PT Centrin Online Tbk
dan Anak perusahaan
Laporan keuangan konsolidasi
beserta laporan auditor independen
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010
dengan angka perbandingan untuk tahun 2009
Daftar Isi
Halaman Laporan Auditor Independen
Neraca Konsolidasi………. 1 - 2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi……… 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi……… 4
Laporan Arus Kas Konsolidasi………. 5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi……… 6 - 51
Catatan 2010 2009
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2d,3 43.607.882.428 18.382.679.566
Investasi jangka pendek 4 8.854.731.845 21.804.128.487
Piutang usaha 2f,5
Pihak hubungan istimewa 2e,30 19.931.268 -
Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan penurunan nilai Rp3.221.801.602 pada tahun 2010 dan Rp3.356.755.586
pada tahun 2009 159.998.741.553 10.021.402.838
Piutang lain-lain 6
Pihak hubungan istimewa 2e,30 5.286.181 -
Pihak ketiga 1.988.215.892 315.667.900
Persediaan 2g,7 59.733.389.615 533.241.710
Biaya dibayar dimuka 2h,8 777.635.361 355.735.577
Pajak dibayar dimuka 17a 5.344.098.608 -
Uang muka pembelian 9
Pihak hubungan istimewa 2e,30 1.524.992.205 2.984.112.206
Pihak ketiga 4.016.719.845 1.054.719.812
JUMLAH ASET LANCAR 285.871.624.801 55.451.688.096
ASET TIDAK LANCAR
Biaya sewa dibayar dimuka - bagian tidak lancar 2h,8 16.527.773 19.861.109 Investasi pada perusahaan asosiasi 2i,10 5.042.533.297 5.058.187.776
Investasi jangka panjang 11 150.000.000 -
Piutang lain-lain - pihak hubungan istimewa 2e,30 230.138.645 314.961.019 Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp106.974.064.287 pada tahun 2010
dan Rp101.434.372.841 pada tahun 2009 2j,12 10.319.605.678 13.855.068.150
Goodwill, bersih 2l,13 16.648.877.685 18.036.284.159
Aset tidak lancar lainnya 2e,14,30 7.303.388.219 8.546.852.692 Aset pajak tangguhan, bersih 2o,17f 1.976.928.440 1.484.754.502
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 41.687.999.737 47.315.969.407
JUMLAH ASET 327.559.624.538 102.767.657.503
Catatan 2010 2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN LANCAR
Cerukan 16 4.589.876 184.434.110
Hutang usaha 15
Pihak hubungan istimewa 2e,30 830.501.688 1.633.288.760
Pihak ketiga 218.176.752.295 5.417.829.069
Hutang lain-lain - pihak ketiga 1.380.418.889 712.500.044 Biaya yang masih harus dibayar 18 8.848.417.107 1.015.672.543 Hutang sewa pembiayaan yang
jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2m,19 76.255.477 208.483.701
Hutang pajak 2o,17b 1.985.018.139 1.103.513.485
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 231.301.953.471 10.275.721.712
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan 2n,20 4.570.885.896 3.755.081.101 Kewajiban pajak tangguhan, bersih 2o,17f 11.737.386 28.638.599 Hutang sewa pembiayaan setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun 2m,19 - 76.255.477
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 4.582.623.282 3.859.975.177
JUMLAH KEWAJIBAN 235.884.576.753 14.135.696.889
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK
PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASIKAN 2b 6.141.289.361 5.314.130.361
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 1.500.000.000 saham
pada tahun 2010 dan 2009
Modal ditempatkan dan disetor penuh -
575.112.500 pada tahun 2010 dan 2009 21 57.511.250.000 57.511.250.000 Tambahan modal disetor, bersih 2q,22 1.170.864.614 1.170.864.614 Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2b (1.391.059.283) (1.162.916.249) Modal saham yang diperoleh kembali 2p,23 (1.459.694.450) (1.459.694.450) Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 24 1.450.000.000 1.400.000.000 Belum ditentukan penggunaannya 28.252.397.543 25.858.326.338
JUMLAH EKUITAS 85.533.758.424 83.317.830.253
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 327.559.624.538 102.767.657.503
Catatan 2010 2009
PENDAPATAN USAHA, BERSIH 2r,2t,25 289.152.563.332 66.174.492.019
BEBAN POKOK PENDAPATAN 2r,26,34h 244.500.859.954 35.058.837.421
LABA KOTOR 44.651.703.378 31.115.654.598
BEBAN USAHA 2r
Beban penjualan 27 8.200.292.541 2.839.464.944
Beban umum dan administrasi 2l,28 36.876.811.177 29.706.443.957
JUMLAH BEBAN USAHA 45.077.103.718 32.545.908.901
LABA USAHA (425.400.340) (1.430.254.303)
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2r
Keuntungan investasi jangka pendek 3.833.522.503 12.683.153.177
Pendapatan bunga 1.053.802.662 909.271.626
Beban keuangan (215.954.919) (353.150.347)
Rugi selisih kurs, bersih (659.910.052) (1.173.038.847)
Lain-lain, bersih 339.405.867 394.936.346
JUMLAH PENDAPATAN LAIN-LAIN - BERSIH 4.350.866.061 12.461.171.955
BAGIAN (RUGI) LABA BERSIH PERUSAHAAN
ASOSIASI (15.654.479) 3.138.272
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK
PENGHASILAN 3.909.811.242 11.034.055.924
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2o,17c
Tahun berjalan
(785.275.690) (568.143.317)Tangguhan
509.075.152 294.983.042
JUMLAH BEBAN PAJAK PENGHASILAN (276.200.538) (273.160.275)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS
LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG 2b
DIKONSOLIDASI 3.633.610.704 10.760.895.649
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH
ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 2b 522.841.001 868.489.792
LABA BERSIH 4.156.451.705 11.629.385.441
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2s,29 7 20
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2009 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Saldo Laba
Selisih Kurs karena
Modal Ditempatkan Tambahan Penjabaran Belum Ditentukan Ditentukan Modal Saham yang Jumlah Catatan dan Disetor Penuh Modal Disetor Laporan Keuangan Penggunaannya Penggunaannya Diperoleh Kembali Ekuitas
Saldo 31 Desember 2008 57.511.250.000 1.170.864.614 (2.155.546.889 ) 14.228.940.897 1.400.000.000 (1.459.694.450) 70.695.814.172
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2b - - 992.630.640 - - - 992.630.640
Laba bersih tahun 2009 - - - 11.629.385.441 - - 11.629.385.441
Saldo 31 Desember 2009 57.511.250.000 1.170.864.614 (1.162.916.249) 25.858.326.338 1.400.000.000 (1.459.694.450) 83.317.830.253
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2b - - (228.143.034) - - - (228.143.034 )
Dividen kas 24 - - - (1.712.380.500) - - (1.712.380.500 )
Pembentukan cadangan umum 24 - - - (50.000.000) 50.000.000 - -
Laba bersih tahun 2010 - - - 4.156.451.705 - - 4.156.451.705
Saldo 31 Desember 2010 57.511.250.000 1.170.864.614 (1.391.059.283) 28.252.397.543 1.450.000.000 (1.459.694.450) 85.533.758.424
Catatan 2010 2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penambahan kas dari pelanggan 137.767.686.864 63.486.812.044 Pembayaran kas kepada pemasok (99.173.341.432) (37.914.171.608) Pembayaran beban operasi (12.353.529.197) (11.947.237.390) Pembayaran kepada karyawan (13.924.240.077) (12.323.511.958)
Pembayaran pajak (300.883.712) (604.105.505)
Penerimaan penghasilan bunga 1.053.802.663 909.271.626
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 13.069.495.109 1.607.057.209
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan aset tetap (2.424.024.157) (2.196.753.396)
Penjualan aset tetap 47.521.200 345.408.800
Penurunan investasi jangka pendek 16.782.919.145 9.355.070.614
Penambahan uang jaminan - 1.145.999.997
Investasi jangka panjang 11 (150.000.000) -
Kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi 14.256.416.188 8.649.726.015
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran hutang sewa pembiayaan (208.483.701) (264.204.461)
Pembayaran dividen (1.712.380.500) -
Penurunan investasi dalam perusahaan asosiasi - (3.138.272)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan (1.920.864.201) (267.342.733)
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 25.405.047.096 9.989.440.491
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 18.198.245.456 8.208.804.965
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 43.603.292.552 18.198.245.456
SALDO CERUKAN 16 4.589.876 184.434.110
KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 3 43.607.882.428 18.382.679.566
1. UMUM
a. Pendirian perusahaan
PT Centrin Online Tbk (“Perusahaan”) dahulu bernama PT Centrindo Utama didirikan berdasarkan Akta Notaris Nanny Sukarja, S.H., No. 33 tanggal 11 Februari 1987 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-10781.HT.01.01.TH’88 tanggal 26 Nopember 1988, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 14 Tambahan No. 1084 tanggal 16 Februari 2001.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Kirana Ivyminerva Wilamarta, S.H., LL.M., No. 15 tanggal 21 Juli 2008 berupa penyesuaian anggaran dasar perusahaan terhadap Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-59171.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 5 September 2008 diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86 Tambahan No. 21227 tanggal 24 Oktober 2008.
Pada tanggal 15 Februari 2001, Perusahaan mendapat persetujuan dan fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri melalui Surat Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri No. 16/I/PMDN/2001 dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Perusahaan bergerak di bidang usaha jasa telekomunikasi, multimedia, internet service provider
dan portal.
Pada tanggal 16 Agustus 2002, Perusahaan mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen Perhubungan untuk melakukan perjanjian kerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Perusahaan melakukan perjanjian kerjasama penyelenggaraan jasa VoIP dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan No. PKS.69/HK810/PROVP-00/2002 tanggal 22 Oktober 2002 dengan kode akses 17017.
Perusahaan telah memiliki 9 (sembilan) kantor cabang yaitu Bandung, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Pontianak, Bogor, Batam dan Yogyakarta. Pada tahun 2010, Perusahaan telah menghentikan operasi kantor cabang Batam dan Bogor.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Perusahaan telah melakukan penawaran umum perdana sahamnya kepada masyarakat sebanyak 100.000.000 (seratus juta) lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan harga penawaran Rp125 per saham dan mulai efektif berdasarkan surat keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-2585/PM/2001 tanggal 12 Oktober 2001.
Pencatatan saham dilakukan pada tanggal 1 Nopember 2001 pada papan pengembangan di Bursa Efek Jakarta sebanyak 100.000.000 (seratus juta) lembar saham biasa atas nama dengan nominal Rp100 per saham yang berasal dari penawaran umum dan 450.000.000 (empat ratus lima puluh juta) lembar saham biasa atas nama pemegang saham lama dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Bersamaan dengan pencatatan saham tersebut dicatatkan pula sebanyak 40.000.000 (empat puluh juta) Waran Seri I. Saham dan Waran Seri I dari penawaran umum diperdagangkan dengan kode perdagangan CENT dan CENT-W.
c. Susunan Anak perusahaan
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan memiliki Anak perusahaan dengan kepemilikan hak suara langsung lebih dari 50% dengan rincian sebagai berikut:
Mulai Persentase
Beroperasi Kepemilikan Jumlah Aset Sebelum Eliminasi
Nama Anak Secara
perusahaan Domisili Kegiatan Usaha Komersial 2010 2009 2010 2009
PT Centrin Nuansa
Teknologi (“CNT”) Indonesia Jasa telekomunikasi 2003 99,00% 99,00% 377.297.095 1.596.579.665 Centrin Technology
Pte., Ltd. (“CT”) Singapura Jasa telekomunikasi 2003 100,00% 100,00% 10.045.091 32.749.755
Centrin
Communication Ltd. British Virgin
(“CCom”) Island Jasa telekomunikasi 2003 100,00% 100,00% 14.231.070.720 8.325.603.124
PT Khasanah
Timur Indonesia Penyelenggaraan
(“KTI”) Indonesia jasa internet 1997 51,00% 51,00% 18.358.418.467 21.847.712.597
PT Centrin Teknologi Indonesia Perdagangan alat-alat
Indonesia (“CTI”) *) multimedia, komputer,
teleponselular ,
beserta aksesorisnya Dec 2010 55,00% - 225.358.932.498 - *) hanya untuk tahun 2010
d. Susunan dewan komisaris, direksi dan karyawan
Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2010 31 Desember 2009
Komisaris Utama : Guntur Soaloan Siboro : Eddy Wikundono Santoso Komisaris : Eddy Wikundono Santoso : Andi Oey
: Andi Oey : Johan Oloan Silalahi : Titin Tarwini
Direktur Utama : Ismail Hirawan : Ismail Hirawan
Direktur : Sun Jen Tjin : Sun Jen Tjin
: Sony Sunjaya : Sony Sunjaya : Binsar Napitupulu : Binsar Napitupulu
Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Ketua : Eddy Wikundono Santoso
Anggota : Picasso Hutabarat
Anggota : Titin Tarwini
Pembentukan komite audit Perusahaan telah dilakukan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.1.5.
Sekretaris Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah Janti Kosasih.
Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada komisaris dan direksi Perusahaan dan Anak perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp2.645.677.939 dan Rp1.824.489.209.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki jumlah karyawan tetap masing-masing sebanyak 607 dan 118 orang (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang dipergunakan oleh Perusahaan disusun berdasarkan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, yang telah diperbaharui dengan Surat Edaran BAPEPAM No. 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.
Laporan keuangan Anak perusahaan, Centrin Technology Pte., Ltd., Singapura disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Singapura. Untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan Anak perusahaan tersebut telah terlebih dahulu disesuaikan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Kebijakan akuntansi yang signifikan telah diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi terlampir, kecuali laporan arus kas konsolidasi, disusun dengan dasar akrual dan berdasarkan konsep biaya historis, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.
Laporan arus kas konsolidasi disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct method),
menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yag dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
b. Prinsip konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi akun-akun Perusahaan dan Anak perusahaan yang dimiliki oleh Perusahaan, secara langsung dengan kepemilikan saham lebih dari 50%. Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.
Berdasarkan PSAK No. 11 “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, untuk tujuan akuntansi investasi dalam Anak perusahaan di luar negeri dan perhitungan bagian laba (rugi) terkait, laporan keuangan Anak perusahaan di luar negeri dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada akhir tahun untuk akun-akun aset dan kewajiban, kurs historis untuk akun-akun ekuitas dan kurs rata-rata dalam tahun yang bersangkutan untuk akun-akun laba rugi. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan disajikan sebagai “Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan” dalam kelompok Ekuitas di neraca konsolidasi.
Bagian kepemilikan pemegang saham minoritas atas aset bersih Anak perusahaan disajikan sebagai akun “Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” pada neraca konsolidasi. Bagian kepemilikan atas laba atau rugi Anak perusahaan diakui secara proporsional.
c. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan.
Pada tanggal neraca konsolidasi, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi perbankan pada tanggal tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:
2010 2009
1 Dolar Amerika Serikat ($AS1) 8.991 9.400
1 Dolar Singapura (SGD1) 6.981 6.699
1 Dolar Hongkong (HKD1) 1.155 1.212
d. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijadikan sebagai jaminan pinjaman serta tanpa pembatasan penggunaan.
e. Transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dicatat dan diungkapkan sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak hubungan istimewa, telah diungkapkan dalam catatan laporan keuangan konsolidasi.
f. Cadangan penurunan nilai
Sebelum tahun 2010, piutang usaha disajikan sebesar jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan penelaahan kolektibilitas saldo piutang untuk masing-masing pelanggan pada akhir tahun. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak tertagih (Catatan 2u).
g. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa setelah dikurangi dengan biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Perusahaan menentukan biaya perolehan dengan metode masuk pertama keluar pertama (first-in first-out method) kecuali untuk persediaan telepon selular milik Anak perusahaan ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing.
Penyisihan untuk persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik persediaan pada akhir tahun.
h. Biaya dibayar dimuka
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Investasi pada perusahaan asosiasi
Penyertaan saham dengan pemilikan sebesar 20%-50% dicatat dengan metode ekuitas.
Dengan metode ekuitas, penyertaan dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan ditambah atau dikurangi dengan bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi dalam jumlah yang sesuai dengan persentase kepemilikan sejak tanggal pendirian serta dikurangi dengan penerimaan dividen kas.
j. Aset tetap
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi yang signifikan diakui ke dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straigh-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Jenis aset Masa manfaat
Bangunan 20 tahun
Perlengkapan internet 5 tahun
Kendaraan 5-8 tahun
Inventaris kantor 4-10 tahun
Peralatan kabelnet 5 tahun
Hak atas tanah dinyatakan berdasarkan harga perolehan dan tidak diamortisasi.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan keuangan pada saat terjadinya pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di telaah kembali, dan jika diperlukan, disesuaikan secara prospektif pada masing-masing tahun.
k. Penurunan nilai aset
Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengidentifikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi diantara harga jual neto atau nilai pakai aset. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
l. Goodwill
Pada saat Perusahaan mengakuisisi suatu anak perusahaan yang bukan merupakan perusahaan sepengendali, selisih lebih antara harga perolehan di atas bagian pemilikan Perusahaan atas nilai wajar aset anak perusahaan yang dapat diidentifikasi, setelah dikurangi kewajiban, pada tanggal akuisisi diakui sebagai goodwill. Goodwill diamortisasi selama estimasi masa manfaatnya, yaitu selama 15 (lima belas) tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Manajemen menentukan estimasi masa manfaat berdasarkan evaluasi pada saat akuisisi dengan mempertimbangkan segmen pasar yang ada, dimana KTI, Anak perusahaan telah mendapatkan ijin prinsip penyelenggaraan jasa internet untuk keperluan publik (ITKP) yang memungkinkan KTI untuk memasarkan jasa dengan menggunakan kode akses tersendiri.
m. Sewa
Perusahaan dan Anak perusahaan membukukan aktifitas sewa mereka sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasional. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Perusahaan sebagai lessee
i) Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. ii) Dalam sewa operasi, Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui pembayaran sewa
sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
n. Estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan
Perusahaan mencatat estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan tanpa pendanaan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“Undang-undang”) dan diakui sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja Karyawan”. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial
“Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban
apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul pada saat program imbalan pasti diperkenalkan pertama kali atau terjadi perubahan imbalan terhutang atas program imbalan yang ada, akan diamortisasi sampai imbalan tersebut menjadi hak pekerja (vested).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) o. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan estimasi laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku untuk setiap Perusahaan sebagai badan hukum yang berdiri sendiri.
Kecuali untuk usaha yang atas pendapatannya telah dikenakan pajak final, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Perbedaan jumlah tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca konsolidasi. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
p. Modal saham yang diperoleh kembali
Modal saham yang diperoleh kembali, yang direncanakan untuk diterbitkan kembali dan/atau dijual kembali pada masa yang akan datang, dicatat sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai pengurang modal saham di bagian Ekuitas dalam neraca konsolidasi. Selisih lebih penerimaan dari penjualan modal saham yang diperoleh kembali di masa yang akan datang atas biaya perolehan atau sebaliknya, akan diperhitungkan sebagai penambah atau pengurang akun agio saham.
q. Tambahan modal disetor, bersih
Tambahan modal disetor, bersih merupakan selisih antara harga penawaran dari hasil penawaran umum perdana saham Perusahaan dengan nilai nominal saham, setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum perdana saham tersebut.
r. Pengakuan pendapatan dan beban
Pendapatan jasa internet dapat berupa pendapatan registrasi (pendaftaran), abonemen dan jasa pemakaian internet (tarif dikali jam pemakaian) yang dihitung setiap bulan untuk setiap pelanggan dari billing statement yang dikirimkan. Pendapatan dari barang dagang diakui pada saat barang diserahkan dan risiko serta hak kepemilikannya berpindah kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
s. Laba bersih per saham dasar
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Setelah mempertimbangkan jumlah saham yang telah diperoleh kembali. Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah 570.793.500 lembar saham.
t. Pelaporan segmen
Perusahaan mengklasifikasikan pelaporan segmen sebagai berikut:
i) Segmen usaha (primer), dimana kegiatan usaha Perusahaan dan Anak perusahaan dibagi berdasarkan produknya.
ii) Segmen geografis (sekunder), dimana kegiatan usaha Perusahaan dan Anak perusahaan dibagi berdasarkan lokasi saluran distribusi.
u. Instrumen keuangan
Mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pelaporan” (PSAK No. 50), dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” (PSAK No. 55). Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif. Biaya transaksi atas kontrak pembiayaan yang sudah terjadi pada saat standar diterapkan tidak diperhitungkan dalam perhitungan suku bunga efektif dari kontrak tersebut.
PSAK No. 50 mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut.
PSAK No. 55 mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
i) Aset keuangan
Pengakuan awal
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual.
Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
Aset keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan mencakup kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, serta aset tidak lancar lainnya - uang jaminan dan investasi jangka panjang.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u. Instrumen keuangan (lanjutan)
i) Aset keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut:
· Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi konsolidasi.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam neraca konsolidasi pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Derivatif melekat dalam kontrak utama dihitung sebagai derivatif terpisah ketika risiko dan karakteristiknya tidak berkaitan dengan kontrak utama dan kontrak utama tidak dicatat pada nilai wajar. Derivatif melekat diukur berdasarkan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak.
Investasi jangka pendek Perusahaan dan Anak perusahaan termasuk dalam kategori ini. · Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, serta aset tidak lancar lainnya - uang jaminan Perusahaan dan Anak perusahaan termasuk dalam kategori ini.
· Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Grup mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Laba atau rugi diakui pada laporan laba rugi konsolidasi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
u. Instrumen keuangan (lanjutan)
i) Aset keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)
· Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.
Investasi yang diklasifikasikan sebagi aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut:
- Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya dicatat pada biaya perolehannya. - Investasi dalam modal saham yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan
kurang dari 20% dicatat pada nilai wajar.
Investasi jangka panjang Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
ii) Kewajiban keuangan
Pengakuan awal
Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.
Saat pengakuan awal, kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan mencakup hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan cerukan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u. Instrumen keuangan (lanjutan)
ii) Kewajiban keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran kewajiban keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut: · Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi konsolidasi.
Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif.
Laba atau rugi atas kewajiban dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.
· Kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Setelah pengakuan awal, kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi ketika kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.
iii) Saling hapus instrumen keuangan
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan.
iv) Nilai wajar instrumen keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.
Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.
u. Instrumen keuangan (lanjutan)
v) Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan
Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
vi) Penurunan nilai aset keuangan
Pada setiap tanggal neraca konsolidasi, Perusahaan dan Anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
· Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi
Setiap tanggal neraca konsolidasi, Perusahaan dan Anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai. Untuk menentukan adanya bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai aset keuangan telah terjadi, Perusahaan dan Anak perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor seperti probabilitas kebangkrutan atau kesulitan keuangan yang signifikan dari debitur dan gagal bayar atau keterlambatan pembayaran yang signifikan.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi konsolidasi.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi menggunakan akun penyisihan. Jumlah kerugian yang terjadi, diakui pada laporan laba rugi konsolidasi. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.
Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u. Instrumen keuangan (lanjutan)
vi) Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
· Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi (lanjutan)
Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan dan Anak perusahaan. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi konsolidasi.
vii) Penghentian pengakuan aset dan kewajiban keuangan
Aset keuangan
Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan dan Anak perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan dan Anak perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan dan Anak perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut.
Kewajiban keuangan
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Ketika kewajiban keuangan awal digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laba atau rugi konsolidasi.
v. Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif
Standar Akuntansi yang relevan dengan Perusahaan dan Anak perusahaan, yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:
· PSAK No. 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”
Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose
financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode
sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. · PSAK No. 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”
Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.
· PSAK No. 3 (Revisi 2010) ”Laporan Keuangan Interim”
Menentukan isi minimum laporan keuangan interim serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau ringkas untuk periode interim.
· PSAK No. 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”
Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
· PSAK No. 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”
Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
· PSAK No. 7 (Revisi 2010) ”Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”
Mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak yang berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Penerapan dini diperkenankan.
· PSAK No. 8 (Revisi 2010) ”Peristiwa Setelah Periode Laporan”
Menentukan kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah periode pelaporan, dan pengungkapan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan. Mensyaratkan bahwa entitas tidak boleh menyusun laporan keuangan atas dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan bahwa penerapan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat.
· PSAK No. 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”
Akan diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari dilakukannya aktivitas ventura bersama.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
v. Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif (lanjutan) Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan):
· PSAK No. 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi”
Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK No.15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK No. 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”.
· PSAK No. 19 (Revisi 2010) “Aset Tak Berwujud”
Menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain. Mensyaratkan untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu dipenuhi, dan juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tak berwujud dan pengungkapan yang berhubungan.
· PSAK No. 22 (Revisi 2010) ”Kombinasi Bisnis”
Diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya.
· PSAK No. 23 (Revisi 2010) “Pendapatan”
Mengidentifikasikan keadaan saat kriteria mengenai pengakuan pendapatan akan terpenuhi, sehingga pendapatan akan diakui. Mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.
· PSAK No. 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”
Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
· PSAK No. 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”
Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui. · PSAK No. 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”
Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
· PSAK No. 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”
Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.
· ISAK No. 9 “Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa”
Diterapkan terhadap setiap perubahan pengukuran atas aktivitas purna-operasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yaitu diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap sesuai PSAK No. 16 dan sebagai kewajiban sesuai PSAK No. 57.
v. Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif (lanjutan) Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
· PSAK No. 10 (Revisi 2010) ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”
Menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.
· PSAK No. 24 (Revisi 2010) ”Imbalan Kerja”
Menetapkan akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja. · PSAK No. 46 (Revisi 2010) ”Akuntansi Pajak Penghasilan”
Mengatur perlakuan akuntansi pajak penghasilan ke akun atas konsekuensi pajak kini dan masa depan pemulihan masa depan (penyelesaian) dari jumlah tercatat aktiva (kewajiban) yang diakui di neraca dan transaksi dan peristiwa lain periode berjalan yang diakui dalam laporan keuangan.
· PSAK No. 50 (Revisi 2010) ”Instrumen Keuangan: Penyajian”
Menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan.
· PSAK No. 60 ”Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
Mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi pentingnya instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja, dan sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang entitas yang terkena selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana perusahaan mengelola risiko.
Perusahaan dan Anak perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar dan interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.
w. Penggunaan estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah sesungguhnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.
3. KAS DAN SETARA KAS
2010 2009
Kas 113.755.513 58.584.718
Bank - pihak ketiga:
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 10.747.664.527 1.309.557.144
PT Bank Permata Tbk 697.046.353 1.450.370.890
PT Bank CIMB Niaga Tbk 263.130.497 271.541.086
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 251.487.868 -
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 31.950.444 4.380.924
HSBC Indonesia 26.724.940 28.743.877
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 25.443.763 12.786.780 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 18.941.825 46.354.121
PT Bank Fama - 9.648.062
Dolar Amerika Serikat
DBS Bank Ltd.
(2010: $AS613.151; 2009: $AS236.220) 5.512.845.766 2.220.475.614 PT Bank Mega Tbk
(2010: $AS33.718; 2009: $AS14.642) 303.213.653 137.638.936 PT Bank International Indonesia Tbk
(2010: $AS7.955; 2009: $AS10.356) 71.538.150 97.355.142 PT Bank Central Asia Tbk (2010: $AS992) 8.919.072 -
PT Bank OCBC NISP Tbk
(2010: $AS272; 2009: $AS330) 2.448.429 3.102.761
UBS AG Singapore Branch
(2010: $AS1; 2009: $AS282) 9.980 2.653.338
Dolar Singapura DBS Bank Ltd.
(2010: SGD262; 2009: SGD4.889) 1.827.592 32.748.549 Dolar Hongkong
UBS AG Singapore Branch (2009: HKD15.207) - 18.433.212
Jumlah kas di bank 17.963.192.859 5.645.790.436
Deposito - pihak ketiga:
Rupiah
PT Bank Commonwealth 18.936.306.157 4.001.292.088 PT Bank CIMB Niaga Tbk 2.327.091.202 3.559.683.328
PT Bank Permata Tbk 1.543.057.917 2.078.667.656
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 250.000.000 615.842.782 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 270.000.000 270.000.000
PT Bank Nusantara Parahyangan 321.303.706 -
PT Bank Mega Tbk 58.603.932 58.603.932
Dolar Amerika Serikat
UBS AG Singapore Branch
(2010: $AS202.933; 2009: $AS222.788) 1.824.571.142 2.094.214.626 25.530.934.056 12.678.304.412 Jumlah 43.607.882.428 18.382.679.566
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, tidak terdapat penempatan kas dan setara kas pada pihak hubungan istimewa.
Suku bunga tahunan deposito berjangka untuk tahun-tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 2009
Rupiah 5,50%-8,00% 5,50%-13,00%
Dolar Amerika Serikat 0,01%-0,07% 0,00%-0,23%
4. INVESTASI JANGKA PENDEK
Akun ini merupakan investasi dalam bentuk reksadana, saham dan obligasi yang diterbitkan oleh pihak ketiga, yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba rugi dengan rincian sebagai berikut:
2010 2009
Reksadana yang diperdagangkan:
First State Greater China Growth Fund
(2010: $AS349.797; 2009: $AS293.430) 3.145.044.902 2.758.243.598 First State Asian Equity Plus Fund
(2010: $AS:187.877; 2009: $AS:153.874) 1.689.211.980 1.446.419.830
BNP Paribas Ekuitas 1.557.359.865 9.784.482.805
UBS (Lux) Key Selection Sicav - Global Alloc SHS
(2010: $AS94.561; 2009 : $AS87.568) 850.197.951 823.139.108 JPMorgan Investment Funds Sicav - Global
(2010: $AS58.436; 2009: $AS56.833) 525.409.944 534.226.258 HangSeng H - Share Index ETF
(2010: HKD444.500; 2009: HKD448.578) 515.549.514 543.676.346
First State Asian Bridge Fund
(2010: $AS41.455; 2009: $AS35.759) 372.720.189 336.132.250
Schroder Dana Obligasi Ekstra - 9.310.968
Schroder Dana Prestasi Plus - 1.084.240.000
First State Indo Equity Sectoral Fund - 1.103.667.304
Fortis Infrastruktur Plus - 1.114.940.020
Jumlah reksadana yang diperdagangkan 8.655.494.345 19.538.478.487
Saham yang diperdagangkan
PT Leo Investments Tbk 199.237.500 265.650.000
Obligasi yang diperdagangkan
Kresna Graha Sekurindo Seri C - 2.000.000.000
Jumlah 8.854.731.845 21.804.128.487
5. PIUTANG USAHA
Akun ini merupakan tagihan kepada pihak hubungan istimewa dan pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:
2010 2009
Pihak hubungan istimewa Rupiah
Sunvone Pte., Ltd. 19.931.268 -
Pihak ketiga Rupiah
PT Erafone Artha Retailindo 28.404.312.001 -
Toko Tam, Malang 7.176.136.000 -
PT Cipta Multi Usaha Perkasa 5.713.500.000 -
Toko Sharly, Makasar 5.480.535.000 -
Toko Zilver's, Surabaya 4.071.850.000 -
PT Informasi Teknologi Indonesia 3.955.000.000 -
Toko Point 2000 3.798.375.000 -
Toko Super Girl 3.090.810.000 -
Toko Cell List 2.553.475.000 -
Toko Duta Mandiri Cellular 2.342.485.000 -
Toko JJ Selular 2.209.310.000 -
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp2 miliar) 88.704.555.530 10.706.698.728 Dolar Amerika Serikat
Hutchison Global Communications Ltd.
(2010: $AS543.275; 2009: $AS52.232) 4.884.589.121 490.980.800 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp2 miliar) 835.610.503 2.180.478.896
Jumlah piutang usaha - pihak ketiga 163.220.543.155 13.378.158.424 Dikurangi cadangan penurunan nilai (3.221.801.602) (3.356.755.586)
Jumlah piutang usaha - pihak ketiga, bersih 159.998.741.553 10.021.402.838
Piutang usaha, bersih 160.018.672.821 10.021.402.838
Piutang usaha dari pihak hubungan istimewa sebesar 0,01% dari jumlah aset konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2010. Analisa umur piutang usaha - pihak ketiga di atas pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 2009
Belum jatuh tempo:
Kurang dari 30 hari 106.150.727.176 4.331.606.608
31- 60 hari - -
> 60 hari - -
Sudah jatuh tempo:
Kurang dari 30 hari 46.786.835.560 3.208.447.037
31-60 hari 5.373.922.796 3.680.670.304
> 60 hari 4.909.057.623 2.157.434.475
Jumlah piutang usaha - pihak ketiga 163.220.543.155 13.378.158.424 Cadangan penurunan nilai (3.221.801.602) (3.356.755.586)
Jumlah 159.998.741.553 10.021.402.838
Piutang usaha belum jatuh tempo kurang dari 30 hari berasal dari penjualan oleh Anak perusahaan, CTI sebesar Rp101.560.877.506, yang mulai beroperasi pada bulan Desember 2010 dan sisanya
Mutasi cadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
2010 2009
Saldo awal tahun 3.356.755.586 2.815.859.731
Cadangan penurunan nilai tahun berjalan 1.345.729.631 540.895.855 Penghapusan piutang usaha tahun berjalan (1.449.916.505) -
Selisih kurs (30.767.110) -
Saldo akhir tahun 3.221.801.602 3.356.755.586
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan penurunan nilai tersebut di atas cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.
6. PIUTANG LAIN-LAIN
2010 2009
Pihak hubungan istimewa
PT Centrin Multi Media 5.286.181
Pihak ketiga
PT Centrum Utama Indonesia 1.350.000.000 -
Lainnya 638.215.892 315.667.900
Jumlah 1.988.215.892 315.667.900
Piutang PT Centrum Utama Indonesia merupakan piutang pemegang saham minoritas Anak perusahaan, CTI atas penyertaan modal sebanyak 1.350 lembar saham.
Manajemen berpendapat tidak diperlukan melakukan pembentukan cadangan penurunan nilai atas piutang lain-lain.
7. PERSEDIAAN
2010 2009
Telepon selular 59.313.667.198 -
Aksesoris dan lainnya 145.344.002 -
Perangkat pendukung penyelenggaraan
jasa internet 274.378.415 533.241.710
Jumlah 59.733.389.615 533.241.710
Pada tanggal 31 Desember 2010, persediaan telepon selular dan aksesoris dan lainnya diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran, bencana alam dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dari PT Artha Graha General Insurance, pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan sebesar Rp153.435.098.203, yang berdasarkan pendapat manajemen Anak perusahaan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut.
Perusahaan tidak mengasuransikan perangkat pendukung dalam penyelenggaraan jasa internet yang dimilikinya. Manajemen berpendapat bahwa persediaan tersebut memiliki nilai per unit relatif kecil.
8. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
2010 2009 Sewa 672.655.235 328.476.968 Premi asuransi 26.987.247 22.787.128 Lainnya 94.520.652 24.332.590 794.163.134 375.596.686
Dikurangi bagian jangka panjang sewa (16.527.773) (19.861.109)
Jumlah 777.635.361 355.735.577
9. UANG MUKA PEMBELIAN
Akun ini merupakan uang muka pembelian perlengkapan jaringan dan komputer.
2010 2009
Pihak hubungan istimewa
PT Sunvone Communication Network 1.524.992.205 2.984.112.206
Pihak ketiga 4.016.719.845 1.054.719.812
Jumlah 5.541.712.050 4.038.832.018