• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kontrol Diri Peserta Didik Kelas XI IIS Di SMA Negeri 3 Demak T2 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kontrol Diri Peserta Didik Kelas XI IIS Di SMA Negeri 3 Demak T2 BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia menuju kepribadian mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekitarnya. Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,” pendidikan dalam arti luas merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain untuk mengembangkan dan memfungsionalkan jasmani dan rohani manusia agar meningkat wawasan pengetahuannya”. Jadi pendidikan tidak cukup terfokus pada aspek juga perlu mendapatkan perhatian karena kedua aspek ini memberi pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan peserta didik termasuk Pengendalian Diri. Manajemen Pendidikan adalah kegiatan yang memimpin, mengambil kebijakan atau keputusan serta komunikasi yang dilakukan untuk organisasi sekolah.

(2)

2

sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan ketrampilan. Manajemen peserta didik merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan peserta didik, pembinaan selama peserta didik berada disekolah, sampai dengan peserta didik menamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif (Mantja,2007: 35 ). Tujuan umum manajemen peserta didik adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah, (Mulyasa, 2007 : 46). Dalam pelayanan terhadap siswa terdapat hal-hal yang berhubungan langsung dengan kehidupan siswa di sekolah, maupun terdapat juga aspek-aspek yang tidak langsung, yang kesemuanya memerlukan penanganan yang seefektif dan seefisien mungkin. Dengan demikian manajemen kesiswaan merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan di sekolah (Mantja,2008:36). Layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik agar dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah.

(3)

3

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. Kenyataan di lapangan dalam proses belajar sering timbul berbagai permasalahan, seperti prestasi siswa yang kurang memuaskan, kurangnya keaktifan dan rendahnya minat siswa dalam pelajaran, cenderung tergantung pada orang lain, misalnya saat mengerjakan tes selalu meminta bantuan orang lain, kebiasaan siswa mencontek, kurangnya mengendalikan sikap marah.

Dalam pandangan Darajat (1995), bahwa orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda buat sementara pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat mengendalikan diri dari keinginan-keinginan yang bisa menyebabkan hal-hal yang merugikan. Dalam pengertian yang umum pengendalian diri lebih menekankan pada pilihan tindakan yang akan memberikan manfaat dan keuntungan yang lebih luas, tidak melakukan perbuatan yang akan merugikan dirinya di masa kini maupun masa yang akan datang dengan cara menunda kepuasan sesaat.

(4)

4

diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu kearah konsekuensi positif. Kontrol diri merupakan satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat dilingkungan yang berada disekitarnya, para ahli berpendapat bahwa kontrol diri dapat digunakan sebagai suatu intervensi yang bersifat preventif selain dapat mereduksi efek-efek psikologis yang negatife dari stressor lingkungan. Di samping itu kontrol diri memiliki makna sebagai suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi, Calhoun dan Acocela (dalam Ghufron, 2010:21).

(5)

5

menyimpang dan tidak terkendali, dan pada kelas XI merupakan tahap perkembangan dan fase yang sangat rawan serta perlu banyak bimbingan dari orang tua dan guru.

Tabel 1.1 Peserta didik kelas XI IIS yang mempunyai kontrol diri rendah.

Dari tabel 1.1 dapat dilihat kontrol diri peserta didik kelas XI IIS termasuk kategori tinggi yaitu 75,6%, dengan jumlah peserta didik 136, dari data tersebut diartikan sebenarmya kontrol diri peserta didik kelas XI IIS tidak ada masalah, tetapi terdapat 8 Peserta didik dari XI IIS yang memiliki pengendalian diri sangat rendah dan rendah, bila dibandingkan dengan peserta didik kelas XI IIS yang berjumlah 180, dan yang memiliki pengendalian diri sangat rendah 4,4% dari jumlah peserta didik memang sedikit tetapi apabila kondisi ini tidak mendapatkan perhatian secara khusus dan mendapatkan penanganan segera dari guru, terutama guru Bimbingan dan Konseling, maka akan

No Kategori f %

1 Sangat rendah 2 1,1

2 Rendah 6 3,3

3 Sedang 28 15,6

4 Tinggi 136 75,6

5 Sangat tinggi 8 4,4

(6)

6

menghambat perkembangan mereka dan dikhawatirkan akan mengganggu mereka dalam meraih prestasi yang optimal. Serta cara pandang Bimbingan dan Konseling terutama dalam prinsip-prinsip bimbingan dan konseling salah satunya bahwa bimbingan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial serta untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi masalah (Mugiarso : 40).

Layanan bimbingan kelompok dipandang tepat dalam membantu siswa meningkatkan pengendalian dirinya. Dengan layanan bimbingan kelompok siswa dapat saling berinteraksi antar anggota kelompok dengan berbagai pengalaman, pengetahuan, gagasan atau ide-ide, dan diharapkan dapat memberikan pemahaman dan kesadaran kepada siswa mengenai pentingnya dan upaya - upaya meningkatkan pengendalian diri. Layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih, menanggapi, menerima pendapat orang lain, menerima sikap dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat mengembangkan potensi diri dan dapat meningkatkan perilaku pribadi yang dimiliki (Hartinah, 2009:8).

(7)

7

mengungkapkan masalah, bagaimana cara mengendalikan diri baik dalam menanggapi masalah sesama anggota maupun mengungkapkan masalahnya sendiri. Melalui wahana kelompok, siswa dapat berlatih mengendalikan diri (Mugiarso : 95)

(8)

8

dengan hasil tingkat pengendalian diri 73% kategori tinggi, jadi ada peningkatan yang signifikan.

Berkaitan dengan masalah tersebut peneliti tertarik untuk meneliti “ Bimbingan Kelompok untuk meningkatkan Kontrol Diri peserta didik kelas XI IIS di SMA Negeri 3 Demak”.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah Bimbingan Kelompok dapat meningkatkan secara signifikan kontrol diri peserta didik kelas XI IIS di SMA N 3 Demak?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui signifikansi Bimbingan kelompok dapat meningkatkan kontrol diri peserta didik kelas XI IIS di SMA Negeri 3 Demak.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dalam penelitian yang berkaitan dengan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kontrol diri.

(9)

9

subyek penelitian adalah usia remaja dan penelitian menggunakan skala pengendalian diri dengan hasil menunjukkan bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan kontrol diri.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah, Dinas Pendidikan dan peneliti selanjutnya dalam membuat kebijakan dan merencanakan peningkatan kontrol diri peserta didik .

1.5. Sistematika Penulisan

Tesis ini terdiri dari lima bab, bab 1 adalah pendahuluan yang berisi paparan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II berisi paparan landasan teori dari kontrol diri , faktor yang mempengaruhi kontrol diri, aspek kontrol diri, bimbingan kelompok, keunggulan dan tujuan bimbingan kelompok, kerangka berpikir, kajian yang relevan dan rumusan hipotesis.

Bab III menjelaskan metode penelitian berisi tentang pendekatan penelitian, waktu penelitian, subyek penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, dan analisis data.

(10)

10

Gambar

Tabel 1.1 Peserta didik kelas XI IIS yang

Referensi

Dokumen terkait

KAPASITAS APA YANG TERSEDIA UNTUK MENYEDIAKAN PERAWATAN RAWAT INAP YANG PENTING BAGI BAYI BARU LAHIR YANG KECIL DAN?. SAKIT DI DAERAH PERKOTAAN DENGAN TINGKAT

melaporkan segala kegiatan mengenai pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan II ( PPL II ) DI SMA Negeri 2 Banjarbaru selama 8 kali pertemuan, yang kemudian diserahkan kepada

Balance Scorecard mengukur kinerja dari empat perspektif, yaitu perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan, dan

[r]

Pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal siswa dalam peer group di kelas X Ak Smk Muhammadiyah 2 Pekanbaru.. Program

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerpa konsep Balance Scorecard sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan sebab Balanced Scorecard yang telah dilakukan

[r]

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan Universitas Negeri Semarang, sebagai pelatihan untuk