• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, FAKTOR POLITIK, DAN KOMITMEN

MANAJEMEN TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN

KEUANGAN

(

Studi Kasus Pada SKPD Kabupaten Karangasem

)

Ni Wayan Septiani Dewi

[1]

, Dr. Edy Sujana

[1]

, Ni Kadek Sinarwati

[2]

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

{Gex_wie01@gmail.com

,

Ediesujana_bali@yahoo.com

kadeksinar20@gmail.com

} @undiksha.ac.id.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan eksternal, faktor politik, dan komitmen manajemen terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan pada SKPD Kabupaten Karangasem. Populasi yang digunakan adalah seluruh karyawan bagian keuangan di SKPD Kabupaten Karangasem. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pejabat eselon 4 bagian keuangan di SKPD Kabupaten Karangasem dengan jumlah 37 orang. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data primer. Metode pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner. Skala yang digunakan dalam penyusunan kuisioner yaitu skala likert. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda, uji t, dan uji F dengan bantuan program SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan eksternal dan faktor politik tidak berpengaruh secara parsial hanya komitmen manajemen yang berpengaruh secara parsial terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Dalam uji F tekanan eksternal, faktor politik, dan komitmen manajemen berpengaruh secara simultan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Kata Kunci : Tekanan Eksternal, Faktor Politik, Komitmen Manajemen, dan Transparansi Pelaporan Keuangan

Abstract

The purpose of this study was to find out the effect of external pressure, political factors, and management commitment towards the implementation of transparency of financial reporting at the SKPD around Karangasem local government. The study involved all office staffs at the financial department in Karangasem local government as the population from which a number of 37 respondents were selected based on purposive sampling technique. The data were collected from a primary source in a form of quantitative data by using questionnaire, designed based on Liker scales. The data were analyzed by using multiple linear regression, t-test and F-test technique supported by SPSS program for windows.

The results of the study indicated that external pressure and political factors, except management commitment did not have a partial effect on the implementation of

(2)

transparency of financial reporting. Based on the F-test the external pressure, political factors, and management commitment simultaneously affected the transparency of financial reporting.

Keyword : external pressure, political factor, management commitment, and transparency of financial reporting

PENDAHULUAN

Transparansi merupakan kemudahan untuk publik dalam memperoleh informasi mengenai pengelolaan keuangan daerah, dan tergantung pada akses publik terhadap pelaporan keuangan tersebut (Mulyana, 2006). Pengelolaan keuangan yang transparan menjadi tuntutan masyarakat guna terciptanya kepemerintahan yang baik

(good governance). Masyarakat mempunyai hak untuk tahu (basic right to know) dan memperoleh informasi mengenai apa yang sedang dilakukan pemerintah, dan mengapa suatu kebijakan dilakukan (Ridha, 2012). Penerapan transparansi di organisasi sektor publik diharafkan dapat mengurangi asimetri informasi antara pihak internal dan pihak eksternal.

Silver (2005) menyatakan bahwa para pemangku kepentingan (stakeholders) menuntut organisasi untuk lebih transparan sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi kepada publik. Sebagai organisasi yang mengelola dana masyarakat, organisasi sektor publik melalui pelaporan keuangan yang terbuka akan menciptakan transparansi (Nordiawan, 2010). Semakin baik penyajian pelaporan keuangan pemerintah daerah maka akan berimplikasi terhadap peningkatan terwujudnya transparansi pengelolaan keuangan daerah. Transparansi merupakan kemudahan untuk publik dalam memperoleh informasi mengenai pengelolaan keuangan daerah, dan tergantung pada akses publik terhadap pelaporan keuangan tersebut (Mulyana, 2006).

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan (Mardiasmo,

2000). Transparansi mengisyaratkan bahwa laporan tahunan tidak hanya dibuat tetapi juga terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat, karena aktivitas pemerintah adalah dalam rangka menjalankan amanat rakyat.

Dalam UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, pasal 103, dinyatakan bahwa informasi yang dimuat dalam sistem informasi keuangan daerah (SIKD) adalah data terbuka yang dapat diketahui, diakses dan diperoleh oleh masyarakat. Ini berarti bahwa pemerintah daerah harus membuka akses kepada

stakeholder secara luas atas laporan keuangan yang dihasilkannya, misalnya dengan mempublikasikan laporan keuangan daerah melalui surat kabar, internet, atau cara lainnya.

Kinerja pemerintah daerah masih sering diwarnai dengan praktek-praktek penyimpangan dan tindakan inefisiensi yang dilakukan oleh aparat pemerintah dan kurangnya keterbukaan informasi kepada publik seperti penyampian ke media masa dan atau publikasi melalui internet terkait informasi mengenai pengelolaan keuangan daerah sehingga sulit untuk diketahui oleh publik apakah pengelolaan keuangan didaerah sudah dilakukan dengan standar kelayakan sesuai dengan UU. No. 14 Tahun 2008.

Penelitian ini merupakan reflikasi dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan di SKPD Kabupaten Karangasem untuk mengetahui apakah pengelolaan keuangan daerah sudah berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan mengujikan kembali faktor-faktor yang diujikan oleh peneliti sebelumnya apakah juga berpengaruh terhadap penerapan transparansi di Kabupaten Karangasem.

(3)

Berdasarkan urain diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: (1) apakah tekanan eksternal berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan, (2) apakah faktor politik berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan, (3) apakah komitmen manajemen berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan dan (4) apakah tekanan eksternal, faktor politik, dan komitemen manajemen berpengaruh secara simultan terhadap penerapan transparansi pelapora keuangan

Dalam rangka menjawab permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah tekanan eksternal, faktor politik, dan komitemen manajemen bepengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Manfaat untuk pemerintah penelitian ini diharafkan dapat memberikan masukan terutama pada SKPD Kabupaten Karangasem untuk dapat lebih meningkatkan penerapan transparansi pelaporan keuangan. Bagi masyarakat penelitian ini diharafkan dapat memberikan manfaat demi terciptanya transparansi pelaporan keuangan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi transparansi pelaporan keuangan. Manfaat bagi peneliti yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai teori sektor publik.

Tekanan eksternal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerapan transparansi pelaporan keuangan. Tekanan ini berasal dari luar organisasi yaitu seperti peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Adanya peraturan tersebut ditunjukkan untuk mengatur praktik yang ada agar menjadi lebih baik (Ridha, 2012). Akan tetapi, dalam praktiknya peraturan-peraturan daerah tersebut masih sulit untuk di terapkan oleh pemerintah daerah terutama pada SKPD sebagai level pelaksana.

H1 : Tekanan eksternal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Dimanggio dan Powel dalam Ridha (2012) menyatakan bahwa tekanan eksternal juga berasal dari pengaruh politik. Perubahan organisasi yang didasari pada tekanan eksternal akan menyebabkan organisasi lebih mementingkan faktor politik dari pada teknis (Ashworth, 2009).

H2 : Faktor politik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Oleh karena itu, butuh komitmen yang tinggi oleh segenap jajaran pemerintah daerah dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan. Menurut Robbins dan Judge (2007) dalam Kurniawan (2011) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan organisasinya. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa komitmen manajemen akan mengandung unsur loyalitas terhadap organisasi dan keterlibatan dalam kinerja untuk mencapai tujuan organisasi.

H3 : Komitmen manajemen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Ridha (2012) mendefinisikan transparansi sebagai suatu kejujuran dan ketepatan yang tidak hanya dalam jumlah yang disampaikan tetapi juga bagaimana organisasi tersebut menjalankan operasinya. Dalam hal tersebut organisasi perlu mempertimbangkan fktor-faktor yang kemungkinan mempengaruhi penerapan transparansi seperti tekanan eksternal, faktor politik, dan komitmen manajemen.

H4 : Tekanan eksternal, faktor politik, dan komitmen manajemen secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. METODE

Penelitian ini dilakukan di SKPD Kabupaten Karangasem. Sasaran pengamatan dalam penelitian ini difokuskan untuk mengetahui apakah tekanan eksternal, faktor politik, dan komitmen manajemen

(4)

mempengaruhi transparansi pelaporan keuangan pada SKPD Kabupaten Karangasem sebagai level pelaksana. Penelitian ini merupakan penelitian kasual komperatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan cara tertentu berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada, kemudian mencari kembali faktor-faktor yang diduga menjadi penyebabnya, melalui pengumpulan data dengan melakukan perbandingan diantara data yang terkumpul/diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh karyawan bagian keuangan di SKPD Kabupaten karangasem. Metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria

(purposive sampling), dengan jumlah responden sebanyak 37 orang. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah pejabat eselon 4 bagian keuangan di SKPD Kabupaten Karangasem yang sudah menjabat selama 1 tahun. Pejabat eselon 4 yang telah menjabat selama 1 tahun atau lebih, dipandang telah memiliki pemahaman terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam SKPD serta terlibat dalam pengambilan keputusan, terutama mengenai penerapan transparansi pelaporan keuangan. Instrumen yang digunakan dalam penilitian ini adalah kuisioner berbasis daftar pertanyaan. Skala yang digunakan dalam penyusunan kuesioner adalah skala likert. Skala likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap subyek, objek atau kejadian tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999 : 104).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokesdatisitas. Hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda., uji koefisien determinasi (R2), uji parsial (uji t) dan uji simultan (uji F). Hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dilanjutkan dengan menyimpulkan dan memberikan saran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah kuesioner yang disebar pada penelitian ini sebanyak 37 kuesioner. Dari 37 kuesioner yang disebar yang kembali sebanyak 34. Dari 34 kuesioner yang kembali pengisiannya lengkap sebanyak 33 dan memenuhi ketentuan dan kuisioner yang yang gugur sebanyak 1 kuisioner. Tingkat pengembalian kuesioner pada perhitungan tersebut sebesar 91,89 persen dan tingkat pengembalian kuesioner yang dapat diolah untuk dianalisis sebesar 91,89 persen.Dari hasil pengujian statistik deskriptif diketahui bahwa skor terendah (minimum) dari jawaban responden untuk variabel Tekanan Eksternal (X1) adalah 4 dan skor tertinggi (maximum)

dari jawaban responden adalah 10, sehingga rata-rata (mean) jumlah skor jawaban Tekanan Eksternal adalah 6,48. Variabel Faktor Politik (X2) mempunyai skor terendah

(minimum) sebesar 4 dan skor tertinggi

(maximum) dari jawaban responden sebesar 12, sehingga rata-rata (mean) nya adalah 7,21. Variabel Komitmen Manajemn (X3)

mempunyai skor terendah (minimum)

sebesar 4 dan skor tertinggi (maximum) dari jawaban responden sebesar 14, sehingga rata-rata (mean) nya adalah 7,60. Variabel Transparansi Pelaporan Keuangan (Y) mempunyai skor terendah (minimum)

sebesar 5 dan skor tertinggi (maximum) dari jawaban responden sebesar 13, sehingga rata-rata (mean) nya adalah 8,27. Hasil uji deskriptif dapat dilihat pada tabel 1.Pengujian validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2008). Pengujian validitas dilaksanakan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor, sehingga didapat nilai pearson korelation.

Suatu Instrumen dikatakan valid apabila nilai r pearson korelation terhadap skor total lebih besar dari r kritis (0,30) (Sugiyono, 2008). Hasil uji vaiditas pada penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan adalah valid. Dimana semua item pertanyaan pada penelitian ini memiliki nilai r

(5)

Gambar 2. Hasil Uji Heterokesdatisitas Sumber: Data Primer Diolah, 2015

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Sumber: Data Primer Diolah, 2015

pearson korelation terhadap skor total lebih besar dari r kritis (0,30).

Uji relibilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama (Sugiyono, 2010). Instrumen yang digunakan dalam pengujian ini adalah dengan koefisien Cornbach’s

Alpha. Secara umum suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai hitung statistik

Cornbach Alpha lebih besar dari 0.60. hasil penelitian ini menunjukkan nilai Cornbach’s

Alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0.60 sehingga instrumen pada penelitian ini dinyatakan reliabel.

Hasil pengujian normalitas pada penelitian ini melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal grafik atau melihat histogram dari residualnya. Data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan berdistribusi normal dapat dilihat pada gambar 1.

Hasil uji multikolinieritas pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Tolerance

masing-masing variabel lebih besar dari 10% atau 0,1. Demikian juga dengan VIF masing-masing variabel memiliki nilai yang lebih kecil dari 10. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa model regresi bebas dari masalah multikolinearitas sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah homokesdasitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan bahwa grafik

scaterplot tidak membentuk pola yang teratur seperti bergelombang, melebar ataupun menyempit, tertentu, sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas atau dapat disebut homokedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 2.

Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi dalam penelitian ini adalah untuk menguji variabel Tekanan Eksternal (X1), Faktor Politik (X2),dan Komitmen

Manajemen (X3), terhadap Penerapan

Transpransi Pelaporan Keuangan (Y).

Dari hasil uji statistik diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ϵ

Y = 3,051+0,083X1+(-0,282X2)+0,884X3+ ϵ.

Hasil Regresi Linier Berganda dapat dilihat pada tabel 2.

Dimana dapat dijelaskan Y adalah Sistem Transparansi Pelaporan Keuangan, α

(6)

Tabel 2. Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 3,051 1,341 2,274 0,031 Tekanan Eksternal 0,083 0,159 0,075 0,520 0,067 Faktor Politik -0,282 0,156 -0,286 -1,814 0,080 Komitmen Manajemen 0,884 0,172 0,783 5,152 0,000

Sumber: data primer diolah, 2015

Tabel 1. Analisis Deskriftif

Variabel N Minimum Maxi mum Mea n Std. Deviation Tekanan Eksternal 33 4 10 6,48 1,787 Faktor Politik 33 4 12 7,21 1,996 Komitmen Manajemen 33 4 14 7,60 1,748 Tranparansi Pelaporan Keuangan 33 5 13 8,27 1,972 Valid N (listwise) 33

Sumber: data primer diolah, 2015

adalah bilangan konstan yang memiliki nilai hitung sebesar 3,051, β1 adalah variabel

tekanan eksternal yang memiliki nilai hitung sebesar 0,083, β2 adalah variabel faktor

politik yang memiliki nilai hitung sebesar -0,282, β3 adalah variabel komitmen

manajemen yang memiliki nilai hitung sebesar 0,884 dan ϵ adalah standar eror.

Persamaan regresi linier berganda diatas menunjukkan besar serta hasil pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari persamaan regresi linier berganda diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

Nilai konstanta sebesar 3,051 menunjukkan bahwa apabila variabel Tekanan Eksternal (X1), Faktor Politik (X2),

dan Komitemen Manajemen (X3), memiliki

nilai 0 (nol), maka penerapan transparansi pelaporan keuangan mengalami peningkatan sebesar nilai konstanta tersebut.

Nilai koefisien β1= 0,083 menunjukkan

bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Tekanan Eksternal (X1) akan mendorong

peningkatan penerapan transpransi pelaporan keuangan (Y) sebesar 0,083 dengan asumsi variabel Faktor Politik (X2),

dan Komitmen Manajemen (X3),

tetap/konstan.

Nilai koefisien β2=-0,282 menunjukkan

bahwa terjadi penurunan satu satuan variabel Faktor Politik (X2) akan berpengaruh negatif

penerapan transparansi pelaporan keuangan (Y) sebesar -0,282 dengan asumsi variabel Tekanan Ekaternal (X1), dan Komitmen

Manajemen (X3), bernilai negatif.

Nilai koefisien β3 =0,884 menunjukkan

bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel

Komitmen Manajemen (X3) akan mendorong

peningkatan penerapan transparansi pelaporan keuangan (Y) sebesar 0,884 dengan asumsi variabel Tekanan Eksternal (X1), dan Faktor Politik (X2), tetap/konstan.

Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu.

Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar persentase variasi dalam dependen variabel yang dijelaskan oleh

(7)

Tabel 4. Hasil Uji F Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 62,320 3 20,773 9,681 ,000a Residual 62,225 29 2,146 Total 124,546 32

Sumber: data primer diolah, 2015

Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 0,707 0,500 0,449 1,46482

Sumber: data primer diolah, 2015

variasi dalam independen variable. Hasil yang diperoleh dari uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 3.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai koefisien determinai (R²) sebesar 0,449 hal ini memiliki arti bahwa 44,9 persen variasi Transparansi Pelaporan Keuangan dipengaruhi oleh Tekanan Eksternal, Faktor Politik, dan Komitmen Manajemen , sedangkan sisanya 55,1 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan atau diuji pada penelitian ini.

Dari hasil penelitian ini pengujian hipotesis pertama (H1) dapat dilihat pada

tabel 2 dengan jumlah sampel sebanyak 33, sehingga diperoleh df = n-k-1 = 33-3-1 , sehingga ttabel dengan df = 29 adalah sebesar

1,699. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Tekanan Eksternal (X1) nilai thitung adalah

0,520 < nilai ttabel 1,699 dengan nilai

signifikansi 0,607 yang lebih besar 0,05 sehingga H1 ditolak. Hal ini berarti variabel

tekanan eksternal secara signifikan tidak berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Pengujian hipotesis kedua (H2) dapat

dilihat pada tabel 2 dengan jumlah sampel sebanyak 33, sehingga diperoleh df = n-k-1 =

33-3-1 , sehingga ttabel dengan df = 29 adalah

sebesar 1,699. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Faktor Politik (X2) nilai thitung adalah

-1,814 < nilai ttabel 1,681 dengan nilai

signifikansi 0,080 yang lebih besar 0,05 sehingga H2 ditolak. Hal ini berarti variabel

faktor politik secara signifikan tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Pengujian hipotesis ketiga (H3) dapat

dilihat pada tabel 4.6 dengan jumlah sampel sebanyak 33, sehingga diperoleh df = n-k-1 = 33-3-1 , sehingga ttabel dengan df = 29 adalah

sebesar 1,699. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Komitmen Manajemen (X3) nilai thitung

adalah 5,152 > nilai ttabel 1,681 dengan nilai

signifikansi 0,000 yang lebih kecil 0,05 sehingga H3 diterima. Hal ini berarti variabel

Komitmen manajemen secara signifikan berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Pengujian simultan digunakan untuk mengetahui seluruh variabel independen memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tekanan eksternal, faktor politik, komitmen manajemen dan variabel dependennya

(8)

adalah transparansi pelaporan keuangan. Hasil uji simultan (uji F) dapat dilihat pada tabel 4.

Berdasarkan hasil uji F, nilai Fhitung lebih

besar dari nilai Ftabel atau 9,681 > 2,934 dan

nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas atau 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan eksternal, faktor politik dan komitmen manajemen berpengaruh secara simultan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Pengaruh Tekanan Eksternal terhadap

Penerapan Transparansi Pelaporan

Keuangan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan eksternal tidak berpengaruh secara parsial terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi pada tabel 2 yang menunjukkan bahwa variabel tekanan eksternal (X1) memiliki nilai ttabel dengan df =

29 adalah sebesar 1,699. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Tekanan Eksternal (X1) nilai thitung adalah 0,520 < nilai

ttabel 1,699 dengan nilai signifikansi 0,607

yang lebih besar 0,05 sehingga H1 ditolak.

Hal ini berarti variabel tekanan eksternal secara signifikan tidak berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Tekanan eksternal adalah tekanan yang berasal dari luar organisasi seperti peraturan-peraturan pemerintah (regulasi). Regulasi yang cepat dalam satu rentang waktu tertentu, mengakibatkan organisasi merubah proses dan strukturnya (Govindajaran dalam Ridha 2012). Perubahan tersebut akan mengakibatkan rendahnya pemahaman organisasi dalam bertransformasi ke peraturan yang baru, dan mengakibatkan pada praktik-praktik pada organisasi yang hanya bersifat formalitas.

Perubahan (regulasi) yang cepat akan menuntut orgnisasi untuk bergerak cepat dalam menjalankan strategi dan misinya. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya lingkungan yang sering berubah, hal inilah

yang akan mempengaruhi beberapa hal penting yang sudah diatur organisasi sebelumnya seperti perencanaan dan pengendalian.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ridha (2012) yang menyatakan bahwa tekanan eksternal berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Sedangkan hasil dalam penelitian ini tekanan eksternal tidak berpengaruh secara positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Jadi dalam penelitian ini perubahan (regulasi) tersebut tidak mempengaruhi penerapan transparansi pelaporan keuangan pada SKPD Kabupaten Karangasem. Tekanan eksternal dalam sebuah organisasi menjadi satu hal yang biasa terjadi, hal ini tergantung bagaimana strategi organisasi menghadapi situasi seperti ini.

Pengaruh Faktor Politik terhadap

Penerapan Transparansi Pelaporan

Keuangan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor politik tidak berpengaruh secara parsial terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi pada tabel 4.6 yang menunjukkan bahwa variabel faktor politik (X2) memiliki nilai thitung adalah -1,814 < nilai ttabel 1,681

dengan nilai signifikansi 0,080 yang lebih besar 0,05 sehingga H2 ditolak. Hal ini berarti

variabel faktor politik secara signifikan tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Perubahan organisasi yang lebih dipengaruhi politik akan mengakibatkan praktik-praktik yang terjadi dalam organisasi, khususnya terkait penerapan transparansi pelaporan keuangan akan hanya bersifat formalitas yang ditunjukkan untuk memperoleh legitimasi (Ridha, 2012). Teori legitimasi menyatakan bahwa organisasi secara berkesinambungan mencari cara untuk meyakinkan bahwa organisasi tersebut beroperasi dalam batasan-batasan dan norma-norma yang ada, dengan begitu

(9)

aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh organisasi tersebut dipedulikan oleh pihak luar (Deegan, 2000).

Namun dalam penelitian ini faktor politik tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan pada SKPD Kabupaten Karangasem. Tanpa adanya faktor politik, SKPD selaku pengelola keuangan daerah sudah seharusnya memberikan ataupun menyampaikan informasi keuangan yang terbuka kepada publik tidak hanya untuk memperoleh legitimasi dan mengelabui publik bahwa SKPD dalam pengelolaan keuangan daerah beroperasi dalam batasan-batasan yang ada dan terlihat baik oleh pihak luar.

Pengaruh Komitmen Manajemen terhadap

Penerapan Transparansi Pelaporan

Keuangan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen manajemen berpengaruh secara parsial terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Hal ini dapat diketahui dari hasil regresi pada tabel 4.6 yang menunjukkan bahwa variabel komitmen manajemen (X3) memiliki nilai thitung adalah

5,152 > nilai ttabel 1,681 dengan nilai

signifikansi 0,000 yang lebih kecil 0,05 sehingga H3 diterima. Hal ini berarti variabel

Komitmen manajemen secara signifikan berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Penelitian ini mendukung penelitian Ridha (2012) yang menyatakan bahwa komitmen berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Komitmen manajemen merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pelaporan keuangan perusahaan. Menurut Robbins dan Judge (2007) dalam Kurniawan (2011) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan organisasinya.

Semakin tinggi komitmen seseorang maka akan terciptanya loyalitas dalam keterlibatan kinerja untuk mencapai tujuan

organisasi. Dalam penelitian ini komitmen manajemen sangat berpengaruh dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan. Semakin tinggi komitmen SKPD Kabupaten Karangasem maka penerapan transparansi pelaporan keuangan akan semakin baik.

Komitmen organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja terhadap organisasi. Jika pekerja merasa jiwanya terikat dengan nilai-nilai organisasi yang ada maka dia akan merasa senang dalam pekerjaannya sehingga kinerja akan meningkat (Taufik dan Kemala, 2013).

Komitmen manajemen dapat dikaitakan dengan integritas manajemen dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan. Integritas dan kepatuhan atas hukum dan peraturan akan terwujud apabila diikuti dengan komitmen manajemen yang kuat di dalam organisasi. Dengan komitmen yang kuat, transparansi akan dapat terwujud khususnya pada transparansi pada pelaporan keuangan.

Pengaruh secara simultan tekanan

eksternal, faktor politik dan komitmen

manajemen terhadap penerapan

transparansi pelaporan keuangan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan eksternal, faktor politik, dan komitmen manajemn berpengaruh signifikan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F, nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel atau

9,681 > 2,934 dan nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas atau 0,000 < 0,05, maka H0

ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa tekanan eksternal, faktor politik dan komitmen manajemen berpengaruh secara simultan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Berdasarkan hasil penelitian ini tekanan eksternal, faktor politik, dan komitmen manajemen berpengaruh signifikan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Hal tersebut menjelaskan bahwa tekanan eksternal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerapan transparansi

(10)

pelaporan keuangan. Tekanan ini berasal dari luar organisasi yaitu seperti peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Adanya peraturan tersebut ditunjukkan untuk mengatur praktik yang ada agar menjadi lebih baik (Ridha, 2012).

Perubahan organisasi yang didasari pada tekanan eksternal akan menyebabkan organisasi lebih mementingkan faktor politik dari pada teknis (Ashworth, 2009). Oleh karena itu, butuh komitmen yang tinggi oleh segenap jajaran pemerintah daerah dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil pengujian yang telah dipaparkan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Tekanan Eksternal tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan pada SKPD Kabupaten Karangasem. Hal ini dapat dibuktikan pada pengujian hipotesis secara parsial (Uji t) variabel Tekanan Eksternal (X1) memiliki nilai ttabel dengan df = 29 adalah sebesar 1,699.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel Tekanan Eksternal (X1) nilai thitung adalah 0,520 < nilai

ttabel 1,699 dengan nilai signifikansi 0,607

yang lebih besar 0,05 sehingga H1 ditolak.

Dimana hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel tekanan eksternal secara signifikan tidak berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan pada SKPD Kabupaten Karangasem.

Faktor Politik tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan pada SKPD Kabupaten Karangasem. Hal ini dapat dibuktikan pada pengujian hipotesis secara parsial (Uji t) variabel Faktor Politik (X2) memiliki nilai thitung adalah -1,814 < nilai ttabel

1,681 dengan nilai signifikansi 0,080 yang lebih besar 0,05 sehingga H2 ditolak. Dimana

hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel faktor politik secara signifikan tidak berpengaruh positif terhadap penerapan

transparansi pelaporan keuangan pada SKPD Kabupaten Karangasem.

Komitmen Manajemen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan pada SKPD Kabupaten Karangasem. Hal ini dapat dibuktikan pada pengujian hipotesis secara parsial (Uji t) variabel Komitmen Manajemen (X3) memiliki nilai thitung adalah 5,152 > nilai ttabel 1,681

dengan nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil 0,05 sehingga H3 diterima. Dimana hasil

pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel komitmen manajemen secara signifikan berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan pada SKPD Kabupaten Karangasem.

Tekanan eksternal, faktor politik, dan komitmen manajemen berpengaruh secara simultan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan pada SKPD Kabupaten Karangasem. Hal ini dapat dibuktikan pada pengujian hipotesis secara simultan (Uji F), , nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel atau

9,681 > 2,934 dan nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas atau 0,000 < 0,05, maka H0

ditolak dan Ha diterima. Dimana hasil

pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel tekanan eksternal, faktor politik dan komitmen manajemen berpengaruh secara simultan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah

Bagi SKPD Kabupaten Karangasem disarankan untuk meningkatkan komitmennya dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan dan tidak terpengaruh oleh tekanan dari luar organisasi serta faktor politik dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan. Karena tanpa adanya tekanan dan faktor tersebut SKPD selaku pengelola keuangan pemerintah daerah sudah seharusnya memberikan informasi secara terbuka kepada publik terkait pengelolaan keuangan tersebut.

(11)

Bagi peneliti selanjutkan disarankan untuk menambahkan jumlah sampel yang digunakan, menggunakan wilayah yang lebih luas, dan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang juga diduga berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Ashworth, R., G. Boyne., dan R. Delbridge. 2009. Escape from the Iron Cage Organitational Change and Isomorphic Pressures in the Public Sector . Journal of Public Administrstion Research and Theory.

Degan. 2000. Financial Accounting Theory.

Mc Graw Hill.

Frumkin. 2004. Institutional Isomorphism and Public Sector Organization. Journal of Public Administration Research and Theory.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke-2. Semarang: Universtas Diponegoro

Indriantoro, Nur, B. Supomo. 1999.

Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE

Kurniawan, Muhamad Rizki Nur. 2011.

Pengaruh Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Demak). Skripsi. Universitas Diponogoro.

Mardiasmo. 2000. Akuntansi Sektor Publik.

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Mohamad, Ismail; Sjahruddin Rasul dan Haryono Umar. 2004. Konsep dan Pengukuran Akuntabilitas. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.

Putri dan Saputra. 2013. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Bali. E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.

Mulyana, Budi. 2006. Pengaruh Penyajian Neraca Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keaungan Daerah terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keaungan Daerah. Jurnal Akuntansi Pemerintah.

Nordiawan, Dedi. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Selemba Empat.

Ridha, Arsyadi. 2012. Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan, dan Komitmen Manajemen Terhadap Transparansi Pelaporan Keuangan.

Tesis. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.

Scott, W. R. 1987. The Adolescence of Institutional Theory. Administrative Science.

Silver, D. 2005. Creating Transparancy for Public Companies The Convergence of PR and IR in the Past-Sarbanes-Oxley Marketplace. Public Relations Strategist.

Sugiyono, 2008. Metodologi Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, 2010. Metodelogi Penelitian Bisnis. Cv Alfabeta. Bandung.

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Keterbukaan Informasi Publik. 15 Oktober 2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 125. Jakarta.

Gambar

Gambar 2. Hasil Uji Heterokesdatisitas  Sumber: Data Primer Diolah, 2015
Tabel 1. Analisis Deskriftif  Variabel                N  Minimum  Maximum  Mean  Std. Deviation  Tekanan Eksternal  33  4  10  6,48  1,787  Faktor Politik  33  4  12  7,21  1,996  Komitmen Manajemen  33  4  14  7,60  1,748  Tranparansi Pelaporan  Keuangan
Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Referensi

Dokumen terkait

o Apabila untuk mengangkut anakan yang telah dicongkel dari hutan ke persemaian dilakukan dengan menggunakan ember yang telah diisi air, atau menggunakan karung, perakaran

[r]

[r]

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan pemberian kredit modal kerja pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Malang Kawi Unit Soekarno Hatta

Reber (Muhibbin, 2008:151) juga mengemukakan pendapatnya tentang minat yaitu minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak

Menidaklanjuti Surat Nomor 4354lE3.4lLT/20t1 TaDEEat 3 Nopembq ZOIT tentanl Pemberitahuan Pertama Pelaksanaan ?DD, pps, dan pekelti, dengan ini dibedtahukan bahwa

hematokrit pada penderita PJB sianotik secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan PJB non-sianotik tetapi tidak ada hubungan antara jumlah ekskresi protein dengan

Seterusnya, penulis akan mengkaji persamaan dan perbezaan karya sufi yang dihasilkan oleh Hamzah Fansuri penyair sufi Aceh dan juga Andrew Harvey yang banyak menulis