian hukum dan perlindungan anak

2). Perlindungan hukum bagi suami yang kemungkinan dirugikan

adalah melakukan penyangkalan di muka pengadilan, dan bila

terbukti maka anak tsb hanya memiliki hubungan hukum

dengan ibunya saja dan berstatus anak tidak sah (perkawinannya

menjadi putus)

(29)

Stattus Anak (2)

Terhadap anak luar kawin dapat diakui

Pengakuan harus dilakukan di muka pengadilan dan harus oleh laki-laki yang menghamilinya dan ada persetujuan dari ibu si anak

Terhadap anak haram/jadah tidak dapat diakui

Pengakuan anak haram/jadah merupakan tindakan yang bertentangan

dengan prinsip hukum (dari tindakan melangar hukum  zina) dan hukum keluarga dengan asas monogaminya

(30)

DISKUSI KUALIFIKASI ANAK

PERISTIWA

STATUS ANAK

1. Seorang pria berhubungan dengan

seorang wanita sama-sama belum

menikah

Anak Sah, Anak Luar kawin, Anak

Zinah

2. Seorang pria menikah berhubungan

dengan seorang wanita belum menikah

Anak Sah, Anak Luar kawin, Anak

Zinah

3. Seorang pria bujangan berhubungan

dengan seorang wanita menikah

Anak Sah, Anak Luar kawin, Anak

Zinah

4. Seorang pria berhubungan dengan

seorang wanita sama-sama telah

menikah

(31)

DISKUSI KUALIFIKASI ANAK

Sandi Harun menikah siri dengan Djodi Setiawan

dan melahirkan anak bernama rimbi.

Djodi setiawan memproses Akte kelahiran Rimbi

dengan Djodi Setiawan dan Sandi harun sebagai

orang tuanya.

Sandi Harun menyatakan bahwa Rimbi adalah

(32)

Diskusi kasus

Anak sah adalah anak yang lahir di dalam

atau sebagai akibat perkawinan yang sah

Dalam perspektif Hukum Islam seorang

anak perempuan yang lahirnya dibawah 6

bulan dari umur perkawinan orang tuanya,

bapak/suami ibunya tersebut tidak boleh

menjadi wali nikahnya

(33)

ANAK ANGKAT

Anak orang lain atau kerabat dengan suatu tindakan

hukum ditempatkan dalam kedudukan seperti anak

kandung

Sebagai suatu lembaga yang tumbuh dalam masyarakat

(34)

Tugas kelompok diskusi

apa arti pentingnya kepastian hukum

status hukum anak dalam pembagian

warisan (kelompok ganjil)

Persyaratan dan hal-hal yang menghalangi

(35)
(36)

HAK MEWARIS ANAK ANGKAT

Putusan MARI

Kesimpulan

1.

Hukum Adat Periangan, seorang anak

kikut tidak mewaris harta pusaka

(asli/asal) orang tua angkatnya (Pts.

MA No. 82 K/Sip/1957 5 Maret 1958).

1.

Anak angkat berhak mewaris terbatas

pada harta gono-gini (harta bersama).

2.

Hukum Adat Jawa Tengah, seorang

anak angkat hanya mewaris harta

gono-gini orang tua angkatnya (Pts.

MA No. 37 K/Sip/1959 18 Maret

1959).

2.

Anak angkat tidak berhak mewaris

terhadap harta pusaka (asli/asal).

3.

Hukum Adat yang berlaku anak angkat

mewaris harta gono-gini orang tua

angkatnya dan menuutup ahli waris

asal Pts. MA No. 102 K/Sip/1972 23

Juli 1977).

3.

Anak angkat bisa menutup hak

(37)

ANAK TIRI (Anak Gawan)

Anak dari suami atau isteri yang dibawa masuk kedalam

perkawinan yang baru.

Anak tiri hanya memiliki hubungan hukum keperdataan

dengan orang tua kandungnya.

Anak tiri tidak mewaris dari orang tua tirinya, hanya

mewaris dari orang tua kandunhgnya saja.

Pts. MA RI No. 400 K/Sip/1975: Harta gomo-gini harus

jatuh pada anak kandung, bukan kepada anak tiri/gawan,

oleh karena itu hibah tanpa sepengetahuan yang

(38)

JANDA

Janda /Duda

Satu generasi dengan pewaris, oleh karena itu menurut hukum adat

tidak termasuk sebagai ahli waris dan hanya menerima separuh dari

harta bersama, dan kedepan tumbuh wacana sebagai ahli waris

melalui Yurisprudensi Mahkamah Agung RI.

Janda bukan Duda

Dari aspek sosiologis dan kulturil serta ekonomi, posisi secara

umum adalah lemah (sudah jatuh ketimpa tangga), terutama

apabila harta keluarga hanya ada harta asal suami saja.

Janda

(39)

Konsekuensi yuridis bagi

JANDA

Meneruskan kekuasaan orang tua apabila anak-anak

masih kecil.

Memegang hak kepengurusan (

beheer

) atas harta

peninggalan suaminya untuk kepentingan

anak-anaknya dan untuk hidup layak bagi dirinya.

Dapat menarik kembali harta peninggalan suaminya

almarhum yang berada dalam kekuasaan orang lain.

(40)

PERKEMBANGAN HAK MEWARIS JANDA

Melalui YurisprudensiMahkamah Agung RI sejak tahun

1960an dimunculkan wacana JANDA SEBAGAI AHLI

WARIS.

Konsep awal Janda hanya menerima separuh bagian dari

harta bersama, dan dalam Yurisprudensi dikualifikasi

sebagai menerima warisan.

Konsep Janda sebagai ahli waris didasarkan pada prinsip

KEADILAN.

Indikasi adanya perubahan cara pandang dari pandangan

komunalisitis bergerak ke individualistis.

Apabila perubahan cara pandang tersebut telah ada opinio

(41)

BEBERAPA PUTUSAN

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA (1)

1.

Dalam hal tidak ada anak

, harta warisan

setengah bagian untuk janda dan yang

setengah bagian untuk keluarga suami

(42)

BEBERAPA PUTUSAN

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA (2)

2.

Menurut hukum adat diseluruh Indonesia,

seorang janda perempuan merupakan ahli waris

dari barang-barang asal dari suaminya,

dalam

arti:sekurang-kurangnya barang asal tsb. Harus

tetap ditangan janda sepanjang untuk hidup

secara pantas sampai ia kawin lagi atau

meninggal.

Sedang dibeberapa daerah di

Indonesia dalam hal barang-barang warisan

amat banyak, Janda berhak atas bagian warisan

seperti seorang anak kandung

(Pts. No. 302

(43)

BEBERAPA PUTUSAN

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA (3)

3.

Di Kabanjahe (Tapanuli > selatan), mengingat

pertumbuhan masyarakat dewasa ini menuju

kearah persamaan kedudukan antara pria

dengan wanita dan pengakuan janda sebagai

ahli waris

Janda berhak separoh dari harta

bersama dan sisanya dibagi antara janda dan

kedua anaknya

(Pts. No. 100 K/Sip/1967

(44)

ARGUMENTASI

JANDA SEBAGAI AHLI WARIS

1.

Pandangan keadilan yang didasarkan kedudukan pria dengan wanita sama.

2.

Nilai komunalistis bergeser kearah nilai individualistis.

3.

Hak mewaris Janda sama dengan hak mewaris anak.

4.

Bagian mewaris Janda sama dengan bagian mewaris anak.

5.

Janda tidak dapat menutp bagian mewaris ahli waris asal.

6.

Janda menerima warisan bersama anak-anaknya atas separo harta bersama

suaminya.

7.

Tidak ada kejelasan hak mewaris Janda atas harta asal suaminya.

8.

Pemberian hak mewaris Janda secara penuh akan menggeser nilai-nilai hukum

adat.

9.

Nilai baru hak mewaris Janda akan berpengaruh pada masyarakat Patrilineal

(45)

SISTIM PEWARISAN

SISTIM PEWARISAN SECARA KOLLEKTIF

Sistem pewarisan yang didasarkan pada prinsip komunalistis, sebagai bagian dari proses pewarisan (penerusan, pengoperan dan peralihan) kepada generasi berikut.

SISTIM PEWARISAN MAYORAT

Sistim pewarisan yang didasarkan pada prinsip kumonalistis yang terjadi pada suatu masyarakat, dan tidak terjadi pemecahan harta warisan tetapi terjadi secara mayorat (mayorat sulung atau mayorat bungsu).

SISTIM PEWARISAN INDIVIDUAL

(46)
(47)

Sistem pewarisan/pembagian

Semasa hidup pewaris (inisiatif ada pada pewaris, hak

ahli waris belum terbuka)

teknisnya: sebagian atau

seluruhnya, diikuti peralihan yuridis atau tidak diikuti

peralihan yuridis (penunjukan, digarap)

bentuknya:

hibah atau hibah wasiat.

Setelah pewaris meninggal (inisiatif ada pada para ahli

waris, sebab hak para ahli waris sudah terbuka)

teknisnya: pembagian warisan tanpa sengketa atau

dengan musyawarah dan pembagian warisan dengan

sengketa

sengketa diartikan sudah menjadi perkara di

(48)

Kepastian hukum

Apakah pembagian warisan semasa hidup pewaris, mengandung

kepastian hukum

artinya memiliki ketentuan yang mengikat

semua ahli waris ?

Antara pembagian warisan setelah pewaris meninggal, yang mana

yang menjamin kepastian hukum, dan yang mana yang lebih

mencerminkan keadilan ?

Ada berapa cara dalam menentukan pembagian warisan dengan

musyawarah para ahli waris ?

Bagaimana kepastian hukumnya dikemudian hari, ketika dipilih

pembagian warisan dengan ketentuan bagian yang tidak sama

(49)

HASIL PENELITIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI

PONTIANAK, BANJARMASIN, BANDAACEH, PADANG, DENPASAR,

JAWA TENGAH & MAHKAMAH AGUNG REP. INDONESIA

ASAS-ASAS YG SAMA/MIRIP ASAS-ASAS YANG BERBEDA

1. Keluarga bilateral 1.Hak & bagian ahli warisl

2. Jenis-jenis harta 2.Hak & bagian janda, anak, anak angkat

3. Sistim pewarisan individual 3.Penggantian tempat ahli waris

4. Saat terbukanya warisan 4.Hilangnya hak mewaris krn beda agama

5. Ab-intestato dan testamen 5.Harta yg tidak dapat dibagi waris

6. Pemisahan jenis harta sblm dibagi 6.Inbreng, hibah kpd ahli waris

diperhitungkan dlm pembagian warisan

7. Kedudukan anak selaku ahli waris 7.Kekuasaan masyarakat atas harta pusaka

8. Anak tiri tidak mewaris

(50)

PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS

MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (1)

PRINSIP-PRINSIP

KUH PERDATA

(BW)

HUKUM

ADAT

HUKUM

ISLAM

1. Konsep

(51)

PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS

MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (2)

5. Jenis harta keluarga

6. Keadaan harta warisan Ada yang tidak

terbagi dan ada yang dapat dibagi-bagi Harta materiil dan harta immateriil Harta peninggalan dan harta pemberian dari sipewaris

semasa hidupnya kepada ahli waris Aktiva

Harta

(52)

PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS

MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (3)

7. Ahli waris

(53)

PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS

MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (4)

9. Hal ahli waris

10. Bagian ahli waris

11. Hak menolak warisan

Hak dan bagian sama

Ditentukan secara matematis

Mengenal lembaga ini

Hak dan bagian sama dalam

Hak dan bagian tidak sama antara laki-laki dan perempuan

Ditentukan dengan menetapkan besar bagian yang akan diterima oleh ahli waris sesuai

penggolongannya

(54)

PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS

MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (5)

12. Perhitungan

kewajiban dari para ahli waris

Tidak dikenal anak angkat tetapi bila ada angkat dianggap sama dengan anak kandung

Harus melalui

pengakuan oleh ibu maupun ayanhnya

Terdapat asas harta warisan merupakan kesatuan bagi para ahli warisnya

Mengenal anak angkat hanya hak warisnya terbatas pada harta bersama

Memiliki hubungan hukum dengan ibunya dan ayahnya yang mengakuinya

Prinsipnya harta warisan adalah harta peninggalan

Tidak mengenal anak angkat bila ada diselesaikan dengan wasiat

(55)

PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS

MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (6)

15. Pencabutan hak mawaris

16. Hibah/sohenking

17. Wasiat/testamen

18. Pencabutan hak waris

Ab-intestato dan testamen

Terkena inbreng

Sebagai hak pewaris yang harus didahulukan

Pembunuhan dan perbuatan lain yang tidak patut

dilakukan oleh ahli waris terhadap pewaris (838 BW)

Semasa hidup

pewaris dan setelah meninggalnya

pewaris

Diperhitungkan dalam pewarisan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan sifat hukum adat, pada umumnya berlandaskan pola pikir yang konkrit/ tidak abstak, maka soal pembagian harta warisan biasanya nerupakan penyerahan barang warisan tertentu

Pewarisan adalah suatu bagian yang sangat penting, proses pewarisan atau beralihnya barang-barang warisan dari pewaris kepada ahli waris, baik berlangsung semenjak pewaris masih

Harta warisan dalam sistem Hukum Adat tidak merupakan kesatuan yang dapat dinilai harganya, tetapi merupakan kesatuan yang tidak dapat terbagi atau dapat terbagi

Pada KUH Perdata pewarisan terhadap anak angkat tidak diatur, namun anak angkat tersebut berpeluang mendapatkan warisan melalui wasiat (ad testamento) Yang mana anak

Harta warisan menurut hukum waris adat tidak merupakan kesatuan yang dapat. dinilai harganya, tetapi merupakan kesatuan yang tidak terbagi atau dapat

Istilah-istilah dimaksud tentu saja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengertian hukum waris itu sendiri yaitu, Waris, Warisan, Pewaris, Ahli waris, Mewarisi,7 Berdasarkan

Hasil penelitian adalah 1 pelaksanaan hukum waris di desa maubasa timur, berbeda penerapannya yaitu seorang anak perempuan tidak mendapatkan harta warisan dari kedua orang tuanya

oleh suami akan kembali ke keluarga suami, harta isteri akan kembali ke keluarga isteri harta yang dibagi hanya harta bersama, atau dengan kesepakatan suami/isteri untuk memberi