• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Ekonomi Terhadap Perempuan Melalui Keterampilan Menyulam di PKBM Kenanga Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemberdayaan Ekonomi Terhadap Perempuan Melalui Keterampilan Menyulam di PKBM Kenanga Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

| 31 PEMBERDAYAAN EKONOMI TERHADAP PEREMPUAN MELALUI

KETERAMPILAN MENYULAM DI PKBM KENANGA DESA MARGAHURIP KECAMATAN BANJARAN KABUPATEN BANDUNG

Hendi Suhendraya Muchtara, Revita Yanuarsaria

a

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Nusantara Jl. Soekarno Hatta No. 530 Bandung

email: hendipnf@gmail.com

Naskah diterima; 15 Juni 2017; revisi 24 Juni – 15 Juli 2017; disetujui 20 Juli 2017; publikasi online 23 Agutus 2017

Abstrak

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi. Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dewasa ini, telah menguatkan kesadaran ditengah-tengah masyarakat bahkan dapat dikatakan sebagai pembangunan alternatif yang memungkinkan mampu menumbuhkan gairah masyarakat untuk mengangkat derajat khususnya dalam kemandirian ekonomi. Pemberdayaan ekonomi terhadap perempuan melalui keterampilan menyulam di PKBM Kenanga Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung telah menjadi wujud nyata dalam meningkatkan perekonomian keluarga, sehingga kemandirian dapat dirasakan oleh sebagian besar para peserta pelatihan. Pemberdayaan masyarakat, yang dilaksanakan di PKBM KENANGA tersebut, berjalan dengan efektif dan efisien sehingga menghasilkan keluaran yang positif, yaitu dapat memandirikan kaum perempuan khususnya dalam peningkatan ekonomi keluarga.

Kata kunci: ekonomi, menyulam, pemberdayaan, perempuan.

Abstract

Community empowerment is a process of development in which the community initiates to initiate the process of social activities to improve the situation and conditions themselves. Community empowerment can only occur when the citizens participate. Development and empowerment of society today, has strengthened awareness in the midst of society even can be said as alternative development that enable able to cultivate society passion to lift degree especially in economic independence. Economic empowerment of women through embroidering skills in PKBM Kenanga Margahurip Village, Banjaran District, Bandung Regency has become a tangible manifestation in improving the family economy, so that independence can be felt by most of the trainees. Community empowerment, implemented in PKBM KENANGA, run effectively and efficiently so as to produce a positive outcome, that is able to make women especially in improving the family economy.

Key word: economics, embroider, empowerment, women,

A. PENDAHULUAN

Pembangunan dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya.Sasaran utama pembangunan nasional khususnya pembangunan jangka

panjang adalah tercapainya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Seluruh warga negara Indonesia

(2)

32 |

berhak untuk mendapatkan kesejahteraan di muka bumi Indonesia ini, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 27, ayat 2 yaitu “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Mewujudkan visi pembangunan bangsa Indonesia dan pernyataan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut dan seiring dengan era globalisasi ini, kesadaran masyarakat dalam pembangunan yaitu tercapainya kesejahteraan yang merata baik jasmani dan rohani semakin disadari. Kondisi ini telah terimplikasikan dengan semakin terbukanya peluang bagi lembaga-lembaga masyarakat untuk terlibat langsung dalam segala aspek kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan meningkatnya partisipasi dan emansipasi masyarakat dalam segala kegiatan proses pembangunan tersebut, maka secara tidak langsung mereka telah memperkuat kemampuan bangsanya sendiri dalam menghadapi dinamika perubahan dan persaingan zaman yang semakin pesat.Kenny dan Connors (2011) menyebutkan bahwa : “Dinamika pembangunan yang kompleks dan kuat, memerlukan suatu sentuhan yang lebih mendalam yaitu pengembangan atau pemberdayaan masyarakat bawah, khususnya dalam mengidentifikasi kebutuhan, mendapatkan sumber daya dalam memenuhi kebutuhan, serta memberdayakan mereka secara bersama-sama, orang-orang ikut serta dalam kegiatan pengembangan masyarakat sepanjang waktu”.

Pemberdayaan masyarakat didasari sebagai sebuah cita-cita bahwa masyarakat bisa dan harus mengambil tanggungjawab dalam merumuskan kebutuhan, mengusahakan kesejahteraan, menangani sumber daya, dan mewujudkan tujuan hidup mereka

sendiri.Pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk membangun supportive

communities, yaitu sebuah struktur

masyarakat yang kehidupannya didasarkan pada pengembangan dan pembagian sumber daya secara adil serta adanya interaksi sosial, partisipasi, dan upaya saling mendorong antar satu dengan yang lainnya.

“Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan manusia seutuhnya ini, menjadi sebuah restrukturisasi masyarakat dengan cara menawarkan pola-pola swadaya-partisipatif dalam mengelola dan mengorganisasikan kehidupan sosial-ekonomi, sehingga akan lebih memungkinkan mereka memenuhi kebutuhannya sendiri di waktu-waktu sebelumnya” (Ife, 2006).

Tujuan pemberdayaan masyarakat dari aspek ekonomi adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, melalui program penyadaran masyarakat untuk membangun lingkungannya sendiri sesuai potensi sumber ekonomi yang dimilikinya. Kegiatan pemberdayaan masyarakat biasanya berlangsung dalam sebuah kelompok, satuan sosial, lembaga masyarakat, atau organisasi masyarakat lainnya. Pada konteks ini, pemberdayaan masyarakat sebagai suatu proses dan aksi sosial umumnya melibatkan warga masyarakat sebagai organisator secara mandiri dalam merencanakan, menjalankan, menentukan kebutuhan, dan memecahkan permasalahan individual maupun masyarakat.

Keberadaan lembaga masyarakat berbasis pendidikan di tengah-tengah masyarakat seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM telah menjadi wadah dan titik permulaan bagi semua komponen pembangunan untuk memberdayakan potensi-potensi yang ada dalam masyarakat. Sihombing (2011), mengungkapkan bahwa :“Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih dan dijadikan

(3)

| 33 ajang pemberdayaan masyarakat. Hal ini

selaras dengan pemikiran bahwa dengan melembagakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, akan banyak potensi yang selama ini tidak tergali akan dapat digali, ditumbuhkan, dimanfaatkan dan didayagunakan melalui pendekatan-pendekatan kultur dan persuasif. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat diharapkan dapat menjadi sentra seluruh kegiatan pembelajaran masyarakat, kemandirian dan kehandalannya perlu dijamin oleh semua pihak.Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hendaklah menjadi pemicu dan penyulut motivasi dan kreasi masyarakat yang selama ini senantiasa di bawah bayang-bayang perencanaan di atas”.

Lebih lanjut Sihombing (2011) mengatakan bahwa :“Program pendidikan yang ada di masyarakat selama ini bersifat standar, berorientasi akademis, dan kurang bermakna bagi kehidupan sehari-hari masyarakat hanya menjadi penerima program, kurang, bahkan tidak memiliki akses yang berarti dalam perencanaan, pelaksanakan, penilaian/pengendalian program pendidikan. Kondisi ini menyebabkan masyarakat kurang kreatif, mandiri, dan dinamis dalam mengusahakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lingkungannya”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka PKBM sebagai basis pemberdayaan, khususnya dalam lingkup pendidikan masyarakat perlu dikembangkan secara komprehenshif, fleksibel, beranekaragam dan terbuka bagi semua kelompok usia, sesuai dengan peranan, hasrat, kepentingan dan kebutuhan belajar masyarakat. Untuk lebih singkatnya peranan PKBM seyogyanya dibarengi dengan efektifitas manajemen pemberdayaan masyarakat yang kuat, sehingga dapat dirasakan langsung keberadaan dan fungsinya oleh masyarakat, khususnya bagi kaum

perempuan dalam membantu peningkatan perekonomian keluarganya.

Di sebelah selatan Ibukota Kabupaten Bandung, terdapat sebuah Desa bernama Margahurip Kecamatan Banjaran Kabuaten Bandung. Disana berdiri sebuah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), bernama PKBM KENANGA, yang sedang tumbuh dan berkembang.Banyak program dan kegiatan yang dilaksanakan setiap harinya, diantaranya kesetaraan, keaksaraan, TBM, kegiatan pemuda, berbagai kursus, pemberdayaan perempuan dengan berbagai program keterampilan dan diantaranya keterampilan menyulam. PKBM tersebut mempunyai sarana prasarana yang mendukung kepada manajemen yang efektif dan dari hasil wawancara dengan tiga orang masyarakat yang telah melaksanakan pelatihan dalam program pelatihan keterampilan menyulam, mereka menyatakan pelatihan yang telah diikutinya telah memberikan dampak positif bagi perekonomian keluarganya.

B. METODE

Pemberdayaan wanita melalui keterampilan menyulam ini menggunakan metode pelatihan.Proses pelatihan yang dilakukan meliputi pembelajaran teori dan praktek. Proses pembelajaran teori berdasarkan presentase yang telah ditetapkan maksimal 30%.Proses pembelajaran praktek berdasarkan persentase yang telah ditetapkan minimal 70%. Pelaksanaan pembelajaran pelaksasesuai dengan materi dan jadwal yang telah ditetapkan.

Materi yang disampaikan kepada ibu-ibu warga Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung terdiri dari materi menyulam dasar meliputi jenis sulam berdasarkan alat yang digunakan (benang, pita, payet),

(4)

34 |

teknik sulam (fantasi, aplikasi, perancis) dan cara menyulam/teknik tusukan menyulam (mendatar, simpul, rantai, jelujur, menyilang). Metode pembelajaran yang digunakan antara lain metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan eksperimental. Sumber belajar berupa modul yang telah dibuat dan digandakan oleh instruktur.Alat yang digunakan antara lain pembidang, kertas karbon, jarum sulam, pita, gunting, benang sulam, kain, pensil. Pengurus RT setempat juga melaksanakan pemantauan proses pembelajaran. Pemantauan dilakukan untuk mengetahui perkembangan proses pelaksanaan pembelajaran mulai dari perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran. Selanjutnya pengurus melaksanakan penilaian proses pembelajaran. Penilaian pembelajaran dilakukan melalui tiga tahap: (1) penilaian awal, (2) penilaian proses dan (3) penilaian akhir. Penilaian awal dilakukan sebelum proses pembelajaran untuk melihat kesiapan belajar, kesiapan berlatih dan kesiapan berwirausaha. Penilaian proses

dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan belajar dalam setiap tahap pembelajaran. Penilaian akhir untuk mengetahui pencapaian kompetensi setelah mengikuti seluruh proses pembelajaran melalui uji kompetensi yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi kompetensi (bagi jenis kursus yang sudah ada lembaga sertifikasi kompetensi).

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung, mempunyai letak geografis yang cukup jauh dari pusat pemerintahan, yaitu berjarak dari pusat pemerintahan Kecamatan 3 km, dari pusat pemerintahan Kabupaten 7 km, dari pusat pemerintahan Propinsi 21, 4 km, dan dari pusat pemerintahan ibukota negara berjarak 196 km. Desa tersebut terletak pada ketinggian 860 m diatas permukaan laut, dengan suhu rata-rata antara 24-32 0c, dan curah hujan tahunan 2.500 mm. Desa ini terdiri dari 4 Dusun, 13 RW, dan 60 RT, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 1

Data Wilayah Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung

RW LOKASI RW LOKASI

1 Kp. Tarigu 8 Kp. Kebon Kalapa

2 Kp. Tarigu 9 Kp. Bunut

3 Kp. Astaraja Girang 10 Kpl. Margahurip Indah 4 Kp. Astaraja Tengah 11 Kp. Astaraja Wetan

5 Kp. Bunut 12 Kpl. Margahurip Indah

6 Kp. Pataruman 13 Kp. Astaraja Hilir

7 Kpl. Margahurip Asih

(5)

| 35 Tabel 2

Data Penduduk Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung

PENDUDUK TAHUN 2013 TAHUN 2014

Laki-laki 5385 jiwa 5431 jiwa

Perempuan 5019 jiwa 5073 jiwa

Total 10404 jiwa 10504 jiwa

Jumlah K K 2854 kk 3024 kk

Sumber Data : Sekretaris Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.

Tabel 3

Tingkat Pendidikan Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung

Tingkat pendidikan Tahun 2013 Tahun 2014

Tamat SD 56 orang 75 orang

SD / SMP 1040 orang 2743 orang

SMA / Sederajat 559 orang 2196 orang

Diploma / SI / S2 / S3 360 orang 366 orang

Sunber Data : Sekretaris Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.

Tabel 4

Tingkat Kesejahteraan Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung

Tingkat Keluarga RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 JUMLAH f % KS I 5 2 4 3 1 15 10,41 KS II 19 27 12 12 17 87 60,41 KS III 5 5 10 4 5 29 20,13 KS III+ 3 1 3 2 4 13 9,05 JUMLAH 32 35 29 21 27 144 100

(6)

36 |

Dari tabel 4 dapat digambarkan bahwa tingkat kesejahteraan warga RW. 07 Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung, dari sebanyak 144 warga, adalah KS I sebanyak 10,41%, KS II sebanyak 60,41%, KS III sebanyak 20,13%, KS III+ sebanyak 9, 05%. Dengan demikian tingkat kesejahteraan warga tersebut termasuk golongan menengah, karena banyak yang berposisi di KS.II.

a. Bagaimana perencanaan

pemberdayaan ekonomi terhadap perempuan melalui keterampilan menyulam di PKBM KENANGA Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung? Adapun langkah awal yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan yang dilaksanakan PKBM KENANGA, adalah menganalisis kebutuhan-kebutuhan warga belajar.Untuk selanjutnya tahap perencanaan diarahkan pada formulasi tujuan dan sasaran. Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah ingin mengangkat derajat perekonomian keluarga prasejahtera menjadi meningkat, minimal menjadi sejahtera, dan pada akhirnya ingin membuat kaum perempuan menjadi mandiri dalam hal ekonomi keluarganya. Untuk sasaran pemberdayaan yang akan digarap oleh PKBM Kenanga adalah kaum ibu rumah tangga, yang pada kesehariannya menganggur, dan mereka hanya menggunakan waktunya tersebut dengan pekerjaan yang sia-sia. Berdasarkan analisis kebutuhan dan kapasitas yang tersedia di PKBM Kenanga dan Desa Margahurip, jumlah peserta pelatihan kegiatan keterampilan menyulam adalah 20 orang.

Dengan mempertimbangkan semua situasi dan kondisi yang ada, berikutnya ditentukan kebijakan secara prioritas, khususnya dalam penentuan program yang akan dilaksanakan, sasaran, waktu, tempat, tutor, dan pamong. Selanjutnya program yang di sepakati adalah

pelatihan keterampilan menyulam, dengan sasaran ibu rumah tangga yang menganggur (aktif di PKK) dan berusia produktif dengan tingkat pendidikan yang rata-rata lulusan Sekolah Menengah Atas, dan didominasi oleh warga Margahurip Asih RW. 07. Untuk waktu disepakati antara tutor, warga belajar, dan pihak pengelola yaitu setiap hari Sabtu dan Minggu, dengan frekuensi dan durasi waktu 10 x pertemuan (120 menit x 10 = 1200 menit). Dengan mempertimbangkan sarana prasarana, media dan efektifitas dalam segala hal, maka tempat pelatihan di laksanakan di PKMB Kenanga. Setelah itu, dirumuskan program dan kegiatan, dan tentunya program kegiatan tersebut sangat berhubungan erat dengan semua komponen pembelajaran, yang meliputi instrumental input (kurikulum, metode, media, tutor, waktu, durasi, biaya, sarana dan prasarana),

invirontmental input(lingkungan, alam, sosial, pemerintah), row input(warga belajar), dan output (cerdas, mandiri, terampil, maju). Semua komponen yang ada tersebut, direncanakan dengan optimal sehingga secara efisien dan efektif dapat mencapai tujuan.Selanjutnya pengujian tingkat kelayakan dari perencanaan program yang dicanangkan oleh pelaksana program dan yang terkait di dalamnya dapat dilaksanakan dengan baik sebagai bagian dari langkah-langkah perencanaan program pelatihan keterampilan menyulam di PKBM Kenanga.

b. Bagaimana pelaksanaan

pemberdayaan ekonomi terhadap perempuan melalui keterampilan menyulam di PKBM KENANGA Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung? Dengan merujuk dari perencanaan yang telah dianggap matang, maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan program.Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh PKBM Kenanga

(7)

| 37 tersebut dibagi menjadi dua, yaitu

pelaksanaan programnya itu sendiri dan pelaksanaan proses pembelajaran, dan keduanya tentu sama-sama dilaksanakan atas asas manajemen yang efektif. Untuk pelaksanaan program dilaksanakan tepat pada sasaran yaitu program sesuai dengan tujuan, diperuntukkan untuk kaum perempuan usia produktif yang tidak menentu pekerjaannya.

Sedangkan untuk pelaksanaan proses pembelajaran dapat digambarkan sebagai proses pembelajaran yang partisipatif, karena didalamnya terdapat orang dewasa yang saling berinteraksi, maka keikutsertaan semua pihak yang aktif dan saling mempengaruhi sangat mendominasi. Pada hakekatnya kegiatan pelaksanaan pembelajaran ini merupakan fase yang paling dominan dalam melaksanakan komunikasi dua arah, dimana kegiatan interaksi antara tutor dan warga belajar untuk saling tukar pikiran, pengembangan ide, dan pembelajaran terjadi.Didalam kegiatan tersebut, tentunya dilaksanakan dengan berbagai metoda dan strategi yang efektif dan efisien, sehingga ketercapaian semua tujuan yang telah direncanakan semula dapat tercapai dengan baik.

Dalam mengaplikasikan semua keterlibatan yang partisipatif tersebut, maka semua proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan keterampilan menyulam itu, dilaksanakan melalui berbagai metode, karena metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran, diantara metode yang dilaksanakan adalah metode demonstrasi, praktek, diskusi, dan metode latihan keterampilan atau kunjungan kerja. Tutor mendemonstrsikan langkah-langkah proses sulaman dari tingkat dasar sampai tingkat mahir dan kemudian dilanjutkan bersama-sama warga belajar untuk mempraktekkan langkah-langkah

menyulam tersebut bersama-sama. Metode praktek inilah yang paling dominan dilaksanakan dalam proses pembelajaran, karena dengan praktek akan menumbuhkan keterampilan tangan yang jauh lebih terampil dan memungkinkan akan menambah pengalaman yang lebih banyak dari sekedar materi ataupun demonstrasi yang dilakukan oleh pihak tutor sebagai fasilitator. Metode diskusipun dilaksanakan pada setiap kesempatan proses pembelajaran, khususnya antara tutor dan warga belajar itu sendiri. Aplikasi metode ini lebih dominan dilaksanakan pada kesempatan materi kewirausahaan, karena materi tersebut membutuhkan peluang dan waktu untuk saling tukar pikiran.Sedangkan metode latihan keterampilan atau kunjungan kerja,dilaksanakan dalam rangka melengkapi konsep dan pengetahuan tentang kewirausahaan para warga belajar. Metode ini dilaksanakan secara berkelompok, melalui strategi penugasan kunjungan pasar dan home industri

menyulam, dan hasil kunjungannya kemudian di diskusikan bersama-sama.

Isi materi yang diberikan kepada warga belajar, sesuai dengan yang telah di rencanakan yaitu tertera pada silabus dan RPP pelatihan keterampilan menyulam. Hari pertama materi yang diberikan adalah motivasi, karena dihari pertama tersebut merupakan langkah awal untuk menanamkan semangat belajar, berkarya, dan tanggungjawab, yang didalamnya terjadi interaksi aktif antara warga belajar, tutor dan pamong belajar. Dihari ke dua inilah tutor mulai mengenalkan pengetahuan tentang menyulam, mengenalkan alat dan bahan menyulam, dan mendemonstrasikan serta mempraktekkan bersama-sama, materi menyulam tingkat dasar. Untuk materi tingkat terampil dilaksanakan pada hari ke tiga, ke empat, dan hari ke lima. Selanjutnya di hari ke enam dilaksanakan materi menyulam tingkat mahir, yang

(8)

38 |

dilengkapi dengan teori menggambar. Pada hari berikutnya, yaitu pertemuan ke tujuh dan delapan tutor mulai mengadakan strategi proses pembelajaran melalui penugasan menyulam kreatifitas dalam berbagai media seperti kerudung, tas dan lain-lain. Untuk mengefektifkan dan mengefisienkan waktu dan potensi warga belajar, tutor melaksanakan strategi dalam pembelajarannya melalui metode inquiry.Penerapan metode tersebut dalam pelatihan keterampilan ini, dapat dilaksanakan melalui strategi : 1) tutor memberikan instruksi, 2) tutor memberikan tugas, 3) tutor memberikan penjelasan yang dapat membingungkan warga belajar, 4) tutor memberikan tenggang waktu untuk meneliti, 5) warga belajar menyimpulkan masalah yang ditugaskan. Pelaksanaan tugas yang dibebankan dilaksanakan dirumah masing-masing baik secara individu maupun kelompok, sehingga memberi kesempatan untuk meneliti, mencoba, dan berdiskusi.Dengan metode tersebut materi pembelajaran dapat dengan mudah diaplikasikan ke dalam hasil sulaman yang cukup memuaskan dan penghayatan materi motivasi ataupun kewirausahaan yang baik pula.

Semua rangkaian kurikulum, metode, strategi pembelajaran dan yang lainnya bersatu-padu, sehingga terjadinya keseimbangan dalam penyajian materi keterampilan menyulam tersebut. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pelatihan keterampilan ini dirasakan cukup memadai, karena semua kebutuhan penunjang proses pembelajaran dapat terpenuhi dengan baik, walau dalam hal dana jangka panjang memang dirasa kurang memadai.

Partisipasi warga belajar dalam kehadiran, dapat dilihat memenuhi kriteria kehadiran yang bagus, yaitu melebihi 75% kehadiran dalam keseluruhan pertemuannya.Peran serta tutor sangat penting dalam proses

pembelajaran, dalam kegiatan pelatihan keterampilan menyulam ini tutor berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi langsung interaksi warga belajar dan aspek-aspek pembelajaran lainnya.

Pada hakekatnya kegiatan pelaksanaan ini merupakan fase yang paling dominan dan mempunyai peran penting dalam merealisasikan semua yang telah direncanakan, sehingga ketercapaian semua tujuan yang telah direncanakan semula tersebut dapat tercapai sesuai dengan harapan.

c. Faktor pendukung dan

penghambat apa yang terdapat dalam pelaksanaan pemberdayaan ekonmi terhadap perempuan melalui kegiatan keterampilan menyulam di PKBM KENANGA Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung? Pelaksanaan kegiatan keterampilan menyulam di PKBM Kenanga Desa Margahurip Kecamatan Banjaran, merupakan salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan memecahkan masalah perekonomian keluarga, semua harapan tersebut harus diupayakan oleh semua pihak yang terlibat dalam program pelatihan tersebut. Pendukung dan penghambat dalam setiap kegiatan selalu menyertainya, dan upaya untuk memanfaatkan potensi positif dan rintangan selalu dijadikan bahan untuk memicu dalam bekerja lebih baik lagi pada setiap kesempatannya, sehingga harapan sesuai tujuan dan jauh ke depan dapat dicapai dengan baik pula.

Banyak potensi positif yang menjadikan pendukung kelancaran program pelatihan keterampilan menyulam ini, baik yang datang dari dalam, maupun dari luar instrumen program pelatihan.Dukungan awal datang dari masyarakat dan pemerintahan desa, juga pemerintahan setempat itu sendiri

(9)

| 39 yaitu ketua RW 07, yang mau

mengapresiasi program dengan tangan terbuka.Pemerintahan desa langsung mensosialisasikan dan mengajak masyarakat secara langsung melalui kader PKK.Keberhasilan pelaksanaan program pelatihan keterampilan menyulam di PKBM Kenanga tidak lepas dari dukungan sarana dan prasarana yang cukup, sehingga efektifitas dan efisiensi pembelajaran dapat terpenuhi.

Tidak menutup kemungkinan dalam setiap program kegiatan, terdapat faktor yang menjadi penghambat kelancaran berjalannya proses kegiatan, faktor hambatan yang nampak pada kegiatan pelatihan keterampilan menyulam tersebut dapat digambarkan tidak memiliki kendala yang berarti dan semuanya terjadi pada akhir-akhir kegiatan. Hambatan-hambatan yang terjadi sepanjang proses pelatihan keterampilan menyulam tersebut adalah : 1) Adanya sebagian kecil warga belajar,

yang terkadang melanggar aturan kelompok.

2) Kehadiran tidak semua dalam 10x pertemuan, ada 4 orang warga belajar yang tidak hadir atau sekitar 20% ketidakhadiran dalam seluruh pertemuan.

3) Adanya kepentingan pribadi yang tidak dapat ditinggalkan oleh warga belajar yang bersamaan waktunya dengan jam belajar.

4) Daya serap warga belajarpun tidak merata, sehingga tutor terkadang mengulangi materi yang telah berlalu. 5) Pemasaran barang produksi yang

belum meluas, sehingga pemasaran masih dipasarkan sekitar desa.

6) Penggunaan IPTEK yang belum merata, sehingga warga belajar belum leluasa menggunakannya.

d. Bagaimana hasil pemberdayaan ekonomi terhadap perempuan melalui keterampilan menyulam di

PKBM KENANGA Desa

Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung?

Kesejahteraan manusia seutuhnya, dalam memenuhi kebutuhan lahir dan batin menjadi harapan tertinggi sebagai seorang bangsa, dan kesejahteraan tersebut perlu kita upayakan sebagai bangsa yang berbudaya dan bercita-cita kearah masa depan. Undang-undang dasar 1945, pasal 27, ayat 2, menyebutkan “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Sebagai masyarakat yang berpandangan jauh ke depan, keberadaan pendidikan menjadi sangalah penting, karena dengan pendidikan wawasan akan menjadi bertambah, ketrampilan menjadi terarah, dan sikap menjadi dinamis.

Dari setiap pelaksanaan program, pasti memiliki capaian yang hendak diperoleh setelah pelaksanaan kegiatan berlangsung, demikian juga dengan pelaksanaan program keterampilan menyulam yang diadakan di PKBM KENANGA Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.Jika dilihat dari sisi manajemen pencapaian yang hendak diambil adalah terlaksananya semua rangkaian asas manajemen yang efektif, sehingga tujuan yang ditetapkan tercapai dengan baik, mulai dari perencanaan, peng-organisasian, penggerakkan, dan pembinaan. Dan bila ditinjau dari hasil secara spesifik, pelatihan keterampilan yang telah dilaksanakan dapat membawa motivasi baru kepada kaum perempuan, dalam berjiwa wirausaha,sehingga potensi yang telah dimilikinya dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bagi keluarganya dalam memecahkan masalah keterpurukan perekonomian di tengah-tengah masyarakat yang penuh

(10)

40 |

dengan persaingan.Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kamil (2011), bahwa “kemandirian sebagai kepribadian atau sikap mental yang harus dimiiki oleh setiap orang yang didalamnya terkandung unsur-unsur dengan watak-watak yang perlu dikembangkan agar tumbuh menyatu dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang menuju arah wiraswastawan”. Dan bila dilihat dari potensi kreatifitas dan kemampuan berproduksi, diharapkan semua para peserta mampu mengaplikasikan hasil karya yang menarik, indah, bersaing, dan menghasilkan produk yang beranekaragam.

Semua pencapaian program keterampilan menyulam, yang dilaksanakan PKBM Kenanga tersebut, dapat dilihat dari perbandingan tingkat kesejahteraan masyarakatnya, yaitu pada tahun 2013 tercatat status ekonomi keluarga sejahtera II adalah 29,18% dan pada tahun 2014, mengalami peningkatan menjadi 38,12%, sedangkan untuk keluarga prasejahtera menurun, yaitu pada tahun 2013 berjumlah 10,41% menjadi 6,48% tercatat pada tahun 2014.

D. SIMPULAN

Dari hasil pelaksanaan dan pembahasan program, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kegiatan keterampilan menyulam di PKBM Kenanga Desa Margahurip Kecamatan Banjaran, merupakan salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan memecahkan masalah perekonomian keluarga.

2. Pemberdayaan ekonomiterhadap perempuan melalui keterampilan menyulam di PKBM Kenanga Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung dilakukan melalui metode ceramah, presentasi dan praktik langsung.

3. Banyak potensi positif yang menjadikan pendukung kelancaran program pelatihan keterampilan menyulam ini, baik yang datang dari dalam, maupun dari luar instrumen program pelatihan. Dukungan awal datang dari masyarakat dan pemerintahan desa, juga pemerintahan setempat itu sendiri yaitu ketua RW 07, yang mau mengapresiasi program dengan tangan terbuka.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Ibu Emay Siti Mariah, Ibu Hj. Dra. Yenni Heryani, Bapak Lala, S.Pd, dan Ibu Siti Aisyah selaku sekretaris PKK Desa Margahurip Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung, Ibu Ketua/ Wakil Rukun Warga Margahurip Asih, Ibu-ibu PKK Margahurip Asih RW.07 Banjaran dan kepada PKBM Kenanga.

DAFTAR PUSTAKA

Ife, J. W, J. Ife and F. Tesoriero.2006.

Community Development: Community-Based Alternatives in an Age of Globalization.Pearson

Education.Australia :.

Kamil, M. 2011. Pendidikan Non Formal. Alfabeta.Bandung :.

Kenny, S and P. Connors. 2011.

Developing Communities For The

Future. Australia : Cengage Learning. Sihombing, U. 2011. Pendidikan Luar Sekolah: Masalah, Tantangan, Dan Peluang. Jakarta : Wirakarsa

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi penelitian yang akan dipilih adalah Yayasan Pondok Pesantren Suryalaya (Inabah XIX) Surabaya yang bertempat di Jl. Pondok Pesantren Suryalaya memiliki banyak

[r]

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh tingkat pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal penentuan perubahan entalpi berdasarkan energi ikatan adalah tidak ada siswa yang

Sesuai dengan pendapat Roesli (2007) bahwa dengan pengetahuan.. yang benar tentang menyusui, seorang ibu semakin mudah untuk memberikan ASI secara eksklusif. Hasil survey

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Soekiman (2007) dijelaskan bahwa persepsi dukungan organisasi baik eksternal maupun internal melalui komitmen karyawan

 etelah berdiskui dan menggali informasi peserta didik akan dapat menelaskan fungsi panel etelah berdiskui dan menggali informasi peserta didik akan dapat menelaskan

Informasi yang diberikan dimaksudkan hanya sebagai panduan untuk penanganan, penggunaan, pengolahan, penyimpanan, transportasi, pembuangan dan pelepasan dan tidak dianggap

Konvensi mengenai Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja juga menyatakan bahwa hukum nasional “juga dapat mengizinkan dipekerjakannya mereka yang berusia sedikitnya 15 (lima